Analisis Teknik Menyanyikan Lagu Melayu Deli Yang Di Lagukan Oleh Ibu Azlina Zainal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Etnomusikologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang merupakan fusi

dari musikologi dan antropologi (etnologi). Secara eksplisit apa itu
etnomusikologi

sebagai

sebuah

disiplin

ilmu

pengetahuan


manusia,

didefinisikan oleh Merriam, sebagai berikut.

Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it
has always been compounded of two distinct parts, the musicological and
the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the
two in a unique fashion which emphasizes neither but takes into account
both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where
one scholar writes technically upon the structure of music sound as a
system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of
human culture and as an integral part of a wider whole. At approximately
the same time, other scholars, influenced in considerable part by
American anthropology, which tended to assume an aura of intense
reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study
music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so
much upon the structural components of music sound as upon the part
music plays in culture and its functions in the wider social and cultural
organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:2639) that it is possible to characterize German and American "schools" of
ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The

distinction to be made is not so much one of geography as it is one of
theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies
were made by early German scholars in problems not at all concerned
with music structure, while many American studies have been devoted to
technical analysis of music sound (Merriam 1964:3-4).1
1
Dalam aplikasi disiplin etnomusikologi di Indonesia dan dunia, terdapat sebuah buku
yang terus populer sampai sekarang ini, dalam realitasnya menjadi “bacaan wajib ” bagi para

1

Universitas Sumatera Utara

Apa yang di kemukakan oleh Merriam seperti kutipan di atas, bahwa para
pakar atau ahli etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada benih-benih
pembagian ilmu, yaitu musikologi dan antropologi. Selanjutnya dalam
memfungsikan

kedua


disiplin

ini,

akan

menimbulkan

kemungkinan-

kemungkinan munculnya masalah besar dalam rangka menggabungkan kedua
disiplin itu. Oleh karena itu setiap etnomusikolog akan berada dalam fokus
keahlian ilmu pada salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung kedua
disiplin tersebut.
Etnomusikologi seperti yang di uraikan oleh Merriam tersebut menekankan
perhatian pada dua aspek. Yang pertama adalah

fungsi musik dalam

kebudayaan manusia yang mendukungnya. Ini berkaitan dengan konteks musik

tersebut digunakan dalam masyarakat, dan bagaimana kontribusi tersebut dalam
masyarakat pendukungnya. Yang kedua adalah struktur musik itu sendiri, yang
memiliki hukum-hukum internalnya, yang bisa saja berbeda antara satu musik
dengan musik lain, antara budaya musik etnik yang satu dengan yang lainnya.
Sesuai dengan penjelasan Merrtiam tentang etnomusikologi tersebut di atas,
maka sangatlah relevan mengkaji tentang teknik menyanyikan lagu Melayu.
Penulis tertarik untuk menulis tentang hal tersebut karena rasa ingin tahu
penulis tentang bagaimana cara menyanyikan lagu Melayu. Penulis
memperhatikan bahwa dalam menyanyikan lagu Melayu ada beberapa ciri

pelajar dan mahasiswa etnomusikologi seluruh dunia, dengan pendekatan kebudayan,
fungsionalisme, strukturalisme, sosiologis, dan lain-lainnya. Buku yang diterbitkan tahun 1964
oleh North Western University di Chicago Amerika Serikat ini, menjadi semacam “karya
utama” di antara karya-karya yang berciri khas etnomusikologis.

2

Universitas Sumatera Utara

khas yang dikenal dengan istilah cengkok, gerenek dan patah lagu. Lagu

Melayu juga memiliki konsep tentang pola ritme pukulan gendang yang
disebut rentak. Rentak Melayu di antaranya ialah asli, inang, lagu dua (joget),
zapin, ghazal, hadrah dan lainnya (Takari, 2008). Namun dalam tulisan ini
hanya 4 jenis rentak yang akan dibahas yakni rentak asli,inang, joget (lagu
dua) dan zapin. Selanjutnya yang menarik dari lagu Melayu ialah teks lagu
Melayu yang dapat terus menerus berubah dengan melodi yang sama atau
hampir sama (Takari,2008). Selain itu penulis juga tertarik untuk menulis
tentang teknik menyanyikan lagu Melayu karena teknik menyanyikan lagu
Melayu yang merupakan teknik belajar dengan tradisi oral sehingga berbeda
dengan teknik bernyanyi Barat atau yang ada di berbagai lembaga kursus.
Untuk mendukung tulisan ini, penulis memilih ibu Azlina Zainal sebagai
narasumber. Alasan penulis memilih Ibu Azlina Zainal, selain berdasarkan
rekomendasi dari Beberapa dosen penulis di Jurusan Etnomusikologi USU, Ibu
Azlina juga merupakan seorang penyanyi lagu Melayu yang masih yang masih
sering mendapatkan pekerjaan bernyanyi di berbagai acara hingga saat ini.
Selain itu beliau juga memiliki beberapa rekaman Lagu Melayu. Dari hasil
wawancara penulis dengan beliau, Ibu Azlina dahulu juga beberapa kali pernah
mendapatkan

peringkat pertama kontes Lagu Melayu di tingkat Medan,


Sumatera dan Asia Tenggara. Dahulu beliau juga pernah bergabung dengan
beberapa grup trio dan grup pertunjukan Teater Melayu sebagai penyanyi. Grup
tersebut antara lain El-Surraya, grup Patria dan Lia Grup.

3

Universitas Sumatera Utara

Hal-hal di atas tersebut yang menjadi dasar penulis sehingga
memilihnya menjadi tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Departemen
Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.
Dengan demikian penulis memberi judul Analisis teknik menyanyikan lagu
Melayu Deli yang di lagukan oleh Ibu Azlina Zainal
.
1.2 Batasan Permasalahan
Karena banyak nya jumlah lagu Melayu Deli yang ada, maka dalam Tulisan
ini penulis hanya akan membahas 4 lagu yang akan penulis bahas dalam teknik
menyanyikan lagu Melayu. Keempat lagu tersebut antara lain Lagu Sri
Mersing, Tanjung Katung, Mak Inang Pulau Kampai, dan Zapin Laksmana

Raja di Laut.
1.3

Pokok Permasalahan
Adapun pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan

ini adalah Bagaimana teknik menyanyikan lagu Melayu yang dilagukan oleh
Ibu Azlina Zainal?
1.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana teknik menyanyikan lagu Melayu

1.4.2 Manfaat

4

Universitas Sumatera Utara


1.

Penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat bagi para pembaca

untuk mengetahui dan menambah wawasan terkait teknik menyanyikan lagu
Melayu
2.

Menambah referensi bagi peneliti berikutnya tentang pokok bahasan

yang berkaitan dan berhubungan dengan judul tulisan ini
3.

Memberikan dokumentasi dan data tambahan mengenai teknik

bernyanyi khususnya tentang teknik menyanyikan lagu Melayu yang bisa
dipakai sebagai masukan bagi Departemen Etnomusikologi.


1.5

Konsep dan Teori

1.5.1 Konsep

Untuk memberi pemahaman yang terarah dan terspesifikasi tentang
topik yang dibahas maka penulisan ini menggunakan beberapa konsep.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka tahun 1991, konsep
adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.
Analisa adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Teknik adalah cara (kepandaian dsb) membuat atau melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan seni. Bernyanyi mengeluarkan suara bernada;
berlagu (dengan lirik atau tidak)
5

Universitas Sumatera Utara


Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi
dan hubungan temporal untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai
kesatuan dan kesinambungan.
Melayu menurut Tengku H. Muhammad Lah Husni (1986) adalah
golongan bangsa yang menyatukan dirinya dalam perbauran ikatan perkawinan
antar suku bangsa memakai adat resam bahasa Melayu secara sadar dan
berkelanjutan. Melayu juga dapat disimpulkan dalam tiga bidang yaitu: (a)
Dalam arti luas merupakan rumpun ras Melayu yang meliputi daerah Indonesia
, Malaysia, Filipina, Malagasi, Muang Thai, dan sebagian dari pulau-pulau di
lautan teduh lain-lain. (b) dalam arti pertengahan bangsa Indonesia yang terdiri
dari beribu suku bangsa , berhimpun dalam satu kesatuan daerah berperintahan
sendiri meliputi bekas Nederlands – Indie dahulu. (c) Dalam arti sempit suku
bangsa Melayu khusus yang berdiam di dataran rendah Sumatera Utara bagian
Timur dan daerah pantai lainnya yang dinamakan juga Melayu pesisir.

1.5.2 Teori

Teori adalah pedoman sebagai landasan untuk menguraikan topik-topik
pembahasan suatu objek penelitian. Secara umum, proses belajar musik

tradisional merupakan oral tradition (tradisi lisan), begitu juga dengan lagu
Melayu yang merupakan lagu tradisional masyarakat Melayu. Penulis
mendapatkan bahwa teori yang dikemukakan oleh George List dalam
“Discussion of K.P. Wachsman’s paper,” Journal of the Folklore Institue ,
6

Universitas Sumatera Utara

mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan musik tradisional? Musik
tradisional adalah musik yang mempunyai dua ciri : musik tersebut diwariskan
dan disajikan dengan hafalan bukan dengan menggunakan tulisan, dan musik
itu selalu hidup, dimana suatu pertunjukan selalu berbeda dengan pertunjukan
sebelumnya.Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa tradisi lisan
merupakan salah satu proses belajar yang digunakan dalam mempelajari lagu
tradisional, yaitu dengan cara melihat,mendengar,meniru dan menghafal.
Dengan

demikian, teori ini mendukung tulisan penulis tentang teknik

menyanyikan lagu melayu yang menggunakan tradisi lisan.

Peneliti juga memakai teori yang dikemukakan oleh Mantle Hood yaitu:
“The Concept of bimusicality as a way of scholary presentation of the music of
other cultures, and active performance and even composition idiom of another
culture as a way of learning the essentials of its musical style and behavior.”
Teori ini bermanfaat bagi penulis

yaitu bahwa peneliti mempelajari dan

memainkan musik dari kebudayaan yang sedang diteliti. Hal ini dapat
memudahkan penulis dalam melihat teknik menyanyikan lagu Melayu.

Penulis juga akan memakai Teori biografi. Teori biografi digunakan
untuk menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup
seseorang. Biografi merupakan sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi
dapat berupa beberapa baris kalimat saja namun bias juga berupa lebih dari satu
buku. Biografi dapat bercerita tentang kehidupan seseorang,baik yang terkenal
7

Universitas Sumatera Utara

maupun yang tidak terkenal dan orang yang masih hidup atau yang sudah
meninggal.

1.6

Metode Penelitian
Metode yang digunakan di dalam penelitan ini adalah metode penelitian

kualitatif

analitis, yaitu menjelaskan dan mengungkapkan hal-hal yang

berkaitan dengan teknik menyanyikan lagu Melayu Menurut Bogdan dan
Taylor (1975:5) metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata (bisa lisan untuk penelitian
agama, social, budaya, filsafat), catatan-catatan yang berhubungan dengan
makna, nilai serta pengertian. Penulis juga mengacu pada disiplin
etnomusikologi seperti yang di sarankan Curt Sachs dan Nettl (1964:62) yaitu
penelitian etnomusikologi di bagi dalam dua jenis pekerjaan yakni kerja
lapangan (field work) dan kerja laboratorium (deks work). Penulis akan
melakukan wawancara dengan objek yang akan diteliti untuk dapat memahami
dan mendapatkan data tentang teknik menyanyikan lagu Melayu.
Pada tahap awal, penulis akan melakukan studi kepustakaan dengan mencari
dan membaca data sekunder ataupun data yang sudah dituangkan kedalam
tulisan seperti artikel, skripsi, maupun buku-buku yang berhubungan dengan
kajian penulis yang berguna sebagai landasan untuk melakukan penelitian.
Langkah berikutnya penulis akan melakukan wawancara kepada
informan kunci yaitu Ibu Azlina Zainal dan beberapa informan-informan

8

Universitas Sumatera Utara

lainnya. Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan penulis lalu
menganalisa data-data yang dikumpulkan tahap demi tahap.
Penulis dalam setiap melakukan wawancara akan langsung merekam
semua perbincangan dengan alat perekam suara , mencatat keteranganketerangan yang dibutuhkan serta melakukan pemotretan jika diperlukan.
Penulis juga akan merekam suara Ibu Azlina saat menyanyikan lagu Melayu
lalu penulis akan mendengarkan dan memutar ulang hasil rekaman untuk
mentranskripsikan lagu kedalam bentuk notasi Barat. Dari hasil transkripsi
penulis akan menganalisis notasi tersebut.

1.6.1

Studi Kepustakaan

Untuk mendukung data pokok yang diperoleh dari lapangan dengan
melakukan observasi langsung dan mengadakan wawancara langsung dengan
informan, penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan baik dari
artikel, skripsi, maupun buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian
untuk mendapatkan teori –teori yang relevan untuk menjawab pokok

9

Universitas Sumatera Utara

permasalahan . Beberapa bahan tertulis yang penulis gunakan sebagai sumber
hingga saat ini adalah :
Muhammad

Takari dan Heristina Dewi dalam bukunya “ Budaya

Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara”. Medan 2008. Tulisan ini dapat
membantu penulis untuk mendapatkan informasi tentang Lagu Melayu.
Muhammad Takari dan Fadlin Muhammad Dja’far dalam bukunya “
Ronggeng Dan Serampang Dua Belas”. Medan 2014. Tulisan ini dapat
membantu penulis untuk mendapatkan informasi tentang rentak Melayu.
Sansri Nuari Silitonga “Nur’ainun sebagai Penyanyi Melayu Sumatera
Utara: Biografi dan Analisis Struktur Lagu-lagu Rentak Senandung, Mak Inang
dan Lagu Dua yang Dinyanyikan-Nya”. Skripsi tersebut

dapat membantu

penulis untuk mendapatkan informasi tentang lagu Melayu dan penulis akan
mengambil teori biografi dari skripsi tersebut.
Maruli Purba “Teknik Permainan dan Struktur Musik Husapi Simalungun
Pada Lagu Parenjak-enjak Ni Huda Sitajur Yang Disajikan Oleh Arisden Purba
di Huta Manik Saribu Sait Buttu, Kecamatan Pamatang Sidamanik,Kabupaten
Simalungun”. Penulis akan mengambil teori oral tradition dan teori
bimusicality dari skripsi tersebut.
1.6.2

Penelitian Lapangan

1.6.2.1 Observasi

10

Universitas Sumatera Utara

Satori (2009: 105) mengemukakan bahwa observasi adalah pengamatan
langsung terhadapa objek untuk mengetahui keberadaan objek , situasi, kondisi,
konteks, ruang beserta maknanya dalam upaya pengumpulan data penelitian.
Observasi yang penulis lakukan dalam upacara perkawinan adat suku
Jawa dimana dalam hal ini penulis sebagai asisten penyedia jasa foto
pernikahan sehingga dapat sekaligus mengumpulkan dengan cara memotret
setiap ritual demi ritual prosesi upacara perkawinan, mulai dari jalannya
upacara, sarana yang dipergunakan, pelaku upacara, dan masalah-masalah lain
yang relevan dengan pokok permasalahan.

1.6.2.2 Wawancara
Wawancara yang penulis lakukan dalam penelitian terdiri dari dua
kategori, yaitu wawancara terencana dan wawancara tak terencana. Wawancara
terencana telah memiliki format pertanyaan yang di susun dengan sistematis
sebelum melakukan wawancara, sedangkan wawancara tak terncana merupakan
wawancara yang tidak memiliki format atau daftar pertanyaan yang telah di
susun sebelumnya. Terkadang wawancara tak terencana bisa muncul dalam
wawancara yang telah terencanakan, hal tersebut di sebabkan karena
pengetahuan penulis maupun daya ingat penulis yang terganggu oleh situasi
dan kondisi. Dalam kegiatan wawancara penulis menggunakan media rekam
berupa tablet Samsung Galaxy Note untuk kemudian data yang didapat dalam
wawancara disaring dalam proses kerja laboratorium.

11

Universitas Sumatera Utara

1.6.2.3 Perekaman
Dalam hal ini penulis menggunakan kemera perekam video Samsung
Galaxy Note untuk merekam data-data yang penulis butuhkan.
1.6.3 Kerja Laboratorium
Kerja laboratorium merupakan proses penganalisaan data-data yang
telah didapat di lapangan. Setelah semua data yang di peroleh dari lapangan
maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul penulis melakukan proses
penyeleksi data dengan membuang data yang tidak perlu dan menambahkan
data yang kurang. Semua data yang di peroleh di lapangan di olah dalam kerja
laboratorium dengan pendekatan etnomusikologi.

1.7 Pemilihan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini di jalan Utama No. 65, Kota
Maksum 4, Kecamatan Medan Area. Alasan penulis memilih lokasi ini karena
Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang didiami oleh Etnis
Melayu Deli. Di samping itu juga penulis bertepatan tinggal di kota Medan,
sehingga nantinya agar dapat memudahkan proses penulisan, kerja lapangan,
dan pengumpulan data.

12

Universitas Sumatera Utara