LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PENDIDIKA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENDIDIKAN PANCASILA

Tommy Lee

5203017015

Zefanya Gerald W.

5203017017

Matilda Theresia R.

5203017018

Vilomena Rosni

5203017028

Fransiska Gunawan


5203017032

Tisa Paula D. Aome

5203017033

Maria Natasya I. Laban

5203017053

Aldino Alim

5203017056

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2017
Bab 1. Pendahuluan


1.1.

Latar Belakang Masalah
Sebagai bentuk rasa peduli kami akan keadaan sekitar, maka sebagai generasi
muda kami mengadakan kegiatan yang dapat berguna bagi masyarakat sekitar.
Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa disekitar kita terdapat orang-orang yang
membutuhkan bantuan dari kita. Dan dengan keterkaitan antara nilai-nilai luhur
kemanusiaan tersebut, maka kami melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di
Pos Paud Terpadu.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini sendiripun, sebenarnya merupakan
bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kami untuk dapat memberikan manfaat
terhadap masyarakat, khususnya di lingkungan Pos Paud Terpadu. Dengan dukungan
universitas dan mata kuliah yang bersangkutan serta semangat kami, kegiatan Praktik
Kerja Lapangan ini merupakan suatu bentuk bantuan, yang walaupun kecil namun
berguna untuk membantu Pos Paud Terpadu. Kegiatan ini berjalan sesuai dengan
Mata Kuliah Umum untuk mengaplikasikan ilmu yang kami dapat dan jalankan sesuai
dengan kemampuan maksimal kami.

1.2.


Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana cara mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam lingkup Pos Paud
Terpadu.
1.2.2. Bagaimana wujud kepedulian mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya terkait kegiatan Pos Paud Terpadu.

1.3.

Tujuan Kegiatan.

1.3.1. Mengetahui cara mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam lingkup Pos Paud
Terpadu.
1.3.2. Mengetahui wujud kepedulian mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya terkait kegiatan Pos Paud Terpadu.
1.4. Manfaat Kegiatan
1.4.1. Dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam lingkup Pos Paud Terpadu
1.4.2. Dapat meningkat kepedulian mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya terkait kegiatan Pos Paud Terpadu.
1.4.3. Dapat merealisasikan karakter PeKA yang ditanamkan pada mahasiswa Universitas

Katolik Widya Mandala Surabaya.
1.5. Indikator Keberhasilan Kegiatan
1.5.1. Panitia mampu menyelenggarakan kegiatan dengan baik sehingga guru dan murid Pos
Paud Terpadu menerima manfaat dari kegiatan tersebut.
1.5.2. Kegiatan mampu diselenggarakan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan
sebelumnya.

Bab 2. Pembahasan
2.1.

Landasan Teori

2.1.1. Sila kelima Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan merupakan salah satu tujuan negara republik Indonesia selaku negara
hukum. Penegakan keadilan akan membuat kehidupan manusia Indonesia, baik selaku
pribadi, selaku anggota masyarakat, maupun selaku warga negara menjadi aman,
tenteram, dan sejahtera.
Upaya untuk mencapai ke arah itu memerlukan nilai keselarasan, keserasian,
dan keseimbangan, yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seluruh
warga negara Indonesia tanpa membedakan agama, suku, bahasa, dan status sosial

ekonominya. Setiap warga negara Indonesia harus diperlakukan adil sesuai dengan
hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Adapun nilai-nilai yang tercermin dalam sila kelima, antara lain sebagai
berikut.
1. Mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
terutama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan
pertahanan keamanan nasional.
2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang
lain.
3. Bersikap adil dan suka memberi pertolongan kepada orang lain.
4. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang terpuji yang senantiasa
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
5. Cinta akan kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun
spiritual secara merata di Indonesia.

2.1.2. Nilai PeKA
Nilai peduli adalah sikap yang menunjukkan perhatian yang besar terhadap
sesama warga di lingkungan Widya Mandala dan para pemangku kepentingan,
mengindahkan segala kata peraturan dan kebijakkan yang ditetapkan oleh lembaga,
serta aktif ikut bagian dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, baik internal

maupun eksternal.
Nilai komit adalah kesediaan untuk berbuat sesuai dengan amanah,
tuntutan lembaga, ataupun kewajiban sebagai warga Widya Mandala. Ini sikap

minimal ataupun normatif. Diharapkan para warga Widya Mandala memiliki sikap
komit yang afektif, yang sejauh mungkin.
Nilai antusias adalah sikap amat bergairah, sangat berminat, dan
bersemangat berapi-api dalam setiap tugas dan kegiatan yang diemban ataupun yang
dilaksanakan; tidak ada rasa keterpaksaan, bahkan (serasa) selalu ingin
melaksanakannya. Sikap yang ditimbulkan gairah positif, dan meningkatkan
kualitas hubungan dengan orang-orang lain, serta terbuka terhadap ide-ide
ataupun peluang baru.

2.2.

Pembahasan
Bagaimana sesuatu dapat bermakna bagi orang lain tidak harus diukur dari
besarnya nilai dari apa yang kita berikan. Banyak hal sederhana yang memiliki makna
besar bagi orang lain salah satunya dengan kepedulian, yaitu dengan kita mau ikut
merasakan dan membantu kesulitan orang lain. Peduli tidaklah harus dengan materi,

melainkan juga bisa kita lakukan dengan tindakan. Maka dari itu, cara yang kami
lakukan untuk mewujudkan kepedulian yaitu dengan pendampingan belajar anak-anak
di Pos Paud Melati 3.
Pendidikan anak usia dini atau yang lebih dikenal dengan Paud, merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kami melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan selama empat kali
pertemuan. Sebelum pelaksanaan kegiatan, kami terlebih dahulu mendapat
pengarahan tentang peran yang dapat kami ambil selama proses kegiatan berlangsung.
Pos Paud Melati 3 memiliki sekitar 30 anak yang terbagi dalam 2 kelas sesuai dengan
usia. Setiap minggunya kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
Dengan agenda pada hari Selasa dan Kamis belajar dan bermain sedangkan pada hari
Sabtu kegiatan diisi dengan bermain, kegiatan outdoor seperti jalan santai atau senam,
dan makan bersama. Tenaga pengajar merupakan warga RW setempat yang akrab
dipanggil dengan sebutan ‘Bunda’.
Pertemuan pertama kami dilaksanakan pada hari Sabtu, diawali dengan barisberbaris dilanjutkan dengan doa dan bernyanyi bersama dalam kelas. Pada awal
kegiatan kami mendapatkan sedikit hambatan yaitu, beberapa anak yang menangis
atas kehadiran kami karena mereka mengira kami adalah perawat/dokter karena kami

menggunakan jas almamater namun situasi dapat dikendalikan setelah kami lepas jas
almamater dan mulai berinteraksi dengan mereka. Kegiatan outdoor yang
dilaksanakan pada hari tersebut ialah jalan santai di sekitar Paud Melati 3. Pada

kegiatan ini, kami mendampingi anak-anak untuk tetap berada di dalam barisan
sambil mengikuti arahan bunda. Setelah kegiatan outdoor selesai, anak-anak kembali
ke dalam kelas dan dilanjutkan dengan makan bersama, doa dan kemudian pulang.
Pada pertemuan berikutnya, sama seperti pertemuan sebelumnya, kegiatan
belajar selalu diawali dengan baris-berbaris dan doa bersama. Pada hari tersebut
kegiatannya adalah bernyanyi dan belajar. Pada kelas usia atas, kegiatan belajarnya
adalah menebalkan angka sedangkan pada usia bawah mewarnai gambar yang telah
disediakan oleh bunda. Pada kegiatan hari tersebut, kami berperan membantu anakanak yang kesulitan dan menyemangati mereka untuk meneruskan pekerjaan.
Bernyanyi bersama dan memeragakan gerak lagu dengan semangat dan ekspresif
menjadi tugas kami untuk menjadi contoh anak-anak.
Pada pertemuan ketiga, kegiatan disini dengan senam bersama yang dilakukan
di halaman depan kelas. Kami pun turut ikut dalam senam yang dipimpin oleh bunda
Paud sembari mengarahkan anak-anak. Setelah kegiatan senam yang berlangsung
kurang lebih sekitar 20 menit, anak-anak kembali masuk kedalam kelas untuk makan
bersama. Kami membantu membagikan makanan pada setiap anak dan beberapa dari
kami membantu menyuapi anak-anak yang kesulitan.

Persiapan untuk pertemuan keempat, yang merupakan pertemuan terakhir
kami mengikuti kegiatan di Paud Melati 3, kami menyiapkan beberapa media belajar
dan mainan yang kami berikan sebagai tanda terimakasih kami. Pada pertemuan
keempat, kegiatan diisi dengan belajar bersama, dikarenkan kondisi cuaca yang
kurang baik, hujan, maka peserta Paud pada hari itu tidak sebanyak biasanya namun
kegiatan belajar tetap dilaksanakan. Kegiatan pada hari itu ditutup dengan pemberian
tanda terimakasih dari kami dan foto bersama oleh anak-anak Paud.
Bab 3. Penutup
3.1.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas secara keseluruhan kegiatan kami berjalan
lancar dan sesuai dengan rencana terdahulu. Selama proses kegiatan semua anggota
dapat berpartisipasi dan kami tidak mengalami kesulitan yang berarti. Kesulitan yang
kami hadapi seperti cuaca dan keterbatasan kami dalam mengenal lagu anak yang
digunakan selama proses kegiatan. Namun segala kesulitan dan keterbatasan tersebut
dapat diatasi dan tidak menghambat kegiatan.
Dari laporan kegiatan ini dapat dilihat juga bahwa tujuan kegiatan ini
terlaksana dengan baik yaitu mengetahui cara mengaplikasikan nilai PeKA dan wujud
kepedulian kami. Kami juga mendapatkan banyak pelajaran dalam pelaksanaan PKL

ini yaitu rasa tanggung jawab, kerjasama dan lebih mengamalkan nilai Pancasila dan
PeKA.

3.2.

Saran

Saran serta masukan untuk pelaksanaan kegiatan kedepannya adalah
diharapkan mahasiswa lebih mempersiapkan diri. Selain itu, mahasiswa harus lebih
berani untuk berdialog, berinteraksi dan berbaur dalam masyarakat karena hal ini
tentu akan memudahkan dalam pendekatan, terutama jika sasarannya adalah anakanak.
3.3
3.3.1

Refleksi
TISA PAULA DEBRINA AOME (5203017033)
1.
Pada hari pertama saya datang ke paud tempat kami melakukan PKL saya
merasa senang saja karena ya saya pribadi suka bermain bersama anak kecil. Kami
datang bersama-sama dari kosanku dan kami jalan kaki ke tempat paud itu, kebetulan

tempat PKL kami tidak jauh hanya di mulyorejo. Jadi, kami jalan bersama-sama dan
selama di perjalanan kami membahas apa yang akan kami lakukan setelah kami sudah
sampai di paud itu. Dan setelah berjalan selama beberapa menit pada akhirnya kami
sampai di paud itu. Nah awalnya kami bingung mau mulai dari mana dan anak-anak
yang ada disitu pun keliatan seperti takut juga sama kami dan ternyata memang ia
benar kalau mereka takut sama kita, dan yang mereka pikir kami datang untuk
menyuntik mereka.

Pertama kali saya mendengar kalau mereka pikir kami ini datang untuk
menyuntik aku ketawa ngakak sih, ya gimana ya muka kami semua keliatan baik-baik
saja tapi kenapa mereka takut. Dan setelah itu kami mengikuti kegiatan para anak
paud, kebetulan mereka pada hari itu mereka punya kegiatan jalan-jalan keliling
keluar dari sekolah mereka. Dan kami disitu membantu menemami mereka jalanjalan. Ya aku senang sih walaupun lagi capek tapi lihat mereka ketawa aku jadi senang
juga. Ya pokoknya hari pertama kami melakukan PKL ini aku merasa seru dan keren
sih bisa main sama anak-anak paud itu.
2.
Pada hari kedua ini anak-anak ini tidak berkegiatan di luar tetapi mereka
memulai dengan pembelajaran. Dan disitu saya merasa sedih karena kelas yang
mereka gunakan itu pada pagi sampai siang harinya digunakan untuk anak SD dan
pada sore harinya digunakan mereka belajar. Dan pada hari itu kami menemani
mereka belajar dalam kelas dan aku juga sedih melihat kelas mereka yang kotor
dengan cat yang sudah mengelupas dan kusam. ya awalnya aku pikir gak apa lah kan
baru paud mungkin sewaktu TK mereka memiliki kelas yang lebih baik tetapi setelah
itu saya berfikir lagi orang tua mereka saja sepertinya baik-baik saja dengan kelas
yang seperti ini pasti selanjutnya juga akan baik-baik saja kalau dapat kelas seperti itu.
Pada PKL hari ini saya merasa bahwa para guru-guru yang ada disana semua
hebat dan keren sih. Bayangin saja mereka yang memiliki tugas lain yang lebih sibuk
dan ditambah harus mengurus anak-anak paud ini dengan gaji yang bisa kita bayangin
sajalah

3.
Pada hari ketiga ya sama kurang lebih seperti hari pertama. Hari itu kami tidak
datang bersama dikarenakan masih ada tugas-tugas yang lain. Pada hari itu anak-anak
paud memiliki jadwal senam bersama yang mereka lakukan di depan kelas mereka,
dengan diiringi lagu yang disambungkan di sound yang besar sehingga anak-anak
semua bisa mendengar music senam tersebut. Dan disitu kami juga tidak berada di
depan mereka sebagai pemandu tetapi kami juga berbaur dengan yang lain masuk
dalam barisan anak-anak paud itu dan ikut mereka senam.
Pertama-tama anak-anak ini dikumpulkan dalam kelas dan sebelum senam
seperti biasa mereka melakukan doa bersama. Disitu saya melihat anak-anak paud itu
keren karena sebagian besar dari mereka sudah mengahafal doa yang diajarkan sama
bunda-bunda mereka. Setelah itu mereka semua keluar dari kelas dan mulai berbaris
untuk melakukan senam bersama. Tetapi hal yang paling sulit yaitu untuk mengatur
mereka berbaris, karena mereka ada yang pendiam banget ada yang terlalu aktif
sampai susah diatur tapi ada juga sih yang cepat diatur. Dan akhirnya kami semua
senam bersama tapi sayangnya ada anak-anak yang tidak mau ikut senam dan
memilih duduk bersama orang tua mereka. Dan setelah itu mereka semua kembali ke
kelas dan nyanyi setelah itu mereka makan bersama dan akhirnya mereka pulang. Jadi
pada hari itu saya sih agak capek yak arena tugas ditambah harus senam bersama
mereka tapi gak apa-apa lah selagi niat masih ada pasti semua akan berjalan dengan
baik juga.
4.
Pada hari keempat ini adalah hari terakhir PKL kami di paud itu dan pada hari
itu para anak-anak paud ini berkegiatan didalam kelas dan pada hari itu mereka
belajar cara memakai tas sekolah mereka. Sebelumnya mereka diminta untuk
meletakan tas mereka masing-masing ke depan kelas dan nantinya mereka dipanggil
namanya untuk datang kedepan dan mengambil serta mempraktekan cara memakai tas
mereka. Nah di situ kami semua duduk disebelah anak-anak paud itu, saya sih merasa
sedih karena akan berpisah sama mereka tapi sebenarnya dari awal kami dibilang aka
nada PKL saja saya pengennya cepat selesai, tapi sekarang nyatanya tidak mau
selesai.
Setelah mereka semua mempraktekan cara memakai tas dengan baik kami
meminta waktu kepada guru mereka untuk minta foto bersama dengan semua anak
paud yang ada disitu. Awalnya gurunya bilang kalau hari itu muridnya tidak semua
datang tapi kami bilang tidak apa-apa soalnya itu adalah hari terakhir kami PKL di
sana. Jadi setelah itu kami foto bersama dengan anak-anak disitudan kami memberi
sedikit kenangan yang memang tidak mahal tapi ya bisa bermanfaatlah bagi mereka.
Dan setelah itu mereka berterima kasih kepada kami dengan mengucapakan kata
terima kasih secara bersama-sama. Saya merasa terharu sih ternyata dari kami cari
tempat PKL yang susah sampai kami dapat tempat itu yang terakhir dan kami
disambut baik sama guru-guru disana walaupun mereka kadang bingung sih mau beri
kami tugas apa. Tapi saya senang juga bisa mengenal mereka terutama sama beberapa
anak yang sering di samping saya.

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari semua kegiatan PKL yang kami
lakukan yaitu rasa bersyukur dan berterima kasih karena adanya guru yang
maumengajarkan kita, dan bersyukur juga saya mendapat tempat belajar yang lebih
baik dari mereka dan dari situ juga saya mendapat pelajaran berharga yaitu
menghargai pengorbanan semua guru yang mengajarkan kita. Dan yang paling
penting semua yang kita lakukan dengan niat dari hati kita akan terlaksana jika niat itu
juga besar.
3.3.2

Matilda Theresia Renwarin (5203017018)
1.
Saya dan kelompok melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Paud Melati 3
untuk yang pertama kalinya. Karena ini adalah kali pertama, saya secara pribadi
merasa gugup karena belum dapat membayangkan bagaimana dinamika belajar dan
apa yang akan saya perankan nantinya.
Namun ternyata semua berjalan dengan lancar. Hambutan hangat tenaga
pengajar, yang akrab dipanggil ‘Bunda’, membuat suasana menjadi nyaman.
Walaupun kesan pertama dari anak-anak banyak yang takut, karena kami
menggunakan almamater, mereka mengira kami adalah dokter yang akan mengadakan
imunisasi dan sebagainya, namun situasi dapat dikendalikan.
Pada kesempatan pertama ini, saya merasa bosan karena ternyata pada hari
tersebut tidak ada pelajaran, kegiatannya hanya bernyanyi dan berjalan-jalan.
Didominasi dengan bernyanyi lagu yang tentunya belum saya kuasai dan anak-anak
yang masih canggung untuk berinteraksi dengan orang baru menjadi tantangan
tersendiri. Saya mendapat banyak pelajaran untuk lebih membuka diri dan bagaimana
pendekatan yang bisa kita bangun pada anak-anak yang tentunya berbeda dengan
perdekatan pada orang dewasa. Dari sini saya belajar, bahwa tidak semua orang
mudah untuk berinteraksi, tapi jika kita mau untuk berdialog, mencoba melakukan
pendekatan khusus, seperti pada anak-anak, dengan menggunakan bahasa mereka,
yang lebih ekspresif dan ceria tentu semua bisa teratasi.
Hal berikutnya, karena semua anak dan tenaga pengajar beragama Islam, doadoa yang digunakan adalah menurut agama dan kepercayaan mereka. Disini saya
merasa tersentuh, kita dewasa ini banyak mempermasalahkan berbedaan yang ada,
khususnya agama. Dari doa yang dilakukan anak-anak tersebut, mereka sangat tulus.
Saya pada awalnya sebenarnya canggung, bingung harus bagaimana, kalau tidak ikut
berdoa tentu akan menjadi contoh yang tidak baik untuk anak-anak ini, namun ini
bukan cara berdoa agama saya. Tapi saya pikir, ini bukan saatnya untuk menunjukan
identitas saya pada mereka, karena belum masa-nya mereka untuk mengerti, selain itu
mereka dalam masa belajar dengan meniru/mencontoh, jadi saat mereka berdoa, yang
saya lakukan ikut membuka tangan keatas dan mengarahkan mereka untuk ikut
membuka tangan dan berdoa.
Kesimpulannya, banyak pelajaran di pertemuan pertama ini, terutama
bagaimana seharusnya saya berbaur, menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada
serta toleransi beragama yang berarti kita tidak egois untuk menunjukkan identitas
agama kita namun malah harus disesuaikan kondisi yang ada.

2.
Pertemuan kedua. Pada pertemuan ini, saya merasa jauh lebih nyaman karena
semakin dapat memahami anak-anak sehingga lebih mudah untuk membantu mereka
dalam belajar. Membantu mereka ketika menebalakan angka dan memotivasi mereka
untuk meneruskan pekerjaan, memuji mereka, menjadi warna pada pertemuan ini.
Kebahagian dan kebanggaan mereka ketika mereka mampu menyelesaikan sesuatu
dan mendapat apresiasi dari kita menjadi penting untuk membangun karakter mereka.
Pada pertemuan ini, saya belajar untuk lebih menghargai dan mengapresiasi
seseorang yang sudah bersusah payah menggusahakan yang terbaik. Saya menjadi
sadar bagaimana apresiasi tersebut dapat menjadi semangat bahwa sesuatu yang dia
kerjakan tidak sia-sia dan mungkin bukan hanya untuk orang lain tapi juga untuk diri
sendiri, bagaimana saya mengapresiasi pencapaian yang saya lakukan.
Saat jam istirahat, saya sempat bercengkrama dengan bunda-bunda juga
sedang beristirahat. Mereka bercerita bagaimana kegiatan ini dimulai, yaitu karena
setiap RW diwajibkan memiliki Pos Paud Terpadu. Mereka bercerita bahwa pekerjaan
yang mereka lakukan ternyata tidak hanya mengurusi Paud, masih ada beberapa hal
seperti Posyandu, Kegiatan Lansia dan sebagainya. Terlihat bagaimana sibuk dan
lelahnya mereka, namun disela pembicaraan mereka berkata, ‘Walah mbak, kalau
bukan karena sosial jane yo capek, tapi ya, gimana ya, mbak, sudah panggilan’.
Disini saya sadar, ternyata masih banyak orang baik disekitar kita yang peduli akan
sesamanya, peduli dan masih mau berjuang untuk memperbaiki masalah kompleks
negeri ini melalui hal-hal sederhana yang dapat beliau lakukan.
Kesimpulan, saya sebagai generasi muda kembali disadarkan untuk bergerak
dan menjadi manfaat bagi orang-orang disekitar saya, melalui hal-hal sederhana,
melayani tanpa memandang perbedaan yang ada. Dan kembali diingatkan untuk
menghargai, mengapresiasi hasil perkerjaan orang lain dan diri sendiri.
3.
Pertemuan ketiga, dikarenakan kondisi fisik saya yang kurang sehat, pada
pertemuan kali ini saya tidak banyak berinteraksi dengan anak-anak. Saya bertugas
sebagai dokumentasi selama kegiatan. Tugas ini membuat saya lebih mengamati
keadaan sekitar. Mengamati anak-anak, bunda-bunda dan tempat serta suasana belajar
yang ada.
Pada pertemuan ini, saya merasa tersentuh karena ternyata ruangan yang
mereka gunakan sebenarnya terlalu kosong dan sedikit kotor karena efek cat yang
sudah mengelupas dan debu-debu. Hal ini membuat saya sadar bagaimana
beruntungnya saya, dari kecil sampai saat ini mendapat kesempatan untuk bersekolah
di tempat yang baik. Dan bagaimana mereka yang harus menerima segala
kesederhanaan yang ada namun tetap bersyukur dalam keceriaan dan semangat belajar
yang bahkan melebihi kita yang beruntung.
Kesimpulan, saya seharusnya lebih bersyukur atas segala kesempatan yang ada
dan mengungkapkan syukur itu dengan semangat dan bertanggungjawab atas studi
saya.

4.
Pertemuan keempat, pertemuan terakhir. Cuaca yang kurang mendukung pada
pertemuan ini menyebabkan sedikit anak-anak yang dapat hadir. Namun, kegiatan
bermain dan belajar tetap berjalan seperti biasa.
Pada pertemuan ini, kami sekelompok sudah menyiapkan sedikit cendramata
sebagai tanda terimakasih kami berupa mainan yang dapat digunakan anak-anak Paud
Melati 3. Kami menyerahkannya setelah proses belajar selesai. Terasa haru ketika
ucapan terimakasih dari anak-anak dan bunda-bunda padahal barang yang kami
berikan tidak seberapa. Disini dapat kita lihat, bagaimana hal sederhana akan bernilai
besar jika kita memberinya dengan hati.
Pada pertemuan terakhir ini, kami juga secara personal mengucapkan
terimakasih atas sambutan hangat dari bunda-bunda yang mengizinkan kami untuk
ikut dalam kegiatan mereka selama 4 pertemuan. Ada satu hal yang saya sadari, setiap
pertemuan bunda-bunda tersebut selalu mengucapkan terimakasih dan permintaan
maaf seperti pada pertemuan ini, mereka mengucapkan terimakasih dan maaf. Ini
membuat saya segan-tidak enak, karena saya merasa kamilah yang seharusnya
menyampaikan hal tersebut karena kekurangan kami selama masa PKL. Disini saya
semakin belajar bagaimana mereka menghargai kami seperti kami menghargai mereka
bahkan mungkin lebih yang membuat mereka mengatakan hal tersebut padahal
mereka lebih tua.
Kesimpulan, mendapat kesempatan untuk PKL di Paud Melati 3 ini
merupakan suatu kesempatan yang harus saya syukuri. Banyak pelajaran yang saya
dapatkan, mulai dari bagaimana berdialog dengan orang baru-budaya baru,
menghargai tanpa memandang usia, mengapresiasi, dan semangat pelayanan sosial
para bunda yang seharusnya juga dimiliki saya sebagai generasi muda.
3.3.3

VILOMENA ROSNI (5203017028)
1.
Kelompok kami mengadakan PKL di PAUD Melati lll. Pada hari pertama
kami mengunjungi PAUD tersebut mengenakan jas almamater UKWMS, anak anak
melihat kami dengan wajah ketakutan dan kebingungan. Mereka bingung karena
banyak wajah wajah baru yang datang ke sekolah mereka mengenakan seragam.
Lonceng berbunyi dan mereka segera berbaris untuk bernyanyi bersama sebelum
masuk ke ruang kelas. Setelah itu mereka masuk ke kelas dan kami juga mengikuti
mereka ke kelas. Mereka mulai ketakutan karena disangka kami ini dokter yang
datang untuk suntik mereka. Karena ada anak yang menangis kamipun melepas jas
kami agar mereka tidak ketakutan lagi. Setelah dari kelas mereka berbaris untuk jalan
sehat bersama keliling kompleks. Kami jalan bersama mereka dan bernyanyi bersama.
Mengajar anak PAUD itu tidak gampang karena ada yang lain tidak mau ikut
bernyanyi dan hanya berdiam diri saja.
2.
Pada pertemuan kedua di PAUD melati lll awalnya masih sepi di sekolah
karena anak anak banyak yang belum datang karena cuacanya kurang mendukung.
Anak anak yang biasanya sebelum masuk kelas harus berbaris di lapangan untuk
bernyanyi bersama tetapi waktu itu mereka langsung masuk ke kelas. Mereka di bagi

menjadi dua kelas karena di ruang kelas yang biasa mereka gunakan sempit jadi
mereka harus menggunakan ruang kelas SD. Hari itu di sekolah mereka mewarnai
gambar yang ada di buku. Saya duduk disebelah anak yang bernama vallen dan
membantunya mewarnai. Awalnya vallen tidak mau di bantu karena masih merasa
takut tetapi setelah di dekati terus dia jadi mau. Saya mulai bertanya tanya pada vallen
walaupun jawabannya.
3.
Pada pertemuan ketiga kami kumpul bersama dengan anak anak di lapangan
untuk senam bersama. Kami mengikuti gerakan mereka saat senam. Saat senam ada
yang mngikutinya dengan serius dan bersemangat dan ada juga yang susah di atur
untuk mengikuti senam. Selesai senam bersama mereka masuk ke kelas untuk
bernyanyi bersama dan berdoa bersama. Setelah itu mereka makan bubur kacang ijo
yang di sediakan bunda. Kami membantu bunda bundanya untuk memberikan bubur
itu kepada anak anak. Ada yang menghabiskan buburnya dan ada juga yang tidak.
Selesai makan mereka kembali bernyanyi dan berdoa sebelum pulang. Ada anak anak
yang bersemangat yang minta mikenya ke bunda biar mereka yang bernyanyi ada
yang diam saja dan hanya melihat teman temannya bernyanyi. Tetapi bundanya tetap
sabar mengajar mereka walaupun ada yang nakal bunda tetap dengan sabar
mengajarnya.
4.
Hari keempat ini adalah hari terakhir kami mengadakan PKL di PAUD melati
lll bersama anak anak disana. Hari terakhir kami sudah menyiapkan kado untuk anak
anak PAUD biar sebagai kenang kenangan. Setelah dari lapangan mereka masuk dulu
ke kelas dan mulai absen. Selesai absen dan bernyanyi kami mengajak anak anak dan
bunda untuk foto bersama sama sambil memberikan kado yang bawa. Selesai berfoto
foto anak anak meminta kepada bunda untuk membuka kadonya. Bunda langsung
membuka kadonya dan menunjukan kepada anak anak. Mereka kelihatan bahagia
saat melihat kado yang kami bawa, di dalamnya terdapat pensil, penghapus, mainan
mainan, dll. Mereka langsung meminta untuk memainkan mainan tersebut. Setelah
itu mereka bersama sama mengucapkan terimakasih kepada kami. Saya senang bisa
melihat wajah wajah bahagia dari mereka dan bisa berbagi kasih bersama. Mengajar
PAUD tidak mudah yang dibayangkan, kita harus banyak sabar dan harus tau
bagaimana mendekati anak yang masih seusia seperti itu.
3.3.4

ALDINO ALIM (5203017056)
1.
Pada pkl hari pertama sudah sangat jelas rasa yang sangat kental dalam hati
tergambar rasa bahagia haru susah sedih senang. Di paud melati terasa sekali
kehangatan didalamnnya, pada pkl petama ini saya langsung merasakan bagaimana
persahabatan yang terjadi di antara anak anak paud itu sendiri mereka sangat kompak
dan saling membantu satu sama lain. Hal ini yang menjadikan saya iri sebetulnya
sejak dini mereka sudah di perkenalkan betapa pentingnya komunikasi satu sama lain
untuk menguatkan tali persaudaraan antara mereka. Susah senang mereka jalani
bersama, walaupun sambil menangis atau bahkan mengantuk sekolah tetap mereka
jalani. Para gurunya juga banyak memperkenalkan lagu lagu atau permainan yang
mengutamakan teamwork sehingga antar individu di antara mereka sangat mengenal

satu sama lain. Hal ini yang tentunya harus lebih kita dalami lagi sebagai reflaksi diri
tentunya.
2.
Pada pkl hari ke dua yang sangat berkesan adalah Jasa para guru dalam
mengajar. sangatlah membuat hati saya tersentak didalam pikiran, bahwa mereka
mengajarkan pentingnya berkomunikasi, pentingnya saling peduli terhadap sesama
teman. Mereka begitu sabar dalam menghadapi anak-anak hanya untuk mengajarkan
mereka membaca & menghitung, mengajarkan betapa pentingnya bersikap
baik/bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua dari mereka. Tanpa adanya mereka
generasi SD,SMP,SMA, dst. Tidak akan jadi anak-anak bangsa yang hebat saat ini.
Perlunya rasa peduli untuk jasa para guru-guru paud karena mereka telah
menanamkan perilaku baik terhadap anak-anak paud.
3.
Pada pkl hari yang ke tiga Murid-murid menghargai para jasa guru paud
mereka dengan selalu mendengarkan nasehat mereka ketika anak-anak tersebut
melakukan kesalahan, karena mereka menganggap guru mereka menegur untuk
perubahan yang baik untuk diri anak-anak tersebut. Selalu menerapkan apa yang
diajarkan guru pada murid adalah salah satu contoh dalam menghargai dan berprestasi
didalam sekolah adalah salah satu membuat guru bangga terhadap muridnya. Selalu
mengingat nasihat beliau dalam mengajarkan hal yang baik, selalu menerapkan yang
beliau ajarkan dan setiap kesalahan jangan sampai di ulangi lagi karna itu adalah
pembelajaran terhadap sikap dan karakter anak-anak paud tersebut.
4.
Pada hari terakhir kami pkl di paud melati. Kami betul betul meresa
kehilangan. Kehilangan rasa kebersamaan dengan mereka para guru dan murid murid
tentunya. Bayak hal dalam hidup ini yang telah mereka ajarkan pada kita. Mulai
kebersamaan, tetap harus kekanakan tapi dewasa hingga pengorbanan waktu. Paud
yang kami jadikan tempat pkl ini bersekolah hari selasa kamis dan sabtu pukul 4
hingga pukul 5.30 pengorbanan waktu dimana jam segitu adalah jamnya mereka
untuk bermain bahkan sang guru juga harus merelakan waktu untuk keluarganya
walaupun hari sabtu. Sungguh di sayangkan perpisahan ini dengan mereka banyak
pelajaran berharga yang kita dapat dari mereka.
3.3.5

MARIA NATASYA INOCENTIA LABAN (5203017053)
1.
Hari pertama (hari sabtu) kami melaksanakan praktek kerja lapangan dengan
tujuan mengamalkan nilai Peka di Paud Melati di mulai dari kami mahasiswa ukwms
berjalan bersama ke Paud Melati. Kami tiba tepat kelas akan dimulai. Biasanya kelas
diadakan pada hari selasa, kamis dan sabtu. Kesan pertama yang saya dapat yaitu dari
segi tempatnya yang begitu sederhana namun banyak anak yang tetap disekolahkan
dan banyak orang tua yang ikut menemani anaknya hingga kelas usai. Tenaga
pengajarnya yang cukup untuk mengajar meskipun fasilitasnya belum memadai
seutuhnya tidak menjadi penghalang selama proses belajar mengajar. Kami pun turut
serta membantu mendampingi para pengajar dalam mendidik anak-anak Paud melati.

Pada awal pertemuan dan perkenalan, anak-anak Paud ada yang sangat takut
melihat kami tapi ada yang begitu semangat menyambut kami. Di sini pun kami
belajar sabar dan peka menghadapi anak paud yang sangat aktif dan antusias akan hal
yang baru. Akhirnya kami bisa berbaur sedikit demi sedikit dengan adik-adik Paud
dan mengikuti pembelajaran dengan nyaman, menyenangkan serta penuh akan tawa.
Nilai yang saya dapat juga tentang saling menghargai antar umat beragama, karena di
pos paud melati dilandasi keyakinan islami dan kami mahasiswa ada yang kristen,
katolik dan islam tetap berdoa bersama, tetap bekerja sama dan saling menyayangi.
Perbedaan di antara kami justru menyatukan kami.
Setelah itu, ada jam istirahat. Saya mendampingi adik-adik Paud makan dan
minum. Membantu dan mengajarkan mereka membersihkan tempat makan dan meja
setelah makan. Itu adalah hal kecil yang harus ditanamkan sejak dini kepada mereka.
Seusai makan, bernyanyi bersama dan tibalah waktunya untuk pulang. Sebelum kami
pulang, kami masih berbincang-bincang dengan pengajar paud melati. Hal ini
membuat kami lebih akrab satu dan yang lain.
2.
Hari kedua yaitu hari kamis, kami tiba di Paud Melati, kami mengawali
pembelajaran dengan senam bersama, bernyanyi bersama. Saya sangat senang karena
adik-adik Paud pun mau membuka diri untuk bermain bersama dengan kami, mereka
tidak ada rasa takut untuk dekati kami. Saya pun mengikuti gerakan senamnya karena
adik-adik Paud ada yang tidak menggerakan badannya. Setelah melihat kami ikut
senam mereka pun langsung ikut senam bersama. Ada yang sangat bersemangat
sampai mengganggu teman di sebelahnya, ada yang gerakannya di buat sendiri tidak
mengikuti instruksi dari pengajar. Tapi itu adalah hal menyenangkan. Kami juga
membantu mereka untuk fokus dan mendengarkan yang diajarkan pengajar. Kami
menuntun mereka untuk aktif dalam proses belajar mengajar, mengajarkan mereka
mana yang benar dan yang salah. Semua yang kami lakukan begitu seru. Peduli
terhadap sesama itu adalah suatu hal yang sangat baik, peduli pun tidak harus dalam
tindakan melainkan dengan adanya niat dan rasa tulus terhadap sesama itu sudah
sebagai bentuk dan rasa peduli. Itu yang kami lakukan selama praktik kerja lapangan
ini.
Tak lupa juga para pengajar di paud melati biasa dipanggil “Bunda”. Saat
absensi adik-adik Paud yang dipanggil namanya akan bersorak “Saya Bunda”. Nah
ada beberapa adik-adik paud yang menjawabnya dengan pelan, ada yang
menjawabnya dengan semangat bahkan ada yang tidak menjawab. Kami
menyemangati mereka untuk menjawab dengan antusias dan lantang. Selesai absensi
adik-adik paud belajar mewarnai. Saya mendampingi mereka hingga selesai dan
mengumpulkannya ke bunda. Tak terasa waktu belajar telah usai, adik-adik paud
akhirnya pulang bersama orang tua masing-masing dan kami membantu sedikit untuk
merapikan kelas hingga akhirnya kami saling pamitan bersama bunda dan pulang ke
rumah masing-masing.
3.
Hari ketiga yaitu hari sabtu kami melaksanakan praktik kerja lapangan ini,
saya menyadari bahwa nilai kepedulian itu memang sangat penting. Tidak hanya

dalam tindakan tetapi dalam rasa tanggung jawab, semisalnya kita mengajarkan
kepada adik-adik paud untuk membereskan peralatan makanan seusai makan,
membantu teman yang berkesusahan, membantu teman mengangkat tas yang berat.
Mereka yang akhirnya bertanggung jawab terhadap diri sendiri juga pasti mempunyai
rasa keprihatinan kepada sesama. Dan selama praktik kerja lapangan ini, saya sudah
melihat beberapa adik-adik sudah melakukan tindakan seperti di atas. Saya bangga
dan senang melihat mereka sudah mempunyai rasa peduli sejak kecil. Mudahmudahan mereka tetap berpegang teguh pada nilai peduli karena dalam kehidupan ini,
kita tidak bisa hidup sendiri saja melainkan kita juga membutuhkan orang lain dalam
hidup kita.
Pada hari sabtu tidak ada pembelajaran hanya ada kegiatan bermain dan
bernyanyi bersama. Setelah bernyanyi dengan semangat dan gembira, waktunya
istirahat dan adik-adik Paud disuguhi minuman kacang hijau. Kami membantu bunda
untuk memberikan minuman itu kepada adik-adik paud. Kami mendampingi mereka
agar minumnya tidak tumpah dan tercecer di mana-mana. Seusai minum, waktunya
pulang, ada adik paud yang kesusahan memakai sepatu dan saya tergerak hati untuk
segera membantunya. Dan saat kami hendak pulang, kami di suguhi minuman kacang
hijau tersebut. Kami berterimakasih dan pulang sambil minum dengan senyuman.
4.
Hari terakhir kami menjalankan praktik kerja lapangan. Saat kami datang
kondisi cuaca gerimis menandakan sebentar lagi akan hujan deras. Tetapi kelas tetap
di buka dan proses belajar mengajar tetap dijalankan. Saya merasa senang karena
dengan kondisi cuaca seperti ini adik-adik Paud tetap datang sekolah dan tentunya
tetap bersemangat di dalam kelas. Kami makan bersama, belajar bersama, bernyanyi
bersama, dan mereka tetap menuruti apa yang dikatakan oleh pengajar.
Tepat di ujung kegiatan dimana kelas sebentar lagi selesai, kami membawa
beberapa bingkisan yang sekiranya dibutuhkan dan berguna untuk adik-adik paud.
Mereka tentunya sangat senang dan antusias mengambil bingkisan tersebut dan
membukanya bersama. Setelah itu kami berfoto bersama menciptakan momen yang
akan dikenang nantinya. Usai sudah praktik kerja lapangan ini, dengan senyuman
yang ada di wajah kami masing-masing kami bersalam-salaman dan berharap
nantinya akan dipertemukan lagi.
Dari sebuah kepedulian terhadap sesama menciptakan lingkungan hidup kita
menjadi damai dan penuh warna untuk dikenang nantinya. Tentunya bentuk
kepedulian ini membuat kita bertemu orang baru yang awalnya tak dikenal namun
lambat laun menjadi keluarga yang erat dan penuh cinta kasih.
3.3.6

FRANSISKA GUNAWAN (5203017032)
1.
Pada hari pertama Praktik Kerja Lapangan Pendidikan Pancasila yang
kelompok kami lakukan, terdapat banyak hal baru yang terjadi dalam hidup saya.
Hal tersebut diantaranya adalah pengalaman baru untuk berdialog dengan guru-guru
dan siswa-siswi Pos Paud Terpadu, pengalaman baru untuk membantu guru-guru Pos
Paud Terpadu dan pengalaman baru untuk mengajar siswa-siswi Pos Paud Terpadu.
Dalam Praktik Kerja Lapangan hari pertama ini, kelompok kami diberi
kesempatan untuk membantu guru-guru Pos Paud Terpadu dalam kegiatan senam

bersama siswa-siswi Pos Paud Terpadu, jalan santai disekitar Pos Paud Terpadu
Melati 3 yang bertujuan untuk mengenalkan siswa-siswi pada lingkungan
disekitarnya dan membantu guru-guru untuk menyiapkan makan bagi siswa-siswi.
Dalam Praktik Kerja Lapangan ini, saya diberikan kesempatan untuk
mempelajari suatu hal baru dalam hidup saya. Dari sekian banyak hal yang saya
pelajari dalam Praktik Kerja Lapangan hari pertama ini, yang paling penting dan
berkesan bagi saya adalah dapat membina suatu hubungan yang baik dengan orangorang yang baru saya temui, orang-orang yang memiliki rentang umur yang jauh
berbeda dari saya, dan orang-orang yang berbeda keyakinan dan kepercayaan
dengan saya.
2.
Pada hari kedua Praktik Kerja Lapangan Pendidikan Pancasila, kelompok
kami diberikan kesempatan untuk membantu siswa-siswi Pos Paud Terpadu Melati 3
dalam mengenali angka-angka, mengajar siswa-siswi angka 1 hingga 10 dan cara
menuliskan angka 1 hingga 10 tersebut.
Pada hari kedua ini kegiatan yang dilakukan lebih berfokus pada mengajari
siswa-siswi akan hal-hal yang perlu mereka kenali dan mereka ketahui sebelum
nanti mereka masuk Taman Kanak-Kanak.
Berdasarkan pengalaman tersebut, saya mendapatkan kesempatan untuk
meningkatkan rasa kesabaran, ketulusan serta niat untuk menolong guru-guru dan
siswa-siswi Pos Paud Terpadu Melati 3.
Pada hari ketiga ini pula, saya mendapatkan kesempatan untuk berkenalan
secara pribadi dengan siswa-siswi Pos Paud Terpadu, berinteraksi secara lebih dekat
pada saat membantu mereka menuliskan angka-angka 1 hingga 10 dan dapat
mengenali sifat dan karakter dari masing-masing siswa-siswi. Hal tersebut sangat
berguna untuk membangun sifat dan karakter saya sendiri dalam kehidupan seharihari.
3.
Pada hari ketiga Praktik Kerja Lapangan Pendidikan Pancasila, kegiatan yang
dilakukan sama dengan hari pertama Praktik Kerja Lapangan karena hari pertama
dan hari ketiga dilakukan pada hari Sabtu, dimana setiap hari Sabtu, kegiatan yang
dilakukan adalah senam, jalan santai disekitar Pos Paud Terpadu dan makan
bersama.
Pada hari ketiga ini saya dan guru-guru serta siswa-siswi Pos Paud Terpadu
sudah semakin dekat sehingga tidak ada lagi rasa canggung diantara kami.
Pada hari ketiga ini pula saya diberikan kesempatan untuk membantu siswasiswi Pos Paud Terpadu memakan makanan yang diberikan oleh guru-guru,
membantu mereka mengenal sila-sila Pancasila dan lagu-lagu sederhana tentang
warna, suara binatang, dan lain-lain.
Hal tersebut merupakan pengalaman yang berharga bagi saya.
4.
Pada hari terakhir Praktik Kerja Lapangan Pendidikan Pancasila ini, kelompok
kami diberikan kesempatan untuk mengajarkan dan mengenalkan hal-hal sederhana
kepada siswa-siswi Pos Paud Terpadu. Hal tersebut diantaranya adalah cara
memasang tas ransel yang baik dan benar.

Pada hari terakhir ini, cuacanya sedang hujan sehingga tidak banyak siswasiswi yang hadir. Namun meskipun begitu, saya sangat mengapresiasi siswa-siswi
yang tetap dengan semangat hadir begitupula dengan guru-guru yang tanpa
mengenal lelah tetap hadir demi mengajari siswa-siswi Pos Paud Terpadu. Hal
tersebut memberikan semangat pula bagi kami untuk dengan senantiasa membantu
guru-guru dalam mengajar siswa-siswi.
Melalui hal tersebut, saya lagi-lagi belajar akan ketulusan, semangat,
pengorbanan serta kesabaran.
Hari terakhir ini merupakan hari yang paling berkesan untuk saya pribadi
karena pada hari terakhir ini, kami diberikan kesempatan untuk memberikan sedikit
dari milik kami kepada guru-guru dan siswa-siswi Pos Paud Terpadu Melati 3.
Meskipun yang kami berikan tidaklah banyak, namun saya merasa sangat bahagia
saat melihat ekspresi senang dari guru-guru dan siswa-siswi saat menerima
pemberian kami. Dari hal tersebut saya belajar bahwa pemberian bukanlah dilihat
dari besarnya hal yang diberikan, melainkan juga ketulusan dan niat dari hati dalam
memberikannya.
Pada hari terakhir ini pula kami berfoto bersama sebagai bentuk kenangkenangan dan menyampaikan salam perpisahan.
Dibalik semua yang saya pelajari selama 4 hari Praktik Kerja Lapangan
tersebut, saya menyadari bahwa Praktik Kerja Lapangan yang kami lakukan ini
membantu saya untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila serta karakter PeKA yang
ditanamkan pada mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

3.3.7

TOMMY LEE (5203017015)
1.
Melalui kegiatan PKL ini, saya mendapat cukup banyak pelajaran. Kegiatan
PKL saya bersama kelompok saya adakan di PAUD. Mungkin hal ini saya lakukan
karena saya dan kelompok saya ingin lebih mengenal kehidupan menggereja,
mengetahui bagaimana kegiatan dalam ruang lingkup lingkungan sekitar serta cara
pandang bagaimana mengontrol anak anak PAUD. Dengan PKL ini saya mendapat
pola pikir dan sudut pandang baru dalam menghadapi perubahan zaman ini. Dengan
semboyan Universitas yang mencakup PeKA, yaitu Peduli,, Komit, dan Antusias.
dengan melakukan kegiatan di PAUD, kita peduli dengan sesama kita, kita
membantu anak - anak belajar, saya sangat senang bisa melihat canda tawa mereka.
saya belajar banyak hal apa itu PeKA.
2.
Hari kedua pkl bertemu mereka sangatlah menyenangkan, melihat muka
mereka nan lucu dan imut dengan tatapan polosnya. saya sangat bersemangat
melakukan pkl ini, hari kedua kami isi dengan kegiatan belajar bersama sembari
bernyanyi lagu anak-anak. Saya terpikirkan bahwa pada era jaman sekarang susah

nya untuk mencari lagu anak – anak, kita melakukan kegiatan pkl ini tersadar bahwa
generasi milenial harus diberi bimbingan dan arahan yang bagus sejak usia dini.
3.
Kegiatan di Hari ketiga sama dengan kegiatan di hari ketiga, dengaan belajar
bersama dan bermain bersama, saya sangat senang melihat anak anak yang sangat
antusias untuk mengikuti kegjatan di PAUD.
4.
Kegiatan hari ke empat adalah kegiatan terakhir dari kami, saya sangat senang
dan sangat berterima kasih kepada PAUD Terpadu karena telah menerima kami dan
atas balas terima kasih, kami telah menyiapkan beberapa bingkisan atau hadiah
untuk anak – anak. Kepedulian kami terhadap anak – anak, kami membantu
menambah pra sarana kelas sehingga anak – anak lebih tambah giat dalam mengikuti
kegiata di PAUD. Dari ke empat hari tersebut saya menemukan apa itu Kepedulian
dan dengan saya berantusias, anak – anak juga ikut berantusias.
3.3.8

ZEFANYA GERALD WINATA (5203017017)
1.
Hari pertama PKL di PAUD Terpadu saya menyadari bahwa untuk mendidik
anak anak kecil bukanlah Hal yang mudah ,selain itu diperlukan kesabaran ,niat dan
pengorbanan. Karena baru pertama kali saya membantu mengajar, Hal itu menjadi
kesulitan tersendiri bagi saya. Anak anak di PAUD dididik menggunakan metode
belajar dan bermain sehingga mereka tidak bosan belajar. Saya orang yang sedikit
temperamental dimana dalam kondisi tertentu bisa marah dan kurang mengontrol
diri tetapi setelah hari pertama di PAUD saya menjadi lebih sabar dan harus berpikir
sebelum melakukan suatu tindakan.
2.
Hari kedua PKL diPAUD setiap murid yang baru berusia dibawah 5 tahun
sudah diajarkan untuk mengenal Pancasila. Sehingga mereka menjadi generasi
penerus bangsa yang memiliki nasionalisme dan murid murid diPAUD terpadu hafal
seluruh sila sila Pancasila. Di situ saya merasa bahwa saya harus lebih mencintai
negara Indonesia dan menghargai bangsa melalui setiap perkataan dan perbuatan
saya. Disamping itu murid murid paid juga diajarkan untuk menghormati orang yang
lebih tua tanpa memandang status mereka.

3.
Hari ketiga PKL saya dan teman teman ikut berjalan jalan sore dengan murid
murid PAUD sesuai jadwal mereka pada hari itu, murid- murid diajarkan untun
menjaga kebugaran tubuh mereka. Sebagaimana saya juga belajar untuk
bertanggung jawab ketika membawa mereka pergi keluar kelas.
Hari keempat PKL para murid murid belajar membaca dan menulis angka ,
Hari itu saya membantu mereka agar bisa menulis angka yang benar. Dan hari itu
menjadi hari terakhir PKL ,Saya merasa senang bisa belajar banyak mengenai dunia
pendidikan , dan menyadari bahwa pendidikan sejak dini itu penting untuk
pertumbuhan mental dan psikis. Setelah PKL selesai saya pamit kepada ibu guru
yang mengajar disana dan saya mendapat banyak pengalaman yang membuat saya

4.

lebih kritis lagi dalam berpikir dan menjadi warga Indonesia yang peduli terhadap
sesama serta menjungjung tinggi nilai Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara.