Partisipasi Petani Dalam Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman | Simanjuntak | Agro Ekonomi 22693 68923 1 PB
20
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN PENERAPAN
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI
DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Farmers Partisipation in The Movement of Implementation on Integrated
Planting Management (GP-PTT) Program of Rice at Kalasan Sub District
Sleman District
Octaviany Valentina Simanjuntak, Subejo, Roso Witjaksono
Department of Agricultural Socioeconomics, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
octaviany.valentina@yahoo.com
Diterima tanggal : 9 April 2016; Disetujui tanggal : 8 Mei 2016
ABSTRACT
GP-PTT program aims to increase rice production that is focused on the area of crops
with the assistance of government facilities. As for the facilities or assistance given by the
government that is seed, means of production, row planting system (legowo), and group
meetings. This research was conducted in Kalasan, Sleman in order to (1) know the extent
of farmer participation in the program GP-PTT rice in sub-district of Kalasan in 2015(2)
know the factors related to the farmer participation in the GP-PTT program in Kalasan.
The method used in this research was descriptive by survey techniques. Selection of area
sample was conducted purposively, while sampling farmers was conducted by simple
random sampling. The total of respondents were 60 farmers. The analytical method used
was the proportion test, chi-square analysis, and gamma test. The results of the research
showed that the level of farmer participation in the program of GP-PTT was considered
high with 71.13% initiation participation, 77.29% participation legitimacy, and 93.61%
execution participation. Education is a factor that has a rather strong positive relationship
with farmers’ participation in the GP-PTT. Attitude and motivation are factors that hold a
strong positive relationship with farmers’ participation in GP-PTT. Factors that have no
relation with farmers’ participation in that program are age, the role of educator, chairman
of farmer group, and the role of local military staff.
Keywords : Farmer, Integrated, Participation, , Planting, Management, Sleman
INTISARI
Program GP-PTT bertujuan untuk meningkatkan produksi padi yang difokuskan pada area
tanaman dengan bantuan fasilitas pemerintah. Sedangkan untuk fasilitas atau bantuan yang
diberikan oleh pemerintah yaitu benih, sarana produksi, sistem tanam garis (legowo), dan
pertemuan kelompok. Penelitian ini dilakukan di Kalasan, Sleman untuk (1) mengetahui
luasnya partisipasi petani dalam program padi GP-PTT di kecamatan Kalasan pada tahun
2015, (2) mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan partisipasi petani di GP -PTT di
Kalasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik
survei. Pemilihan sampel daerah dilakukan secara purposive, sedangkan pengambilan sampel
dilakukan secara simple random sampling. Jumlah responden sebanyak 60 petani. Metode
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
21
analisis yang digunakan adalah uji proporsi, analisis chi-square, dan uji gamma. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam program GP-PTT dinilai
tinggi dengan partisipasi inisiasi 71,13%, 77,29% legitimasi partisipasi, dan partisipasi
eksekusi 93,61%. Pendidikan merupakan faktor yang memiliki hubungan positif yang cukup
kuat dengan partisipasi petani dalam program GP-PTT. Sikap dan motivasi merupakan
faktor yang memiliki hubungan positif yang kuat dengan partisipasi petani dalam program
GP-PTT. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan partisipasi petani dalam program
tersebut adalah usia, peran pendidik, ketua kelompok tani, dan peran staf militer daerah.
Kata kunci: Manajemen, Partisipasi, Penanaman, Petani, Terpadu, Sleman
PENDAHULUAN
upaya pengembangan PTT secara nasional,
Tantangan pengadaan pangan
Kementerian Pertanian meluncurkan
nasional ke depan akan semakin berat
Program Sekolah Lapang Pengelolaan
mengingat banyaknya lahan irigasi subur
Tanaman Terpadu (SL-PTT). Program
yang terkonversi untuk kepentingan
SL-PTT merupakan program nasional
nonpertanian, sedangkan jumlah penduduk
pemerintah Indonesia sejak tahun 2008.
terus bertambah. Pada pihakn lain,
Program ini bertujuan untuk meningkatkan
laju pertambahan produktivitas lahan
kemandirian pangan nasional khususnya
sawah juga semakin menurun akibat
padi. Menurut Muchtar, dkk (2014)
diterapkannya teknologi yang semakin
SL-PTT merupakan salah satu strategi
intensif tetapi jumlah pupuk yang diberikan
pemerintah untuk memberdayakan petani
tidaks eimbang dengan jumlah hara yang
dalam menunjang produktivitas usahatani.
terangkut ke luar petakan berupa jerami
GP-PTT merupakan salah satu
panen atau hilang terbakar (Toha, 2007).
program yang ada dalam UPSUS (Upaya
Berdasarkan permasalahan-
Khusus). Gerakan Penerapan Pengelolaan
permasalahan tersebut, maka kebijakan
Tanaman Terpadu (GP-PTT), yaitu kegiatan
pembangunan pertanian diprioritaskan
peningkatan produktivitas akan difokuskan
beberapa program kerja yang dijabarkan
melalui pola kawasan yang terintegrasi
dalam beberapa kegiatan. Salah satunya
dari hulu sampai hilir, peningkatan
adalah program ketahanan pangan.
jumlah paket bantuan sebagai instrumen
Sejalan dengan perkembangan ilmu
stimulan, serta dukungan pendampingan
pengetahuan dan teknologi, Badan Litbang
dan pengawalan. Terpadu dalam hal ini
telah menghasilkan dan mengembangkan
yakni pada proses pelaksanaannya dimana
pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
adanya pengawalan dan pendampingan
(PTT), yang ternyata mampu meningkatkan
dilakukan oleh penyuluh, babinsa, serta
produktivitas padi serta lebih eisien. Dalam
mahasiswa/instansi pendidikan.
22
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
GP-PPT adalah salah satu program
di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten
mendukung peningkatan produksi padi,
Sleman dan Kabupaten Kulonprogo yang
jagung, kedelai dan ubi kayu (Zulkarnain,
mendapatkan program GP-PTT untuk
2017). Padi merupakan komoditas
komoditas padi. Kecamatan Kalasan
terpenting dari komoditas yang lainnya,
merupakan wilayah yang cukup prospektif
karena padi adalah makanan pokok
untuk pelaksanaan GP-PTT. Kecamatan
sebagian besar masyarakat di Indonesia.
Kalasan dipilih dalam pelaksanaan GP-
Pada GP-PTT petani dapat langsung
PTT khusus untuk komoditas padi karena
menerapkan teknologi budidaya spesiik
letak daerah yang strategis baik sarana
lokasi yang merupakan hasil rekomendasi
dan prasarana yang dibutuhkan. Keadaan
dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
tersebut menjadi suatu hal yang menarik
(BPTP) setempat.
untuk melakukan penelitian di Kecamatan
Dalam pelaksanaan PTT terdapat
2 komponen teknologi yang dapat
Kalasan mengenai partisipasi petani dalam
program GP-PTT padi.
diterapkan oleh petani, yaitu komponen
Keberhasilan pelaksanaan Program
teknologi dasar dan komponen teknologi
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
penunjang. Komponen teknologi dasar
Terpadu (GP-PTT) 2015 sangat ditentukan
merupakan komponan yang memiliki
oleh partisipasi dari petani setempat
peranan penting dalam peningkatan hasil
secara langsung, maka partisipasi petani
(Watemin, 2012). Pola perencanaan GP-
dalam program ini merupakan suatu
PTT hanya difokuskan pada sebuah
lokasi kawasan komoditas, sehingga
kegiatan pengembangan komoditas
tidak tersebar ke seluruh kabupaten
melainkan hanya beberapa kabupaten
saja yang menjadi perioritas kawasan
andalan (Kurniawan et.al., 2016).
hal yang sangat penting untuk dikaji.
Dalam rangka meningkatkan produksi
produksi serta mewujudkan ketahanan
padi dan mewujudkan swasembada pangan,
pangan. Sedangkan partisipasi menurut
Daerah Istimewa Yogyakarta telah aktif
Hanai (2004) adalah tingkat keterlibatan
melaksanakan program Gerakan Penerapan
anggota sistem sosial dalam pengambilan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
keputusan.
Mikkelsen (1999), menyatakan partisipasi
adalah keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan diri, kehidupan, dan
lingkungan mereka. Partisipasi pihak-pihak
yang terlibat dianggap sebagai jalan untuk
meraih kesuksesan dalam meningkatkan
di 5 kabupaten yaitu Kabupaten Sleman,
Partisipasi petani dalam suatu
Gunungkidul, Bantul, Kota Yogyakarta,
kegiatan atau proyek merupakan suatu
dan Kulonprogo. Diantara lima kabupaten
bentuk perwujudan dari besarnya penilaian
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
23
petani atas keuntungan dibandingkan
padi. Teknik pengambilan sampel desa
dengan biaya yang harus dikeluarkan.
dilakukan secara purposive. Menurut
Partisipasi diprediksi akan terus berlanjut
Setiawan, teknik pengambilan sampel
selama petani merasa puas atau diuntungkan
secara purposive adalah pemilihan sampel
dengan ikut serta dalam kegiatan tersebut
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan
(Irawan, 2011).
tujuan untuk memperoleh sampel dengan
karakteristik yang dikehendaki. Desa yang
METODE PENELITIAN
dipilih sebagai sampel yaitu Desa Purwo
Metode Dasar
Martani, Desa Selo Martani, Desa Tirto
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
Martani, dan Desa Taman Martani.
dengan menggunakan metode deskriptif
Pengambilan sampel petani yang
analisis. Menurut Nazir (2005), metode
diambil 60 orang petani yang aktif dan
deskriptif analisis yaitu suatu penelitan
telah melaksanakan program Gerakan
yang digunakan untuk meneliti sekelompok
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu
manusia, obyek, suatu kondisi tertentu,
(GP-PTT) padi. Setiap desa memiliki 1
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)
kelas peristiwa pada masa sekarang yang
yang didalamnya terdiri beberapa kelompok
kemudian dibahas secara sistematis faktual
tani. Desa dan Gapoktan tersebut adalah
dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak
Desa Purwo Martani (Gapoktan Purwo
atau sebagaimana, sifat-sifat hubungan
Makmur), Desa Selo Martani (Gapoktan Selo
antara fenomena yang diselidik.
Makmur), Desa Tirto Martani (Gapoktan
Tirto Sembodo), dan Desa Taman Martani
Metode Pengambilan Sampel
(Gapoktan Taman Manunggal Lestari).
Penelitian ini dilaksanakan di
Kemudian setiap Gapoktan dipilih secara
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
acak 1 kelompok tani yang nantinya akan
Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan
dipilih 15 petani. Pengambilan sampel petani
pertimbangan bahwa kecamatan tersebut
dilakukan secara acak sederhana (Simple
merupakan salah satu lokasi yang
Random Sampling) sejumlah 15 petani dari
mendapatkan program Gerakan Penerapan
masing-masing kelompoktani.
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
padi.
Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data
Sampel desa dipilih dari Kecamatan
Jenis data yang digunakan dalam
Kalasan merupakan desa yang telah
penelitian ini adalah data primer dan data
melaksanakan program Gerakan Penerapan
sekunder. Data primer merupakan sumber
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
data yang diperoleh langsung dari sumber
24
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
asli (tidak melalui media perantara). Data ini
menanggulangi hal ini maka dipakai suatu
diperoleh melalui hasil wawancara dengan
perhitungan koefisien kontingensi (C)
menggunakan kuesioner, dan melalui
secara sederhana sebagai uji lanjut dari
observasi pada responden. Data sekunder
Chi-Square. Koeisien kontingensi adalah
adalah data yang diperoleh dari sumber –
suatu ukuran dari asosiasi yang sama bila
sumber lain di luar responden. Data sekunder
kategori-kategori tersusun dalam baris-
yang digunakan adalah data yang mendukung
baris dan kolom- kolomnya.
hasil penelitian yang diperoleh baik daripihak
Uji asosiasi dengan menggunakan
pemerintah daerah maupun dari pasar modern
koefisien kontingensi (C) hanya akan
yang digunakan sebagai lokasi penelitian.
menunjukkan tingkat hubungan antara
kedua variabel dan tidak dapat mengetahui
Metode Analisis Data
arah hubungan berada pada arah positif
1. Uji Proporsi
atau negatif, sehingga diperlukan suatu
Untuk menguji hipotesis pertama,
uji tambahan untuk mengetahui untuk
yaitu untuk mengetahui tingkat partisipasi
mengetahui arah hubungan positif
petani dalam program GP-PTT padi 2015
ataunegatif.
di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman
menggunakan uji proporsi.
Penelitian ini menggunakan uji
gamma (γ) untuk mengetahui arah
hubungan. Kelebihan uji gamma yaitu
2.
Uji Chi-Square
tingkat ketelitiannya lebih tinggi.
Pada hipotesis kedua, untuk
mengetahui faktor-faktor internal dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
eksternal yang berhubungan dengan
1. Partisipasi Petani dalam Program GP-
partisipasi petani dalam program
PTT Padi di Kecamatan Kalasan
GP- PTT padi di Kecamatan Kalasan,
Partisipasi petani dalam penelitian
Kabupaten Sleman digunakan uji Chi-
ini merupakan suatu proses dimana petani
Square. Pengujian ini dilakukan untuk
secara aktif terlibat dalam suatu rangkaian
mengetahui hubungan faktor internal dan
kegiatan, mulai dari perencanaan sampai
faktor eksternal dengan partisipasi petani
pada pelaksanaan. Partisipasi petani diukur
dalam program GP-PTT padi.
menggunakan tiga indikator, yaitu partisipasi
inisiasi, partisipasi legitimasi, dan partisipasi
3. Metode Gamma
eksekusi. Dengan kata lain, partisipasi petani
Chi-Square memiliki kelemahan yaitu
dalam program GP-PTT padi diartikan
tidak dapat mengetahui keeratan hubungan
sebagai keterlibatan petani dalam tahap
antara variabel-variabel yang diuji. Untuk
inisiasi ( perencanaan kegiatan ), tahap
25
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
legitimasi ( pengambilan keputusan kegiatan)
perencanaan kegiatan program GP-PTT padi
serta tahap eksekusi (pelaksanaan kegiatan).
yang akan dilaksanakan. Berdasarkan Tabel
1 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
a. Partisipasi Inisiasi
inisiasi petani secara keseluruhan sebesar
Partisipasi inisiasi adalah partisipasi
71,13%. Hal ini menunjukkan bahwa
yang mengundang inisiatif dari pemimpin
tingkat partisipasi petani pada tahap inisiasi
desa, baik formal maupun informal ataupun
sudah cukup tinggi dalam memberikan
dari anggota masyarakat mengenai suatu
partisipasinya dalam program GP-PTT padi.
proyek, yang nantinya proyek tersebut
Indikator tertinggi pada partipasi inisiasi
merupakan kebutuhan bagi masyarakat.
yaitu keaktifan petani menghadiri rapat
Tingkat partisipasi inisiasi petani dalam
koordinasi dengan penyuluh sebesar 94,00%
program GP-PTT padi dapat dilihat dalam
yang artinya hampir semua petani memiliki
Tabel 1.
antusias yang tinggi dalam mengikuti program
Partisipasi Inisiasi dalam penelitian
GP-PTT padi dengan aktif menghadiri rapat
ini merupakan partisipasi petani dalam
koordinasi bersama penyuluh. Sedangkan
Tabel 1. Partisipasi Inisiasi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
1.
Keaktifan menghadiri penyuluhan dan rapat dengan penyuluh 1-2
1,88
Tingkat
Partisipasi
(%)
94,00
2.
1,23
61,50
1,37
68,50
4.
Keaktifan memberikan ide/gagasan/pendapat atas kegiatan 1-2
program GP-PTT padi
Keaktifan bertanya pada saat mengikuti rapat program GP- 1-2
PTT padi
Keterlibatan dalam perencanaan jadwal mulai tanam padi
1-2
1,41
70,50
5.
1-2
1,41
70,50
1-2
1,51
75,50
1-2
1,38
69,17
1-2
1,35
67,50
1-2
1,43
71,67
1-2
1,25
62,50
1-20
14,23
71,13
No. Indikator
3.
Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai varietas padi
yang akan ditanam
6. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pupuk yang
akan digunakan
7. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai cara
pengendalian OPT yang akan digunakan
8. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pestisida
yang digunakan
9. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pola tanam
yang akan dipilih
10. Keterlibatan dalam perencanaan penetapan anggaran
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
Interval Skor
Skor
Rerata
26
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
indikator terendah mengenai partisipasi
petani memebrkan saran atau pupuk yang
petani pada tahap inisiasi yaitu partisipasi
akan digunakan seperti pupuk urea, ponska,
petani dalam memberikan ide, masukan, atau
dan pupuk organik. Kemudian beberapa
pendapat untuk kegiatan program GP-PTT
petani memberikan masukan untuk pestisida
yang akan dilaksanakan dengan persentase
yang akan digunakan mudah didapatkan
sebesar 61,50%.
dan tidak terlalu mahal karena pestisida
Beberapa petani masih ada yang
tidak disubsidi oleh pemerintah. Sebelum
ikut-ikut saja dan setuju dengan pendapat
memberikan masukan atau pendapat untuk
ketua atau pengurus kelompok. Beberapa
pola tanam, penyuluh sudah menjelaskan
petani juga ada yang memberikan masukan
mengenai maisng-maisng tipe pola tanam 2:!,
atau pendapat dalam partisipasi inisiasi
3:1, dan 4:1. Setelah penyuluh menjelaskan
(perencanaan), yaitu jadwal mulai tanam,
pola tanam tersbeut, petani memberikan
varietas padi, pupuk, pestisida, dan pola
masyukan atau pendapattipe pola tanam yang
tanam yang akan digunakan. Saran serta
akan diterapkan.
masukan yang diberikan pada jenis varietas
aodi yakni varietas apdi yang menurut
b. Partisipasi Legitimasi
petani bagus dna sudah pernah digunakan
Partisipasi legitimasi dalam
sebelumnya seperti ciherang, situbangendit,
penelitian ini adalah partisipasi pada
IR 64, PP, dan lainnya. Kemudian beberapa
tingkat pembicaraan atau pembuatan
Tabel 2. Partisipasi Legitimasi Petani dalam Program GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan
Interval
Skor
Skor
Rerata
1-2
1,73
1-2
1,55
Tingkat
Partisipasi
(%)
86,67
77,50
1-2
1,63
81,67
1-2
1,60
80,00
1-2
1,58
79,17
1-2
1,40
70,00
Keterlibatan dalam memutuskan pestisida yang akan digunakan 1-2
Keterlibatan dalam memutuskan penetapan anggaran dalam 1-2
program GP-PTT
1,52
1,35
75,83
67,50
Jumlah
12,37
77,29
No. Indikator
1.
2.
Keterlibatan dalam memutuskan jadwal mulai tanam padi
Keterlibatan dalam memutuskan pelaksanaan penyiangan
3.
Keterlibatan dalam memutuskan jenis varietas padi yang akan
ditanam
Keterlibatan dalam memutuskan jenis pupuk yang akan
digunakan
Keterlibatan dalam memutuskan pola tanam yang akan
digunakan
Keterlibatan dalam memutuskan cara pengendalian OPT yang
akan digunakan
4.
5.
6.
7.
8.
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
1-16
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
27
keputusan tentang suatu proyek/program,
mulai tanam karena petani memiliki jadwal
dalam hal ini adalah pembicaraan atau
mulai tanam yang berbeda-beda karena
pengambilan keputusan tentang program
berkaitan dengan sistem pengairan atau
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
irigasi yang tidak bisa serempak sehingga
Terpadu (GP-PTT) padi. Tingkat partisipasi
mereka harus memutuskan kapan mereka
legitimasi petani dalam program GP-PTT
akan mulai tanam. Sedangkan indikator
padi dapat dilihat pada table 2.
terendah partisipasi legitimasi petani dalam
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
program GP-PTT padi, yaitu keterlibatan
bahwa tingkat partisipasi legitimasi petani
dalam memutuskan penetapan anggaran
secara keseluruhan memiliki persentase
dalam program GP-PTT dengan persentase
sebesar 77,29%. Indikator tertinggi partisipasi
sebesar 67,50%. Hal ini menunjukkan
legitimasi petani dalam program GP-PTT
bahwa partisipasi petanidalam mengambil
padi yaitu keterlibatan dalam memutuskan
keputusan untuk menetapkan anggaran
jadwal mulai tanam padi dengan persentase
yang akan dikeluarkan cukup aktif. Namun
sebesar 86,67%. Hal ini menunjukkan hampir
dalam hal ini beberapa petani amsih pasif
semua petani berpartisipasi dalam mengambil
untuk memberikan pendapatnya sehingga
keputusan mengenai jadwal mulai tanam.
menyerahkan hasil keputusan kepada ketua
Petani aktif dalam memutuskan jadwal
maupun pengurus kelompok.
Tabel 3. Partisipasi Eksekusi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
2.
Tingkat
Interval Skor
Partisipasi
Skor
Rerata
(%)
Mengeluarkan biaya dalam pelaksanaan program GP-PTT 1-2
1,12
56,00
padi
Menanam jenis varietas padi yang disarankan
1-2
2,00
100,00
3.
Menggunakan pupuk yang disarankan
No. Indikator
1.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Melakukan pemupukan secara berimbang
Melakukan penyiangan
Melakukan pengendalian OPT yang disarankan
Menggunakan pestisida
Menerapkan pola tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1
Melakukan panen pada waktu dan cara yang tepat
Melakukan kerja sama dengan petani yang lain dan saling
sharing
11. Mengajak tetangga (petani lain) untuk mengikuti program
GP-PTT padi
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
1-2
2,00
100,00
1-2
1-2
1-2
1-2
1-2
1-2
1-2
1,95
2,00
1,98
1,92
2,00
1,98
1,88
97,50
100,00
99,17
96,00
100,00
99,00
94,00
1-2
1,76
88,00
1-22
20,59
93,61
28
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
c. Partisipasi Eksekusi
pola tanam jajar legowo dengan tujuan akan
Partisipasi eksekusi adalah
mendapatkan hasil panen yang lebih baik.
partisipasi petani pada tahap pelaksanaan
Beberapa petani di Kecamatan Kalasan baru
kegiatan-kegiatan dalam program GP-
mengetahui ada pola tanam jajar legowo
PTT padi. Tingkat partisipasi eksekusi
setelah mengikuti program GP-PTT padi.
petani dalam program GP-PTT padi dapat
Sedangkan indikator partisipasi eksekusi
dilihat pada table 3. Partisipasi eksekusi
petani yang terendah, yaitu mengeluarkan
petani pada penelitian ini menunjukkan
biaya dalam pelaksanaan program GP-PTT
tinggi rendahnya partisipasi petani dalam
padi dengan persentasesebesar 56,00%.
mengikuti segala kegiatan dari program
Hal ini menunjukkan bahwa beberapa
GP-PTT padi.
petani masih mengeluarkan biaya untuk
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
usahataninya pada program GP-PTT padi.
bahwa tingkat partisipasi eksekusi petani
Bantuan dari pemerintah yang diberikan
secara keseluruhan sebesar 93,61%. Hal
kepada petani sudah ditentukan jumlahnya
ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
dengan luas lahan tertentu. Sehingga
sudah termasuk tinggi dalam program GP-
petani yang memiliki luas lahan yang
PTT padi. Indikator tertinggi partisipasi
lebih besar masih mengeluarkan biaya lagi
petani pada tahap pelaksanaan yaitu
untuk keperluan usahataninya. Partisipasi
menggunakan pupuk yang disarankan,
petani dalam program GP-PTT padi di
menanam jenis varietas padi yang disarankan,
Kecamatan Kalasan dapat dilihat dari tiga
melakukan penyiangan, dan menerapkan
indikator, yaitu inisiasi, legitimasi, dan
pola tanam jajar legowo sebesar 100,00%.
inisiasi. Tingkat partisipasi petani secara
Hal ini menunjukkan bahwa petani memiliki
keseluruhan dalam program GP-PTT padi
partisipasi yang tinggi pada keempat
dapat dilihat pada Tabel 4.
indikator ini karena petani merasa tertarik
B e r d a s a r k a n Ta b e l 4 d a p a t
dan ingin mencoba hal baru khususnya
diketahui bahwa partisipasi petani
Tabel 4. Partisipasi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
No. Indikator
Interval Skor
Skor Rerata
Tingkat Partisipasi (%)
1.
2.
3.
1-20
1-16
1-22
1-58
14,23
12,37
20,59
47,19
71,13
77,29
93,61
81,36
Inisiasi
Legitimasi
Eksekusi
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
29
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
dalam program GP- PTT padi secara
beberapa anggota petani yang masih
keseluruhan termasuk tinggi karena
bersifat pasif pada kedua tahap ini.
memiliki persentase sebesar 81,36%.
Berdasarkan penelitian Winata
Tingkat partisipasi yang paling tinggi
(2012) dengan masih rendahnya tingkat
dimiliki oleh partisipasi eksekusi, yaitu
partisipasi petani dalam perencanaan
dengan persentase sebesar 93,61%. Hal
dan evaluasi program maka diperlukan
ini menunjukkan bahwa petani antusias
sebuah program yang dapat mendorong
untuk mengikuti program GP-PTT
petani untuk lebih aktif terlibat dalam
sehingga petani aktif untuk menerapkan
perencanaan dan evaluasi. Caranya
atau melaksanakan setiap kegiatan
adalah dengan pendekatan persuasive
yang ada dalam program GP- PTT
kepada petani agar petani lebih sering
padi. Kemudian diikuti oleh partisipasi
mneghadiri rapat kelompok. Di dalam
legitimasi atau pengambilan keputusan
rapat kelompok dapat disampaikan materi
yang masuk dalam urutan kedua dengan
yang dapat memotivasi petani untuk
persentase sebesar 77, 29%. Sedangkan
lebih aktif terlibat dalam perencanaan
yang masuk urutan terakhir adalah
dan evaluasi.
partisipasi inisiasi atau perencanaan yang
Analisis selanjutnya yaitu mengetahui
memiliki persentase sebesar 71,13%. Dari
sebaran petani berdasarkan partisipasinya.
Tabel 4 dapat dilihat bahwa perbedaan
Analisis ini dibagi menjadi 3 kategori,
persentase antara partisipasi inisiasi
yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori
dan partisipasi legitimasi tidak terlalu
partisipasi petani tergolong rendah apabila
jauh. Hal ini menunjukkan bahwa secara
memiliki skor 0-19, kategori sedang
keseluruhan partisipasi petani pada tahap
apabila memiliki skor 20-40, sedangkan
inisiasi (perencanaan) dan legitimasi
untuk kategori tinggi apabila memiliki skor
(pengambilan keputusan) sudah cukup
41-58. Sebaran partisipasi petani dapat
tinggi. Walaupun begitu, masih ada
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Petani Berdasarkan Partisipasi dalam Program GP-PTT Padi di
KecamatanKalasan
No. Kategori (Skor)
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1.
Rendah (0-19)
0
0
2.
3.
Sedang (20-40)
Tinggi (41-58)
Jumlah
18
42
60
30
70
100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
30
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
bahwa partisipasi petani dalam program
GP- PTT padi tergolong tinggi dengan
persentase 70% atau sebanyak 42 petani
dan termasuk dalam kategori sedang
sebesar 30% atau sebanyak 18 petani.
Hal ini menunjukkan bahwa petani
memberikan partisipasi yang cukup tinggi
dalam program GP-PTT padi. Partisipasi
yang cukup tinggi diberikan oleh petani
juga dikarenakan keinginan petani untuk
meningkatkan hasil produksi usahataninya
b. Tingkat signiikansi pada
α = 10% (0,1), x = 42, n = 60, Po = 50%
po : koeisien keyakinan (50%)
x : jumlah sampel yang mempunyai
partisipasi tinggi dalam program
GP- PTT padi di Kecamatan Kalasan,
Kabupaten Sleman
n : jumlah keseluruhan sampel
c. Statistik pengujian
Z=
dan menambah penghasilan keluarga.
Hipotesis pertama pada penelitian ini
diduga sebagian besar petani di Kecamatan
Kalasan (>50%) memiliki partisipasi yang
tinggi dalam program GP-PTT padi. Untuk
Z=
membuktikan tingkat partisipasi petani
dalam program GP-PTT padi, maka dapat
diuji dengan menggunakan uji proporsi.
Z=
Adapun langkah-langkah uji proporsi
adalah:
a. Pengujian hipotesis
Ho : P ≤50%
Ha : P > 50%
Dengan pengertian :
Ho : Diduga kurang dari atau sama dengan
50% petani di Kecamatan Kalasan
memiliki partisipasi yang tinggi
dengan adanya program GP-PTT
padi.
Ha : Diduga lebih dari 50% petani di
Kecamatan Kalasan memiliki
partisipasi yang tinggi dengan adanya
program GP-PTT padi.
Zhitung
= 3,10
Ztable
= -1,28
d. Kriteria pengujian
1) Z hit lebih besar dari Z tabel, Ho
ditolak, Ha diterima sehingga hipotesis
yang diajukan diterima.
e. Z hit lebih kecil atau sama dengan Z
tabel, Ha ditolak, Ho diterima sehingga
hipotesis yang diajukanditolak.
Kesimpulan Zhitung = 3,10
Ztabel = -1,28
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
31
Zhitung ≥ Ztabel, H 0 ditolak, H a
dependent, sedangkan umur, pendidikan,
diterima sehingga hipotesis yang diajukan
motivasi, sikap, peran penyuluh, peran
diterima.
ketua kelompok, dan peran babinsa sebagai
Berdasarkan hasil perhitungan
variabel independent..
menggunakan uji proporsi, diperoleh
Faktor-faktor yang diduga
Zhitung sebesar 3,10. Hasil uji proporsi
berhubungan dengan partisipasi petani di
lebih besar daripada Ztabel yaitu -1,28. Hal
Kecamatan Kalasan akan dibahas sesuai
ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama
dengan hasil uji Chi-square berdasarkan
(Ha) diterima sehingga dapat disimpulkan
yang tertera pada Tabel 6.
bahwa lebih dari 50% anggota kelompok
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
tani memiliki partisipasi yang tinggi dalam
bahwa menggunakan analisis Chi-Square
program GP-PTT padi.
terdapat tiga variabel independent yang
signiikan atau yang memiliki hubungan
2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
dengan variable dependent, sedangkan
Partisipasi Petani dalam Program GP-
variabel independent yang lain tidak
PTT Padi di Kecamatan Kalasan
memiliki hubungan dengan variabel
Partisipasi petani dalam program
GP- PTT padi memiliki hubungan dengan
dependent dengan nilai signiikansi sebesar
10% (α =0,1).
beberapa faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Tujuan penelitian
1. Umur
yang kedua adalah untuk mengetahui
B e r d a s a r k a n Ta b e l 6 d a p a t
faktor-faktor apa saja yang berhubungan
diketahui bahwa nilai x2hitung sebesar
dengan partisipasi petani dalam program
0,768 lebih kecil dari x2tabel yaitu 2,706,
GP-PTT padi diKecamatan Kalasan.
x 2 tabel didapat dengan melihat α =
Faktor-faktor yang diduga berhubungan
0,1 dan df atau derajat bebas 1. Hal ini
dengan partisipasi petani, yaitu faktor
menunjukkan bahwa Ho diterima dan
internal, dimana faktor internal dari umur,
Ha ditolak, sehingga tidak ada hubungan
pendidikan, sikap, dan motivasi. Sedangkan
variabel umur dengan partisipasi petani
untuk faktor eksternal terdiri dari peran
dalam program GP-PTT padi. Selain itu,
penyuluh, peran ketua kelompok tani, dan
taraf signiikansi sebesar 0,381 lebih besar
peran dari babinsa.
dari α = 0,1 yang artinya variabel umur
Untuk menguji hipotesis ini dengan
tidak signiikan. Dengan demikian, variabel
menggunakan analisis Chi-square dengan
umur tidak berhubungan dengan partisipasi
menggunakan SPSS 22.0 for Windows.
petani dalam program GP-PTT padi.
Pada analisis ini partisipasi sebagai variabel
32
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Tabel 6. Hasil Analisis Chi-Square mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Partisipasi Petani
Pearson Chi Square
Variabel
Hit
0,768
7,803
9,030
6,494
0,260
0,017
1,047
Umur
Pendidikan
Motivasi
Sikap
Peran Penyuluh
Peran Ketua Kelompok Tani
Peran Babinsa
(0,1,df)
2,706
4,605
2,706
2,706
2,706
2,706
2,706
Sig
Ket
0,381
0,020
0,003
0,011
0,610
0,897
0,306
NS
*
*
*
NS
NS
NS
Keterangan*Signiikasi: α = 0,1
NS Non-signiikan
Ho ditolak = x² hit > x²(0,1,df)
Ho diterima = x² hit < x²(0,1,df)
2. Pendidikan
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan tabel 6 dapat
2
diketahui bahwa nilai x hitung sebesar
2
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
ada hubungan variabel motivasi dengan
7,803 lebih besar dari x tabel yaitu
partisipasi petani dalam program GP-PTT
4,605, x tabel didapat dengan melihat α
padi. Selain itu, taraf signiikansi sebesar
= 0,1 dan df atau derajat bebas 2. Hal ini
0,003 lebih kecil dari α = 0,1 yang artinya
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
variabel motivasi signifikan. Dengan
diterima, sehingga ada hubungan variabel
demikian, variabel motivasi berhubungan
pendidikan dengan partisipasi petani dalam
dengan partisipasi petani dalam program
program GP-PTT padi. Selain itu, taraf
GP-PTT padi.
2
signiikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari
α = 0,1 yang artinya variabel pendidikan
4. Sikap
signifikan. Dengan demikian, variabel
B e r d a s a r k a n Ta b e l 6 d a p a t
diketahui bahwa nilai x2hitung sebesar
pendidikan berhubungan dengan partisipasi
petani dalam program GP- PTTpadi
6,494 lebih besar dari x2tabel yaitu 2,706,
x 2 tabel didapat dengan melihat α =
3. Motivasi
0,1 dan df atau derajat bebas 1. Hal ini
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
bahwa nilai x hitung sebesar 9,030 lebih
diterima, sehingga ada hubungan variabel
2
2
2
besar dari x tabel yaitu 2,706, x tabel
sikap dengan partisipasi petani dalam
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
program GP-PTT padi. Selain itu, taraf
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
33
signifikansi sebesar 0,011 lebih kecil
ketua kelompok tani tidak signifikan.
dari α = 0,1 yang artinya variabel sikap
Dengan demikian, variabel peran ketua
signifikan. Dengan demikian, variabel
kelompok tani tidak berhubungan dengan
sikap berhubungan dengan partisipasi
partisipasi petani dalam program GP- PTT
petani dalam program GP-PTTpadi.
padi
5. Peran Penyuluh
7. Peran Babinsa
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
bahwa nilai x2hitung sebesar 0,260 lebih
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
bahwa nilai x2hitung sebesar 1,047 lebih
kecil dari x 2 tabel yaitu 2,706, x2 tabel
kecil dari x 2 tabel yaitu 2,706, x2 tabel
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df atau
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan bahwa
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
ada hubungan variabel peran penyuluh
sehingga tidak ada hubungan variabel
dengan partisipasi petani dalam program
peran babinsa dengan partisipasi petani
GP-PTT padi. Selain itu, taraf signiikansi
dalam program GP-PTT padi. Selain itu,
sebesar 0,610 lebih besar dari α = 0,1
taraf signiikansi sebesar 0,306 lebih besar
yang artinya variabel peran penyuluh tidak
dari α = 0,1 yang artinya variabel peran
signifikan. Dengan demikian, variabel
babinsa tidak signiikan. Dengan demikian,
peran penyuluh tidak berhubungan dengan
variabel peran babinsa tidak berhubungan
partisipasi petani dalam program GP-
dengan partisipasi petani dalam program
PTTpadi.
GP-PTT padi.
Chi-square memiliki kelemahan
6. Peran Ketua Kelompok Tani
yaitu tidak mengetahui keeratan hubungan
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
bahwa nilai x2hitung sebesar 0,017 lebih
antara variabel-variabel yang diuji. Dengan
kecil dari x 2 tabel yaitu 2,706, x2 tabel
digunakan suatu perhitungan koefisien
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
kontingensi (C) secara sederhana sebagai
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
uji lanjut dari Ch- square. Koefisien
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga
kontingensi dapat mengetahui arah
tidakadahubungan variabel peran ketua
hubungan positif dan negatif sehingga
kelompok tani dengan partisipasi petani
untuk mengetahui keeratan hubungan dan
dalam program GP- PTT padi. Selain itu,
mengetahui arah hubungan uji Gamma.
taraf signiikansi sebesar 0,897 lebih besar
Hasil uji Gamma dapat dilihat pada Tabel 7.
dari α = 0,1 yang artinya variabel peran
demikian untuk menanggulanginya dapat
34
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Tabel 7. Hasil Uji Gamma Mengenai Keeratan Hubungan Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Partisipasi Petani di Kecamatan Kalasan
Variabel
Ordinal Gamma
Sig
Ket
Pendidikan
Motivasi
0,611
0,881
0,003
0,023
*
*
Sikap
0,843
0,055
*
Keterangan :
* signiikan α = 0,1
0,00 sampai 0,09 tidak ada hubungan
0,10 sampai 0,29 hubungan positif lemah
0,30 sampai 0,49 hubungan positif lemah moderat 0,50 sampai 0,69
hubungan positif agak kuat
0,70 sampai 0,89 hubungan positif kuat 0,90 sampai 1 hubungan positif
sangat kuat
-0,10 sampai -0,29 hubungan negatif lemah
-0,30 sampai -0,49 hubungan negatif lemah moderat
-0,50 sampai -0,69 hubungan negatif agak kuat
-0,70 sampai -0,89 hubungan negatif kuat
-0,90 sampai -1 hubungan negatif sangat kuat
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
diikuti dengan peningkatan partisipasi
bahwa taraf signifikansi variabel
petani dalam program GP-PTT padi di
pendidikan melalui uji gamma sebesar
Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis
0,003 lebih kecil dari taraf signiikansi
umur memiliki hubungan yang kuat
α = 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan partisipasi petani dalam program
variabel pendidikan memiliki hubungan
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan
dengan partisipasi petani dalam program
diterima.
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan.
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
Selain itu, nilai ordinal gamma yang
bahwa taraf signiikansi variabel motivasi
didapat pada variabel pendidikan sebesar
melalui uji gamma sebesar 0,023 lebih
0,611. Hal ini menunjukkan bahwa
kecil dari taraf signifikansi α = 0,1.
keeratan hubungan pada interval 0,50-
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
0,69 yang artinya ada hubungan agak
motivasi memiliki hubungan dengan
kuat antara pendidikan dan partisipasi.
partisipasi petani dalam program GP-PTT
Kemudian arah hubungan diantara dua
padi di Kecamatan Kalasan. Selain itu,
variabel ini adalah positif yang artinya
nilai ordinal gamma yang didapat pada
peningkatan pada pendidikan akan
variabel motivasi sebesar 0,881. Hal ini
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
35
menunjukkan bahwa keeratan hubungan
KESIMPULAN DAN SARAN
pada interval 0,70-0,89 yang artinya
Kesimpulan
ada hubungan kuat antara motivasi dan
1. Secara umum partisipasi petani sudah
partisipasi. Kemudian arah hubungan
termasuk tinggi dalam program GP-
diantara dua variabel ini adalah positif
PTT padi di Kecamatan Kalasan.
yang artinya peningkatan motivasi akan
diikuti dengan peningkatan partisipasi
2. S e c a r a k e s e l u r u h a n p e t a n i
petani dalam program GP-PTT padi di
memiliki partisipasi tertinggi pada
Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis
partisipasi eksekusi dengan capaian
motivasi petani memiliki hubungan yang
sebesar95,41%.
kuat dengan partisipasi petani dalam
program GP-PTT padi di Kecamatan
Kalasan diterima.
3. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan partisipasi petani dalam
Kemudian selanjutnya berdasarkan
program GP-PTT padi di Kecamatan
Tabel 7 dapat diketahui bahwa taraf
Kalasan, Kabupaten Sleman adalah
signifikansi variabel sikap melalui uji
pendidikan, motivasi, dan sikap.
gamma sebesar 0,055 lebih kecil dari taraf
a. Pendidikan memiliki hubungan
signiikansi α = 0,1. Hal ini menunjukkan
positif agak kuat, yang artinya
bahwa variabel sikap memiliki hubungan
peningkatan pendidikan petani
dengan partisipasi petani dalam program
d i i k u t i d en g an p en i n g k at an
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan.
partisipasi petani dalam program
Selain itu, nilai ordinal gamma yang
GP-PTTpadi.
didapat pada variabel sikap sebesar 0,843.
b. Motivasi memiliki hubungan positif
Hal ini menunjukkan bahwa keeretan
kuat, yang artinya peningkatan
hubungan pada interval 0,70-0,89 yang
motivasi petani diikuti dengan
artinya ada hubungan kuat antara sikap
peningkatan partisipasi petani
dan partisipasi. Kemudian arah hubungan
dalam program GP-PTTpadi.
diantara dua variabel ini adalah positif
c. Sikap memiliki hubungan positif
yang artinya peningkatan sikap akan
kuat, yang artinya peningkatan
diikuti dengan peningkatan partisipasi
sikap petani diikuti dengan
petani dalam program GP-PTT padi di
peningkatan partisipasi petani
Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis
dalam program GP-PTTpadi.
sikap memiliki hubungan yang kuat dengan
partisipasi petani dalam program GP-PTT
padi di Kecamatan Kalasan diterima.
4. Faktor-faktor yang tidak berhubungan
dengan partisipasi petani dalam
36
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
program GP- PTT padi di Kecamatan
penyuluhan dan aktif berdiskusi
Kalasan, Kabupaten Sleman adalah
denganpenyuluh.
umur, peran penyuluh, peran ketua
kelompok, dan peranbabinsa.
3. Partisipasi petani pada sikap mengenai
menerapkan program GP-PTT padi jika
ada bantuan pemerintah, dapat diperkuat
Saran
dengan aktif mengikuti penyuluhan
1. Perlunya peningkatan partisipasi petani
dan sharing dengan penyuluh untuk
pada aspek inisiasi (perencanaan)
mengetahui keuntungan dari program
dan legitimasi (pengambilan
GP-PTT pagi.
keputusan) dalam program GP-PTT
4. Untuk meningkatkan partisipasi
padi karena tahap ini merupakan
petani dapat meningkatkan pendidikan
tahap awal sebelum program GP-
melalui pendidikan non formal seperti
PTT padi dilaksanakan. Petani harus
mengikuti penyuluhan danpelatihan-
memberikan partisipasinya pada
pelatihan.
tahapinisiasi dan legitimasi supaya
diharapkan. Partisipasi petani pada
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, H. , Soemardjo Soemardjo,
Amirudin Saleh, dan Ida Yuhana.
tahap inisiasi dan legitimasi lebih rendah
2004. Pendekatan Model Komunikasi,
dari tahap eksekusi karena beberapa
Partisipasi Kelompok dalam Adopsi
petani masih pasif dalam memberikan
Inovasi Agribisnis Ternak Kambing
ide, masukan, dan pendapatnya. Oleh
PE di Girikerto-Sleman, Daerah
karena itu, perlunya peran ketua
Istimewa Yogyakarta. Agro Ekonomi
kelompok dalam memotivasi anggota
11 (2) : 70-81.
pada saat pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang
kelompoknya untuk mengeluarkan
ide atau pendapatnya dalam setiap
kegiatan/pertemuan kelompok. Hal
ini disebabkan karena ketua kelompok
lebih dekat dan intensitas untuk bertemu
dengan anggota kelompoknya lebih
sering daripada penyuluh.
Irawan, E. Prospek Partisipasi Petani
dalam Program Pembangunan Hutan
Rakyat untuk Mitigasi Perubahan
Iklim di Wonosobo. Jurnal Ekonomi
Pembangunan 12 (1) : 67-76.
Kurniawan, Rudi, Emi Widiyanti,
2. Partisipasi petani pada motivasi
dan Arip Wijianto. 2016. Sikap
mengenai kreativitas mengembangkan
Petani Terhadap Program Gerakan
teknologi baru dalam GP-PTT padi
Penerapan Pengelolaan Tanaman
dapat diperkuat dengan aktif mengikuti
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
37
Te r p a d u ( G P - P T T ) P a d i D i
Varietas Unggul. Jurnal Penelitian
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Pertanian Tanaman Pangan 26 (3)
Karanganyar. AGRISTA 4 (3): 47 –
: 180-187.
58.
Wa t e m i n , d k k . 2 0 1 2 . P e n e r a p a n
Mikkelsen, B., 2003. Metode Penelitian
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Partisipatoris dan Upaya – Upaya
Padi Sawah di Kecamatan Kebasen
Pemberdayaan. Jakarta : Yayasan
Kabupaten Banyumas. Jurnal SEPA
Obor Indonesia.
9 (1) : 34-4.
Muchtar, Karmila, Ninuk Purnaningsih dan
Winata, Adi dan Ernik Yuliana. 2012.
Djoko Susanto. 2014. Komunikasi
Tingkat Partisipasi Petani Hutan
Partisipatif pada Sekolah Lapangan
dalam Program Pengelolaan Hutan
Pengelolaan Tanaman Terpadu
Bersama Masyarakat (PHBM)
(SL-PTT). Jurnal Komunikasi
Perhutani. Jurnal MIMBAR XXVIII
Pembangunan 12 (2) : 1-14.
(1) : 65-76.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta
: Gahlia Indonesia.
Zulkarnain. 2017. Pengaruh Hubungan
Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (GP-PTT) dengan
Toha. 2007. Produktivitas Padi Gogo
Peningkatan Produksi Tanaman
Melalui Penerapan Pengelolaan
Kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian
Tanaman Terpadu dengan introduksi
Terapan 16 (3): 186-19.
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN PENERAPAN
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI
DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Farmers Partisipation in The Movement of Implementation on Integrated
Planting Management (GP-PTT) Program of Rice at Kalasan Sub District
Sleman District
Octaviany Valentina Simanjuntak, Subejo, Roso Witjaksono
Department of Agricultural Socioeconomics, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
octaviany.valentina@yahoo.com
Diterima tanggal : 9 April 2016; Disetujui tanggal : 8 Mei 2016
ABSTRACT
GP-PTT program aims to increase rice production that is focused on the area of crops
with the assistance of government facilities. As for the facilities or assistance given by the
government that is seed, means of production, row planting system (legowo), and group
meetings. This research was conducted in Kalasan, Sleman in order to (1) know the extent
of farmer participation in the program GP-PTT rice in sub-district of Kalasan in 2015(2)
know the factors related to the farmer participation in the GP-PTT program in Kalasan.
The method used in this research was descriptive by survey techniques. Selection of area
sample was conducted purposively, while sampling farmers was conducted by simple
random sampling. The total of respondents were 60 farmers. The analytical method used
was the proportion test, chi-square analysis, and gamma test. The results of the research
showed that the level of farmer participation in the program of GP-PTT was considered
high with 71.13% initiation participation, 77.29% participation legitimacy, and 93.61%
execution participation. Education is a factor that has a rather strong positive relationship
with farmers’ participation in the GP-PTT. Attitude and motivation are factors that hold a
strong positive relationship with farmers’ participation in GP-PTT. Factors that have no
relation with farmers’ participation in that program are age, the role of educator, chairman
of farmer group, and the role of local military staff.
Keywords : Farmer, Integrated, Participation, , Planting, Management, Sleman
INTISARI
Program GP-PTT bertujuan untuk meningkatkan produksi padi yang difokuskan pada area
tanaman dengan bantuan fasilitas pemerintah. Sedangkan untuk fasilitas atau bantuan yang
diberikan oleh pemerintah yaitu benih, sarana produksi, sistem tanam garis (legowo), dan
pertemuan kelompok. Penelitian ini dilakukan di Kalasan, Sleman untuk (1) mengetahui
luasnya partisipasi petani dalam program padi GP-PTT di kecamatan Kalasan pada tahun
2015, (2) mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan partisipasi petani di GP -PTT di
Kalasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik
survei. Pemilihan sampel daerah dilakukan secara purposive, sedangkan pengambilan sampel
dilakukan secara simple random sampling. Jumlah responden sebanyak 60 petani. Metode
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
21
analisis yang digunakan adalah uji proporsi, analisis chi-square, dan uji gamma. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam program GP-PTT dinilai
tinggi dengan partisipasi inisiasi 71,13%, 77,29% legitimasi partisipasi, dan partisipasi
eksekusi 93,61%. Pendidikan merupakan faktor yang memiliki hubungan positif yang cukup
kuat dengan partisipasi petani dalam program GP-PTT. Sikap dan motivasi merupakan
faktor yang memiliki hubungan positif yang kuat dengan partisipasi petani dalam program
GP-PTT. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan partisipasi petani dalam program
tersebut adalah usia, peran pendidik, ketua kelompok tani, dan peran staf militer daerah.
Kata kunci: Manajemen, Partisipasi, Penanaman, Petani, Terpadu, Sleman
PENDAHULUAN
upaya pengembangan PTT secara nasional,
Tantangan pengadaan pangan
Kementerian Pertanian meluncurkan
nasional ke depan akan semakin berat
Program Sekolah Lapang Pengelolaan
mengingat banyaknya lahan irigasi subur
Tanaman Terpadu (SL-PTT). Program
yang terkonversi untuk kepentingan
SL-PTT merupakan program nasional
nonpertanian, sedangkan jumlah penduduk
pemerintah Indonesia sejak tahun 2008.
terus bertambah. Pada pihakn lain,
Program ini bertujuan untuk meningkatkan
laju pertambahan produktivitas lahan
kemandirian pangan nasional khususnya
sawah juga semakin menurun akibat
padi. Menurut Muchtar, dkk (2014)
diterapkannya teknologi yang semakin
SL-PTT merupakan salah satu strategi
intensif tetapi jumlah pupuk yang diberikan
pemerintah untuk memberdayakan petani
tidaks eimbang dengan jumlah hara yang
dalam menunjang produktivitas usahatani.
terangkut ke luar petakan berupa jerami
GP-PTT merupakan salah satu
panen atau hilang terbakar (Toha, 2007).
program yang ada dalam UPSUS (Upaya
Berdasarkan permasalahan-
Khusus). Gerakan Penerapan Pengelolaan
permasalahan tersebut, maka kebijakan
Tanaman Terpadu (GP-PTT), yaitu kegiatan
pembangunan pertanian diprioritaskan
peningkatan produktivitas akan difokuskan
beberapa program kerja yang dijabarkan
melalui pola kawasan yang terintegrasi
dalam beberapa kegiatan. Salah satunya
dari hulu sampai hilir, peningkatan
adalah program ketahanan pangan.
jumlah paket bantuan sebagai instrumen
Sejalan dengan perkembangan ilmu
stimulan, serta dukungan pendampingan
pengetahuan dan teknologi, Badan Litbang
dan pengawalan. Terpadu dalam hal ini
telah menghasilkan dan mengembangkan
yakni pada proses pelaksanaannya dimana
pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
adanya pengawalan dan pendampingan
(PTT), yang ternyata mampu meningkatkan
dilakukan oleh penyuluh, babinsa, serta
produktivitas padi serta lebih eisien. Dalam
mahasiswa/instansi pendidikan.
22
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
GP-PPT adalah salah satu program
di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten
mendukung peningkatan produksi padi,
Sleman dan Kabupaten Kulonprogo yang
jagung, kedelai dan ubi kayu (Zulkarnain,
mendapatkan program GP-PTT untuk
2017). Padi merupakan komoditas
komoditas padi. Kecamatan Kalasan
terpenting dari komoditas yang lainnya,
merupakan wilayah yang cukup prospektif
karena padi adalah makanan pokok
untuk pelaksanaan GP-PTT. Kecamatan
sebagian besar masyarakat di Indonesia.
Kalasan dipilih dalam pelaksanaan GP-
Pada GP-PTT petani dapat langsung
PTT khusus untuk komoditas padi karena
menerapkan teknologi budidaya spesiik
letak daerah yang strategis baik sarana
lokasi yang merupakan hasil rekomendasi
dan prasarana yang dibutuhkan. Keadaan
dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
tersebut menjadi suatu hal yang menarik
(BPTP) setempat.
untuk melakukan penelitian di Kecamatan
Dalam pelaksanaan PTT terdapat
2 komponen teknologi yang dapat
Kalasan mengenai partisipasi petani dalam
program GP-PTT padi.
diterapkan oleh petani, yaitu komponen
Keberhasilan pelaksanaan Program
teknologi dasar dan komponen teknologi
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
penunjang. Komponen teknologi dasar
Terpadu (GP-PTT) 2015 sangat ditentukan
merupakan komponan yang memiliki
oleh partisipasi dari petani setempat
peranan penting dalam peningkatan hasil
secara langsung, maka partisipasi petani
(Watemin, 2012). Pola perencanaan GP-
dalam program ini merupakan suatu
PTT hanya difokuskan pada sebuah
lokasi kawasan komoditas, sehingga
kegiatan pengembangan komoditas
tidak tersebar ke seluruh kabupaten
melainkan hanya beberapa kabupaten
saja yang menjadi perioritas kawasan
andalan (Kurniawan et.al., 2016).
hal yang sangat penting untuk dikaji.
Dalam rangka meningkatkan produksi
produksi serta mewujudkan ketahanan
padi dan mewujudkan swasembada pangan,
pangan. Sedangkan partisipasi menurut
Daerah Istimewa Yogyakarta telah aktif
Hanai (2004) adalah tingkat keterlibatan
melaksanakan program Gerakan Penerapan
anggota sistem sosial dalam pengambilan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
keputusan.
Mikkelsen (1999), menyatakan partisipasi
adalah keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan diri, kehidupan, dan
lingkungan mereka. Partisipasi pihak-pihak
yang terlibat dianggap sebagai jalan untuk
meraih kesuksesan dalam meningkatkan
di 5 kabupaten yaitu Kabupaten Sleman,
Partisipasi petani dalam suatu
Gunungkidul, Bantul, Kota Yogyakarta,
kegiatan atau proyek merupakan suatu
dan Kulonprogo. Diantara lima kabupaten
bentuk perwujudan dari besarnya penilaian
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
23
petani atas keuntungan dibandingkan
padi. Teknik pengambilan sampel desa
dengan biaya yang harus dikeluarkan.
dilakukan secara purposive. Menurut
Partisipasi diprediksi akan terus berlanjut
Setiawan, teknik pengambilan sampel
selama petani merasa puas atau diuntungkan
secara purposive adalah pemilihan sampel
dengan ikut serta dalam kegiatan tersebut
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan
(Irawan, 2011).
tujuan untuk memperoleh sampel dengan
karakteristik yang dikehendaki. Desa yang
METODE PENELITIAN
dipilih sebagai sampel yaitu Desa Purwo
Metode Dasar
Martani, Desa Selo Martani, Desa Tirto
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
Martani, dan Desa Taman Martani.
dengan menggunakan metode deskriptif
Pengambilan sampel petani yang
analisis. Menurut Nazir (2005), metode
diambil 60 orang petani yang aktif dan
deskriptif analisis yaitu suatu penelitan
telah melaksanakan program Gerakan
yang digunakan untuk meneliti sekelompok
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu
manusia, obyek, suatu kondisi tertentu,
(GP-PTT) padi. Setiap desa memiliki 1
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)
kelas peristiwa pada masa sekarang yang
yang didalamnya terdiri beberapa kelompok
kemudian dibahas secara sistematis faktual
tani. Desa dan Gapoktan tersebut adalah
dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak
Desa Purwo Martani (Gapoktan Purwo
atau sebagaimana, sifat-sifat hubungan
Makmur), Desa Selo Martani (Gapoktan Selo
antara fenomena yang diselidik.
Makmur), Desa Tirto Martani (Gapoktan
Tirto Sembodo), dan Desa Taman Martani
Metode Pengambilan Sampel
(Gapoktan Taman Manunggal Lestari).
Penelitian ini dilaksanakan di
Kemudian setiap Gapoktan dipilih secara
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
acak 1 kelompok tani yang nantinya akan
Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan
dipilih 15 petani. Pengambilan sampel petani
pertimbangan bahwa kecamatan tersebut
dilakukan secara acak sederhana (Simple
merupakan salah satu lokasi yang
Random Sampling) sejumlah 15 petani dari
mendapatkan program Gerakan Penerapan
masing-masing kelompoktani.
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
padi.
Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data
Sampel desa dipilih dari Kecamatan
Jenis data yang digunakan dalam
Kalasan merupakan desa yang telah
penelitian ini adalah data primer dan data
melaksanakan program Gerakan Penerapan
sekunder. Data primer merupakan sumber
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
data yang diperoleh langsung dari sumber
24
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
asli (tidak melalui media perantara). Data ini
menanggulangi hal ini maka dipakai suatu
diperoleh melalui hasil wawancara dengan
perhitungan koefisien kontingensi (C)
menggunakan kuesioner, dan melalui
secara sederhana sebagai uji lanjut dari
observasi pada responden. Data sekunder
Chi-Square. Koeisien kontingensi adalah
adalah data yang diperoleh dari sumber –
suatu ukuran dari asosiasi yang sama bila
sumber lain di luar responden. Data sekunder
kategori-kategori tersusun dalam baris-
yang digunakan adalah data yang mendukung
baris dan kolom- kolomnya.
hasil penelitian yang diperoleh baik daripihak
Uji asosiasi dengan menggunakan
pemerintah daerah maupun dari pasar modern
koefisien kontingensi (C) hanya akan
yang digunakan sebagai lokasi penelitian.
menunjukkan tingkat hubungan antara
kedua variabel dan tidak dapat mengetahui
Metode Analisis Data
arah hubungan berada pada arah positif
1. Uji Proporsi
atau negatif, sehingga diperlukan suatu
Untuk menguji hipotesis pertama,
uji tambahan untuk mengetahui untuk
yaitu untuk mengetahui tingkat partisipasi
mengetahui arah hubungan positif
petani dalam program GP-PTT padi 2015
ataunegatif.
di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman
menggunakan uji proporsi.
Penelitian ini menggunakan uji
gamma (γ) untuk mengetahui arah
hubungan. Kelebihan uji gamma yaitu
2.
Uji Chi-Square
tingkat ketelitiannya lebih tinggi.
Pada hipotesis kedua, untuk
mengetahui faktor-faktor internal dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
eksternal yang berhubungan dengan
1. Partisipasi Petani dalam Program GP-
partisipasi petani dalam program
PTT Padi di Kecamatan Kalasan
GP- PTT padi di Kecamatan Kalasan,
Partisipasi petani dalam penelitian
Kabupaten Sleman digunakan uji Chi-
ini merupakan suatu proses dimana petani
Square. Pengujian ini dilakukan untuk
secara aktif terlibat dalam suatu rangkaian
mengetahui hubungan faktor internal dan
kegiatan, mulai dari perencanaan sampai
faktor eksternal dengan partisipasi petani
pada pelaksanaan. Partisipasi petani diukur
dalam program GP-PTT padi.
menggunakan tiga indikator, yaitu partisipasi
inisiasi, partisipasi legitimasi, dan partisipasi
3. Metode Gamma
eksekusi. Dengan kata lain, partisipasi petani
Chi-Square memiliki kelemahan yaitu
dalam program GP-PTT padi diartikan
tidak dapat mengetahui keeratan hubungan
sebagai keterlibatan petani dalam tahap
antara variabel-variabel yang diuji. Untuk
inisiasi ( perencanaan kegiatan ), tahap
25
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
legitimasi ( pengambilan keputusan kegiatan)
perencanaan kegiatan program GP-PTT padi
serta tahap eksekusi (pelaksanaan kegiatan).
yang akan dilaksanakan. Berdasarkan Tabel
1 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
a. Partisipasi Inisiasi
inisiasi petani secara keseluruhan sebesar
Partisipasi inisiasi adalah partisipasi
71,13%. Hal ini menunjukkan bahwa
yang mengundang inisiatif dari pemimpin
tingkat partisipasi petani pada tahap inisiasi
desa, baik formal maupun informal ataupun
sudah cukup tinggi dalam memberikan
dari anggota masyarakat mengenai suatu
partisipasinya dalam program GP-PTT padi.
proyek, yang nantinya proyek tersebut
Indikator tertinggi pada partipasi inisiasi
merupakan kebutuhan bagi masyarakat.
yaitu keaktifan petani menghadiri rapat
Tingkat partisipasi inisiasi petani dalam
koordinasi dengan penyuluh sebesar 94,00%
program GP-PTT padi dapat dilihat dalam
yang artinya hampir semua petani memiliki
Tabel 1.
antusias yang tinggi dalam mengikuti program
Partisipasi Inisiasi dalam penelitian
GP-PTT padi dengan aktif menghadiri rapat
ini merupakan partisipasi petani dalam
koordinasi bersama penyuluh. Sedangkan
Tabel 1. Partisipasi Inisiasi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
1.
Keaktifan menghadiri penyuluhan dan rapat dengan penyuluh 1-2
1,88
Tingkat
Partisipasi
(%)
94,00
2.
1,23
61,50
1,37
68,50
4.
Keaktifan memberikan ide/gagasan/pendapat atas kegiatan 1-2
program GP-PTT padi
Keaktifan bertanya pada saat mengikuti rapat program GP- 1-2
PTT padi
Keterlibatan dalam perencanaan jadwal mulai tanam padi
1-2
1,41
70,50
5.
1-2
1,41
70,50
1-2
1,51
75,50
1-2
1,38
69,17
1-2
1,35
67,50
1-2
1,43
71,67
1-2
1,25
62,50
1-20
14,23
71,13
No. Indikator
3.
Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai varietas padi
yang akan ditanam
6. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pupuk yang
akan digunakan
7. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai cara
pengendalian OPT yang akan digunakan
8. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pestisida
yang digunakan
9. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pola tanam
yang akan dipilih
10. Keterlibatan dalam perencanaan penetapan anggaran
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
Interval Skor
Skor
Rerata
26
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
indikator terendah mengenai partisipasi
petani memebrkan saran atau pupuk yang
petani pada tahap inisiasi yaitu partisipasi
akan digunakan seperti pupuk urea, ponska,
petani dalam memberikan ide, masukan, atau
dan pupuk organik. Kemudian beberapa
pendapat untuk kegiatan program GP-PTT
petani memberikan masukan untuk pestisida
yang akan dilaksanakan dengan persentase
yang akan digunakan mudah didapatkan
sebesar 61,50%.
dan tidak terlalu mahal karena pestisida
Beberapa petani masih ada yang
tidak disubsidi oleh pemerintah. Sebelum
ikut-ikut saja dan setuju dengan pendapat
memberikan masukan atau pendapat untuk
ketua atau pengurus kelompok. Beberapa
pola tanam, penyuluh sudah menjelaskan
petani juga ada yang memberikan masukan
mengenai maisng-maisng tipe pola tanam 2:!,
atau pendapat dalam partisipasi inisiasi
3:1, dan 4:1. Setelah penyuluh menjelaskan
(perencanaan), yaitu jadwal mulai tanam,
pola tanam tersbeut, petani memberikan
varietas padi, pupuk, pestisida, dan pola
masyukan atau pendapattipe pola tanam yang
tanam yang akan digunakan. Saran serta
akan diterapkan.
masukan yang diberikan pada jenis varietas
aodi yakni varietas apdi yang menurut
b. Partisipasi Legitimasi
petani bagus dna sudah pernah digunakan
Partisipasi legitimasi dalam
sebelumnya seperti ciherang, situbangendit,
penelitian ini adalah partisipasi pada
IR 64, PP, dan lainnya. Kemudian beberapa
tingkat pembicaraan atau pembuatan
Tabel 2. Partisipasi Legitimasi Petani dalam Program GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan
Interval
Skor
Skor
Rerata
1-2
1,73
1-2
1,55
Tingkat
Partisipasi
(%)
86,67
77,50
1-2
1,63
81,67
1-2
1,60
80,00
1-2
1,58
79,17
1-2
1,40
70,00
Keterlibatan dalam memutuskan pestisida yang akan digunakan 1-2
Keterlibatan dalam memutuskan penetapan anggaran dalam 1-2
program GP-PTT
1,52
1,35
75,83
67,50
Jumlah
12,37
77,29
No. Indikator
1.
2.
Keterlibatan dalam memutuskan jadwal mulai tanam padi
Keterlibatan dalam memutuskan pelaksanaan penyiangan
3.
Keterlibatan dalam memutuskan jenis varietas padi yang akan
ditanam
Keterlibatan dalam memutuskan jenis pupuk yang akan
digunakan
Keterlibatan dalam memutuskan pola tanam yang akan
digunakan
Keterlibatan dalam memutuskan cara pengendalian OPT yang
akan digunakan
4.
5.
6.
7.
8.
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
1-16
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
27
keputusan tentang suatu proyek/program,
mulai tanam karena petani memiliki jadwal
dalam hal ini adalah pembicaraan atau
mulai tanam yang berbeda-beda karena
pengambilan keputusan tentang program
berkaitan dengan sistem pengairan atau
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
irigasi yang tidak bisa serempak sehingga
Terpadu (GP-PTT) padi. Tingkat partisipasi
mereka harus memutuskan kapan mereka
legitimasi petani dalam program GP-PTT
akan mulai tanam. Sedangkan indikator
padi dapat dilihat pada table 2.
terendah partisipasi legitimasi petani dalam
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
program GP-PTT padi, yaitu keterlibatan
bahwa tingkat partisipasi legitimasi petani
dalam memutuskan penetapan anggaran
secara keseluruhan memiliki persentase
dalam program GP-PTT dengan persentase
sebesar 77,29%. Indikator tertinggi partisipasi
sebesar 67,50%. Hal ini menunjukkan
legitimasi petani dalam program GP-PTT
bahwa partisipasi petanidalam mengambil
padi yaitu keterlibatan dalam memutuskan
keputusan untuk menetapkan anggaran
jadwal mulai tanam padi dengan persentase
yang akan dikeluarkan cukup aktif. Namun
sebesar 86,67%. Hal ini menunjukkan hampir
dalam hal ini beberapa petani amsih pasif
semua petani berpartisipasi dalam mengambil
untuk memberikan pendapatnya sehingga
keputusan mengenai jadwal mulai tanam.
menyerahkan hasil keputusan kepada ketua
Petani aktif dalam memutuskan jadwal
maupun pengurus kelompok.
Tabel 3. Partisipasi Eksekusi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
2.
Tingkat
Interval Skor
Partisipasi
Skor
Rerata
(%)
Mengeluarkan biaya dalam pelaksanaan program GP-PTT 1-2
1,12
56,00
padi
Menanam jenis varietas padi yang disarankan
1-2
2,00
100,00
3.
Menggunakan pupuk yang disarankan
No. Indikator
1.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Melakukan pemupukan secara berimbang
Melakukan penyiangan
Melakukan pengendalian OPT yang disarankan
Menggunakan pestisida
Menerapkan pola tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1
Melakukan panen pada waktu dan cara yang tepat
Melakukan kerja sama dengan petani yang lain dan saling
sharing
11. Mengajak tetangga (petani lain) untuk mengikuti program
GP-PTT padi
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
1-2
2,00
100,00
1-2
1-2
1-2
1-2
1-2
1-2
1-2
1,95
2,00
1,98
1,92
2,00
1,98
1,88
97,50
100,00
99,17
96,00
100,00
99,00
94,00
1-2
1,76
88,00
1-22
20,59
93,61
28
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
c. Partisipasi Eksekusi
pola tanam jajar legowo dengan tujuan akan
Partisipasi eksekusi adalah
mendapatkan hasil panen yang lebih baik.
partisipasi petani pada tahap pelaksanaan
Beberapa petani di Kecamatan Kalasan baru
kegiatan-kegiatan dalam program GP-
mengetahui ada pola tanam jajar legowo
PTT padi. Tingkat partisipasi eksekusi
setelah mengikuti program GP-PTT padi.
petani dalam program GP-PTT padi dapat
Sedangkan indikator partisipasi eksekusi
dilihat pada table 3. Partisipasi eksekusi
petani yang terendah, yaitu mengeluarkan
petani pada penelitian ini menunjukkan
biaya dalam pelaksanaan program GP-PTT
tinggi rendahnya partisipasi petani dalam
padi dengan persentasesebesar 56,00%.
mengikuti segala kegiatan dari program
Hal ini menunjukkan bahwa beberapa
GP-PTT padi.
petani masih mengeluarkan biaya untuk
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
usahataninya pada program GP-PTT padi.
bahwa tingkat partisipasi eksekusi petani
Bantuan dari pemerintah yang diberikan
secara keseluruhan sebesar 93,61%. Hal
kepada petani sudah ditentukan jumlahnya
ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
dengan luas lahan tertentu. Sehingga
sudah termasuk tinggi dalam program GP-
petani yang memiliki luas lahan yang
PTT padi. Indikator tertinggi partisipasi
lebih besar masih mengeluarkan biaya lagi
petani pada tahap pelaksanaan yaitu
untuk keperluan usahataninya. Partisipasi
menggunakan pupuk yang disarankan,
petani dalam program GP-PTT padi di
menanam jenis varietas padi yang disarankan,
Kecamatan Kalasan dapat dilihat dari tiga
melakukan penyiangan, dan menerapkan
indikator, yaitu inisiasi, legitimasi, dan
pola tanam jajar legowo sebesar 100,00%.
inisiasi. Tingkat partisipasi petani secara
Hal ini menunjukkan bahwa petani memiliki
keseluruhan dalam program GP-PTT padi
partisipasi yang tinggi pada keempat
dapat dilihat pada Tabel 4.
indikator ini karena petani merasa tertarik
B e r d a s a r k a n Ta b e l 4 d a p a t
dan ingin mencoba hal baru khususnya
diketahui bahwa partisipasi petani
Tabel 4. Partisipasi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
No. Indikator
Interval Skor
Skor Rerata
Tingkat Partisipasi (%)
1.
2.
3.
1-20
1-16
1-22
1-58
14,23
12,37
20,59
47,19
71,13
77,29
93,61
81,36
Inisiasi
Legitimasi
Eksekusi
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
29
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
dalam program GP- PTT padi secara
beberapa anggota petani yang masih
keseluruhan termasuk tinggi karena
bersifat pasif pada kedua tahap ini.
memiliki persentase sebesar 81,36%.
Berdasarkan penelitian Winata
Tingkat partisipasi yang paling tinggi
(2012) dengan masih rendahnya tingkat
dimiliki oleh partisipasi eksekusi, yaitu
partisipasi petani dalam perencanaan
dengan persentase sebesar 93,61%. Hal
dan evaluasi program maka diperlukan
ini menunjukkan bahwa petani antusias
sebuah program yang dapat mendorong
untuk mengikuti program GP-PTT
petani untuk lebih aktif terlibat dalam
sehingga petani aktif untuk menerapkan
perencanaan dan evaluasi. Caranya
atau melaksanakan setiap kegiatan
adalah dengan pendekatan persuasive
yang ada dalam program GP- PTT
kepada petani agar petani lebih sering
padi. Kemudian diikuti oleh partisipasi
mneghadiri rapat kelompok. Di dalam
legitimasi atau pengambilan keputusan
rapat kelompok dapat disampaikan materi
yang masuk dalam urutan kedua dengan
yang dapat memotivasi petani untuk
persentase sebesar 77, 29%. Sedangkan
lebih aktif terlibat dalam perencanaan
yang masuk urutan terakhir adalah
dan evaluasi.
partisipasi inisiasi atau perencanaan yang
Analisis selanjutnya yaitu mengetahui
memiliki persentase sebesar 71,13%. Dari
sebaran petani berdasarkan partisipasinya.
Tabel 4 dapat dilihat bahwa perbedaan
Analisis ini dibagi menjadi 3 kategori,
persentase antara partisipasi inisiasi
yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori
dan partisipasi legitimasi tidak terlalu
partisipasi petani tergolong rendah apabila
jauh. Hal ini menunjukkan bahwa secara
memiliki skor 0-19, kategori sedang
keseluruhan partisipasi petani pada tahap
apabila memiliki skor 20-40, sedangkan
inisiasi (perencanaan) dan legitimasi
untuk kategori tinggi apabila memiliki skor
(pengambilan keputusan) sudah cukup
41-58. Sebaran partisipasi petani dapat
tinggi. Walaupun begitu, masih ada
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Petani Berdasarkan Partisipasi dalam Program GP-PTT Padi di
KecamatanKalasan
No. Kategori (Skor)
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1.
Rendah (0-19)
0
0
2.
3.
Sedang (20-40)
Tinggi (41-58)
Jumlah
18
42
60
30
70
100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
30
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
bahwa partisipasi petani dalam program
GP- PTT padi tergolong tinggi dengan
persentase 70% atau sebanyak 42 petani
dan termasuk dalam kategori sedang
sebesar 30% atau sebanyak 18 petani.
Hal ini menunjukkan bahwa petani
memberikan partisipasi yang cukup tinggi
dalam program GP-PTT padi. Partisipasi
yang cukup tinggi diberikan oleh petani
juga dikarenakan keinginan petani untuk
meningkatkan hasil produksi usahataninya
b. Tingkat signiikansi pada
α = 10% (0,1), x = 42, n = 60, Po = 50%
po : koeisien keyakinan (50%)
x : jumlah sampel yang mempunyai
partisipasi tinggi dalam program
GP- PTT padi di Kecamatan Kalasan,
Kabupaten Sleman
n : jumlah keseluruhan sampel
c. Statistik pengujian
Z=
dan menambah penghasilan keluarga.
Hipotesis pertama pada penelitian ini
diduga sebagian besar petani di Kecamatan
Kalasan (>50%) memiliki partisipasi yang
tinggi dalam program GP-PTT padi. Untuk
Z=
membuktikan tingkat partisipasi petani
dalam program GP-PTT padi, maka dapat
diuji dengan menggunakan uji proporsi.
Z=
Adapun langkah-langkah uji proporsi
adalah:
a. Pengujian hipotesis
Ho : P ≤50%
Ha : P > 50%
Dengan pengertian :
Ho : Diduga kurang dari atau sama dengan
50% petani di Kecamatan Kalasan
memiliki partisipasi yang tinggi
dengan adanya program GP-PTT
padi.
Ha : Diduga lebih dari 50% petani di
Kecamatan Kalasan memiliki
partisipasi yang tinggi dengan adanya
program GP-PTT padi.
Zhitung
= 3,10
Ztable
= -1,28
d. Kriteria pengujian
1) Z hit lebih besar dari Z tabel, Ho
ditolak, Ha diterima sehingga hipotesis
yang diajukan diterima.
e. Z hit lebih kecil atau sama dengan Z
tabel, Ha ditolak, Ho diterima sehingga
hipotesis yang diajukanditolak.
Kesimpulan Zhitung = 3,10
Ztabel = -1,28
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
31
Zhitung ≥ Ztabel, H 0 ditolak, H a
dependent, sedangkan umur, pendidikan,
diterima sehingga hipotesis yang diajukan
motivasi, sikap, peran penyuluh, peran
diterima.
ketua kelompok, dan peran babinsa sebagai
Berdasarkan hasil perhitungan
variabel independent..
menggunakan uji proporsi, diperoleh
Faktor-faktor yang diduga
Zhitung sebesar 3,10. Hasil uji proporsi
berhubungan dengan partisipasi petani di
lebih besar daripada Ztabel yaitu -1,28. Hal
Kecamatan Kalasan akan dibahas sesuai
ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama
dengan hasil uji Chi-square berdasarkan
(Ha) diterima sehingga dapat disimpulkan
yang tertera pada Tabel 6.
bahwa lebih dari 50% anggota kelompok
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
tani memiliki partisipasi yang tinggi dalam
bahwa menggunakan analisis Chi-Square
program GP-PTT padi.
terdapat tiga variabel independent yang
signiikan atau yang memiliki hubungan
2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
dengan variable dependent, sedangkan
Partisipasi Petani dalam Program GP-
variabel independent yang lain tidak
PTT Padi di Kecamatan Kalasan
memiliki hubungan dengan variabel
Partisipasi petani dalam program
GP- PTT padi memiliki hubungan dengan
dependent dengan nilai signiikansi sebesar
10% (α =0,1).
beberapa faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Tujuan penelitian
1. Umur
yang kedua adalah untuk mengetahui
B e r d a s a r k a n Ta b e l 6 d a p a t
faktor-faktor apa saja yang berhubungan
diketahui bahwa nilai x2hitung sebesar
dengan partisipasi petani dalam program
0,768 lebih kecil dari x2tabel yaitu 2,706,
GP-PTT padi diKecamatan Kalasan.
x 2 tabel didapat dengan melihat α =
Faktor-faktor yang diduga berhubungan
0,1 dan df atau derajat bebas 1. Hal ini
dengan partisipasi petani, yaitu faktor
menunjukkan bahwa Ho diterima dan
internal, dimana faktor internal dari umur,
Ha ditolak, sehingga tidak ada hubungan
pendidikan, sikap, dan motivasi. Sedangkan
variabel umur dengan partisipasi petani
untuk faktor eksternal terdiri dari peran
dalam program GP-PTT padi. Selain itu,
penyuluh, peran ketua kelompok tani, dan
taraf signiikansi sebesar 0,381 lebih besar
peran dari babinsa.
dari α = 0,1 yang artinya variabel umur
Untuk menguji hipotesis ini dengan
tidak signiikan. Dengan demikian, variabel
menggunakan analisis Chi-square dengan
umur tidak berhubungan dengan partisipasi
menggunakan SPSS 22.0 for Windows.
petani dalam program GP-PTT padi.
Pada analisis ini partisipasi sebagai variabel
32
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Tabel 6. Hasil Analisis Chi-Square mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Partisipasi Petani
Pearson Chi Square
Variabel
Hit
0,768
7,803
9,030
6,494
0,260
0,017
1,047
Umur
Pendidikan
Motivasi
Sikap
Peran Penyuluh
Peran Ketua Kelompok Tani
Peran Babinsa
(0,1,df)
2,706
4,605
2,706
2,706
2,706
2,706
2,706
Sig
Ket
0,381
0,020
0,003
0,011
0,610
0,897
0,306
NS
*
*
*
NS
NS
NS
Keterangan*Signiikasi: α = 0,1
NS Non-signiikan
Ho ditolak = x² hit > x²(0,1,df)
Ho diterima = x² hit < x²(0,1,df)
2. Pendidikan
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan tabel 6 dapat
2
diketahui bahwa nilai x hitung sebesar
2
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
ada hubungan variabel motivasi dengan
7,803 lebih besar dari x tabel yaitu
partisipasi petani dalam program GP-PTT
4,605, x tabel didapat dengan melihat α
padi. Selain itu, taraf signiikansi sebesar
= 0,1 dan df atau derajat bebas 2. Hal ini
0,003 lebih kecil dari α = 0,1 yang artinya
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
variabel motivasi signifikan. Dengan
diterima, sehingga ada hubungan variabel
demikian, variabel motivasi berhubungan
pendidikan dengan partisipasi petani dalam
dengan partisipasi petani dalam program
program GP-PTT padi. Selain itu, taraf
GP-PTT padi.
2
signiikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari
α = 0,1 yang artinya variabel pendidikan
4. Sikap
signifikan. Dengan demikian, variabel
B e r d a s a r k a n Ta b e l 6 d a p a t
diketahui bahwa nilai x2hitung sebesar
pendidikan berhubungan dengan partisipasi
petani dalam program GP- PTTpadi
6,494 lebih besar dari x2tabel yaitu 2,706,
x 2 tabel didapat dengan melihat α =
3. Motivasi
0,1 dan df atau derajat bebas 1. Hal ini
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
bahwa nilai x hitung sebesar 9,030 lebih
diterima, sehingga ada hubungan variabel
2
2
2
besar dari x tabel yaitu 2,706, x tabel
sikap dengan partisipasi petani dalam
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
program GP-PTT padi. Selain itu, taraf
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
33
signifikansi sebesar 0,011 lebih kecil
ketua kelompok tani tidak signifikan.
dari α = 0,1 yang artinya variabel sikap
Dengan demikian, variabel peran ketua
signifikan. Dengan demikian, variabel
kelompok tani tidak berhubungan dengan
sikap berhubungan dengan partisipasi
partisipasi petani dalam program GP- PTT
petani dalam program GP-PTTpadi.
padi
5. Peran Penyuluh
7. Peran Babinsa
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
bahwa nilai x2hitung sebesar 0,260 lebih
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
bahwa nilai x2hitung sebesar 1,047 lebih
kecil dari x 2 tabel yaitu 2,706, x2 tabel
kecil dari x 2 tabel yaitu 2,706, x2 tabel
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df atau
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan bahwa
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
ada hubungan variabel peran penyuluh
sehingga tidak ada hubungan variabel
dengan partisipasi petani dalam program
peran babinsa dengan partisipasi petani
GP-PTT padi. Selain itu, taraf signiikansi
dalam program GP-PTT padi. Selain itu,
sebesar 0,610 lebih besar dari α = 0,1
taraf signiikansi sebesar 0,306 lebih besar
yang artinya variabel peran penyuluh tidak
dari α = 0,1 yang artinya variabel peran
signifikan. Dengan demikian, variabel
babinsa tidak signiikan. Dengan demikian,
peran penyuluh tidak berhubungan dengan
variabel peran babinsa tidak berhubungan
partisipasi petani dalam program GP-
dengan partisipasi petani dalam program
PTTpadi.
GP-PTT padi.
Chi-square memiliki kelemahan
6. Peran Ketua Kelompok Tani
yaitu tidak mengetahui keeratan hubungan
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
bahwa nilai x2hitung sebesar 0,017 lebih
antara variabel-variabel yang diuji. Dengan
kecil dari x 2 tabel yaitu 2,706, x2 tabel
digunakan suatu perhitungan koefisien
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
kontingensi (C) secara sederhana sebagai
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
uji lanjut dari Ch- square. Koefisien
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga
kontingensi dapat mengetahui arah
tidakadahubungan variabel peran ketua
hubungan positif dan negatif sehingga
kelompok tani dengan partisipasi petani
untuk mengetahui keeratan hubungan dan
dalam program GP- PTT padi. Selain itu,
mengetahui arah hubungan uji Gamma.
taraf signiikansi sebesar 0,897 lebih besar
Hasil uji Gamma dapat dilihat pada Tabel 7.
dari α = 0,1 yang artinya variabel peran
demikian untuk menanggulanginya dapat
34
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Tabel 7. Hasil Uji Gamma Mengenai Keeratan Hubungan Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Partisipasi Petani di Kecamatan Kalasan
Variabel
Ordinal Gamma
Sig
Ket
Pendidikan
Motivasi
0,611
0,881
0,003
0,023
*
*
Sikap
0,843
0,055
*
Keterangan :
* signiikan α = 0,1
0,00 sampai 0,09 tidak ada hubungan
0,10 sampai 0,29 hubungan positif lemah
0,30 sampai 0,49 hubungan positif lemah moderat 0,50 sampai 0,69
hubungan positif agak kuat
0,70 sampai 0,89 hubungan positif kuat 0,90 sampai 1 hubungan positif
sangat kuat
-0,10 sampai -0,29 hubungan negatif lemah
-0,30 sampai -0,49 hubungan negatif lemah moderat
-0,50 sampai -0,69 hubungan negatif agak kuat
-0,70 sampai -0,89 hubungan negatif kuat
-0,90 sampai -1 hubungan negatif sangat kuat
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
diikuti dengan peningkatan partisipasi
bahwa taraf signifikansi variabel
petani dalam program GP-PTT padi di
pendidikan melalui uji gamma sebesar
Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis
0,003 lebih kecil dari taraf signiikansi
umur memiliki hubungan yang kuat
α = 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan partisipasi petani dalam program
variabel pendidikan memiliki hubungan
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan
dengan partisipasi petani dalam program
diterima.
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan.
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
Selain itu, nilai ordinal gamma yang
bahwa taraf signiikansi variabel motivasi
didapat pada variabel pendidikan sebesar
melalui uji gamma sebesar 0,023 lebih
0,611. Hal ini menunjukkan bahwa
kecil dari taraf signifikansi α = 0,1.
keeratan hubungan pada interval 0,50-
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
0,69 yang artinya ada hubungan agak
motivasi memiliki hubungan dengan
kuat antara pendidikan dan partisipasi.
partisipasi petani dalam program GP-PTT
Kemudian arah hubungan diantara dua
padi di Kecamatan Kalasan. Selain itu,
variabel ini adalah positif yang artinya
nilai ordinal gamma yang didapat pada
peningkatan pada pendidikan akan
variabel motivasi sebesar 0,881. Hal ini
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
35
menunjukkan bahwa keeratan hubungan
KESIMPULAN DAN SARAN
pada interval 0,70-0,89 yang artinya
Kesimpulan
ada hubungan kuat antara motivasi dan
1. Secara umum partisipasi petani sudah
partisipasi. Kemudian arah hubungan
termasuk tinggi dalam program GP-
diantara dua variabel ini adalah positif
PTT padi di Kecamatan Kalasan.
yang artinya peningkatan motivasi akan
diikuti dengan peningkatan partisipasi
2. S e c a r a k e s e l u r u h a n p e t a n i
petani dalam program GP-PTT padi di
memiliki partisipasi tertinggi pada
Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis
partisipasi eksekusi dengan capaian
motivasi petani memiliki hubungan yang
sebesar95,41%.
kuat dengan partisipasi petani dalam
program GP-PTT padi di Kecamatan
Kalasan diterima.
3. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan partisipasi petani dalam
Kemudian selanjutnya berdasarkan
program GP-PTT padi di Kecamatan
Tabel 7 dapat diketahui bahwa taraf
Kalasan, Kabupaten Sleman adalah
signifikansi variabel sikap melalui uji
pendidikan, motivasi, dan sikap.
gamma sebesar 0,055 lebih kecil dari taraf
a. Pendidikan memiliki hubungan
signiikansi α = 0,1. Hal ini menunjukkan
positif agak kuat, yang artinya
bahwa variabel sikap memiliki hubungan
peningkatan pendidikan petani
dengan partisipasi petani dalam program
d i i k u t i d en g an p en i n g k at an
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan.
partisipasi petani dalam program
Selain itu, nilai ordinal gamma yang
GP-PTTpadi.
didapat pada variabel sikap sebesar 0,843.
b. Motivasi memiliki hubungan positif
Hal ini menunjukkan bahwa keeretan
kuat, yang artinya peningkatan
hubungan pada interval 0,70-0,89 yang
motivasi petani diikuti dengan
artinya ada hubungan kuat antara sikap
peningkatan partisipasi petani
dan partisipasi. Kemudian arah hubungan
dalam program GP-PTTpadi.
diantara dua variabel ini adalah positif
c. Sikap memiliki hubungan positif
yang artinya peningkatan sikap akan
kuat, yang artinya peningkatan
diikuti dengan peningkatan partisipasi
sikap petani diikuti dengan
petani dalam program GP-PTT padi di
peningkatan partisipasi petani
Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis
dalam program GP-PTTpadi.
sikap memiliki hubungan yang kuat dengan
partisipasi petani dalam program GP-PTT
padi di Kecamatan Kalasan diterima.
4. Faktor-faktor yang tidak berhubungan
dengan partisipasi petani dalam
36
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
program GP- PTT padi di Kecamatan
penyuluhan dan aktif berdiskusi
Kalasan, Kabupaten Sleman adalah
denganpenyuluh.
umur, peran penyuluh, peran ketua
kelompok, dan peranbabinsa.
3. Partisipasi petani pada sikap mengenai
menerapkan program GP-PTT padi jika
ada bantuan pemerintah, dapat diperkuat
Saran
dengan aktif mengikuti penyuluhan
1. Perlunya peningkatan partisipasi petani
dan sharing dengan penyuluh untuk
pada aspek inisiasi (perencanaan)
mengetahui keuntungan dari program
dan legitimasi (pengambilan
GP-PTT pagi.
keputusan) dalam program GP-PTT
4. Untuk meningkatkan partisipasi
padi karena tahap ini merupakan
petani dapat meningkatkan pendidikan
tahap awal sebelum program GP-
melalui pendidikan non formal seperti
PTT padi dilaksanakan. Petani harus
mengikuti penyuluhan danpelatihan-
memberikan partisipasinya pada
pelatihan.
tahapinisiasi dan legitimasi supaya
diharapkan. Partisipasi petani pada
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, H. , Soemardjo Soemardjo,
Amirudin Saleh, dan Ida Yuhana.
tahap inisiasi dan legitimasi lebih rendah
2004. Pendekatan Model Komunikasi,
dari tahap eksekusi karena beberapa
Partisipasi Kelompok dalam Adopsi
petani masih pasif dalam memberikan
Inovasi Agribisnis Ternak Kambing
ide, masukan, dan pendapatnya. Oleh
PE di Girikerto-Sleman, Daerah
karena itu, perlunya peran ketua
Istimewa Yogyakarta. Agro Ekonomi
kelompok dalam memotivasi anggota
11 (2) : 70-81.
pada saat pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang
kelompoknya untuk mengeluarkan
ide atau pendapatnya dalam setiap
kegiatan/pertemuan kelompok. Hal
ini disebabkan karena ketua kelompok
lebih dekat dan intensitas untuk bertemu
dengan anggota kelompoknya lebih
sering daripada penyuluh.
Irawan, E. Prospek Partisipasi Petani
dalam Program Pembangunan Hutan
Rakyat untuk Mitigasi Perubahan
Iklim di Wonosobo. Jurnal Ekonomi
Pembangunan 12 (1) : 67-76.
Kurniawan, Rudi, Emi Widiyanti,
2. Partisipasi petani pada motivasi
dan Arip Wijianto. 2016. Sikap
mengenai kreativitas mengembangkan
Petani Terhadap Program Gerakan
teknologi baru dalam GP-PTT padi
Penerapan Pengelolaan Tanaman
dapat diperkuat dengan aktif mengikuti
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
37
Te r p a d u ( G P - P T T ) P a d i D i
Varietas Unggul. Jurnal Penelitian
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten
Pertanian Tanaman Pangan 26 (3)
Karanganyar. AGRISTA 4 (3): 47 –
: 180-187.
58.
Wa t e m i n , d k k . 2 0 1 2 . P e n e r a p a n
Mikkelsen, B., 2003. Metode Penelitian
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Partisipatoris dan Upaya – Upaya
Padi Sawah di Kecamatan Kebasen
Pemberdayaan. Jakarta : Yayasan
Kabupaten Banyumas. Jurnal SEPA
Obor Indonesia.
9 (1) : 34-4.
Muchtar, Karmila, Ninuk Purnaningsih dan
Winata, Adi dan Ernik Yuliana. 2012.
Djoko Susanto. 2014. Komunikasi
Tingkat Partisipasi Petani Hutan
Partisipatif pada Sekolah Lapangan
dalam Program Pengelolaan Hutan
Pengelolaan Tanaman Terpadu
Bersama Masyarakat (PHBM)
(SL-PTT). Jurnal Komunikasi
Perhutani. Jurnal MIMBAR XXVIII
Pembangunan 12 (2) : 1-14.
(1) : 65-76.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta
: Gahlia Indonesia.
Zulkarnain. 2017. Pengaruh Hubungan
Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (GP-PTT) dengan
Toha. 2007. Produktivitas Padi Gogo
Peningkatan Produksi Tanaman
Melalui Penerapan Pengelolaan
Kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian
Tanaman Terpadu dengan introduksi
Terapan 16 (3): 186-19.