Analisis Teknik Menyanyikan Lagu Melayu Deli Yang Di Lagukan Oleh Ibu Azlina Zainal

BAB II
BIOGRAFI IBU AZLINA ZAINAL DALAM KONTEKS
BUDAYA MELAYU
2.1 Pengertian Biografi
Biografi secara sederhana dapat dikatakan riwayat hidup seseorang. Biografi
dapat berbentuk beberapa baris kalimat namun dapat juga berupa sebuah buku.
Perbedaannya adalah biografi singkat hanya memaparkan fakta-fakta tentang kehidupan
seseorang dan peran pentingnya sedangkan biografi yang panjang berisi informasiinformasi penting tentang kehidupan seseorang namun dikisahkan dengan lebih lengkap
dan dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.
Melalui biografi kita akan mengetahui perjalanan hidup seseorang, tindakan serta
perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seseorang, baik
yang terkenal maupun yang tidak terkenal. Biografi juga bias menceritakan tokoh sejarah
atau orang yang masih hidup. Biasanya biografi ditulis secara kronologis.
Dalam penulisan biografi diperlukan bahan-bahan utama dan pendukung. Bahanbahan utama dapat berupa surat-surat, buku harian, atau kliping Koran. Bahan-bahan
pendukung dapat berupa biografi lain dan buku-buku referensi atau sejarah.
2.2 Biografi Ibu Azlina Zainal
Semua Uraian di bawah ini didapatkan oleh penulis dari hasil wawancara secara
langsung dengan Ibu Azlina Zainal serta keluarga dan kerabat beliau.
Ibu Azlina Zainal lahir pada tanggal 30 Desember 1959 di Bandar Selamat.
Beliau merupakan anak ke 7 dari 13 bersaudara. Beliau menikah dengan Bapak drs. H.
Muhammad Syah Said, S.E yang merupakan penyanyi dan penari


Melayu serta

13
Universitas Sumatera Utara

merupakan sekretaris Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia sejak tahun 2010. Ibu
Azlina Zainal memiliki satu orang anak yang bernama Muhammad Ihsan (Wawancara
penulis dengan Ibu Azlina Zainal 26 Mei 2015)

2.2.1 Latar Belakang Keluarga
Ibu Azlina Zainal lahir dari keluarga yang sama sekali tidak memiliki latar
belakang seni. Ibu Azlina merupakan Putri dari Bapak Zainal dan Ibu Hj. Saibatul
Islamiyah Nasution. Namun sebelum menikah dengan ayah beliau, ibu beliau telah
menikah sebelumnya dan dikaruniai 5 orang anak. Ayah dan Ibu beliau merupakan
pedagang di sebuah pasar tradisional. Beliau merupakan anak ke 7 dari 13 bersaudara
yaitu: (1) Khairuddin Lubis, (2) Khairiyah Lubis, (3) Khairul Amri Lubis, (4) Nasriyah
Lubis, (5) Khadijah Lubis, (6) Zulkifli Zainal, (7) Azlina Zainal, (8) Zaini Zainal, (9)
Zainah Zainal , (10) Zailani Zainal, (11) Zulfahri Zainal, (12) Zainab Zainal.


14
Universitas Sumatera Utara

Dari ke 13 bersaudara tersebut hanya Ibu Azlina yang menggeluti profesi sebagai
penyanyi. Beliau juga tidak tau mengapa

hal tersebut bias terjadi. Beliau hanya

menuturkan “mungkin sudah bakat yang Allah karuniakan untuk saya sehingga saya bias
bernyanyi sejak kecil”. Selain itu sejak kecil beliau dan saudara-saudaranya tidak pernah
mendapatkan pendidikan seni. Rasa ketertarikan beliau terhadap musik lah yang membuat
beliau mau belajar dan mengembangkan bakat bernyanyi yang ada dalam dirinya.
2.2.2 Latar Belakang Pendidikan
Ibu Azlina Zainal mendapat pendidikan sekolah dasar di SD Alhidayah Bandar
Selamat selama 6 tahun. Kemudian Beliau melanjutkan pendidikannya di Pendidikan
Guru Agama (PGA) Negri di Pancing selama 6 Tahun. PGA merupakan pendidikan akhir
beliau. Beliau mengatakan bahwa Ia tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi karena faktor ekonomi sehingga beliau harus rela pendidikannya berhenti
sampai di tingkat tersebut. Sejak kecil Beliau juga tidak pernah mengikuti kursus apapun.
Pada saat beliau berumur 22 tahun beliau mendapatkan pelajaran ilmu musik, olah vokal

serta benyanyi lagu Melayu dari Ibu Hj. Dahlia Kasim Sinar, pimpinan LIA GRUP.

2.2.3 Latar Belakang Pengalaman Bernyanyi
Ibu Azlina Zainal sejak kecil sangat suka bernyanyi. Beliau tertarik untuk
bernyanyi setelah mendengarkan lagu-lagu dari radio. Pada waktu beliau masih kecil,
orangtua beliau tidak memiliki radio dan televisi. Hanya sedikit orang yang memiliki
radio dan televisi pada saat itu. Jadi beliau hanya dapat mendengarkan lagu dari radio
atau televisi milik tetangga atau warga yang memiliki radio dan televisi yang dekat
dengan rumah beliau. Dari radio dan televisi beliau menghafal dan mempelajari lagu-lagu
termasuk lagu Melayu dan lagu irama padang pasir. Kebetulan lingkungan tempat beliau
tinggal banyak didiami oleh suku Melayu. Hal tersebut membuat beliau dekat dengan

15
Universitas Sumatera Utara

budaya Melayu walaupun beliau bukan merupakan keturunan etnis Melayu. Namun
menurut pengakuan beliau, karena kecintaan dan ketertarikan beliau terhadap Lagu
Melayu, beliau menjadi lebih mahir menyanyikan lagu Melayu dibandingkan lagu
Mandailing dan lagu Aceh.
Sejak kecil beliau tidak pernah mendapatkan pendidikan musik. Beliau hanya

belajar sendiri secara otodidak. Beliau senang memperhatikan,mendengar dan menghafal
lagu kemudian Beliau nyanyikan dirumah. Latar belakang agama beliau sejak kecil yaitu
Islam membuat beliau sering melihat dan mengikuti kegiatan pengajian. Hal tersebut
membuat beliau menyukai dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasyid dan lagu irama
padang pasir. Karena kemampuan beliau dalam bernasyid, beliau sering diminta untuk
bernasyid di acara pengajian bahkan di radio. Selain itu, beliau juga pernah mendapatkan
juara dalam perlombaan Nasyid.
Awal beliau memulai karir musik adalah ketika beliau diminta untuk bergabung
dengan grup El-Surayya yang dibentuk oleh Bapak Ahmad Baki. Beliau diminta untuk
bergabung oleh Bapak Ahmad Baki setelah kemampuan beliau dalam menyanyikan lagu
irama padang pasir dilihat oleh Bapak Ahmad Baki di salah satu acara di TVRI. Ibu
Azlina bergabung dengan grup tersebut selama kurang lebih 3 tahun. Rupanya, saat
bernyanyi dengan Grup El-Surayya, bakat Ibu Azlina dilihat oleh seorang produser
rekaman lagu bernama Bapak Djulfan. Lalu Ibu Azlina ditawarkan untuk rekaman lagu
Padang pasir. Pada saat rekaman tersebut, ibu Azlina berkenalan dengan salah seorang
penyanyi lagu Melayu yaitu Ibu Leyla Hasyim. Mereka bersama-sama bernyanyi dalam
rekaman tersebut. Kaset rekaman tersebut merupakan rekaman pertama Ibu Azlina.

16
Universitas Sumatera Utara


Setelah berkenalan dengan Ibu Leyla Hasyim, proses rekaman di studio membuat
mereka menjadi cukup dekat. Kedekatan mereka tersebut mendorong mereka untuk
membuat grup vocal trio. Grup tersebut beranggotakan Ibu Azlina Zainal, Ibu Leyla
Hasyim dan Bapak Syaiful Amri. Karena Ibu Azlina telah memiliki grup yang baru
akhirnya beliau memutuskan untuk keluar dari Grup El-Surayya. Namun . Lalu Ibu
Azlina mendengar berita di radio dan televise mengenai pemilihan Bintang Radio dan
televisi. Beliau katakana bahwa beliau tertarik untuk mengikuti perlombaan tersebut.
Namun beliau merasa kurang percaya diri karena beliau tidak memiliki pakaian yang
pantas untuk mengikuti perlombaan. Kemudian beliau bercerita mengenai hal tersebut
kepada Ibu Leyla Hasyim yang merupakan sahabat beliau. Ibu Leyla ternyata sangat
mendukung beliau untuk mengikuti perlombaan tersebut. Beliau dipinjamkan pakaian dan
didandani oleh Ibu Leyla Hasyim. Beliau sangat terharu akan hal tersebut dan sampai
sekarang tidak bias melupakan jasa Ibu Leyla Hasyim. Namun, sebelum perlombaan
dimulai para peserta dilatih terlebih dahulu oleh para pelatih sebelum peserta yang
mengikuti perlombaan bertanding. Pada saat kegiatan latihan tersebut, ternyata Ibu Azlina

17
Universitas Sumatera Utara


diperhatikan kemampuan nya oleh Ibu Dahlia Kasim Sinar, seorang pemimpin Grup
teater Melayu yang benama LIA grup. Ibu Hj. Dahlia Kasim Sinar , selaku pimpinan LIA
Grup, tertarik untuk mengajak Ibu Azlina bergabung di LIA Grup karena beliau melihat
bakat yang ada dalam diri Ibu Azlina saat menjadi peserta dalam pemilihan Bintang
Radio dan Televisi Sumut dan Ibu Azlina berhasil mendapatkan juara pertama. Ibu
Azlina bersedia menerima tawaran untuk dididik terlebih dahulu oleh Ibu Dahlia Kasim
Sinar. Selama bergabung di LIA grup, Ibu Azlina sering menginap di rumah Ibu Dahlia
Kasim Sinar. Beliau diajarkan banyak hal mengenai teori musik, teknik vocal, lagu
Melayu , dan ketekunan untuk berlatih. Hal tersebut membuat Ibu Azlina semakin baik
lagi dalam hal bernyanyi khususnya lagu Melayu.

Selain pendidikan musik

yang

didapatkan dari Ibu Dahlia Kasim Sinar, beliau juga mendapatkan banyak pelajaran dan
pengalaman berharga lewat berbagai pertunjukan yang Beliau tampilkan bersama LIA
grup yang beranggotakan 5 orang penyanyi dan banyak penari. Para penyanyi di LIA
grup antara lain Ibu Azlina Zainal, Vivi, Zulham Jais, Darmansyah dan Tengku Syafik.
Mereka diundang ke berbagai acara baik di dalam negri maupun di luar negri. Selama 5

tahun Ibu Azlina bergabung dengan LIA grup hingga akhirnya grup ini bubar karena Ibu
Dahlia Kasim Sinar sakit kemudian pindah ke Jakarta.

18
Universitas Sumatera Utara

19
Universitas Sumatera Utara

Setelah LIA grup bubar akhirnya Ibu Azlina kembali bergabung dengan grup ElSurraya yang pada saat itu dipimpin oleh Bapak Syamsul Bahri anak dari pimpinan
sebelumnya yaitu Bapak Ahmad Baki. El-Surraya merupakan grup terakhir yang
dimasuki oleh ibu Azlina hingga akhirnya Ibu Azlina memutuskan untuk berdiri sendiri
tanpa grup hingga saat ini. Beliau mengungkapkan bahwa selama bergabung di grup-grup
tersebut, disitulah beliau mendapatkan banyak sekali pelajaran dan pengalaman berharga
yang dapat dijadikan beliau modal menjadi seorang penyanyi. Banyak pengalaman
berharga yang tidak dapat dibeli dan didapatkan disekolah manapun. Beliau bersyukur
sekali memiliki kesempatan untuk dapat bergabung dalam grup-grup tersebut. Namun
karena beliau melihat sangat sulit menemukan partner grup dank arena kesibukan
berumah tangga akhirnya beliau tidak lagi bergabung dalam grup apapun. Namun karena
beliau memiliki relasi yang baik dan sudah cukup dikenal oleh beberapa kalangan

masyarakat, hingga saat ini beliau masih sering bernyanyi dalam berbagai acara atau
kegiatan. Bahkan terkadang seminggu dua hingga tiga kali beliau dapat tampil pada acara
yang berbeda. Hal itu menyebabkan beliau tidak kehilangan mata pencahariannya sebagai

20
Universitas Sumatera Utara

seorang penyanyi dan beliau juga dapat terus mengasah kemampuan beliau dalam
bernyanyi.

.

21
Universitas Sumatera Utara