Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pintu Batu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016 Chapter III VI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat obsevasional analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan
paparan dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat
tertentu.
3.2.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir. Lokasi ini menjadi pilihan dikarenakan oleh :
1.
Terdapat kasus ISPA pada balita di Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir.
2.
Kondisi fisik rumah di desa ini masih banyak yang belum memenuhi syarat
kesehatan.
3.
3.3.
Tingginya tingkat perokok yang ada di desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan April 2016 sampai Mei 2016 di
Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen.
3.4.
Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua anak usia 12-59 bulan yang
berdomisili di Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir yaitu
sebanyak 66 anak.
Universitas Sumatera Utara
29
3.4.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi ( total sampling), yaitu
66 balita.
3.5.
Variabel Penelitian
1.
Variabel bebas
2.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kondisi fisik rumah meliputi
ventilasi, jenis lantai, pencahayaan, langit-langit, kelembaban, jenis dingding
rumah, kepadatan hunian dan keluarga perokok.
3.
Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian ISPA pada balita.
3.6.
Instrumen Penelitian
Instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner, pedoman
observasi, formulir isian pengukuran, rollmeter, luxmeter, hygrometer, dan alat
tulis.
3.7.
1.
Metode Pengumpulan Data
Sumber data.
a. Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada
responden
dengan
menggunakan
pedoman
wawancara,
observasi,
kuesioner dan pengukuran dilakukan pada kondisi fisik rumah.
Pengukuran dilakukan secara langsung oleh peneliti pada setiap rumah
penduduk yang memiliki balita di Desa Pintu Batu.
Universitas Sumatera Utara
30
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari puskesmas Silaen dan Bidan Desa Pintu batu
yaitu data mengenai penyakit ISPA pada usia balita, data dari kepala desa,
meliputi gambaran umum lokasi penelitian, dan studi kepustakaan.
2.
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
wawancara,
observasi
dan
pengukuran. Wawancara secara langsung ditujukan kepada ibu yang memiliki
balita dengan menggunankan pedoman wawancara, observasi, kuesioner
dan
pengukuran mengenai kondisi fisik rumah dilakukan dengan menggunakan
peralatan untuk mengukur luas ventilasi, jenis lantai, pencahayaan, langit-langit,
kelembaban, jenis dingding rumah, dan kepadatan hunian.
3.8.
1.
Definisi Operasional
Variabel Terikat
a. Balita adalah anak yang berada pada golongan umur 12-59 bulan.
b. Kejadian ISPA adalah Balita yang mengalami ISPA yang tercatat di data
Puskesmas Silaen.
2.
Variabel Bebas
a. Kondisi fisik rumah adalah suatu kondisi rumah yang mempunyai struktur
fisik dimana orang menggunakannya sebagai tempat belindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia, kondisi fisik rumah tersebut
antara lain lantai rumah, dinding, atap rumah, ventilasi, suhu, kelembapan
berdasarkan Kepmenkes 829/SK/VII/1999 tentang kesehatan perumahan
dan pemukiman.
Universitas Sumatera Utara
31
b. Ventilasi adalah lubang angin untuk proses pergantian udara ke dalam dan
mengeluarkan udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah
maupun buatan.
c. Jenis lantai Lantai rumah adalah bagaian bawah (alas, dasar) suatu ruangan
atau bangunan.
d. Pencahayaaan alami adalah penerangan rumah secara alami oleh sinar
matahari.
e. Langit-langit rumah merupakan daerah pembatas antara atap dan ruangan.
f. Kelembaban adalah kandungan uap air yang dapat dipengaruhi oleh
sirkulasi udara dalam rumah dan pencahayaan yang masuk dalam rumah.
g. Dinding rumah adalah salah satu elemen vertikal/tegak bangunan dan
berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan.
h. Kepadatan hunian minimal 8m2 untuk 2 orang anggota keluarga dan tidak
boleh lebih.
i. Keluarga perokok adalah suatu rutinitas mengkonsumsi rokok yang sering
dilakukan penghuni rumah, terdiri dari :
1. Perokok
2. Tidak perokok
3. Jumlah perokok di dalam rumah
3.9.
Aspek Pengukuran
Variabel bebas
a)
Ventilasi
Alat ukur : meteran
Universitas Sumatera Utara
32
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat (≥10% dari luas lantai)
2.
Tidak Memenuhi Syarat (15% dari luas lantai)
b) Lantai
Alat ukur : lembar observasi
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat : kedap air dan tidak lembab (diplester/semen, keramik
dan ubin).
2.
c)
Tidak Memenuhi Syarat : tidak kedap air (tanah, papan/kayu)
Pencahayaan alami
Alat ukur : lux meter
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat (60-120 lux)
2.
Tidak Memenuhi Syarat (120 lux)
Tata cara pengukuran :
1.
Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dan tutup sensor dibuka.
2.
Bawa alat ke tempat pengukuran.
3.
Tunggu beberapa saat sampai hasil pengukuran pada layar monitor stabil.
4.
Catat hasil pengukuran yang tampak pada layar monitor.
5.
Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran.
d) Langit-langit
Alat ukur : lembar observasi
Dengan kategori :
Universitas Sumatera Utara
33
e)
1.
Memenuhi Syarat : ada langit-langit, rapat
2.
Tidak Memenuhi Syarat : tidak rapat, tidak ada langit-langit
Kelembaban
Alat ukur : hygrometer
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat (40-70%)
2.
Tidak Memenuhi Syarat (70%)
Tata cara pengukuran :
f)
1.
Hidupkan hygrometer
2.
Bawa alat kedalam ruangan yang akan diukur kelembabannya.
3.
Tunggu hasil pengukuran pada display monitor.
4.
Catat hasil pengukuran yang tertera pada monitor.
Dinding
Alat ukur : lembar observasi
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat : kedap air (tembok/diplester, batu)
2.
Tidak Memenuhi Syarat : tidak kedap air (bambu, tepas, papan/kayu)
g) Kepadatan Hunian
Alat ukur : meteran
Dengan kategori :
1.
Memenuhi syarat jika ≥ 8 m2 untuk 2 orang.
2.
Tidak memenuhi syarat jika < 8 m2 untuk 2 orang.
Universitas Sumatera Utara
34
3. Variabel terikat
Kejadian ISPA pada Balita
3.11.
Pengolahan Data
Menurut Anwar (2002), kegiatan dalam proses pengolahan data
meliputi entry, editing, coding, dan tabulating data.
1.
Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.
2.
Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kesinambungan data, kejelasan makna
jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.
a Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses
pengolahan data.
b Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti
guna memudahkan analisis data.
3.12.
Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan bantuan
komputer. Analisis data meliputi :
1. Analisis univariat
Analisis univariat (analisis persentase) dilakukan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi masing-masing, baik variabel bebas (independen), variabel
terikat (dependen) maupun deskripsi karakteristik responden.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan variable bebas dan
variable terikat dengan menggunakan uji statistic chi square (x2), untuk
mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variable dengan
Universitas Sumatera Utara
35
variable terikat.
Menurut Azwar (2002), dasar pengambilan keputusan penerimaan
hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% :
a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima berarti tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan dependen.
b. Jika nilai sig p ≤ 0,05 ditolak berarti maka ada hubungan hipotesis antara
variabel independen dengan dependen.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Pintu Batu merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Silaen, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Desa Pintu Batu
Memiliki luas wilayah ± 2900 Ha, dengan batas-batas desa sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lumban Dolok
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Parsambilan
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pardomuan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan sigumpar
Berdasarkan data penduduk tahun 2015, jumlah penduduk Desa Pintubatu
adalah 1091 jiwa, dengan rincian sebagai berikur :
1. 0-11 bulan berjumlah 14 jiwa
2. 12-59 bulan berjumlah 66 jiwa
3. 5-14 tahun berjumlah 275 jiwa
4. 14-44 tahun berjumlah 375 jiwa
5. 45-59 tahun berjumlah 220 jiwa
6. Diatas 60 tahun berjumlah 141 jiwa
Masyarakat di Desa Pintubatu sebagian besar bermata pencaharian sebagai
petani padi. Mayoritas rumah warga desa ini adalah semi permanen.
4.2. Analisi Univariat
Analisis Univariat ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi yang meliputi karakteristik responden, karakteristik balita, kondisi fisik
rumah, keluarga perokok dan kejadian ISPA pada Balita.
Universitas Sumatera Utara
37
4.2.1. Karakteristik Responden
Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada
table 4.1. dibawah ini.
Tabel 4.1.
No
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Pekerjaan di Desa kecamatan Silaen
Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016.
Karakteristik
Responden
1
Responden
%
Sarjana
SLTA
SMP
SD
18
41
7
0
27,3
62,1
10,6
0
Total
66
100
18
43
5
27,3
65,2
7,6
66
100
Tingkat Pendidikan
a.
b.
c.
d.
2
Jumlah
Jenis Pekerjaan
a. PNS
b. Petani
c. Wiraswasta
Total
Berdasarkan tabel 4.1. di atas diperoleh bahwa jumlah responden menurut
tingkat pendidikan di Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah SLTA,
yaitu sebanyak 41 orang(62,1%) dan yang paling kecil adalah SMP yaitu
sebanyak 7 orang (10,6%). Sementara jumlah responden menurut pekerjaan di
Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah petani, yaitu sebanyak 43
Universitas Sumatera Utara
38
orang(65,2%) dan yang paling kecil adalah wiraswasta yaitu sebanyak 5 orang
(7,6%).
4.2.2. Karakteristik Balita
Gambaran karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat dilihat
pada table 4.3. dibawah ini.
Tabel 4.2.
No
Distribusi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur di
DesaPintubatu Kecamatan Silaen Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2016.
Karakteristik
Balita
1
2
Jumlah
Balita
%
a. Laki-laki
b. Perempuan
28
38
42,4
57,6
Total
66
100
8
27
31
12,1
40,9
47
66
100
Jenis Kelamin
Umur ( Bulan)
a. 0-12 (bayi)
b. 13-35 (batita)
c. 36-59
Total
Berdasarkan table 4.2. diatas dapat diketahui bahwa karakteristik balita
berdasarkan jenis kelamin,persentase paling besar adalah jenis kelamin
perempuan yaitu 38 orang (57,6%), dan persentase terkecil adalah jenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 28 orang (42,4%). Sementara karakteristik balita
berdasarkan umur, persentase paling besar adalah balita umur 36-59 bulan, yaitu
sebanyak 31 orang (47 %).
Universitas Sumatera Utara
39
4.2.3. Kondisi Fisik Rumah
Gambaran distribusi frekuensi kondisi fisik rumah responden di Desa
Pintubatu dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini.
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Rumah di Desa Pintubatu
Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016.
No
Kondisi Fisik Rumah
1
Ventilasi
a. Memenuhi syarat (≥ 10-15% luas lantai)
b. Tidak memenuhi syarat (15% luas lantai)
Total
2
3
4
Jumlah
%
24
42
36,4
63,6
66
100
Jenis Lantai
a. Memenuhi syarat (ubin, keramik)
b. Tidak memenuhi syarat (papan, tanah)
60
6
90,9
9,1
Total
66
100
27
39
40,9
59,1
66
100
51
15
77,3
22,7
66
100
29
37
43,9
56,1
Total
66
100
Dinding
a. Memenuhi syarat (tembok/triplek)
b. Tidak memenuhi syarat (papan/bambu)
49
17
74,2
25,8
Pencahayaan
a. Memenuhi syarat (≥ 60-120 Lux)
b. Tidak memenuhi syarat (120
lux
Total
Langit-langit
a. Memenuhi syarat (triplek)
b. Tidak memenuhi syarat (tidak ada/asbes)
Total
5
6
Kelembaban
a. Memenuhi syarat (40-70%)
b. Tidak memenuhi syarat (70%)
Universitas Sumatera Utara
40
Total
7
Kepadatan Hunian
a. Memenuhi syarat (≥ 8m2 untuk 2 orang)
b. Tidak memenuhi syarat (< 8m2 untuk 2
orang )
Total
66
100
54
12
81,8
18,2
66
100
Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa jumlah ventilasi rumah
responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah tidak memenuhi
syarat dengan hasil ukur 15% luas lantai, yaitu sebanyak
42 rumah (63,6%). Jumlah lantai rumah responden di Desa Pintubatu, persentase
paling besar memenuhi syarat yaitu sebanyak 60 rumah (90,1%). Pencahayaan
rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar tidak memenuhi
syarat (120 lux) yaitu sebanyak 39 rumah (59,1%). Langit-langit
rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar memenuhi syarat
(memiliki langit-langit dan terbuat dari triplek) yaitu sebanyak 51 rumah (77,3%).
Kelembaban rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar tidak
memenuhi syarat (70%) yaitu sebanyak 37 rumah (56,1%). Dinding
rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar memenuhi syarat
(terbuat dari tembok/triplek)
yaitu sebanyak 49 rumah (74,2%). Kepadatan
hunian rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar memenuhi
syarat (≥ 8m2 untuk 2 orang) yaitu sebanyak 54 rumah (81,8%).
4.2.4. Keluarga Perokok
Analisi univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi
frekuensi dari varibel keluarga perokok. Variabel perokok terdiri dari merokok di
Universitas Sumatera Utara
41
dalam rumah, frekuensi merokok didalam rumah, dan jenis rokok. Distribusi
variabel keluarga perokok dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Keluarga Perokok di Desa Pintubatu
Tahun 2016.
No
Variabel Rokok
Jumlah
%
1
Keluarga Perokok
a. Ya
b. Tidak
47
19
71,2
28,8
66
100
30
17
63,8
36,2
47
100
30
17
63,8
36,2
47
100
28
59,6
40,4
Total
2
Merokok di dalam rumah
a. Ya
b. Tidak
Total
3
Frekuensi merokok di rumah
a. Sering
b. Jarang
Total
4
Jenis rokok
a. Kretek
b. Filter
19
Total
47
100
Data pada tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa persentase keluarga
perokok di Desa Pintubatu lebih banyak daripada yang bukan perokok yaitu 47
keluarga (71,2%). Dari 47 keluarga perokok di Desa Pintu batu 30 diantaranya
merokok didalam rumah dan sering merokok di dalam rumah. Jenis rokok yang
Universitas Sumatera Utara
42
paling banyak dikonsusmsi adalah rokok jenis krekek yaitu sebanyak 28 orang
perokok (59,6%).
4.2.5. Kejadian ISPA pada Balita
Gambaran kejadian kejadian ISPA pada balita di Desa Pintubatu dapat
dilihat pada tabel 4.5. berikut ini.
Tabel 4.5.
No
1
2
Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA pada Balita di Desa
Pintubatu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun
2016.
Kejadian ISPA
Jumlah
%
ISPA
Tidak ISPA
Total
41
25
62,1
37,9
66
100
Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa kejadian ISPA pada
balita di Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah balita menderita ISPA
yaitu sebanyak 41 orang (62,1%).
4.3. Analisi Bivariat
Analisi ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diteliti
dengan kejadian ISPA pada balita. Uji statistik yang digunakan pada analisi ini
adalah chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%). Berdasarkan uji
statistik yang dilakukan akan diperoleh nilai P. untuk nilai p
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat obsevasional analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan
paparan dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat
tertentu.
3.2.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir. Lokasi ini menjadi pilihan dikarenakan oleh :
1.
Terdapat kasus ISPA pada balita di Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir.
2.
Kondisi fisik rumah di desa ini masih banyak yang belum memenuhi syarat
kesehatan.
3.
3.3.
Tingginya tingkat perokok yang ada di desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan April 2016 sampai Mei 2016 di
Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen.
3.4.
Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua anak usia 12-59 bulan yang
berdomisili di Desa Pintu Batu, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir yaitu
sebanyak 66 anak.
Universitas Sumatera Utara
29
3.4.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi ( total sampling), yaitu
66 balita.
3.5.
Variabel Penelitian
1.
Variabel bebas
2.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kondisi fisik rumah meliputi
ventilasi, jenis lantai, pencahayaan, langit-langit, kelembaban, jenis dingding
rumah, kepadatan hunian dan keluarga perokok.
3.
Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian ISPA pada balita.
3.6.
Instrumen Penelitian
Instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner, pedoman
observasi, formulir isian pengukuran, rollmeter, luxmeter, hygrometer, dan alat
tulis.
3.7.
1.
Metode Pengumpulan Data
Sumber data.
a. Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada
responden
dengan
menggunakan
pedoman
wawancara,
observasi,
kuesioner dan pengukuran dilakukan pada kondisi fisik rumah.
Pengukuran dilakukan secara langsung oleh peneliti pada setiap rumah
penduduk yang memiliki balita di Desa Pintu Batu.
Universitas Sumatera Utara
30
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari puskesmas Silaen dan Bidan Desa Pintu batu
yaitu data mengenai penyakit ISPA pada usia balita, data dari kepala desa,
meliputi gambaran umum lokasi penelitian, dan studi kepustakaan.
2.
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
wawancara,
observasi
dan
pengukuran. Wawancara secara langsung ditujukan kepada ibu yang memiliki
balita dengan menggunankan pedoman wawancara, observasi, kuesioner
dan
pengukuran mengenai kondisi fisik rumah dilakukan dengan menggunakan
peralatan untuk mengukur luas ventilasi, jenis lantai, pencahayaan, langit-langit,
kelembaban, jenis dingding rumah, dan kepadatan hunian.
3.8.
1.
Definisi Operasional
Variabel Terikat
a. Balita adalah anak yang berada pada golongan umur 12-59 bulan.
b. Kejadian ISPA adalah Balita yang mengalami ISPA yang tercatat di data
Puskesmas Silaen.
2.
Variabel Bebas
a. Kondisi fisik rumah adalah suatu kondisi rumah yang mempunyai struktur
fisik dimana orang menggunakannya sebagai tempat belindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia, kondisi fisik rumah tersebut
antara lain lantai rumah, dinding, atap rumah, ventilasi, suhu, kelembapan
berdasarkan Kepmenkes 829/SK/VII/1999 tentang kesehatan perumahan
dan pemukiman.
Universitas Sumatera Utara
31
b. Ventilasi adalah lubang angin untuk proses pergantian udara ke dalam dan
mengeluarkan udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah
maupun buatan.
c. Jenis lantai Lantai rumah adalah bagaian bawah (alas, dasar) suatu ruangan
atau bangunan.
d. Pencahayaaan alami adalah penerangan rumah secara alami oleh sinar
matahari.
e. Langit-langit rumah merupakan daerah pembatas antara atap dan ruangan.
f. Kelembaban adalah kandungan uap air yang dapat dipengaruhi oleh
sirkulasi udara dalam rumah dan pencahayaan yang masuk dalam rumah.
g. Dinding rumah adalah salah satu elemen vertikal/tegak bangunan dan
berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan.
h. Kepadatan hunian minimal 8m2 untuk 2 orang anggota keluarga dan tidak
boleh lebih.
i. Keluarga perokok adalah suatu rutinitas mengkonsumsi rokok yang sering
dilakukan penghuni rumah, terdiri dari :
1. Perokok
2. Tidak perokok
3. Jumlah perokok di dalam rumah
3.9.
Aspek Pengukuran
Variabel bebas
a)
Ventilasi
Alat ukur : meteran
Universitas Sumatera Utara
32
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat (≥10% dari luas lantai)
2.
Tidak Memenuhi Syarat (15% dari luas lantai)
b) Lantai
Alat ukur : lembar observasi
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat : kedap air dan tidak lembab (diplester/semen, keramik
dan ubin).
2.
c)
Tidak Memenuhi Syarat : tidak kedap air (tanah, papan/kayu)
Pencahayaan alami
Alat ukur : lux meter
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat (60-120 lux)
2.
Tidak Memenuhi Syarat (120 lux)
Tata cara pengukuran :
1.
Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dan tutup sensor dibuka.
2.
Bawa alat ke tempat pengukuran.
3.
Tunggu beberapa saat sampai hasil pengukuran pada layar monitor stabil.
4.
Catat hasil pengukuran yang tampak pada layar monitor.
5.
Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran.
d) Langit-langit
Alat ukur : lembar observasi
Dengan kategori :
Universitas Sumatera Utara
33
e)
1.
Memenuhi Syarat : ada langit-langit, rapat
2.
Tidak Memenuhi Syarat : tidak rapat, tidak ada langit-langit
Kelembaban
Alat ukur : hygrometer
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat (40-70%)
2.
Tidak Memenuhi Syarat (70%)
Tata cara pengukuran :
f)
1.
Hidupkan hygrometer
2.
Bawa alat kedalam ruangan yang akan diukur kelembabannya.
3.
Tunggu hasil pengukuran pada display monitor.
4.
Catat hasil pengukuran yang tertera pada monitor.
Dinding
Alat ukur : lembar observasi
Dengan kategori :
1.
Memenuhi Syarat : kedap air (tembok/diplester, batu)
2.
Tidak Memenuhi Syarat : tidak kedap air (bambu, tepas, papan/kayu)
g) Kepadatan Hunian
Alat ukur : meteran
Dengan kategori :
1.
Memenuhi syarat jika ≥ 8 m2 untuk 2 orang.
2.
Tidak memenuhi syarat jika < 8 m2 untuk 2 orang.
Universitas Sumatera Utara
34
3. Variabel terikat
Kejadian ISPA pada Balita
3.11.
Pengolahan Data
Menurut Anwar (2002), kegiatan dalam proses pengolahan data
meliputi entry, editing, coding, dan tabulating data.
1.
Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.
2.
Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kesinambungan data, kejelasan makna
jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.
a Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses
pengolahan data.
b Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti
guna memudahkan analisis data.
3.12.
Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan bantuan
komputer. Analisis data meliputi :
1. Analisis univariat
Analisis univariat (analisis persentase) dilakukan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi masing-masing, baik variabel bebas (independen), variabel
terikat (dependen) maupun deskripsi karakteristik responden.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan variable bebas dan
variable terikat dengan menggunakan uji statistic chi square (x2), untuk
mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variable dengan
Universitas Sumatera Utara
35
variable terikat.
Menurut Azwar (2002), dasar pengambilan keputusan penerimaan
hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% :
a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima berarti tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan dependen.
b. Jika nilai sig p ≤ 0,05 ditolak berarti maka ada hubungan hipotesis antara
variabel independen dengan dependen.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Pintu Batu merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Silaen, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Desa Pintu Batu
Memiliki luas wilayah ± 2900 Ha, dengan batas-batas desa sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lumban Dolok
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Parsambilan
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pardomuan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan sigumpar
Berdasarkan data penduduk tahun 2015, jumlah penduduk Desa Pintubatu
adalah 1091 jiwa, dengan rincian sebagai berikur :
1. 0-11 bulan berjumlah 14 jiwa
2. 12-59 bulan berjumlah 66 jiwa
3. 5-14 tahun berjumlah 275 jiwa
4. 14-44 tahun berjumlah 375 jiwa
5. 45-59 tahun berjumlah 220 jiwa
6. Diatas 60 tahun berjumlah 141 jiwa
Masyarakat di Desa Pintubatu sebagian besar bermata pencaharian sebagai
petani padi. Mayoritas rumah warga desa ini adalah semi permanen.
4.2. Analisi Univariat
Analisis Univariat ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi yang meliputi karakteristik responden, karakteristik balita, kondisi fisik
rumah, keluarga perokok dan kejadian ISPA pada Balita.
Universitas Sumatera Utara
37
4.2.1. Karakteristik Responden
Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada
table 4.1. dibawah ini.
Tabel 4.1.
No
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Pekerjaan di Desa kecamatan Silaen
Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016.
Karakteristik
Responden
1
Responden
%
Sarjana
SLTA
SMP
SD
18
41
7
0
27,3
62,1
10,6
0
Total
66
100
18
43
5
27,3
65,2
7,6
66
100
Tingkat Pendidikan
a.
b.
c.
d.
2
Jumlah
Jenis Pekerjaan
a. PNS
b. Petani
c. Wiraswasta
Total
Berdasarkan tabel 4.1. di atas diperoleh bahwa jumlah responden menurut
tingkat pendidikan di Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah SLTA,
yaitu sebanyak 41 orang(62,1%) dan yang paling kecil adalah SMP yaitu
sebanyak 7 orang (10,6%). Sementara jumlah responden menurut pekerjaan di
Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah petani, yaitu sebanyak 43
Universitas Sumatera Utara
38
orang(65,2%) dan yang paling kecil adalah wiraswasta yaitu sebanyak 5 orang
(7,6%).
4.2.2. Karakteristik Balita
Gambaran karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat dilihat
pada table 4.3. dibawah ini.
Tabel 4.2.
No
Distribusi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur di
DesaPintubatu Kecamatan Silaen Kabupaten
Toba Samosir Tahun 2016.
Karakteristik
Balita
1
2
Jumlah
Balita
%
a. Laki-laki
b. Perempuan
28
38
42,4
57,6
Total
66
100
8
27
31
12,1
40,9
47
66
100
Jenis Kelamin
Umur ( Bulan)
a. 0-12 (bayi)
b. 13-35 (batita)
c. 36-59
Total
Berdasarkan table 4.2. diatas dapat diketahui bahwa karakteristik balita
berdasarkan jenis kelamin,persentase paling besar adalah jenis kelamin
perempuan yaitu 38 orang (57,6%), dan persentase terkecil adalah jenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 28 orang (42,4%). Sementara karakteristik balita
berdasarkan umur, persentase paling besar adalah balita umur 36-59 bulan, yaitu
sebanyak 31 orang (47 %).
Universitas Sumatera Utara
39
4.2.3. Kondisi Fisik Rumah
Gambaran distribusi frekuensi kondisi fisik rumah responden di Desa
Pintubatu dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini.
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Rumah di Desa Pintubatu
Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016.
No
Kondisi Fisik Rumah
1
Ventilasi
a. Memenuhi syarat (≥ 10-15% luas lantai)
b. Tidak memenuhi syarat (15% luas lantai)
Total
2
3
4
Jumlah
%
24
42
36,4
63,6
66
100
Jenis Lantai
a. Memenuhi syarat (ubin, keramik)
b. Tidak memenuhi syarat (papan, tanah)
60
6
90,9
9,1
Total
66
100
27
39
40,9
59,1
66
100
51
15
77,3
22,7
66
100
29
37
43,9
56,1
Total
66
100
Dinding
a. Memenuhi syarat (tembok/triplek)
b. Tidak memenuhi syarat (papan/bambu)
49
17
74,2
25,8
Pencahayaan
a. Memenuhi syarat (≥ 60-120 Lux)
b. Tidak memenuhi syarat (120
lux
Total
Langit-langit
a. Memenuhi syarat (triplek)
b. Tidak memenuhi syarat (tidak ada/asbes)
Total
5
6
Kelembaban
a. Memenuhi syarat (40-70%)
b. Tidak memenuhi syarat (70%)
Universitas Sumatera Utara
40
Total
7
Kepadatan Hunian
a. Memenuhi syarat (≥ 8m2 untuk 2 orang)
b. Tidak memenuhi syarat (< 8m2 untuk 2
orang )
Total
66
100
54
12
81,8
18,2
66
100
Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa jumlah ventilasi rumah
responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah tidak memenuhi
syarat dengan hasil ukur 15% luas lantai, yaitu sebanyak
42 rumah (63,6%). Jumlah lantai rumah responden di Desa Pintubatu, persentase
paling besar memenuhi syarat yaitu sebanyak 60 rumah (90,1%). Pencahayaan
rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar tidak memenuhi
syarat (120 lux) yaitu sebanyak 39 rumah (59,1%). Langit-langit
rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar memenuhi syarat
(memiliki langit-langit dan terbuat dari triplek) yaitu sebanyak 51 rumah (77,3%).
Kelembaban rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar tidak
memenuhi syarat (70%) yaitu sebanyak 37 rumah (56,1%). Dinding
rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar memenuhi syarat
(terbuat dari tembok/triplek)
yaitu sebanyak 49 rumah (74,2%). Kepadatan
hunian rumah responden di Desa Pintubatu, persentase paling besar memenuhi
syarat (≥ 8m2 untuk 2 orang) yaitu sebanyak 54 rumah (81,8%).
4.2.4. Keluarga Perokok
Analisi univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi
frekuensi dari varibel keluarga perokok. Variabel perokok terdiri dari merokok di
Universitas Sumatera Utara
41
dalam rumah, frekuensi merokok didalam rumah, dan jenis rokok. Distribusi
variabel keluarga perokok dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Keluarga Perokok di Desa Pintubatu
Tahun 2016.
No
Variabel Rokok
Jumlah
%
1
Keluarga Perokok
a. Ya
b. Tidak
47
19
71,2
28,8
66
100
30
17
63,8
36,2
47
100
30
17
63,8
36,2
47
100
28
59,6
40,4
Total
2
Merokok di dalam rumah
a. Ya
b. Tidak
Total
3
Frekuensi merokok di rumah
a. Sering
b. Jarang
Total
4
Jenis rokok
a. Kretek
b. Filter
19
Total
47
100
Data pada tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa persentase keluarga
perokok di Desa Pintubatu lebih banyak daripada yang bukan perokok yaitu 47
keluarga (71,2%). Dari 47 keluarga perokok di Desa Pintu batu 30 diantaranya
merokok didalam rumah dan sering merokok di dalam rumah. Jenis rokok yang
Universitas Sumatera Utara
42
paling banyak dikonsusmsi adalah rokok jenis krekek yaitu sebanyak 28 orang
perokok (59,6%).
4.2.5. Kejadian ISPA pada Balita
Gambaran kejadian kejadian ISPA pada balita di Desa Pintubatu dapat
dilihat pada tabel 4.5. berikut ini.
Tabel 4.5.
No
1
2
Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA pada Balita di Desa
Pintubatu Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir Tahun
2016.
Kejadian ISPA
Jumlah
%
ISPA
Tidak ISPA
Total
41
25
62,1
37,9
66
100
Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa kejadian ISPA pada
balita di Desa Pintubatu, persentase paling besar adalah balita menderita ISPA
yaitu sebanyak 41 orang (62,1%).
4.3. Analisi Bivariat
Analisi ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diteliti
dengan kejadian ISPA pada balita. Uji statistik yang digunakan pada analisi ini
adalah chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%). Berdasarkan uji
statistik yang dilakukan akan diperoleh nilai P. untuk nilai p