Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan

nasional mencapai kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi seluruh
masyarakat agar tercapainya derajat kesehatan yang optimal (PP RI Nomor 19
Tahun 2003). Salah satu tantangan dalam pencapaian tersebut adalah masalah
kesehatan ISPA. Penyakit ISPA merupakan penyebab utama kesakitan dan
kematian pada balita di dunia. Hal ini dikarenakan ISPA dapat menular dengan
cepat. WHO menuliskan sekitar 4 juta orang meninggal tiap tahunnya karena
ISPA dan penyakit ISPA menjadi penyebab utama mortalitas pada balita di dunia
(WHO, 2007).
WHO memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di
Negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran
hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO
kurang lebih 13 juta anak di dunia meningggal setiap tahun dan sebagian besar

kematian tersebut terdapat di Negara berkembang (WHO, 2008).
Penyakit ISPA merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia karena
masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada anak-anak dan balita. ISPA
menjadi urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita.
Survei mortalita membuktikan bahwa sebanyak 23,6% kematian pada balita
disebabkan oleh ISPA, yang merupakan proporsi terbesar penyebab kematian
pada balita (Depkes RI, 2007).

Universitas Sumatera Utara

2

Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan istilah yang
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan proses infeksi akut berlangsung
selama ±14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2009).
Pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan merupakan

salah satu penyebab ISPA. Pembakaran, transportasi dan pabrik-pabrik
merupakan beberapa sumber pencemar yang terdapat di luar ruangan. Sedangkan
yang terdapat di dalam ruangan seperti asap pembakaran saat memasak dan asap
rokok (Kusnoputranto,2000).
Penelitian membuktikan bahwa faktor resiko ISPA pada balita adalah
kurangnya pemberian asi eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan,
BBLR, kepadatan penduduk, dan kurangnya imunisasi campak. Salah satu
penyebab indoor air polution adalah rokok yang juga salah satu faktor yang
mempengaruh ISPA.
Paparan asap rokok pada perokok aktif, perokok pasif dan bukan perokok
dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan termasuk ISPA. Hal ini karena
60 bahan toksik yang terkandung pada asap rokok diketahui bersifat karsinogen
(WHO, 2011).
Balita merupakan salah satu golongan usia yang sering menjadi perokok
pasif (second hand smoker ). Second hand smoker adalah gabungan dari asap

Universitas Sumatera Utara

3


rokok yang dihasilkan dari pembakaran rokok dan asap rokok yang keluar dari
pernafasan perokok aktif. Menurut WHO, second hand smoker jauh lebih
berbahaya karena mengandung banyak zat kimia karsinogenik dan beracun yang
dapat mempengaruhi kesehata balita (WHO, 2007).
Salah satu penyebab timbulnya penyakit saluran pernapasan adalah
kondisi fisik rumah yang buruk. Penyakit saluran pernapasan (flu, TBC) dapat
mudah menular akibat ventilasi yang tidak memadai. Penyakit pernapasan dan
semua yang menyebar melalui udara sangat mudah menular jika rumah tidak
memenuhi syarat kesehatan (Slamet,2009).
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat
kesehatan maksimum. Rumah yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai
penyakit, salah satunya ISPA. Rumah merupakan salah satu bagian dari
lingkungan yang sangat berpengaruh dalam kesehatan. Sebagia faktor ISPA,
indoor air pollution sangat dipengaruhi oleh lingkungan rumah. Kualitas udara
dalam rumah dipengaruhi beberapa faktor seperti langit-langit, ventilasi,
kepadatan hunian, dan kelembaban (Permenkes RI NO.1077 Tahun 2011).
Data Susenas 2008, menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga di
sumatera utara 80,7% tingkat hunian tidak padat dan memenuhi syarat dan
sebagian 19,3% belum memenuhi syarat. Bila dilihat berdasarkan jenis lantainya,
pada tahun 2012, persentase rumah tangga yang menempati rumah yang belantai

bukan tanah sebesar 87,23%, sedangkan yang berlantai kayu/tanah sebesar
12,77%. Pada tahun 2012, terdapat 3.994.421 unit rumah dan 1.490.762 unit
diatanya mendapat pemeriksaan, dan yang memenuhi syarat yaitu 1.039.168 unit

Universitas Sumatera Utara

4

(69,71%) (Profil Kesehatan Sumatera Utara 2012).Sampai tahun 2009, ISPA
masih menduduki peringkat pertama sepuluh besar pernyakit di Kabupaten Toba
Samosir yaitu sebanyak 5.973 jiwa. Data prevalensi ISPA pada balita di
Kabupaten Toba Samosir Tahun 2008 sebanyak 261 balita.
Kecamatan Silaen merupakan salah satu kecamatan dari 16 kecamatan
yang ada di kabupaten Toba Samosir. Secara administratif, Kecamatan silaen
terdiri dari 23 desa. Salah satunya adalah desa Pintu Batu. Berdasarkan data
puskesmas Kecamatan Silaen, jumlah penderita ISPA pada balita di Kecamatan
Silaen pada bulan September sampai Desember 2015 adalah 92 balita.
Berdasarkan survei awal, dari 10 warga yang diwawancarai, 6 warga
mengatakan bahwa kepala keluarga adalah perokok aktif. Selain itu, kondisi
rumah di desa ini rata-rata masih bersifat non permanen.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok
Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Desa
Pintu Batu, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016.
1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kondisi fisik rumah warga dan keluarga
perokok dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

5


1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui angka kejadian ISPA pada balita di Desa Pintu Batu, Kecamatan
Silaen, Kabupaten Toba Samosir tahun 2016.
2. Mengetahui hubungan kondisi fisik rumah, yaitu ventilasi, pencahayaan alami,
kelembaban, lantai, dinding, dan langit-langit rumah dengan kejadian ISPA
pada balita di Desa Pintu Batu.
3. Mengetahui hubungan antara keluarga perokok dengan kejadian ISPA pada
balita di Desa Pintu Batu.
1.4.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi warga masyarakat yang memiliki balita agar
dapat mengerti betapa pentingnya menjaga kondisi fisik rumah seperti ventilasi
standar, pencahayaan yang cukup, kelembaban yang cukup, dingding, lantai,
langit-langit dan kepadatan hunian.
2. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas Kecamatan Silaen serta bahan
informasi mengenai hubungan kondisi fisik rumah di Desa Pintu Batu sehingga
dapat meningkatkan penyuluhan dan pembinaan bagi masyarakat.

3. Sebagai sarana belajar bagi peneliti dalam menerapkan dan meningkatkan
pengetahuan yang telah di pelajari selama kulian di Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
4. Sebagai syarat bagi peneliti untuk mendapat gelar sarjana kesehatan
masyarakat dari Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

2 18 165

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 4 111

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 22

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 37

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016

0 0 26

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2