T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi Desktop T1 Full text

Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi
Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi
Desktop

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :
Dwi Agus Sudarmono
672013083

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
TAHUN 2017

ii


iii

iv

v

1.

Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
tidak dapat mencukupi kebutuhan minimal untuk standar kehidupan. Pada masa
digital seperti saat ini ternyata kemiskinan masih masalah utama yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
yang sedang menghadapi masalah tersebut. Keberhasilan dan kegagalan
pembangunan acap kali diukur berdasarkan perubahan pada tingkat kemiskinan.[1]
Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin, Presentase Penduduk Miskin, Maret 2011 – Maret 2015 [2]
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)


Persentase Penduduk Miskin

Tahun
Kota
Maret 2011
September
2011
Maret 2012
September
2012
Maret 2013
September
2013
Maret 2014
September
2014
Maret 2015

Desa
11.

05
10.
95
10.
65
10.
51
10.
33
10.
63
10.
51
10.
36
10.
65

Kota+Desa
18.

97
18.
94
18.
49
18.
09
17.
74
17.
92
17.
77
17.
37
17.
94

30.02
29.89

29.13
28.59
28.07
28.55
28.28
27.73
28.59

Kota

Desa
9.
23
9.
09
8.
78
8.
60
8.

39
8.
52
8.
34
8.
16
8.
29

15.7
2
15.5
9
15.1
2
14.7
0
14.3
2

14.4
2
14.1
7
13.7
6
14.2
1

Kota+Desa
12.49
12.36
11.96
11.66
11.37
11.47
11.25
10.96
11.22


Pada tabel 1 diatas angka kemiskinan di Indonesia menurut Badan Pusat
Statistik atau BPS bulan Maret 2015 28,59 juta orang. Menurut data BPS presentase
penduduk miskin di desa pada bulan September 2014 naik dari 13,76 persen menjadi
14,21 persen pada bulan Maret 2015. Angka kemiskinan pada daerah perkotaan juga
mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen dari 8,16 persen pada bulan September 2014
menjadi 8,29 persen pada Maret 2015. Menurut Pusat Telaah dan Informasi Regional
atau PATTIRO progam kemiskinan yang diadakan oleh pemerintah belum bisa
mengatasi masalah kemiskinan karena terdapat beberapa kendala. Kendala yang
pertama dalam pendistribusian progam kemiskinan. Kemudian daftar Rumah Tangga
Miskin atau RTM sehingga masyarakat tidak tahu kepada siapa bantuan yang
diberikan. Hal tersebut mengakibatkan program bantuan dari pemerintah Indonesia
1

yang belum merata dan belum tepat sasaran. Pada penelitian ini penulis mengambil
studi kasus di Salatiga. Salatiga merupakan salah satu Kota di Indonesia yang sedang
memberantas kemiskinan.
Tabel 2 Jumlah Penduduk Miskin, Presentase Penduduk Miskin, Kota Salatiga 2012 – 2015 [3]
Tahun

Jumlah Penduduk Miskin (000)


Presentase Penduduk Miskin

2012 (September)

12.6

7.11

2013 (September)

11.5

6.4

2014 (September)

10.79

5.93


2015 (September)

10.62

5.8

Pada tabel 2 diatas merupakan tabel jumlah penduduk miskin dan presentase
penduduk miskin di Salatiga dari tahun 2012 sampai 2015. Sebanyak 10.620 orang di
Salatiga dari seluruh penduduk dikategorikan miskin. Jumlah penduduk di Salatiga
tahun 2015 menurut BPS adalah 183.815 orang.
Sistem Informasi Geografis atau SIG merupakan kombinasi database dalam
mengumpulkan dan menyimpan sejumlah data geospasial yang besar, bersama-sama
dengan kemampuan analisis spasial untuk mengetahui hubungan geospasial antara
entitas dari masing-masing data yang digunakan, ditambah dengan peta layar yang
berfungsi menggambarkan hubungan data geospasial dalam dua dimensi dalam
bentuk peta. SIG juga merupakan salah satu alat yang dapat dipakai untuk membantu
dalam menganalisa kondisi suatu daerah dalam bidang kependudukan untuk
menentukan tingkat kesejahteraan penduduknya. SIG dapat menyampaikan informasi
dalam bentuk tematik sehingga kondisi suatu daerah terhadap kemiskinan dapat

disajikan dalam bentuk visualisasi peta tematik dan dapat mempermudah user dalam
memahami informasi yang disampaikan[4].
Berdasarkan Dinas Sosial Salatiga sebagai pelaksana program bantuan
kemiskinan, pelaksanaan bantuan kemiskinan belum menggunakan aplikasi.
Pelaksanaan program bantuan kemiskinan didasarkan pada data yang diperoleh dari
Dinas Provinsi Jawa Tengah. Dalam Penelitian ini membahas tentang penerapan SIG
untuk pemodelan wilayah miskin di Salatiga. Sistem ini didesain untuk menampilkan
data dengan menggunakan peta sebagai medianya agar user dapat mengidentifikasi
wilayah yang rawan akan kemiskinan. Sistem ini membantu Dinas Sosial Salatiga
sebagai penyelenggara program bantuan kemiskinan untuk mendistribusikan bantuan
tepat kepada orang – orang yang membutuhkan dengan menggunakan visualisasi data
suatu daerah berupa suatu Sistem Informasi Geografis atau SIG. SIG mampu

2

menggabungkan antara data bawaan peta dengan informasi mengenai kemiskinan.
Diharapkan dengan adanya pemetaan wilayah miskin dapat membantu Dinas Sosial
untuk menyalurkan program bantuan kemiskinan tepat sasaran.
2.

Kajian Pustaka

Menurut penelitian yang terdahulu yang berjudul “Model Pemetaan Daerah
Miskin Menggunakan Sistem Informasi Geografis” membahas tentang pemodelan
wilayah miskin dengan Sistem Informasi Geografis atau SIG berbasis web. Jurnal
tersebut membahas tentang pemanfaatan SIG dalam menyelesaikan permasalahan
kemiskinan menggunakan pemetaan setiap kota dan kabupaten di Jawa Tengah.[1]
Penelitian yang kedua berjudul “Perancangan Sistem Identifikasi dan
Pemetaan Potensi Kemiskinan untuk Optimalisasi Program Kemiskinan” membahas
tentang perancangan Sistem Informasi Geografis atau GIS berbasis web. Pemetaan
yang ada dalam Sistem Identifikasi dan Pemetaan Potensi Kemiskinan untuk
Optimalisasi Program Kemiskinan berdasarkan data statistik yang diolah
menggunakan metode AHP.[4]
Penelitian yang ketiga berjudul “Sistem Informasi Penduduk Miskin Berbasis
GIS (Studi Kasus : Kotamadya Pekanbaru)” membahas tentang pemanfaatan Sistem
Informasi Geografis berbasis web untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan di
Kota Pekanbaru. Sistem ini menunjukkan lokasi penduduk miskin menggunakan
bantuan google API. [5]
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah
penyempurnaan di bidang efisisensi penggunaan data dan pengoptimalan SIG untuk
memperoleh informasi yang diinginkan. Pada penelitian ini menggunakan bahasa
pemrograman Java yang berbasis aplikasi desktop. Berdasarkan pada penelitian yang
sebelumnya, kebanyakan berbasis website menggunakan google API yang terhubung
pada internet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bahasa Java yang
mendukung bahasa pemrograman Object Oriented Programming atau OOP untuk
membuat aplikasi desktop. Adanya aplikasi desktop yang bersifat offline ini aplikasi
ini dapat digunakan dimanapun tanpa terkendala koneksi internet. SIG dalam aplikasi
ini dimaksudkan untuk memetakan daerah – daerah miskin yang terdapat di Salatiga.
Data terkait kemiskinan diambil dari data Badan Pusat Statistik yang ada di Salatiga.
Penelitian ini menggunakan analisis data statistik yaitu metode distribusi
frekwensi. Distribusi frekuensi adalah suatu cara untuk menyusun data baik yang

3

bersifat diskrit / utuh maupun data yang bersifat kontinyu / tidak utuh dengan
memasukkan data ke dalam kelas - kelas interval dengan tujuan agar mudah
dipahami, dianalisis, dan disimpulkan.
Langkah-langkah dalam menyusun metode distribusi frekuensi menurut
aturan strurges adalah : 1) Menentukan banyaknya kelas interval / kelompok interval
yang dapat dibentuk dari suatu distribusi data.

Keterangan :
K : Jumlah kelas
N : Banyaknya pengamatan
2) Menentukan besarnya range, merupakan selisih antara nilai tertinggi dan
nilai terendah dari suatu distribusi data. Range data diperoleh dari mengurangi nilai
tertinggi dengan nilai terendah data. 3) Menentukan lebar selang dari hasil bagi range
data dengan kelas interval. 4) Menentukan limit batas atas dan bawah setiap kelas
interval. 5) Menentukan frekuensi data setiap kelas. 6) Menjumlah frekuensi setiap
kelas kemudian mencocokkan dengan total pengamatan yang ada.
3.

Metode dan Perancangan

Proses perancangan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang berkaitan
satu dengan lainya. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian seperti gambar
1.

Gambar 1 Tahapan Penelitian [6]

Gambar 1 menunjukkan tahapan penelitian yang ada. Tahapan – tahapannya
adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi Masalah, pada tahap ini dilakukan identifikasi
4

pada setiap permasalahan yang berkaitan tentang kemiskinan yang nantinya menjadi
acuan dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis untuk membantu pengoptimalan
bantuan yang ada di kota Salatiga. 2) Perancangan Sistem, pada tahap ini dilakukan
perancangan sistem dengan membuat Unified Modelling Language (UML), meliputi
Use Case diagram, Class diagram, dan Activity diagram, serta perancangan arsitektur
aplikasi. 3) Perancangan aplikasi, pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi Sistem
Informasi Geografis berupa pemetaan daerah miskin yang ada di Salatiga berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Sosial Salatiga. Proses perancangan aplikasi
menggunakan metode prototype yang dijelaskan pada gambar 2. 4) Implementasi dan
pengujian sistem, pada tahap ini adalah proses penerapan dari rancangan aplikasi
pada tahap sebelumnya setelah itu dilakukan proses pengujian dan analisa terhadap
hasil pengujuan. 5) Penulisan hasil penelitian, dalam tahap ini pada tahap ini
dilakukan penulisan terhadap penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk laporan.
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembuatan Sistem
Informasi Geografis Kemiskinan adalah prototype. Pengembangan sistem
menggunakan metode prototype merupakan proses pengembangan sistem dengan
membuat model aplikasi yang akan dibuat. Pembuatan aplikasi dilakkan secara
bertahap hingga selesai sesuai dengan kebutuhan. Tahapan metode prototype
ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2 Prototype Method [8]

Gambar 2 merupakan lamgkah langkah dalam metode prototype. Metode
prorotype memiliki 5 tahapan, dijelaskan sebagai berikut : 1) Deployment :
Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang
diinginkan customer. Peneliti mewawancarai petugas yang ada di kantor Dinas
Sosial Salatiga untuk memperoleh data kemiskinan yang ada di Salatiga. Peta
Salatiga yang digunakan untuk pemetaan wilayah miskin. 3) Planning : Tahap
persiapan pembuatan model aplikasi seperti mencari data dan pembuatan desain
aplikasi. 4) Modeling : Tahap pembuatan model melalui infrastruktur yang dibuat.
Pembuatan model dirancang dalam bentuk aplikasi desktop sesuai dengan rancangan
yang sudah dispakati. 5) Construction : Tahap pembuatan dan pengujian terhadap
Sistem Informasi Geografis ini. Kemudian dilakukan dilakukan analisa kekurangan

5

atau kelebihan mengenai aplikasi yang dibangun sehingga jika dirasa kurang maka
dilakukan optimalisasi.
Pemodelan pada sistem yang akan dibangun. Sistem ini menggunakan
pemodelan Unified Modeling Language atau UML. Terdapat 3 tahapan pada
pemodelan UML yaitu Usecase Diagram, Class Diagram, dan Activity Diagram.
Tahap 1 yaitu Activity Diagram sistem yang dapat dilihat pada gambar 3.

lihat_peta

main_aplication_user





main_aplication_admin

admin

mengolah_data_kemiskinan

login


M

lihat_data

user

M



M


tambah_data

delete_data

edit_data

Gambar 3 Activity Diagram Model

Gambar 3 merupakan usecase diagram yang dimana ada 2 aktor yaitu admin
dan user. Dimana admin dapat login kemudian masuk ke menu admin. Pada menu
admin dapat mengolah data-data kemiskinan seperti input, update, dan delete.
Sedangkan user dapat membuka menu utama. Pada menu utama terdapat beberapa
menu yaitu lihat data, lihat peta berdasarkan data kemiskinan yang ada. Selanjutnya
adalah class diagram yang menggambarkan struktur kelas yang ada pada sistem.

Gambar 4 Class Diagram Model

6

Gambar 4 merupakan gambaran dari class diagram sistem yang akan dibuat.
Dalam class diagram diatas terdapat entity login admin, data kemiskinan, tabel
kecamatan, dan tabel tahun. Semua entity memiliki relasi satu sama lain. Pada entity
data kemiskinan dan tabel kecamatan memiliki attribute yang digunakan untuk proses
pemetaan. Tahap berikutnya yaitu activity diagram yang menggambarkan aktivitas
yang berlangsung dalam sistem.

Gambar 5 Activity Diagram Model

Gambar 5 merupakan activity diagram dari sistem ini. Admin harus
memasukkan username dan password yang sesuai dengan username dan password
yang ada pada database sistem. Setelah itu admin dapat memanipulasi data seperti
input, update, dan delete data kemiskinan yang ada di Salatiga. Admin dapat kembali
ke menu utama untuk melihat hasil pemetaanya. Dalam proses pemodelan juga ada
arstektur system. Arsitektur sistem menjelaskan desain sistem yang akan dibangun.
Berikut ini merupakan arsitektur sistem yang ada pada aplikasi ini.

Gambar 6 Arsitektur Sistem

7

Gambar 6 menjelaskan tentang arsitektur sistem yang ada pada aplikasi ini.
Dari pengguna mulai dengan request informasi yang ada pada aplikasi sistem
informasi yang ada pada aplikasi desktop. Jika user ingin melihat data maka aplikasi
sistem informasi ini akan request data-data kemiskinan yang ada pada database
kemudian ditampilkan pada menu lihat data. Pada menu mengolah data admin juga
sama, jika input, edit, dan delete data makan sistem informasi ini akan megolah data
kemudian dimasukkan ke dalam database yang nantinya akan ditampilkan pada menu
lihat data. Untuk menu lihat diagram dimana sistem akan request data pada database
kemudian dari data tersebut akan disajikan diagram batang. Untuk menu lihat peta
aplikasi request data 23 Kelurahan ke database. Data dari database akan dicocokkan
dengan 23 Kelurahan yang ada pada shape file dan source file (SHP) yang ada.
Geotools menjadi jembatan antara aplikasi java desktop ini dengan SHP. Dimana
didalam geotools terdapat fungsi - fungsi dapat membaca database SHP kemudian
menkonfersikan kedalam bentuk peta. Jika data dari 4 Kecamatan yang ada di
database sistem dan 23 Kelurahan yang ada pada SHP sesuai maka dilakukan
pewarnaan berdasarkan presentase kemiskinan tiap daerah. Warna yang ada pada peta
Salatiga akan menjadi acuan untuk pemberian bantuan. Jika peta diklik akan muncul
info tentang Kelurahan.
4.

Hasil dan Pembahasan

Hasil sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Geografis untuk
Optimalisasi program bantuan kemiskinan di Salatiga berbasis aplikasi desktop
menggunakan bahasa java. Penerapan Sistem informasi Geografis telah mampu
memadukan antara data atribut dari database Mysql dengan data spasial dari shape
file. Keduanya sudah mampu diimplementasikan kedalam tampilan antar muka
sistem. Pengguna dapat memperoleh informasi secara keseluruhan dari data spasial
dan data atribut.
Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan ini
menampilkan pemetaan daerah miskin berdasarkan persentase kemiskinan. Daerah
yang menjadi pemodelan adalah kota Salatiga. Perhitungan presentase kemiskinan
didasarkan pada data penyandang masalah kesejahteraan sosial atau PMKS dari
Dinas Sosial. Pemetaan daerah miskin nantinya dapat menjadi acuan untuk pemberian
bantuan kemiskinan. Hasil pemetaan daerah miskin di Salatiga dapat dilihat pada
gambar 9. Melalui pemetaan daerah miskin ini mampu memecahkan masalah bantuan
kemiskinan.

8

Gambar 7 Form Login Admin

Gambar 7 merupakan form login menuju ke tampilan utama admin. Pengguna
harus mengisi username dan password yang sesuai dengan username dan password
pada database.

Gambar 8 Tampilan Manage Data pada Admin

Gambar 8 merupakan tampilan manage data pada admin. Admin dapat
memilih tangga data dengan mengubah combo box yang berada di tampilan ini.
Terdapat beberapa button yang berfungsi untuk menghapus data, mengedit data,
memasukkan data, kembali ke menu sebelumnya, menyimpan data dalam bentuk file
excel, dan memasukkan data dari file excel. Data penduduk yang berada pada tabel
dapat digunakan sebagai acuan kepada siapa bantuan akan diberikan.
Kode Program 1 Fungsi Menyimpan Data ke Excel
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Private void exportToExcel(JTable table, File file) {
try{
TableModel tableModel = table.getModel();
FileWriter fOut = new FileWriter(file);
for(int i = 0; i < tableModel.getColumnCount(); i++){

9

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

fOut.write(tableModel.getColumnName(i)+"\t");
}
fOut.write("\n");
for(int i = 0; i < tableModel.getRowCount(); i++){
for(int j = 0; j < tableModel.getColumnCount(); j++){
fOut.write(tableModel.getValueAt(i, j).toString()+"\t");
}
fOut.write("\n");
}
fOut.close();
} catch (Exception e){
e.printStackTrace();
}
}

Kode program 1 merupakan script untuk menyimpan data penduduk ke excel.
Pada baris ke 3 berfungsi mengambil list data pada tabel. Baris ke 6-17 berfungsi
menulis setiap baris dan kolom dari tabel ke excel.
Kode Program 2 Fungsi Import Data dari Excel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

private void go1() throws Exception {
Workbook w = Workbook.getWorkbook(f);
Sheet s = w.getSheet("PKMS");
dataPenduduk k;
for (int i = 1; i < s.getRows(); i++) {
k = new dataPenduduk();
k.setNik((s.getCell(2, i).getContents()));
System.out.println(""+k.getNik());
k.setNama((s.getCell(3, i).getContents()));
k.setTempat_lahir((s.getCell(4, i).getContents()));
k.setTanggal_lahir( s.getCell(5, i).getContents());
System.out.println(""+k.getTanggal_lahir());
k.setJenkel((s.getCell(6, i).getContents()));
k.setAlamat((s.getCell(7, i).getContents()));
k.setRt((s.getCell(8, i).getContents()));
k.setRw((s.getCell(9, i).getContents()));
k.setId_kelurahan(Long.parseLong(s.getCell(10, i).getContents()));
k.setId_kecamatan(Long.parseLong(s.getCell(11, i).getContents()));
k.setJenis_sub((s.getCell(14, i).getContents()));
k.setId_th(dh);
conDataPenduduk md = new conDataPenduduk();
md.kondisiSave(k);
}
}

Kode program 2 merupakan script memasukkan data ke sistem dari file excel.
Pada baris ke 4 berfungsi mencari data yang memiliki nama sheet PKMS. Baris ke 624 berfungsi memasukkan data ke dalam database setiap baris pada file excel. Data
setiap baris dismpan pada list pada model dataPenduduk kemudian dimasukkan ke
database.
Presentase kemiskinan diperoleh dari rumus sebagai berikut :
10

Di atas merupakan acuan rumus untuk mencari presentase kemiskinan untuk
setiap setiap kelurahan. Data pada tabel 3 merupakan jumlah rumah tangga miskin
yang ada pada setipa kelurahan yang diambil dari data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial Salatiga. Daftar nama-nama penyandang
masalah kesejahteraan sosial difilter menurut kelurahan. Kemudian dihitung
presentasenya menggunakan rumus presentase diatas.
Tabel 3 Data Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Salatiga Tahun 2015 [7]
Kecamatan/
Kelurahan

Jumlah Rumah
Tangga Miskin

Rumah
Tangga

Presentase Individu
Miskin (%)

Noborejo

525

1368

38.37719298

Cebongan

259

1129

22.94065545

Randuacir

459

1402

32.73894437

Ledok

424

2621

16.17703167

Tegalrejo

406

2794

14.53113815

Kumpulrejo

627

1756

35.70615034

Tingkir tengah

234

1328

17.62048193

Tingkir Lor

287

1099

26.11464968

Kalibening

151

457

33.04157549

Sidorejo Kidul

381

1448

26.3121547

Kutowinangun Kidul

305

2090

14.59330144

Kutowinangun Lor

550

3100

17.74193548

Gendongan

198

1413

14.01273885

Kecandran

485

1396

34.74212034

Dukuh

649

3177

20.4280768

Mangunsari

744

4332

17.17451524

Kalicacing

222

1952

11.37295082

Pulutan

278

972

28.60082305

Blotongan

503

3038

16.55694536

Sidorejo Lor

629

4946

12.71734735

Salatiga

453

6882

6.58238884

Bugel

206

812

25.36945813

Kauman Kidul

195

1014

19.23076923

9170

50525

17.39466311

Jumlah Kota Salatiga

11

Tabel 3 merupakan data jumlah penduduk miskin setiap Kelurahan yang ada
di Salatiga pada tahun 2015. Pada penelitian ini penulis mengelompokkan data
berdasarkan presentase kemiskinan tiap Kelurahan. Berdasarkan presentase
kemiskinan pada tabel 3 dilakukan penentuan wilayah miskin menggunakan metode
distribusi frekuensi. Berikut ini merupakan langkah-langkah metode distribusi
frekuensi.
Langkah 1 adalah menggolongkan kategori. Kemiskinan disini digolongkan
menjadi 3 kelas yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Golongan-golongan ini nantinya
menjelaskan tingkat kemiskinan yang ada pada setiap kelurahan yang ada di Salatiga.
Langkah 2 adalah menentukan range data yang dilakukan dengan rumus R =
nilai maksimum – nilai minimum. Range data diambil dari nilai maksimum dan
minimum pada tabel 3.
Tabel 4 Nilai Maksimum dan Minimum

Nama Kelurahan

Presentase Kemiskinan(%)

Noborejo

38,37719298

Salatiga

6,58238884

Tabel 4 menjelaskan bahwa Kelurahan Noborejo memiliki nilai maksimum
pada presentase kemiskinan yaitu sebesar 38,37719298%. Nilai minimum terdapat
pada kelurahan Salatiga yaitu sebesar 6,58238884%. Hasil dari perhitungan
menggunakan rumus data didapatkan range presentase kemiskinan 31.79480414%.
Langkah 3 merupakan menetukan lebar selang dari range setiap kelas. Rumus
untuk menentukan lebar selang adalah range kemiskinan dari langkah 2 dibagi
dengan kelas yang sudah ditentukan pada langkah 1. Hasil perhitungan lebar selang
dari range setiap kelas adalah 10.5982680467%. Lebar selang pada masing-masing
kelas rendah, sedang, tinggi adalah sama.
Langkah 4 merupakan tabel distribusi frekwensi seperti berikut.
Tabel 5 Distribusi Frekwensi Presentase Penduduk Miskin
Selang Kelas

Frekwensi

Kategori

6.58238884 - 17.1806568867

9

Rendah

17.1806568867 - 27.7789249334

7

Sedang

27.7789249334 - 38.3771929801

7

Tinggi

12

Tabel 5 merupakan hasil distribusi frekuensi dengan 3 selang kelas yaitu kelas
rendah yang berada pada selang 6.58238884 - 17.1806568867 memiliki frekwensi 11
kelurahan, kelas sedang yang berada pada selang 17.1806568867 - 27.7789249334
memiliki frekwensi 7 kelurahan, dan kelas tinggi yang berada pada selang
27.7789249334 - 38.3771929801 memiliki frekwensi 5 kelurahan.
Tabel 6 Kategori Wilayah Kemiskinan Setiap Kelurahan
Kecamatan/ Kelurahan

Kategori

Noborejo

Tinggi

Cebongan

Sedang

Randuacir

Tinggi

Ledok

Rendah

Tegalrejo

Rendah

Kumpulrejo

Tinggi

Tingkir tengah

Sedang

Tingkir Lor

Sedang

Kalibening

Tinggi

Sidorejo Kidul

Sedang

Kutowinangun Kidul

Rendah

Kutowinangun Lor

Sedang

Gendongan

Rendah

Kecandran

Tinggi

Dukuh

Sedang

Mangunsari

Rendah

Kalicacing

Rendah

Pulutan

Tinggi

Blotongan

Rendah

Sidorejo Lor

Rendah

Salatiga

Rendah

Bugel

Tinggi

Kauman Kidul

Sedang

Tabel 6 merupakan hasil dari pengkategorian wilayah miskin setiap kelurahan
yang ada di Salatiga. Sebagai contoh Kelurahan yang termasuk wilayah miskin
dengan kategori rendah yaitu Ledok, Tegalrejo, Kutowinangun Kidul, Gendongan,
Mangunsari, Kalicacing, Blotongan, Sidorejo Lor, dan Salatiga. Kelurahan yang
berada pada kategori wilayah miskin sedang dan tinggi dapat dilihat pada tabel 6.

13

Gambar 9 Hasil Pemetaan Wilayah Miskin di Salatiga

Gambar 7 merupakan tampilan dari pemetaan wilayah miskin di Salatiga. Peta
yang digunakan adalah peta setiap kelurahan yang ada di Salatiga. Sebelah kanan peta
adalah keterangan pewarnaan. Terdapat 3 jenis warna yang menunjukkan presentase
kemiskinan tiap daerah yaitu jika presentase kemiskinan 17,2 kebawah berwarna
hijau, jika presentase kemiskinan antara 17,2 sampai 27,8 berwana kuning, dan
presentase kemiskinan antara 27,8 sampai 38,4 berwarna merah. Misalnya pada peta
ini Kelurahan Blotongan berwana merah karena memiliki presentase lebih dari 27,8
persen maka kelurahan Blotongan memiliki jumlah rumah tangga miskin yang besar
dan membutuhkan program bantuan kemiskinan. Pembagian jenis daerah didasarkan
pada hasil perhitungan menggunakan metode distribusi frekuensi. Pemetaan ini
bersifat dinamis, sesuai dengan jumlah penyandang kesejahteraan social setiap
kelurahan. Pada bagian header terdapat panel navigasi yang memiliki beberapa fungsi
seperti icon kursor untuk menggeser peta, zoom in untuk memperbesar peta, zoom out
untuk memperkecil peta, dan info untuk mengetahui informasi setiap kelurahan.
Kode Program 3 Fungsi Pewarnaan pada Peta
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

private Fill getGreenFill() {
return styleFactory.createFill(
filterFactory.literal(new Color(51, 255, 0)),
filterFactory.literal(0.5)); }
private Fill getYellowFill() {
return styleFactory.createFill(
filterFactory.literal(new Color(255, 215, 0)),
filterFactory.literal(0.5)); }
private Fill getRedFill() {
return styleFactory.createFill(

14

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.

filterFactory.literal(new Color(255, 0, 0)),
filterFactory.literal(0.5)); }
private Fill getWhiteFill() {
return styleFactory.createFill(
filterFactory.literal(new Color(254, 254, 254)),
filterFactory.literal(0.5)); }
private Layer getLayer(String kab, SimpleFeature[] arl) throws ParseException {
SimpleFeatureSource ss = DataUtilities.source(arl);
Stroke stroke =
styleFactory.createStroke(
filterFactory.literal(Color.BLACK),
filterFactory.literal(0));
Fill f = getWhiteFill();
kemiskinanKelurahan p = getKemiskinan(kab);
if (p.getPresentase() == 0) {
f = getWhiteFill();
} else
if (p.getPresentase() =0) {
f = getGreenFill();
} else if (p.getPresentase() 16.8) {
f = getYellowFill();
} else if (p.getPresentase() > 20.6) {
f = getRedFill();
}

Kode program 3 merupakan script untuk persiapan pembuatan peta, pada
baris 1-16 merupakan beberapa contoh script warna, pada baris ke-24 merupakan
script untuk mengambil seluruh list kemiskinan berdasarkan id kelurahan, pada baris
25-34 merupakan rule dari pewarnaan dimana nilai untuk pembandingnya diambil
dari presentase setiap kelurahan.

Gambar 10 Diagram Jumlah Rumah Tangga Miskin

Gambar 10 merupakan diagram dari jumlah rumah tangga miskin setiap tanggal
input data. Untuk dapat melihat data hanya perlu mengarahkan kursor kearah batang
15

pada diagram. Sebagai contoh kelurahan Noborejo memiliki jumlah rumah tangga
miskin sebanyak 874 keluarga.
Kode Program 4 Fungsi Menampilkan Diagram
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

private void setGraph() {
JFreeChart lineChart = ChartFactory.createBarChart(
"GRAFIK JUMLAH TIAP KELURAHAN KEMISKINAN ",
"Kelurahan (x)", "Jumlah (y)",
createDataset(),
PlotOrientation.HORIZONTAL,
true, true, false);
JFreeChart lineChart2 = ChartFactory.createLineChart(null,
null, null, null, PlotOrientation.HORIZONTAL, true,
true, false);
LegendTitle legend = lineChart.getLegend();
Font labelFont = new Font("Arial", Font.PLAIN, 10);
legend.setItemFont(labelFont);
ChartPanel chartPanel = new ChartPanel(lineChart);
chartPanel.setPreferredSize(new java.awt.Dimension(790, 366));
jPanel1.removeAll();
jPanel1.setLayout(new BorderLayout());
jPanel1.add(chartPanel, BorderLayout.CENTER);
jPanel1.validate();
}
private DefaultCategoryDataset createDataset() {
DefaultCategoryDataset ds = new DefaultCategoryDataset();
mks = mdh.getKemiskinanKelurahanByTh(id_th);
int idx = 0, jml = 0;
for (kemiskinanKelurahan mk : mks) {
ds.addValue(mk.getJumlah_rtm(), "Jumlah Rumah Tangga
ckel.getByKodeKel(mk.getId_kelurahan()).getNama_kelurahan());
}
return ds;
}

Miskin",

Kode program 2 merupakan script untuk menampilkan diagram jumlah rumah
tangga miskin setiap kelurahan. Pada createDataset() baris ke 22-31 berfungsi untuk
memberikan nilai pada setiap diagram, kelurahan (x) dan jumlah rumah tangga
miskin (y). Pada setGraph() merupakan method untuk memunculkan bentuk diagram
seperti pada gambar 8.
Tabel 7 Hasil Pengujian Fungsionalitas Program Menggunakan Black Box
No

Deskripsi

Validasi Input

Data Input

Hasil Uji

Status
Uji

1.

Fungsi login admin

Username dan
password

Username dan
password

Sistem akan meampilakn
halaman login untuk admin

Valid

2.

Request Lihat data tahun,
data kemiskinan, dan data

Data tahun, data
kemiskinan, dan

Data tahun,
data
kemiskinan

Sistem akan menampilkan
data berdasarkan request dari

Valid

16

admin

data admin

dan data
admin

user

6.

Request insert data tahun,
data kemiskinan, data
admin

Insert data tahun,
kemiskinan, dan
data admin

Insert data
tahun, data
kemiskinan,
dan data
admin

Sistem akan melakukan
proses insert data berdasarkan
perintah dari user

Valid

7.

Request update data tahun,
data kemiskinan, data
admin

Update data tahun,
dan kemiskinan,
dan data admin

Update data
tahun, data
kemiskinan,
dan data
admin

Sistem akan melakukan
proses update data
berdasarkan perintah dari user

Valid

8.

Request delete data
kemiskinan

Delete data
kemiskinan

Delete data
kemiskinan

Sistem akan melakukan
proses delete data
berdasarkan perintah dari user

Valid

9.

Lihat hasil pemetaan dari
data kemiskinan

Hasil pemetaan
dari data
kemiskinan

Hasil
pemetaan dari
data
kemiskinan

Sistem akan melakukan
peroses untuk menampilkan
bentuk peta yang nantinya
menampilkan hasil disetiap
kelurahan setiat tanggal input

Valid

10.

Lihat diagram data
kemiskinan

Diagram dari data
kemiskinan setiap
data input

Diagram dari
data
kemiskinan
setiap data
input

Sistem akan menampilkan
diagram dari data kemiskinan
setiap tanggal input

Valid

11.

Save data ke excel

Menyimpan data
dari tabel ke excel

Menyimpan
data dari tabel
ke excel

Sistem akan melakukan
proses menyimpan data ke
excel sesuai dengan perintah
user

Valid

12.

Import data dari excel

Memasukkan data
dari exce

Memasukkan
data dari excel

Sistem akan melakukan
proses memasukkan data dari
excel

Valid

13.

Fungsi alert

Alert

Alert

Sistem akan memunculkan
alert jika pada setiap proses
terjadi kesalahan

Valid

Setelah penelitian sistem telah dibuat, selanjutnya pengembang membuat
pengujian menggunakan black box yang dapat dilihat pada Tabel 7. Fungsinya adalah
menguji sistem yang telah dibuat dan implementasi apakah sudah berjalan sesuai
dengan yang diharapkan atau tidak. Kebenaran sistem ini diuji dapat dilihat dari
keluaran sistem yang telah diprediksi yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan
yang diberikan oleh fungsi yang ada tanpa meihat proses untuk mendapatkan
keluaran tersebut. Kemampuan sistem dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat

17

diukur dan diketahui kesalahan-kesalahannya [1]. Pengujian blackbox di atas
merupakan pengujian hasil uji dan status ujinya saja tanpa memperdulikan alur proses
yang ada pada sistem.
Aplikasi Sistem Informasi Geografis ini menunjukkan daerah – daerah yang
membutuhkan program bantuan kemiskinan dari pemerintah. Warna merah
menunjukkan kelurahan tersebut menunjukkan prioritas kebutuhan bantuan
dikarenakan daerah tersebut memilki indikator kemiskinan yang tinggi. Pemberian
bantuan dapat mengacu pada hasil pemetaan daerah miskin di Salatiga.
5.

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Dinas Sosisal kota Salatiga,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan Sistem Informasi Geografis
memudahkan pemantauan tingkat kemiskinan setiap kelurahan untuk menentukan
sasaran bantuan bagi penduduk miskin sebagai pertolongan dalam pengentasan
kemiskinan. Hasil pengolahan data menggunakan range pada statistik dan distribusi
frekuensi guna pengkategorian tingkat kemiskinan mengacu besaran nilai dari
indikator yaitu Persentase Penduduk Miskin. Pengolahan data dan visualisasi data
sekunder menjadi model pemetaan ke dalam Sistem Informasi Geografis ini masih
sangat sederhana dan masih dapat dilakukan banyak pengembangan lain yaitu
seperti menambah indikator kemiskinan sehingga dapat meningkatkan keakurasian
dalam penentuan daerah miskin. Penambahan metode sistem penunjang keputusan
juga dapat ditambahkan untuk menghasilkan prediksi kemiskinan setiap kelurahan di
kota Sataliga.
6.

Daftar Pustaka

[1] N,Aloysius C. Deo S. 2016. Model Pemetaan Daerah Miskin Menggunakan
Sistem Informasi Geografis. Salatiga : Teknik Informatika Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.
[2] Badan Pusat Statistik, 2015, Tabel Dinamis, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
http://www.bps.go.id diakses pada (16 Mei 2017).
[3] Badan Pusat Statistik Salatiga, 2015, Tabel Dinamis, Badan Pusat Statistik,
Jakarta. http://www.salatigakota.bps.go.id/ diakses pada (18 Mei 2017).
[4] Redjeki, Sri, Guntara, M dan Anggoro, Pius. Perancangan Sistem Identifikasi
dan Pemetaan Potensi Kemiskinan untuk Optimalisasi Program Kemiskinan.
2014. Yogyakarta : Jurusan Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Vol. 6, No.
2.
[5] Mardiana, Rina. 2011. Sistem Informasi Penduduk Miskin Berbasis GIS (Studi
Kasus : Kotamadya Pekanbaru). Pekanbaru : Jurusan Teknik Informatika

18

[6]

[7]
[8]

Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau Pekanbaru.
Hasibuan, Zainal A. 2007. Metode Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi:konseo, teknik dan aplikasi, Jakarta: Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Indonesia.
Dinas Sosial. 2015. Data Penyandang Masalah Kemiskinan, Salatiga.
Nur R. R, dkk, 2003, Client Server dengan Java Remote Method Invocation.
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer EMITOR volume (3) no 2.

19