Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Terhadap Standard Precaution Sebelum Perawatan Gigi pada Tempat Praktek di Kecamatan Medan Baru Periode 2016

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Silang
Infeksi adalah perpindahan agen infeksi antara pasien, dokter gigi dan petugas
kesehatan dalam lingkungan pelayanan kesehatan gigi. Infeksi dapat disebabkan oleh
kecelakaan seperti tertusuk instrumen tajam, tangan yang tidak steril, serta melalui
mulut dan saluran pernafasan. Tindakan dalam praktek dokter gigi menempatkan
dokter gigi beresiko tinggi terutama terhadap penyakit menular berbahaya yang
disebabkan oleh bakteri dan virus.8,9,10,11

2.1.1 Jalur Penyebaran
A. Pasien ke Operator
Penyebaran bisa terjadi melalui dua cara, yaitu kontak lansung dan tidak
langsung. Kontak lansung dengan saliva antara pasien bisa menjadi jalan masuk
mikroba melalui kulit yang luka, mukosa mata, hidung dan mulut. Infeksi tidak
langsung melibatkan perpindahan mikroorganisme dari sumber tertentu (mulut
pasien) ke suatu benda dan kemudian operator bersentuhan dengan benda yang sudah
terkontaminasi tersebut. Bisa melalui penyebaran droplet dan melalui udara yang
terkontaminasi mikroorganisme.8,10,12
B. Operator ke Pasien

Jalur penyebaran ini relatif jarang terjadi, tetapi bisa saja terjadi jika prosedur
pencegahan tidak dilakukan seperti semestinya. Infeksi dapat berasal dari tenaga
pelayanan kesehatan gigi yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Tangan operator yang terluka dan mengenai instrumen atau alat-alat lain yang
kemudian digunakan di mulut pasien, patogen dan mikroorganisme lainnya yang
terkandung dalam darah bisa berpindah ke mulut pasien. Penularan juga bisa terjadi
melalui droplet infeksi dari operator kepada pasien, yang sebenarnya dapat terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, jadi tidak khusus diruang perawatan gigi.8,10,12

Universitas Sumatera Utara

C. Pasien ke Pasien
Mikroorganisme patogen dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lain
melalui kontak tidak langsung, yaitu melalui alat-alat yang dipakai tanpa disterilkan
dengan baik dan permukaan peralatan dental unit yang terkontaminasi yang paling
sering disentuh tenaga pelayanan kesehatan gigi.8,10,12
D. Operator ke Lingkungan Sekitar
Jalur ini dapat terjadi bila mikroorganisme dari pasien mengkontaminasi
benda-benda yang akan dibuang dari klinik apabila benda-benda tersebut tidak
disterilkan terlebih dahulu sebelum dibuang. Infeksi juga dapat berasal dari kontak

tidak langsung karena tidak menggunakan APD (misalnya melalui baju, handphone,
dan lain-lain ). Limbah medis (cair dan padat) yang tidak dikelola sesuai aturan yang
benar, untuk itu perlu memiliki instalasi pengelolaan limbah medis.8,10,12
E. Lingkungan Sekitar ke Pasien
Infeksi dapat berasal dari sumber air yang digunakan di tempat pelayanan
kesehatan gigi.12

2.2 Kontrol Infeksi
Tujuan pengendalian infeksi dalam praktek gigi adalah untuk mencegah
penularan agen penyakit memproduksi seperti bakteri, virus dan jamur dari satu
pasien ke pasien lain, dari dokter gigi dan staf gigi untuk pasien, dan dari pasien ke
dokter gigi atau staf gigi lainnya. Selain itu, perlu bahwa penyebaran infeksi endogen
juga dicegah dengan membatasi penyebaran agen infeksius. Dalam praktek dokter
gigi, mikroorganisme dapat dihirup, tertelan, disuntikkan, atau memercik ke kulit atau
mukosa.13
Dalam pengaturan praktek dokter gigi, mikroorganisme juga dapat menyebar
dengan transmisi udara, ketika staf gigi atau orang lain menghirup partikel kecil yang
mengandung agen infeksi. Sejumlah agen infeksi, termasuk virus influenza, dapat
ditularkan melalui droplet pernapasan yang dihasilkan oleh pasien yang batuk, bersin
atau berbicara.13


Universitas Sumatera Utara

Pengendalian infeksi berfokus pada membatasi atau mengontrol faktor-faktor
yang mempengaruhi penularan infeksi atau yang berkontribusi terhadap penyebaran
mikroorganisme. Penyebaran mikroorganisme dapat dikurangi dengan:
• Membatasi kontaminasi permukaan oleh mikroorganisme.
• Mengikuti praktek kebersihan pribadi yang baik, terutama kebersihan tangan
yang efisien.
• Menggunakan alat pelindung diri.
• Menggunakan produk sekali pakai mana yang sesuai (misalnya handuk
kertas)
• Teknik minimalisasi risiko berikut seperti menggunakan rubber dam dan
kumur-kumur sebelum tindakan.13
Pekerjaan dokter gigi tidak akan pernah lepas berhubungan dengan penderita
yang tidak diketahui secara lengkap sejarah kesehatan dan penyakit yang sedang
dialami, oleh karena itu dokter gigi harus mempunyai proteksi terhadap infeksi
silang. Sebaiknya ditetapkan suatu standard untuk proteksi diri dokter gigi sehingga
kemungkinan infeksi silang sangatlah kecil.10


2.3 Standard Precautions
Standard Precautions rnerupakan upaya yang dilakukan dalarn rangka
perlindungan, pencegahan dan meminimalkan infeksi silang (cross infections) antara
petugas- pasien akibat adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh
pasien yang terinfeksi penyakit menular. Menurut Depkes dan Kesos RI tahun 2001,
prinsip kewaspadaan standar adalah bahwa darah dan semua jenis cairan tubuh,
sekreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir penderita dianggap sebagai surnber
potensial untuk penularan infeksi terrnasuk HIV, sehingga diharapkan setiap petugas
pelayanan kesehatan rnampu menerapkan prinsip standard precaution. Penerapan
kewaspadaan standar ini bertujuan tidak hanya melindungi petugas dari resiko
terpapar oleh infeksi namun juga melindungi klien yang mempunyai kecenderungan
rentan terhadap segala macam infeksi yang mungkin terbawa oleh petugas.11,14-17

Universitas Sumatera Utara

Tindakan standard precautions dilakukan pada semua tindakan perawatan
terhadap pasien untuk mengurangi resiko infeksi penyakit menular pada operator baik
dari sumber terinfeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Tindakan
pencegahan ini dilakukan pada semua pasien tanpa memandang diagnosis ataupun
status infeksinya. Pencegahan yang dilakukan adalah evaluasi pasien, perlindungan

diri, pengunaan alat sekali pakai, kualitas air dental unit.18

2.3.1 Evaluasi Pasien
Evaluasi pasien merupakan suatu kegiatan yang sama seperti ketika
menganamnesis pasien. Tenaga kesehatan gigi harus mengetahui riwayat kesehatan
pasien dengan lengkap dan jika memungkinkan sebaiknya diperbaharui setiap
kunjungan pasien. Pengumpulan riwayat medis yang teliti mutlak dilakukan dan bisa
membantu identifikasi pasien dengan daya tahan tubuh rendah yang membutuhkan
perawatan khusus. Penggunaan lembar riwayat medis dan kuesioner harus didukung
dengan pertanyaan dan diskusi langsung antara pasien dan dokter gigi.3

2.3.2 Perlindungan Diri
Pekerjaan dokter gigi tidak akan pernah lepas berhubungan dengan penderita
yang tidak diketahui secara lengkap sejarah kesehatan dan penyakit yang sedang
dialami, oleh karena itu dokter gigi harus mempunyai proteksi terhadap infeksi
silang. Proteksi diri dokter gigi meliputi pemakaian baju praktek, masker, penutup
rambut, sarung tangan, pelindung mata sehingga seluruh tubuh dokter gigi dapat
terlindungi dari terpapar cairan penderita. Prosedur pemakaian proteksi diri harus
ditetapkan oleh badan yang berwenang yang meliputi antara lain cara pemakaian
maupun lama pemakaian. Sehingga dengan adanya prosedur yang lengkap maka

rantai infeksi akan terputus, karena kesalahan sekecil apapun pada prosedur proteksi
diri dapat menyebabkan perpindahan penyakit dari penderita ke penderita baru.8
A. Mencuci Tangan
Dalam menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan merupakan
hal yang sangat penting. Dalam aktivitas sehari-hari tangan sering kali terkontaminasi

Universitas Sumatera Utara

dengan mikroba, sehingga tangan dapat menjadi perantara masuknya mikroba ke
dalam tubuh. Salah satu cara yang paling sederhana dan paling umum dilakukan
untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir.10,12,19
Jika tangan terlihat kotor (termasuk keadaan terkena serbuk/powder dari
sarung tangan), terkontaminasi cairan tubuh, kontak langsung dengan individu pasien,
setelah kontak dengan permukaan dalam ruang praktik termasuk peralatan, gigi palsu,
cetakan gips. Lamanya mencuci tangan 40-60 detik. Jika tangan tidak tampak kotor
lakukan kebersihan tangan dengan cara gosok tangan dengan handrub/cairan berbasis
alkohol, lamanya 20-30 detik. Metode dan tata cara mencuci tangan dalam “hand
hygiene” tergantung pada beberapa tipe dan prosedur, tingkat keparahan dari
kontaminasi dan persistensi melekatnya anti mikroba yang digunakan pada kulit.

Untuk pelaksanaan rutin dalam praktik dokter gigi dan prosedur non bedah, mencuci
tangan dan antiseptik dapat dicapai dengan menggunakan sabun detergent
antimikroba yang standar. Untuk prosedur pembedahan, sabun anti mikroba (bedah)
yang mengandung chlorhexidin gluconate 4% harus digunakan. Sebagai alternatif
pengganti bagi yang sensitif terhadap chlorhexidin gluconate, dapat menggunakan
iodophor.10,12
Tempatkan produk cairan kebersihan tangan dalam tempat yang dispossible
atau diisi ulang, dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum diisi ulang. Jangan
diisi ulang cairan antiseptik sebelum dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu.
Hal – hal yang harus diperhatikan mengenai kebersihan tangan:
1) Sebelum kebersihan tangan, cincin, jam dan seluruh perhiasan yang ada di
pergelangan tangan harus dilepas.
2) Kuku harus tetap pendek dan bersih
3) Jangan menggunakan pewarna kuku atau kuku palsu karena dapat menjadi tempat
bakteri terjebak dan menyulitkan terlihatnya kotoran di dalam kuku.
4) Selalu gunakan air mengalir, apabila tidak tersedia, maka harus menggunakan
salah satu pilihan sebagai berikut:
- Ember berkeran yang tertutup.

Universitas Sumatera Utara


- Ember dan gayung, dimana seseorang menuangkan air sementara yang
lainnya mencuci tangan.
5) Tangan harus dikeringkan dengan menggunakan paper towel atau membiarkan
tangan kering sendiri sebelum menggunakan sarung tangan.13

Gambar 1. Prosedur mencuci tangan menggunakan air mengalir.12
Indikasi kebersihan tangan termasuk :
1. Bila tangan terlihat kotor.
2. Setelah menyentuh bahan/objek yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
ekskresi dan sekresi.
3. Sebelum memakai sarung tangan.
4. Segera setelah melepas sarung tangan.
5. Sebelum menyentuh pasien.
6. Sebelum melakukan prosedur aseptik.
7. Setelah kontak dengan permukaan dalam ruang praktik termasuk peralatan,
gigi palsu, cetakan gips.10,12

Universitas Sumatera Utara


Macam-macam cairan yang biasa digunakan untuk mencuci tangan :
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
untuk mendesinfeksi permukaan, namun ada tidak menganjurkkan pemakaian alkohol
untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek
sisa.10,12
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat
yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali
dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa
pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker,
kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif
terhadap bakteri vegetatif seperti tuberkulosis, jamur, dan virus akan mati dalam
waktu 10-20 menit, sedangkan spora baru akan mati setelah 10 jam.10,12
3. Biguanida
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanida yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%

larutan pada detergen digunakan pada surgical hand scrub, klorheksidin 2% pada
larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih
tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap
bakteri Gram (+) maupun Gram (-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama
disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucous.10,12
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat
diinaktifkan oleh bahan organik misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine.10,12

Universitas Sumatera Utara

5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian
besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan
laboratorium.10,12
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan

sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya
terbatas sebagai desinfektan misalnya Dettol.10,12,20
B. Menggunakan Masker
Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut wajib menggunakan masker pada
saat melakukan tindakan untuk mencegah potensi infeksi akibat kontaminasi aerosol
serta percikan saliva dan darah dari pasien dan sebaliknya. Masker harus sesuai dan
melekat dengan baik dengan wajah sehingga menutup mulut dan hidung dengan baik.
Ganti masker diantara pasien atau jika masker lembab atau basah dan ternoda selama
tindakan ke pasien. Masker akan kehilangan kualitas perlindungannya jika basah.
Lepaskan masker jika tindakan telah selesai. 12
Dalam dunia kesehatan, dikenal 2 macam jenis masker yang umum di
gunakan antara lain :20
1. Masker Biasa
Masker biasa atau yang dikenal dengan nama masker bedah (surgical mask)
yang sudah umum digunakan masyarakat umum, biasanya memiliki bagian luar
berwarna hijau muda dan bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki tali/karet
untuk memudahkan terpasang ke bagian belakang kepala atau telinga. Disebut masker
bedah (surgical mask) karena biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan ketika
melakukan tindakan operasi dan efektif sebagai penghalang cairan dari mulut dan
hidung sehingga tidak menkontaminasi sekeliling.20
Tetapi perlu diingat, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan
mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri

Universitas Sumatera Utara

turbekulosis. Oleh karena itu orang yang sehat tidak disarankan untuk menggunakan
masker jenis ini dan cukup hanya orang yang sakit saja. Seperti yang pernah
disampaikan oleh dr. Dedi Suryatno, kepala Poliklinik DOTS RS. Hasan Sadikin
Bandung, masker bedah efektif digunakan oleh pasien karena dapat menyaring
percikan air liur atau dahak yang dikeluarkankan oleh pasien. Beda halnya bila orang
sehat yang memakai masker tersebut. Mikroorganisme yang berukuran sangat kecil
dan melayang-layang diudara dapat terjebak di dalam pori-pori masker tersebut. Bila
mikroorganisme tersebut berakumulasi, dapat terhirup dan pada akhirnya masuk ke
dalam saluran pernafasan.20,22
2. Masker respirator N95
Masker jenis ini merupakan alternatif bagi orang sehat untuk berinteraksi
dengan orang sakit. Masker ini disesbut N95 karena dapat menyaring hingga 95 %
dari keseluruhan partikel yang berada di udara. Bentuknya biasanya setengah bulat
dan berwarna putih, terbuat dari bahan solid dan tidak mudah rusak. Pemakaiannya
juga harus benar-benar rapat, sehingga tidak ada celah bagi udara luar masuk .Masker
ini biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan di bagian infeksi dan menular.
Masker ini biasanya dipergunakan juga dipergunakan oleh petugas peternakan ketika
terjadi wabah flu burung. Hanya saja masker N95 ini memiliki kekurangan antara lain
bagi yang tidak terbiasa menggunakan, mungkin akan merasa gerah dan sesak
sehingga hanya bertahan beberapa jam saja memakainya, dan untuk mendapatkan
masker ini agak sulit dan relatif mahal harganya.20

Gambar 2 . Masker N95 (kiri) dan Surgical Mask (kanan).20

Universitas Sumatera Utara

C. Sarung Tangan
Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan sarung tangan ketika
melakukan perawatan yang memungkinkan berkontak dengan darah atau cairan tubuh
lainnya. Sarung tangan harus diganti tiap pasien, lepaskan sarung tangan dengan
benar setelah digunakan dan segera lakukan kebersihan tangan untuk menghindari
transfer mikroorganisme ke pasien lain atau permukaan lingkungan. Lepaskan sarung
tangan jika sobek, atau bocor dan lakukan kebersihan tangan sebelum memakai
kembali sarung tangan. Disarankan untuk tidak mencuci, mendesinfeksi atau
mensterilkan ulang sarung tangan yang telah digunakan.10,12,22
Prosedur pemakaian sarung tangan :12
1. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang sisi sebelah dalam
lipatannya.
2. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke lantai,
sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka, lalu masukkan tangan.
3. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang
sudah memakai sarung tangan ke bagian lipatan (bagian yang tidak
bersentuhan dengan kulit tangan).
4. Pasang sarung tangan kedua dengan cara memasukkan jari-jari tangan yang
belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan lipatan dan atur posisi
sarung tangan sehingga terasa pas di tangan. Selain sarung tangan yang
digunakan untuk pemeriksaan, ada jenis sarung tangan yang digunakan untuk
mencuci alat serta membersihkan permukaan meja kerja, yaitu sarung tangan
rumah tangga (utility gloves) yang terbuat dari lateks atau vinil yang tebal.12
D. Kaca Mata Pelindung
Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan kacamata pelindung
untuk menghindari kemungkinan infeksi akibat kontaminasi aerosol dan percikan
saliva dan darah. Kacamata ini harus didekontaminasi dengan air dan sabun
kemudian didesinfeksi setiap kali berganti pasien. Sebelum melakukan perawatan
bagi pasien, gunakan baju pelindung, lalu masker bedah dan selanjutnya kacamata
pelindung sebelum mencuci tangan.12

Universitas Sumatera Utara

E. Baju Pelindung
Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan gaun/baju pelindung
yang digunakan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan melindungi kulit dari
kontaminasi darah dan cairan tubuh. Gaun pelindung ini harus dicuci setiap hari.
Gaun pelindung terbuat dari bahan yang dapat dicuci dan dapat dipakai ulang (kain),
tetapi dapat juga terbuat dari bahan kertas kedap air yang hanya dapat sekali pakai
(dispossable). Lepaskan gaun/baju pelindung jika tindakan telah selesai. 12

Gambar 3. Alat Pelindung Diri (APD).12

F. Penutup Kepala dan Pelindung Sepatu
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar
untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah
perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi
pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpecik dan menyemprot. Sedangkan
pelindung kaki digunakan untuk melindung kaki dari cedera akibat benda tajam atau
benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu,
sandal jepit atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan.
Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak
perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau

Universitas Sumatera Utara

tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih.
Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah,
sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat
meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui sepatu
dan sering kali digunakan sampai diruang operasi. Kemudian di lepas tanpa sarung
tangan sehingga terjadi pencemaran.20,21
F. Imunisasi
Berdasarkan pada beberapa penelitian bahwa tenaga pelayanan kesehatan gigi
mempunyai risiko tinggi terhadap penularan hepatitis B, influenza, measles, mumps,
rubela dan varisela. Pada saat ini sudah ditemukan vaksin untuk mencegah infeksi
dari penyakit-penyakit tersebut. Tenaga pelayanan kesehatan gigi harus diberikan
imunisasi atau memperoleh booster terhadap infeksi yang umum terjadi: tetanus,
ditieri, poliomielitis, tifoid, meningokokus, hepatitis A, hepatitis B, rubela,
tuberkulosis,

measles,

batuk

rejan,

mumps.

Dokter

gigi

di

Indonesia

direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi tersebut dan mencatat atau
mendokumentasikan imunisasi yang telah dilakukan. Institusi pendidikan kedokteran
gigi di Indonesia diwajibkan melaksanakan program pendidikan tentang pencegahan
dan pengendalian infeksi, dan dihimbau untuk pemeriksaan dan vaksinasi hepatitis B
kepada mahasiswanya.12,21
Bagi karyawan yang tidak bersinggungan dengan pasien (pegawai
administratif, petugas kebersihan dan lain-lain) dapat dimasukkan dalam program
tersebut tergantung pada risiko mereka berkontak dengan darah atau saliva. Apabila
ditemukan karyawan yang tidak bersedia untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis B,
diwajibkan menandatangani surat pernyataan tidak bersedia yang dibuat oleh institusi
dan diketahui oleh pimpinan.12

2.3.3 Penggunaan Alat Sekali Pakai
Bahan sekali pakai hanya digunakan untuk satu orang pasien. Biasanya bahan
tersebut terbuat dari plastik atau bahan logam yang tidak mahal, dan biasanya bersifat

Universitas Sumatera Utara

tidak tahan panas atau tidak bisa disterilkan. Bahan-bahan sekali pakai harus dibuang
setelah dipakai.10

2.3.4 Air Dental Unit
Air yang disuplai pemerintah merupakan salah satu sumber mikroorganisme
penyebab penyakit menular. Air yang mengandung mikrooranisme dapat tertahan
pada saluran dental unit, akan menyebabkan bakteri-bakteri melekat dan
berakumulasi dipermukaan dalam saluran dan membentuk lapisan pelindung yang
kotor yang disebut biofilm. Beberapa cara untuk mengurangi kontaminasi
mikroorganisme dari dental unit yaitu :
1. Menyediakan tangki air yang berisi air yang telah direbus atau air destilasi
dan masukan kedalam sistem dental unit, sehingga air yang keluar dari
handpiece dan semprotan adalah air yang telah direbus.
2. Saluran-saluran air di dental unit secara periodik di cuci dengan larutan
desinfektan dan dibilas sebelum merawat pasien.
3. Menggunakan penyaring bakteri (mikrofiltrasi). 10

Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Teori

Infeksi
Silang

Pasien ke
Operator

Operator
ke Pasien

Pasien ke
Pasien

Operator ke
Lingkungan

Lingkungan
ke Operator

Kontrol
Infeksi

Standard
Precaution

Sebelum
Tindakan

Sesudah
Tindakan

Evaluasi
Pasien

Sterilisasi
Instrumen

Perlindungan
Diri

Sterilisasi
Ruangan

Penggunaan
Alat Sekali
Pakai

Asepsis dan
Desinfeksi

Kualitas Air
Dental Unit

Pengelolaan
Limbah Medis

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konsep

Dokter gigi di tempat praktek

Tingkat pengetahuan tentang
standard precaution sebelum
tindakan perawatan gigi.
Kategori:
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang

Universitas Sumatera Utara