Evaluasi Perangkat Lunak Openbiblio Di Perpustakaan Uin Sultan Syarif Kasim Riau Menggunakan Iso 9126

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Evaluasi Perangkat Lunak
Melihat jumlah perpustakaan yang menggunakan perangkat lunak,

sehingga timbul pertanyaan apakah perangkat lunak memiliki kualitas yang baik
sehingga banyak perpustakaan yang menggunakannya, maka dengan itu perlu
dilakukan suatu evaluasi perangkat lunak.
2.1.1

Pengertian Evaluasi Perangkat Lunak
Evaluasi sangat penting dilakukan dalam suatu lembaga atau badan seperti

perpustakaan, karena evaluasi merupakan kegiatan untuk intropeksi diri dalam
suatu lembaga untuk mencapai suatu titik kepuasan dalam mencapai tujuan.
Menurut Djali dan Pudji (2008, 1) evaluasi merupakan “proses menilai sesuatu
berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti
dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi”

Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan oleh Arikunto (2009, 222)
bahwa:
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi
utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi
yang berguna bagi pihak pengambil keputusan untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa evaluasi sebuah
perangkat lunak perlu dilakukan untuk menilai sebuah perangkat lunak dengan
tujuan tidak hanya menemukan kesalahan namun dapat juga untuk mengetahui

7
Universitas Sumatera Utara

sejauhmana kualitas perangkat lunak yang dibuat dapat dijalankan oleh pengguna
nantinya.
Dalam mengevaluasi sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan
diperlukan standar-standar yang relevan untuk menyeleksi kualitas perangkat
lunak. Pressman (2012, 486) menyatakan bahwa :

Kualitas perangkat lunak adalah konfirmasi terhadap kebutuhan fungsional
dan kinerja yang dinyatakan secara eksplisit, standar perkembangan yang
didokumentasikan secara eksplisit dan karateristik implisit yang
diharapkan bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara
profesional.
Sedangkan El-Ahmadi (2006, 5) menyatakan bahwa:
Kualitas perangkat lunak dapat memiliki arti bergantung dari siapa yang
memandangnya. Bila dilihat dari sudut pandang customer. Perangkat
Lunak yang baik adalah perangkat lunak yang memuaskan kebutuhan
customer. Lain halnya dengan dilihat dari sudut pengembang.
Pengembang perangkat lunak akan melihat produk perangkat lunak dari
dalam perangkat lunak itu sendiri. Pengembang yang menggunakan
pemikiran berorientasi objek memiliki tujuan pada terpenuhinya
karakteristik tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kualitas perangkat lunak
adalah kesesuaian antara fungsionalitas dan kinerja sistem terhadap kebutuhan
customer , standar dokumentasi pengembangan sistem yang telah ditentukan, dan

karakteristik implisit yang diharapkan pengembang perangkat lunak.
2.1.2


Perangkat Lunak

2.1.2.1 Pengertian Perangkat Lunak
Dalam

menjalankan

komputer,

diperlukan

perangkat

yang

dapat

mengintruksi kegiatan komputer sehingga bisa berjalan sesuai perintah, disebut
perangkat lunak (software). Kadir (2015, 202) menyatakan bahwa:


8
Universitas Sumatera Utara

perangkat lunak Komputer tidak akan berguna tanpa keberadaan perangkat
lunak (software). Komputer bekerja atas dasar intruksi.Sekumpulan
instruksi
diberikan
untuk
mengendalikan
perangkat
keras
komputer.Sekumpulan instruksi inilah yang dikenal dengan sebutan
program atau program komputer.Secara lebih umum, program komputer
inilah yang disebut perangkat lunak.
Sedangkan Scott (1999, 21) menyatakan bahwa “software atau perangkat
lunak adalah program komputer yang fungsinya mengarahkan kegiatan
pemrosesan dari komputer”.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengertian mengenai perangkat
lunak adalah sekumpulan instruksi yang mengarahkan kegiatan pemrosesan dari

komputer untuk mengendalikan perangkat keras computer.
2.1.2.2 Pengelompokkan Perangkat Lunak
Perangkat lunak biasa dikelompokkan menjadi 2 yaitu program sistem
(system program),

program

aplikasi

(aplication

program)

sebagaimana

dinyatakan oleh Kadir (2015,179).
1. Program Sistem (system program)
Program sistem (sering disebut perangkat lunak pendukung atau
support software ) adalah program yang digunakan untuk mengontrol
sumber daya komputer, seperti CPU dan peranti masukan/

keluaran.Kedudukan program ini adalah sebagai perantara antara
program aplikasi dan perangkat keras komputer.Itulah sebabnya, peran
program sistem sering kali tidak terlihat secara langsung.Program
sistem dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu program
pengendali sistem, program pendukung sistem, dan program
pengembangan sistem.
a. Program Pengendali Sistem
Program yang mengendalikan pemakaian perangkat keras,
perangkat lunak dan data pada komputer selama program ini
dijalankan. Misalnya, sistem operasi.
b. Program pendukung sistem
Program yang mendukung operasi, manajemen, dan pemakai
sistem komputer dengan menyediakan bermacam-macam
layanan.Termasuk dalam kelompok ini adalah program utilitas,
pemantauan kerja sistem, dan pemantau keamanan

9
Universitas Sumatera Utara

c.


Program pengembangan sistem
Program yang ditujukan untuk membantu pemakai dalam
membuat/ mengembangkan program.Termasuk dalam kategori ini
yaitu kompailer dan interpreter.
2. Program aplikasi (aplication program)
Program aplikasi (sering disebut aplikasi saja) adalah program yang
dibuat oleh pemakai yang ditujukan untuk melakukan tugas
khusus.Program seperti ini biasa dikelompokkan menjadi dua yaitu
program aplikasi serba guna dan program aplikasi spesifik.
a. Program aplikasi serbaguna
Program aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai untuk
melaksanakan hal-hal yang bersifat umum (misalnya untuk
membuat dokumen atau untuk mengirim surat secara elektronis)
serta mengotomasikan tugas-tugas individual yang bersifat
berulang (minsalnya melakukan perhitungan-perhitungan yang
bersifat rutin). Termasuk untuk kategori ini antara lain adalah
DBMS sederhana, Web Browser , surat elektronis, pengolah kata
(word processor), lembar kerja (spreadsheet) dan program
presentasi. Program aplikasi serbaguna seringkali disebut perangkat

lunak pemakai akhir (end-user software).
b. Program aplikasi spesifik
Program yang ditujukan untuk menangani hal-hal yang sangat
spesifik.Minsalnya, program pada sistem POS ( point-of-scale) dan
ATM. Termasuk dalam kategoriini adalah program yang disebut
sebagai paket aplikasi atau perangkat lunak paket.Contohnya Deac
Easy Accounting (DEA) yang dipakai untuk menangani masalah
akuntasi.
Ada beberapa jenis perangkat lunak yang harus menggunakan biaya untuk
mendapatkannya. Sebagaimana dinyatakan oleh Kadir (2015, 209) pelangkat
lunak menggunakan biaya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Perangkat lunak komersial
Perangkat lunak komersial adalah perangkat lunak yang harus dibeli
kalau pemakai bermaksud menggunakannya.Perangkat lunak seperti
Microsoft
Office
merupakan
contoh
perangkat
lunak

komersial.Beberapa vendor menyediakan versi “tril”.Perangkat lunak
seperti ini diedarkan secara gratis dan memungkinkan pemakai dapat
melaukan percobaan terlebih dahulu.Namun, pemakaiannya hanya
dalam jangka waktu tertentu, misalnya 30 hari, dan setelah itu
perangkat lunak tersebut tak dapat digunakan lagi.Versi trial biasanya
juga tidak selengkap versi komersialnya.

10
Universitas Sumatera Utara

2. Shareware
Shareware adalah perangkat lunak yang bisa digunakan oleh pemakai
dengan tujuan untuk evaluasi selama masa tertentu tanpa membayar
sama sekali dan jika sesudah masa tersebut berlalu pemakai bermaksud
tetap menggunakannya maka ia perlu membayar ke pembuat perangkat
lunak tersebut. Berbeda dengan versi trial, shareware tidak memiliki
masa kadaluwarsa.Artinya, pemakai tetap dapat menggunakan
perangkat lunak tersebut walaupun batas uji coba telah berakhir.
Umumnya pembuat shareware menyediakan layanan untuk konsultasi
manual tercetak, pemutakhiran ke versi yang lebih baru secara gratis,

dan terkadang memberikan bonus berupa perangkat lunak yang lain.
3. Freeware
Freeware adalah perangkat lunak yang dapat dipakai oleh siapa pun
tanpa perlu membayar sama sekali.Pada saat ini juga muncul
kecendrungan yang tidak terbatas hanya pada penggunaan perangkat
lunak dalam bentuk binernya yang gratis, tetapi pemakai juga disodori
bentuk kode sumbernya tanpa perlu membayar apa pun. Istilah open
source unutk menyatakan keadaaan seperti ini cukup populer pada
dewasa ini.
4. Open source
Sebelum istilah open source populer digunakan, perangkat lunak yang
tersedia dalam bentuk biner maupun kode sumber biasa disebut free
software. Menurut Stallman (1999), sebuah program dikatakan free
software bagi pemakai jika:
1) Pemakai memiliki kebebasan untuk menjalankan program tersebut
untuk tujuan apa saja.
2) Pemakai memiliki kebebasan untuk mengubah program sesuai
dengan kebutuhannya. (Untuk mewujudkan kebebasan ini secara
efektig dalam praktek, pemakai harus memiliki akses terhadap
kode sumber, karena membuat perubahan dalam tanpa memiliki

kode sumber sangatlah sulit.
3) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan kembali
salinannya baik secara gratis atau dengan biaya.
4) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan versi hasil
modifikasi dari program sehingga komunitas dapat memperoleh
manfaat dari pengembangan pemakai.

Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa pengertian “free” pada free
software cenderung kearah kebebasan (freedom) dan bukannya free dalam arti

gratis. Stallman bersama rekan-rekannya mendirikan Free Software Foundation
pada tahun 1985 dengan tujuan untuk memperkuat pengembangan free software.
Stallman (1999, 95) juga mnyatakan bahwa free software dan open

11
Universitas Sumatera Utara

sourcesebenarnya menyatakan keadaan yang sama terhadap perangkat lunak,

tetapi memiliki perbedaan pandangan. Dapat dinyatakan bahwa open source
menekankan pada kebebasan dari pengontrolan oleh pihak lain.
Istilah open source dicanangkan oleh Eric Raymond pada tahun 1998 dan
dimaksudkan untuk menghilangkan makna “ free” dalam bahasa inggris yang
sangat membingungkan karena memiliki arti yang bermacam-macam.
Open source timbul dari ide bahwa seandainya setiap orang dapat
berpartisipasi dalam megembangkan suatu perangkat lunak tentu perangkat lunak
tersebut akan segera berevolusi menuju tingkat kesempurnaan. Dengan cara
seperti ini, perangkat lunak dapat dikembangkan tanpa membutuhkan wadah
berupa perusahaan. Sebagaimana dinyatakan oleh Momjian (2000, 14), open
source memberikan keuntungan:

1) Tak perlu struktur perusahaan, sehingga tak ada biaya maupun batasan
ekonomis.
2) Pengembangan program tak di batasi oleh staf pemrograman yang
digaji, tetapi memanfaatkan kemampuan dan pengalaman kelompok
pemrograman yang berada di internet.
3) Umpan balik pemakai difasilitasi sehingga memungkinkan pengujian
berupa program oleh banyak pemakai dalam waktu yang singkat.
4) Pengembangan program dapat didistribusikan oleh pemakai dengan
cepat.
Definisi
resmi
open
source
tercantum
pada
situs
http://www.opensource.org/osd.html. Secara prinsip, open source
memperkenankan siapa saja untuk mendistribusikan perangkat lunak yang
tergolong sebagai open source secara gratis atau dengan bayaran dan tak
ada royalti atau kompensasi yang diberikan.Prinsip penting lainnya adalah
bahwa sekiranya terdapat orang yang mengubah kode sumber, referensi
terhadap
pencipta
asalnya
tetap perlu
dituliskan,
sebagai
bentukpenghargaan.
Berdasarkan

pengelompokkan

jenis-jenis

perangkat

lunak

dapat

dinyatakan bahwa Program aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai untuk

12
Universitas Sumatera Utara

melaksanakan hal-hal yang bersifat umum dan bertujuan untuk menangani hal-hal
yang sangat spesifik.Ada juga perangkat lunak yang digunakan sebagai
pengontrol, kedudukannya sebagai perantara antara program aplikasi dan
perangkat keras.Perangkat lunak berdasarkan biaya yaitu perangkat lunak
komersial, shareware, freeware dan open source.
2.1.3

Standar Evaluasi Perangkat Lunak
Evaluasi perangkat lunak sangat penting dilakukan dalam suatu lembaga

atau badan seperti perpustakaan, karena evaluasi merupakan kegiatan untuk
intropeksi diri dalam suatu lembaga untuk mencapai suatu titik kepuasan dalam
mencapai tujuan.
Ada beberapa standar yang biasa digunakan dalam mengevaluasi
perangkat lunak yaitu:
2.1.3.1 Teori McCall
Teori McCall yang memiliki 11 karakteristik dalam menilai kualitas suatu
perangkat lunak. Adapun karakteristik dari Teori McCall yang dikutip oleh
Pressman (2012, 487) sebagai berikut:
1. Kebenaran yaitu kemampuan perangkat lunak mampu memenuhi
spesifiasi dan misi kebutuhan pengguna.
2. Reliabilitas yaitu kemampuan sebuah perangkat lunak dapat
melaksanakan fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan.
3. Efisiensi yaitu sumber data komutasi yang diperlukan oleh perangkat
lunak untuk melakukan fungsinya.
4. Integrasi yatu tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak
atau data oleh orang yag berhak.
5. Usabilitas yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input dan menginterpretasikan output
suatu perangkat lunak.
6. Maintababilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk mencari dan
membetulkan kesalahan pada sebuah perangkat lunak.

13
Universitas Sumatera Utara

7. Fleksibilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memodifikasi
perangkat lunak operasional.
8. Testabilitas yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menguji
perangkat lunak dan untuk memastikan apakah perangkat lunak telah
melakukan fungsi-fungsi yang dimaksudkan.
9. Portabilitas yaitu kemampuan yang dimiliki perangkat lunak migrasi
perangkat lunak dari suatu perangkat keras atau lingkungan sistem
perangkat lunak ke perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat
lunak yang lain.
10. Reubilitas yaitu kemampuan suatu perangkat lunak untuk dipergunakan
ulang pada aplikasi lain.
11. Interoperabilitas yaitu kemampuan perangkat unak untuk dihubungkan
dengan perangkat lunak lain.
Indrajit (2012, 1-2) menyatakan bahwa, pada dasarnya, McCall menitik
beratkan faktor-faktor tersebut menjadi tiga aspek penting, yaitu yang
berhubungan dengan:
1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operations)
Sifat-sifat operasional suatu software berkaitan dengan hal-hal yang
harus diperhatikan oleh para perancang dan pengembang yang secara
teknis melakukan penciptaan sebuah aplikasi. Hal-hal yang diukur di
sini adalah yang berhubungan dengan teknis analisa, perancangan, dan
konstruksi sebuah software. Faktor-faktor McCall yang berkaitan
dengan sifat-sifat operasional software adalah:
1. Correctness – sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi
dan mission objective dari users;
2. Reliability – sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk
melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan;
3. Efficiency – banyaknya sumber daya komputasi dan kode program
yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya;
4. Integrity – sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang
tidak berhak dapat dikendalikan; dan
5. Usability – usaha yang diperlukan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari
software.
2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product Revision)
Setelah
sebuah
software
berhasil
dikembangkan
dan
diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki
berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Sebuah software yang
dirancang dan dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat
direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat
diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan. Faktor-

14
Universitas Sumatera Utara

3.

faktor McCall yang berkaitan dengan kemampuan software untuk
menjalani perubahan adalah:
1. Maintainability – usaha yang diperlukan untuk menemukan dan
memperbaiki kesalahan (error ) dalam software;
2. Flexibility usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi
terhadap software yang operasional
3. Testability – usaha yang diperlukan untuk menguji suatu software
untuk memastikan apakah melakukan fungsi yang dikehendaki
atau tidak.
Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru
(Product Transition)
Setelah integritas software secara teknis telah diukur dengan
menggunakan faktor product operational dan secara implementasi
telah disesuaikan dengan faktor product revision, faktor terakhir yang
harus diperhatikan adalah faktor transisi – yaitu bagaimana softwar e
tersebut dapat dijalankan pada beberapa platform atau kerangka sistem
yang beragam. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan tingkat
adaptibilitas software terhadap lingkungan baru:
1. Portability – usaha yang diperlukan untuk mentransfer software
dari suatu hardware dan/atau sistem software tertentu agar dapat
berfungsi pada hardware dan/atau sistem software lainnya
2. Reusability – sejauh mana suatu software (atau bagian softwar e)
dapat dipergunakan ulang pada aplikasi lainnya
3. Interoperability – usaha yang diperlukan untuk menghubungkan
satu software dengan lainnya

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa teori McCall

memiliki 11

karakteristik dalam menilai kualitas suatu perangkat lunak yaitu: kebenaran,
reabilitas, efisiensi, intgritas, usabilitas, maintanabilitas, fleksibilitas, testabilitas,
portabilitas, reubilitas dan interoperbilitas.
2.1.3.2 Teori Boehm
Teori Boehm menambahkan beberapa karakteristik pada teori McCall
dengan penekanan pada pemeliharaan produk perangkat lunak. Pertimbangan
tentang apa yang terlibat dalam evaluasi produk perangkat lunak sehubungan
dengan kegunaan program juga termasuk dalam model ini. Teori Boehm serupa
dengan teori McCall dalam merepresentasikan struktur hirarkis karakteristik, yang

15
Universitas Sumatera Utara

masing-masing memberikan kontribusi terhadap kualitas keseluruhan. Gagasan
dari model Boehm mencakup kebutuhan pengguna, seperti pada teori McCall,
namun teori Boehm hanya memuat diagram tanpa adanya saran tentang
pengukuran karakteristik kualitas .
Berikut ini karakteristik dari teori kualitas Boehm yang dikutip dari Al-Qutaish
(2010, 168):
1. Portabilitas: perangkat lunak dapat dioperasikan dengan mudah dan
juga pada konfigurasi komputer selain yang satu saat.
2. Reabilitas: perangkat lunak dapat diharapkan melakukan fungsinya
dimaksudkan memuaskan.
3. Efisiensi: perangkat lunak memenuhi tujuannya tanpa pemborosan
sumber daya.
4. Usability: perangkat lunak yang handal, efisien dan manusia-rekayasa.
5. Testability:perangkat lunak memfasilitasi pembentukan kriteria
verifikasi dan dukungan evaluasi kinerjanya.
6. Understandability: tujuan perangkat lunak jelas.
7. Fleksibilitas: perangkat lunak memfasilitasi penggabungan perubahan,
setelah sifat perubahan yang diinginkan telah ditentukan.
Sedangkan menurut Dubey (2012, 112) menyatakan bahwa:
Model kualitas Boehm menyajikan karakteristik perangkat lunak pada
skala yang lebih besar sebagai dibandingkan dengan model Mc Call.
Dalam model ini menjelaskan cara mudah, handal dan efisien produk
perangkat lunak dapat digunakan, pemeliharaan menjelaskan bagaimana
mudah dimodifikasi dan tes ulang produk perangkat lunak, dan
menggambarkan bagaimana produk perangkat lunak dapat digunakan
bahkan ketika lingkungan telah berubah. Karakteristik dari model kualitas
Boehm ada tiga yaitu:
1. Portability: perangkat lunak dapat dioperasikan dengan mudah dan juga
pada konfigurasi komputer selain yang satu saat
2. Reliability: perangkat lunak dapat diharapkan melakukan
fungsinyadimaksudkan memuaskan
3. Efficiency: perangkat lunak memenuhi tujuannya tanpa pemborosan
sumber daya.
4. Usability: perangkat lunak yang handal, efisien dan manusia-rekayasa
5.Maintainability: Kemampuan perangkat lunak untuk membuat
perubahan.
6.Testability: perangkat lunak memfasilitasi pembentukan kriteria
verifikasi dan dukungan evaluasi kinerjanya

16
Universitas Sumatera Utara

7.Understandability: tujuan perangkat lunak jelas
8.Modifiability: perangkat lunak mampu di modifikasi secara tertentu
Uraian di atas dapat diketahui bahwa karakteristik dari model kualitas
Boehm ada 8 karakteristik yaitu: portability, reliability, efficiency, usability,
maintainability, testability, understanability, dan modifiability.

2.1.3.3 Teori FURPS/FURPS
Teori FURPS merupakan suatu standar evaluasi perangkat lunak dalam
suatu lembaga seperti perpustakaan . Parwita (2012,

91) menyatakan

bahwa:“teori FURPS diusulkan oleh Robert Grady dan Hewlett-Packard Co”.
Teori ini menguraikan karakteristik dalam dua kategori yang berbeda dari
persyaratan (requirement) , yaitu:
1. Fuctional Requirement (F): Ditetapkan oleh input dan output yang
diharapkan.
2. Non-Fungsional Requirements (URPS): Kegunaan (usability),
kehandalan (reliability), kinerja (performance), daya dukung
(supportability).
Terdapat lima persyaratan yang tercakup dalam dua kategori karakteristik
tersebut. Function meliputi himpunan fitur yang diharapkan serta
kemampuan dan keamanan. Usability meliputi faktor manusianya, seperti
estetika, konsistensi dalam user interface , bantuan yang sifatnya online
dan “context-sensitive”, wizards dan agen, dokumentasi untuk pengguna,
dan materi pelatihan. Reability mencakup frekuensi dan tingkat keparahan
kegagalan (failure), pemulihan (recovery), akurasi, prediksi dan waktu
rata-rata antar terjadinya kegagalan (Mean Time Between Failure ).
Peformance menekankan pada kondisi persyaratan fungsional seperti
kecepatan, efisiensi, ketersediaan, akurasi, throughput, waktu respon,
waktu pemulihan, dan pemanfaatan sumber daya. Supportability meliputi
kemampuan untuk dapat diuji, dapat dikembangkan, kemampuan adaptasi,
pemeliharaan, kompatibilitas, dapat dikonfigurasi, servis, kemampuan
instalasi, localizability (internationalization?). Model FURPS kemudian
diperluas oleh Rational Software - sekarang IBM Rational Software menjadi FURPS +. Perluasan (+) yang dilakukan meliputi persyaratan
untuk batasan desain, persyaratan implementasi, persyaratan antarmuka
Salah satu kelemahan dari model FURPS adalah model ini tidak
mempertimbangkan portabilitas dari produk perangkat lunak .

17
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Panovski (2008, 19-20) menyatakan bahwa ”Model
FURPS telah diusulkan oleh Robert Grady dan Hewlett-Packard Co
[Grady]. Model ini menggunakan lima karakteristik:Functionality
Usability, Reliability, Performance, dan Supportability.
Model karakteristik menjadi dua kategori persyaratan:
1. Persyaratan -Functional: Ditetapkan oleh input dan output yang
diharapkan.
2. persyaratan -Non-functional: Usability, Reliability, Performance ,
danSupportability
Model FURPS harus diterapkan dalam dua langkah: pertama,prioritas
harus ditetapkan, di mana atribut kualitas diukur harus didefinisikan.
[Grady] mencatat bahwa menetapkan prioritas penting mengingat implisit
trade-off antara karakteristik (meningkatkan satu karakteristik kualitas
dapat memburuk kualitas lain ciri). Salah satu kelemahan dari model ini
adalah bahwa hal itu gagal untuk mempertimbangkan perangkat lunak
portabilitas produk.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada lima karakterisik yang ada
pada teori FURPS yaitu Functionality Usability, Reliability, Performance, dan
Supportability.

2.1.3.4 Teori Dromey
Teori Dromey berusaha untuk meningkatkan pemahaman tentang
hubungan antara atribut (karakteristik) dan sub-attribut (sub-karakteristik) dari
kualitas. Lapisan-lapisan model ini didefinisikan sebagai atribut level atas dan
atribut bawahan. Ide utama dalam pembuatan teori baru ini adalah untuk
mendapatkan teori yang dapat bekerja dalam lingkup yang luas dalam sistem yang
berbeda. Dromey mengakui bahwa evaluasi untuk setiap produk adalah berbeda
sehingga diperlukan ide yang lebih dinamis untuk memodelkan proses evaluasi
tersebut. Kekurangan dari teori ini adalah tidak diberikan kriteria yang jelas untuk
melakukan pengukuran kualitas perangkat lunak .

18
Universitas Sumatera Utara

Ada tiga unsur pada model generic Dromey yang dikutip oleh Parwita
(2012, 91):
1) Sifat produk yang mempengaruhi kualitas
2) Atribut kualitas level atas
3) Sarana yang menghubungkan sifat produk dengan atribut kualitas.
Quality model Dromey lebih lanjut dapat disusun dalam 5 langkah proses :
1) Memilih satu set atribut kualitas level atas yang diperlukan untuk
evaluasi.
2) Daftar komponen/modul dalam sistem.
3) Mengidentifikasi sifat pembawa kualitas untuk komponen/modul
(kualitas komponen yang memiliki pengaruh paling
besar pada sifat produk dari daftar di atas).
4) Tentukan berapa masing-masing sifat mempengaruhi atribut kualitas.
5) Mengevaluasi model dan mengidentifikasi kelemahan.
Berikut ini karakteristik dari teori kualitas dromey yang dikutip dari AlQutaish (2010, 170) sebagai berikut:
2. Portabilitas: perangkat lunak dapat dioperasikan dengan mudah dan
juga pada konfigurasi komputer selain yang satu saat.
3. Reabilitas: perangkat lunak dapat diharapkan melakukan
fungsinyadimaksudkan memuaskan.
4. Efisiensi: perangkat lunak memenuhi tujuannya tanpa pemborosan
sumber daya.
5. Usability: perangkat lunak yang handal, efisien dan manusia-rekayasa
6. Functionality: kemampuan perangkat lunak yang menyediakan
kepuasan kebutuhan pengguna
7. Maintainability: kemampuan perangkat lunak untuk memperbaiki
kesalahan
8. Reusability: kemampuan suatu perangkat untuk di pergunakan ulang
pada aplikasi lain
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada tujuh karakteristik pada teori
Dromey

yaitu:

portabilitas

,reabilitas

,efisiensy

,usability

,functionality

,maintainability, dan reusability.

19
Universitas Sumatera Utara

2.1.3.5 Teori Kazman
Pengelompokan pada teori Kazman ini membagi karakteristik kualitatif ke
dalam dua kelompok yang dapat diamati selama waktu bekerja dan selama adanya
siklus keberadaan perangkat lunak. Adapun karakteristik teori Kazman yang
dikutip oleh Parwita (2012, 92) terdiri atas dua kelompok sebagai berikut:
“1. Efisiensi, keamanan, ketersediaan dan fungsi.
2. Modifiability, portabilitas, usability, inheritability dan testability”.
Model Kazman ini , pada kenyataannya, tidak disajikan dengan model
kualitatif spesifik, tetapi telah memberikan cara evaluasi analisis arsitektur
untuk menyelidiki kualitas arsitektur perangkat lunak, dengan cara ini
sistem harus menetapkan model kualitatif mengenai kebutuhan mereka.
Pembangunan model kualitatif yang telah dibuat dari basis disebut
"utilitas”. Tingkat terakhir pohon ini didefinisikan oleh serangkaian
skenario untuk menguji karakteristik kualitatif.
Menurut Suman (2014, 563) menyatakan bahwa:
model
Kazman disajikan dua pemikiran yang berbeda mengenai
karakteristik kualitas selama siklus keberadaan software. Karakteristik
kualitatif dapat dilihat ssebagai berikut:
1. Efficiency, Security, Availability and Functionality
2. modifiability, portabilitas, usabilitas, inheritability dan testability
Uraian di atas menyatakan bahwa karakteristik model Kazman ada
Sembilan yaitu:, Efficiency, Security, Availability and Functionality modifiability,
portabilitas, usabilitas, inheritability dan testability.

2.1.3.6

ISO 9126
Pertimbangan pertama berasal dari tahun 1978, dan pada tahun 1985

perkembangan ISO / IEC 9126 dimulai. ISO 9126 adalah bagian dari ISO 9000
standar, yang merupakan standar paling penting untuk jaminan kualitas. Dalam

20
Universitas Sumatera Utara

model ini, totalitas atribut kualitas produk perangkat lunak diklasifikasikan dalam
struktur pohon hirarkis karakteristik dan sub karakteristik. Level tertinggi dari
struktur ini terdiri dari karakteristik kualitas dan tingkat terendah terdiri dari
criteria kualitas perangkat lunak. Model ini menentukan enam karakteristik
termasuk Functionality, Reliability, Usability, Efisiensi, Maintainability dan
Portabilitas, yang dibagi lagi menjadi 21 sub karakteristik. Sub karakteristik

diwujudkan eksternal ketika perangkat lunak digunakan sebagai bagian dari
sistem komputer, dan merupakan hasil dari atribut perangkat lunak internal.
Karakteristik didefinisikan berlaku untuk setiap jenis perangkat lunak, termasuk
program computer dan memberikan terminologi yang konsisten untuk kualitas
produk perangkat lunak. Model ini juga menyediakan kerangka kerja untuk
membuat timbal balik antara kemampuan produk perangkat lunak.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikutip oleh Losavio (2003, 137) standar
ISO 9126 pada dasarnya mengidentifikasi enam karakteristik kualitas perangkat
lunak utama yaitu:
1. Functionality: kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi fungsi
produk perangkat lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan
pengguna. Fungsionalitas perangkat lunak mempunyai 5 subkarakteristik, yaitu :
a. Suitability: Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan
serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan
pengguna,
b. Accuracy: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil
yang presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan,
c. Security: Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang
tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker ) maupun otorisasi
dalam modifikasi data,
d. Interoperabilitas: Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi
dengan satu atau lebih sistem tertentu,
e. Compliance: Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi standar
dan kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku.

21
Universitas Sumatera Utara

2. Reliability: kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level
performansi. Reliability atau keandalan perangkat lunak mempunyai 3
subkarakteristik, yaitu :
a. Maturity: Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari
kegagalan sebagai akibat dari kesalahan dalam perangkat lunak,
b. Fault
tolerance :
Kemampuan
perangkat
lunak
untuk
mempertahankan kinerjanya jika terjadi kesalahan perangkat lunak,
c. Recoverability: Kemampuan perangkat lunak untuk membangun
kembali tingkat kinerja dan memulihkan data yang rusak.
3. Efficiency: kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik
yang digunakan ketika perangkat lunak dijalankan. Efesiensi perangkat
lunak memiliki 2 sub-karakteristik, yaitu :
a. Time behavior : Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan
respon dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya,
b. Resource behavior : Kemampuan perangkat lunak dalam
menggunakan sumber daya yang dimilikinya ketika melakukan
fungsi yang ditentukan.
4. Maintainability: kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat
perubahan perangkat lunak. Maintanability memiliki 4 subkarakteristik, yaitu :
a. Analyzability: Kemampuan perangkat lunak dalam mendiagnosis
kekurangan atau penyebab kegagalan,
b. Changeability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi
tertentu,
c. Stability: Kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek
tak terduga dari modifikasi perangkat lunak,
d. Testability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi dan
divalidasi perangkat lunak lain.
5. Portability: kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan
perangkat lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda. Portability
memiliki 4 subkarakteristik, yaitu :
a. Adaptability: Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada
lingkungan yang berbeda-beda,
b. Instalability: Kemampuan perangkat lunak untuk diinstal dalam
lingkungan yang berbeda-beda,
c. Co-existence : Kemampuan perangkat lunak untuk berdampingan
dengan perangkat lunak lainnya dalam satu lingkungan dengan
berbagi sumber daya,
d. Replaceability: Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan
sebagai sebagai pengganti perangkat lunak lainnya.
6. Usability: kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan
perangkat
lunak.
Usability perangkat lunak memiliki 3 sub-karakteristik, yaitu :
a. Understandibility: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan
untuk dipahami,

22
Universitas Sumatera Utara

b. Operabilitas: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk
dioperasikan,
c. Attractiveness : Kemampuan perangkat lunak dalam menarik
pengguna.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa karakteristik model ISO 9126
ada 6 modul dengan 21 sub modul yang terdiri dari Functionality, Reliability,
Usability, Efisiensi, Maintainability dan Portabilitas,

2.2

Perangkat Lunak Perpustakaan
Perangkat

lunak

merupakan

bagian

dari

unsur-unsur

otomasi

perpustakaan.Perangkat lunak yang dapat mengoperasikan dengan fiturnya untuk
mengelola operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi,
inventarisasi keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi dan
pekerjaan dalam lingkup operasional perpustakaan.
Saat ini perangkat lunak perpustakaan tersedia dari para pengembangnya,
baik luar negeri maupun dalam negeri. Perangkat lunak perpustakaan ada yang
berbayar dan juga free open source . Maryanto yang dikutip oleh Azwar (2013, 9)
menyatakan bahwa:
Free Open Source Software (FOSS) makin banyak digunakan organisasi,
perusahaan, pendidikan pemerintahan dan lain-lain. Hal ini dikarenakan
beberapa hal, seperti menghemat biaya total kepemilikan software, karena
biaya lisensinya gratis atau sangat rendah dibandingkan software
proprietary. FOSS jelas memberikan lebih banyak kebebasan
dibandingkan software proprietarykarena ketersediaan kode sumber
program yang boleh dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.FOSS juga
relatif lebih aman dari gangguan virus atau malware lainnya.

Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran pustakawan akan
pentingnya pengetahuan di bidang teknologi informasi, banyak perpustakaan di
Indonesia menggunakan FOSS dalam pengelolaan perpustakaan. Baik untuk

23
Universitas Sumatera Utara

kebutuhan sistem otomasi digitalisasi, membuat website perpustakaan atau
kebutuhan lainnya.FOSS perangkat lunak otomasi perpustakaan sudah banyak
tersedia dan dapat digunakan secara bebas oleh perpustakaan.
Menurut Salve (2012, 3) adapunfree open source software perpustakaan
yang dikembangkan oleh luar negeri pada tabel berikut:
Tabel 1. Informasi Umum Perangkat Lunak Perpustakaan
Perangkat
lunak
Koha

Pengembang

Hak ijin

Site

Versi Unduhan

Katipo
Communications for
horowhenua Library
trust
Verus Solutions Pvt
Ltd. Domain
Georgia Public Library
Service / Public
Information Network
for Electronic Services
(PINES)
Open Biblio
Community

GNUGPL

http://kohacommunity.org
/

3.6.4. 22
Februari 2012

GNUGPL
GNUGPL

http://www.ver
ussolutions.biz/
http://evergreen
-ils.org

NewGenLib
3.0.3 U2
Evergreen 2.2
Alpha 3rilis pada
tanggal 12 Maret
2012

GNUGPL

New York State School
Not Given
Peter Schlumpf

GNUGPL
GNUGPL

ABCD

BIREME (WHO,
Brazil)

ABCD

Emilda

Realnode Ltd in
cooperation with SDU
Henryk Rybinski

GNUGPL
Freeware

Pengembang

Hak ijin

http://obiblio.so Versi 0.7.1 pada
urceforge.net/
tanggal 18
Maret, 2012
http://www.opa Library Systems
ls-na.org/
http://www.ava Avanti
ntilibrary
systems.com
MicroLCS
version 1.0, beta
3
http://fmv.jku.a abcd-0.3.tar.gz
t/abcd/#downlo
ad
www.emilda.or 1.2.3 rilis 29
g/Emilda
Juni 2005
http://www.une Updated versi
sco.org/isis
padaAgustus
Site
Versi Unduhan

Newgenlib
EverGreen

OpenBiblio

OPALS-NA
AvantiMicroLC
S

WEBLIS
Perangkat
lunak

24
Universitas Sumatera Utara

PhpMyLibrary

Polerio Baboa

GNUGPL

Glibm (GNU
Library
Management
System)
BiblioteQ

GNU Library
Management Project
community

GNUGPL

Not mentioned

BSD

Java Book
Cataloguing
System

Community support

LGPL

http://sourcefor
ge.net/projects/
phpmylibrary/
http://sourcefor
ge.net/projects/
glibs/

2.2.1 pada30
Juni 2006

http://sourcefor
ge.net/projects/
biblioteq/files/
http://sourcefor
ge.net/projects/
j
biblioteca/files/

Versi 6.54,
14Maret 2012

Glibms 0.0.7

0.002

Sumber: Salve (2012, 3)

Tabel 2. Fitur Khusus Perangkat Lunak Otomasi Perpustakaan
Software Written
Requiremen Platform Berguna Standar Modul Fitur
package in
t
languag
es
EverGree C, Perl,
PostgreSQL, Windows, Small
Z39.50, Acquisitions,
n
XUL, JS OpenSRF,
Mac,
and big
SRU
Cataloguing,
Evergreen
Linux
libraries Server
Circulation
like
Administration,
consortiu
Inter-Library
m
Loan, OPAC
Openbibl PHP
PostgreSQL Windows, Small
Z39,
Cataloguing,
io
or MySql,
Linux
and
MARC
OPAC,
Apache,
medium
Circulation,
XAMPP
size
Report

25
Universitas Sumatera Utara

OPALSNS

Perl,
Zebra,
MySql

MySQL

Linux,
School
Windows, library
Macintos
h

MARC,
Z39.50

OPAC,
Cataloguing,
Circulation,
Inventory, Admin,
Report, Union
Catalogue, Internlibrary Loan
Preferences

Avanti
MicroLC
S

Java

Not Given

Platform
independ
ent

Small
libraries

MARC,
Z39.50

Circulation,
Catalogue, OPAC

ABCD

Java

ISIS
database

Windows

Small to
big

Z39.50,
MARC,
CEPAL
And
AGRIS,
OAIPMH

Administration,
Cataloguing,
Acquisition, Loan,
OPAC, ABCD
site, Serial
Control

Emilda

MySql
and
Zebra

Aoache,
Linux
MySql, PHP,
Pearl, Sebra
Server from
index data as
backend
server

Small to
medium
size
library

Z39.50,
MARC

OPAC,
Circulation,
Administration

WEBLIS

Xitami,
Apache,
IIS

CDS/ISI,
Libcat
database

Small to
medium
size

AGRIS

Cataloguing
system, OPAC
(Search), LOAN
module, Statistical
module

Window,
Unix

26
Universitas Sumatera Utara

Software
package

PhpMyLibra
ry

Written
in
language
s
PHP,
PL/SQL.
Phython

GNU
PHP
Library
Management
System
(Glibms)
BiblioteQ
C++

Java Book
Cataloging
System

Java

Requirement

Platform

Berguna

Standar

Modul Fitur

MySql,
Apace, PHP,
PhpMyAdmi
n
PostgreSql

Linux,
Windows

Medium

USMAR
C

Linux,
Mac,
Windows,
Solaris

Small
libraries

MARC

Asquisition,
Cataloguing,
Circulation,
WebOPAC
Cataloguing,
Circulation,
OPAC

PostgreSQL
or Sqlite, QT,
YAZ

FreeBSD,
Linux, OS
X, Solaris
and
Windows
Windows,
Linux,
Mac OS,
BSD,
Solaris

Small
libraries

Z39.50,
MARC

Cataloguing

Small
libraries

MARC

Cataloguing

RDMS
backend
database

Sumber: Salve (2012, 3)
Tabel di atas berisikan perangkat lunak yang dikembangkan oleh luar
negeri.Sebagian besar sudah merangkum spesifikasi dari perangkat lunak
automasi perpustakaan, mulai dari pengembang, lisensi, site, versi terbaru, bahasa
pemrograman,

perangkat

dukungannya,

platform,

kegunaannya

terhadap

perpustakaan mana yang tepat, standar yang digunakan dan modul fiturnya.
Secara jelas sudah memberikan referensi kepada pustakawan dalam memilih
perangkat lunak yang akan digunakan.
Pengembangan perangkat lunak otomasi perpustakaan juga dilakukan
oleh sumber daya manusia Indonesia.Dengan beberapa produk yang dibuat oleh

27
Universitas Sumatera Utara

pengembang Indonesia banyak diterapkan di perpustakaan dalam negeri maupun
luar negeri.Disamping itu, penerapannya juga memberikan dampak pada
pengembang untuk memperbaiki sistem melalui kekurangan yang terjadi di
lapangan.
2.2.1 Perangkat Lunak Openbiblio
OpenBiblio merupakan perangkat lunak otomasi perpustakaan berbasis
web.Software ini merupakan hasil karya dari Dave Stevans.OpenBiblio
menyediakan menu Sirkulasi (circulation), katalogisasi (cataloging), laporan
(report) serta menu admin. Berbagai menu-menu tersebut terintegrasi dalam
sistem yang dibangun oleh software ini, sehingga satu menu akan berpengaruh
terhadap menu yang lain. OpenBiblio dibangun dengan menggunakan PHP
sebagai bahasa pemrograman, MySQL sebagai database dan program web server
seperti Apache atau Xitami.OpenBiblio juga mampu berjalan di dua sistem
operasi yaitu windows dan linux. Karena program ini mampu berjalan di dua
sistem operasi, yaitu sistem operasi windows atau linux sehingga tidak akan
menimbulkan masalah bagi perpustakaan yang menggunakan sistem operasi
windows atau linux. Openbiblio memiliki beberapa versi diantaranya adalah
Version0.1. yang dibuat pada 18 juni 2004, Version0.1.1 pada 7 juli 2004, dan
Version0.1.2 pada 6 agustus 2004. Terakhir versi Versi 0.7.1 pada tanggal 18
Maret, 2012 .
Beberapa perpustakaan di Indonesia telah menggunakan OpenBiblio
sebagai software automasi perpustakaan. Perpustakaan yang telah menggunakan
OpenBiblio sebagai software otomasi perpustakaan antara lain Perpustakaan

28
Universitas Sumatera Utara

Departemen

Matematika

Institut

Teknologi

Bandung

(http://otomasi.math.itb.ac.id), Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia
kampus daerah Purwakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung, STKIP Siliwangi
Bandung, Universitas Djuanda Bogor, Perpustakaan Sekolah Negeri Kresna
Bandung,

Perpustakaan

Politeknik

(http://www.piksiinputserang.ac.id/pustaka/)

Piksi
dan

Input

Perpustakaan

Serang
Universitas

Tanjungpura (http://perpustakaan.untan.ac.id/).
Menurut Hakim (2007, 10) perangkat lunak ini terbagi atas beberapa
modul, yaitu :
1. OPAC
2. Sirkulasi
3. Katalog
4. Administrasi
5. Laporan
2.3

Sistem Automasi Perpustakaan

2.3.1 Pengertian Automasi Perpustakaan
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja
bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta
menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (O’brien 2005, 29).
Sedangkan menurut Kadir (2015, 61) “sistem adalah sekumpulan elemen
yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan”.Setiap
sistem memiliki tujuan (goa l), entah hanya satu atau mungkin banyak.Tujuan
inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem.Tanpa tujuan, sistem
menjadi tak terarah dan tak terkendali.
29
Universitas Sumatera Utara

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa suatu sistem
memiliki komponen yang saling mendukung dan berkerjasama dalam mencapai
suatu sasaran atau tujuan tertentu.
Sulistyo-Basuki

(1994,95) menyatakan bahwa “pengertian automasi

mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau
swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses
tersebut”. Istilah dari automasi, automasi dan otomatisasi adalah sama. Kamus
besar Bahasa Indonesia (2000, 805) dinyatakan bahwa “otomatisasi dalam
pengertiannya adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang
secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan
lagi pengawasan manusia”.
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwaautomasi adalah suatu sistem
atau suatu konsep dengan menggunakan mesin sebagai ganti tenaga manusia
sehingga sedikit campur tangan manusia dalam prosesnya.
Sistem automasi perpustakaan sering disebut dengan sistem perpustakaan
terintegrasi (Integrated Library System) sering juga diistilahkan dengan
penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan, di mana kegiatan
perpustakaan dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi.
Menurut Pendit (2008,222) Sistem automasi dijelaskan sebagai berikut:
Sistem automasi (library automation system) adalah seperangkat aplikasi
komputer untuk kegiatan di perpustakaan terutama bercirikan penggunaan
pangkalan data ukuran besar dengan kandungan cantuman tekstual yang
dominan dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan
dan menyajikan informasi.

30
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1994, 96) automasi perpustakaan
yaitu:
Automasi perpustakaan adalah salah satu aspek pemanfaatan teknologi
informasi untuk kepentingan perpustakaan mulai dari pengadaan
pengatalogan hingga ke jasa pelayanan informasi informasi bagi
pembaca.Atau sering juga disebut dengan istilah komputerisasi
perpustakaan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa definisi automasi
perpustakaan adalah pemanfaatan perangkat teknologi informasi yang meliputi
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dalam rangka
melaksanakan tugas perpustakaan mulai dari pengadaan bahan pustaka,
pengolahan, pelayanan dan penyusunan laporan.
Automasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan
kepada pemustaka dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan dalam
mengikuti pertambahan koleksi, transaksi dan menyalin kerja sama dengan
perpustakaan lainnya.
2.3.2 Alasan Melakukan Automasi Perpustakaan
Setiap perpustakaan mempunyai alasan-alasan tertentu untuk memudahkan
kinerjanya dari mengalihkan sistem manual menjadi suatu sistem yang berbasis
komputer.Walaupun alasan-alasan tersebut ada yang bersifat spesifik untuk
perpustakaan tertentu, tetapi biasanya terdapat beberapa alasan yang berlaku
umum untuk semua perpustakaan. Menurut Saleh (1996, 158-159) alasan
mengapa automasi diperlukan pada perpustakaan adalah sebagai berikut:
5. Adanya tuntutan mutu layanan perpustakaan
Tuntutan para pemakai perpustakaan saat ini sangat beragam pemakai
yang datang ke perpustakaan selain meminjam buku, mereka juga

31
Universitas Sumatera Utara

mencari layanan-layanan lain seperti layanan internet, layanan audio
visual, layanan multimedia dan lain-lain.Selain itu pemakai juga
menginginkan layanan aktif perpustakaan berupa layanan penelusuran
secara online dan layanan penelusuran CD ROM dan lain-lain.
6. Adanya tuntutan terhadap efisiensi waktu
Sebelum adanya automasi perpustakaan, pemakai mungkin sudah puas
dengan layanan penelusuran artikel bila artikel-artikel dapat ditemukan,
sekalipun layanan tersebut memakan waktu dampai bermingguminggu.Sebagai pemakai menuntut layanan yang tepat.
7. Keragaman media informasi yang dikelola
Media informasi yang ada di perpustakaan saat ini tidak hanya terbatas
kepada buku dan jurnal ilmiah saja.Informasi-informasi lain seperti
multimedia, audio visual kini banyak dikoleksi oleh perpustakaan.
8. Kebutuhan akan ketepatan layanan informasi
Selain kecepatan dalam memperoleh informasi, pemakai juga
membutuhkan ketepatan informasi yang didapatkannya dari
perpustakaan.Pertanyaan-pertanyaan tentang informasi secara spesifik
harus bisa dijawab secara spesifik pula.Dengan bantuan teknologi
komputer pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan cepat dan
tepat.
Sedangkan faktor pengerak dari automasi perpustakaan menurut Arif
(2003, 1) adalah:
1. Kemudahan mendapatkan produk teknologi informasi
2. Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk teknologi
informasi
3. Kemampuan dari teknologi informasi
4. Tuntutan layanan masyarakat serba “klik”.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa alasan yang
menyebabkan perpustakaan mengalihkan sistemnya ke automasi perpustakaan
adalah untuk mengembangkan suatu sistem perpustakaan berbasis komputer,
memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan dengan
mengefisiensikan dan memudahkan pekerjaan perpustakaan, memudahkan
pekerjaan pustakawan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mencari
informasi. Pustakawan dapat mengalihkan kerjanya ke bidang lain karena
pekerjaan sudah dialihkan ke komputer, fungsi pustakawan hanya mengontrol

32
Universitas Sumatera Utara

kegiatannya. Untuk meningkatkan citra perpustakaan serta pengembangan
infrastruktur nasional, regional dan global.
2.3.3 Fungsi dan tujuan Automasi Perpustakaan
Automasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan
kepada pengguna dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan agar dapat
mengetahui seberapabanyaknya koleksi, banyaknya transaksi, dan resource
sharing dengan perpustakaan lainnya.

Fungsi otomasi

pada perpustakaan menurut Sukrino (2008, 5) yang

dikutip oleh Sari (2012, 91):
1. Fungsi pengganti sebagai pekerjaan manual menjadi otomasi
2. Fungsi pengetahuan pekerjaan rutin secara otomatis, sehingga fungsi
pengaturan manusia berkurang
3. Fungsi informasi, fungsi yang didasarkan pada komunikasi data
jaringan kerja komputer dengan berbagai jenis bahasa
4. Fungsi komputasi didasarkan atas data
5. Fungsi koordinasi yaitu fungsi berdasarkan pada sistem informasi
manajemen, pengajaran berbantu komputer, pelaksanaan penelitian
dan membuat model.
Sedangkan Menurut Harmawan (2009, 6-7) tujuan automasi perpustakaan
adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi keterbatasan waktu
2. Mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan minsalnya
dari judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang dan
sebagainya
3. Dapat dimanfaatkan secara bersama-sama
4. Mempercepat proses pengolahan, pemimjaman dan pengembalian
5. Memperingan pekerjaan
6. Meningkatkan layanan
7. Memudahkan dalam pembuatan laporan statistik
8. Menghemat biaya
9. Menumbuhkan rasa bangga
10. Mempermudah dalam pelayanan untuk kepentingan akreditasi.

33
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa automasi perpustakaan
bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan terutama efektifitas dan efesiensi
kerja pada perpustakaan. Dengan automasi, beberapa pekerjaan manual dapat
dipercepat, dipermudah dan diefisiensikan. Selain itu

dapat meningkatkan

layanan penemuan bahan pustaka jauh lebih akurat dan dapat ditelusur dengan
cepat. Dengan demikian para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya
untuk mengurusi pengembangan perpustakaan lainnya karena beberapa pekerjaan
yang manual sudah diambil alih oleh komputer.
2.3.4 Unsur-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau
syarat yang paling mendukung dan terkait satu dengan lainnya.Unsur-unsur atau
syarat automasi perpustakaan menurut Ajie (2009, 36) :
1.

2.

Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat Keras (Hardware), merupakan unsur yang bersifat tangible
(dapat dilihat, diraba, di sentuh bentuknya) dalam pengembangan
otomasi perpustakaan sebagai unsur pembangun sistem informasi
dengan memanfaatkan perangkat teknologi.Yang dimaksud perangkat
keras disini adalah sebuah komputer dan alat bantunya seperti Printer,
Barcode, Scanner, dsb. Otomasi perpustakaan yang paling kecil dapat
hanya menggunakan sebuah komputer, maka proses otomasi
sederhana dapat berjalan. Sedangkan untuk perpustakaan besar maka
pasti diperlukan beberapa komputer dan pelengkapnya agar pelayanan
kepada pengguna menjadi lancar.
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf
yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware
sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab
adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan
menghindari dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah
adanya dukungan teknis serta
garansi produk dari vendor penyedia komputer.
Perangkat Lunak (Software)
Perangkat Lunak (Software merupakan metode atau prosedur interaksi
antara manusia dengan komputer (hardware) sebagai komponen yang
intangible artinya tidak dapat disentuh maupun diraba bentuknya.

34
Universitas Sumatera Utara

3.

4.

Perangkat lunak lebih mengarah kepada bahasa pemrograman artinya
sebagai alat bantu dalam e