Usulan Perbaikan Sistem Pencahayaan Pada PT. Pabrik Es Siantar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Ergonomi didefenisikan sebagai suatu studi tentang aspek-aspek manusia

dalam lingkungan kerjanya . Produk disuatu perusahaan, kualitas produk yang
dihasilkan suatu perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Kualitas hasil
kerja dari suatu proses produksi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
hal. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah lingkungan kerja. Lingkungan
kerja memerlukan perhatian khusus dari pihak perusahaan demi menciptakan
kenyamanan bagi pekerjanya sehingga mendukung produktivitas dan kelancaran
kerja. Salah satu faktor lingkungan kerja yang memberikan pengaruh terhadap
hasil kerja seseorang adalah pencahayaan.
PT. Pabrik Es Siantar bergerak dalam usaha minuman sarsaparilla dan
soda water dan ini menjadi produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan.
Perusahaan menghasilkan 46.000 botol minuman dalam satu hari dan sistem
kerjanya ada dua shift. PT. Pabrik Es Siantar terdiri dari 5 stasiun kerja, yaitu
sterilisasi botol, quality control 1, pengisian sirup, quality control 2, packaging.

Pengamatan pertama kali dilakukan dengan melihat kondisi di PT. Pabrik
Es Siantar. Stasiun quality control 1 dan quality control 2 merupakan stasiun yang
diamati karena area kerja yang gelap dan merupakan stasiun kerja dengan detail
pekerjaan yang paling kompleks. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
alat 4 in 1 dan menghasilkan angka 43 lux. Standar tingkat pencahayaan untuk

Universitas Sumatera Utara

pekerjaan kasar dan kontinu yang ditetapkan dalam Kepmenkes No 1405 tahun
2002 adalah sebesar 200 lux. Operator stasiun kerja quality control 1 dan quality
control 2 bertugas mengamati hasil pencucian botol dan pengisian sarsaparilla
kebotol dikerjakan oleh operator secara berurutan dan kontinu. Operator stasiun
kerja quality control 1 bertugas mengamati botol yang sudah dicuci di mesin
sterilisasi sudah bersih, botol tidak retak,botol tidak sompel. Pada stasiun quality
control 2 operator mengamati kualitas air limun (tidak kotor), volume air sama
dan apabila terjadi kesalahan maka akan berakibat pada pencucian dan pengisian
air limun ulang yang dimulai dari stasiun awal.
Pada stasiun quality control 1 dan quality control 2 terdapat 4 operator
yang melakukan pergantian kerja selama 3 jam sekali. Jumlah lampu di lantai
produksi ada 10 buah dan jumlah lampu di stasiun quality control 1 dan quality

control 2 masing-masing memiliki 1 buah lampu Philips essential 23 watt yang
tergantung dengan jarak lampu dari lantai 1,5 meter. Sesuai dengan pendapat
operator mesin kerja quality control 1 dan quality control 2 yang mengeluhkan
terganggunya penglihatan saat melakukan inspeksi. Akibat dari gangguan tersebut
berdampak pada ditemukannya produk cacat yang lolos inspeksi. Data produk
cacat yang lolos inspeksi pada stasiun quality control 1 berdasarkan pengamatan
yang dilakukan selama 5 hari dapat dilihat pada Tabel 1.1. dimana variabel x =
botol kotor, y = botol retak dan z = botol sompel.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1. Produk Cacat Lolos Inspeksi di Stasiun Kerja Quality Control 1
No

Pengamatan
Hari

1
2
3

4
5
6
7
8
9
10

I
I
II
II
III
III
IV
IV
V
V

Jenis Produk Cacat

Lolos Inspeksi
X
Y
Z
112
80
48
211
72
60
129
56
50
190
89
21
178
62
34
234

55
43
197
41
46
209
90
50
205
79
52
227
87
65

Jumlah
(Botol)
240
343
235

300
274
332
284
349
336
379

Sedangkan data produk cacat yang lolos inspeksi pada stasiun quality
control 2 berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 5 hari dapat dilihat
pada Tabel 1.2 dimana variabel p = air sarsaparilla kotor , q = volume air tidak
sama.
Tabel 1.2. Produk Cacat Lolos Inspeksi di Stasiun Kerja Quality Control 2
No Pengamatan
Jenis Produk Cacat
Jumlah (Botol)
Hari
Lolos Inspeksi
P
Q

1
I
65
190
205
2
I
72
208
280
3
II
70
200
270
4
II
63
218
281

5
III
55
197
252
6
III
39
199
238
7
IV
42
203
245
8
IV
52
186
237

9
V
58
216
274
10
V
70
176
246

Luciana Kristanto (2004) melakukan penelitian mengenai kuat penerangan
di ruang kelas Unika Widya Mandala Surabaya. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa standar kuat penerangan rata-rata dapat dicapai dengan peningkatan angka
reflektansi warna dinding, sedangkan standar pencahayaan merata selain dipenuhi

Universitas Sumatera Utara

dengan peningkatan angka reflektansi warna dinding juga diperlukan pengaturan
letak lampu sesuai aturan spacing criteria. Isaac Lynnwood Flory (2008) dalam

penelitiannya mengatakan bahwa desain pencahayaan yang tepat untuk industri
tidak hanya akan mendukung pemenuhan tingkat pencahayaan minimum yang
dibutuhkan melainkan juga akan mendukung pengurangan konsumsi energi listrik
secara signifikan. Hal ini dapat dipenuhi dengan menyediakan tipe lampu, level
daya, tipe ballast, tipe luminer, ketinggian luminer, dan frekuensi perawatan
kelompok luminer secara tepat. Berikut ini adalah gambar layout lantai produksi
PT. Pabrik Es Siantar
N

N

18 m

SIMBOL

KETERANGAN
Pintu

Mesin Sterilisasi Botol


Conveyor
Meja bidang miring
Krat botol
Operator/ Karyawan
14.9m

Lampu
Mesin Uap
Mesin Filler

Meja Pemeriksaan
Kualitas Sarsaparila
Mesin Expired
N
N

Mata Angin

Skala 1: 100

Gambar 1.1. Layout Lantai Produksi PT. Pabrik Es Siantar

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.2. Stasiun Kerja Quality Control 1 dan Quality Control 2

1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tingkat pencahayaan pada

lantai produksi yang berada di bawah standar mempengaruhi hasil kerja di stasiun
quality control 1 dan quality control 2 yaitu terdapat produk cacat yang lolos
inspeksi seperti botol kotor, botol retak, botol sompel, air sarsaparilla kotor dan
volume air yang tidak sama.

Universitas Sumatera Utara

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan umum pada penelitian ini adalah mendapatkan usulan pencahayaan

pada PT. Pabrik Es Siantar sehingga sesuai standar Kepmenkes Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002.
Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah
1. Menganalisis kondisi pencahayaan di lantai produksi PT. Pabrik Es Siantar
2.Menganalisis pengaruh tingkat iluminasi lantai produksi PT. Pabrik Es Siantar
terhadap hasil kerja stasiun quality control 1 dan quality control

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah dan menambah keterampilan dalam menganalisis dan
memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja.
2. Manfaat bagi perusahaan
Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengevaluasi tingkat pencahayaan di
perusahaan mereka dan mengurangi tingkat kelelahan mata pekerja
perusahaan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Mempererathubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.

Universitas Sumatera Utara

1.5.

Batasan dan Asumsi Penelitian
Beberapa hal yang dibatasi dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Jenis pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan buatan
2. Pengamatan hasil kerja dilakukan pada stasiun kerja quality control 1 dan 2
3. Pengaruh suhu terhadap lingkungan kerja di lantai produksi PT. Pabrik Es
Siantar tidak diamati
4. Tidak terjadi variasi tegangan listrik selama lampu beroperasi
5. Pengamatan yang dilakukan hanya 1 shift
6. Penelitian tidak membahas biaya.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen pengukuran yang digunakan berada dalam kondisi yang baik dan
bekerja sesuai fungsinya
2.Tidak ada pergantian pekerja selama penelitian.

1.6.

Sistematika Penulisan Laporan
Bab I berisi

tentang

pendahuluan,

menguraikan

latar

belakang

permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
penelitian serta sistematika penulisan laporanpenelitian. Gambaran umum
perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan
tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan PT. Pabrik Es
Siantar diuraikan dalam Bab II.Bab III berisi teori tentang Intensitas cahaya,
metode pengukuran cahaya dan sumber-sumber cahaya. Metodologi penelitian

Universitas Sumatera Utara

dibahas pada Bab IV yang menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu
persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional, identifikasi variabel
penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, sumber data, metode
pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data, analisis
pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Penyelesaian kendala pada
penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan Pengolahan Data.
Analisis Pemecahan Masalah dibahas pada Bab VI yang meliputi analisis
perhitungan tingkat intensitas pencahayaan.Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi
kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang
bermanfaat bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara