Laporan Praktikum Kimia Dasar (8)
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Asidi Alkalimetri
Elvita Rahmani
1713511065
Kelompok 05
Kelas B
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana
2017
A.
Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum asidi alkalimetri
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan dengan cara
titrasi.
2. Untuk menentukan normalitas larutan baku primer dan
larutan baku sekunder, dan kadar sampel.
B.
Dasar Teori
Asidi diambil dari kata (acid) yaitu asam, dimana asam adalah
senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen,
sedangkan alkali adalah istilah basa yang berasal dari bahasa arab
yang berarti abu, dimana basa adalah zat yang dapat menghasilkan ion
hidroksida jika dilarutkan dalam air ( Priscilla, 2007).
Asidimetri adalah suatu analisis secara volumetrik, kadar suatu
asam dalam larutan, dimana larutan standar (suatu asam) diteteskan,
melalui buret kedalam larutan basa bebas dan larutan garam
terhidrolisasi dari asam lemah dengan menggunakan indikator, analisis
sebaliknya disebut alkalimetri, dimana larutan basa yang ditambahkan
kedalam larutan asam (Fatih, 2008).
Indikator asam-basa merupakan zat yang dapat menunjukkan
warna yang berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan basa
dimana indikator yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan
dimana indikator PP (Phenolphtalein) digunakan pada titrasi dengan
pH 8,0-9,5 dengan perubahan warna tidak berwarna menjadi merah
muda (Priscilla, 2007).
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan
kadar suatu larutan, dimana dalam titrasi zat yang akan ditentukan
konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui
dengan tepat disertai tambahan indikator (Agnestia, 2004). Proses
standarisasi dikenal dengan proses penentuan konsentrasi suatu
larutan
yang
dipastikan
dengan
tepat.
Larutan
yang
telah
distandarisasi dapat digunakan sebagai standar sekunder untuk
mendapatkan konsentrasi dari bahan larut lainnya (Underwood, 2001).
Analisis volumetri mengacu pada analisis kimia kuantitaif yang
dilakukan
dengan
menetapkan
volume
suatu
larutan
yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat. Yang diperlukan untuk
bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan
ditetapkan bobot zatnya, dihitung volume larutan standar yang
digunakan dan hukum-hukum stoikiometri yang diketahui (Didik,
2009). Pada titrasi asam-basa dikenal :
1.
Titik ekivalen adalah suatu keadaan pada saat asam dan basa
tepat bereaksi.
2. Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan dimana titrasi harus
dihentikan tepat pada saat indikator asam-basa menunjukan
perubahan warna. (Priscilla, 2007).
C.
Prosedur Percobaan
1. Alat dan Bahan
1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Alat yang digunakan pada asidi alkalimetri
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Pipet Ukur
1
2.
Ball Filler
1
Kegunaan
Untuk memindahkan sebagian
isi pipet.
Untuk alat bantu menghisap
3.
Erlenmeyer
2
4.
Pipet Tetes
1
5.
Gelas Beaker
2
6.
Buret
1
7.
Sandar Buret
1
8.
Klem Buret
1
larutan.
Untuk tempat mereaksikan
titrasi
Untuk memindahkan sedikit
zat cair.
Untuk mengambil,menyimpan
sementara, dan memindahkan
larutan
Untuk titrasi dan mengukur
volume.
Untuk tempat berdirinya
buret.
Untuk memegang buret dan
sandar buret.
1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Bahan yang digunakan pada asidi alkalimetri
No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
Asam Oksalat
20 mL
2.
Asam Asetat
Phenolphtalei
n
20 mL
Secukupny
a
Secukupny
a
Secukupny
a
3.
Kegunaan
Sebagai larutan
primer
Sebagai sampel
baku
Sebagai indikator
Sebagai larutan baku
sekunder
Sebagai pembersih dan
pengering
4.
NaOH
5.
Aquades
2.
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan pada praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan larutan baku sekunder NaOH
1.
Dipipet 10 mL larutan baku primer asam oksalat
dengan pipet ukur yang kering dan bersih, kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolphtalein.
3. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi
perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah
muda.
4. Dicatat volume NaOH yang digunakan.
5. Diulangi pekerjaan diatas sebagai percobaan
kedua.
6. Dihitung normalitas rata-rata NaOH sampai empat
angka dibelakang koma.
b.
Menentukan kadar sampel (asam asetat)
1. Dipipet 10 mL larutan sampel dengan pipet ukur
yang kering dan bersih, kemudian dimasukkan
kedalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolphtalein.
3. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi
perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah
muda.
4. Dicatat volume NaOH yang digunakan.
5. Diulangi pekerjaan diatas sebagai percobaan
kedua.
6. Dihitung kadar rata-rata sampel sampai dua angka
dibelakang koma dalam satuan g/100 mL (%b’v).
D.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum asidi alkalimetri
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan normalitas larutan baku primer asam oksalata
Volume
: 10 mL
Berat
: 6,4347 gr
Normalitas
2.
Menentukan normalitas larutan baku sekunder (NaOH)
Indikator
: Phenolphtalein
Perubahan warna : Merah muda
Normalitas rata-rata: 48, 8231 N
3.
Pengamatan 1
Tabel 7. Data penentuan normalitas larutan sekunder NaOH
Percobaan
1
2
Volume Asam oksalat
10 mL
10 mL
Volume NaOH
10,5 mL
10 mL
4.
Menentukan kadar sampel ( CH3COOH)
Indikator
: Phenolphtalein
Perubahan warna : Merah muda
Kadar rata-rata
: 1,08 g/100 mL
5.
Pengamatan 2
Tabel 8. Data penentuan kadar sampel CH3COOH
Percobaan
1
2
E.
: 10, 2138 N
Volume CH3COOH
10 mL
10 mL
Volume NaOH
19 mL
17 mL
Perhitungan
Adapun perhitungan yang digunakan dalam praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
1. Menghitung normalitas asam oksalat
N = gram x 1000 x a
mr
V
6,4347 x 1000 x 2 = 10, 2138 N
126
2.
10
Menghitung normalitas NaOH
Percobaan 1
N = gram x 1000 x a
mr
V
20,0056 x 1000 x 1 = 47, 6323 N
40
10,5
Percobaan 2
N = gram x 1000 x a
mr
V
20,0056 x 1000 x 1 = 50,014 N
40
10
Rata-rata normalitas NaOH
=47,6323+50,014 = 48, 8231 N
2
3.
Menghitung kadar sampel (CH3COOH)
Percobaan 1
V CH3COOH x M CH3COOH = V NaOH x M NaOH
10
x M CH3COOH = 19 x 0,1
M CH3COOH = 0,19 M
M CH3COOH = ƿ x 10 x %
Mr
0,19 = 1 x 10 x % = 1,14 g/100 mL
60
Percobaan 2
V CH3COOH x M CH3COOH = V NaOH x M NaOH
10
x M CH3COOH = 17 x 0,1
M CH3COOH = 0,17 M
M CH3COOH = ƿ x 10 x %
Mr
0,17 = 1 x 10 x % = 1,02 g/100 mL
60
F.
Rata-rata kadar sampel CH3COOH
= 1,14 + 1,02 = 1,08 g/100 mL
2
Pembahasan
Pada percobaan praktikum ini menggunakan metode analisis
volumetri, yaitu menggunakan larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya. Titrasi kali ini menggunakan metode asidi alkalimetri
dimana pada percobaan pertama menggunakan metode asidimetri
karena larutan standar sekunder menggunakan NaOH yang merupakan
komponen basa distandarisasi dengan asam oksalat yang merupakan
komponen asam sebagai larutan primer, sedangkan pada percobaan
kedua menggunakan metode alkalimetri karena menentukan kadar
asam asetat dengan larutan basa NaOH yang telah distandarisasi.
Dalam pembuatan larutan baku sekunder NaOH (metode
asidimetri) dilakukan 2x percobaan. Percobaan pertama dan percobaan
kedua sama-sama menggunakan larutan baku primer asam oksalat
yang dicampur dengan indikator phenolphtalein yang dititrasi dengan
NaOH yang diteteskan sedikit demi sedikit smpai tercapai titik akhir
titrasi. Tetapi adapula perbedaannya yaitu volume NaOH yang
diteteskan, perbedaan volume NaOH nya adalah 0,5 mL. Perbedaan
ini disebabkan kurangnya ketelitian saat penetesan larutan NaOH
kedalam larutan baku primer.
Dalam penentuan kadar sampel (metode alkalimetri) juga
dilakukan 2 x percobaan. Percobaan pertama dan percobaan kedua
sama-sama menggunakan larutan asam asetat yang dicampur dengan
indikator phonelphtalein yang dititrasi dengan NaOH yang diteteskan
sedikit demi sedikit sampai tercapai titik akhir titrasi. Perbedaan dari
kedua percobaan tersebut adalah volume NaOH yang diteteskan
perbedaannya adalah 3 mL. Dalam kedua percobaan ini perlu dicari
rata-ratanya.
G.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum asidi alkalimetri adalah
sebagai berikut :
1. Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan
dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.
2. Normalitas larutan baku primer asam oksalat yang
digunakan adalah 10, 2138 N. Sedangkan normalitas larutan
baku sekunder pada percobaan pertama adalah 47, 6323 N,
sedangkan pada percobaan kedua adalah 50,014 N, sehingga
didapat normalitas larutan baku sekunder rata-rata adalah
48,8231. Dan hasil kadar sampel asetat pada percobaan pertama
adalah 1,4 g/100 mL, pada percobaan kedua adalah 1,02 g/100
mL, sehingga didapat kadar rata rata adalah 1,08 g/100mL.
Daftar Pustaka
Agnestia, Meta Indah. 2014. Intisari Kimia SMA/MA Edisi 1. Bandung
: Pustaka Setia.
Day, R.A dan underwood, A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitas.
Jakarta : Erlangga.
Fatih, Ahmad. 2008. Kamus Lengkap Kimia. Yogyakarta :
Yogyakarta : Panji Pustaka
Retnowati, Priscilla.2007. Seribu pena kimia untuk SMA.MA kelas XI.
Jakarta: Erlangga
Setyo, Didik dkk. 2009. Buku Ajar Analisis Kuantitatif.
Semarang : Universitas Diponegoro
Asidi Alkalimetri
Elvita Rahmani
1713511065
Kelompok 05
Kelas B
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana
2017
A.
Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum asidi alkalimetri
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan dengan cara
titrasi.
2. Untuk menentukan normalitas larutan baku primer dan
larutan baku sekunder, dan kadar sampel.
B.
Dasar Teori
Asidi diambil dari kata (acid) yaitu asam, dimana asam adalah
senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen,
sedangkan alkali adalah istilah basa yang berasal dari bahasa arab
yang berarti abu, dimana basa adalah zat yang dapat menghasilkan ion
hidroksida jika dilarutkan dalam air ( Priscilla, 2007).
Asidimetri adalah suatu analisis secara volumetrik, kadar suatu
asam dalam larutan, dimana larutan standar (suatu asam) diteteskan,
melalui buret kedalam larutan basa bebas dan larutan garam
terhidrolisasi dari asam lemah dengan menggunakan indikator, analisis
sebaliknya disebut alkalimetri, dimana larutan basa yang ditambahkan
kedalam larutan asam (Fatih, 2008).
Indikator asam-basa merupakan zat yang dapat menunjukkan
warna yang berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan basa
dimana indikator yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan
dimana indikator PP (Phenolphtalein) digunakan pada titrasi dengan
pH 8,0-9,5 dengan perubahan warna tidak berwarna menjadi merah
muda (Priscilla, 2007).
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan
kadar suatu larutan, dimana dalam titrasi zat yang akan ditentukan
konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui
dengan tepat disertai tambahan indikator (Agnestia, 2004). Proses
standarisasi dikenal dengan proses penentuan konsentrasi suatu
larutan
yang
dipastikan
dengan
tepat.
Larutan
yang
telah
distandarisasi dapat digunakan sebagai standar sekunder untuk
mendapatkan konsentrasi dari bahan larut lainnya (Underwood, 2001).
Analisis volumetri mengacu pada analisis kimia kuantitaif yang
dilakukan
dengan
menetapkan
volume
suatu
larutan
yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat. Yang diperlukan untuk
bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan
ditetapkan bobot zatnya, dihitung volume larutan standar yang
digunakan dan hukum-hukum stoikiometri yang diketahui (Didik,
2009). Pada titrasi asam-basa dikenal :
1.
Titik ekivalen adalah suatu keadaan pada saat asam dan basa
tepat bereaksi.
2. Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan dimana titrasi harus
dihentikan tepat pada saat indikator asam-basa menunjukan
perubahan warna. (Priscilla, 2007).
C.
Prosedur Percobaan
1. Alat dan Bahan
1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Alat yang digunakan pada asidi alkalimetri
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Pipet Ukur
1
2.
Ball Filler
1
Kegunaan
Untuk memindahkan sebagian
isi pipet.
Untuk alat bantu menghisap
3.
Erlenmeyer
2
4.
Pipet Tetes
1
5.
Gelas Beaker
2
6.
Buret
1
7.
Sandar Buret
1
8.
Klem Buret
1
larutan.
Untuk tempat mereaksikan
titrasi
Untuk memindahkan sedikit
zat cair.
Untuk mengambil,menyimpan
sementara, dan memindahkan
larutan
Untuk titrasi dan mengukur
volume.
Untuk tempat berdirinya
buret.
Untuk memegang buret dan
sandar buret.
1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Bahan yang digunakan pada asidi alkalimetri
No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
Asam Oksalat
20 mL
2.
Asam Asetat
Phenolphtalei
n
20 mL
Secukupny
a
Secukupny
a
Secukupny
a
3.
Kegunaan
Sebagai larutan
primer
Sebagai sampel
baku
Sebagai indikator
Sebagai larutan baku
sekunder
Sebagai pembersih dan
pengering
4.
NaOH
5.
Aquades
2.
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan pada praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan larutan baku sekunder NaOH
1.
Dipipet 10 mL larutan baku primer asam oksalat
dengan pipet ukur yang kering dan bersih, kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolphtalein.
3. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi
perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah
muda.
4. Dicatat volume NaOH yang digunakan.
5. Diulangi pekerjaan diatas sebagai percobaan
kedua.
6. Dihitung normalitas rata-rata NaOH sampai empat
angka dibelakang koma.
b.
Menentukan kadar sampel (asam asetat)
1. Dipipet 10 mL larutan sampel dengan pipet ukur
yang kering dan bersih, kemudian dimasukkan
kedalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolphtalein.
3. Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi
perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah
muda.
4. Dicatat volume NaOH yang digunakan.
5. Diulangi pekerjaan diatas sebagai percobaan
kedua.
6. Dihitung kadar rata-rata sampel sampai dua angka
dibelakang koma dalam satuan g/100 mL (%b’v).
D.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum asidi alkalimetri
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan normalitas larutan baku primer asam oksalata
Volume
: 10 mL
Berat
: 6,4347 gr
Normalitas
2.
Menentukan normalitas larutan baku sekunder (NaOH)
Indikator
: Phenolphtalein
Perubahan warna : Merah muda
Normalitas rata-rata: 48, 8231 N
3.
Pengamatan 1
Tabel 7. Data penentuan normalitas larutan sekunder NaOH
Percobaan
1
2
Volume Asam oksalat
10 mL
10 mL
Volume NaOH
10,5 mL
10 mL
4.
Menentukan kadar sampel ( CH3COOH)
Indikator
: Phenolphtalein
Perubahan warna : Merah muda
Kadar rata-rata
: 1,08 g/100 mL
5.
Pengamatan 2
Tabel 8. Data penentuan kadar sampel CH3COOH
Percobaan
1
2
E.
: 10, 2138 N
Volume CH3COOH
10 mL
10 mL
Volume NaOH
19 mL
17 mL
Perhitungan
Adapun perhitungan yang digunakan dalam praktikum asidi
alkalimetri adalah sebagai berikut :
1. Menghitung normalitas asam oksalat
N = gram x 1000 x a
mr
V
6,4347 x 1000 x 2 = 10, 2138 N
126
2.
10
Menghitung normalitas NaOH
Percobaan 1
N = gram x 1000 x a
mr
V
20,0056 x 1000 x 1 = 47, 6323 N
40
10,5
Percobaan 2
N = gram x 1000 x a
mr
V
20,0056 x 1000 x 1 = 50,014 N
40
10
Rata-rata normalitas NaOH
=47,6323+50,014 = 48, 8231 N
2
3.
Menghitung kadar sampel (CH3COOH)
Percobaan 1
V CH3COOH x M CH3COOH = V NaOH x M NaOH
10
x M CH3COOH = 19 x 0,1
M CH3COOH = 0,19 M
M CH3COOH = ƿ x 10 x %
Mr
0,19 = 1 x 10 x % = 1,14 g/100 mL
60
Percobaan 2
V CH3COOH x M CH3COOH = V NaOH x M NaOH
10
x M CH3COOH = 17 x 0,1
M CH3COOH = 0,17 M
M CH3COOH = ƿ x 10 x %
Mr
0,17 = 1 x 10 x % = 1,02 g/100 mL
60
F.
Rata-rata kadar sampel CH3COOH
= 1,14 + 1,02 = 1,08 g/100 mL
2
Pembahasan
Pada percobaan praktikum ini menggunakan metode analisis
volumetri, yaitu menggunakan larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya. Titrasi kali ini menggunakan metode asidi alkalimetri
dimana pada percobaan pertama menggunakan metode asidimetri
karena larutan standar sekunder menggunakan NaOH yang merupakan
komponen basa distandarisasi dengan asam oksalat yang merupakan
komponen asam sebagai larutan primer, sedangkan pada percobaan
kedua menggunakan metode alkalimetri karena menentukan kadar
asam asetat dengan larutan basa NaOH yang telah distandarisasi.
Dalam pembuatan larutan baku sekunder NaOH (metode
asidimetri) dilakukan 2x percobaan. Percobaan pertama dan percobaan
kedua sama-sama menggunakan larutan baku primer asam oksalat
yang dicampur dengan indikator phenolphtalein yang dititrasi dengan
NaOH yang diteteskan sedikit demi sedikit smpai tercapai titik akhir
titrasi. Tetapi adapula perbedaannya yaitu volume NaOH yang
diteteskan, perbedaan volume NaOH nya adalah 0,5 mL. Perbedaan
ini disebabkan kurangnya ketelitian saat penetesan larutan NaOH
kedalam larutan baku primer.
Dalam penentuan kadar sampel (metode alkalimetri) juga
dilakukan 2 x percobaan. Percobaan pertama dan percobaan kedua
sama-sama menggunakan larutan asam asetat yang dicampur dengan
indikator phonelphtalein yang dititrasi dengan NaOH yang diteteskan
sedikit demi sedikit sampai tercapai titik akhir titrasi. Perbedaan dari
kedua percobaan tersebut adalah volume NaOH yang diteteskan
perbedaannya adalah 3 mL. Dalam kedua percobaan ini perlu dicari
rata-ratanya.
G.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum asidi alkalimetri adalah
sebagai berikut :
1. Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan
dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.
2. Normalitas larutan baku primer asam oksalat yang
digunakan adalah 10, 2138 N. Sedangkan normalitas larutan
baku sekunder pada percobaan pertama adalah 47, 6323 N,
sedangkan pada percobaan kedua adalah 50,014 N, sehingga
didapat normalitas larutan baku sekunder rata-rata adalah
48,8231. Dan hasil kadar sampel asetat pada percobaan pertama
adalah 1,4 g/100 mL, pada percobaan kedua adalah 1,02 g/100
mL, sehingga didapat kadar rata rata adalah 1,08 g/100mL.
Daftar Pustaka
Agnestia, Meta Indah. 2014. Intisari Kimia SMA/MA Edisi 1. Bandung
: Pustaka Setia.
Day, R.A dan underwood, A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitas.
Jakarta : Erlangga.
Fatih, Ahmad. 2008. Kamus Lengkap Kimia. Yogyakarta :
Yogyakarta : Panji Pustaka
Retnowati, Priscilla.2007. Seribu pena kimia untuk SMA.MA kelas XI.
Jakarta: Erlangga
Setyo, Didik dkk. 2009. Buku Ajar Analisis Kuantitatif.
Semarang : Universitas Diponegoro