PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SD DITINJAU DARI METODE MIND MAPPING DAN MODEL CONCEPT SENTENCE

600 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SD DITINJAU DARI METODE
MIND MAPPING DAN MODEL CONCEPT SENTENCE
Oleh:
Kristian Aristiyono
tiyonoaris1@gmail.com
Romirio Torang Purba
romirio_tpoerba@yahoo.com
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil
belajar antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dengan model
pembelajaran Concept Sentence. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
semu dengan menggunakan desain counter balance. Subjek penelitiannya adalah
siswa kelas 5 di SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah soal tes. Teknik analisis data menggunakan teknik
Uji ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping

dan model pembelajaran Concept Sentence.
Kata Kunci: concept sentence, hasil belajar, mind mapping, pembelajaran IPA

PENDAHULUAN
Metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah dua hal yang memiliki
peranan penting dalam suatu proses pembelajaran. Keduanya akan membuat suatu
proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan akan membuat siswa lebih nyaman dalam belajar,
sehingga hasil belajar yang mereka dapat akan lebih maksimal. Beragam jenis metode
pembelajaran dan model pembelajaran bisa digunakan oleh pendidik untuk diterapkan
dalam suatu proses pembelajaran, beberapa diantaranya adalah metode pembelajaran
Mind Mapping dan model pempelajaran Concept Sentence.
Menurut Huda (2013), metode pembelajaran Mind Mapping dikembangkan
sebagai metode efektif untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam mencatat. Catatan
yang dibuat dalam Mind Mapping menggunakan gagasan-gagasan yang dikembangkan
melalui rangkaian gambar dan garis yang diberi warna. Buzan (2006) juga mengatakan
bahwa Mind Mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan akan
memetakan pikiran kita ke dalam bentuk gambar, garis dan tulisan. Pendapat yang
hampir sama juga diutarakan oleh DePorter dan Hernacky (2013). Mereka
beranggapan bahwa Mind Mapping merupakan pengingat visual yang disusun dalam

suatu pola yang berkaitan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa Mind Mapping merupakan metode pembelajaran yang mampu mengembangkan

Kristian Aristiyono | 601

kreatifitas mencatat siswa dengan menggunakan gambar, garis dan tulisan yng disusun
dalam pola yang berkaitan.
Model pembelajaran Concept Sentence juga dapat diterapkan untuk membuat
suasana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Model pembelajaran
Concept Sentence merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan
memberikan kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci tersebut disusun ke dalam
sebuah kalimat (Huda, 2013). Menyusun kalimat dengan menggunakan kata kunci
mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran yang sudah
mereka diterima. Pendapat yang hampir sama juga dikatakan oleh Suprijono (2012).
Dia menyebutkan bahwa Concept Sentence merupakan salah satu ragam pembelajaran
aktif yang dilakukan dengan penyajian beberapa kata kunci sesuai materi yang
disajikan, kemudian kata kunci tersebut disusun ke dalam kalimat. Berdasarkan kedua
pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence
mengajarkan siswa untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata kunci yang
sudah disiapkan sehingga dapat membuat siswa lebih memahami konsep atau materi

yang sudah mereka terima.
Berdasarkan uraian tersebut, bisa dikatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept
Sentence mampu memberikan dampak positif terhadap hasil belajar yang didapatkan
oleh siswa. Telaah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga
menyatakan bahwa keduanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satunya
adalah hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan Syam dan Ramlah (2015). Pada
penelitian tersebut, peningkatan hasil belajar IPS didapatkan setelah model
pembelajaran Mind Mapping diterapkan kepada siswa. Risnawati, dkk (2014) juga
melakukan penelitian dengan jenis yang sama. Penelitian tersebut dilakukan terhadap
siswa kelas 7 SMP Negeri 24 Makasar. Hasil yang didapat menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping mampu meningkatkan daya ingat
siswa. Perlakuan dengan menggunakan Mind Mapping juga mampu meningkatkan
hasil belajar fisika siswa yang mencapai KKM. Sebelum dilakukan pembelajaran
dengan Mind Mapping, presentase awalnya adalah 58,06%, kemudian setelah diberi
perlakuan, presentasenya meningkat menjadi 83,87%. Penerapan metode pembelajaran
Mind Mapping pada penelitian yang dilakukan Herlina (2012) juga berdampak postif
terhadap hasil belajar. Hasil yang didapat pada penelitian ini menyatakan bahwa
penerapan pembelajaran Mind Mapping mampu mengubah pembelajaran menjadi
mudah dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh siswa menjadi

lebih meningkat. Penelitian terhadap siswa kelas 10 A MAN 1 Cijeruk Kabupaten
Bogor yang dilakukan oleh Rachmawaty, dkk (2011) juga menyatakan bahwa metode
pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran RRB mampu meningkatkan
hasil belajar biologi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata
siswa pada setiap proses pembelajaran. Nilai rata-rata awal sebelum dilakukan
tindakan adalah 64,3, kemudian terus mengalami peningkatan pada siklus I, di mana
nilai rata-rata siswa berada pada angka 67,16 dan semakin meningkat menjadi 74,22
pada siklus II.
Hasil yang hampir sama juga ditemukan dalam jenis penelitian jenis
eksperimen. Pada penelitian jenis ini, ditemukan hasil yang menyatakan bahwa

602 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping mampu mempengaruhi hasil belajar
siswa. Hal ini terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Kusmanto
(2016). Penelitian yang mereka lakukan mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa
metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran think pair share
berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Tahun 2015, Devi,
dkk. juga melakukan penelitian dengan jenis yang sama. Pada penelitian tersebut,
penggunaan metode Mind Mapping berpengaruh terhadap pemahaman konsep yang

dimikiki oleh siswa. Siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode Mind
Mapping, pemahaman konsepnya lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran biasa. Widiari, dkk (2014) juga melakukan penelitian dengan jenis
eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 3 SDN 1 Banjar Jawa, SDN 3
Banjar Jawa, SDN 5 Banjar Jawa dan SDN 1 Astina. Hasil yang didapat pada
penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen
lebih baik daripada hasil belajar matematika kelompok kontrol.
Telaah hasil-hasil penelitian sebelumnya juga dilakukan terhadap model
pembelajaran Concept Sentence. Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang
menyatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence efektif terhadap berbagai
variabel. Hal ini terbukti pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Munirah
(2017). Penggunakan model pembelajaran Concept Sentence mampu meningkatkan
kemampuan menulis siswa kelas 10 SMA Muhammadiyah Makasar. Kemampuan
menulis siswa berada pada kategori yang baik, dari 30 siswa hanya 2 orang yang
mendapat nilai di bawah KKM. Penelitian dengan jenis eksperimen yang dilakukan
oleh Sumerti, dkk, (2014) terhadap siswa kelas 5 SDN 22 Dauh Puri, Denpasar, juga
memperoleh hasil yang hampir sama. Pada penelitian dengan jenis ini, diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence berbantu gambar
berseri, berpengaruh terhadap keterampilan menulis pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.

Berdasarkan telaah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
dapat diketahui bahwa metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran
Concept Sentence memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Keduanya
seperti memiliki peran yang kuat dalam menentukan berhasil atau tidak berhasilnya
siswa dalam mencapai hasil belajar mereka. Namun, dalam penelitian-penelitian
tersebut, belum ada yang mencoba untuk membandingkan antara metode pembelajaran
Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Ini menjadi dasar bahwa
perlu diuji apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok yang
menggunakan metode Mind Mapping dengan kelompok yang menggunakan model
Concept Sentence. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran
Concept Sentence terhadap hasil belajar IPA Kelas 5 SD Negeri Salatiga 10 dan SDN
Dukuh 01.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peranan yang penting dalam
kehidupan manusia. Pembelajaran IPA yang diberikan diranah sekolah dasar banyak

Kristian Aristiyono | 603


mengajarkan siswa untuk melestarikan dan memanfaatkan alam dengan lebih bijak.
Hal ini bertujuan agar antara alam dan manusia dapat hidup beriringan. Definisi
tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah banyak dikemukakan, antara lain
menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014), Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
rumun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang
faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya.
Pengertian lain tentang IPA juga dikemukakan oleh Salirawati (2008). Menurut Das
Salirawati, IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara
khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan
teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengait antara cara satu
dengan cara lainnya.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, bisa dikatakan bahwa IPA adalah suatu
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara khusus, yang di dalamnya
mempelajari tentang fenomena alam yang faktual.
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Menurut Huda (2013), strategi pembelajaran mind mapping dikembangkan
sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian
peta-peta. Buzan (2006) juga mengatakan bahwa Mind Mapping merupakan cara
mencatat yang kreatif, efektif dan akan memetakan pikiran kita ke dalam bentuk
gambar, garis dan tulisan.

Bedasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mind
mapping adalah suatu metode dengan teknik mencatat untuk mengembangkan
gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta yag berisikan kata kunci, fakta, frasa,
konsep dan gambar-gambar.
Model Pembelajaran Concept Sentence
Concept Sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan
memberikan kartu-kartu yang berisikan beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian
kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan
menjadi paragraf-paragraf. Model ini dilakukan dengan mengelompokkan siswa secara
heterogen dan meminta mereka untuk membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci
sesuai dengan materi yang disampaikan (Huda, 2013). Pengertian tentang model
pembelajaran Concept Sentence juga disampaikan oleh Suprijono (2009). Beliau
menyatakan bahwa Concept Sentence merupakan model pembelajran yang diawali
dengan penyampaian kompetensi yang diberikan oleh guru, setelah itu siswa akan
dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian disajikan beberapa kata kunci yang akan
disusun ke dalam beberapa kalimat di mana hasilnya nanti akan didiskusikan secara
bersamaan dan dibuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa concept sentence
merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang
berisikan beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut

disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf. Hasil
diskusi yang didapatkan akan dibahas secara bersamaan dan dibuat kesimpulan dengan
bimbingan guru.

604 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

Hasil Belajar
Suprijono (2009) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Pendapat
lainnya dikemukanan Uno (2007). Beliau mengatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari
interaksi seseorang dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan yang relatif menetap pada diri seseorang
sebagai akibat dari interaksinya dengan lingkungannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Proses penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2017. Subjek penelitiannya adalah
siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 yang berjumlah 33 siswa dan siswa kelas 5 SDN Dukuh
01 yang berjumlah 32 siswa. Siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 akan menjadi kelompok

eksperimen 1, sedangkan siswa SDN Dukuh 01 akan menjadi kelompok eksperimen 2.
Pada penelitian ini, fokusnya hanya pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dengan materi daur air.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Mind
Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Pada pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping, siswa akan diajak untuk
mengembangkan kreatifitas mereka dalam hal mencatat. Caranya, siswa akan diminta
untuk membuat peta konsep yang terdiri dari beberapa garis yang berfungsi untuk
menghubungkan kata-kata dan gambar, kemudian peta konsep tersebut diberi warna
agar terlihat lebih menarik untuk mereka baca nantinya. Pembuatan peta konsep akan
membuat siswa lebih tertarik dalam mencatat, kemudian mereka akan lebih senang
untuk membaca catatan mereka sehingga akan berdampak pada pemahaman konsep
mereka. Variabel bebas yang kedua adalah model pembelajaran Concept Sentence.
Model ini merupakan model pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan
kreatifitas siswa dalam menyusun kata-kata. Caranya adalah dengan memberikan
beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun
menjadi beberapa kalimat sesuai dengan konsep yang sudah mereka pelajari
sebelumnya. Kegiatan itu akan membuat kreatifitas siswa dalam menyusun kata dan
memahami konsep menjadi lebih baik.
Variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.

Hasil belajar pada dasarnya adalah kemampuan yang berupa perilaku baru yang
ditunjukan oleh siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotor, maupun afektif. Namun,
fokus dalam penelitian ini hanya pada ranah kognitif.
Pada sebuah penelitian diperlukan adanya sebuah desain penelitian. Desain
penelitian bergunakan sebagai pedomaan dalam melakukan penelitian agar mendapat
hasil yang maksimal. Desain penelitian yang dipakai pada eksperimen ini adalah
desain counter balance. Desain ini dipilih karena terdapat dua variabel bebas yang
akan diterapkan secara bergantian pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2. Jika dalam desain lain setiap kelompok hanya mengalami satu jenis

Kristian Aristiyono | 605

perlakuan, pada desain ini setiap kelompok subjek mengalami dua atau lebih jenis
perlakuan. (Ali dan Asrori, 2014). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 : Desain Penelitian Counter Balance
Kelompok A
Kelompok B
Sumber: Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. 2014. Metodelogi dan Apllikasi Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama, kelompok A
(SDN Salatiga 10) memperoleh jenis perlakuan
(metode pembelajaran Mind Mapping),
kemudian dilakukan posttest
untuk mengukur pengaruh perlakuan tersebut. Kelompok
B (SDN Dukuh 01) memperoleh jenis perlakuan
(model pembelajaran Concept
Sentence), kemudian dilakukan posttest
untuk mengukur perngaruh perlakuan. Pada
pertemuan kedua, kelompok A memperoleh jenis perlakuan
, kemudian dilakukan
posttest
untuk mengukur pengaruh perlakuan. Kelompok B memperoleh jenis
perlakuan
, setelah itu dilakukan posttest
untuk mengukur pengaruh perlakuan
tersebut. Agar lebih jelas, desain penelitian ini disajikan dalam bentuk gambar yang dapat
dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut ini.
Mind Mapping

SDN Salatiga 10

Post Tes MM

Concept Sentence

SDN Dukuh 01

Post Tes CS

Gambar 1. Penelitian di Pertemuan Pertama
Mind Mapping

SDN Dukuh 01

Post Tes MM

Concept Sentence

SDN Salatiga 10

Post Tes CS

Gambar 2. Penelitian di Pertemuan Kedua

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pilihan
ganda yang berjumlah 20 butir soal. Pada setiap akhir pembelajaran, tes pilihan ganda akan
diberikan kepada siswa, untuk mengukur hasil belajar mereka. Teknik analisis data yang
digunakan adalah uji ANOVA dua arah. Namun, sebelum dilakukan Uji ANOVA dua
arah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak,
sedangkan uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah rata-rata antar kelompok data
memiliki varian yang sama atau tidak. Setelah uji normalitas dan uji homogenitas selesai
dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukanlah uji ANOVA dua arah. Uji ANOVA
dua arah pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan model
pembelajaran Concept Sentence terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh
01.

606 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping
dilakukan pada dua sekolah, yaitu SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01. Pada SDN
Salatiga 10, pemberian perlakuan dilakukan dipertemuan pertama, sedangkakan pada SDN
Salatiga 10 dilakukan pada dipertemuan kedua. Pertemuan pertama di SDN Salatiga 10
dilaksanakan pada hari Selasa, 11 April 2017 dan bertempat di ruang kelas 5 SDN Salatiga
10. Proses pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit), di mana
pemberian tindakan dilakukan sendiri oleh peneliti dan diamati oleh Triningsih (guru kelas
5 SDN Salatiga 10). Perlaukuan yang sama juga diterapkan terhadap 30 siswa kelas 5 SDN
Dukuh 01. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 April 2017 dan
bertempat di ruang pertemuan SDN Dukuh 01. Pembelajaran dengan menggunakan
metode Mind Mapping dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran
dilakukan sendiri oleh peneliti dengan diamati oleh wali kelas 5 SDN Dukuh 01.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh masing-masing guru kelas,
tingkat keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Presentase yang sama didapatkan di SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01, yaitu sebesar
100% dari 14 poin kegiatan. Hal itu mengartikan bahwa semua aspek aktivitas guru dan
siswa telah dilakukan dengan tingkat keterlaksanaan pembelajaran yang baik.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10
dan SDN Dukuh 01 mencakup 3 tahapan. Pada tahapan pertama, kegiatan pembelajaran
diawali dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dan pemberian tujuan
pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada tahap ini, siswa diberikan
perlakuan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Metode ini mempunyai
beberapa langkah dalam pelaksanaannya. Langkah yang pertama adalah pemberian materi
oleh guru, sedangkan siswa diminta untuk mencatat hal yang mereka rasa penting.
Kemudian siswa dibagi ke dalam kelompok dan meminta mereka untuk membuat mind
mapping bersama dengan teman kelompok mereka. Setelah pembuatan mind mapping
selesai, beberapa kelompok akan diminta untuk maju ke depan kelas dan menjelaskan
mind mapping yang sudah mereka buat.
Setelah kegiatan inti selesai dilakukan, tahapan terakhir adalah kegiatan penutup.
Pada tahapan ini, dilakukan pemberian soal evaluasi untuk mengukur tingkat hasil belajar
IPA siswa kelas 5 SD. Tingkat hasil belajarnya akan dipaparkan melalui statistik deskriptif
yang di dalamnya terdapat rata-rata skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min),
dan standar deviasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 : Statistik Deskriptif Skor Posttest Kelompok Eksperimen Metode Mind Mapping
N
Posttest Kelompok 1
30
Posstest Kelompok 2
30
Valid N (listwise)
30
Sumber: SPSS 16 for Windows

Descriptive Statistics
Minimum
Maximum
Mean
50
100
86.17
60
100
90.17

Std. Deviation
11.940
8.855

Berdasarkan Tabel 2, dapat lihat bahwa skor mean kelas eksperimen metode
Mind Mapping untuk kelompok 1 (SDN Salatiga 10) adalah sebesar 86,17 dengan standar
deviasi 11,940, atau bisa dikatakan bahwa jarak rata-rata setiap unit data terhadap rata-rata
hitung (mean) adalah 11,940. Nilai tertinggi pada kelompok ini adalah 100, sedangkan
nilai terendahnya adalah 50. Sementara itu, pada kelompok 2 didapatkan mean sebesar
90,17 dengan standar deviasi 8,855, atau bisa dikatakan bahwa jarak rata-rata setiap unit

Kristian Aristiyono | 607

data terhadap rata-rata hitung (mean) adalah 8,855. Nilai tertinggi pada kelompok ini
adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 60.
Hasil Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Concept
Sentence
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Concept Sentence juga
dilakukan kepada siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01. Pemberian
perlakuan pada SDN Salatiga 10 dilakukan pada hari Sabtu, 15 April 2017 dan bertempat
di ruang kelas 5 SDN Salatiga 10. Pembelajaran ini dilakukan dalam 1 kali pertemuan
(3x35 menit) dan diikuti oleh 30 orang siswa. Sementara itu, pembelajaran pada SDN
Dukuh 01 dilakukan pada hari Kamis, 13 April 2017. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 1
kali pertemuan (3x35 menit) dan dibertempat di ruang kelas 5 SDN Dukuh 01. Pemberian
perlakuan pada kedua sekolah dilakukan sendiri oleh peneliti dan diamati oleh guru kelas.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh masing-masing guru kelas,
tingkat keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Presentase yang didapatkan pada SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01 mencapai 100%
dari 14 poin kegiatan. Hal ini mengartikan bahwa semua aspek aktivitas guru dan siswa
telah dilakukan dan berada pada kategori sangat baik.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan
SDN Dukuh 01 mencakup 3 tahapan. Pada tahapan pertama, kegiatan diawali dengan
salam, kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dan pemberian tujuan pembelajaran.
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada ini siswa diberikan perlakuan
menggunakan model pembelajaran Concept Sentence. Model pembelajaran Concept
Sentence memiliki beberapa langkah dalam pelaksanaannya. Langkah yang pertama adalah
pemberian materi oleh guru. Tahap selanjutnya membagi siswa ke dalam kelompok. Di
dalam kelompok, mereka akan diberikan kata kunci yang berhubungan dengan materi yang
sudah disampaikan sebelumnya, kemudian kata kunci tersebut disusun ke dalam kalimat.
Kelompok yang berhasil menyelesaikan susunan kalimat terlebih dahulu, diminta untuk
maju ke depan kelas dan membacakan hasil kerja kelompok mereka. Ketika salah satu
kelompok maju di depan, kelompok yang lainnya diminta untuk memperhatikan agar dapat
memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi mereka.
Setelah kegiatan inti pembelajaran sudah selesai dilakukan, tahap terakhir adalah
pemberian soal evaluasi untuk mengukur tingkat hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD.
Tingkat hasil belajar akan dipaparkan melalui statistik deskriptif yang di dalamnya
terdapat rata-rata skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), dan standar
deviasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3 : Statistik Deskriptif Skor Posttest Kelompok Eksperimen Model Concept Sentence
N
Posttest Kelompok 1
Posstest Kelompok 2
Valid N (listwise)
Sumber: SPSS 16 for Windows

30
30
30

Descriptive Statistics
Minimum
Maximum

50
60

100
100

Mean

Std. Deviation

86.67
86.33

12.058
9.091

Berdasarkan Tabel 3, dapat lihat bahwa skor mean kelas eksperimen model
Concept Sentence untuk kelompok 1 (SDN Salatiga 10) adalah sebesar 86,67 dengan
standar deviasi 12,058, atau bisa dikatakan bahwa jarak rata-rata setiap unit data terhadap
rata-rata hitung (mean) adalah 12,058. Pada kelompok ini didapatkan nilai tertingginya
adalah 100, sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Pada kelompok 2 didapatkan mean
sebesar 86,33 dengan standar deviasi 9,091, atau bisa dikatakan bahwa jarak rata-rata

608 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

setiap unit data terhadap rata-rata hitung (mean) adalah 9,091. Nilai tertinggi pada
kelompok ini adalah 100, sedangkan nilai terendahnya adalah 60.
Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran
Perbandingan hasil pengukuran berdasarkan dari hasil posttest antara kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dipaparkan pada sebuah deskripsi
komparasi. Deskripsi komparasi ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang di
dalamnya tedapat perbedaan antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.
Masing-masing kelompok akan mendapatkan dua perlakuan, perlakuan yang pertama yaitu
metode pembelajaran Mind Mapping, sedangkan perlakuan yang kedua adalah model
pembelajaran Concept Sentence. Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui adanya perbedaan
skor rata-rata pada tahap pengukuran posttest antara kelompok eksperimen metode
pembelajaran Mind Mapping dengan kelompok eksperimen model pembelajaran Concept
Sentence. Pada tahap pengukuran posstest ini, skor rata-rata kelompok eksperimen Mind
Mapping lebih unggul dibandingkan skor rata-rata kelompok eksperimen Concept
Sentence. Selisih antara keduanya sebesar 1,67. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4
dan Gambar 3.
Tabel 4 : Komparasi Skor Postest Mind Mapping dan Concept Sentence
Grup
Kelompok Eksperimen 1
Kelompok Eksperimen 2
Rerata
Sumber: SPSS 16 for Windows

Jumlah Skor Posttest Kelompok
Eksperimen Mind Mapping
Eksperimen Concept Sentence
2585
2600
2705
2590
88.17
86.5

Komparasi Skor Posttest Mind Mapping dan Concept Sentence
95.00
90.00
85.00

90.17
86.67

86.17
80.00
1= mind mapping
1
2= concept sentence

86.33

posttest 1
posttest 2

2

Gambar 3. Komparasi Skor Postest Mind Mapping dan Concept Sentence

Uji Prasyarat
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari distribusi
yang normal atau tidak normal. Pada uji normalitas kali ini, dasar pengambilan
keputusannya adalah; jika nilai signifikansi/probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi
tidak normal. Namun, apabila nilai signifikansi/probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi
normal. Lebih jelasnya, uji normalitas terhadap kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 disajikan dalam Tabel 5.

Kristian Aristiyono | 609

Tabel 5 : Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan
Kelompok Eksperimen 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen1_01 eksperimen2_01 eksperimen1_02 eksperimen2_02
N

30

30

30

30

86.17

86.67

90.17

86.33

11.940

12.058

8.855

9.091

Most Extreme Absolute
Differences
Positive

.228

.189

.207

.142

.123

.134

.133

.104

Negative

-.228

-.189

-.207

-.142

Kolmogorov-Smirnov Z

1.247

1.033

1.136

.776

.089

.236

.151

.583

Normal
Parametersa

Mean
Std. Deviation

Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Sumber: SPSS 16 for Windows

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) posttest
pada kelompok eksperimen 1 adalah 0,089 dan 0,236. Sementara itu, pada posttest
kelompok eksperimen 2, didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,151 dan 0,583.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi/probabilitas Asymp.
Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 > 0,05, sehingga
bisa dikatakan bahwa persebaran data hasil posttest kedua kelompok berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Setelah didapatkan hasil uji normalitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian kedua
kelompok homogen atau tidak homogen. Dasar pengambilan keputusan pada uji
homogenitas dapat dilihat dari nilai signifikansi/ probabilitasnya. Apabila nilai
signifikansi/ probabilitas < 0,05, maka data dikatakan tidak homogen. Namun, apabila
nilai signifikansi/ probabilitas > 0,05, maka data dikatakan homogen. Hasil uji
homogenitas, disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6 : Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
posttest1
posttest2
Sumber: SPSS 16 for Windows

.200
.032

1
1

df2

Sig.
58
58

.656
.858

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi/ probabilitas
posttest, pada kedua kelompok adalah sebesar 0,821 dan 0,363. Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa nilai signifikansi keduanya > 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa
skor posttest kelompok eksperimen Mind Mapping dan kelompok eksperimen Concept
Sentence adalah homogen atau sama.
Uji Hipotesis
Uji ANOVA dua arah digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan
model pembelajaran Concept Sentence. Hasil uji ANOVA dua arah dapat dilihat pada
Tabel 7.

610 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

Tabel 7 : Hasil Uji ANOVA Dua Arah
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:nilai
Source

Type III Sum of
Squares

df

Mean Square

F

Sig.

a

3

108.333

.965

.412

Intercept
Sekolah

915253.333

1

915253.333

8.153E3

.000

100.833

1

100.833

.898

.345

treatment

83.333

1

83.333

.742

.391

140.833
13021.667

1
116

140.833
112.256

1.255

.265

928600.000
13346.667

120
119

Corrected Model

sekolah * treatment
Error
Total
Corrected Total

325.000

a. R Squared = .024 (Adjusted R Squared = -.001)
Sumber: SPSS 16 for Windows

Berdasarkan Tabel 7, terdapat dua jenis analisis yang dapat dilakukan. Analisis
yang pertama adalah melakukan uji beda mean berdasarkan variabel yang berbeda,
sedangkan analisis yang kedua adalah uji interaksi antar variabel kategori. Jika melihat
Tabel 7, uji beda mean berdasarkan variabel yang berbeda ada dua macam. Uji beda mean
yang pertama adalah uji beda mean nilai berdasarkan sekolah. Pada uji ini, dasar
pengambilan keputusannya berpedoman pada nilai probabilitas. Apabila nilai
probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, atau mean nilai siswa di sekolah 1 dan 2 adalah
sama. Namun, apabila nilai probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak, atau mean nilai siswa
di sekolah 1 dan 2 tidak sama. Pada Tabel 10, didapatkan nilai probabilitas sekolah adalah
sebesar 0,345, sehingga bisa dikatakan bahwa H0 diterima, karena 0,345 > 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan bahwa mean nilai siswa di sekolah 1 dan 2
adalah sama atau tidak ada perbedaan.
Uji beda mean yang kedua adalah uji beda mean nilai dengan berdasarkan
treatment. Hasil yang didapatkan pada uji yang kedua ini menunjukkan nilai
probabilitasnya sebesar 0,391, sehingga bisa dikatakan bahwa H0 diterima. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa mean nilai siswa dengan treatment 1 dan 2 adalah
sama atau tidak ada perbedaan.
Analisis kedua yang dilakukan berdasarkan Tabel 7 adalah analisis uji interaksi
antara variabel. Pada uji interaksi antara variabel, pengambilan keputusan juga didasarkan
pada nilai probabilitasnya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
antar variabel tidak ada interaksi. Namun, apabila nilai probabilitasnya < 0,05, maka bisa
dikatakan bahwa antar variabel terdapat interaksi. Berdasarkan Tabel 10, didapat nilai
probabilitas sebesar 0,265, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada interaksi
antara sekolah dengan treatment.
Berdasarkan dari uji-uji yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran Mind
Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence yang dilakukan terhadap siswa SDN
Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
hasil belajar IPA antara metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran
Concept Sentence, yang dilakukan terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN

Kristian Aristiyono | 611

Dukuh 01. Siswa kelas 5 pada SDN Salatiga 10 berperan sebagai kelompok eksperimen 1,
sedangkan siswa kelas 5 pada SDN Dukuh 01 berperan sebagai kelompok eksperimen 2.
Berdasarkan rata-rata pada kedua kelompok eksperimen, terdapat perbedaan hasil belajar
IPA antara metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran Concept
Sentence. Hasil belajar IPA pada metode pembelajaran Mind Mapping memiliki rata-rata
sebesar 88,17, lebih tinggi dari pada Concept Sentence yang hanya memiliki rata-rata
sebesar 86,5.
Hasil yang berbeda didapatkan pada uji ANOVA dua arah. Hasil uji ANOVA dua
arah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara
penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran Concept
Sentence, yang dilakukan terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01.
Berdasarkan hasil tersebut, bisa disimpulkan bahwa keduanya bisa digunakan oleh seorang
pendidik untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa rata-rata hasil belajar siswa
berbeda di tiap pertemuan. Salah satunya adalah materi pelajaran yang disampaikan. Pada
pertemuan pertama, materi yang disampaikan adalah tentang daur air, sementara pada
pertemuan kedau materi yang disampaikan berisikan tentang manfaat air, berkurangnya air
bersih dan cara menghemat air. Materi pada pertemuan kedua dirasa lebih mudah dipahami
oleh siswa, sehingga hasil belajar yang lebih baik didapat pada pertemuan kedua. Faktor
lainnya adalah situasi yang terjadi dalam proses penelitian. Situasi yang terjadi pada
pertemuan kedua dirasakan lebih mendukung daripada pertemuan yang pertama. Pada
pertemuan pertama, di SDN Salatiga 10 sedang dilakukan kegiatan olahraga senam dengan
menggunakan lagu. Ruang untuk penelitian jaraknya berdekatan dengan tempat yang
digunakan untuk kegiatan olahraga senam, sehingga suara dari lagu membuat keadaan di
dalam kelas menjadi kurang kondusif dan konsentrasi siswa menjadi terganggu. Situasi
yang didapatkan di SDN Dukuh 01 juga tidak jauh berbeda. Pada pertemuan yang pertama,
di lapangan sedang diadakan kegiatan penilaian untuk olahraga. Jarak antara tempat untuk
penilaian olahraga dan ruang kelas 5 berdekatan, sehingga membuat keadaan kelas
menjadi kurang kondusif.
Situasi yang berbeda didapatkan pada pertemuan yang kedua. Pada pertemuan yang
kedua, proses penelitian dilakukan di ruang pertemuan. Hal ini dikarenakan ruang kelas 5
di SDN Dukuh 01 sedang digunakan untuk tryout agama. Pindahnya ruangan dan suasana
tryout membuat keadaan kelas menjadi jauh lebih tenang. Situasi yang hampir sama juga
terjadi pada pertemuan kedua yang dilakukan di SDN Salatiga 10. Pada pertemuan ini,
tidak ada kegiatan olahraga yang dilakukan disekitar kelas, sehingga membuat suasana
kelas juga menjadi lebih tenang. Keadaan yang tenang lebih kondusif ini membuat siswa
lebih fokus dalam melakukan proses pembelajaran, sehingga berdampak juga pada hasil
belajar yang mereka dapat.
Pada penelitian ini, perlakuan yang diberikan kepada siswa menggunakan metode
pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Menurut Huda
(2013), metode pembelajaran Mind Mapping dikembangkan sebagai metode efektif untuk
meningkatkan kreatifitas siswa dalam mencatat. Catatan yang dibuat dalam Mind Mapping
menggukan gagasan-gagasan yang dikembangkan melalui rangkaian gambar dan garis
yang diberi warna. Buzan (2006) juga mengatakan bahwa Mind Mapping merupakan cara
mencatat yang kreatif, efektif dan akan memetakan pikiran kita ke dalam bentuk gambar,
garis dan tulisan. Pendapat yang hampir sama juga diutarakan oleh DePorter dan Hernacky
(2013). Mereka beranggapan bahwa Mind Mapping merupakan pengingat visual yang
disusun dalam suatu pola yang berkaitan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Mind Mapping merupakan metode pembelajaran yang mampu

612 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

mengembangkan kreatifitas mencatat siswa dengan menggunakan gambar, garis dan
tulisan yng disusun dalam pola yang berkaitan.
Telaah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menyatakan
bahwa keduanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satunya adalah hasil
penelitian tindakan kelas yang dilakukan Syam dan Ramlah (2015). Pada penelitian
tersebut, peningkatan hasil belajar IPS didapatkan setelah model pembelajaran Mind
Mapping diterapkan kepada siswa. Risnawati, dkk (2014) juga melakukan penelitian
dengan jenis yang sama. Penelitian tersebut dilakukan terhadap siswa kelas 7 SMP Negeri
24 Makasar. Hasil yang didapat menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Mind Mapping mampu meningkatkan daya ingat siswa. Perlakuan dengan menggunakan
Mind Mapping juga mampu meningkatkan hasil belajar fisika siswa yang mencapai KKM.
Sebelum dilakukan pembelajaran dengan Mind Mapping, presentase awalnya adalah
58,06%, kemudian setelah diberi perlakuan, presentasenya meningkat menjadi 83,87%.
Penerapan metode pembelajaran Mind Mapping pada penelitian yang dilakukan Herlina
(2012) juga berdampak postif terhadap hasil belajar. Hasil yang didapat pada penelitian ini
menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Mind Mapping mampu mengubah
pembelajaran menjadi mudah dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa yang
diperoleh siswa menjadi lebih meningkat. Penelitian terhadap siswa kelas 10 A MAN 1
Cijeruk Kabupaten Bogor yang dilakukan oleh Rachmawaty, dkk (2011) juga menyatakan
bahwa metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran RRB mampu
meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya
nilai rata-rata siswa pada setiap proses pembelajaran. Nilai rata-rata awal sebelum
dilakukan tindakan adalah 64,3, kemudian terus mengalami peningkatan pada siklus I, di
mana nilai rata-rata siswa berada pada angka 67,16 dan semakin meningkat menjadi 74,22
pada siklus II.
Hasil yang hampir sama juga ditemukan dalam jenis penelitian jenis eksperimen.
Pada penelitian jenis ini, ditemukan hasil yang menyatakan bahwa penggunaan metode
pembelajaran Mind Mapping mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terlihat
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Kusmanto (2016). Penelitian yang
mereka lakukan mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa metode pembelajaran Mind
Mapping dan model pembelajaran think pair share berpengaruh terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa. Tahun 2015, Devi, dkk. juga melakukan penelitian dengan
jenis yang sama. Pada penelitian tersebut, penggunaan metode Mind Mapping berpengaruh
terhadap pemahaman konsep yang dimikiki oleh siswa. Siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode Mind Mapping, pemahaman konsepnya lebih baik daripada
siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Widiari, dkk (2014) juga melakukan
penelitian dengan jenis eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 3 SDN 1
Banjar Jawa, SDN 3 Banjar Jawa, SDN 5 Banjar Jawa dan SDN 1 Astina. Hasil yang
didapat pada penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelompok
eksperimen lebih baik daripada hasil belajar matematika kelompok kontrol.
Sebagai pembandingnya, pada penelitian ini juga digunakan model pembelajaran
Concept Sentence. Model pembelajaran Concept Sentence merupakan model pembelajaran
yang dilakukan dengan memberikan kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci
tersebut disusun ke dalam sebuah kalimat (Huda, 2013). Menyusun kalimat dengan
menggunakan kata kunci mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep
pelajaran yang sudah mereka diterima. Pendapat yang hampir sama juga dikatakan oleh
Suprijono (2012). Dia menyebutkan bahwa Concept Sentence merupakan salah satu ragam
pembelajaran aktif yang dilakukan dengan penyajian beberapa kata kunci sesuai materi
yang disajikan, kekmudian kata kunci tersebut disusun ke dalam kalimat. Berdasarkan

Kristian Aristiyono | 613

kedua pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence
mengajarkan siswa untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata kunci yang sudah
disiapkan sehingga dapat membuat siswa lebih memahami konsep atau materi yang sudah
mereka terima.
Pendapat yang diutarakan oleh para pakar sejalan dengan telaah hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang menggunakan model pembelajaran Concept Sentence.
Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa model pembelajaran
Concept Sentence efektif terhadap berbagai variabel. Hal ini terbukti pada penelitian
tindakan kelas yang dilakukan oleh Munirah (2017). Penggunakan model pembelajaran
Concept Sentence mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas 10 SMA
Muhammadiyah Makasar. Kemampuan menulis siswa berada pada kategori yang baik,
dari 30 siswa hanya 2 orang yang mendapat nilai di bawah KKM. Penelitian dengan jenis
eksperimen yang dilakukan oleh Sumerti, dkk, (2014) terhadap siswa kelas 5 SDN 22
Dauh Puri, Denpasar, juga memperoleh hasil yang hampir sama. Pada penelitian dengan
jenis ini, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence
berbantu gambar berseri, berpengaruh terhadap keterampilan menulis pada pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut, bisa disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence memiliki dampak
positif terhadap hasil belajar siswa. Keduanya mampu membuat siswa lebih kreatif dalam
mencatat dan dapat membantu mereka dalam memahami suatu konsep pelajaran. Pada
penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan model
pembelajaran Concept Sentence, siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok.
Mengerjakan sesuatu secara berkelompok sesuai dengan karakteristik siswa kelas 5 SD
yang berada pada tahap perkembangan operasional konkrit. Pada tahap ini, siswa sudah
mampu untuk berpikir logis matematis, namun konkrit dalam wadah interaksi di
lingkungan teman sebaya. Interaksi yang terjadi antara siswa satu dengan yang lainnya,
akan membuat merela menjadi lebih santai dalam menerima pelajaran. Metode
pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentece memiliki
kelebihan mereka masing-masing. Namun, keduanya memiliki peranan yang hampir sama
untuk membantu suatu proses pembelajaran, sehingga siswa mampu mendapatkan hasil
belajar yang maksimal. Hal tersebut mengartikan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar
yang signifikan antara penggunaan metode pembelajran Mind Mapping dan model
pembelajaran Concept Sentence. Keduanya memberikan dampak terhadap pencapaian
hasil belajar siswa yang maksimal.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara penggunaan metode
pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Keduanya bisa
diterapkan pada pembelajaran IPA karena mampu memberikan capaian hasil belajar siswa
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad., Asrori, Mohammad. 2014. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Buzan, Tony. 2006. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DePorter, Bobbi., Hernacki, Mike. 2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

614 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

Devi, Ratih Shintia, Margaretha Sri Yuliariatiningsih, tita Mulyati. 2015. Efektivitas
Metode Mind Mapping Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA. Antalogi UPI Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015.Hidayat, Fuad
dan Hadi Kusmanto. 2016. Pengaruh Metode Mind Mapping Dan Model
Pembelajaran Koopeeratif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa. Eduma Vol 5 No.1 Juli 2016.
Hamzah B. Uno, 2008, Teori Motivasi dan Pengukurannya di Bidang Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara
Herlina, Lina. 2012. Penggunaan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA MAteri Sistem Organ di SMP Negeri 281 Jakarta.
Jurnal Lemit UHAMKA.Luh Sumetri, Ni, I Ketut A.P, Iwayan R.S. 2014.
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence Berbantu Gambar
Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Siswa Kelas V SDN 22 Dauh Puri. EJurnal Mimbar PGSD Universitas Pensisikan Ganesha Jurusan PGSD (vol:2 No: 1
Tahun 2014).
Hidayat, Fuad dan Hadi Kusmanto. 2016. Pengaruh Metode Mind Mapping Dan Model
Pembelajaran Koopeeratif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa. Eduma Vol 5 No.1 Juli 2016.
Huda, Miftahul 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Luh Sumetri, Ni, I Ketut A.P, Iwayan R.S. 2014. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe
Concept Sentence Berbantu Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Siswa
Kelas V SDN 22 Dauh Puri. E-Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pensisikan
Ganesha Jurusan PGSD (vol:2 No: 1 Tahun 2014).
Munirah. The effectiveness of Concept Sentence Model toward Writing Skill of Persuasive
Paragraph. Theory and practice in Language Studies, Vol 7 No 2, pp, 112-121,
February 2017.
Salirawati, Das. 2008. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Shinta Devi, Ratih, Margaretha Sri Yuliaritiningsih, Tita Mulyati. 2015. Efektivitas
Metode Mind Mapping Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA. Antalogi UPI Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprijino, Agus. 2012. Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Syam, Natriani dan Ramlah. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dalam
Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa
Kelas IV SDN 54 Kota Parepare. Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V Nomor 3
September 2015.
Widi, Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wildiari, Made, A.A. Gd. Agung, I Nym. Jampel. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran
Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SD Gusus
IX Kecamatan Buleleng. E-Juornal Edutch Universitas Ganesha Jurusan Teknologi
Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014).

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Optik

0 26 211

PERBEDAAN PEGARUH METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN MODEL SEQIP DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 11 225

PENINGKATAN KONSENTRASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING SISWA KELAS V SD NEGERI JOMBLANGAN BANGUNTAPAN BANTUL.

0 0 197

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Ditinjau dari Metode Mind Mapping dan Model Concept Sentence

0 0 6

2.1.2. Teori Pembelajaran IPA SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Ditinjau dari Metode Mind Mapping dan Model Concept Sentence

0 0 14

3.2. Desain Eksperimen - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Ditinjau dari Metode Mind Mapping dan Model Concept Sentence

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Ditinjau dari Metode Mind Mapping dan Model Concept Sentence

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Ditinjau dari Metode Mind Mapping dan Model Concept Sentence

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Ditinjau dari Metode Mind Mapping dan Model Concept Sentence

0 0 99

EKPERIMENTASI METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES DAN MIND MAPPING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 0 10