AYAT AYAT TENTANG SEJARAH DAN KISAH

AYAT-AYAT TENTANG SEJARAH DAN KISAH
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tafsir.
Dosen Pengampu : Drs. H. Soeparyo, M.Ag

Disusun oleh :
Farida Septinawati

(1403076018)

Marina Aizzatun Nisa’

(1403076017)

Zumrotul asrifah

(1403076019)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur‟an membahas mengenai pokok -pokok bahasan yaitu mengenai akhlak, janji
dan ancaman, aqidah, ibadah, sejarah dan kisah. Al-Qur‟an menganjurkan untuk mempelajari
dan memahami sejarah dan kisah pada zaman dahulu serta mampu memperoleh ilmu dan
hikmahnya. Dengan sejarah kita dapat melihat dengan jelas peninggalan umat-umat
terdahulu, sehingga kita dapat memahami dan menghayati peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada zaman dahulu melalui bacaan atau pelajaran sejarah dan Al-Qur‟an juga ikut
menjelaskan sejarah-sejarah zaman orang-orang terdahulu. Allah menurunkan Al-Qur‟an
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril AS sebagai mukjizat yang terbesar. Salah satu isi
pokok ajarannya adalah mengenai sejarah dan kisah umat terdahulu. Keterangan tentang
sejarah dan kisah umat terdahulu didalam kitab Al- Qur‟an tentunya memiliki tujuan. Yaitu
merupakan sebagai petunjuk/pelajaran bagi umat islam yang selanjutnya agar dapat
mengambil hikmah dari peristiwa yang sudah terjadi dimasa lalu. Sehingga dimasa sekarang
umat manusia khususnya umat islam tidak terjerumus hal-hal yang tidak baik Pada makalah

ini, pemakalah akan memaparkan secara rinci ayat-ayat tentang sejarah dan kisah.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
a. Apa pengertian sejarah dan kisah.?
b. Bagaimana tafsir ayat-ayat tentang sejarang dan kisah?
c. Bagaimana konsep sejarah dalam al-Qur’an?
d. Bagaimana hokum-hukum sejarah dalam al-Qur’an?
e. Bagaimana gambaran kisah yang di ceritakan dalam Al-Qur’an.?
f. Apa fungsi sejarah bagi kehidupan manusia ?

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah dan Kisah.
Dalam bahasa inggris, sejarah berarti history yang berarti masa lampau umat
manusia atau kejadian-kejadian. Yang dibuat oleh alam. Asal-usul kata history dalam
bahasa inggris bersal dari bahasa Yunani kuno istoria yang berarti ilmu atau belajar
dengan cara bertanya-tanya. Dalam bahasa Belanda terdapat istilah geschiedenis yang
berarti kejadian-kejadian yang telah dibuat oleh manusia. Sedangkan dalam bahasa

Jerman terdapat istilah geschicte yang artinya sesuatu yang telah terjadi. Dalam
masyarakat di berbagai daerah dikenal juga istilah-istilah yang merujuk pada
pengertian sejarah seperti, silsilah, riwayat, hikayat, tambo, dan babad.
Dari berbgai arti kata sejarah diatas, semua menunjuk pada sesuatu yang telah
terjadi atau kejadian yang telah terlewati. Juga terkandung makna sebagai suatu ilmu.
Sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan
perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala
aspek kehidupannya yang terjadi pada masa lampau 1. Sedangkan kisah adalah kata
benda yang berarti cerita tentang kejadian dalam kehidupan, riwayat, dongeng dan
sebagainya.2
B.

Tafsir ayat-ayat tentang sejarah dan kisah.
Berikut merupakan ayat-ayat Al-Qur;an yang berisi sejarahdan kisah.
1.

Surat Thaha ayat 99

          


     

1 Sadirman A.M, SEJARAH 1 SMA kelas X, (Yogyakarta: yudhistira, 2007), hlm3-6.
2 Anonim, http://glosarium.org, (kisah adalah, arti kisah), diakses pada 04/05/2016, pada
pukul 6:54.

3

“Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat
yang telah lalu, dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami
suatu peringatan (Al Quran).” (Q.S Thaha : 99).
Ayat ini menjadi penutup lima kelompok kisah Nabi Musa as. Ayat ini
menyatakan bahwa “Demikianlah”, yakni sebagai halnya kisah Nabi Musa dan
selain beliau yang “Kami” uraikan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, pada
ayat-ayat Kami yang lalu, Kami teta di masa dating akan kisahkan “kepadamu
sebagian dari berita-berita penting”, yakni peristiwa pwnting, generasi “yang
telah lalu” agar semakin luas pengetahuanmu dan pengetahuan umatmu serta
semakin mantap iman dan keyakinan kamu lagi semakin banyak pelajaran yang
dapat kamu peroleh”dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi
Kami suatu peringatan”, yakni Al-Quran sebagai tuntutan yang mengandung

kebaikan duniawi dan ukhrawi.
Kata naqushshu dapat diterjemahkan mengisahkan/menceritakan. Kata itu
pada mulanya berarti mengikuti jejak. Kisah adalah upaya mengikuti jejak
peristiwa yang benar-benar terjadi atau imajinatif sesuai dengan urutan
kejadiannya dan dengan jalan menceritakannya satu periode atau episode dalam
episode. Al-Quran tidak selalu menggunakan kata tersebut dalam arti
mengiusahkan satu kisah, tetapi ia juga digunakannya dalam arti memberi
tuntutan, baik tuntutan tersebut merupakan kisah maupun hanya pesan singkat.3
2. Surat Yusuf ayat 111
       








 


 

      

   

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orangorang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 7, (Jakarta : Lentera Hati, 2012), hal. 663664.

4

(Q.S Yusuf : 111).
Tafsir ayat:
Allah SWT menegaskan kisah Nabi Yusuf as. Dan kisah-kisah para rasul lain
yang disampaikan-Nya bahwa demi Allah, sungguh pada kisah-kisah mereka
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Ia, yakni AlQur’an yang mengandung kisah-kisah mereka, bukanlah cerita yang dibuat-buat
sebagaimana dituduhkan oleh mereka yang tidak percaya, akan tetapi kitab suci
itu membenarkan kitab-kitab suci dan peristiwa-peristiwa yang sebelumnya dan

menjelaskan segala sesuatu dalam bentuk prinsip-prinsip segala yang
dibutuhkan umat manusia menyangkut kemaslahatan dunia dan akhirat mereka,
dan disamping itu ia juga sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang ingin
beriman.4
3. Surat Ali Imran ayat 137
       

      
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah
Allah[230]; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

[230] Yang dimaksud dengan sunnah Allah di sini ialah hukumanhukuman Allah yang berupa malapetaka, bencana yang ditimpakan
kepada orang-orang yang mendustakan rasul.
Tafsir ayat :
Yang dimaksud ndengan sunnah allah disini ialah hukuma-hukuman
allah yang berupa malapetaka, bencana yang di timpakan kepada orangorang yang mendustakan rasul. Dalam ayat ini berisi perintah bagaimana
keadaan orang-orang terdahulu dan kesudahan mereka. Sesungguhnya
4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 6, (Jakarta : Lentera Hati, 2012), hal. 193194


5

telah

berlalu

sebelum

kamu

sunnah-sunnah

yakni

hukuman

kemasyarakatan yang tidak mengalami perubahan. Sunnah tersebut
anatara lain adalah “ yang melanggar perintahNya dan rasulNya akan
binasa, dan yang mengikutinya akan berbahagia,”Yang meneggakkan
disiplin akan sukses”, “Hari-hari kekalahan dan kemenangan silih

berganti”, dan lain sebagainya. Sunnah-sunnah itu ditetapkan allah demi
kemaslahatan manusia, dan itu semua dapat terlihat dengan jelas dalam
sejarah peninggalan umat-umat yang lalu. Perhatikanlah dan camkanlah
hal tersebut, kalau belum juga kamu pahami dan hayati melalui bacaan
atau pelajaran sejarah, karena itu, berjalanlah kamu di bumi untuk
melihat

bukti-buktinya,

dan

perhatikanllah

untuk

mengambil

pembelajaran bagaiman kesudahan buruk yang dialami orang-orang yang
mendustakan pesan-pesan Allah. Ini yakni, pesan-pesan yang dikandung
oleh ayat-ayat yang lalu atau al-quran secara keseluruhan adalah

penenrang yang memberi keterangan dan menghilangkan kesaksian dan
keraguan bagin seluruh manusia, dan ia juga berfungsi sebagai petunjuk
yang memberi bimbingan pada masa kini dan masa yang akan datang
menuju kearah yang benar, serta peringatan yang harus dan berkesan
menyangkut hal-hal yang tidak wajar bagi orang-orang yang bertakwa,
yang diantara lain mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari
sunnahtullah yang berlaku dalam masyarakat.5
4. Surat al Ahzab ayat 62
         
    

“sebagai sunnah Allah yang Berlaku atas orang-orang yang telah
terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati
perubahan pada sunnah Allah.” (Q.S Al-Azhab:62)
Tafsir ayat :
Kata ( ‫ ) سنة‬sunnah antara lain berarti kebiasaan. Sunnatullah adalah
kebiasan-kebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Dalam AlQuran kta sunnatullah dan yang semakna dengannya, seperti sunnatuna,
5M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2012), Cet. V, hlm.
268-269.


6

sunnah al-awwalin, terulang sebanyak tiga belas kali. Kesemuanya
berbicara dalam konteks kemasyarakatan. Perlu diingat bahwa apa yang
dinamai huku-hukum alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang dialami
manusia dan dari ikhtisar pukul rata statistik tentang kebiasaankebiasaan itu, para pakar merumuskan hukum-hukum alam. Kebiasaan
itu dinyatakan Allah sebagai tidak beralih (Q.S Al-Isra’ [17]: 77) dan
tidak pula berubah. Karena memiliki sifat yang demikian, maka yang
disebut juga “Hukum-hukum Kemasyarakatan” atau ketetapan-ketetapan
Allah menyangkut situasi masyarakat.
5. Surat al Isra’ ayat 77
         
   

“ Kami menetapkan yang demikian), sebagai suatu ketetapab terhadap
Rasul-rasul kami yang kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu
dapati perubahan bagi ketetapan kami itu.” (Q.S Al-Isra’:77)
Tafsir ayat :
Ayat diatas pada hakikatnya berbicara tentang sunnatullah atau hukumhukum kemasyarakatan sebagai bunyi selanjutnya “dan tidak akan kamu
dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu” karena itu kalimat
“sepeninggalmu mereka tidak tinggal, melainkan sebentar saja”, tidak
boleh dipahami sebagai kematian orang-orang tetapi kematian
sistem/orde masyarakat. Orang-orang yang hidup dalam masyarakat
tersebut tetap bertahan hidup, tetapi sistem kemasyarakatan dan
pandangan jahiliyah yang mereka anut ayat yang ditafsirkan ini sebentar
lagi akan runtuh. Dan hal ini terbukti kebenarannya setelah 10 tahun dari
hijrah Rasul SAW dari Mekkah. Ayat ini merupakan salah satu bukti
bahwa Al-Quran adalah kitab pertama yang menjelaskan hukum-hukum
kemasyarakatan dan bahwa disamping ajal perorangan ada juga ajal bagi
kemasyarakatan.
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum kafir quraisy tatkala
mereka berniat mengusir Rasullullah SAW dari tengah-tengah mereka.
Maka Allah mengancam mereka dengan ayat ini, bahwa jika mereka
mengusir Rasullullah, maka mereka tidak akan

7

tinggal di Makkah

sesudah pengusiran itu melainkan sebentar saja. Dan demikianlah yang
terjadi. Setelah nabi berhijrah dari tengah-tengah

mereka, setelah

gangguan mereka semakin memuncak, mereka tidak tinggal kecuali
selama satu tahun setengah. Allah mempertemukan mereka dengan Nabi
di badar tanpa perjanjian terlebih dahulu. Allah menguatkan nabi,
mengirimnya untuk menguasai mereka, dan memenangkannya atas
mereka. Beliau berhasil membunuh dan menawan para pemuka Quraisy
dan keturunannya. Karena itu, Allah Ta’ala berfirma “ sebagai suatu
ketetapan terhadap rasul-rasul Kani yang Kami utus.” Yakni,
demikianlah perlakuan yang kami berikan kepada orang-orang kafir
kepada para rasul Kami dan menyakitinya dengan mengusir rasul dari
tengah-tengah mereka.6
6. Surat ar-Rum ayat 42

        












 

Artinya:
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari
mereka”.
Asbabun Nuzul
Katakanlah hai rasul, kepada orang-orang musyrik dari kalangan
kaummu itu, lakukanlah perjalanan ke berbagai negeri, lalu lihatlah dan
perhatikanlah tempat-tempat tinggal orang-orang yang kafir kepada
Allah sebelum kalian, karena mereka rela mendustakan rasul-rasulNya.
Bagaimanakah Kami telah membinasakan mereka dengan azab Kami,
kemudian Kami jadikan mereka sebagai pelajaran buat orang-orang yang
sesudah mereka?
Selanjutnya Allah menjelaskan penyebab yang mengakibatkan mereka
dibinasakan oleh azab itu. Azab yang telah menimpa mereka itu sebagai
pembalasan yang setimpal dari kekafiran mereka terhadap ayat-ayat
Tuhan mereka, dan kedustaan mereka terhadap rasul-Nya.
Tafsir Ayat ini merupakan peringatan bagi kaum musyrik Mekkah bahwa
nasib mereka sama dengan nasib kaum musyrik sebelum mereka, azab
6 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah volume 10,(Jakarta: lentera hati, 2012), cet V, hlm.
537.

8

serta kehancuran melanda mereka karena tak beriman kepada Allah. Di
sini kaum musyrik disuruh mengadakan riset di atas bumi ini serta
melihat

ke tempat-tempat

kaum

yang

telah

mengingkari

dan

mendurhakai rasul-rasul-Nya. Karena itu Allah telah menghancurkan
mereka dengan azab-Nya. Hal itu hendaknya menjadi pelajaran bagi
kaum sesudahnya. Orang-orang yang dihancurkan oleh Allah itu
kebanyakan terdiri atas kaum musyrik dan sesat. Mereka sedikit sekali
yang beriman kepada Allah, dan tak mau menerima seruan rasulrasulNya, seperti kaum Nuh as, kaum Ibrahim as, kaum Ad,
Kaum Saleh as, kaum Syu‟aib as, kaum Lut as dan lain
-lain. Setiap ada siksaan, maka Allah hanya menghancurkan kaum
musyrik yang sesat itu, dan melepas kaum yang beriman yang sedikit
jumlahnya. 3.
Munasabah Adapun hubungan ayat ini dengan ayat 41 yaitu Allah
menjelaskan bahwa timbulnya kerusakan di dunia sebagai akibat dari
perbuatan tangan manusia sendiri. Lalu Allah memberikan petunjuk
kepada mereka, bahwa orang-orang sebelum mereka pernah melakukan
hal yang sama seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka. Akhirnya
mereka tertimpa azab dari Allah, sehingga mereka dijadikan pelajaran
buat orang-orang sesudahnya. Sedangkan hubungan antara ayat 42 dan
43, dijelaskan bahwa Allah melarang orang kafir tetap pada
kekafirannya, karena akan menimpa atasnya azab yang pedih dariNya,
selanjutnya pembahasan itu diiringi dengan perintahNya yang ditujukan
kepada rasulNya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya, hendaknya
mereka tetap teguh di dalam memegang apa yang ada pada mereka. Yaitu
tetap beribadah kepada Allah Yang Maha Esa. 7
C.

Konsep sejarah dalam al-Qur’an
Konsep sejarah dalam Al-Qur’an adalah untuk mempelajari sunnah, yakni

kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat, sehingga tidak mengalami
perubahan bagi umat manusia. Pada konsep ini manusia diharapkan dapat
memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu, sehingga mereka
dapat mengambil pelajaran dari tingkah laku dan perbuatan orang-orang terdahulu
7 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi 4 ( Semarang: PT.Toha Putra, 1986)
Cet.1,hal 102-103.

9

melalui pengamatan langsung, penelitian peninggalan sejarah, atau media-media
yang lain. Dari perjalanan ini dapat diketahui berbagai peninggalan umat terdahulu.
Diantara mereka itu ada yang memperoleh kejayaan dan ada pula yang mengalami
kerugian, penderitaan, kesengsaraan akibat kerusakan atau bencana yang menimpa
mereka. Ada juga yang beriman dan taat beribadah kepada Allah, tetapi ada pula
yang kafir, munafik, dan fasik. Orang-orang yang ditimpa bencana itu kebanyakan
orang-orang yang musyrik.8
D.

Hukum-hukum sejarah dalam al-Qur’an
Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ini terdapat pada Sunnatullah/hukumhukum kemasyarakatan, sama dengan halnya hukum alam atau hukum yang
berkaitan dengan materi. Apa yang ditegaskan Al-Qur’an ini dikonfirmasikan oleh
ilmuwan: “Hukum-hukum alam – sebagaimana hukum-hukum kemasyarakatan
bersifat umum dan pasti, tidak satu pun dinegeri mana pun yang dapat terbebaskan
dari sanksi bila melanggarnya. Hukum-hukum itu, tidak memperingatkan siapa
yang melanggarnya, dan saksinya pun membisu sebagaimana membisunya hukum
itu sendiri. Masyarakat dan manusia yang tidak dapat membedakan antara yang
haram dan yang halal akan terbentur malapetaka, ketercabikan, dan kematian. Ini
semata-mata adalah sanksi otomatis, karena kepunahan adalah akhir dari semua
mereka yang melanggar hukum-hukum alam/kemasyarakatan”.9

E.

Gambaran kisah yang di ceritakan dalam Al-Qur’an
Ada beberapa kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an salah satunya adalah
kisah Nabi Yusuf as setelah dilemparkan ke dalam sumur, mengangkat
kedudukannya setelah dipenjarah, menjadikannya berkuasa di Mesir setelah
dijual dengan harga yang sangat murah, mengokohkan kedudukannya di muka
bumi setelah lama ditawan, memenangkannya atas saudara-saudaranya yang
berbuat jahat terhadapnya, menyatuhkan kekuatannya dengan mengumpulkan
kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya setelah perpisahan yang sekian
lama, dan mendatangkan mereka dari belahan bumi yang sangat jauh.

8 A. Mustofa, Al-Qur’an Hadits kelas XII, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1994), Hal. 17
9 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta:Lentera Hati, 2003), Hal. 363

10

Sesungguhnya, Allah yang telah berkuasa untuk melakukan semua kejadian itu
terhadap Nabi Yusuf.10
F.

Fungsi sejarah bagi kehidupan manusia.
Secara rinci dan sistematis, notosuranto mengidentifikasi terdapat empat jenis
fungsi sejarah yaitu:11
1. Fungsi edukatif
Sejarah mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearifan-kearifan. Hal tersebut
memunculkan ungkapan-ungkapan seperti belajarlah dari sejarah atau sejarah
mengajarkan kepada kita.
2. Fungsi inspiratif.
Mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham. Sebagai contoh
kisah perjuangan para nabi dan rosul Allah pada zaman dahulu dapat mendorong
kita untuk menjadikannya sebagai suri tauladan atau teladan yang baik.
3. Fungsi instruktif.
Sejarah dapat berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu kejuruan
atau keterampilan tertentu. Misalnya pada proses pembuatan computer pada
zaman dahulu yang tidak serta merta muncul computer seperti yang kita jumpai
pada zaman sekarang. Semua di mulai dari teknologi yang sederhana menjadi
teknologi yang canggih.
4. Fungsi rekreasi
Mempelajari sejarah dapat memberikan rasa senang dan keindahan. Dengan
belajar sejarah seseorang dapat terpesona oleh kisahnya yang mengagumkan.
Selain itu menurut Al-Qur,an ada empat fungsi sejarah bagi kehidupan
manusia, antara lain:

10Ahmad Mustafa Al-Maragi,Tafsir Al-Maragi,(Karya Toha Putra Semarang:Semarang,
1986), Hal. 101
11 Dudung Hidayat rahmat, dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian III: Pendidikan
Disiplin Ilmu, ( jakarta : grasindo, 2007, Cet 2, hlm. 358-359.

11

1. Sejarah berfungsi sebagai peneguh hati.
Dari kisah-kisah yang menjadi teladan dapat meneguhkan hati agar selalu
beriman kepada Allah SWT, seperti kisah asbabul kahfi.
2. Sejarah berfungsi sebagia pengajaran.
Seperti contohnya pada kaum Tsamud, kaumnya Nabi Sholeh AS, yang ingkar
kepada nabi dan Tuhan mereka. Mereka memahat gunung menjadi rumah-rumah
dan melupakan nikmat yang telah di berikan kepada mereka. Kaum Tsamud
membunuh unta nabi Sholeh yang merukan mukjizat yang di berikan Allah
kepada nabi Sholeh. Kemudian Allah mendatangkan petir dan meluluh lantahkan
kaum Tsamud dan masih meninggalkan kisah-kisah bangunan agar menjadi
pengajaran untuk kaum setelahnya.
3. Sejarah berfungsi sebagai peringatan
Al-Qur,an yang sepertiganya berisi kisah-kisah masa lalu dari umat terdahulu
baik yang sholeh maupun yang ingkar bagaimanapun seharusnya berfungsi
sebagai peringatan umat yang hidup hari ini agar berkaca pada masa lampau.
4. Sejarah sebagai sumber kebenaran.
Jaminan kebenaran telah termaktup tegas dalam sura al-baqarah ayat 2, yang
berbunyi:
          
,Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa .2

\BAB III

12

PENUTUP
1. Kesimpulan
Sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematif secara
keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat
dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan kisah
adalah kata benda yang berarti cerita tentang kejadian dalam kehidupan, riwayat,
dongeng, dan sebagainya. Ada beberapa kisah yang di ceritakan dalam al-Qur’an,
salah satunya adalah kisah nabi Musa as. Sejarah berfungsi sebagai edukasi, inspirasi,
intruksi dan rekreasi. Selain itu sejarah juga berfungsi peneguh hati, pengajaran,
peringatan dan sumber kebenaran.
2. Daftar pustaka
A.M, Sadirman, SEJARAH 1 SMA kelas X, (Yogyakarta: yudhistira, 2007)
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir Al-Maraghi 4 ( Semarang: PT.Toha Putra, 1986
Cet.1)
Al-Maragi,

Ahmad

Mustafa,

Tafsir

Al-Maragi,

(Karya

Toha

Putra

Semarang:Semarang, 1986)
Anonim, http://glosarium.org, (kisah adalah, arti kisah), diakses pada 04/05/2016,
pada pukul 6:54
Mustofa, A., Al-Qur’an Hadits kelas XII, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1994)
Rahmat, Dudung Hidayat dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian III: Pendidikan
Disiplin Ilmu, ( jakarta : grasindo, 2007, Cet 2).
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah volume 10,(Jakarta: lentera hati, 2012 cet V)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah volume 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2012 Cet. V)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah volume 6, (Jakarta : Lentera Hati, 2012)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah volume 7, (Jakarta : Lentera Hati, 2012)

13

Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta:Lentera Hati, 2003)

14