Pengaruh Peran Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. CCM Agripharma KIM II Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Peranan manajer sebagai pemimpin adalah kunci bagi penerapan
perubahan strategi dalam menyusun arah perusahaan untuk mencapai tujuan,
mengkomunikasikannya dengan karyawan, memotivasi karyawan, dan melakukan
tinjauan jangka panjang. Seorang pemimpin mencocokkan arah perusahaan
terhadap perubahan keadaaan yang kompetitif.
Setiap orang mempunyai pengaruh atas yang lain-lain, dengan praktek,
pengaruh ini jadi tumbuh. Sebagian orang lebih banyak dapat dipengaruhi dari
yang lain-lain, dan sebagian kondisi lebih banyak dapat digunakan untuk
mempengaruhi, maka sangat mungkin untuk mempraktekkan kepemimpinan ini.
Kita dapat memandang kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang atau
pemimpin, untuk mempengaruhi perilaku orang lain menurut keinginankeinginannya dalam suatu keadaan tertentu.
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Robbins (2008:15)
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah
tercapainya tujuan.
10


Universitas Sumatera Utara

Menurut

Sule

dan

Saefullah

(2005:165)

berpendapat

bahwa

kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para
anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Sedangkan menurut
Yuli (2005:167) mendefinisikan pengertian kepemimpinan sebagai orang yang

memiliki kewenangan untuk memberi tugas, mempunyai kemampuan untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain (bawahan) dengan melalui pola
hubungan yang baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
suatu proses atau kegiatan yang dilakukan seseorang pimpinan untuk
mempengaruhi orang lain agar termotivasi dalam bekerja secara produktif untuk
pencapaian tujuan.
2.1.2 Peran Kepemimpinan
Peran adalah kedudukan atau status dalam melaksanakan hak dan
kewajiban. Peran kepemimpinan adalah pemimpin atau manajer yang berorentasi
dalam peningkatan kemampuan yang berfokus pada pengembangan keterampilanketerampilan pegawai untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan.
Peran kepemimpinan dalam setiap organisasi berbeda tergantung pada
spesifikasinya. Perbedaan ini disebabkan oleh jenis organisasi, situasi sosial
dalam organisasi dan jumlah anggota kelompok dalam organisasi tersebut. Peran
dari manajemen organisasi dapat diidentifikasikan sebagai membangun suatu
kebijakan dalam organisasi, membangun dan menyebar tujuan dari kebijakan,
11

Universitas Sumatera Utara


menyediakan sumber daya yang ada, menyediakan pelatihan orientasi pada
permasalahan dan menstimulasi pengembangan atau kemajuan dari organisasi.
Peranan pemimpin sangat penting dalam usaha mencapai tujuan suatu
organisasi atau perusahaan, sehingga dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan
yang dialami, dan hal itu sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.
Salah satu peranan pemimpin dalam peningkatan produktivitas kerja
adalah melalui pemotivasian bawahan. Tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang
pegawai dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya lingkungan tempat
bekerja. Oleh sebab itu seorang pemimpin dapat menciptakan suasana yang
harmonis yang dapat mendorong atau menimbulkan motivasi kerja yang tinggi.
Siagian (2005:86) mengemukakan bahwa peran kepemimpinan dalam
organisasi atau perusahaan ada 3 (tiga) bentuk yaitu sebagai berikut :
1. Peran yang bersifat interpersonal
Peran yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang
pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan symbol akan
keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
memotivasi, memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin
mempunyai

peran sebagai


penghubung dengan

pihak

eksternal

perusahaan.

12

Universitas Sumatera Utara

2. Peran yang bersifat informasional
Peran yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang
pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pencari, penerima
dan penganalisa informasi.
3. Peran pengambilan keputusan
Peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa
pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan

diambil

berupa

strategi-strategi

bisnis

yang

mampu

untuk

mengembangkan inovasi, mengambil peluang, atau kesempatan dan
bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten.
Menurut Hamalik (2006 : 166) seorang pemimpin melaksanakan peranperan kepemimpinan, yakni :
1. Peran sebagai katalisator.
Seorang pemimpin harus menumbuhkan pemahaman dan kesadaran
orang-orang yang dipimpinnya supaya yakin, bahwa tindakan yang dia

lakukan adalah untuk kepentingan semua anggota organisasi. Para anggota
supaya merasa, bahwa hasil kerja kepemimpinannya bukan semata-mata
menguntungkan dirinya, tetapi menguntungkan semua anggota organisasi
secara keseluruhan.
2. Peran sebagai fasilitator.

13

Universitas Sumatera Utara

Seorang pemimpin harus berupaya mendorong dan menumbuhkan
kesadaran para anggota organisasi yang dipimpinnya supaya melakukan
perubahan yang diharapkan untuk meningkatkan organisasi. Pemimpin
tidak hanya berperan sebagai pemrakarsa saja, melainkan aktif
memberikan berbagai kemudahan bagi para anggotanya.
3. Peran sebagai pemecah masalah.
Seorang pemimpin harus mampu bertindak cepat, tepat dan tanggap
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh organisasi dan berusaha
memecahkan masalah tersebut. Dia harus mampu menentukan saat dan
bentuk pemberian bantuan kepada anggota atau kelompok, sehingga dapat

menyesuaikan diri dengan setiap gerak langkah yang dilakukan untuk
memecahkan permasalahan yang ada.
4. Peran sebagai penghubung sumber.
Seorang pemimpin harus berupaya mencari sumber-sumber yang
berkenaan dengan kondisi dan kebutuhan organisasi. Dengan sumbersumber tersebut, pemimpin dapat membantu organisasi atau kelompok
untuk mengetahui cara-cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk
memperoleh bantuan yang diperlakukan dalam rangka memecahkan
masalah yang sedang dihadapi.

14

Universitas Sumatera Utara

5. Peran sebagai komunikator.
Seorang

pemimpin

harus


mampu

mengkomunikasikan

gagasan-

gagasannya kepada orang lain, yang selanjutnya menyampaikannya
kepada orang lainnya secara berlanjut. Bentuk komunikasi yang harus
dilakukan secara dua arah supaya gagasan yang disampaikan dapat
dibahas secara luas, yang mencakup para pelaksana dan khalayak sasaran
perlu menguasai teknik berkomunikasi secara efektif.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan
keinginan kelompok. Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang
dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa
yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin
memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan
akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau

tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan
diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas
dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya
sebagai seorang pemimpin. Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan
kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang
15

Universitas Sumatera Utara

membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan.
Menurut Hadari (Robbins, 85:2008) menjelaskan bahwa unsur-unsur
dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1.

Adanya

seseorang


yang

berfungsi

memimpin,

yang

disebut

pemimpin (leader)
2.

Adanya orang lain yang dipimpin

3.

Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan
dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan
tingkah lakunya


4.

Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu
proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kepemimpinan

menurut

Davis

menyimpulkan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam
organisasi, yaitu :
1.

Kecerdasan : yaitu seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan
yang melebihi para anggotanya,

2.

Kematangan dan keluasan sosial (Social manutary and breadth) : yaitu
seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang,
memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang,
16

Universitas Sumatera Utara

3.

Motivasi dalam dan dorongan prestasi (Inner motivation and
achievement drives) : yaitu dalam diri seorang pemimpin harus
mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan

4.

Hubungan manusiawi : yaitu pemimpin harus bisa mengenali dan
menghargai para anggotanya.

2.1 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi ditinjau dari ilmu manajemen merupakan suatu fungsi atau alat
yang erat kaitannya dengan manusia sebagai penggerak orang-orang agar mampu
melakukan kegiatan-kegiatan organisasi. Bagi pimpinan organisasi kegiatan
manajemen penting dalam meningkatkan kinerja

organisasi atau perusahaan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para bawahan dapat menunjang ke arah
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Setiap pimpinan selalu berusaha
melaksanakan motivasi kepada para bawahannya walaupun kenyataannya selalu
mengalami hambatan mengingat orang-orang mempunyai keinginan dan
kebutuhan yang berbeda-beda.
Hasibuan (2005:96) menyatakan ”Motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan”.

17

Universitas Sumatera Utara

Menurut Siagian (2005:36) menyatakan bahwa motivasi adalah daya
pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Ardana, dkk, (2012 : 193) mengemukakan bahwa : “ motivasi adalah suatu
dorongan energi yang mengatur antara keinginan dan kebutuhan pegawai untuk
berperilaku sesuai dengan tuntutan pekerjaan sehingga setiap pegawai mampu
untuk menentukan bagaimana bentuk, arah, intensitas, dan durasi dalam bekerja”.
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja atau pendorong semangat kerja. Sementara motif adalah daya dorong atau
tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Incentive adalah alat
motivasi, sarana motivasi, atau sarana yang menimbulkan dorongan. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja adalah : atasan, rekan, sarana
fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis
pekerjaan dan tantangan.
Dari pengertian ini, jelaslah bahwa dengan memberikan motivasi yang
tepat, maka karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam
melaksanakan tugasnya dan mereka akan meyakini bahwa dengan keberhasilan
18

Universitas Sumatera Utara

organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, maka kepentingankepentingan pribadinya akan terpelihara pula.
Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi
rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan
atau pekerja untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang
telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang
besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan pengertian tentang motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja adalah dorongan atau semangat yang timbul dalam diri seseorang
atau pegawai untuk melakukan sesuatu atau bekerja, karena adanya rangsangan
dari luar baik itu dari atasan dan lingkungan kerja, serta adanya dasar untuk
memenuhi kebutuhan dan rasa puas, serta memenuhi tanggung jawab atas tugastugas yang diberikan dan dilakukan dalam organisasi.
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Herzberg, dalam Mangkunegara (2005:179), para pemimpin
harus memberi perhatian yang sungguh-sungguh agar faktor-faktor motivator
memberikan motivasi kepada para bawahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai tersebut adalah
sebagai berikut :

19

Universitas Sumatera Utara

1. Keberhasilan pelaksanaan
Agar seorang bawahan dapat berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya,
maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannya dengan
memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha
mencapai hasil. Bila bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannya,
pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu.
2. Pengakuan
Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi
pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut, berupa pemberian
bonus dan penghargaan.
3. Tanggung jawab
Membiarkan

bawahan

bekerja

sendiri

sepanjang

pekerjaan

itu

memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi. Diterapkannya prinsip
partisipasi

membuat

bawahan

sepenuhnya

merencanakan

dan

melaksanakan pekerjaannya.
4. Pengembangan Karyawan
Pemimpin memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk
pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti
pendidikan atau pelatihan lanjutan.

20

Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Tujuan-tujuan Motivasi
Pada hakekatnya pemberian motivasi kepada pegawai tersebut mempunyai
tujuan yang dapat meningkatkan berbagai hal, menurut Hasibuan (2005:97) tujuan
pemberian motivasi kepada karyawan adalah untuk :
1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
5. Meningkatkan kedisplinan karyawan
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
8. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan pertisipasi karyawan
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
2.2.4 Jenis-jenis Motivasi
Ada 2 (dua) jenis motivasi menurut Hasibuan (2007:148) yaitu sebagai
berikut :

21

Universitas Sumatera Utara

1. Motivasi Positif
Motivasi positif maksudnya adalah seorang pemimpin memotivasi
bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi
baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan
meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima sesuatu yang
baik.
2. Motivasi Negatif
Motivasi negatif maksudnya adalah seorang pemimpin memotivasi
bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya
kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini maka
semangat dan kinerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan
meningkat, karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu
panjang akan berakibat kurang baik bagi perusahaan.
2.2.5 Metode-metode Motivasi
Ada 2 (dua) metode motivasi kerja menurut Hasibuan (2007:150) yaitu
sebagai berikut :
1. Metode Langsung (direct motivation)
Adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap individu
karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan yang mempunyai
sifat khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam, dan
lain sebagainya.

22

Universitas Sumatera Utara

2. Metode Tidak Langsung (indirect motivation)
Adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya kursi
yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang tenang dan
nyaman, suasana dan lingkungan pekerjaan yang baik dan lain sebagainya.
Motivasi tidak langsung ini sangat besar pengaruhnya untuk meransang
semangat kerja karyawan sehingga produktivitas kerja meningkat.
2.2.6 Alat-Alat Motivasi
Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada karyawan
dapat berupa material incentive dan nonmaterial incentive (Hasibuan, 2005:48) :
1. Material Incentive
adalah motivasi yang bersifat materiil sebagai imbalan atas prestasi kerja
karyawan.Yang termasuk dalam material incentive adalah yang berbentuk
uang dan barang-barang.
2. Nonmaterial Incentive
adalah motivasi yang tidak berbentuk materiil. Yang termasuk dalam
nonmaterial incentive adalah perlakuan yang wajar, penempatan kerja
yang tepat, dan hal lain yang sejenis.

23

Universitas Sumatera Utara

2.2.7 Indikator-Indikator Motivasi
Motivasi dapat dikatakan sebagai hal yang sulit, sebab untuk mengamati
dan mengukur motivasi setiap karyawan belum ada kriterianya, karena motivasi
setiap karyawan berbeda satu sama lain.
Menurut Abraham Maslow yang dikutip Manullang (2006:173) indikator
motivasi adalah teori "Hirarki Kebutuhan". Maslow

memandang kebutuhan

manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling
rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang
diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut :

Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan Fisik
Sumber : Manullang (2006:173)

Gambar 2.1 Tingkatan Kebutuhan Menurut Maslow
1. Kebutuhan fisik (Basic Needs), yang merupakan kebutuhan pertama dan
utama yang wajib dipenuhi pada setiap individu. Yang terdiri dari sandang,
pangan, papan dan kesejahteraan individu (pemberian gaji, pemberian
bonus, uang makan, uang transport, fasilitas perumahan, dan sebagainya).
24

Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan ini menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi
efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi perusahaan.
2. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan kerja (Safety Needs), kebutuhan ini
mengarah kepada kebutuhan akan rasa aman dalam jaminan pekerjaannya,
jaminan masa depan karyawan (jaminan sosial tenaga kerja, dana pensiun,
tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan, dan perlengkapan keselamatan
kerja) dan kebutuhan akan lingkungan dan tempat kerja yang nyaman.
3. Kebutuhan sosial (Social Needs) Yang termasuk kedalam kebutuhan ini
yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam
kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan,
mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya
rasa kebersamaan termasuk adanya rasa memiliki dalam perusahaan.
4. Kebutuhan akan penghargaan diri (Esteem Needs), ditunjukkan dengan
pengakuan dan penghargaan berdasarkan kemampuannya, yaitu kebutuhan
untuk dihormati dan dihargai oleh karyawan lain dan pimpinan terhadap
prestasi kerja.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs). Kebutuhan
aktualisasi merupakan kebutuhan puncak. Bentuk khusus kebutuhan ini
akan berbeda-beda setiap individu. Setiap orang ingin mengembangkan
kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk
mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak
25

Universitas Sumatera Utara

pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang.
Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen
untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk
dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
2.3 Produktivitas Kerja
2.3.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Budiono (2005:95) mengemukakan konsep produktivitas kerja dapat
dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi keorganisasian.
Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental
dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha
untuk

meningkatkan

kualitas

kehidupannya. Sedangkan

dimensi

keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara
masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini,
terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas,
tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Menurut

Budiono

(2005:96)

produktivitas

mempunyai

beberapa

pengertian yaitu :
1. Pengertian Phisiologi, produktivitas yaitu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
dari kemarin, esok harus lebih baik dari hari ini. Pengertian ini
26

Universitas Sumatera Utara

mempunyai makna bahwa dalam perusahaan atau pabrik, manajemen
harus terus menerus melakukan perbaikan proses produksi, sistem kerja,
lingkungan kerja dan lain-lain.
2. Produktivitas merupakan kegiatan produksi sebagai perbandingan antara
keluaran (output) dengan masukan (input). Perumusan ini
untuk

perusahaan,

industri

dan ekonomi

keseluruhannya.

berlaku
Secara

sederhana produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung, antara
jumlah

yang

dihasilkan dan jumlah

setiap

sumber

daya

yang

dipergunakan selama proses berlangsung.
Menurut penelitian formulasi National Productivity Board Singapure,
dikatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental yang mempunyai semangat
untuk melakukan peningkatan perbaikan.
Perwujudan sikap mental, dalam berbagai kegiatan antara lain sebagai berikut :
1) Yang berkaitan dengan diri sendiri dapat dilakukan melalui
peningkatan:
a) Pengetahuan
b) Ketrampilan
c) Kedisiplinan
d) Upaya pribadi
e) Kerukunan kerja

27

Universitas Sumatera Utara

2) Yang berkaitan dengan pekerjaan, dapat dilakukan melalui:
a) Manajemen dan metode kerja yang lebih baik
b) Penghematan biaya
c) Ketepatan waktu
d) System dan teknologi yang lebih baik
Menurut

Nawawi

(2004:95)

menjelaskan

secara

konkrit

konsep

produktivitas kerja sebagai berikut:
a. Produktivitas kerja merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang
diperoleh dengan jumlah kerja yang dikeluarkan. Produktivitas kerja
dikatakan tinggi jika hasil ynag diperoleh lebih besar dari pada sumber
tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya.
b. Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan
personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari
ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia,
sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang tersedia. Hasil yng diperoleh bersifat non material yang
tidak dapat dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya
digambarkan melalui efisiensi personal dalam pelaksanaan tugas-tugas
pokoknya.
Menurut Paul Mali yang dikutip oleh Sedarmayanti (2009:52) bahwa
produktivitas

adalah

suatu

sikap

mental

bagaimana

mengasilkan

atau
28

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan hasil barang setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya
secara efesien.
Pengertian

tersebut

menjelaskan

bahwa

di

dalam

meningkatkan

produktivitas kerja memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping
itu peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat melalui cara kerja yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan hasil kerja yang diperoleh. Sehingga
dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam produktivitas kerja
terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur
tersebut adalah unsur-unsur semangat kerja, cara kerja, dan hasil kerja. Unsur
semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh adanya
kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja
secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian
dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk
meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai.
Unsur kedua dari produktivitas kerja adalah cara kerja atau metode kerja.
Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat
dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Ukuran ketiga dari produktivitas kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja merupakan
hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja
yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam
29

Universitas Sumatera Utara

melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau
frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan
tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa produktivitas kerja pegawai dapat diukur dengan adanya semangat kerja
dari pegawai dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, dengan
selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan
sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan.
Dari pendapat di atas, dapat menyimpulkan bahwa produktivitas kerja
adalah suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan suatu
produk atau hasil kerja sesuai dengan mutu yang ditetapkan dalam waktu yang
lebih singkat dari seorang tenaga kerja.
Berdasarkan

pendapat

tersebut

dapat

ditarik

kesimpulan

bahwa

produktivitas adalah sikap mental dari seorang karyawan dalam peningkatan dari
segi hasil kerja yang dicapai.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Siagian (2005:79), menyatakan bahwa ada banyak faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja
maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan
pemerintah secara keseluruhan. Faktor- faktor tersebut antara lain :

30

Universitas Sumatera Utara

1. Gaji yang cukup
Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup pada
karyawan.Pengertian cukup adalah sangat relatif sifatnya, yaitu apabila
jumlah yang mampu dibayarkan oleh perusahaan tanpa menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Dengan sejumlah gaji yang diberikan tersebut
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
2. Lingkungan dan iklim kerja
Suasana kerja yang kompleks dapat menimbulkan kebosanan dan
ketegangan kerja bagi karyawan.Untuk menghindari hal- hal tersebut
perusahaan perlu menciptakan suasana santai dalam bekerja.
3. Harga diri perlu mendapat perhatian
Pihak perusahaan perlu memperhatikan harga diri karyawan, yaitu dengan
memberikan penghargaan, berupa surat penghargaan, maupun bentuk
materi, bagi para karyawan yang memiliki prestasi kerja menonjol.
4. Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat
Setiap perusahaan hendaknya menempatkan para karyawan pada posisi
yang tepat karena apabila terjadi ketidaktepatan dalam penempatan posisi
dapat menurunkan produktivitas kerja karyawan karena ia tidak sesuai
dengan kemampuan yang ia miliki.
5. Memberikan kesempatan untuk maju
Produktivitas kerja karyawan akan timbul apabila mereka memiliki
harapan untuk maju. Perusahaan hendaknya memberikan penghargaan
31

Universitas Sumatera Utara

kepada karyawannya yang berprestasi, yang dapat berupa pengakuan,
hadiah, kenaikan gaji, kenaikan pangkat dan promosi jabatan.
6. Perasaan aman untuk masa depan perlu diperhatikan
Produktivitas kerja karyawan akan terbina jika mereka merasa aman dalam
menghadapi masa depan dengan pekerjaan yang ditekuni. Untuk
menciptakan rasa aman perusahaan mengadakan program pensiun, mereka
memiliki alternatif lain yaitu mewajibkan karyawan untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk ditabung dalam polis asuransi.
7. Usahakan agar karyawan mempunyai loyalitas
Untuk dapat menimbulkan loyalitas pada karyawan maka pihak pimpinan
harus mengusahakan agar karyawan merasa senasib dengan perusahaan.
Salah satu cara menimbulkan sikap loyalitas para karyawan terhadap
perusahaan adalah dengan memberi gaji yang cukup dan memenuhi
kebutuhan rohani mereka.
8. Sesekali para karyawan perlu diajak berunding
Mengajak karyawan berunding dalam mengambil keputusan, mereka akan
memiliki rasa tanggung jawab dan semangat untuk mewujudkannya.
9. Pemberian insentif yang menyenangkan
Perusahaan hendaknya memberikan insentif dengan cara sebaik- baiknya
yaitu perusahaan harus mengetahui karyawannya seperti loyalitas
karyawannya, kesenangan dan prestasi kerja mereka.
32

Universitas Sumatera Utara

10. Kapasitas kerja
Yaitu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya pada
waktu tertentu. Kapasitas kerja sangat bergantung pada jenis kelamin,
pendidikan, keterampilan, usia dan status gizi.
2.3.3 Metode Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan
fisik perorangan/perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun
dari sudut pandangan/pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada
umumnyatidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang
diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu,
digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).
Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai
jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya
yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
Sinungan (2005:53), berpendapat bahwa secara umum pengukuran
produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang
sangat berbeda :
1. Perbandingan-perbandingan

antara

pelaksanaan

sekarang

dengan

pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan
sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah
meningkat atau berkurang tingkatannya.

33

Universitas Sumatera Utara

2. Perbandingan pelaksanaan antara suatu unit (perorangan, seksi dan proses)
dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya. Inilah yang terbaik
sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Menurut Simamora (2005:412) faktor-faktor yang digunakan dalam
pengukuran produktivitas kerja meliputi sebagai berikut :
1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan
dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan
oleh perusahan.
2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal
ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan.
3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan
waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang
disediakan diawal waktu sampai menjadi output.
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting
untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
34

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu
penggunaan waktu dan hasil kerja (out put).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas disimpulkan bahwa pengukuran
produktivitas bukanlah perhitungan akan kuantitas suatu produk tetapi suatu
perhitungan rasio, perbandingan dan merupakan suatu pengukuran matematis dari
suatu tingkat efesiensi, hal ini jelas berbeda dengan produksi, dimana produksi
lebih mengutamakan atau menghitung tingkat kuantitas yang dihasilkan dari
produksi.
2.3.4 Dimensi Produktivitas Kerja
Husein (2005:9), mengemukakan dua dimensi produktivitas sebagai
berikut :
1. Efektivitas
Efektivitas itu sendiri adalah “doing the right thing”. Melaksanakan
sesuatu yang benar dalam memenuhi kebutuhan organisasi berkaitan
dengan pencapaian unjuk kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian
target yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas.
2. Efisiensi
efisiensi adalah: “doing things right”. Melakukan yang benar dengan
proses yang benar berkaitan dengan upaya membandingkan masukan
dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Eefesiensi juga berhubungan dengan ketepatan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan dan penggunaan peralatan kantor yang lebih
35

Universitas Sumatera Utara

efisien.. Efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya
sumber-sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan output. Efisiensi merupakan karakteristik proses yang
mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar
yang ditetapkan.
Untuk itu, produktivitas biasanya dicapai melalui efektivitas pencapaian
tujuan dan efisiensi penggunaan sumber daya”. Perbedaan produktivitas dengan
efektivitas dan efisiensi adalah bahwa produktivitas merupakan ukuran tingkat
efisiensi dan efektivitas dari setiap sumebr yang digunakan selama produksi
berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output)
dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber
(input).
Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output,
sedangkan tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target.
Efisiensi

merupakan

suatu

ukuran

dalam

membandingkan

input

yang

direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya
digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin
tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dapat dihemat akan semakin rendah
tingkat efisiensinya. Efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran
seberapa jauh target dapat dicapai.

36

Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya peningkatan produktivitas menggunakan pendekatan
system yang berfokus pada perbaikan terus-menerus terhadap kualitas, efektivitas
pencapaian tujuan, dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya dari
perusahaan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan variable
gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan adalah sebagai berikut :
1.

Adytia (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Peran
Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada
PT. Kawasan Industri Medan dengan responden 60 orang.

Adapun

metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan
menggunakan teknik kuesioner, wawancara, dan observasi. Metode
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan regresi
linear sederhana. Berdasarkan dari hasil analisa data bahwa Peran
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas
kerja karyawan.
2. Jenita (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi,
Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Pada Badan Kepegawaian dan Diklat daerah Minahasa Selatan
dengan responden 35 orang pegawai. Alat analisa yang digunakan adalah
regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan secara simultan
motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan berpengaruh terhadap
37

Universitas Sumatera Utara

produktivitas kerja. Motivasi dan kepemimpinan berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap produktivitas kerja. Disiplin kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja dan nilainya signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai para pegawai.
3. Shinta (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Peran
Kepemimpinan, Dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pada PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI) di Surabaya dengan responden 120
orang. Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini
adalah dengan menggunakan purposive sampling. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan eksplanatori. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan
dari hasil analisa data bahwa pengaruh peran kepemimpinan dan motivasi
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan.
4. Adi (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan
dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada PT. PLN
(Persero) Kantor Wilayah Sumatera Utara dengan responden 80 orang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan
eksplanatori

dengan menggunakan regresi linear berganda. Adapun

metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan
menggunakan teknik kuesioner, wawancara, dan observasi. Berdasarkan
38

Universitas Sumatera Utara

dari hasil analisa data bahwa Peran kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.
5. Hadi (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi dan
Peran Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.
Flora Sawita Chemindo dengan responden 135 orang. Adapun metode
yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan
menggunakan random sampling. analisis data yang digunakan yaitu
dengan metode deskriptif dengan menggunakan regresi linear berganda.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Berdasarkan dari hasil analisa data bahwa Motivasi dan peran
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas
kerja karyawan.
6. Chandra

(2005)

melakukan

penelitian

dengan

judul

Pengaruh

Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
Karyawan Menurut Persepsi Karyawan Bagian Produksi PT. Inti Mega
Sol, dengan responden 45 orang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif yang dilaksanakan dengan menggunakan
perhitungan statistik yaitu analisis koefisien korelasi Rank Spearman dan
koefisien determinasi. Berdasarkan hasil analisis mengenai produktivitas
kerja karyawan dimana pimpinan mampu menciptakan semangat kerja
39

Universitas Sumatera Utara

karyawan, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan
semakin meningkat. Berdasarkan dari hasil analisa data bahwa Peran
kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan.
7. Damayanti (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh motivasi
kerja karyawan terhadap Produktivitas kerja karyawan

CV. Bening

natural furniture Di semarang, denganresponden 40 orang. Data diambil
menggunakan metode angket dan dianalisis menggunakan regresi linier.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh F hitung 16.3258 > Ftabel (4.0982)
pada taraf kesalahan 5%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
motivasi kerja yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan CV.
Bening Natural Furniture di Semarang. Besarnya kontribusi motivasi
tersebut terhadap produktivitas kerja sebesar 30.1%.
8. Arif (2013) Journal The WINNERS, Vol. 14 No. 2, September 2013: 77-86
dengan judul Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Studi
Kasus Pada PT. X Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif dengan
responden 50 orang. Berdasarkan rentang klasifikasi termasuk kategori
cukup baik. Hasil ini berarti bahwa secara keseluruhan motivasi karyawan
pada PT X Bandung cukup baik namun dimensi motivasi ekstrinsik
memiliki nilai bobot dibawah bobot rata-rata variabel motivasi, yaitu pada
40

Universitas Sumatera Utara

indikator keterlibatan di perusahaan dan motivasi dari pimpinan. Hasil
tanggapan responden terhadap penilaian produktivitas kerja menunjukkan
nilai bobot rata-rata sebesar 196. Berdasarkan rentang klasifikasi termasuk
kategori baik. Hasil ini berarti bahwa secara keseluruhan produktivitas
kerja karyawan pada PT X Bandung sudah baik namun dimensi sikap
mental memiliki nilai bobot di bawah bobot rata-rata variabel
produktivitas kerja, yaitu pada indikator disiplin karyawan dalam
menyelesaikan tugas, pengalaman kerja, dan hubungan kerja dengan
atasan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi terhadap produktivitas
kerja karyawan pada PT X Bandung secara signifikan dengan koefisien
korelasi r = 0,510. Berdasarkan kriteria Champion dengan nilai r =0,510,
maka hubungan ini termasuk hubungan yang cukup kuat. Berdasarkan
koefisien diterminan (KD) diperoleh r2 = 0,2601; artinya pada penelitian
ini motivasi memberikan peranan terhadap produktivitas kerja sebesar
26,01%, sedangkan sisanya 73,99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
9. Elpis (2014) Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, 2014,
artikel 4 dengan judul Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan Dan Disiplin
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Kehutanan Dan Perkebunan
Kabupaten Tapanuli Tengah dengan responden 30 orang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survey
41

Universitas Sumatera Utara

yaitu penelitian yang mengambil sampel dari seluruh populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang utama.
Berdasarkan analisis determinan menunjukkan bahwa a) Variabel
Motivasi, kepemimpinan dan disiplin memiliki korelasi yang sangat
kuat terhadap produktivitas kerja Pegawai Dinas kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Tapanuli Tengah,

b)

Variabel

Motivasi,

Kepemimpinan dan disiplin mampu menjelaskan variabel Produktivitas
kerja Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli
Tengah sebesar : 79,6 %, sedangkan sisanya sebesar : 20,4 % dijelaskan
variabel lain diluar konsep penelitian ini.
2.5 Kerangka Konseptual
Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam menentukan
pencapaian tujuan dalam organisasi perusahaan. Dikatakan penting karena
pimpinan membutuhkan orang lain yaitu bawahan untuk melaksanakan secara
langsung tugas-tugasnya. Suatu kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan
yang mampu menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim
kerja yang kondusif dalam kehidupan organisasional.
Pentingnya mengenai kepemimpinan dalam organisasi, maka salah satu
faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
kepemimpinan dalam organisasi adalah gaya kepemimpinan dan selain dari
kepemimpinan maka yang perlu diperhatikan oleh setiap instansi atau perusahaan
adalah motivasi kerja karyawan.
42

Universitas Sumatera Utara

Seperti yang dikemukakan sebelumnya, bahwa peran kepemimpinan
mempunyai hubungan terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini seperti yang
dinyatakan oleh Panggabean (2005:76) yang mengatakan bahwa: “Dengan adanya
beraneka ragam keinginan dan kebutuhan dari setiap pegawai maupun kelompok
dalam suatu organisasi, maka seorang pemimpin harus dapat menyelaraskan
antara kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi”. Sehingga dengan
demikian tingkah laku karyawannya dapat didorong dan diarahkan didalam
mencapai tujuan bersama yang dilandasi dengan adanya motivasi kerja. Dari teori
diatas maka kita dapat mengatakan bahwa pemimpin harus selalu memberikan
motivasi kepada karyawannya dengan memenuhi beberapa kebutuhan individu
maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Dengan adanya beberapa penjelasan di atas maka jelaslah bahwa peran
kepemimpinan seseorang akan berpengaruh positif maupun negatif terhadap
motivasi kerja karyawan. Apabil peran kepemimpinan dapat berjalan dengan baik,
maka mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan . Demikian sebaliknya jika
penerapan peran kepemimpinan tidak dapat dijalankan dengan baik, maka akan
dapat menurunkan motivasi kerja karyawan yang nantinya juga dapat menurunkan
produktivitas perusahaan.

43

Universitas Sumatera Utara

2.5.1 Hubungan Peran Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan
Keberhasilan perusahaan pada dasarnya ditopang oleh kepemimpinan
yang efektif, di mana dengan kepemimpinannya itu dapat mempengaruhi
bawahannya untuk membangkitkan motovasi kerja mereka agar berprestasi dalam
tujuan bersama.
Dengan mengerti dan mengetahui hal-hal yang dapat membangkitkan motivasi
dalam diri seseorang yang merupakan kunci untuk mengatur orang lain. Tugas
pemimpin adalah mengidentifikasikan dan memotivasi karyawan agar dapat
berprestasi dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas
perusahaan.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap produktivitas kerja karyawan.
Peranan faktor manusia senantiasa memperhatikan keinginan dan kemampuan
setiap karyawan. Setiap karyawan di dalam perusahaan harus senantiasa
dipelihara dan dikembangkan kemampuannya untuk menumbuhkan kemauan dan
kemampuan kerja karyawan adalah tugas pemimpin dalam mengidentifikasikan
dan mengaktifkan motivasi karyawan agar dapat berprestasi dengan baik yang
akhirnya akan meningkatkan produktivitas perusahaan.

44

Universitas Sumatera Utara

2.5.2

Hubungan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Motivasi seseorang melakukan suatu pekerjaan karena adanya suatu

kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan
ekonomis yaitu untuk memperoleh uang, sedangkan kebutuhan non ekonomis
dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dan keinginan
lebih maju. Dengan segala kebutuhan tersebut, seseorang dituntut untuk lebih giat
dan aktif dalam bekerja, untuk mencapai hal ini diperlukan adanya motivasi
dalam melakukan pekerjaan, karena dapat mendorong seseorang bekerja dan
selalu berkeinginan untuk melanjutkan usahanya. Oleh karena itu jika karyawan
yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya mempunyai produktivitas
yang tinggi pula.
Menurut Sirait (2006:249) salah satu faktor

yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan adalah motivasi, dimana motivasi merupakan
proses

untuk mempengaruhi

seseorang

agar

mau

melakukan

sesuatu.

Produktivitas/prestasi seseorang tergantung pada motivasi orang tersebut
terhadap pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi motivasi seseorang untuk
melakukan pekerjaan, semakin tingggi pula tingkat produktivitasnya.
Berdasarkan

teori

yang dikemukakan

maka dapat dibuat suatu

paradigma hubungan antar variabel, yang ditunjukkan dengan gambar sebagai
berikut :

45

Universitas Sumatera Utara

Peran Kepemimpinan (X1)
Produktivitas Kerja
Karyawan ( Y)
Motivasi (X2)
Sumber : Panggabean (2005:76)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang disajikan diatas menjelaskan bahwa Peran
kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) berpengaruh kuat terhadap produktivitas
kerja karyawan (Y).
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah, penelitian hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai teoritis
terhadap perumusan masalah penelitian sebuah jawaban yang empirik (Sugiyono,
2006:51).
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang sudah
diuraikan maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara peran kepemimpinan terhadap
produktivitas kerja karyawan pada PT. CCM Agripharma KIM II Medan.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi terhadap produktivitas
kerja karyawan pada PT. CCM Agripharma KIM II Medan.

46

Universitas Sumatera Utara

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara peran kepemimpinan dan
motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. CCM Agripharma
KIM II Medan

47

Universitas Sumatera Utara