2.1.2. Teori Pembelajaran IPA SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Ditinjau dari Metode Mind Mapping dan Model Concept Sentence

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.

Kajian Teori

2.1.1. Teori IPA
Definisi

tentang

Ilmu

Pengetahuan

Alam

(IPA)

sudah


banyak

dikemukakan, antara lain menurut Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati
(2014:22), Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumun ilmu, memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa
kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. Pengertian lain tentang
IPA juga dikemukakan oleh Das Salirawati (2008:21). Menurut Das Salirawati,
IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara
khas/khusus,

yaitu

melakukan

observasi

eksperimentasi,

penyimpulan,


penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengait
antara cara satu dengan cara lainnya.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, bisa dikatakan bahwa IPA adalah
suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara khusus, yang di dalamnya
mempelajari tentang fenomena alam yang faktual.

2.1.2. Teori Pembelajaran IPA SD
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (2013:26) menyebutkan,
bahwa

pembelajaran

IPA

adalah

interaksi

antara


komponen-komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Komalasari (2010:3) juga
mengutarakan pendapatnya tetang IPA. Dia mengatakan bahwa pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan peserta didik
yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta
didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pembelajaran IPA di SD juga harus mampu mendorong siswa untuk dapat
memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.

7

8

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA adalah suatu proses interaksi antara komponen-komponen pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dalam hal ini adalah tentang IPA.

2.1.3. Metode Pembelajaran

Komalasari (2010:57) mengatakan bahwa metode pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Asih Widi Wisudawati dan Eka
Sulistyowati (2013: 144) juga menutarakan pendapat mereka tentang metode
pembelajaran. Mereka mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu
cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara
khas oleh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.

2.1.4. Model Pembelajaran
Kurniasih dan Sani (2015:18) menyatakan bahwa model pembelajaran
merupakan

sebuah

prosedur

yang


sistematis

dalam

mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pendapat tentang model
pembelajaran juga disampaikan oleh Agus Suprijono (2009: 45). Beliau
mengatakan

bahwa

model

pembelajaran

merupakan

landasan


praktik

pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar,
dirancang

berdasarkan

analisis

terhadap

implementasi

kurikulum

dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat
diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,
mengatur materi, dan member petunjuk kepada guru di kelas.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Penyajian model pembelajaran
disajikan sesuai dengan karakteristik guru, kondisi siswa dan kondisi kelas. Model

9

pembelajaran yang seperti itu akan memberikan pengaruh yang besar dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran yang baik akan membantu untuk mencapai tujuan belajar dan
memberikan suasana kelas yang kondusif, serta memotivasi siswa dalam belajar di
kelas.

2.1.5. Metode Pembelajaran Mind Mapping
Menurut Mifthul Huda (2013: 307), strategi pembelajaran mind mapping
dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan
melalui rangkaian peta-peta. Ketika membuat mind mapping, seseorang biasanya
memulainya dengan menulis gagasan utama di tengah halaman dan dari situlah ia
bisa membentangkannya ke seluruh arah untuk menciptakan diagram yang terdiri

dari kata kunci, frasa-frasa, konsep-konsep, fakta-fakta dan gambar-gambar.
Buzan (2006) juga mengatakan bahwa Mind Mapping merupakan cara mencatat
yang kreatif, efektif dan akan memetakan pikiran kita ke dalam bentuk gambar,
garis dan tulisan.
Bedasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mind
mapping adalah suatu metode dengan teknik mencatat untuk mengembangkan
gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta yag berisikan kata kunci, fakta,
frasa, konsep dan gambar-gambar.

2.1.6. Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas berdasarkan
prosedur yang sesuai serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran tersebut akan membuat siswa lebih memahami konsep pelajaran
yang sudah diberikan. Penggunaan metode pembelajaran dan model pembelajaran
juga akan membantu untuk menciptakan pembelajaran yang baik. Metode atau
model pembelajaran dalam kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan materi
yang akan dipelajari. Pemilihan model pembelajaran tepat akan menarik perhatian
siswa dan akan lebih memotivasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.

10


Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran
adalah metode pembelajaran Mind Mapping.
Menurut Miftahul Huda (2013:307), ada beberapa langkah persiapan yang
harus dilakukan untuk melakukan Mind Mapping, antara lain:
1. Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kuci dari
ceramah tersebut.
2. Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi diantara berbagai
poin/gagasan/kata kunci/terkait dengan materi pelajaran.
3. Mem-brainstroming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang
topic tersebut.
4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan
memvisualisasikan semua aspek dari topic yang dibahas.
5. Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada
satu lembar saja.
6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatifitas atas permasalahanpermasalahan yang terkait dengan topic bahasan.
7. Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
Sementara itu, ada tahap-tahap penting yang harus dimulai untuk memulai
Mind Mapping, (Miftahul Huda, 2013:308) antara lain sebagai berikut:
1. Letakkan gagasan/tema/poin utama di tengah-tengah halaman kertas.

2. Gunakan garis, tanda panah, cabang-cabang dan warna yang berbeda
untuk menunjukkan hubungan antara tema utama dan gagasan-gagasan
pendukung lain.
3. Mind Mapping harus dibuat dengan cepat tanpa ada jeda dan editing yang
menyita waktu.
4. Pilihlah warna-warna yang berbeda untuk mensimbolisasi sesuatu yang
berberda pula.
5. Berikan beberapa ruang kosong dalam kertas.
Kelebihan Metode Mind Mapping
 Dapat melibatkan aktivitas siswa dalam proses berfikir tidak hanya
mendengar, mencatat saja.
 Menumbuhkan kreatifitas siswa.
 Mempertajam pengingatan pada siswa.
Kekurangan Model Miind Maping


Hasil catatan biasanya hanya bisa dibaca oleh pembuatnya sendiri.

11


2.1.7. Model Pembelajaran Concept Sentence
a. Pengertian Model Pembelajaran Concept Sentence
Concept Sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan
dengan memberikan kartu-kartu yang berisikan beberapa kata kunci kepada siswa,
kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan
dikembangkan menjadi paragraph-paragraf. Model ini dilakukan dengan
mengelompokkan siswa secara heterogen dan meminta mereka untuk membuat
kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai dengan materi yang disampaikan
(Miftahul Huda, 2013:315). Pengertian tentang model pembelajaran Concept
Sentence juga disampaikan oleh Agus Suprijono (2009: 132). Beliau menyatakan
bahwa concept sentence merupakan model pembelajran yang diawali dengan
penyampaian kompetensi yang diberikan oleh guru, setelah itu siswa akan dibagi
menjadi beberapa kelompok, kemudian disajikan beberapa kata kunci yang akan
disusun ke dalam beberapa kalimat di mana hasilnya nanti akan didiskusikan
secara bersamaan dan dibuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa concept
sentence merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan
kartu-kartu yang berisikan beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata
kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan
menjadi paragraf-paragraf. Hasil diskusi yang didapatkan akan dibahas secara
bersamaan dan dibuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
Miftahul Huda (2013) mengatakan bahwa dalam pembelajaran dengan
model pembelajaran Concept Sentence terdapat beberapa langkah, antara lain:








Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
Guru menyajikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya.
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok.
Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang
disajikan.
Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan
menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu
oleh guru.
Siswa dibantu oleh guru memberikan kesimpulan.

12

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Concept Sentence
Menurut Miftahul Huda (2013:317) Concept Sentence memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan yaitu:
Kelebihan Concept Sentence










Meningkatkan semangat belajar siswa.
Membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif.
Memunculkan kegembiraan dalam belajar.
Mendorong dan mengembangkan proses berfikir kreatif.
Mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pendangan
yang berbeda.
Memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik.
Memperkuat kesadaran diri.
Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.

Kekurangan Concept Sentence



Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
Kecenderungan siswa-siswa yang pasif untuk mengambil jawaban
dari teman.

2.1.8. Hasil Belajar
Agus Suprijono (2009: 7) mengatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar
pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau
terpisah, melainkan komprehensif. Pendapat lainnya dikemukanan Prof. Dr.
Hamzah B. Uno, M.Pd (2007:213). Beliau mengatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari
interaksi seseorang dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang relatif menetap pada diri
seseorang sebagai akibat dari interaksinya dengan lingkungannya. Hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang lebih
baik dengan melakukan usaha-usaha belajar secara maksimal.

13

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
Penelitian yang dilakukan Daniel Hendra Purwoko (2012) dengan judul,
“Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Sekolah Dasar Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin pada Siswa kelas IV SD
Pangudi Luhur Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.” Hasil dari
penelitian ini adalah rata-rata yang dimiliki kelas kontrol lebih rendah dari pada
kelas eksperimen. Kelas control mempunyai rata-rata 74,269 dan rata-rata kelas
eksperimen adalah 82,87. Nilai signifikan yang diperoleh dari penghitungan anova
2 jalan adalah 0,000 dengan tingkat kesalahan 5%. Hal tersebut menunjukkan
menunjukkan bahwa metode Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar.
Penghitungan dalam pembedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap metode yang
digunakan. Peneliti menggunakan perbandingan dari hasil pretest dan posttest,
kemudian dicari selisih antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hasil
perhitungan terdapat selisih 10,449, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode Mind Mapping lebih berpengaruh terhadap siswa dengan jenis kelamin
laki-laki. Pembelajaran mind mapping disajikan dalam bentuk catatan, diskusi,
tanya jawab dan soal evaluasi.
Penelitian terhadap Mind Mapping juga dilakukan Dona Sisilia Eka
Puspasari pada tahun 2013. Judul yang diambil adalah “Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Mind Mapping Bobbi Deporter Dan Mike Hernacki dengan
Model Pembelajaran Mind Mapping Tony Buzan Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas 5 Sd N 1 Todanan Semester II Tahun Ajaran
2012/2013.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil
belajar Matematika antara siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran
Mind Mapping Tony Buzan dengan siswa yang mendapat perlakuan model
pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Todanan. Kelompok eksperimen
adalah kelas 5B sejumlah 32 siswa dan kelompok kontrolnya adalah kelas 5A
sejumlah 32 siswa. Instrumen pengumpulan data skripsi adalah tes hasil belajar
matematika. Teknik analisis data penelitian adalah uji beda rata-rata dengan

14

menggunakan Independent Sampel T-test. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dan jenis penelitian yang digunakan Quasi Experimental (Eksperimen
Semu). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
matematika kelas eksperimen 83,41 dan nilai rata-rata hasil belajar matematika
kelas kontrol 84,13. Selisih rata-rata hanya 0,72, sehingga tidak ada perbedaan
yang cukup signifikan. Hasil uji hipotesis yang diperoleh menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,749 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar
Matematika antara siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran Mind
Mapping Tony Buzan dengan siswa yang mendapat perlakuan model
pembelajaran Mind Mapping Bobbi DePorter dan Mike Hernacki.
Tahun 2015, Dwi Purwanto melakukan penelitian terhadap model
pembelajaran

Concept

Sentence,

penelitian

tersebut

berjudul

“Model

pembelajaran concept sentence untuk meningkatkan keterampilan menulis
deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 01 Bolon Colomadu Karanganyar Tahun
Pelajaran 2013/2014.” Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran
Concept Sentence pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bolon Colomadu
Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Bolon tahun pelajaran
2013/2014 yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model Concept Sentence dapat meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai ratarata kelas keterampilan menulis deskripsi dan ketuntasan klasikal pada setiap
siklus. Nilai rata-rata kelas keterampilan menulis deskripsi pada pratindakan
adalah 66,70 meningkat menjadi 72,61 pada siklus I, kemudian pada siklus II
meningkat kembali menjadi 80,11. Persentase ketuntasan klasikal pada
pratindakan adalah 42,42% atau 14 siswa, pada siklus I meningkat menjadi

15

72,73% atau 24 siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi 93,94% atau 31
siswa. Simpulan penelitian ini adalah model Concept Sentence dapat
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD N 01
Bolon Colomadu Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014.
State of The Art
Posisi penelitian ini dan perbedaannya dengan penelitian yang sudah ada
dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 2.1
Tabel 2.1
Posisi Penelitian dan Perbedaan dengan Penelitian yang Sudah Ada
Peneliti

Tahun

Munirah

2017

Fuad
Hidayat,
Hadi
Kusmanto

2016

Responden
/
Partsipan
SMA
Muhamma
diyah 2
Makasar

Kelas X
MAN
Cirebon 1

Variabel

Model
Analisis

Hasil

Efektivitas
penggunaan
model
Concept
Sentence
terhadap
kemampuan
menulis.
Pengaruh
metode mind
mapping dan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
think pair
share terhadap
kemampuan
komunikasi
matematis
siswa

Penelitian
tindakan kelas

Kemampuan
menulis siswa
berada pada
kategori yang
baik, dari 30
siswa, hanya 2
yang berada di
bawah KKM.
Metode mind
mapping secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kemampuan
komunikasi
matematis siswa,
begitu juga
dengan model
pembelajaran
kooperatif tipe
think pair share.
Namun ada
pengaruh antara
metode mind
mapping dan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
think pair share
secara simultan
terhadap
kemampuan
komunikasi
matematis siswa.

Eksperimen

16

Natriani
Syam,
Ramlah

2015

Siswa
kelas IV
SDN 54
Kota
Parepare

Penerapan
model
pembelajaran
mind mapping
dalam
meningkatkan
hasil belajar
pada mata
pelajaran IPS
Efektivitas
metode mind
mapping
terhadap
peningkatan
pemahaman
konsep siswa
pada mata
pelajaran IPA.

Penelitian
tindakan
kelas.

Terjadi
peningkatan hasil
belajar IPS
melalui penerapan
model
pembelajaran
mind mapping.

Ratih
Shinta
Devi,
Margareth
a Sri Y,
tita
Mulyati

2015

Siswa
kelas IV
SDN
Ciherang
Rancaekek
,
Kabupaten
Bandung.

Eksperimen
dengan desain
nonequivalen
control group.

Siswa
kelas VII
SMP
Negeri 24
Makasar

Penerapan
pembelajaran
aktif beerbasis
mind mapping
untuk
meningkatkan
daya ingat dan
hasil belajar
fisika.

Penelitian
tindakan.

Siswa
kelas III
SDN 1
Banjar
Jawa 25
siswa,
SDN 3

Pengaruh
pembelajaran
Mind Mapping
dan ekspositor
terhadap hasil
belajar
matematika di

Kuasi
eksperimen
dengan
rancangan
post test only
control group
design.

Hasil penelitian
memperlihatkan
bahwa
peningkatan
pemahaman
konsep IPA siswa
yang mampu
memperoleh
pembelajaran
dengan metode
mind mapping
lebih baik
daripada siswa
yang memperoleh
pembelajaran
biasa. Hal tersebut
ditunjukkan
melaui pengujian
statisik, bahwa
terdapat
perbedaan ratarata gain pada
kedua kelompok
secara signifikan
sebesar 0,0000.
Pembelajaran
mind mapping
mampu
meningkatkan
daya ingat dari
94,68 % menjadi
96,09 %, dan
mampu
meningkatkan
hasil belajar siswa
yang mencapai
KKM, dari
58,06% menjadi
83,87%.
Hasil penelitian
menunjukkan:
hasil belajar
matematika siswa
kelompok
eksperimen
menunjukkan skor

Risnawati,
Rachmatia
h, Nurul
Kusuma
Wardani,
Subaer

2014

Made
Widiari,
dkk

2014

17

Banjar
Jawa 24
siswa,
SDN 5
Banjar
Jawa 29
Siswa dan
SDN 1
Astina 29
Siswa.

SD Gugus IX
Kecamatan
Buleleng

Ni Luh S, I
Ketut
Adndyana
P, I Wayan
Rinda S

2014

Siswa
kelas V
SDN 22
Dauh Puri

Pengaruh
model
pembelajaran
kooperatif tipe
concept
sentence
berbantu
gambar berseri
terhadap
keterampilan
menulis siswa.

Penelitian
eksperimen
semu dengan
rancangan
penelitian
Nonequivalent
Control Group
Design.

Lina
Herlina

2012

Siswa
kelas VIII

Penggunaan
metode mind
mapping
untuk
meningkatkan
hasil belajar
IPA

Penelitian
tindakan kelas

rat-rata 42,10
berada pada
kaegoro sangat
tinggi, hasil
belajar
matemamtika
siswa kelompok
kontrol dengan
rata-rata skor
siswa adalah
32,64 berada pada
kategori sedang,
terdapat
perbedaan hasil
belajar
matematika yang
signifikan antar
kelompok siswa
yang
menggunakan
metode
pembelajaran
mind mapping
dan metode
pembelajaran
ekspositori.
Model
pembelajaran
kooperatif tipe
concept sentence
berbantu gambar
berseri
berpengaruh
terhadap
keterampilan
menulis pada
pembelajaran
bahasa Indonesia
siswa kelas V
SDN 22 Dauh
Puri Denpasar.
Penerapan
pembelajaran
dengan metode
mind mapping
mampu mengubah
pembelajaran
menjadi mudah
dan
menyenangkan.
Hasil belajar
siswa meningkat.

18

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada Tabel
2.1 masih belum ada yang mencoba untuk membandingkan antara metode
pembelajaran mind mapping dan model pembelajaran concept sentence. Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh Munirah (2017) dan Ni Luh S, I Ketut Adndyana
P, I Wayan Rinda S (2014) tentang penerapan model concept sentence pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan
diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian ini akan
membandingkan bagaimana perbedaan penggaruh penggunaan metode mind
mapping dan model pembelajaran concept sentence terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajarab IPA.

19

2.3. Kerangka Pikir
1.

Penjelasan
materi.
Mencatat hasil
dengan cara mind
mapping.
Meletakkan
gagasan pokok
ditengah.
Menggunakan
garis untuk
mengghunbungga
n gagasan.
Presentasi
Tes individu

2.

3.

4.
Pembelajar
an
mengguna
kan
metode
mind

5.
6.

Hasil
Belajar
Pembelajar
an
menggunak
an metode
mind
mapping

Kegiatan
Belajar
Mengajar
Kelas 5
Pembelaj
aran
menggun
akan
model
concept
sentence.

1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.

Penjelasan materi
di dalam kelas.
Membentuk
kelompok.
Menyajikan kata
kunci susuai
materi.
Kelompok
membuat kalimat
dengan kata kunci
Diskusikan secara
pleno.
Membuat
kesimpulan.
Tes individu

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

Hasil
Belajar
Pembelajar
an
menggunak
an model
concept
sentence.

20

Mind Mapping adalah model pembelajaran yang digunakan dengan cara
menuliskan kata kunci, menggunakan garis lengkung, simbol serta warna yang
bisa digunakan untuk membuat siswa lebih tertarik dalam mencatat agar mampu
untuk menghafal dan memahami materi dengan efektif. Sementara itu, Concept
Sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan
kartu-kartu yang berisikan beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata
kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan
menjadi paragraph-paragraf. Kedua model menggunakan kata kunci sebagai
komponen utama dalam pembelajaran, namun keduanya memiliki perbedaan
dalam menggunakan kata kunci tersebut. Mind Mapping menggunakan kata kunci
sebagai komponen utama yang disusun dengan menggunakan garis-garis dan
warna untuk membuatnya menjadi lebih menarik. Sedangkan Concept Sentence
menggunakan kata kunci sebagai acuan yang akan dikembangkan menjadi kalimat
dan paragraf.

2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, kajian pustaka, dan kerangka
penlitian, maka dapat dirumuskan hipotesis:
𝐇𝐚 : U1 > U2

Keterangan: Penggunaan metode pembelajaran mind mapping lebih efektif

dalam peningkatan hasil belajar, dari pada model pembelajaran concept
sentence.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24