Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam sistem
kesehatan nasional (SKN), yaitu agar terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan yang optimal. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, Derajat
kesehatan yang optimal akan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan kuat
baik jasmani maupun rohani. Sumber daya manusia yang demikian ini dibutuhkan
dalam abad 21. Pembangunan kesehatan harus terus diupayakan uintuk dapat
meningkatkan kualitas dan pemerataan jangkauan kesehatan masyarakat (Depkes RI,
2007).
Pertumbuhan sektor industri masih merupakan sektor yang sangat potensial
dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan lapangan usaha, tetapi disisi
lain juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan bila tidak ditangani
dengan sebaik-baiknya. Dampak negatif dimaksud antara lain berupa pencemaran
udara baik yang terjadi di dalam ruangan maupun diluar ruangan yang dapat
membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit (Depkes RI,
2001).


Universitas Sumatera Utara

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau,
tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih sudah sulit
diperoleh, terutama dikota-kota besar yang banyak industrinya dan padat lalu
lintasnya. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah
mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila
tidak segera ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan
manusia, kehidupan hewan serta tumbuhan (Wardhana, 2001).
Indonesia adalah negara berkembang. Pembangunan industri di Indonesia
berkembang pesat. Pembangunan industri dapat menciptakan emisi sehingga
menyebabkan pencemaran udara. Salah satu bahan pencemar yang timbul di negara
yang sedang berkembang adalah Particulate Matter 10 (PM10) (Mulia, 2005). PM10
dapat ditimbulkan oleh industri arang. Dalam kondisi ini, kelompok berisiko rentan
terpajan PM10 adalah pekerja. Pekerja industri yang terpajan PM10 dapat terkena
gangguan kesehatan pernapasan. Efek terhadap kesehatan yang ditimbulkan tentunya
dipengaruhi oleh intensitas, lamanya terpajanan, dan status kesehatan pekerja atau
penduduk terpajan. Akan tetapi, pajanan debu jangka pendek, walaupun dengan

konsentrasi rendah, dapat merugikan kesehatan pernapasan (WHO, 2005).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusnabeti dkk (2010),
pada pekerja industri mebel di Desa Cilebut Barat dan Cilebut Timur yang berjumlah
98 orang dengan hasil di dapat konsentrasi (PM10) 50,3 µg/m3 – 80 µg/m3 dengan

Universitas Sumatera Utara

rata-rata 70,6 µg/m3 untuk pengukuran 24 jam. Sedangkan pekerja yang terkena
penyakit ISPA sebanyak 43 orang (43,9%) dan konsentrasi PM10 yang tinggi
berhubungan dengan kejadian ISPA. PM10 ditemukan pada proses pengerjaan
industri mebel ataupun dapat juga ditemukan pada pemakaian bahan bakar di rumah.
Partikel PM10 terdiri dari partikel kompleks berukuran 0,1 µm–10 µm, mencakup
semua ukuran virus (0,1 µm–1 µm) dan bakteri (0,5 µm–5µm).
Debu sebagai komponen dari faktor kimia (misance) merupakan faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Pengaruh debu terhadap
produktivitas kerja dapat terjadi langsung maupun tidak langsung. Paparan debu yang
melebihi nilai ambang batas akan mengganggu pekerja dan juga lingkungan
sekitarnya. Secara tidak langsung kehadiran debu dapat menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan seperti gangguan pernafasan, iritasi mata dan kulit (gangguan
fisiologis) yang akan mempengaruhi produktivitas masyarakat yang menderita sakit

(Suma'mur, 1998).
Efek kesehatan pada saluran pernafasan dapat dinilai dari gejala penyakit
pernafasan. Gejala penyakit pernafasan banyak dipakai dalam penelitian efek
kesehatan oleh partikulat (Purwana, 1999). Keseluruhan gangguan saluran pernafasan
sangat erat kaitannya dengan kualitas udara yang dihirup masyarakat di sekitar
lingkungan industri yang disebabkan oleh tingginya konsentrasi debu ambien.
Salah satu industri yang berkembang di masyarakat dan menghasilkan bahan
buangan partikulat berupa debu adalah industri arang yang umumnya industri

Universitas Sumatera Utara

informal karena tumbuh dan berkembang sebagai bentuk usaha home industry,
Konsekuensinya adalah terjadinya pencemaran udara akibat dari aktivitas industri
arang khususnya terhadap kualitas udara akibat kadar debu yang tinggi dan melebihi
standar kadar debu dilingkungan industri tersebut (Yenny, 2003).
Pembuatan arang di Indonesia juga masih dilakukan dengan cara sangat
tradisional. Mula-mula pada ditata serasah dan kayu kering di lokasi yang akan
digunakan untuk proses pengarangan. Kayu kering itu langsung dibakar saat itu juga.
baru kemudian di atasnya ditata kayu basah yang telah dipotong-potong pendek.
Kayu inilah yang nantinya akan menjadi arang. Kemudian di bagian atas kayu bahan

arang itu diberi serasah lagi lalu ditimbun tanah. Pelan-pelan kayu kering dan serasah
itu akan terbakar dan menimbulkan panas. Panas ini akan menimbulkan proses
pengarangan, sebab pembakaran tidak sempurna. Kalau kayu dan serasah yang
dibakar dengan oksigen cukup akan menghasilkan api dan abu. Karena tertutup rapat
hingga kekurangan oksigen, pembakaran kayu kering dan serasah hanya
menghasilkan panas dan asap. Pemanasan inilah yang akan membuat kayu basah
menjadi arang. Proses pengarangan demikian bisa berlangsung selama dua sampai
dengan tiga hari (Iskandar, 2008).
Arang aktif adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai
daya serap/absorpsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap
sehingga bahan tersebut dapat berfungsi sebagai penjernih larutan, pengisap
gas/racun, dan penghilang warna. Arang aktif dapat dibuat dan bahan yang

Universitas Sumatera Utara

mengandung karbon baik organik atau anorganik, tetapi yang biasa beredar di pasaran
berasal dan tempurung kelapa, kayu, dan batubara (Kaeke et al, 1993). Proses yang
digunakan sebagian besar menggunakan cara kimia di mana bahan baku direndam
dalam larutan, CaCl 2 , MgCl 2, ZnCl 2 selanjutnya dipanaskan dengan jalan dibakar
pada suhu 5000C, dengan perbaikan teknologi pembuatan arang aktif dengan cara

oksidasi gas pada suhu tinggi dan kombinasi antara cara kimia dengan menggunakan
H 3 PO 4 sebagai bahan pengaktif dan oksidasi gas (Anonim, 1995).
Hasil penelitian Pari (1996) menyimpulkan bahwa arang aktif dari serbuk
gergajian sengon yang dibuat secara kimia dapat digunakan untuk menarik logam Zn,
Fe, Mn, Cl, PO 4 dan SO 4 yang terdapat dalam air sumur yang terkontaminas dan juga
dapat digunakan untuk menjernihkan air limbah industri pulp kertas (Pari, 1996).
Kandungan zat di dalam arang aktif terdiri dari SiO2 (52%), C (31%), K (0.3%), N
(0,18%), F (0,08%), dan kalsium (0,14%). Selain itu juga mengandung unsur lain
seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta
beberapa jenis bahan organik (Anonim, 1995).
Pemajanan debu pada pekerja di industri arang juga dapat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan industri seperti ventilasi, suhu dan kelembaban udara. Dalam
lingkungan industri sistem ventilasi atau penghawaan dibangun berdasarkan
kepentingan ruang yaitu sebagai ruang produksi atau administrasi. Sebagai ruang
produksi sistem ventilasi umumnya terbuka atau setengah terbuka dan banyak

Universitas Sumatera Utara

dilengkapi dengan exhauster yang berfungsi sebagai penyedot udara sehingga
pertukaran udara menjadi lancar (Suma'mur, 1998).

Berdasarkan survai awal yang dilakukan penulis bahwa pekerja yang ada di
industri arang sebanyak 35 orang pekerja dengan kriteria usia 17 – 55 tahun dan
pekerja hanya memilah-milah arang dari bongkahan-bongkahan kemudian arang
dimasukkan ke dalam keranjang untuk disesuaikan dengan besarnya keranjang. Pada
proses tersebut pekerja masih ada yang tidak menggunakan alat pelindung diri seperti
memakai masker atau sarung tangan, sehingga pekerja melakukan kontak langsung
dengan arang dan debu dari bongkahan arang tersebut, jika dilakukan secara terus
menerus dapat mengakibatkan gangguan pernafasan seperti batuk-batuk, sulit
bernafas, nyeri dada.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang hubungan kadar particulate matter 10 (PM10) di udara terhadap
keluhan gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri arang di Kecamatan
Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.

1.2. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kadar
particulate matter 10 (PM10) di udara terhadap keadaan lingkungan kerja industri
arang dan karakteristik pekerja terhadap keluhan gangguan saluran pernafasan pada
pekerja industri arang di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun
2012.


Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan kadar Particulate Matter 10 (PM10) di udara
meliputi kadar debu, ventilasi, suhu, kelembaban dan karakteristik pekerja terhadap
keluhan gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri arang di Kecamatan
Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.

1.4. Hipotesis
Berdasarkan variabel-variabel penelitian yang dilakukan maka hipotesa pada
penelitian ini yaitu ada hubungan antara kadar Particulate Matter 10 (PM10) yang
meliputi kadar debu, suhu, kelembaban dan alat pelindung diri (APD) dengan
keluhan gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri arang di Kecamatan
Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.

1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah :
1. Bagi Pekerja
Sebagai bahan informasi dan pengetahuan untuk mewujudkan lingkungan kerja

yang bersih dan sehat yang memenuhi kesehatan, baik untuk ventilasi, suhu dan
kelembaban.

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi Perusahaan
Dapat menjalin hubungan kerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam mewujudkan
lingkungan industri yang sehat dan nyaman baik bagi karyawan maupun
masyarakat yang bermukim di lingkungan industri.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Kadar Particulate Matter 10 (pm10) dan Keluhan ISPA Pada Daerah Industri Galangan Kapal di Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung Kota Batam Tahun 2014

4 88 157

Analisis Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) Dan Particulate Matter 10 (PM10) Udara Ambien Dan Keluhan Kesehatan Pada Pedagang Kaki Lima Di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

2 62 113

Analisis kadar Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan Gangguan Pernafasan Pada Masyarakat Yang Tinggal di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Sunggal Medan Tahun 2010

9 85 81

Analisa Gas Karbon Monoksida (Co), Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan Gangguan Pernafasan Pada Pengendara Becak Mesin di Simpang Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 39

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 Chapter III VI

0 0 44

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 4

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 35