REFLEKSI MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING D

REFLEKSI MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Oleh : Moch Hadi Suprapto
16.61.1750
(STIEPARI – SEMARANG)
PENDAHULUAN
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni
memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun
1990 tentang Pendidikan Dasar).
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan
nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang
melimpah, tetapi terletak pada sumber daya alam yang berkualitas. Sumber daya alam yang
berkualitas adalah sumber daya manusia, maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia
Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai
kemajuan bangsa.
Berdasarkan Lampiran Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kurikulum SD memuat 8 Mata Pelajaran, Muatan
Lokal dan Pengembangan Diri.
Pengembangan Diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap

peserta didik sesuai kondisi sekolah. Kegiatan Pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar dan pengembangan kirir peserta didik.
Pada tingkatan Sekolah Dasar (SD) penerapan Pengembangan Diri dalam hal ini
adalah Bimbingan Konseling sering kali kurang mendapat perhatian yang serius. Banyak
mengabaikan fungsi penting dari BK tersebut. Akibatnya sering ditemukan siswa-siswi SD
yang nakal dan berprestasi rendah. Sebenarnya siswa-siswi tersebut mampu menjadi lebih
baik apabila ditangani oleh guru dam orang tua yang paham BK. Oleh karena itu perlu
pencerahan bagaiman sebenarnya peran guru SD dan orang tua dalam membimbing atau
sebagai konselor pada anak-anak didiknya agar tercipta generasi berkualitas ke depannya.

1

PEMBAHASAN
1.

Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah Dasar (SD)
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan

bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan
pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan
anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah
(pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
Peserta didik atau subyek didik tidak dibatasi oleh usia. Mereka adalah pribadi yang
otonom dan mempunyai kewenangan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar
lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari..
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar idividu tersebut
mampu mandiri dalam memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan
konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara
konseling oleh seorang ahli kepada yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien. Dengan bimbingan dan konseling tersebut, siswa akan melakukan aktifitas belajar
sesuai dengan apa yang telah ditentukan, atau telah diatur dalam suatu aturan (norma).
Di Sekolah Dasar (SD), kegiatan BK tidak diberikan oleh guru pembimbing secara

khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya
secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan
Penjaskes) dan memberikan layanan BK kepada semua siswa tanpa terkecuali.

2

Dalam konteks pemberian layanan BK, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa
pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan
dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok.
Guru SD harus melaksanakan ketujuh layanan BK tersebut agar setiap permasalahan
yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal
tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
2.

Peran Guru Kelas dalam Kegiatan BK di SD
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat

menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam

pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran
guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a.

Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium,
studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b.

Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan
lain-lain.

c.

Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar-mengajar.


d.

Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.

e.

Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f.

Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.

3

g.

Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajarmengajar.


h.

Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i.

Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.

3.

Bidang Bimbingan Konselinng di Sekolah Dasar.
Materi bimbingan dan konseling di SD termuat ke dalam ke lima bidang bimbingan

yaitu, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier,
Bimbingan Keluarga
a.

Bidang Bimbingan Pribadi

Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
serta kondisi yang sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya.
Bidang bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengenal
diri sendiri agar dapat menjadi pribadi yang baik dan dapat mengambil keputusan
tentang dirinya sendiri.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD menemukan dan
memamahami serta mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani.
b.

Bidang Bimbingan Sosial
Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam

memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan
sosial yang lebih luas. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik memahami diri
kaitannya dengan interaksi dirinya dengan lingkungan dan etika yang didasari
4


dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial. Pelayanan bimbingan dan
konseling membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan
berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa
tanggung jawab.

c.

Bidang Bimbingan Belajar
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan membantu
peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan
kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan program belajar di sekolah.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan
kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan serta
menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi.


d.

Bidang Bimbingan Karier.
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam

memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karier.
Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia kerja agar dapat
menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus dan
mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan dengan kehidupannya
serta dapat membaca peluang karir yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu
upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk

5

kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan
secara tepat dan bertanggungjawab.

e.


Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga adalah bimbingan yang diberikan individu khusus yang telah

berkeluarga sehinga menjadi pimpinan dalam keluarga yang mampu menciptakan
keharmonisan dan rasa aman bagi tiap-tiap anggota keluarga, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri dengan norma-norma keluarga, serta berperan aktif dalam
menciptakan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan berkeluarga
dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga. Juga
diharapkan dengan bimbingan ini semua anggota keluarga berbagi strategi dan teknik
berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.
4.

Peran Guru Kelas Dalam Kegiatan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat

menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam
pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran yang dirumuskan.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada nformat peran guru dalam kegiatan BK,
yaitu:
a.

Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar nformative, laboratorium,
studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b.

Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan
lain-lain.

c.

Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar-mengajar.

6

d.

Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.

e.

Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f.

Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.

g.

Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajarmengajar.

h.

Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i.

Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.

PENUTUP
1.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru kelas dalam pelaksanaan

Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar sangat penting sekali. Sejalan diberlakukannya
Kurikulum Berbasis Kompetensi, guru kelas mempunyai peran yang sentral dalam kegiatan
BK. Peran tersebut mencakupi peran sebagai informator, organisator, motivator, director,
inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator. Peran tersebut tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri, namun merupakan sebuah sistem yang saling melengkapi dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
2.

Saran
Mewujudkan peran guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK di SD bukanlah hal yang

mudah. Hal tersebut dikarenakan, di SD tidak memiliki Guru Pembimbing. Guru kelas
memiliki tanggung jawab ganda, di samping mengajar juga membimbing. Oleh karena itu,
guru kelas hendaknya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pelaksanaan
kegiatan BK sehingga memiliki wawasan yang mendalam terhadap kegiatan-kegiatan BK di
Sekolah Dasar.

7

Fakta di lapangan pelaksanaan BK di SD belum berjalan optimal mengingat tugas guru
kelas tidak sedikit. Hal tersebut menjadi alasan mengapa pelayanan BK di SD kurang
membawa dampak positif bagi para siswa. Selain melaksanakan tugas pokoknya
menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang
harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan BK belum dapat dilakukan secara
maksimal.
Meskipun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan
dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan
konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan BK di SD
“asal jalan”. Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah
mengenai peran guru kelas dalam pelaksanaan BK di SD.

8