Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis survai bersifat deskriptif analitik dengan
desain cross sectional studi yaitu untuk mengetahui hubungan kadar Particulate
Matter 10 (PM10) terhadap keluhan penyakit saluran pernafasan pada pekerja
industri arang di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Sedang.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pekerja di pabrik industri arang Kecamatan
Sunggal Kanan dengan hasil survai awal ditemui ada pekerja yang menderita
gangguan saluran pernafasan dikarenakan tidak menggunakan APD serta belum
pernah diadakan penelitian di tempat tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2012.

3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja industri


arang di

Kecamatan Sunggal Kanan yang berjumlah 35 orang dengan kriteria usia 17-55
tahun.

Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Sampel
Berdasarkan populasi yang relatif kecil maka seluruh populasi dijadikan
sampel dalam penelitian (total sampling) yaitu sebanyak 35 orang pekerja.

3.4. Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
No
1

Nama variabel

Definisi Operasional


Cara Ukur

Alat
Ukur

Hasil Ukur

Skala
Ukur

Konsentrasi
kelompok
partikel dlingkungan
(PP No.41 Tahun 1999)

Pengukura
n

Gravimetr

i

1. Memenuhi
syarat
Kesehatan,
( 30ºC)
1. Memenuhi
syarat
kesehatan (40%

70%)
2. Tidak memenuhi syarat
kesehatan (< 40%
dan 70%)
1. 17 – 35 tahun
2. 36 – 55 tahun

Nominal

1. Laki-laki

2. Perempuan
1. Tamat SD
2. Tamat SLTP
3. Tamat SLTA
4. Tamat DIII/PT
1. > 8 jam
2. ≤ 8 jam

Nominal

Daftar
tilik

1. Menggunakan APD
2. Tidak menggunakan
APD

Nominal

Kuesioner


1.Terjadi
gangguan
saluran pernafasan
2. Tidak terjadi gangguan
saluran pernafasan

Ordinal

1

Variabel
Independen
Kadar debu PM10

2

Ventilasi

Bentuk ventilasi yang

digunakan sebagai tempat
sirkulasi udara di dalam
ruangan

Pengukura
n

Meteran

3

Suhu

Keadaan suhu ruang pada
industri dan pemukiman

Pengukura
n

thermohy

grometer

4

Kelembaban

Keadaan
kelembaban
udara dalam rumah

Pengukura
n

Thermohy
grometer

5

Umur


Wawancara

Kuesioner

6

Jenis kelamin

Lamanya hidup pekerja
yang dihitung sejak lahir
sampai
ulang
tahun
terakhir dan dinyatakan
dalam tahun
Identitas pekerja

Wawancara

Kuesioner


7

Pendidikan

Jenjang pendidikan formal
yang pernah ditempuh
pekerja

Wawancara

Kuesioner

8

Lama kerja

Wawancara

Kuesioner


9

Penggunaan APD

Lamanya pekerja bekerja
di industri arang dalam
satu hari
Ada atau tidaknya pekerja
menggunakan APD dalam
bekerja berdasarkan hasil
observasi

2

Variabel
Dependen
Keluhan Gangguan
Saluran Pernafasan


Gangguan pada organ
mulai dari hidung sampai
bronkiolus
yang
dikeluhkan
oleh
responden

Wawancara

Observasi

Rasio

Rasio

Rasio

Nominal

Ordinal

Rasio

Universitas Sumatera Utara

3.5. Metode Pengumpulan Data
3.5.1. Data Primer
Data yang diperoleh dari responden berdasarkan wawancara berpedoman pada
kuesioner tentang pengukuran kadar debu dan penggunaan APD melalui observasi.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari literatur perpustakaan, gambaran umum lokasi
industri arang dan karakteristik pekerja (umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama
kerja).
3.5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat peneliti terlebih dahulu
melakukan uji validitas internal yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan. Untuk
menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara
mengkolerasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila koefisien
korelasi (r) masing – masing pertanyaan sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3)
maka butir instrumen dinyatakan valid. Butir pertanyaan yang tidak valid dibuang
dan dilakukan proses validitas ulang untuk butir yang valid saja. Uji validitas
menggunakan kolerasi Pearson Product Moment (SPSS v.17.0) (Sugiyono, 2008).
2. Uji Reliabilitas
Pengujian realibilitas data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butir pertanyaan. Untuk

Universitas Sumatera Utara

menguji realibilitas data digunakan pengukur Cronbach Alpha. Menurut Sugiyono
(2008) bahwa “Cronbach Alpha merupakan salah satu koefisien realibilitas yang
paling sering digunakan.” Skala pengukuran yang realibel sebaiknya memiliki nilai
cronbach Alpha minimal 0,70. Pengujian validitas dan realibilitas data dilakukan
dengan mengunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Product)
versi 17.0 dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan realibilitas
data hanya dilakukan sekali saja, maka secara keseluruhan variabel gangguan saluran
pernafasan dinyatakan valid dan reliabel, maka kuesioner yang telah disusun dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian (Lampiran 2).

3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Pengukuran Variabel Independen dan Dependen
A. Pengukuran Variabel Lingkungan Kerja Industri Arang
1

Pengukuran

ventilasi

menggunakan

meteran

dengan

kategori

(829/Menkes/SK/XI/1999) :
a. Memenuhi syarat 1/6 dari luas lantai
b. Tidak memenuhi syarat, jika < 1/6 dari luas lantai
2

Pengukuran suhu menggunakan thermohygrometer yang dinyatakan dalam
celcius, dengan kategori (Kepmenkes RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002) :
a. Memenuhi syarat kesehatan lingkungan kerja, jika suhu 18 - 30ºC
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan kerja, jika suhu < 18ºC atau
>30ºC

Universitas Sumatera Utara

3.

Pengukuran kelembaban pada lingkungan pemukiman dengan menggunakan
termohygrometer dengan kategori (829/Menkes/SK/XI/1999) :
a. Memenuhi syarat kesehatan, jika kelembaban 40 – 70%
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan, jika kelembaban < 40% - 70%

B. Pengukuran Variabel Karakteristik Pekerja
1. Pengukuran umur didasarkan pada skala rasio berdasarkan tahun
2. Pengukuran pendidikan didasarkan skala ordinal berdasarkan jenjang pendidikan
formal yang pernah ditempuh pekerja dan dikategorikan atas :
a. Tamat SD

c. Tamat SLTA

b. Tamat SLTP

d. Tamat DIII

3. Pengukuran lama kerja didasarkan pada skala rasio berdasarkan jam dan
dikategorikan atas :
a. > 8 jam
b. ≤ 8 jam
4. Penggunaan APD didasarkan pada skala nominal, dengan kategori :
a. Menggunakan APD, jika pekerja menggunakan APD ketika bekerja
b. Tidak menggunakan APD, jika pekerja tidak menggunakan APD ketika
bekerja.
C. Pengukuran Variabel Kadar Debu Arang (PM10)
Pengukuran kadar PM10 dengan menggunakan alat Gravimetri, dengan
kategori (Kepmenkes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002) :
a. Memenuhi syarat kesehatan jika kadar debu < 150 µg/m³

Universitas Sumatera Utara

b. Tidak memenuhi syarat kesehatan, jika kadar debu ≥ 150 µg/m³
D. Pengukuran Variabel Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan
Pengukuran

keluhan

gangguan

saluran

pernafasan,

diukur

dengan

menggunakan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan
sebanyak 11 pertanyaan sehingga diperoleh skor tertinggi 22, dengan kriteria :
- Jika jawaban Ya diberi skor 2
- Jika jawaban Tidak diberi skor 1
Selanjutnya dikategorikan atas :
1. Terjadi gangguan saluran pernafasan jika > 70%, apabila responden
menjawab pertanayaan benar skor 15-22
2. Tidak terjadi gangguan saluran pernafasan jika < 70%, apabila responden
menjawab pertanyaan benar skor 1-14
3.6.2. Mekanisme Pengukuran Kadar Debu Arang
Adapun cara kerja dalam mengukur kadar debu arang melayang dengan
menggunakan Gravimetri pada tiga titik sampel yaitu :
1. Titik pertama dilakukan di ruang I tempat pekerja mensortir arang selama 1 jam
(jam 09.00 – 10.00 WIB)
2. Titik ke dua dilakukan di ruang II tempat pekerja mengayak arang selama 1 jam
(jam 10.00 – 11.00 WIB).
3. Titik ke tiga dilakukan di ruang gudang (III) tempat pekerja menyimpan arang
yang akan di kirim ke luar negeri (jam 12.00 – 13.00 WIB)

Universitas Sumatera Utara

Adapun prosedur penggunaan alat adalah sebagai berikut :
1. Memilih filter yang tertera pada alat ukur
2. Memasukkan filter ke sleve arm dan ditempatkan dilubang instrument
3. Menekan tombol on dan enter
4. Memilih special function dan ditekan enter
5. Memilih system option dan ditekan enter
6. Memilih extended option dan ditekan enter
7. Memilih size select option dan ditekan enter dan tekan main
8. Memilih calibration dan ditekan enter, dan ditunggu selama 100 detik
9. Menekan main menu kemudian memilih run dan enter.

3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis data penelitian dengan
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterprestasikan data
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi
(Sugiono 2006:142). Data yang telah dikumpulkan melalui angket dianalisis dengan
mengunakan metode deskriptif sehingga dapat diperoleh gambaran yang sebenarnya
mengenai variabel penelitian berdasarkan data.
3.7.2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan Untuk melihat hubungan variabel independen
terhadap variabel dependen melalui tabulasi silang dan kemudian dilakukan analisis

Universitas Sumatera Utara

statistik dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95%, dengan
menggunakan rumus :
(Soegiyono, 2002) :
k
χ² = ∑
i=1

(fo – fn)²
fn

Dimana : χ² = Chi Kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasikan
fn = frekuensi yang diharapkan
Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dilihat dari nilai OR. Nilai OR ini menunjukkan odds terjadinya
penyakit pada kelompok beresiko dibandingkan dengan odds terjadinya penyakit
pada kelompok tidak beresiko
ad
OR =
bc
Nilai OR :
1

Tidak ada hubungan asosiasi antara faktor resiko dengan penyakit

>

1 ada asosiasi positif antara faktor resiko dengan penyakit

<

1 ada asosiasi negatif antara faktor resiko dengan penyakit (tidak ada

hubungan/mengurangi resiko)
3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah untuk melihat hubungan antara beberapa variabel
independen dengan satu variabel dependen pada waktu yang bersamaan. Dari analisis

Universitas Sumatera Utara

akan dapat mengetahui variabel independen mana yang besar hubungan dan keeratan
hubungannya paling besar terhadap variabel dependen.
Bila hasil uji pada bivariat mempunyai nilai p

1 ada asosiasi positif antara faktor resiko dengan penyakit

<

1 ada asosiasi negatif antara faktor resiko dengan penyakit (tidak ada

hubungan/mengurangi resiko)

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pabrik Arang mulai bediri pada tahun 1999 dari usaha meubel yang
merupakan usaha yang dimiliki oleh Bapak Lahas Makmur yang bergerak dibidang
usaha meubel dan kayu. Usaha pabrik arang ini sudah dirintis sejak tahun 1994.
Pabrik arang ini terletak di Jalan Suka Makmur No. 20 Kecamatan Sunggal Kanan.
Luas area dari pabrik arang ini mencapai 3000 m2 dan luas bangunannya 2850
m2. Adapun batas-batas dari lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
2. Sebelah timur berbatasan dengan PT. Kuningan
3. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk dan Sekolah Dasar
Istiqomah
4. Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk
Pabrik arang merupakan usaha industri rumah tangga (home industri) yang
pembuatan arangnya dilakukan dengan cara tradisional. Adapun jumlah karyawan
pabrik arang ini adalah:
1. Tenaga administrasi : 3 orang
2. Tenaga kerja : 30 orang
3. Satpam : 2 orang

Universitas Sumatera Utara

4.1.1. Proses Produksi
Pada dasarnya industri arang yang ada di Kecamatan Sunggal Kanan bukan
sebagai tempat pembuatan arang atau pembakaran arang, tetapi hanya sebagai tempat
penyortiran, pengayakan dan tempat pengepakan arang. Tempat tersebut dibagi
menjadi 3 ruangan yaitu :
4. Ruang I Penyortiran.
Ruangan ini merupakan tempat penyortiran arang yang akan dikirim ke luar
negeri. Pekerja yang berjumlah 19 orang membuka karung yang berisi arang
yang akan disortir, arang yang memenuhi standar untuk dikirim dipisahkan.
Pekerja di ruang penyortiran tidak menggunakan alat pelindung diri seperti
sarung tangan, masker dan tutup kepala.
5. Ruang II, Pengayakan
Ruang II merupakan tempat pengayakan debu arang dengan arang yang kecil.
Arang diayak mempergunakan alat seperti untuk mengayak pasir, hasilnya
yang berupa debu arang dan butiran arang yang kecil mereka kumpulkan dan
dimasukkan ke dalam plastik untuk dijual ke perusahaan lain yang
membutuhkan. Pekerja juga tidak menggunakan masker, sarung tangan
(APD).
6. Ruang III, Pengepakan
Di ruangan ini arang yang sudah di pak disusun sedemikian rupa untuk
dikirim ke luar negeri.

Universitas Sumatera Utara

4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi dari besarnya proporsi
masing-masing variabel yang diteliti.
4.2.1. Distribusi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Karakteristik responden
dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja.
Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1. di bawah ini:
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Lama Keja pada Industri Arang
di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang
No.
Karakteristik Responden
1.
Umur Responden
17 – 35
36 – 55
Total
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
3.
Tingkat Pendidikan
1. SD
2. SLTP
3. SLTA
4. DIII/ Perguruan Tinggi
Total
4.
Lama Kerja
1. >8 jam
2. ≤8 jam
Total
5.
Penggunaan APD
Ya
Tidak
Total

Jumlah (n)

Persentase (%)

19
16
35

54,3
45,7
100

16
19
35

45,7
54,3
100

7
14
10
4
35

20
40
28,6
11,4
100

24
11
35

68,6
31,4
100

12
23
35

34,3
65,7
100

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa berdasarkan umur, mayoritas
responden berada pada kelompok umur 17 - 35 tahun yaitu sebanyak 19 orang
(54,3%) dan yang terendah pada kelompok umur 35 - 55 tahun yaitu sebanyak 16
orang (45,7%). Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 19 orang (54,3%) dan terendah adalah laki-laki yaitu
sebanyak 16 orang (45,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden
memiliki pendidikan SLTP yaitu sebanyak 14 orang (40%) dan terendah adalah DIII/
Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 4 orang (11,4%). Berdasarkan lama kerja, mayoritas
responden bekerja selama >8 jam sehari yaitu

sebanyak 24 orang (68,6%) dan

terendah adalah terendah adalah dengan lama kerja≤8 jam yaitu sebanyak 11 orang
(31,4%). Berdasarkan penggunaan APD, mayoritas responden tidak menggunakan
APD saat bekerja yaitu sebanyak 23 orang (65,7%) sedangkan yang menggunakan
APD yaitu sebanyak 12 orang (34,3%).
4.2.2. Distribusi Kadar Partikulat Matter 10 (PM10) di Industri Arang
Kadar partikulat Matter 10 (PM10) di Industri Arang adalah konsentrasi
partikel debu yang ada di industri arang yang diukur dengan menggunakan
Gravimetri dan dinyatakan dalam μg/m2. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel
4.2. di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2. Kadar Partikulat Matter 10 (PM10) pada Industri Arang di
Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang
Ruang
Sortir
Pengayakan
Pengepakan

Kadar Partikulat Matter 10
Hasil
Ket
3
383 μg/m
TMS
3
492 μg/m
TMS
3
127 μg/m
MS

Keterangan :
Kadar Partikulat Debu
MS (memenuhi syarat)
TMS (tidak memenuhi syarat

: 0,05),
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan keluhan gangguan
saluran pernafasan pada Industri Arang di Kecamatan Sunggal Kanan.
Variabel jenis kelamin dapat diketahui bahwa dari 16 responden yang berjenis
kelamin laki-laki mayoritas mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu
sebanyak 9 orang (56%) dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami
keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu sebanyak 7 orang (44%). Sedangkan 19
responden yang berjenis kelamin perempuan mayoritas mengalami keluhan gangguan
saluran pernafasan yaitu sebanyak 13 orang (68,4%), dibandingkan dengan responden
yang tidak mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu hanya 6 orang
(31,6%).
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,696 (p>0,05),
artinya artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan
keluhan gangguan saluran pernafasan pada Industri Arang di Kecamatan Sunggal
Kanan.
Variabel pendidikan dapat diketahui bahwa dari 7 responden yang tamat SD
mayoritas mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu sebanyak 5 orang

Universitas Sumatera Utara

(71,4%) dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami keluhan gangguan
saluran pernafasan yaitu hanya 2 orang (28,6%). Dari 14 responden yang tamat SLTP
mayoritas mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu sebanyak 10 orang
(71,4%), dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami keluhan gangguan
saluran pernafasan yaitu hanya 4 orang (28,6%). Dari 10 responden yang tamat SLTA
mayoritas mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu sebanyak 6 orang
(60%), dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami keluhan gangguan
saluran pernafasan yaitu hanya 4 orang (20%). Sedangkan 4 responden yang tamat
DIII/Perguruan Tinggi mayoritas tidak mengalami keluhan gangguan saluran
pernafasan yaitu sebanyak 3 orang (75%), dibandingkan dengan responden yang
mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu hanya 1 orang (25%).
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,369 (p>0,05),
artinya artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan keluhan
gangguan saluran pernafasan pada Industri Arang di Kecamatan Sunggal Kanan.
Variabel lama kerja dapat diketahui bahwa dari 24 responden yang bekerja
selama >8 jam mayoritas mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu
sebanyak 19 orang (79,2%) dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami
keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu hanya 5 orang (20,8%). Sedangkan 11
responden yang bekerja ≤8 jam mayoritas tidak mengalami keluhan gangguan saluran
pernafasan yaitu sebanyak 8 orang (72,7%), dibandingkan dengan responden yang
mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu hanya 3 orang (27,3%).

Universitas Sumatera Utara

Hasil analisis bivariat dengan uji Fisher exact didapat nilai p = 0,007
(p0,05 yaitu tidak
terdapat hubungan antara pendidikan dengan keluhan gangguan saluran pernafasan
pada pekerja di industry arang Kecamatan Sunggal Kanan.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yunus (2010) yang menyatakan
bahwasanya ada pengaruh pendidikan terhadap kapasitas vital paru pekerja Industri
Kecil Meubel di Kota Banda Aceh.
5.1.4. Lama Kerja
Lama kerja dalam penelitian ini adalah lamanya pekerja industri arang bekerja
dalam waktu satu hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sebagian besar
bekerja lebih dari 8 jam sehari. Dari 24 orang pekerja yang bekerja lebih dari 8 jam
sehari, yang mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan adalah sebanyak 19
orang (79,2%). Hasil analisis statistik dengan uji chi Square menunjukkan ada
hubungan antara lama kerja dengan keluhan gangguan saluran pernafasan pada
pekerja industri arang dengan nilai p=0,007. Ini berarti membuat risiko pekerja akan
semakin besar untuk terpapar dengan lingkungan kerja industri arang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Huda (2004) mengatakan bahwa masa
kerja yang lebih tinggi menimbulkan kerentanan terhadap efek kesehatan yang
berhubungan dengan pemajanan Particulate Matter 10. Hasil penelitian Yunus
(2010) juga mengatakan bahwasanya ada pengaruh antara masa kerja terhadap
kapasitas vital paru pekerja Industri Kecil Meubel di Kota Banda Aceh.
5.1.5. Penggunaan APD
Penggunaan APD dalam penelitian ini adalah ada atau tidak pekerja
menggunakan APD dalam bekerja berdasarkan hasil observasi. Hasil penelitian
menunjukkan pekerja lebih besar tidak menggunakan APD sebanyak 23 orang
(65,7%) dari 35 orang pekerja.

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 23 orang pekerja yang tidak
menggunakan APD, sebanyak 18 orang (78,3%) mengalami keluhan gangguan
saluran pernafasan. Hasil analisis statistik dengan uji chi Square menunjukkan bahwa
ada hubungan pemakaian APD dengan keluhan saluran pernafasan dengan nilai
p=0,024. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar risiko pekerja untuk
mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan jika tidak menggunakan APD saat
bekerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yunus (2010) bahwa ada
pengaruh penggunaan APD terhadap kapasitas vital paru pekerja Industri Kecil
Meubel di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
Mawardi (2009) bahwa ada hubungan antara pemakaian APD dengan fungsi saluran
nafas, artinya semakin sering pekerja tidak menggunakan APD saat bekerja maka
akan semakin besar kemungkinan pekerja untuk mengalami gangguan pernafasan
karena tanpa penutup mulut atau hidung saat bekerja, akan memudahkan debu untuk
masuk dan mengendap ke paru-paru. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Yusri (2011) bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan
APD dengan penyakit ISPA pada pekerja industri aspal di Pelabuhan Balohan
Sabang.

5.2. Hubungan Kadar Particulate Matter 10 dengan Keluhan Gangguan Saluran
Pernafasan pada Pekerja Industri Arang di Kecamatan Sunggal Kanan
Kadar Particulate Matter 10 (PM10) di Industri Arang adalah konsentrasi
partikel debu yang ada di industri arang yang diukur dengan menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Gravimetri dan dinyatakan dalam μg/m3. Hasil pengukuran diperoleh dari 3 (tiga)
ruangan pada Industri Arang di Kecamatan Sunggal Kanan diketahui bahwa kadar
Particulate Matter 10 yang memenuhi syarat kesehatan adalah pada ruangan 3 yaitu
127 μg/m2 sedangkan yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah pada ruang 1
yaitu 383 μg/m3 dan ruangan 2 yaitu 492 μg/m3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 responden yang bekerja dalam
ruangan dengan kadar Particulate Matter 10 tidak memenuhi syarat kesehatan
mayoritas mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu sebanyak 20 orang
(74,1%) jika dibandingkan dengan yang mengalami keluhan gangguan saluran
pernafasan yaitu hanya 2 orang (25%) dari 8 responden yang bekerja dalam ruangan
dengan kadar Particulate Matter 10 memenuhi syarat kesehatan. Hasil analisis
bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,032 (p 8
jam sehari, sesuai dengan pendapat Mangkunegoro (2003) semakin tinggi partikel
debu dalam udara dan semakin lama paparan berlangsung maka jumlah partikel debu
yang mengendap di paru akan semakin banyak. Pengaruh Particulate debu bentuk
padat maupun cair yang berada di udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran
Particulate debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron
sampai dengan 10 mikron. Pada umumnya ukuran Particulate debu sekitas 5 mikron
merupakan Particulate udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan
mengendap di alveoli yang pada akhirnya menimbulkan gangguan pernapasan. Yunus
(2007) mengatakan bahwa lama paparan mempunyai pengaruh terhadap gangguan
fungsi paru dan Pope (2003) juga mengatakan bahwa adanya hubungan yang kuat
antara gejala saluran pernafasan dengan kadar partikel debu di udara.

5.3. Hubungan Keadaan Lingkungan Kerja Industri Berdasarkan Ventilasi,
Suhu dan Kelembaban dengan Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan
pada Pekerja Industri Arang di Kecamatan Sunggal Kanan
5.3.1. Ventilasi
Berdasarka dari hasil penelitian dari beberapa ruang pada Industri Arang di
Kecamatan Sunggal Kanan diketahui bahwa variabel ventilasi yang memenuhi syarat
kesehatan adalah ruang 1 yaitu ¼ luas lantai (luas lantai 122,5m2 dan ventilasi

Universitas Sumatera Utara

30,60m2) dan ruang 2 yaitu ½ luas lantai (luas lantai 122,5m2 dan ventilasi 61,25m2)
sedangkan yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah ruang 3 yaitu 1/8 luas lantai
(luas lantai 225m2 dan ventilasi 28,12m2). Dari 35 orang responden mayoritas
responden bekerja dalam ruangan dengan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat
kesehatan yaitu sebanyak 27 orang (77,1%).
Hasil penelitian menunjukkan dari 27 responden yang bekerja dalam ruangan
dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan mayoritas mengalami
keluhan gangguan saluran pernafasan yaitu sebanyak 20 orang (74,1%). Hasil
penelitian menunjukkan dengan uji chi square didapat nilai p = 0,032 (p

Dokumen yang terkait

Analisis Kadar Particulate Matter 10 (pm10) dan Keluhan ISPA Pada Daerah Industri Galangan Kapal di Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung Kota Batam Tahun 2014

4 88 157

Analisis Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) Dan Particulate Matter 10 (PM10) Udara Ambien Dan Keluhan Kesehatan Pada Pedagang Kaki Lima Di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

2 62 113

Analisis kadar Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan Gangguan Pernafasan Pada Masyarakat Yang Tinggal di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Sunggal Medan Tahun 2010

9 85 81

Analisa Gas Karbon Monoksida (Co), Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan Gangguan Pernafasan Pada Pengendara Becak Mesin di Simpang Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 8

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 39

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 4

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 35