HUKUM INVESTASI PASAR MODAL docx
NAMA
: ALAN FERDINAN FIRMAN
NIM
: 1310111080
HUKUM INVESTASI & PASAR MODAL
1. NEO CLASSICAL ECONOMIC THEORY
Neo-Klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran
pemikiran ilmu ekonomi yang menjabarkan tentang pembentukan harga, produksi dan
distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaran pada suatu pasar.
Teori pertumbuhan neo-klasik pertama kali dikembangkan oleh Prof. Robert Solow.
Beliau mendapatkan penghargaan nobel pada tahun 1987 untuk teorinya tersebut. Teori
yang ia kemukakan dalam Quarterly Journals of Economics terbitan februari 1956 dalam
tulisan yang berjudul A Contribution Of The Theory of Economics Growth.
Pendapat neo-klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat disimpulkan seperti berikut
ini :
1. Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi.
Menurut neo-klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya
tingkat tabungan. Pada suatu tingkat tertentu, tingkat bunga menentukan tingginya
tingkat investasi.
2. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif. Proses
perkembangan meliputi semua faktor yang terlibat tumbuh bersama.
3. Adanya aspek internasional dalam setiap perkembangan. Dengan adanya pasar yang
luas akan memungkinkan produksi sebesar-besarnya sehingga produktivitas semakin
meningkat.
4. Perkembangan merupakan proses yang gradual. Perkembangan merupakan proses
yang bertahap dan berlangsung terus menerus.
5. Aliran neo-klasik merasa optimis terhadap perkembangan ekonomi. Aliran
sebelumnya (alira klasik) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terhambat
karena terbatasnya SDA, sedangankan aliran neo-klasik yakin bahwa manusia
mampu mengatasi keterbatasan tersebut.
Beberapa ciri-ciri teori ekonomi neo-klasik adalah :
Perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor
utama yang akan menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu
dan perkembangannya dari waktu kewaktu lainnya.
Pemerintah sudah ikut campur tangan dalam perekonomian negara.
Sudah diterapkannya sistem pajak dan kemungkinan akan terjadi inflasi.
Melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
1
Menganalisis sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi
dalam pembangunan ekonomi.
Adapun pendapat para ahli mengenai aliran neo-klasik yaitu sebagai berikut :
1. Robert Solow
Robert Solow menggambarkan terhadap pengaruh populasi, tabungan dan juga
teknologi mempengaruhi terhadap tingkat output dan juga pertumbuhan ekonomi.
Dan di jangka panjang, tingkat tabungan bisa menentukan modal didalam proses
produksi. Yang artinya, bahwa semakin tinggi tabungan maka semakin tinggi pula
modal dan juga output yang dihasilkan.
Berikut adalah bentuk persamaannya : Q = f (C,L) Keterangan :
Q
= jumlah output
f
= fungsi
C
= modal
L
= tenaga kerja
2. Joseph Schumpeter
Joseph Schumpeter menjelaskan bahwasannya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi ini diperlukan peran dari para pengusaha yang bisa membuat inovasi
didalam perekonomian. Para pengusaha ini mempunyai modal yang selanjutnya akan
di investasikan untuk kegiatan ekonomi. Dan hal ini tentunya akan menambah tingkat
konsumsi masyarakat dan pendapatan sehingga terjadilah pertumbuhan ekonomi. Di
dalam proses inovasi teori Schumpeter ini ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu :
Laba/keuntungan sebagi modal, pemanfaatan teknologi-teknologi barudan proses
meniru (imitasi) dari para pengusaha yang lebih maju. Dan begitulah Teori
Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik menurut Joseph Schumpeter.
3. Harrod Domar
Harrod Domar mengatakan tentang bagaimana caranya agar suatu perekonomian
tumbuh pada tahap yang Steady Growth (teguh) dalam jangka panjang. Dan teori
pertumbuhan ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara agar kapasitas barang dan
modal bertambah. Menurut Harrod Domar untuk bisa meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang Steady Growth dalam jangka panjang, maka diperlukan pertambahan
pengeluaran agregat. Dan ini adalah rumus pertumbuhan ekonomi menurut Harrod
Domar :
Growth =
S
COR
Keterangan :
Growth
= pertumbuhan ekonomi
S
= saving
COR
= Capital Output Ratio
2. DEPENDENCY THEORY
Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (Dependency Theory) adalah salah
satu teori yang melihat permasaalahan pembangunan dari sudut Negara Dunia
2
Ketiga. Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan
dimana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan
ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini
hanya berperan sebagai penerima akibat saja.
Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di
dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara pinggiran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi
mewakili
"suara
negara-negara
pinggiran"
untuk
menantang
hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.
Menurut Paul baran adalah seorang pemikir Marxisme yang menolak pandangan Marx
tentang pembangunan dinegara-negara dunia ketiga. Bila Marx mengatakan bahwa
sentuhan negara-negara kapitalis maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang
terbelakang akan membangunkan negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang,
seperti negara-negara kapitalis di Eropa. Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini
akan mengakibatkan negara-negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan
terus hidup dalam keterbelakangan.
Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran menyatakan bahwa
perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran, berbeda dengan perkembangan
kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran sistem kapitalisme seperti
terkena penyakit kretinisme. Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak
bisa besar. Menurut baran kapitalisme di negara-negara pusat bisa berkembang karena
adanya tiga prasyarat:
Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masarakat petani di pedesaan.
Meningkatnya produksi komoditi da terjadinya pembagian kerja mengakibatkan
sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi
kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.
Mengumpulnya harta di tangan para pedagang dan tuan tanah.
Teori depedensi juga memiliki warisan pemikiran dari Neo-Marxisme keberhasilan dari
revolusi Cina dan Kuba ketika itu telah mebantu tersebarnya perpaduan baru pemikiranpemikiran Marxisme di universitas-universitas di Amerika latin yang menyebabkan
generasi baru dan dengan lantang menyebut dirinya sebagai Neo-Marxisme.
Beberapa pendapat Neo-Marxisme:
Neo-Marxisme melihat imprealisme dari sudut pandangan negara pinggiran. Dengan
lebih memberikan perhatian pada akibat imperialisme pada negara-negara dunia ketiga.
Neo-Marxisme percaya, bahwa negara dunia ketiga telah matang untuk melakukan
revolusi sosialis.
Neo-Marxisme lebih tertarik pada arah revolusi Cina dan Kuba, ia berharap banyak
pada kekuatan revolusioner potensial dari para petani pedesaan dan perang gerilya tentara
rakyat.
A. Bentuk - Bentuk Teori Ketergantungan
3
Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:
1). Ketergantungan Kolonial
Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran.
Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat.
Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat.
Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama
dengan pengusaha lokal.
2). Ketergantungan Teknologis-Industrial
Bentuk ketergantungan baru.
Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk
negara pusat.
Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan
tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.
3). Ketergantungan Teknologis-Industrial
Bentuk ketergantungan baru.
Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk
negara pusat.
Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan
tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.
B. teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam
1)
Teori Depensi Klasik
Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme global
akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak
maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara
berkembang bisa maju.
2)
Teori Depensi Modern
Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara
negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat karakteristik histori dari
daerah tersebut.
Selain pandangan ke dua tokoh tersebut juga ada beberapa ahli yang menyatakan tentang
teori ketergantungan. Theontonio Dos Santos membagi tiga bentuk ketergantungan
negara ketiga, yaitu ketergantungan kolonial, ketergantungan finansial-industrial,
ketergantungan tekhnologi-industrial.
4
3. THE MIDDLE PATH THEORY
Sornarajah mengembangkan The Middle Path Theory atau Teori Jalan Tengah. Teori ini
berupaya mendamaikan adanya poliniasi dua teori yang saling bersilang, yaitu teori
klasik yang berpendapat bahwa semua penanaman modal asing baik sifatnya dan teori
yang kedua yaitu teori ketergantungan yang beranggapan bahwa semua penanaman
modal asing bersifat membahayakan.
Banyak negara berkembang mengembangkan regulasi antara lain mengatur penapisan
dalam perizinan dan pemberian insentif melalui kebijakan investasi. Menurut teori ini
investasi asing memiliki aspek positif dan aspek negatif terhadap host country, karena
itu host country harus hati-hati dan bijaksana. Kehati-hatian dan kebijaksanaan dapat
dilakukan dengan mengembangkan kebijakan regulasi yang adil.
4. STATE GOVERNMENT INTERVENTION THEORY
Pendukung teori ini berpendapat, perlindungan terhadap invant industries di negaranegara berkembang dan kompetensi dengan industri di negara-negara maju merupakan
hal yang esensial bagi pembangunan nasional (Grabowski).
Teori ini melihat pentingnya peran negara yang otonom yang mengarahkan langkah
kebijakan ekonomi termasuk investasi, peran negara dipercaya akan bisa mengintervensi
pasar untuk mengoreksi ketimpangan pasar dan memberikan perlindungan kepada invant
industries, kepentingan masyarakat, pengusaha domestik dan perlindungan lingkungan.
Peran negara juga dapat memberi perlindungan bagi kepentingan para investor termasuk
investor asing.
5. THE MAINSTREAM AND THE RADICAL VIEW THEORY
Pandangan radikal berakar teori politik dan ekonomi Marxis. Penulis Radical
berpendapat bahwa perusahaan multinasional (MNE) adalah instrumen dominasi
imperialisme. Mereka melihat MNE sebagai alat untuk mengeksploitasi negara-negara
tuan rumah untuk kepentingan eksklusif dari negara asal kapitalis-imperialis mereka.
Mereka berpendapat bahwa MNEs ekstrak keuntungan dari negara tuan rumah dan
membawa mereka ke negara asal mereka, memberikan apa-apa tentang nilai ke negara
tuan rumah dalam pertukaran. Mereka perhatikan, misalnya, bahwa teknologi kunci
dikontrol ketat oleh MNE, dan bahwa pekerjaan penting dalam anak perusahaan asing
dari MNEs pergi ke negara rumah negara daripada warga negara tuan rumah. Karena itu,
5
menurut pandangan radikal, FDI oleh MNEs dari negara kapitalis maju membuat negaranegara kurang berkembang di dunia relatif terbelakang dan tergantung pada negaranegara kapitalis maju untuk investasi, pekerjaan, dan teknologi. Jadi, menurut versi
ekstrim dari pandangan ini, tidak ada negara harus pernah mengizinkan perusahaan asing
untuk melakukan FDI, karena mereka tidak pernah bisa menjadi instrumen pembangunan
ekonomi, hanya dominasi ekonomi. Dimana MNEs sudah ada di suatu negara, mereka
harus segera nationalized.
Dari 1945 hingga 1980-an, pandangan radikal sangat berpengaruh dalam perekonomian
dunia. Sampai runtuhnya komunisme antara tahun 1989 dan 1991, negara-negara Eropa
Timur menentang FDI. Demikian pula, negara-negara komunis di tempat lain, seperti
China, Kamboja, dan Kuba, semua menentang pada prinsipnya untuk FDI (walaupun
dalam prakteknya Cina mulai untuk memungkinkan FDI di daratan Cina pada 1970-an).
Posisi radikal juga dianut oleh banyak negara-negara sosialis, khususnya di Afrika di
mana salah satu tindakan pertama dari banyak negara yang baru merdeka adalah untuk
menasionalisasi perusahaan milik asing. Posisi radikal selanjutnya dianut oleh negaranegara yang politik ideologi lebih nasionalis daripada sosialis. Ini benar di Iran dan
India, misalnya, yang keduanya mengadopsi kebijakan yang sulit membatasi FDI dan
menasionalisasi banyak perusahaan milik asing. Iran adalah kasus yang sangat menarik
karena pemerintahan Islam, sementara menolak teori Marxis, telah dasarnya menganut
pandangan radikal yang FDI oleh MNEs adalah alat imperialisme.
Pada akhir tahun 1980-an, bagaimanapun, posisi radikal itu mundur hampir di manamana. Tampaknya ada tiga alasan, yakni :
a) Runtuhnya komunisme di Eropa Timur
b) Kinerja ekonomi secara umum buruk dari negara-negara yang menganut posisi
radikal, dan keyakinan yang berkembang oleh banyak negara-negara ini yang
FDI dapat menjadi sumber penting teknologi dan pekerjaan dan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi
c) Kinerja ekonomi yang kuat dari negara-negara berkembang yang menganut
kapitalisme daripada ideologi radikal (misalnya, Singapura, Hong Kong, dan
Taiwan).
6
7
: ALAN FERDINAN FIRMAN
NIM
: 1310111080
HUKUM INVESTASI & PASAR MODAL
1. NEO CLASSICAL ECONOMIC THEORY
Neo-Klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran
pemikiran ilmu ekonomi yang menjabarkan tentang pembentukan harga, produksi dan
distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaran pada suatu pasar.
Teori pertumbuhan neo-klasik pertama kali dikembangkan oleh Prof. Robert Solow.
Beliau mendapatkan penghargaan nobel pada tahun 1987 untuk teorinya tersebut. Teori
yang ia kemukakan dalam Quarterly Journals of Economics terbitan februari 1956 dalam
tulisan yang berjudul A Contribution Of The Theory of Economics Growth.
Pendapat neo-klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat disimpulkan seperti berikut
ini :
1. Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi.
Menurut neo-klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya
tingkat tabungan. Pada suatu tingkat tertentu, tingkat bunga menentukan tingginya
tingkat investasi.
2. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif. Proses
perkembangan meliputi semua faktor yang terlibat tumbuh bersama.
3. Adanya aspek internasional dalam setiap perkembangan. Dengan adanya pasar yang
luas akan memungkinkan produksi sebesar-besarnya sehingga produktivitas semakin
meningkat.
4. Perkembangan merupakan proses yang gradual. Perkembangan merupakan proses
yang bertahap dan berlangsung terus menerus.
5. Aliran neo-klasik merasa optimis terhadap perkembangan ekonomi. Aliran
sebelumnya (alira klasik) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terhambat
karena terbatasnya SDA, sedangankan aliran neo-klasik yakin bahwa manusia
mampu mengatasi keterbatasan tersebut.
Beberapa ciri-ciri teori ekonomi neo-klasik adalah :
Perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor
utama yang akan menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu
dan perkembangannya dari waktu kewaktu lainnya.
Pemerintah sudah ikut campur tangan dalam perekonomian negara.
Sudah diterapkannya sistem pajak dan kemungkinan akan terjadi inflasi.
Melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
1
Menganalisis sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi
dalam pembangunan ekonomi.
Adapun pendapat para ahli mengenai aliran neo-klasik yaitu sebagai berikut :
1. Robert Solow
Robert Solow menggambarkan terhadap pengaruh populasi, tabungan dan juga
teknologi mempengaruhi terhadap tingkat output dan juga pertumbuhan ekonomi.
Dan di jangka panjang, tingkat tabungan bisa menentukan modal didalam proses
produksi. Yang artinya, bahwa semakin tinggi tabungan maka semakin tinggi pula
modal dan juga output yang dihasilkan.
Berikut adalah bentuk persamaannya : Q = f (C,L) Keterangan :
Q
= jumlah output
f
= fungsi
C
= modal
L
= tenaga kerja
2. Joseph Schumpeter
Joseph Schumpeter menjelaskan bahwasannya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi ini diperlukan peran dari para pengusaha yang bisa membuat inovasi
didalam perekonomian. Para pengusaha ini mempunyai modal yang selanjutnya akan
di investasikan untuk kegiatan ekonomi. Dan hal ini tentunya akan menambah tingkat
konsumsi masyarakat dan pendapatan sehingga terjadilah pertumbuhan ekonomi. Di
dalam proses inovasi teori Schumpeter ini ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu :
Laba/keuntungan sebagi modal, pemanfaatan teknologi-teknologi barudan proses
meniru (imitasi) dari para pengusaha yang lebih maju. Dan begitulah Teori
Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik menurut Joseph Schumpeter.
3. Harrod Domar
Harrod Domar mengatakan tentang bagaimana caranya agar suatu perekonomian
tumbuh pada tahap yang Steady Growth (teguh) dalam jangka panjang. Dan teori
pertumbuhan ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara agar kapasitas barang dan
modal bertambah. Menurut Harrod Domar untuk bisa meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang Steady Growth dalam jangka panjang, maka diperlukan pertambahan
pengeluaran agregat. Dan ini adalah rumus pertumbuhan ekonomi menurut Harrod
Domar :
Growth =
S
COR
Keterangan :
Growth
= pertumbuhan ekonomi
S
= saving
COR
= Capital Output Ratio
2. DEPENDENCY THEORY
Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (Dependency Theory) adalah salah
satu teori yang melihat permasaalahan pembangunan dari sudut Negara Dunia
2
Ketiga. Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan
dimana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan
ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini
hanya berperan sebagai penerima akibat saja.
Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di
dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara pinggiran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi
mewakili
"suara
negara-negara
pinggiran"
untuk
menantang
hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.
Menurut Paul baran adalah seorang pemikir Marxisme yang menolak pandangan Marx
tentang pembangunan dinegara-negara dunia ketiga. Bila Marx mengatakan bahwa
sentuhan negara-negara kapitalis maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang
terbelakang akan membangunkan negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang,
seperti negara-negara kapitalis di Eropa. Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini
akan mengakibatkan negara-negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan
terus hidup dalam keterbelakangan.
Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran menyatakan bahwa
perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran, berbeda dengan perkembangan
kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran sistem kapitalisme seperti
terkena penyakit kretinisme. Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak
bisa besar. Menurut baran kapitalisme di negara-negara pusat bisa berkembang karena
adanya tiga prasyarat:
Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masarakat petani di pedesaan.
Meningkatnya produksi komoditi da terjadinya pembagian kerja mengakibatkan
sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi
kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.
Mengumpulnya harta di tangan para pedagang dan tuan tanah.
Teori depedensi juga memiliki warisan pemikiran dari Neo-Marxisme keberhasilan dari
revolusi Cina dan Kuba ketika itu telah mebantu tersebarnya perpaduan baru pemikiranpemikiran Marxisme di universitas-universitas di Amerika latin yang menyebabkan
generasi baru dan dengan lantang menyebut dirinya sebagai Neo-Marxisme.
Beberapa pendapat Neo-Marxisme:
Neo-Marxisme melihat imprealisme dari sudut pandangan negara pinggiran. Dengan
lebih memberikan perhatian pada akibat imperialisme pada negara-negara dunia ketiga.
Neo-Marxisme percaya, bahwa negara dunia ketiga telah matang untuk melakukan
revolusi sosialis.
Neo-Marxisme lebih tertarik pada arah revolusi Cina dan Kuba, ia berharap banyak
pada kekuatan revolusioner potensial dari para petani pedesaan dan perang gerilya tentara
rakyat.
A. Bentuk - Bentuk Teori Ketergantungan
3
Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:
1). Ketergantungan Kolonial
Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran.
Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat.
Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat.
Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama
dengan pengusaha lokal.
2). Ketergantungan Teknologis-Industrial
Bentuk ketergantungan baru.
Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk
negara pusat.
Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan
tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.
3). Ketergantungan Teknologis-Industrial
Bentuk ketergantungan baru.
Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk
negara pusat.
Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan
tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.
B. teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam
1)
Teori Depensi Klasik
Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme global
akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak
maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara
berkembang bisa maju.
2)
Teori Depensi Modern
Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara
negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat karakteristik histori dari
daerah tersebut.
Selain pandangan ke dua tokoh tersebut juga ada beberapa ahli yang menyatakan tentang
teori ketergantungan. Theontonio Dos Santos membagi tiga bentuk ketergantungan
negara ketiga, yaitu ketergantungan kolonial, ketergantungan finansial-industrial,
ketergantungan tekhnologi-industrial.
4
3. THE MIDDLE PATH THEORY
Sornarajah mengembangkan The Middle Path Theory atau Teori Jalan Tengah. Teori ini
berupaya mendamaikan adanya poliniasi dua teori yang saling bersilang, yaitu teori
klasik yang berpendapat bahwa semua penanaman modal asing baik sifatnya dan teori
yang kedua yaitu teori ketergantungan yang beranggapan bahwa semua penanaman
modal asing bersifat membahayakan.
Banyak negara berkembang mengembangkan regulasi antara lain mengatur penapisan
dalam perizinan dan pemberian insentif melalui kebijakan investasi. Menurut teori ini
investasi asing memiliki aspek positif dan aspek negatif terhadap host country, karena
itu host country harus hati-hati dan bijaksana. Kehati-hatian dan kebijaksanaan dapat
dilakukan dengan mengembangkan kebijakan regulasi yang adil.
4. STATE GOVERNMENT INTERVENTION THEORY
Pendukung teori ini berpendapat, perlindungan terhadap invant industries di negaranegara berkembang dan kompetensi dengan industri di negara-negara maju merupakan
hal yang esensial bagi pembangunan nasional (Grabowski).
Teori ini melihat pentingnya peran negara yang otonom yang mengarahkan langkah
kebijakan ekonomi termasuk investasi, peran negara dipercaya akan bisa mengintervensi
pasar untuk mengoreksi ketimpangan pasar dan memberikan perlindungan kepada invant
industries, kepentingan masyarakat, pengusaha domestik dan perlindungan lingkungan.
Peran negara juga dapat memberi perlindungan bagi kepentingan para investor termasuk
investor asing.
5. THE MAINSTREAM AND THE RADICAL VIEW THEORY
Pandangan radikal berakar teori politik dan ekonomi Marxis. Penulis Radical
berpendapat bahwa perusahaan multinasional (MNE) adalah instrumen dominasi
imperialisme. Mereka melihat MNE sebagai alat untuk mengeksploitasi negara-negara
tuan rumah untuk kepentingan eksklusif dari negara asal kapitalis-imperialis mereka.
Mereka berpendapat bahwa MNEs ekstrak keuntungan dari negara tuan rumah dan
membawa mereka ke negara asal mereka, memberikan apa-apa tentang nilai ke negara
tuan rumah dalam pertukaran. Mereka perhatikan, misalnya, bahwa teknologi kunci
dikontrol ketat oleh MNE, dan bahwa pekerjaan penting dalam anak perusahaan asing
dari MNEs pergi ke negara rumah negara daripada warga negara tuan rumah. Karena itu,
5
menurut pandangan radikal, FDI oleh MNEs dari negara kapitalis maju membuat negaranegara kurang berkembang di dunia relatif terbelakang dan tergantung pada negaranegara kapitalis maju untuk investasi, pekerjaan, dan teknologi. Jadi, menurut versi
ekstrim dari pandangan ini, tidak ada negara harus pernah mengizinkan perusahaan asing
untuk melakukan FDI, karena mereka tidak pernah bisa menjadi instrumen pembangunan
ekonomi, hanya dominasi ekonomi. Dimana MNEs sudah ada di suatu negara, mereka
harus segera nationalized.
Dari 1945 hingga 1980-an, pandangan radikal sangat berpengaruh dalam perekonomian
dunia. Sampai runtuhnya komunisme antara tahun 1989 dan 1991, negara-negara Eropa
Timur menentang FDI. Demikian pula, negara-negara komunis di tempat lain, seperti
China, Kamboja, dan Kuba, semua menentang pada prinsipnya untuk FDI (walaupun
dalam prakteknya Cina mulai untuk memungkinkan FDI di daratan Cina pada 1970-an).
Posisi radikal juga dianut oleh banyak negara-negara sosialis, khususnya di Afrika di
mana salah satu tindakan pertama dari banyak negara yang baru merdeka adalah untuk
menasionalisasi perusahaan milik asing. Posisi radikal selanjutnya dianut oleh negaranegara yang politik ideologi lebih nasionalis daripada sosialis. Ini benar di Iran dan
India, misalnya, yang keduanya mengadopsi kebijakan yang sulit membatasi FDI dan
menasionalisasi banyak perusahaan milik asing. Iran adalah kasus yang sangat menarik
karena pemerintahan Islam, sementara menolak teori Marxis, telah dasarnya menganut
pandangan radikal yang FDI oleh MNEs adalah alat imperialisme.
Pada akhir tahun 1980-an, bagaimanapun, posisi radikal itu mundur hampir di manamana. Tampaknya ada tiga alasan, yakni :
a) Runtuhnya komunisme di Eropa Timur
b) Kinerja ekonomi secara umum buruk dari negara-negara yang menganut posisi
radikal, dan keyakinan yang berkembang oleh banyak negara-negara ini yang
FDI dapat menjadi sumber penting teknologi dan pekerjaan dan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi
c) Kinerja ekonomi yang kuat dari negara-negara berkembang yang menganut
kapitalisme daripada ideologi radikal (misalnya, Singapura, Hong Kong, dan
Taiwan).
6
7