TUGAS MAKALAH ILMIAH PENDIDIKAN KEWARGAN

TUGAS MAKALAH ILMIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu : Dr. Tjipto Subadi, M. Si

Nama
NIM
Kelas

Oleh :
: Heni Nur Pratiwi
: A410120158
:5D

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

1


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita hadiahkan pahalanya kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah berhasil menegakkan kalimat tauhid lailahaillallah di muka bumi
ini.
Berkat partisipasi dan kerjasama rekan-rekan semua, penulis dapat menyelesaikan
makalah Pendidikan Kewarganegaraan, mengenai HAM, Hak dan Kewajiban warga Negara,
Demokrasi dan Civil Society, Kewilayahan Negara Indonesia serta Geopolitik dan Geostrategi
Indonesia, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan, tata
bahasa, juga dalam pembahasan materi dalam makalah ini. Sebab kami dari penulis masih dalam
pembelajaran. Sebelumnya penulis mohon maaf bila terdapat kesalahan nantinya, harapan kami
makalah ini dapat membantu dalam proses perkuliahan dan tentunya bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari bagi kita semua.
Surakarta , 25 September 2014

Penyusun

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................


1

KATA PENGANTAR.....................................................................................

2

DAFTAR ISI....................................................................................................

3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................

4

B. Rumusan masalah........................................................................................

5


C. Batasan Masalah..........................................................................................

5

D. Tujuan……………………….……………………………….……………

5

BAB II PEMBAHASAN
A. Hak Asasi Manusia………...........................................................................

6

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara………………………………………..

9

C. Demokrasi dan Civil Society……………………………………………….

11


D. Kewilayahan Negara Indonesia…………………………………………….

15

E. Geopolitik dan Geostrategi Indonesia………………………..…………….

18

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................

20

B. Saran..............................................................................................................

21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……..


22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3

Manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki HAM yang telah melekat secara kodrati
sejak manusia itu dilahirkan. Ajaran Islam telah menempatkan kedudukan manusia yang sejajar
dengan manusia lain , adanya perbedaan lahiriah antar manusia tidak menyebabkan perbedaan
dalam kedudukan sosialnya.
Selain memiliki HAM, manusia juga mempunyai Hak dan Kewajiban terhadap
negaranya. Menurut Dr. Tjipto Subadi, M.Si ( 2010 : 127 ) warga negara berhubungan dengan
negara, warga negara mempunyai kewajiban terhadap negara, sebaliknya warga negara
mempunyai hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara. Hak dan kewajiban warga
negara tercantum pada UUD’45 yang berhubungan dengan hak asasi dan kewajiban asasi
manusia yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan rakyat yang dalam menggunakan
hak-hak demokrasi haruslah disertai dengan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
menjunjung tinggi nilai harkat dan martabat sebagai seorang manusia. Artinya dalam

pelaksanaan demokrasi harus dijiwai nilai-nilai religius yang tinggi.
Negara Indonesia yang merupakan Negara kepulauan ( termasuk Negara pantai ), maka
wilayahnya juga berwujud daratan, laut ( perairan ), serta ruang udara.
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara, yaitu cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila
dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
nasional. Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek ASTAGATRA. Wawasan
Nusantara tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan.

B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan penulisan, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana klasifikasi HAM ( non-derogable right, derogable right, hak aktif demokrasi, hak
negatif, hak positif, sosial, HAM perspektif Indonesia UUD’45 pasal 28 a-j dan regulasi lainnya)
?
2. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara ( kewarganegaraan dan warga negara Indonesia
dalam UU No.12 th 2006, hak dan kewajiban WNI menurut UUD’45 dan implementasinya ) ?

4

3. Apa yang pengertian dan prinsip demokrasi dan civil society , ?
4. Bagaimana dinamika kewilayahan Negara Kesatuan RI ( Prolog 8 wilayah dalam sidang
BPUPKI ) ?
5. Apa pengertian geopolitik dan geostrategi Indonesia, implementasi geopolstra, geopolstra dalam
konteks hubungan Internasional, Indonesia dan perdamaian dunia ?

C. Batasan masalah
Sangatlah penting bagi penulis dalam membatasi masalah untuk membuat pembaca
mudah memahaminya. Penulis hanya membahas apa yang menjadi rumusan masalah yang telah
disampaikan. Menjaga efisiensi judul makalah agar lebih terfokus pada rumusan masalah dan
judul makalah.

D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengklasifikasikan HAM dan bagaimana hak serta kewajiban sebagai warga negara.
2. Dapat menjelaskan pengertian dan prinsip demokrasi, paradigma demokrasi Indonesia,
implementasi demokrasi, serta budaya demokrasi dan civil society.
3. Dapat menjelaskan dinamika kewilayahan Indonesia.

4. Dapat menjelaskan pengertian geopolitik dan geostrategi Indonesia, implementasi geopolstra,
geopolstra dalam konteks hubungan Internasional, Indonesia dan perdamaian dunia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak Asasi Manusia
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya
atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001). HAM bersifat umum
(universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau
jenis kelamin.
Klasifikasi HAM :
1. Non Derogable Right
Non-derogable rights adalah hak asasi manusia (HAM) yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. Non-derogable rights demikian dirumuskan dalam Perubahan UUD 1945
Pasal 28 I ayat (1) yang menyatakan sebagai berikut: “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk

5


diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun”.
2. Derogable Right
Hak-hak dalam jenis derogable, yakni hak-hak yang boleh dikurangi atau dibatasi
pemenuhannya oleh negara-negara pihak. Hak dan kebebasan yang termasuk dalam jenis ini
adalah: (i) hak atas kebebasan berkumpul secara damai, (ii) hak atas kebebasan berserikat,
termasuk membentuk dan menjadi anggota serikat buruh, dan (iii) hak atas kebebasan
menyatakan pendapat atau berekpresi, termasuk kebebasan mencari, menerima dan memberikan
informasi dan segala macam gagasan tanpa memperhatikan batas (baik melalui lisan atau tilisan).
(Sumber: Majalah Konstitusi No.43, Agustus 2010 )
3. Hak Negatif
Hak negatif merupakan hak yang memberikan kebebasan untuk tidak melakukan atau
dipaksakan oleh negara secara hukum apabila dia tidak mau melakukannya. Hak negatif
memaksa negara untuk tidak melakukan paksaan atau membiarkan orang lainnya untuk
memaksa individu untuk melakukan sesuatu. Hak negatif dibagi menjadi 2 yaitu: hak aktif dan
pasif. Hak negatif aktif adalah hak untuk berbuat atau tidak berbuat seperti orang kehendaki.
Contoh, saya mempunyai hak untuk pergi kemana saja yang saya suka atau mengatakan apa yang
saya inginkan. Hak-hak aktif ini bisa disebut hak kebebasan. Hak negatif pasif adalah hak untuk
tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu. Contoh, saya mempunyai hak orang lain
tidak mencampuri urusan pribadi saya, bahwa rahasia saya tidak dibongkar, bahwa nama baik

saya tidak dicemarkan. Hak-hak pasif ini bisa disebut hak keamanaan.
4. Hak Positif
Hak positif adalah suatu hak bersifat positif, jika saya berhak bahwa orang lain berbuat
sesuatu untuk saya. Contoh: hak atas pendidikan, pelayanan, dan kesehatan.
Perspektif Hak Asasi Manusia di Indonesia
Penegakan HAM harus dilakukan dalam seluruh proses demokratisasi dan penegakan
hukum. Oleh karena itu persoalan penegakan HAM harus dilakukan sesuai dengan jalur hukum,
dan terpenuhinya rasa keadilan. Sebenarnya telah ada berbagai instrumen yang dapat difungsikan
dan dijadikan referensi sebagai mekanisme untuk menyelesaikan masalah pelanggaran HAM.
Bahan-bahan yang bersifat nasional misalnya, UU mengenai pengadilan HAM, Tap MPR No.
6

XVII/98, Tap MPR N0. V/ 2000, UU HAM dll. Adapun bahan-bahan yang bersifat internasional
misalnya Statuta Roma, untuk kejahatan terhadap kemanusiaan, hukum kebiasaan internasional
yang berlaku bagi semua orang tanpa batas-batas negara, International Covenant of Civil and
Political Rights, International Covenant of Economic, Social and Cultural Rights, Convention
on the Elimination of all form of Discrimination Against Women dll.
Penegakan hak asasi manusia merupakan tanggung jawab bersama dan memerlukan
kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia. Dengan melewati proses yang
panjang, mulai dari ratifikasi berbagai international covenant, sosialisasi dan penyadarannya

kepada segenap masyarakat, lewat berbagai pelatihan dan pendidikan HAM. Untuk ini perlu
melibatkan berbagai lembaga swadaya masyarakat. Oleh karena mereka mempunyai jaringan
yang luas dan pengembangan metodologi yang cepat. Demikian pula di dalam proses advokasi
dan pembelaan terhadap HAM. Proses pendidikan, penyadaran dan advokasi HAM ini
merupakan bagian yang sangat penting di dalam upaya penegakan HAM di tanah air kita. Oleh
karena sebagian persoalan dari permasalahan HAM di Indonesia terletak pada kesadaran dan
pembelaan terhadap HAM ini. Sudah barang tentu, penegakan HAM di tanah air kita harus
dipadukan dengan keseluruhan proses demokratisasi, penegakan keadilan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena tidak ada penegakan hak asasi manusia tanpa
pembangunan sosial ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang juga merupakan
hak ekonomi, sosial dan budaya (economic, social and cultural rights ) atas dasar prinsip
indivisibility dari seluruh hak asasi manusia.
Isi UUD 1945 Pasal 28 A-J dan regulasi lainnya
 Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.


Pasal 28A : untuk hidupserta mempertahankan hidup dan kehidupan.



Pasal 28B : membentuk keluargadan melanjutkan keturunan, hak anak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.



Pasal 28C : mengembangkan diri, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat dari
IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri secara kolektif.

7



Pasal 28D : pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan
yg sama dalam pemerintahan, berhak atas status kewarganegaraan.



Pasal

28E

:

kebebasan

memeluk

agama,

meyakini

kepercayaan,

memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan
berpendapat.


Pasal 28F : berkomunikasi, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi.



Pasal 28G : perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda, dan
rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan.



Pasal 28H : hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat guna
mencapai persamaan dan keadilan.



Pasal 28I : perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah.



Pasal 28J : berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan UU.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Kewarganegaraan dan warga negara indonesia
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu
(secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga
negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai
warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk,
berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai
penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk
Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor
pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas
yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.
8

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah
1.

Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI

2.

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI

3.

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing
(WNA), atau sebaliknya

4.

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada
anak tersebut

5.

Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI

6.

Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

7.

Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau
belum kawin

8.

Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9.

Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui.

10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.
9

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin,
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah
RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan
pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai
berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah
Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia
Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, dimungkinkan
pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga
negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturutturut dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang
berwenang, asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
Berbeda dari UU Kewarganegaraan terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 ini
memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang berusia sampai 18
tahun dan belum kawin sampai usia tersebut. Pengaturan lebih lanjut mengenai hal ini
dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007.

C. Demokrasi dan Civil Society
Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos atau
kratein yang dapat diartikan sebagai pemerintahan berada di tangan rakyat. Secara harfiah,
10

demokrasi berarti pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Menurut kamus, demokrasi adalah
pemerintahan oleh rakyat dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan
langsung oleh wakil-wakilnya yang dipilih melalui pemilihan umum yang bebas. Demokrasi
dapat disebut juga sebagai pelembagaan dari suatu kebebasan (institutionalization of freedom)
Prinsip Demokrasi
Prinsip utama demokrasi adalah persamaan dan kebebasan. Prinsip utama demokrasi
menurut Alamudi, yaitu:


kedaulatan rakyat;



pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;



kekuasaan mayoritas;



hak-hak minoritas;



jaminan hak asasi manusia;



pemilihan yang bebas dan jujur;



persamaan di depan hukum;



proses hukum yang wajar;



pembatasan pemerintah secara konstitusional;



pluralisme sosial, ekonomi, dan politik; serta nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja
sama, dan mufakat.

Budaya Demokrasi
Indikator berkembangnya budaya demokrasi adalah sebagai berikut:


Pertisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara. Dalam budaya demokrasi, setiap
warga berhak ikut menentukan kebijakan public seperti penentuan anggaran, peraturanperauran dan kebijakan-kebijakan public. Namuk oleh karena secara praktis tidak
mungkin melibatkan seluruh warga suatu Negara terlibat dalam pengambilan keputusan
11

(sebagaimana halnya pada zaman Ynani Kuno), maka digunakan prosedur pemilihan
wakil. Para warga Negara memilih wakil-wakil mereka di pemerintahan. Para wakil
inilah yang diserahi mandar untuk mengelolah masa depan bersama warga Negara
melalui berbagai kebijaka dan peraturan perundang-undangan. Pemerintah demokrasi
diberi kewenangan membuat keputusan melalui mandar yang diperoleh lewat pemilihan
umum.


Kebebasan. Unsur kedua dan bahkan lebih mendasar adalah kebebasan yaitu kebebasan
berekpresi, berkumpul, berserikat, dan media (Koran, radio, TV) kebebasan
memungkinkan demokrasi berfungsi. Kebebasan memberikan boksigen agar demokrasi
bias bernafas kebebasan berekpresi dan memungkinkan segala masalah bisa
diperdebatkan, memungkikan pemerintahdikritik, dan memungkikan adanya pilihanpilihan lain. Kebebasan berkumpul memungkinkan rakyat berkumpul untuk melakukan
diskusi. Kebebasan berserikat memungkinkan orang-orang untuk bergabung dalam suatu
partai atau kelompok penekan untuk mewujudkan pandangan atau cita-cita politik
mereka. Ketiga kebebasan ini memungkinkan rakyat mengambil bagian dalam proses
demokrasi. Media yang bebas ( artinya, media tidak dikembalikan oleh penguasa)
membantu rakyat mendapatkan informasi yang diperlukan untuk membuat pilihan
mereka sendiri. Tanpa media yang bebas dan tanpa kebebasan berekpresi yang lebih luas
(melalui percakapan, buku-buku, filem-filem, dan bahakan poster-poster dinding), sering
kali sulit bagi rakyat untuk mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi, dan
bahkan lebih sulit lagi untuk membuat keputusan yang berbobot mengenai apa yanag
harus mereka pilih demi mencapai suatu mesyarakat yang mereka inginkan.



Supremasi hukum (daulat hukum). Unsur penting lainnya, yang seringkali dianggap
sudah semestinya ada di Negara-negara yang tradisi demokrasinya sudah lama, adalah
supremasi hukum (rule of law).tidak ada gunanya pemerintah membiarkan semua
kebebasan yang disebut di atas bertumbuh apabila pemerintah menginjak-injaknya.
Pengalaman banyak Negara menunjukan banyak pengerintik dijebloskan kedalam
penjara, banyak demonstran yang menentang kebijakan pemerintah dibubarkan dengan
cara kekerasan, dan bahkan banyak di antara mereka ditembak mati secara diam-diam
oleh agen-agen Negara.
12



Pengakuan akan kesamaan warga Negara. Dalam demokrasi, semua warga Negara
diandaiakan memiliki hak-hak politik yang sama; jumlah suara yang sama, hak pilih yang
sama, akses atau kesempatan yang sama untuk medapatkan ilmu pengetahuan. Tidak
seorang pun mempunyai mempunyai pengaruh lebih besar dari orang lain dalam proses
pembuatan kebijakan. Kesamaan disini juga termasuk kesamaan di depan hokum; dari
rakyat jelata sampai pejabat tinggi, semuanya sama dihadapan hokum



Pengakuan akan supremasi sipil atau militer. Budaya demokrasi juga mensyaratkan
supremasi sipil atau militer (sipil mengatur militer).

Civil Society
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society
pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah societies civilis yang
identik dengan negara. Dalam perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai
organisasi-organisasi masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang
tinggi berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum yang
dipatuhi masyarakat.
Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan dari civil society yang pertama kali
digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada acara Festifal Istiqlal, 26
September 1995 di Jakarta. Konsep yang diajukannya hendak menunjukkan bahwa masyarakat
yang ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju.
Masyarakat madani (civil society) sering disebut masyarakat warga, masyarakat
kewargaan, masyarakat sipil, beradab, atau masyarakat berbudaya. Istilah civil society berasal
dari bahasa latin, yaitu civitas dei artinya kota Ilahi. Asal kata civil adalah civilization yang
artinya peradaban. Civil society secara sederhana dapat diartikan sebagai masyarakat beradab.
Masyarakat madani didefinisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi
dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating), dan

13

keswadayaan (self supporting). Kemandirian tinggi terjadi jika berhadapan dengan negara dan
keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
Ciri-ciri masyarakat madani
Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka
dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan
informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga
muwujudkan masyarakat yang demokratis
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk
disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal
antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa,
intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki
kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan.
Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan
perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Civil society adalah suatu wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan dan
refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam
14

jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi yang di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang
publik yang bebas (the free public). Sebagai tempat di mana transaksi komunikasi yang bebas
bisa dilakukan oleh warga masyarakat.

D. Kewilayahan Negara Indonesia
Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara di dunia, yang
bila dilihat dari segi geografinya, memiliki kesamaan dengan Indonesia. Negara-negara
kepulauan di dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan negara
kepulauan Indonesia.
Indonesia adalah suatu negara, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia,
membentang sepanjang 3,5 juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi,
serta memiliki tak kurang dari 13.662 pulau.
Jika dilihat sekilas, hal ini adalah suatu kebanggaan dan kekayaan, yang tidak ada
tandingannya lagi di dunia ini. Tapi bila dipikirkan lebih jauh, hal ini merupakan suatu kerugian
tersendiri bagi bangsa dan negara Indonesia. Indonesia terlihat seperti pecahan-pecahan yang
berserakan. Dan sebagai 13.000 pecahan yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil, Indonesia dapat
dikatakan sebagai sebuah negara yang amat sulit untuk dapat dipersatukan.
Maka, untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah konsep Geopolitik
yang benar-benar cocok digunakan oleh Bangsa Indonesia.
Prolog 8 wilayah dalam sidang BPUPKI
Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua
dan Nusa Tenggara. Embrio Propinsi-propinsi berdirinya Negara Kesatuan RI. Dalam
perkembangannya kemudian kepulauan-kepulauan lain dalam wilayah NKRI secara syah dan
diakui oleh Negara-negara tetangga bahkan dunia mengakuinya, menjadi satu kesatuan wilayah
NKRI. Hal itu diperkuat dengan disyahkan oleh PBB tentang batas perairan NKRI, yaitu batas
territorial 12 mil, landas kontinen 200 meter, dan ZEEI 200 mil. Pada zona itu Indonesia
mempunyai hak untuk eksplorasi dan eksploitasi. ( Drs. Tjipto Subadi, M.Si ).
Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang wilayah
teritorial yang dibuat oleh Belanda yaitu “Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie
1939 (TZMKO 1939), di mana lebar laut wilayah/teritorial Indonesia adalah 3 mil diukur dari
garis air rendah masing-masing pulau Indonesia. TZMKO 1939 tidak menjamin kesatuan
15

wilayah Indonesia sebab antara satu pulau dengan pulau yang lain menjadi terpisah-pisah,
sehingga pada tgl. 13 Desember 1957 pemerintah mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang isinya :
Segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk negara
Indonesia dengan tidak memandang Iuas/Iebarnya adalah bagian-bagian yang wajar sebagai
wilayah daratan Indonesia.
Lalu-lintas yang damai di perairan pedalaman bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekadar
tidak bertentangan/ mengganggu kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia.
Batas laut teritorial adalah 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang
terluar pada pulau-pulau negara Indonesia. Luas wilayah Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini
berarti luas wilayah laut Indonesia Iebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan
Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982. Wilayah perairan laut
Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu zona Laut Teritorial, zona Landas kontinen, dan
zona Ekonomi Eksklusit.


Zona Laut Teritorial

Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut
lepas. Jika ada dua negara atau Iebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang
dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara
tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial.
Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujungujung pulau terluar.
Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi
mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah
permukaan laut. Deklarasi Djuanda kemudian diperkuat/diubah menjadi Undang-Undang No.4
Prp. 1960.


Zona Landas Kontinen

16

Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan
dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada
dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.
Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara
tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing Negara.


Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari
garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama
dalam memanfaatkan sumber daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan
pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan
prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona ekohomi
eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis
yang menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai
batasnya. Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia tanggal 21 Maret 1980.

E. Geopolitik dan Geostrategi Indonesia
Pengertian Geopolitik dan Geostrategi
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata Geo(bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan Politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum
warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalahmasalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Geostrategi merupakan suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).

17

Sehinggan geopolitik dan geostrategi sangan erat kaitannya, dimana kedua-duanya
berupaya untuk mempertahankan wilayah, untuk mencapai tujuan nasional.
Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan
untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan
heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam
wujud Ketahanan Nasional.
Implementasi Geopolstra Indonesia
Pengetahuan tentang segala sesuatu dengan memanfaatkan letak geografis Negara
kepulauan untuk kepentingan-kepentingan

penyelenggaraan pemerintah nasional yang

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang menghormati
kebhinekaan kehidupan nasional untuk mencapai tujuan Negara. Batasan tersebut merupakan
suatu ajaran tentang geopolitik Indonesia, maka perlu pelaksanaan dan penerapannya. Adapun
pelaksanaan geopolitik Indonesia sejak wawasan nusantara diresmikan oleh MPR dengan TAP
MPR nomor IV tahun 1973, yaitu meliputi empat aspek, perwujudan kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan ekonomi, perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial
budaya, perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan. Di
samping bangsa Indonesia melaksanakan empat aspek juga menerapkan wawasan nusantara
sebagai geopolitik Indonesia. ( Dr. Tjipto Subadi, M.Si ).
Indonesia dan Perdamaian Dunia
Pembukaan UUD 1945 secara jelas menggariskan cita-cita yang diinginkan oleh Negara
dan bangsa Indonesia, yaitu ikut aktif dalam melaksanakan ketertiban dunia dengan berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social bagi seluruh bangsa. Cita-cita bangsa
Idonesia direfleksikan dalam politik luar negeri yang bebas dan aktif yang diabadikan pada
kepentingan nasioanal. Dalam konteks ancaman terhadap perdamaian dunia seperti disebutkan
diatas, penegasan arti penting pesan untuk menciptakan perdamaian dunia yang digaungkan oleh
UUD 1945 telah diartikulasikan dalam bentuk keterlibatan aktif Indonesia di berbagai forum
baik regional maupun internasional, termasuk ikutsertaan pasukan perdamaian Indonesia dalam “
Peace Keeping Operation “ dibawah pengawasan PBB. Dalam kaitan inilah, pemerintah
Indonesia senantiasa menganggap penting peranan forum multilateral termasuk PBB/ Dewan
18

Keamanan dalam menyelesaikan masalah dunia. Oleh karena itu, idealism perwujudan dunia
yang damai hanya akan tercapai jika dilakukan melalui kerjasama internasional dan dialog
antarbangsa dan bukan dengan cara kekerasan. ( Dr. Tjipto Subadi, M. Si ).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Hak Asasi Manusia
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak asasi manusia telah diklasifikasikan menjadi 4
yaitu Non DerogableRight, DerogalbleRight, Hak negatif dan positif .
 Warga Negara dan Penduduk
Warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disyahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara Indonesia sedangkan penduduk
ialah warga Negara Indonesia dan orang-orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Kawargnegaraan republik Indonesia telah diatur oleh UU No. 12 tahun 2006 yang menyatakan
siapa saja yang menjadi warga Negara Indonesia (WNI).
 Demokrasi dan Civil Society
Demokrasi merupakan kekuasaan pemerintah dalam mengatur pemerintahannya dimana
kekuasaan tersebut berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kewenangan rakyat
merupakan sumber utama dari Prinsip Demokrasi masyarakat madani atau civil society
19

merupakan sebuah kelompok kehidupan masyarakat yang bebas dari pengaruh segala hal baik
dari keluarga dan Negara dan mampu mengendalikan dan menyesuaikan diri dengan normanorma.
 Kewilayahan Indonesia
Dalam keputusan siding BPUPKI telah dinyatakan 8 wilayah NKR yaitu Sumatra, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.
Sedangkan batas territorial laut Indonesia 12 mil, landas kontinen 200 meter dan ZEEI 200 mil.
Hal ini telah disyahkan oleh PBB.
 Geopolitik dan Geostrategi
Geopolitik memiliki arti study yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan
ilmu social yang mengacu pada politik internasional. Sedangkan Geostrategi inonesia diartikan
sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang dalam UUD 1945.
Pelaksanaan geopolitik indonsia dan wawasan nusantara diresmikan oleh TAP MPR No.IV tahun
1973.
B. SARAN
Dalam hal ini pemerintah Indonesia harus lebih memperhatikan dalam hal Hak Asasi
Manusia, kependudukan Demokrasi, kewilayahan Indonesia dan Geopoltik & Geostrategi
Indonesia. Agar terlaksana pemerataan dalam semua bidang tersebut tidak hanya peran
pemerintah saja, namun dari warga Negara sendiri juga harus melaksanakannya dengan baik &
teratur agar terjadi keseimbanngan dari segala bidang tersebut sehingga tujuan hidup bangsa
Indonesia akan terlaksana yang sebagaimana tercantum dalam UUD dasar 1945.

20

DAFTAR PUSTAKA
Subadi, tjipto, Dr, Msi. 2010. Pendidikan kewarganegaraan(civil society). Surakarta :
BP- FKIP UMS
Listyarti, retno. 2007. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga
Purbopranoto, kuntjoro, Prof. 1981. Santiaji pancasila. Malang : Usaha Nasional.
(www.un.org/esa/socdev/enable/comp210.htm, diunduh pada 22/9/2010).
(Sumber: Majalah Konstitusi No.43, Agustus 2010 )
( Makalah Pengantar Lokakarya Nasional, Surabaya, Nopember 2000).

21