Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (Studi di Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir) Chapter III VI

BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis
Adapun pemerintahan Makmur Jaya pada tahun 1987 hanya merupakan
permukiman transmigrasi yang memiliki luas 1.666,5 Ha dan terdiri dari dua Dusun
yaitu Dusun Harapan Jaya dan Dusun Suka Makmur Desa Bagan Batu Kecamatan
Bagan Sinembah Kabupaten Bengkalis dan pada tahun 1999 Kabupaten Bengkalis
dimekarkan menjadi Kabupaten Rokan Hilir. Seiring dengan perkembangan
penduduk dan kemajuan ekonomi maka pada tahun 2010 desa Bagan Batu
dimekarkan menjadi Kepenghuluan Makmur Jaya dengan PenghuluBapak SUBIRIN,
Shi dan menjadi bagian dari Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan hilir.
Dan padatahun 2014 Kecamatan Bagan Sinembah dimekarkan menjadi Kecamatan
Bagan Sinembah Raya Kabupaten Rokan Hilir hingga saat ini.
Kepenghuluan Makmur Jaya sejak menjadi Kepenghuluan persiapan hingga
sekarang ini telah dipimpin oleh Bapak Penghulu SUBIRIN,SHi.
B. Demografis
Berdasarkan data dari dusun, Kepenghuluan Makmur Jaya terdiri dari 2 Dusun, 6
Rukun Warga (RW), 16 Rukun Tetangga( RT) dengan rincian sebagai berikut :
1. Dusun Harapan Jaya ( KepalaDusunBapak AGUS SABILAL )
Dusun Harapan Jaya terdiri dari 4 Rukun Warga (RW) dan 12 Rukun Tetangga
(RT) Yaitu :


54

Universitas Sumatera Utara

RW 01 ( Ketua RW SUTIKNO ) terdiridari 3 RT :
1. RT 01 ( Ketua RT HARIYANTO )
2. RT 02 ( Ketua RT RUDI HARTONO )
3. RT 03 ( Ketua RT SUPRAYOGI )
RW 02 ( Ketua RW NGADI ) terdiridari 3 RT :
1. RT 01 ( Ketua RT ABDUL HAKIM )
2. RT 02 ( Ketua RT JUMONO )
3. RT 03 ( Ketua RT PH. SITORUS )
RW 03 ( Ketua RW SUTONO ) terdiridari 3 RT :
1. RT 01 ( Ketua RT PAIMIN )
2. RT 02 ( Ketua RT TRIMO )
3. RT 03 ( Ketua RT KASIRAN )
RW 04 ( Ketua RW NGATIMAN ) terdiridari 3 RT :
1. RT 01 ( Ketua RT WAN NURAIDI )
2. RT 02 ( Ketua RT MUSIKIN )

3. RT 03 ( Ketua RT TUMBUR LUMBAN TOBING )
2. Dusun Suka Makmur ( Kepala Dusun Bapak MULYONO )
Dusun Suka Makmur terdiri dari 2 RukunWarga (RW) dan 4 RukunTetangga
(RT) Yaitu :

55

Universitas Sumatera Utara

RW 01 (Ketua RW DASARIANTO ) terdiridari 2 RT :
1. RT 01 ( Ketua RT ZULMASYAH BUDI )
2. RT 02 ( Ketua RT KERIK PONIMAN )
RW 02 ( Ketua RW SELAMAT NURIANTO ) terdiridari 2 RT :
1. RT 01 ( Ketua RT SUGIANDO )
2. RT 02 ( Ketua RT HENDRA )
Tabel 1
Batas Kepenghuluan Desa Makmur Jaya
Batas

Kelurahan/Kepenghuluan


Kecamatan

Utara

Kota Paret

Simpang Kanan

Selatan

Bagan Sinembah

Bagan Sinembah

Timur

Bagan Sinembah Barat

Bagan Sinembah

Raya

Barat

Bagan SaptaPermai/

Bagan Sinembah

Bhayangkara Jaya

Luas Kepenghuluan
Kepenghuluan Makmur Jaya memilikiLuaswilayah 16,5 Km2

56

Universitas Sumatera Utara

Data Penduduk
Jumlah data penduduk Kepenghuluan Makmur Jaya, Kecamatan Bagan
Sinembah Raya, Kabupaten Rokan hilir adalah sebagai berikut :

Tabel 2
Data Kependudukan di Desa Makmur Jaya
No

JenisKelamin
DUSUN

R

R Laki-

Jumlah Jiwa

Jumlah
KK

Perempuan

lak
i

1

0

0

78

88

166

40

0

49

50


99

25

0

41

51

92

24

0

48

49


97

26

5

0

41

48

89

24

6

0


61

46

107

24

2

3

DUSUN
HARAPAN

4

JAYA

0


57

Universitas Sumatera Utara

7

0

51

58

109

29

0

59


66

125

32

0

72

78

150

39

0

62

56

118

30

1

0

57

49

106

27

1

0

84

71

155

34

0

11

88

198

48

8

0

9

1

1

0

DUSUN

0

SUKA

0

1 MAKMUR

1

1

0

0

79

68

147

35

0

57

48

105

25

0

73

77

150

36

58

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3
Data Agama di Desa Makmur Jaya
No

Agama

Jumlah ( Orang )

1

Islam

1.579 ORANG

2

Khatolik

14 ORANG

3

Protestan

420 ORANG

4

Hindu

-

5

Budha

-

6

Konghucu

-

Jumlah

2.013 ORANG

Tabel 4
Jumlah Perangkat Kepenghuluan
No

JABATAN

JUMLAH

1

KepalaUrusan

5 Orang

2

KepalaDusun

2 Orang

3

Staff

6 Orang

Jumlah

13 Orang

59

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5
Jumlah Badan Permusyawaratan Kepenghuluan ( BPK ) di Desa Makmur
Jaya
No

JABATAN

JUMLAH

1

Ketua

1 Orang

2

WakilKetua

1 Orang

3

Sekretaris

1 Orang

4

Anggota

6 Orang

Jumlah

9 Orang

C. Visi Desa Makmur Jaya
Visi Desa Makmur Jaya adalah “Terwujudnya Pelayanan pelayanan prima dan
pemerataan pembangunan yang merata serta terciptanyaa lingkungan hidup yang
berbudaya dan agamis “.
D. Misi Desa Makmur Jaya
Untuk mewujudkan visi sebagai langkah menuju Desa mempunyai Visi
“Terwujudnya Pelayanan pelayanan prima

dan pemerataan pembangunan yang

merata serta terciptanyaa lingkungan hidup yang berbudaya dan agamis “.maka Desa
Makmur Jaya menyusun dan menetapkan misinya sebagai berikut :

60

Universitas Sumatera Utara

1. Mengembangkan dan meningkatkan saranaprasarana daerah yang mendukung
peningkatan pemerataan pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan
daerah yang berkelanjutan.
2. Mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia professional yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan berjiwakewirausahaan dengan
dilandasi keimanan, ketaqwaan, dannilai-nilaibudaya Melayu.
3. Memberdayakan masyarakat, sumber daya alam dan seluruh kekuatan
ekonomi daerah untuk memperkuat landasan struktur perekonomian berbasis
kerakyatan yang bertumpu pada agribisnis, perkebunan danpertanian.

61

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENYAJIAN DATA
Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi dari data yang diperoleh
melalui penelitian dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah
disebutkan pada bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak
dijawab dalam bab ini adalah Bagaimana pemerdayaan masyarakat dalam
pemanfaatan Alokasi Dana Desa dan Faktor apa saja yang mendukung dan
menghambat pemerdayaan masyarakat dalam pemerdayaan Alokasi Dana Desa di
Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau. Dalam mengumpulkan data
yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa
tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan
pengumpulan berbagai dokumen dari Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir
Kecamatan Bagan Sinembah Raya Kepenghulan Makmur Jaya Tugas Pokok dan
Fungsi (Tupoksi) dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin
dijawab, Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan Penghulu Makmur
Jaya Kecamatan Sinembah Raya Kepenghuluan Makmur Jaya dan ditambah informan
utama, dan masyarakat sebagai informan tambahan.
Data-data

tersebut

berupa

pernyataan

dari

para

informan

mengenai

permasalahan penelitian skripsi ini. Sedangkan data-data sekunder didapatkan dari
studi kepustakaan serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian.
Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih dari tiga (2) minggu dilokasi
penelitian, yaitu Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir.

62

Universitas Sumatera Utara

3. Bagaimana pemerdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Alokasi Dana
Desa?
Berdasarkan pangambilan data dilapangan diperoleh identitas informan adalah
sebagai berikut :
Tabel 6
Identitas Informan
Keterangan Identitas
Nama

Jenis Kelamin

Pekerjaaan

Subarin,SH.I

Laki-laki

Penghulu Makmur Jaya

Hadiyono,SH

Laki-laki

Camat Bagan Sinambah
Raya atau Pembina Desa

Husnul Yamin Rambe

Laki-laki

BPK

Ngatijan

Laki-laki

Tokoh Adat

Agus budiman

Laki-laki

Tokoh Pemuda

Sulianti

Perempuan

PKK

-

Hasil Wawancara Informan Kunci
Hasil wawancara dengan Subarin,SH.I (Pada Tanggal 22 April 2016) :
1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan ADD di Desa
Makmur Jaya ?
“Dalam penggunaan ADD, harus mengikuti peraturan pemerintah. Dimana
pengalokasi dananya harus tepat sasaran, untuk ADD 30% dipergunakan

63

Universitas Sumatera Utara

untuk operasional desa, kemudian 70% untuk pemberdayaan masyarakat”.
Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan ADD di Desa Makmur Jaya
sudah cukup baik dilihat dari kegiatan-kegiatan yang sudah terlaksanakan
oleh masyarakat Desa Makmur Jaya contohnya di Bidang Olahraga,PKK,
serta pembangunan dan pemeliharaan fasilitas desa ADD berjalan sesuai
dengan keinginan masyarakatnya.
2. Apakah seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka ?
“Tentu saja, harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka
karena sesuai dengan peraturan pemerintah bahwasannya setiap kegiatan
dan penggunaan ADD harus dapat di pertanggung jawabkan secara
administrasi, teknis, dan hukum, sehingga dalam pengevaluasiannya dapat
dipertanggungjawabkan oleh pihak pengelola ADD”
3. Apakah ada faktor-faktor penghambat dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam pemmanfaatan ADD ?
“Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa makmur jaya
Alhamdulillah berjalan lancar dan insya allah tepat sasaran. Hanya saja
memang

ada

beberapa

penghalang/penghambat

dalam

kegiatan

pemberdayaan, seperti SDM yang kurang mumpuni kemudian faktor yang
kedua adalah masalah waktu jadi dalam kegiatan pemberdayaan yang di
danai ADD seperti gotongroyong ini banyak terhalang oleh waktu”. Dan
minimnya tingkat taraf pendidikan masyarakat juga menjadi faktornya.

64

Universitas Sumatera Utara

4. Apa saja kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan dalam pembangunan
ADD untuk pemberdayaan ?
“ada beberapa kegiatan yang sudah kita lakukan dalam kegiatan
pemberdayaan

masyarakat,

seperti

pemberdayaan

dalam

kegiatan

keolahragaan, pkk, sanggar seni, untuk kegiatan mesjid, pemberdayaan
LPMK,

kegiatan pemberdayaan keagamaan (MTQ Desa), kegiatan

Dasawisma, Gotong Royong, dan kegiatan operasional Posyandu, serta
kegiatan karang taruna”
5. Bagaimana animo masyarakat dengan adanya program pemberdayaan
masyarakat?
“Animo masyarakat sangat tinggi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat,
ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam segala
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dijalankan sesuai program
pemerintah desa”
6. Dalam perkembangan masyarakat sekarang, apakah hambatan yang sering
timbul dalam program pemberdayaan masyarakat makmur jaya ?
“ untuk hambatan mungkin tidak banyak dan tidak rumit masyarakat desa
makmur ini, cukup cerdas dalam mengambil sikap tentang program desa itu
sendiri. Secara administrasi juga tidak ada masalah, semua beres, adapun
factor yang menghambat dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah masalah
waktu, ini terlihat ketika adanya kegiatan gotong royong untuk pembangunan,
seperti pembangunan jembatan, memperbaiki mesjid dan lingkungannya,

65

Universitas Sumatera Utara

sebagian masyarakat lebih memilih kerja dari pada ikut dalam gotong
royong.
7. Apakah kegiatan gotong royong masih aktif di desa makmur jaya?
“untuk kegiatan gotong royong masih sangat aktif di desa makmur jaya, dan
tingkat partisipasi masyarakatnya lumayan tinggi.
-

Hasil Wawancara Informan Utama
Husnul Yamin Rambe ( Pada Januari 2016)
1. Bagaimana tranparansi terhadap Alokasi dana desa makmur jaya?
“Alokasi dana desa makmur jaya bersifat transparansi, semua kegiatan ADD
dilakukan secara terbuka agar masyarakat tau kemana saja dana ADD itu di
keluarkan. karena kegiatan ADD, harus dapat dipertanggung jawabkan
secara administrasi dan hukum, bahwasannya seluruh kegiatan yang dibiayai
oleh ADD jelas adanya sesuai dengan laporan yang dilampirkan “
2. Apakah ada kendala dalam melakukan rekapitulasi ADD ?
“Untuk rekapitulasi kita tidak ada masalah karena dalam penggunaan ADD
ini semua di rencanakan, dilaksanakan dan dievaluasi sehingga semuanya
sudah ada standarnya dan
alhamdulillah tidak ada kendala, karena apa yang tertulis di laporan itu
sesuai dengan fakta dilapangan, mengenai nominalnya juga sesuai dengan
bistik yang telah di tetapkan oleh pemerintah”
3. Apakah pemberdayaan desa, sudah tepat sasaran dalam penggunaannya?

66

Universitas Sumatera Utara

“segala kegiatan yang di biayai oleh ADD itu sudah direncanakan
dilaksanakan dan di evaluasi, saya kira sudah tepat sasaran, karena apa yang
direncanakan itu yang dilaksankan dan yg dilaksankan juga sesuai dengan
standar atau bistik. “.
4. Apakah adanya kelihatan kecurangan yang dilakukan penghulu dalam
hasil rekapitulasi?
“Tentu tidak ada, untuk di tahun 2016, untuk itu belum ada gambaranya.”
Apakah data yang diterima itu, akurat?
“Tentu,

datanya

sudah

melalui

tahap-tahap

yang

panjang

untuk

pemeriksaanya”.
5. Apakah ada kesullitan dalam melakukan tugas, untuk pemeriksaaan dari
pemuda setempat?
“Tentu tidak mereka, mereka juga bagian dari kegitan kita”.
4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberdayaan
masyarakat dalam pemberdayaan Alokasi Dana Desa di Desa Makmur Jaya
Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau ?
A.Hasil Wawancara Informan Kunci
Hadiyono,SH (Pada Tanggal 22 April 2016) :
Bagaimana menurut bapak mengenai pemberdayaan masyarakat dalam
pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) ?
“ Menurut saya, Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan alokasi dana
desa (ADD) harus mengacu pada asas-asas pengelolaan keuangan desa yang

67

Universitas Sumatera Utara

transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan secara tertib dan disiplin.
Pemanfaatan ADD dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah
dalam melaksanakan kegiatan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan
pemerintah dan pemberdayaan masyarakat”.
“Jadi menurut bapak bagaimana semestinya pemberdayaan itu dilakukan
supaya tidak ada halangan dalam pemanfaatan dana alokasi desa tersebut?
“ Pemberdayaan masyarakat terhadap Alokasi Dana Desa harus dilakukan
secara transparansi. Yang dimaksudkan dengan transparansi adalah adanya
keterbukaan informasi dari pihak pemerintah desa terhadap masyarakat agar
masyarakat mengetahui seluruh proses kegiatan yang berlangsung sehingga
pemberdayaan masyarakat terlaksanakan dengan baik.
Bagaimana mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat
desa?
“Untuk mendorong swadaya masyarakat sendiri, di perlukan peranan
pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
royong

misalnya

dengan

membuat

sosialisasi

tentang

bergotong
pentingnya

gotongroyong untuk kepentingan desa”.
Apakah

masyarakat

desa ikut

serta dalam

merencanakan

program

pemberdayaan desa?
“Tentu, desa atau masyarakat desa tahu apa yang lebih di utamakan dalam
pembangunan

desa

contoh

program

yang

telah

dilakukan

untuk

pembangunan mesjid atau klinik untuk persalinan, itu aja, masyarakat tahu”

68

Universitas Sumatera Utara

Apakah program yang dilakukan sudah dan dilaksanakan dalam pembangunan
ADD untuk pemberdayaan itu sendiri ?
“Untuk program di tahun 2016 tentu sudah, sudah banyak yang dilakukan
sesuai dengan data yang diberikan”.
B. Hasil Wawanca Informan Utama
Ngatijan ( Pada Januari 2016)
Faktor yang mendukung masyarakat desa yang diketahui oleh bapak pada saat
ini?
“ Faktor yang mendukung masyarakat desa yang saya ketahui yaitu
masyarakat mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan operasional desa.
Contohnya dengan bergotong-royong dalam hal memperbaiki desa Makmur
Jaya ini, seperti menambal jalan yang berlubang dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang ada di desa Makmur Jaya ini, ya menurut saya faktor
pendukungnya itu”. Fasilitas –fasilitas didesa juga sudah lumayan bagus,
contohnya fasilitas yang diberikan oleh pihak swasta seperti Koperasi baik
untuk berdagang dan bertani.
Apakah ada penghambat lain yang menimbulkan kesusahan kepada
masyarakat dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat Makmur Jaya?
Dalam faktor penghambat biasanya ada sebagian mayarakat yang tidak suka
ataupun tidak mendukung meskipun kebanyakan mendukung dalam
melakukan pemberdayaan desa ini, ada beberapa masyarakat yang tidak mau
ikut serta dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat ini. kurangnya
SDM dan rendahnya pendidikan masyarakat.
69

Universitas Sumatera Utara

Kurangnya kesadaran masyarakat, sikap masyarakat yang tradisional juga
menjadi hambatannya”.
Hasil Wawanca Informan Tambahan
Agus budiman ( Pada Januari 2016)
Apakah anda mengetahui adanya Alokasi Dana Desa untuk Pemberdayaan
masyarakat?
“Ya , saya mengetahui adanya Alokasi Dana Desa. Hanya saja saya tidak
terlalu mengetahui secara mendetail karena saya sibuk dengan urusan saya
sendiri tanpa memperdulikan kepentingan desa”.
Apakah dalam penggunaannya melibatkan pemuda setempat?
“ Setahu saya sih Iya, karena setiap pembangunan yang dilakukan didesa
pemuda ikut serta dalam membantu kelancaran kegiatan desa”.
Apakah dengan adanya pemberdayaan masyarakat, masyarakat mendapatkan
dampak dari pemberdayaan itu ?
“Tentu saja, Iya. Masyarakat pasti merasakan dampaknya, dengan adanya
pemberdayaan masyarakat lebih mudah melakukan kegiatan desa contohnya
dengan adanya pemberdayaan masyarakat lebih terarah untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan desa”.
Informan Tambahan
Sulianti Pada Januari 2016)
Apakah yang menjadi pendukung dan penghambat bagi ibu dalam
mengembangkan masyarakat makmur jaya dalam program pemberdayaan?

70

Universitas Sumatera Utara

“ Yang menjadi faktor pendukungnya yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas yang
diberikan oleh pihak swasta maupun pemerintah dalam hal mengembangkan
masyarakat, contohnya koperasi. Sedangkan penghambatnya masyarakat
tidak tahu apa yang harus dilakukan agar bisa mengembangan diri, itu
disebabkan karena rendahnya pendidikan masyarakatnya”.
Bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan
pemberdayaan desa ?


Mungkin

pemerintah

harus

melakukan

terobosan

terbaru

untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk lebih bisa memanfaatkan
pemberdayaan desa ini”.

71

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA
1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Alokasi
Dana Desa
Pemberdayaan masyarakat hendaklah mengarah pada pada pembentukan
kognitif masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan
kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau
masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi
konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk yang diarahkan
pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan.
Kondisi afektif adalah merupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang
diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku.
Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan ketrampilan yang dimiliki
masyarakat sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas
pembangunan. Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (kognitif, konatif,
afektif dan psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya
kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, karena dengan demikian dalam
masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan yang dilengkapi dengan kecakapan
ketrampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan
perilaku sadar akan kebutuhannya tersebut, untuk mencapai kemandirian masyarakat
diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka masyarakat secara bertahap
akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke 1 waktu, dengan demikian
akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian
72

Universitas Sumatera Utara

mereka, apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang merupakan visualisasi dari
pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas yang baik dan
masyarakat yang ideal (Ambar Teguh, 2004: 80-81).
Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Pengelolaan Keuangan Desa dalam APBDesa oleh karena itu
dalam Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) harus memenuhi Prinsip
Pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Dalam proses pemberdayaan yang mendukung masyarakat agar termotivasi
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi
pilihan pengembangan kemampuan dan kemandirian mayarakat untuk berperan aktif
dalam membangun agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan
lingkungan secara mandiri melalui peningkatan kesewadayaan masyarakat,
pemanfaatan nilai-nilai sosial budaya masyarakat dan pembangunan ekonomi
masyarakat dan membangun sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan
tepat guna bagi masyarkat.
Penempatan dana alokasi desa sendiri jika proses peberdayaan tercapai yang
digunakan maka dalam pemberdayaan alokasi dana akan menjadi lebih baik dan
maksimal

.

73

Universitas Sumatera Utara

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberdayaan
masyarakat dalam pemberdayaan Alokasi Dana Desa di Desa Makmur
Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau.
Dalam menyatakan penghambat timul dari Kapabilitas Instansi Pelaksana dan
sifat-sifat, sikap prilaku, kemampuan dan peran instansi pelaksana dalam
mengimplementasikan program atau kegiatan.
Sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Struktur Birokrasi sebagai tata pola yang
menghubungkan antara bagian-bagian kerja berdasarkan kedudukan dan jenis
kewenangan pejabat, bidang-bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggungjawab, rentang kendali dan sistem manajemen dalam organisasi yang diatur
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Faktor yang mendukung masyarakat desa adanya fasilitas-fasilitas yang
dilakukan oleh pihak swasta dalam hal pengembangan terhadap masyarakat seperti
adanya bank mengadakan koperasi yang memberikan program UKM (usaka kecil
menengah) terhadap masyarakat desa dan masyarakat dapat melakukan kegitan dalam
perdagangan dan pertanian untuk mata pencaharian terhadap masayakat desa dan
pemerintah demikian juga membuat pemberlakukan sama dengan pihak-pihak
pendukung pemberdayaan masyarakat.
Hambatan yang terjadi dalam melakukan Pemberdayaan Alokasi Dana Desa,
minimnya tingkat taraf berpendidikannya masyarakat pada desa dan tingkat
kepedulian masyararakat terhadap pembangunan dan proses pembangunan dan
pemberdayaan taraf kehidupan desa sangatlah rendah, dan masyarakat juga
74

Universitas Sumatera Utara

memaklumi keadaan situsi dalam program desa begitu tidak tercapai seperi apa di
programkan oleh pemerintah terhadap masyarakat desa.
Dalam pengelolaan ADD salah satunya adalah partisipasi masyarakat. Dari hasil
penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada desa, bahwa tingkat partisipasi
masyarakat dalam proses perencanaan dalam pelaksanaan dalam ADD cukup tinggi. Hasil
penelitian menunjukkan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan
ADD yakni dalam musyawarah desa dapat dilihat dari tingkat kehadiran dan jumlah usulan
oleh masyarakat cukup tinggi. Tingginya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
ADD pada desasesuai dengan teori pemberdayaan menurut Wahjudin Sumpeno
(2011.19) yang menjelaskan bahwa pemberdayaan dapat berupa ide dan gagasan yakni
kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi
secara bebas dan tanpa tekanan. Berdasarkan hasil penelitian dan penga-matan yang telah
dilakukan, budaya gotong-royong masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong
dalam pengelolaan ADD di desa. Budaya gotong-royong masyarakat yang tinggi
dapat mendukung pengelolaan ADD khususnya pada tahap pelaksanaan kegiatan.
Hal tersebut sesuai dengan teori pemberdayaan oleh Wahjudin Sumpeno (2011.19) yang
menjelaskan bahwa pemberdayaan merupakan upaya yang ditujukan agar suatu
tatanan dapat mencapai suatu kondisi yang memung-kinkan untuk membangun
dirinya sendiri.
Faktor penghambat dalam pengelolaan ADD pada desa yaitu rendahnya sumber daya
manusia. Sumber daya manusia dari penduduk desa yang rendah dapat dilihat dari tingkat
pendidikan mayoritas penduduk yaitu lulusan SD sedangkan perangkat desa sendiri
mayoritas lulusan SMP. Hal tersebut berdampak pada kegiatan pengelolaan ADD pada
75

Universitas Sumatera Utara

tahap perencanaan. Pada proses perencanaan ADD pada Desa menerapkan sistem musyawarah
desa. Dalam proses musyawarah desa telihat bahwa partisipasi masyarakat tinggi, namun
bentuk-bentuk usulan kegiatan dari mas-yarakat cenderung bersifat pemban-gunan
fisik seperti perbaikan jalan, irigasi, dan lain-lain. Padahal kegiatan tersebut tidak
bersifat pemberdayaan pada diri masyarakat masyarakat sendiri. Monotonnya pola
pikir masyarakat dalam perencanaan penggunaan dana ADD tersebut merupakan cerminan dari
rendahnya tingkat pendidikan masya-rakat dan perangkat desa, sehingga belum ada bentuk
kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan ADD untuk pemberdayaan masyarakat. Faktor
penghambat dalam pengelolaan ADD dalam pemberdayaan selanjutnya yaitu rendahnya swadaya
masyarakat. Dari hasil penelitian, swadaya masyarakat desa

dinilai sangat kurang,

padahal swadaya masyarakat merupakan Pendapatan Asli Desa (PADes) yang sah. Kurangnya
swa-daya masyarakat merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan masyarakan desa yang masih
dinilai kurang sejahtera. Dilihat dari mayoritas mata pencaharian masyarakat desa yang
sebagai buruh tani, maka berdampak pada tingkat keswadayaan masyarakat dalam
pembangunan desanya. Fenomena tersebut tidak sesuai dengan tujuan ADD menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, yang
menjelaskan bahwa salah satu tujuan ADD adalah mendorong peningkatan keswadayaan
masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang berhasilnya pengelolaan ADD
pada desa berdampak pada rendahnya Swadaya masyarakat.

76

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis yang telah penulis kemukakan
di bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan menarik suatu kesimpulan
berdasarkan penelitian lapangan yang telah dilakukan dan memberikan saran terkait
dengan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa.`
1. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari Penelitan ini, Antara lain :
Pemberdayan merupakan program yang dilakukan untuk memberdayakan
masyarakat agar mandiri dan bertaraf hidup yang layak seperti hidup dikota yang
terpasilitasi dari pemerinah, pemberdayaan sendiri adalah seperti pemerian
kepercayaan pemerintah kepada kepala desa atau penhulu untuk mengelolah
sumberdayanya agar desa merasakan kemakmuran dan kesejahteraa terhadap
masyarakat desa pada umunya. Dan program adalah tepat untuk kedepan untuk
membagun keadaan situasi dan memaksa masyarakat desa untuk lebih maju dan dapat
bemitra dengan masyarakat sekala nasional dan internasional. Dalam hambatanhambatan yang terjadi biasanya atau secara umum, tingkat taraf hidup masyarakat
tidak dalam keadaan berpendidikan tinggi sehinggga terabaikannya program sosial
pemberdayaan masyarakat dan keberuntungannya pada masyarakat adanya pemudapemuda yang ingin membangun desanya demi perkembangan nasional di sekala desa.

77

Universitas Sumatera Utara

2. Saran
Pemberdayaan

menjadi

konsep

kunci

untuk

menanggapi

kegagalan

pelaksanaan pembangunan yang selama ini masih belum dapat dirasakan secara
menyeluruh oleh masyarakat pada umumnya. Dalam kelemahan pemberdayaan
sendiri tiada pelatihan dan program pelaksanaan tahunan bagi pendanaan alokasi dana
desa kurang terawasi dalam penempatan dananya. Dan perlu untuk pemberdayaan
sendiri untuk perlu pelatihan program mandiri usaha bersama dengan pemerintah
dengan masyarakat untuk membangun kreyatifitas budaya bangsa untuk menjadi daya
tarik jual terhadap pangsa pasar nasional maupun internasional agar pemberdayaan
sendiri tercapai bagaimana program pemberdayan masyarakat agar masyarakat maju,
mandiri baik sekala individu maupun keseluruhan.

78

Universitas Sumatera Utara