T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted ) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials Virtual Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan Kom

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN
SIMULATOR CISCO IT ESSENTIALS VIRTUAL DESKTOP TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN
KOMPUTER DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN TAHUN AJARAN
2014/2015
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:
Febrian Gultom (702010118)
Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,M.Cs.
Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2015


i

ii

iii

iv

v

vi

vii

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan Komputer Di
SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun Ajaran 2014/2015
1)


Febrian Gultom, 2), Frederik Samuel Papilaya
3)
Angela Atik Setyanti
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
1)
Email: 702010118@student.uksw.edu, 2) samuel.papilaya@gmail.com
3)
angela.setiyanti@staff.uksw.edu
Abstract
This research is aimed to determine the effect of Cooperative Learning model
type Team Assisted Individualization (TAI) with assisted Cisco IT Essentials Virtual
Desktop simulator on learning outcomes of students on the subjects of computer
assembly SMK Bina Nusantara Ungaran. This study used a quasi-experimental research
instrument in the form of test and interviews. The results showed an increase in cognitive
learning outcomes control class and experimental class 85.44 73.67. Completeness
psychomotor learning outcomes in the control class reached an average of 74.16 and
experimental class is 86.26. Besides the use of the model type of team assisted
individualization cooperative get a positive response from teachers and students.

Keywords : Team Assisted Individualization , Cisco IT Essentials Virtual Desktop ,
learning outcomes.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) berbantuan simulator Cisco IT
Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan
komputer SMK Bina Nusantara Ungaran. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen
dengan instrument penelitian berupa tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan terjadi
peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol 73,67 dan kelas eksperimen 85,44.

Ketuntasan hasil belajar psikomotorik pada kelas kontrol mencapai rata-rata 74,16
dan kelas eksperimen adalah 86,26. Selain itu penggunaan model kooperatif tipe team
assisted individualization mendapatkan respon yang positif dari guru dan siswa.

Kata kunci : Team assisted Individualization, Cisco IT Essentials Virtual Desktop,
hasil belajar.
1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
3)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1

1.

Pendahuluan

Berdasarkan hasil observasi di SMK Bina Nusantara Ungaran, pada mata
pelajaran perakitan komputer pembelajaran yang dipakai masih menggunakan cara
konvensional sehingga banyak siswa yang merasa bosan untuk mengikuti pelajaran.
Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat PC yang bisa digunakan untuk
praktik hanya berjumlah 4 buah saja. Dari hasil observasi ini sudah terlihat bahwa
model serta kekurangan jumlah perangkat komputer menjadi salah satu hambatan
dalam proses pembelajaran perakitan komputer. Bahkan jika dibandingkan dengan
kelas X TKJ yang berjumlah 6 kelas dengan rata-rata kelas diisi dengan 30 siswa
maka jumlah komputer untuk melakukan praktik dapat dikatakan sangat kurang.

Untuk menutupi kekurangan tersebut terkadang guru menggunakan pembelajaran
berkelompok, dimana dalam setiap kelompok terdapat tujuh sampai delapan orang
siswa. Dari hasil pengamatan selama observasi Pada pembelajaran berkelompok,
kebanyakan siswa tidak mau ikut membantu kelompoknya dalam proses
pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hanya ada beberapa orang siswa saja yang
mengerti materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sehingga
menyebabkan masih banyak siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas. Dari data
ketuntasan belajar siswa diketahui tingkat ketuntasan siswa pada mata pelajaran
perakitan komputer tahun ajaran 2013/2014 kelas X TKJ hanya mencapai rata-rata
68. Untuk mengatasi hal itu, pertimbangan akan penggunaan model dan teknologi
tentunya dapat menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dapat diterapkan guna
mengatasi kekurangan yang ditemukan selama observasi.
Salah satu pembelajaran model kooperatif yang sangat menarik adalah TAI
(Team Assisted Individualization ) dalam pembelajaran model TAI siswa dalam
kelompok yang diacak secara heterogen akan saling membantu satu sama lain
terhadap teman kelompoknya yang kurang mampu dalam pembelajaran untuk
mencapai suatu keberhasilan kelompok maupun individu dalam proses pembelajaran
yang diukur melalu hasil tes diakhir pembelajaran. TAI merupakan sebuah program
pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan
individual siswa secara akademik, pengembangan TAI dapat mendukung praktikpraktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan

dalam kelas, pengajaran terprogram, dan pengajaran berbasis komputer [1].
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pokok permasalahan yang
menjadi dasar dilakukan penelitian ini adalah kurang maksimalnya pemakaian model
pembelajaran serta terbatasnya jumlah peralatan belajar yang digunakan, sehingga
menyebabkan rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi
permasalahan yang ada maka dilakukan penelitian dengan judul “pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer di SMK Bina Nusantara
Ungaran tahun ajaran 2014/2015”.

2

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization
berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran perakitan komputer pada kelas X TKJ di SMK Bina Nusantara
Ungaran.
2. Tinjauan Pustaka
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan. dalam penelitian Heri

Sutarno yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted
Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sementara desain penelitian yang digunakan
adalah The Nonequivalent Control Group Design . Dari penelitian ini menunjukan
bahwa Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI lebih
besar daripada hasil belajar dengan metode konvensional hal tersebut dapat dilihat
dari peningkatan rata-rata indeks gain sebesar 0,63 pada kelas eksperimen.
Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI
lebih besar daripada peningkatan hasil belajar dengan metode konvensional. Sikap
siswa positif terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan
metode TAI. Pada penelitian ini kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan
menggunakan metode team assisted individualization, sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode konvensional ceramah. Sedangkan persamaan antara penelitian
ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak pada metode
pembelajaran team assisted individualization, dan perbedaannya terletak pada hasil
belajar yang dicari. Jika pada penelitian terdahulu hanya memfokuskan pada hasil
belajar kognitif, pada penelitian yang akan dilaksanakan hasil belajar yang ingin
dicari adalah kognitif dan psikomotorik [2].
Penelitian Ni Made Wiwit Suarnovitarini dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1
Sukasada Tahun Ajaran 2011/2012 “.Penelitian ini merupakan penelitian kelas
(PTK). Penelitian ini mengumpulkan data berupa nilai hasil belajar siswa yang
meliputi nilai aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor serta respon siswa
terhadap penerapan model pembelajaran TAI dalam proses pembelajaran TIK. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
terlihat dari ketuntasan klasikal siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar 64,29%,
dan pada siklus II sebesar 82,14%. Hasil belajar ini mengalami peningkatan sebanyak
17,85%. Jumlah rata-rata respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran TAI
tergolong positif yaitu sebesar 44,96. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran TAI pada mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar dan
mendapatkan respon positif dari siswa. Pada penelitian ini terdapat persamaan pada
model pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya, dimana model

3

team assisted individualization diberlakukan pada kelas eksperimen. Sedangkan
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian selanjutnya adalah pada metode
penelitian yang digunakan, dimana pada penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas (PTK) sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan
menggunakan kuasi eksperimen [3].
Penelitian M. Wahid Syaifuddin dengan judul “Eksperimentasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada Pokok
Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa”. Penelitian ini
menggunakan metodologi penelitian eksperimental semu, dengan sampel seluruh
siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Klaten kelas VIII. Sedangkan
sampel dipilih dengan cara cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara pemberian tes kemampuan awal siswa dan data prestasi pelajar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan
adalah terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu team assisted
individualization. Kemudian perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilaksanakan adalah terletak pada materi pelajaran dan cara pengambilan sampel
[4].
Kemudian berikut ini penelitian tentang penggunaan simulator Cisco IT
Essentials Virtual Desktop sebagai media pembelajaran. penelitian Singih (2013)
dengan judul “Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It Essentials
Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras Komputer Di

SMKN 1 Jetis Mojokerto”. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa modul dan media
pembelajaran berpengaruh terhadap uji kompetensi, dan mendapatkan respon yang
baik dari siswa. Sebanyak 86,8% respon positif dari siswa terhadap penggunaan
modul dan 85,6% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan media
pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan
adalah pada media yang diggunakan untuk pembelajaran, dan perbedaannya adalah
adanya pengunaan modul sebagai penunjang pembelajaran [5].
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang membahas terkait
penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sebelumnya maka akan dilakukan
penelitian penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization
berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop di SMK Bina Nusantara
Ungaran dengan harapan dapat mengatasi masalah yang menjadi latar belakang
penelitian ini.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial [6]. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkonstruksi konsep, menyelesaikan permasalahan, atau inkuiri [7]. Dalam

4

kooperatif terdapat lima unsur yang membedakan pembelajaran kelompok dengan
kooperatif, yaitu: 1) positive interdepence, hubungan timbal balik yang didasari
adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya; 2)
interaction face to face, interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya
perantara serta tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola
interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh
adanya saling hugbungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat
mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran; 3) tanggung jawab pribadi, dengan
adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok
sehingga siswa termotivasi untuk membantu teman lainnya; 4) membutuhkan
keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan
kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif; 5) proses kelompok, siswa
belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan dalam kelompok [8].
TAI adalah suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif
dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai kelas yang
berbeda [9]. Pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization
(TAI) memiliki 6 fitur dalam pelaksanaannya, yaitu : 1) kelompok, guru membentuk
kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan, etnis, dan gender; 2)
Ujian penempatan, pemberian tes untuk menempatkan siswa berdasarkan nilai
tertentu; 3) Materi kurikulum, guru memberikan pelajaran kepada tiap kelompok.
Tujuannya adalah memperkenalkan konsep utama kepada siswa; 4) Belajar
kelompok, siswa diberikan tugas secara berkelompok, setiap siswa mengerjakan tugas
tersebut. Jika mereka mendapatkan kesulitan, siswa didorong untuk menanyakan
kepada sesama teman sebelum meminta bantuan kepada guru; 5) Skor kelompok dan
penghargaan kelompok, guru menghitung skor kelompok berdasarkan satuan yang
berhasil diselesaikan oleh tiap kelompok. Kemudian dibuat kriteria prestasi
kelompok; 6) Ujian mata pelajaran, guru memberikan tes untuk melihat tingkat
kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran [10].
Keunggulan menggunakan model kooperatif team assisted individualization
adalah : 1) Mengurangi beban guru dalam mengoreksi tugas-tugas siswa dan dalam
menangani siswa yang lambat; 2) guru masih punya waktu untuk mendistribusikan
waktunya pada setiap kelas dengan berkurangnya waktu untuk “corrective
instruction” dan mengoreksi tugas-tugas siswa; 3) Sistem pemberian rewards pada
tim akan memotivasi kerjasama siswa dalam kelompok untuk bekerja secara cepat
dan tepat [11] .
Simulator adalah program yang berfungsi untuk menyimulasikan suatu
peralatan [12]. Keuntungan menggunakan simulator dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut : 1) tugas pembelajaran dapat dibuat jauh lebih komplek dari keadaan
yang sebenarnya; 2) simulator mengizinkan siswa untuk belajar dari umpan balik
yang dihasilkan [13].

5

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik [16]. Hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar [17]. Hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Belajar fakta sederhana maupun keterampilan-keterampilan teknis yang
bersifat kompleks. Hasil-hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi
hasil belajar afektif dan keterampilan-keterampilan sosial, keterampilan-keterampilan
motorik, dan pengetahuan prosedural [18].
3. Metode Penelitian
Jenis metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian
kuasi eksperimen. Sedangkan desain yang digunakan adalah non-equivalent control
group design, dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sampel yang
digunakan merupakan sampel yang sudah terbentuk sejak awal dengan tujuan agar
penelitian menghasilkan data yang lebih beragam. Populasi pada penelitian ini adalah
SMK Bina Nusantara Ungaran, sedangkan kelas yang menjadi sampel penelitian
adalah kelas X TKJ 2 sebagai kelas eksperimen dengan 34 siswa dan kelas X TKJ 4
sebagai kelas kontrol dengan 30 siswa.
Tabel 1. Desain Kelas [19]

Grup
Eksperimen
Kontrol

Pengukuran
Pre-test
01
03

Perlakuan
X

Pengukuran
Posttest
02
04

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa 01 merupakan tes awal pada kelas
eksperimen sebelum diberikan treatment dan 02 adalah tes akhir pada kelas
eksperimen setelah diberikan treatment dengan model kooperatif tipe team assisted
individualization (TAI). 03 adalah tes awal yang dilakukan pada kelas kontrol dan 04
adalah tes akhir pada kelas kontrol. Untuk rencana penelitian dibuat dengan tahapan
untuk memperjelas alur penelitian agar penelitian dapat lebih terstruktur dengan rapi.

7

Observasi

Penentuan model,media,
instrument, dan perangkat
pembelajaran

pelaksanaan

Pengolahan Data dan analisis
serta penulisan laporan
Gambar 3 tahapan penelitian
Untuk tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan observasi di
lingkungan sekolah dengan cara melihat model pembelajaran yang diterapkan,
kemudian mengidentifikasi masalah yang terjadi dengan cara bertanya kepada guru
dan siswa. Dari hasil observasi ditemukan bahwa model pembelajaran yang
diterapkan masih belum maksimal dan masih kurangnya jumlah peralatan yang
digunakan pada saat praktik. Jumlah komputer yang dipergunakan untuk melakukan
praktik sangat kurang, yaitu berjumlah 4 buah. Sedangkan jumlah siswa pada tiaptiap kelas mencapai 30 orang. Hal tersebut mengakibatkan kurang maksimalnya
proses pembelajaran dan juga kurang maksimalnya hasil belajar siswa.
Tahap kedua yaitu menentukan model dan media pembelajaran yang akan
digunakan, kemudian menyusun rencana pembelajaran yaitu membuat RPP dan
materi ajar. Setelah itu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penilaian.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan disekolah, maka dibuat desain
pembelajaran. Pada kedua kelas desain pembelajaran yang digunakan berbeda,
dimana pada kelas kontrol desain pembelajaran yang digunakan adalah desain
pembelajaran yang sudah diterapkan di sekolah yaitu pembelajaran konvensional,
sedangkan untuk desain kelas eksperimen menggunakan desain pembanding dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization
(TAI) seperti pada tabel 2.

8

Tabel 2. Desain pembelajaran kelas eksperimen

Fitur

kegiatan
a) Guru menggunakan nilai harian
siswa untuk membagi kelompok

Ujian penempatan

a) Guru
membentuk
kelompok
heterogen yang terdiri dari 5-6
orang siswa berdasarkan nilai
ujian penempatan.
a) Guru
menjelaskan
materi
pembelajaran prosedur bongkar
pasang komputer.
b) Menjelaskan cara pemasangan
komponen komputer.
c) Guru mendemonstrasikan cara
penggunaan simulator CISCO IT
Essentials Virtual Desktop.
a) Guru membagikan tugas kepada
setiap kelompok.
b) Siswa
mengerjakan
tugas
kelompok melakukan praktik
bongkar
pasang
komponen
komputer dengan software Cisco
IT Essentials Virtual desktop.
c) Setiap siswa terlibat dalam
kelompok dan saling membantu
menyelesaikan tugasnya.
d) Guru membimbing siswa untuk
menyelesaikan tugas kelompok.
a) Guru melakukan penilaian kinerja
kelompok.
b) Guru bersama siswa memberikan
ucapan selamat kepada kelompok
terbaik.
a) Guru memberikan tes
psikomotorik kepada siswa secara
individu.

kelompok

Materi kurikulum

Belajar kelompok

Skor kelompok dan penghargaan
kelompok

Ujian mata pelajaran

Pada tahap ketiga adalah pelaksanaan penelitian dengan penerapan desain
non equivalent control group design. Pada tahap ini kelompok penelitian dibagi
menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol, kedua kelas tersebut merupakan kelas yang sudah terbentuk sejak awal.
Kedua kelas tersebut kemudian diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal
9

siswa tentang prosedur bongkar dan pasang komputer. Setelah diadakan pretest, kelas
eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe team
assisted individualization (TAI) dengan bantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual
Desktop dan kelas kontrol dengan menggunakan komputer perakitan yang telah
disediakan oleh sekolah. Pada proses pembelajaran, materi prosedur bongkar pasang
komputer diajarkan menggunakan media yang digunakan masing-masing kelas.
Setelah materi diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan
posttest untuk mengetahui kemampuan akhir individu dalam memahami materi yang
diberikan guru pada masing-masing kelas.
Untuk tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis hasil
penelitian serta penulisan laporan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini yaitu tes dan wawancara. Tes merupakan salah satu alat untuk
melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu
objek [20]. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes ranah kognitif dan
psikomotorik. Tes yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa
menggunakan tes pilihan ganda, sedangkan untuk mengukur ranah psikomotorik
siswa digunakan tes unjuk kerja. Untuk tes pilihan ganda digunakan untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami prosedur dan
tahapan dalam membongkar dan memasang komponen komputer. Sedangkan tes
psikomotorik bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan
prosedur bongkar dan pasang komputer dengan menggunakan software Cisco IT
Essentials Virtual Desktop.
Sedangkan teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara non structural dengan tujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa
tentang pembelajaran team assisted individualization.
Tabel 3 indikator soal tes

Indikator

Jumlah Butir Soal

Memahami fungsi komponen komputer
Mengetahui letak komponen komputer
Memahami prosedur bongkar pasang
komputer

5
7
8

Untuk melakukan penilaian terhadap hasil tes, maka digunakan rumus pada
persamaan berikut ini:
Skor =

X 100

Keterangan:
B: Butir soal yang dijawab benar
N: Banyaknya butir soal

10

Setelah melakukan pengolahan nilai pretest dan posttest, maka tahap
berikutnya adalah melakukan uji normalitas dengan uji Shapiro Wilks dan uji
homogenitas. Shapiro-Wilks merupakan uji normalitas untuk sampel kecil sampai
dengan jumlah 2000 [21]. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka
dilakukan uji t.
Pada penelitian ini rubrik psikomotorik digunakan untuk menilai kegiatan
yang berhubungan dengan aspek psikomotorik siswa. Indicator psikomotorik disusun
menurut Silverius Suke (1991), yaitu : keterampilan motorik, manipulasi bendabenda, dan koordinasi neuromuscular [22].
Tabel 4 indikator psikomotorik

indikator

aspek

kriteria
0. Tidak dilakukan
1. Memasang komponen komputer

Keterampilan
motorik

sesuai posisi namun tidak secara

memasang komponen
komputer sesuai pada
posisinya

keseluruhan
2. Memasang komponen komputer
sesuai pada posisinya secara
keseluruhan
0. Tidak dilakukan

Manipulasi
benda-benda

1. Menyusun komponen komputer

Kelengkapan dalam
menyusun komponen
komputer

tidak secara keseluruhan
2. Menyusun komponen komputer
secara lengkap
0. Tidak dilakukan
1. Menghubungkan komponen

Koordinasi
neuromuscular

komputer sesuai urutan namun

menghubungkan
komponen komputer
sesuai urutan

tidak secara keseluruhan
2. Menghubungkan komponen
komputer sesuai urutan secara
keseluruhan

11

4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada masing-masing
kelas. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setiap pertemuan mempunyai alokasi
waktu yang sama yaitu 4x45 menit. Pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan
cara konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model kooperatif
tipe team assisted individualization (TAI) dengan bantuan aplikasi simulator Cisco IT
Essentials Virtual Desktop. Pada kelas eksperimen kelompok dibagi berdasarkan
hasil nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan harian siswa dan
berdasarkan jenis kelamin. Pembagian kelompok dalam kelas eksperimen dapat
dilihat dari tabel 5.
Tabel 5 desain kelompok kelas eksperimen

Kelompok 1
Siswa 6
Siswa 15
Siswi 22
Siswa 10
Siswi 28
Siswi 11
Kelompok 4
Siswa 1
Siswa 4
Siswa 14
Siswi 21
Siswi 30

Kelompok 2
Siswa 18
Siswi 3
Siswa 13
Siswa 34
Siswa 27
Siswa 16
Kelompok 5
Siswa 2
Siswa 9
Siswi 12
Siswi 23
Siswi 31
Siswa 32

Kelompok 3
Siswi 8
Siswi 26
Siswa 20
Siswa 19
Siswi 24
Siswa 33
Kelompok 6
Siswi 5
Siswa 7
Siswa 17
Siswa 25
Siswi 29

Pada proses pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan data hasil ulangan harian siswa. Siswa yang mempunyai nilai ulangan
harian diatas rata-rata disebar pada tiap-tiap kelompok yang berbeda dengan tujuan
agar siswa yang hasil belajarnya baik bisa membantu anggota kelompok lain dalam
proses belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar setiap anggota kelompok.
Pada pertemuan pertama kelas eksperimen tanggal 6 November 2014 jam ke 4
sampai 8 diawali dengan perkenalan diri kepada siswa, setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan diterapkan.
Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran. Setelah menyampaikan materi
pembelajaran, guru memperkenalkan aplikasi yang akan digunakan untuk melakukan
praktik pembelajaran yaitu Cisco IT Essentials Virtual Desktop . Pada proses
pengenalan aplikasi pembelajaran, guru menjelaskan menu-menu yang terdapat pada
aplikasi serta cara menggunakannya. Setelah itu guru membentuk kelompok
heterogen berdasarkan nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan harian

12

siswa. Setelah itu guru membagikan tugas kelompok dimana setiap kelompok
diberikan 1 buah laptop yang sudah dipasang aplikasi Cisco IT Essentials Virtual
Desktop, kemudian guru menginstruksikan siswa untuk berlatih menggunakan
aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian. Untuk mengetahui
kesiapan siswa dalam menggunakan aplikasi pembelajaran guru mempersilahkan
siswa bertanya mengenai hal-hal yang masih membingungkan siswa. Setelah siswa
dinilai siap menggunakan aplikasi, guru kemudian menginstruksikan siswa untuk
melakukan simulasi dengan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop bersama
kelompok. Pada proses belajar kelompok guru bertugas membimbing dan mengawasi
kegiatan siswa.
Dalam tahap pembelajaran kelompok guru membagikan tugas yang sama pada
setiap kelompok, yaitu melakukan simulasi pemasangan komponen komputer dengan
menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Tiap tugas kelompok
terdapat perintah untuk memasang komponen power supply, motherboard, LAN card,
Video card, RAM, dan Central Processing Unit. Pada saat melakukan simulasi setiap
anggota kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi pemasangan
komponen komputer dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual
Desktop. jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan, maka anggota
kelompok yang lainnya wajib membantu agar setiap anggota kelompok mendapatkan
pengalaman dalam melakukan simulasi pemasangan komponen komputer. Jika masih
ada kesulitan lagi dan anggota kelompok tidak bisa menyelesaikannya maka
kelompok dapat menanyakannya pada guru.
Tahap selanjutnya guru melakukan penilaian terhadap kinerja
kelompok.kelompok terbaik dinilai berdasarkan kecepatan dan ketepatan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian guru beserta siswa
memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan kepada kelompok terbaik.
Setelah itu guru memberikan tes berupa praktik secara individu kepada semua siswa.
Pada saat yang bersamaan guru mengawasi kegiatan siswa selama praktik, dan
kemudian guru pengampu mata pelajaran melakukan penilaian psikomotorik terhadap
siswa.
Pertemuan kedua kelas eksperimen diadakan pada tanggal 12 November 2014
jam ke 4 sampai 8 dengan alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan kedua diawali
dengan memberikan salam kepada siswa, Kemudian guru bertanya mengenai materi
yang telah dipelajarai pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan kedua. Setelah
itu guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan kedua. Setelah materi
selesai disampaikan, guru menginstruksikan siswa berkumpul bersama kelompok
sesuai dengan pertemuan pertama. Kemudian siswa melakukan simulasi dengan
aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian. Dalam proses praktik
pembongkaran komponen komputer guru melakukan pengawasan terhadap
kelompok.

13

Gambar 4. a) guru memperkenalkan aplikasi yang akan dipergunakan un tuk
pembelajaran dengan menggunakan proyektor, dengan tujuan agar siswa dapat
mengenal menu dan cara penggunaan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop.
b) merupakan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe team assisted
individualization (TAI), dimana siswa melakukan pembelajaran bersama kelompok.
c) adalah proses penilaian psikomotorik oleh guru pengampu mata pelajaran terhadap
masing-masing individu. d) merupakan kegiatan siswa mengerjakan soal posttest.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini maka
perlu dilihat berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa. Hasil pretest yang diperoleh
siswa merupakan gambaran tentang kemampuan awal siswa baik pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Hasil deskriptif kemampuan awal siswa dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum siswa.
Tabel 6 hasil belajar pretest

Kelas

N

Mean

Standar Deviasi

Min

Max

Eksperimen
Kontrol

34
30

61,18
62,67

8.354
7.279

40
45

80
80

Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen
adalah 61.18, dengan standar deviasi 8.354 sedangkan nilai terendah untuk kelas
eksperimen adalah 40, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan pada kelas kontrol
nilai terendah adalaha 45, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan nilai rata-rata
kelas kontrol adalah 62.67, dengan standar deviasi 7.279.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas pada hasil pretest, diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa data memiliki sifat berdistribusi normal dan berasal
dari varian yang homogen. Dari hasil tersebut, maka dilakukan uji t dengan bantuan
aplikasi pengolahan data statistik. hasil yang diperoleh dari uji t menunjukan bahwa
kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen relatif sama. Hasil posttest
dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 7 hasil belajar posttest

Kelas

N

Mean

Eksperimen
Kontrol

34
30

85.44
73.67

Standar
Deviasi
6.89
7.06

Min

Max

70
60

95
90

Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata posttest menunjukan perbedaan
kemampuan akhir yang cukup berarti. Setelah dilakukan uji normalitas dan
homogenitas diketahui data posttest mempunyai distribusi yang normal dan homogen.
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan atau tidak pada hasil posttest. Pada uji t yang dilakukan,
diperoleh nilai signifikasi (P) menunjukkan angka sebesar 0.000. Jika dibandingan

15

dengan nilai taraf signifikansi α = 0.05 akan dapat disimpulkan bahwa signifikansi
lebih kecil dari taraf signifikansi atau 0.000 (P) < 0.05 (α). Uji hipotesis ini
merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan akhir dari
hasil penelitian ini. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut:
H0: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop tidak
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
H1: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Dasar penarikan kesimpulan yang digunakan berdasarkan hipotesis penelitian
yaitu jika nilai signifikansi (P) lebih kecil dari taraf signifikansi (α), maka H0 ditolak.
Jadi berdasarkan hasil uji perbedaan skor rata-rata dan nilai signifikansi (P), maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara skor ratarata pada nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen. Dan hasil uji hipotesis
yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization
(TAI) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Data
hasil psikomotorik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8 persentase hasil belajar psikomotorik siswa

Aspek
memasang komponen
komputer sesuai pada
posisinya
Kelengkapan dalam
menyusun komponen
komputer
menghubungkan
komponen komputer
sesuai urutan
Rata-rata

Kontrol

Eksperimen

77,50

87.49

70,83

91,17

74,16

80.13

74,16

86,26

Pada penilaian aspek satu, yaitu memasang komponen komputer sesuai pada
posisinya kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 77,50. Dari hasil pengamatan selama
pembelajaran hal ini bisa terjadi disebabkan karena masih adanya sebagian siswa
yang tidak mau ikut mengerjakan tugas, tetapi lebih memilih untuk mengabaikannya.
Sedangkan pada kelas eksperimen mencapai nilai rata-rata 87,49. Dari hasil

16

pengamatan saat pembelajaran, pada kelas eksperimen masih ada siswa yang masih
kurang mengerti dalam menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop.
Pada penilaian aspek dua, yaitu Kelengkapan dalam menyusun komponen
komputer kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 70,83 dan kelas eksperimen
mendapatkan nilai rata-rata 91,17. Dari hasil pengamatan selama proses
pembelajaran, kebanyakan komputer yang diggunakan untuk pembelajaran di kelas
kontrol tidak semua komponennya lengkap. Sedangkan pada kelas eksperimen saat
melakukan praktik dengan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop masih ada
sebagian siswa yang tidak menyelesaikan tugas praktinya secara keseluruhan,
sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen mencapai 91.17 atau lebih tinggi dari kelas
kontrol.
Selanjutnya pada penilaian aspek tiga yaitu, menghubungkan komponen
komputer sesuai urutan kelas control mendapatkan nilai rata-rata 74.16 dan kelas
eksperimen mendapat nilai 80.13. dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran,
pada kelas kontrol sebagian siswa tidak menghubungkan komponen komputer sesuai
urutan yang telah diberikan berdasarkan materi pembelajaran. Sedangkan pada kelas
eksperimen masih ada sebagian siswa yang tidak menghubungkan komponen
komputer secara keseluruhan. Dari hasil akhir penilaian diperoleh nilai rata-rata pada
kelas kontrol sebesar 74,16, sedangkan pada kelas eksperimen mencapai 86,26.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas
eksperimen, pengunaan model kooperatif tipe TAI (team assited individualization )
berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapat tangapan yang
positif. Dari hasil wawancara guru pengampu mata pelajaran diperoleh hasil bahwa
dengan menerapkan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization)
sangat membantu guru dalam mengatur jumlah siswa dikelas, dan guru lebih mudah
mengawasi kegiatan siswa. Sedangkan penggunaan simulator Cisco IT Essentials
Virtual Desktop dalam pembelajaran dinilai dapat menghemat biaya dan waktu
pembelajaran karena dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual
Desktop waktu pembelajaran dapat lebih singkat dan praktis. Sedangkan dari hasil
wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa siswa sangat tertarik
menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop karena lebih praktis, dan
animasi yang ditampilkan cukup mudah untuk dipahami.
Adapun kekurangan pada pelaksanaan penelitian ini adalah kurang
maksimalnya persiapan siswa untuk melengkapi perangkat laptop yang akan
digunakan untuk pembelajaran, kemudian ruangan yang digunakan untuk
pembelajaran kelas eksperimen masih dalam tahap perbaikan. Selain itu masih
banyak siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI, namun
hal ini hanya terjadi pada pertemuan pertama.
Berdasarkan uraian hasil penelitian, Pada kelas eksperimen nilai rata-rata
posttest mencapai 85,44 sedangkan pada kelas kontrol mencapai 73,67. dari hasil tes
psikomotorik siswa disimpulkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai ranah
psikomotorik yang lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa, dimana nilai rata-rata tiap indikator kelas
17

eksperimen jauh lebih baik dari kelas kontrol. Melalui hasil wawancara siswa dan
guru diperoleh respon yang positif, dimana penggunaan model kooperatif tipe team
assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop
lebih memudahkan guru dalam mengatur jumlah dan pengawasan siswa dikelas serta
lebih menghemat waktu pembelajaran. Dan melalui pengolahan data statisik lebih
lanjut, diperoleh kesimpulan akhir bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan
simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan simulator
Cisco IT Essentials Virtual Desktop dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah
kognitif pada mata pelajaran Perakitan Komputer materi prosedur bongkar pasang
komputer di mana dari hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan
simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop berpengaruh terhadap hasil belajar
ranah psikomotorik siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata
ketuntasan belajar ranah psikomotorik. Penggunaan model kooperatif tipe TAI (team
assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop
dapat membuat kesempatan belajar siswa jadi bertambah dikarenakan setiap anggota
kelompok diberikan kesempatan yang sama dalam proses belajar. Kemudian
penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan
simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapatkan respon yang positif baik
dari guru dan siswa.
Saran bagi sekolah adalah model kooperatif tipe team assisted individualization
dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam kelas yang mempunyai jumlah siswa
yang banyak. Kemudian simulator Cisco IT Esssentials Virtual Desktop dapat
dipertimbangkan untuk digunakan sebagai alternatif media pembelajaran perakitan
komputer bagi SMK Bina Nusantara Ungaran. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah
untuk lebih memperhatikan kegiatan siswa selama belajar bersama kelompok.

18

6. Tinjauan Pustaka
[1]

Huda, Miftahul., 2013. Model Model Pengajaran dan Pembelajaran .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[2]

Sutarno, Heri., 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted
Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal. 2010. UPI

[3]

Ni Made Wiwit., 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Ajaran
2011/2012. Jurnal. Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012. KARMAPATI

[4]

Wahid, Syaifuddin., 2013, Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Pokok Bahasan Relasi Dan
Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Jurnal . Magistra 83

[5]

Sanjaya., 2013, Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It
Essentials Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras
Komputer Di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.

[6]

Trianto., 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

[7]

Ngalimun.,2012, Strategi dan Model Pembelajaran . Banjarmasin: Aswaja
Pressindo.

[8]

Isjoni., 2013, Cooperative Learning efektivitas pembelajaran kelompok.
Bandung: Alfabeta.

[9]

Sharan, Shlomo., 2012, The Handbook of Cooperative Learning , Yogyakarta:
Istana Media: cetakan 1.

[10]

Sharan Shlomo.,2014, The Handbook Of Cooperative Learning , Yogyakarta:
Istana Media : cetakan 2.

[11]

Alsa, Asmadi., 2011, Pengaruh Metode Belajar Team Assited
Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa
Psikologi. Jurnal. Volume 38, nomor 1. Universitas Gadjah Mada.

[12]

Kamus bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/simulator. Diakses tanggal
15 agustus 2014

[13]

Joyce dan Weild., 1998. Model Of Teaching. New York: Needham Heights
19

[14]

http://clbtinhoc.dntu.edu.vn/index.php/phan-mem-hoc-rap-may-tinh-itessentials-virtual-desktop-cua-cisco/ diakses tanggal 15 agustus 2014.

[15]

Siswati., 2013. Perakitan Komputer . Malang: Kementerian Pendidikan &
Kebudayaan.

[16]

Rusman., 2012. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung:
Alfabeta

[17]

Devi, Utari, 2014, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Berbantuan
Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar PKN SD, Jurusan PGSD Volume
2: 2.

[18]

Suprijono, Agus, 2010, Cooperative dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Belajar.

[19]

Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Cetakan 16.

[20]

Widoyoko., eko 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian . Yogyakarta:
Pustaka Belajar.

[21]

Pramesti, Getut., 2013 Kupas Tuntas Data Penelitian Dengan SPSS 12 .
Jakarta: Elex Media Komputindo.

[22]

Silverius, Suke., 1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta:
Grasindo.

20

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45