Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Saluran Pernafasan
2.1.1. Anatomi Saluran Pernafasan
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru adalah hidung, faring, laring,
trachea, bronkus, bronkiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus
dilapisi oleh membrane mukosa bersilia. Ketika udara masuk ke dalam rongga
hidung, udara akan disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini
merupakan fungsi utama mukosa insoirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat,
bersilia dan bersel goblet. Permukaan epitel dilapisi mukosa yang diekskresi oleh
goblet dan kelenjar serose. Paru merupakan organ elastik berbentuk kerucut yang
terletak dalam rongga toraks atau dada. Kedua paru saling terpisah oleh mediastinum
sentral yang didalamnya terdapat jantung dan pembuluh darah besar. Setiap paru
mempunyai apeks dan basis. Jika arteri pulmonalis dan darah arteria bronkialis,
bronkus, saraf dan pembuluh limfe masuk ke setiap paru menunjukkan telah terjadi
gangguan paru, yaitu terbentuknya hilus berupa akar paru. Paru kanan lebih besar dari
paru kiri dan dibagi menjadi 3 lobus oleh fisurs interlobaris, sedangkan paru-paru kiri
terbagi menjadi 2 lobus (Price dan Wilson, 2004).
2.1.2. Pengertian Penyakit Saluran Pernafasan
Saluran pernafasan adalah organ dimulai dari hidung sampai alveoli beserta

organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI,
9
Universitas Sumatera Utara

2004). Infeksi saluran pernafasan adalah infeksi pada berbagai area saluran
pernafasan termasuk hidung, telinga tengah, laring, pharing, trakea, bronchi dan paru
(WHO, 1995). Sedangkan menurut Wardhana (2001), gangguan penyakit saluran
pernafasan adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh adanya partikel
atau debu yang masuk dan mengendap di dalam paru-paru dan polusi udara lainnya.
2.1.3. Fungsi Sistem Pernafasan
Pertukaran karbondioksida antara darah dan udara berlangsung di alveolus
paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan dalamnya udara timbal-balik
(pernafasan) dan tergantung pada difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah kapiler
dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas uap yang dihirup. Paru-paru
merupakan jalur keluar masuk terpenting dari bahan-bahan berbahaya lewat udara
pada paparan kerja (Sujono, 1998).
2.1.4. Mekanisme Kerja Saluran Pernafasan
Bahan yang dapat mengganggu saluran pernafasan (paru) adalah bahan yang
mudah menguap dan terhirup saat kita bernafas. Tubuh memiliki mekanisme
pertahanan, untuk mencegah masuknya lebih dalam yaitu bahan padat yang dapat

mengganggu sistem pernafasan, akan tetapi bila berlangsung cukup lama maka sistem
tersebut tidak dapat lagi menahan masuknya bahan tersebut ke paru-paru.
Debu, aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan refleks batuk atau spasme
laring (penghentian bernafas), bila zat-zat tersebut masuk ke dalam paru-paru dapat
menyebabkan bronchitis kronik, edema paru atau pneumonitis. Para pekerja menjadi

Universitas Sumatera Utara

toleran terhadap paparan iritan berkadar rendah dengan meningkatkan sekresi mucus,
sutau mekanisme yang khas pada bronchitis dan juga terlihat pada perokok tembakau.
Tempat utama bagi absorbsi di saluran nafas adalah alveoli paru-paru, ini
terutama berlaku untuk gas dan juga uap cairan. Kemudahan absorbsi ini berkaitan
dengan luasnya permukaan alveoli, cepatnya aliran darah dan dekatnya darah dengan
alveoli. Di samping gas dan uap, aerosol cair dan partikel-partikel di udara dapat juga
diserap, umumnya partikel besar (> 10 µm) tidak memasuki saluran nafas, walaupun
masuknya partikel tersebut mengendap di hidung dan dihilangkan dengan menguap
dan meniup.
Partikel yang sangat kecil (

Dokumen yang terkait

Analisis Kadar Particulate Matter 10 (pm10) dan Keluhan ISPA Pada Daerah Industri Galangan Kapal di Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung Kota Batam Tahun 2014

4 88 157

Analisis Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) Dan Particulate Matter 10 (PM10) Udara Ambien Dan Keluhan Kesehatan Pada Pedagang Kaki Lima Di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

2 62 113

Analisis kadar Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan Gangguan Pernafasan Pada Masyarakat Yang Tinggal di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Sunggal Medan Tahun 2010

9 85 81

Analisa Gas Karbon Monoksida (Co), Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan Gangguan Pernafasan Pada Pengendara Becak Mesin di Simpang Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 8

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 Chapter III VI

0 0 44

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 4

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 35