PENGARUH DPK ,CAR, NPL DAN LDR TERHADAP JUMLAH PEMBERIAN KREDIT (STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015)

  

PENGARUH DPK ,CAR, NPL DAN LDR TERHADAP JUMLAH

PEMBERIAN KREDIT

(STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015)

  

Aida Fitria, Masyhad, Siti Rosyafah

  Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital

  

Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio terhadap jumlah

  pemberian kredit bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013- 2015. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik, uji statistik deskriptif, teknik analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pemberian kredit bank umum, Non Performing Loan tidak berpengaruh signifikan, dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah pemberian kredit bank umum.

  Kata Kunci: Kredit, DPK, CAR, NPL, LDR.

  

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of Third Parties Fund, Capital

Adequacy Ratio, Non Performing Loan, and Loan to Deposit Ratio towards amount of

credit of commercial banks listed on Indonesia Stock Exchange period 2013-2015. The

Method of data analysis used is quantity method. Data analysis use classic assumption

test, descriptive statistic test, multiple linear regression analysis, and hypoytesis test.

The research results shows that third parties funds (DPK) and Capital Adequacy Ratio

  (CAR) significantly positive effect, Non Performing Loan (NPL) has no significant

  

effect, Loan to Deposit Ratio (LDR) has a negative and significant effect on amount of

commercial bank’s credit.

  Keywords: Credit, Third Parties Fund, CAR, NPL, and LDR.

  PENDAHULUAN

  Dunia bisnis merupakan salah satu aspek yang mendorong kemajuan perekonomian suatu negara. Dalam memulai atau mengembangkan suatu usaha maka tidak akan terlepas dari keperluan dana atau modal guna membiayai kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan sekali suatu lembaga yang dapat membantu dalam penyediaan dana atau modal. Seperti salah satu fungsinya, bank merupakan suatu lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana.

  Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2014). Salah satu jasa bank yang paling menghasilkan keuntungan yakni jasa pemberian kredit. Kredit merupakan aktivitas utama bank yang paling mendatangkan keuntungan, namun disisi lain kredit juga memiliki resiko yang tinggi. Kemampuan bank dalam memberikan kredit harus memperhatikan faktor-faktor yang akan dipertimbangkan dalam menentukan besar kecilnya kredit yang diberikan. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah faktor internal seperti dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, non performing loan, dan loan to deposit ratio.

  Dana pihak ketiga merupakan sumber dana terbesar yang dikelola oleh bank. Dana pihak ketiga berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito. Dana pihak ketiga memberi kontribusi besar bagi bank. Semakin besar dana pihak ketiga yang dapat dihimpun, maka semakin besar pula kredit yang dapat diberikan yang merupakan sumber penghasilan terbesar bagi bank. Capital adequacy ratio merupakan rasio permodalan bank yang menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam menanggulangi aktivitas bank yang mengandung resiko seperti kegiatan kredit.

  Semakin besar CAR perbankan maka semakin besar pula sumber dana finansial yang dimiliki bank untuk mengembangkan usaha dan mengatasi kegiatan bank yang beresiko.

  

Non Performing Loan adalah suatu keadaan dimana nasabah tidak mampu membayar

  sebagian atau seluruh dari jumlah kewajibannya. Semakin tinggi rasio NPL, maka bank dapat dikatakan tidak sehat. Loan to Deposit Ratio adalah rasio likuiditas bank. Rasio ini merupakan perbandingan antara berapa dana yang disalurkan oleh bank dari keseluruhan dana yang dapat dihimpun.

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy , Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio secara simultan berpengaruh

  Ratio

  terhadap jumlah pemberian kredit bank umum? (2) apakah Dana Pihak Ketiga, Capital

  

Adequacy Ratio , Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio secara parsial

  berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit bank umum ?

KAJIAN TEORI

  Pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang Perbankan RI No.10 Tahun 1998). Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Dengan aktivitas bank, dapat membantu kegiatan perekonomian masyarakat sehingga terciptanya kesejahteraan rakyat banyak.

  Pengertian Kredit

  Dalam bahasa latin kredit disebut “Credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Dalam memulai dan mengembangkan suatu kegiatan usaha, kredit dapat membantu seseorang atau badan usaha dalam penyediaan dana atau modal. Pengertian kredit sendiri adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan akan kesepakatan pinjam meminjam utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (undang- undang perbankan nomor 10 tahun 1998).

  Dana Pihak Ketiga

  Dana pihak ketiga adalah dana yang bersumber dari masyarakat. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank atau dana yang bersumber dari pihak ketiga dan dihimpun oleh sektor perbankan meliputi: 1) tabungan, 2) deposito berjangka, 3) giro, dan 4) sertifikat deposito. dana pihak ketiga merupakan dana yang paling diandalkan oleh bank. Semakin tinggi dana pihak ketiga, semakin besar juga kredit yang dapat diberikan oleh bank.

  Capital Adequacy Ratio (CAR)

  Modal merupakan sumber dana pihak pertama, yaitu sejumlah dana yang diinvestasikan oleh pemilik untuk pendirian suatu bank. Capital adequacy ratio merupakan rasio permodalan bank yang digunakan untuk menilai apakah modal yang dimiliki bank cukup untuk menutupi resiko saat ini dan resiko yang akan datang. Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Non Performing Loan (NPL) Non performing loan adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPL merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut.

  Semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bawa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank (Slamet Riyadi : 2006). Non Performing Loan dapat dirumuskan sebagai berikut:

  NPL

  Loan to Deposit Ratio (LDR)

  adalah rasio likuiditas bank. Rasio ini merupakan

  Loan to Deposit Ratio

  perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan dana yang diterima. Loan to

  

Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali

  penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. “Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya : 2000)”. Rasio LDR dapat dirumuskan sebagai berikut:

  METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel

  Penelitian ini menggunakan 1 variabel terikat yakni jumlah pemberian kredit, dan 4 variabel bebas meliputi (a) variabel Dana Pihak Ketiga yakni Dana yang terdiri dari tabungan, giro, dan deposito. (b) variabel Capital Adequacy Ratio yaitu rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva

  .

  yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (c) variabel Non Performing Loan yaitu rasio antara kredit bermasalah terhadap kredit yang disalurkan. (d) variabel Loan to Deposit Ratio adalah rasio antara kredit yang diberikan terhadap total dana yang dihimpun.

  Jenis Penelitian

  Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data berupa laporan keuangan tahunan (annual report) yang dipublikasikan bank dan didownload melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia

  Gambaran Objek Penelitian

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan beroperasi di Indonesia periode 2013-2015. Jumlah bank umum di Indonesia yang terdaftar di BEI selama periode penelitian sejumlah 40 bank.

  Selanjutnya diambil sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu, hingga menghasilkan sampel penelitian berupa laporan-laporan keuangan yang berasal dari 28 bank umum.

  Teknik Pengumpulan Data

  Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data non participant

  

observation. Selain itu, dilakukan pula studi kepustakaan yaitu dengan mengkaji

  berbagai literatur pustaka seperti jurnal, majalah, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

  Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

  Analisis Regresi Linier Berganda

  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yaitu suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Formulasi persamaan regresi linier berganda sendiri adalah sebagai berikut:

  1

  1

  2

  2

  3

  3

  

4

  

4 Y= α+ β χ + β χ + β χ + β χ ԑ (Sugiyono, 2010:277) + Keterangan: Y = Jumlah kredit α = konstanta

  X

  β

  Uji Normalitas .

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Prasyarat 1.

  Dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen (Wahid Sulaiman, 2004).

  2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut.

  Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk membuktikan kebenaran populasi melalui penelitian dari data sampel. Uji simultan (uji F) digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Dan koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai R

  Uji Hipotesis

  ԑ = Kesalahan Residual ( error )

  4 = angka arah koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel terikat akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas.

  β

  3,

  2,

  1 = Dana Pihak Ketiga

  β

  1,

  β

  4 = Loan to Deposit Ratio

  X

  3 = Non Performing Loan

  X

  = Capital Adequacy Ratio

  2

  X

  Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai probabilitas >0,05, maka data berdistribusi normal. Dan jika nilai probabilitas < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

  

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Unstandardized Residual N a,b

  84 Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .09573202

Most Extreme Differences Absolute .056

Positive .056

  Negative -.054

Test Statistic .056

c,d Asymp. Sig. (2-tailed) .200 Sumber: Peneliti ( 2017) Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2- tailed) sebesar 0,200 > 0,05. Sesuai dengan keputusan pengambilan yang telah

  ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal sehingga layak untuk dijadikan bahan dalam penelitian.

  2. Uji Autokorelasi

  Tabel 2 Hasil Uji Autokorelasi b Model Summary

  Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a 1 .998 .996 .996 .09813 1.753 Sumber: Peneliti (2017)

  Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,753. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang terbentuk tidak terjadi korelasi positif atau korelasi negatif karena nilai DW terletak di antara du < d < (4-du) yakni 1,746 < 1,753 < (4-1,746).

  3. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance atau variance

  factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

  multikolonieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2012).

  Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model Tolerance

  VIF (Constant)

DPK (X1) .921 1.086

CAR (X2) .968 1.033

NPL (X3) .917 1.090

LDR (X4) .987 1.013

  Sumber: Peneliti (2017)

  Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari variabel DPK adalah 0,921 dan 1,086. Variabel CAR sebesar 0,968 dan 1,033, variabel NPL sebesar 0,917 dan 1,090 sedangkan variabel LDR sebesar 0,987 dan 1,013. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terdapat adanya multikolinearitas karena semua variabel bebas memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < angka 10.

4. Uji Heteroskedastisitas

  Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

  Sumber: Penulis (2017) Gambar 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

  Gambar 1 scatterplot di atas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas atau dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, sehingga model regresi layak dipakai.

  Uji Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda a Coefficients

  Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig.

  (Constant)

  • .105 .170 -.615 .540 DPK (X1) 1.003 .007 .999 143.327 .000 CAR (X2) .009 .003 .020 2.999 .004 NPL (X3) .001 .008 .001 .110 .913 LDR (X4) -.003 .001 -.016 -2.357 .021

  Sumber: Peneliti (2017)

  Tabel 4 menjelaskan bahwa angka yang terdapat pada Unstandardized Coefficients

  Beta dapat disusun dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

  KREDIT = -0,105 + 1,003DPK + 0,009CAR + 0,001NPL - 0,003LDR Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1.

  Konstanta (α) sebesar 0,105 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari DPK, CAR, NPL, dan LDR bernilai 0, maka jumlah penyaluran kredit perbankan mengalami penurunan sebesar Rp 0,105.

  2. Koefisien Regresi Dana Pihak Ketiga (DPK) Besarnya n ilai β1 adalah 1,003 menunjukkan kearah hubungan positif antara DPK dengan jumlah pemberian kredit. Hal ini mengidentifikasi bahwa semakin tinggi nilai DPK yang dihimpun oleh bank umum mengakibatkan jumlah penyaluran kredit yang diberikan juga semakin besar. Hal ini juga menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1,- dari DPK, maka dapat meningkatkan jumlah pemberian kredit sebesar Rp 1,003 dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

  3. Koefisien Regresi Capital Adequacy Ratio (CAR)

  Besarnya nilai β2 adalah 0,009 menunjukkan kearah hubungan positif antara CAR dengan jumlah pemberian kredit. Hal ini mengidentifikasi bahwa semakin tinggi tingkat CAR yang dimiliki oleh bank umum mengakibatkan jumlah pemberian kredit yang diberikan juga akan mengalami peningkatan. Hal ini juga menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari CAR, maka akan mengalami kenaikan jumlah pemberian kredit sebesar 0,009% dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

  4. Koefisien Regresi Non Performing Loan (NPL) Besarnya nilai

  β3 adalah 0,001 menunjukkan kearah hubungan positif antara NPL dengan jumlah pemberian kredit. Hal ini mengidentifikasi bahwa semakin tinggi tingkat NPL yang dimiliki oleh bank umum mengakibatkan jumlah pemberian kredit yang diberikan akan mengalami peningkatan. Hal ini juga menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari tingkat NPL, maka jumlah pemberian kredit akan mengalami kenaikan sebesar 0,001% dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

  5. Koefisien Regresi Loan to Deposit Ratio (LDR) Besarnya nilai

  β4 adalah 0,003 menunjukkan kearah hubungan negatif (berlawanan) antara LDR dengan jumlah pemberian kredit. Hal ini mengidentifikasi bahwa semakin tinggi tingkat LDR yang dimiliki oleh bank umum mengakibatkan jumlah pemberian kredit yang diberikan akan mengalami penurunan. Hal ini juga menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari tingkat LDR, maka jumlah pemberian kredit akan mengalami penurunan sebesar 0,003 % dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

  Uji Hipotesis 1.

  Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Wahid Sulaiman, 2004 :86).

  Tabel 5 Hasil Uji F a ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. b

  1 Regression 214.585 4 53.646 5571.526 .000 Residual

  .761 79 .010 Total 215.346

  83 Sumber: Peneliti (2017) Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen memiliki hubungan yang simultan terhadap variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 5571,526 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Dengan hasil taraf signifikansi sebesar 0,000 < 0,050 (level of

  signifikan ), menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini layak dan dapat digunakan pada analisis berikutnya.

  Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen (Dana 2. Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio) secara parsial atau individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (jumlah pemberian kredit).

  Tabel 6 Hasil Uji t a Coefficients

  Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.105 .170 -.615 .540 DPK (X1) 1.003 .007 .999 143.327 .000

  CAR (X2) .009 .003 .020 2.999 .004 NPL (X3) .001 .008 .001 .110 .913

LDR (X4) -.003 .001 -.016 -2.357 .021

  Sumber: Peneliti (2017) a.

  Uji t Parsial Pengaruh Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Jumlah Pemberian Kredit

  Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa X1 (DPK) memiliki t hitung sebesar 143,327 > t tabel sebesar 1,99 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Dengan demikian pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap jumlah pemberian kredit pada bank umum adalah signifikan.

  b.

  Uji t Parsial Pengaruh Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Jumlah Pemberian Kredit

  Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa X2 CAR memiliki t hitung sebesar 2,999 > t tabel sebesar 1,99 dengan tingkat signifikan sebesar 0,004 < 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Dengan demikian pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap jumlah penyaluran kredit pada bank umum adalah signifikan.

  c.

  Uji t Parsial Pengaruh Variabel Non Performing Loan (NPL) Terhadap Jumlah Pemberian Kredit

  Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa X3 NPL memiliki t hitung sebesar 0,110 < t tabel sebesar 1,99 dengan tingkat signifikan sebesar 0,913 > 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima. Dengan demikian pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap jumlah pemberian kredit pada bank umum adalah tidak signifikan.

  d.

  Uji t Parsial Pengaruh Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Jumlah Pemberian Kredit

  Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa X4 LDR memiliki t hitung sebesar -2,357 > t tabel sebesar 1,99 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021 < 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Dengan demikian pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap jumlah penyaluran kredit pada bank umum adalah signifikan.

  2

  3. (Koefisien Determinasi) Uji R

  Tabel 7

  2 Hasil Uji R Model Summary Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

a 1 .998 .996 .996 .09813

  Sumber: Peneliti ( 2017)

  2 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai adjusted R adalah 0,996.

  Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 99,6% kredit dari Bank umum pemerintah dipengaruhi oleh variasi dari keempat variabel independen yang digunakan, yaitu DPK, CAR, dan NPL dan LDR. Sedangkan sisanya sebesar 0,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil uji F menunjukkan taraf signifikan sebesar 0,000 dan hasil F hitung sebesar 5571,526. Karena taraf signifikan lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DPK, CAR, NPL, dan LDR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah pemberian kredit bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

  Pada penelitian ini, kenaikan atau penurunan dana pihak ketiga memengaruhi jumlah pemberian kredit. Dengan besarnya dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa bank mendapat kepercayaan dari masyarakat atau nasabah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2010), Pratiwi dan Hindasah (2014), Apsari (2015), dan Sania (2016) yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh signifikan positif terhadap jumlah kredit yang diberikan perbankan.

  Capital Adequacy Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jumlah

  pemberian kredit. Capital adequacy ratio merupakan rasio permodalan yang digunakan untuk menilai apakah modal yang dimiliki bank cukup untuk menutupi resiko saat ini dan resiko yang akan datang. Dengan tingginya Capital Adequacy Ratio maka artinya sebuah bank mampu membiayai aktivitas kegiatannya yang mengandung resiko seperti kredit yang diberikan kepada nasabah dengan modal yang dimilikinya. Hasil penelitian ini konsisten dengan seluruh penelitian serupa yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan terhadap jumlah pemberian kredit perbankan.

  Non Performing Loan secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh

  signifikan terhadap jumlah pemberian kredit. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Sania (2016) yang menyatakan bahwa Non Performing Loan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit namun dengan objek penelitan yang berbeda yakni penyaluran kredit pada bank persero.

  Loan To Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan

  terhadap jumlah pemberian kredit. LDR merupakan rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terutama kewajiban jangka pendek dalam hal ini pemberian kredit. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan oleh bank semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan, tetapi disisi lain diharapkan semakin besar pinjaman yang diberikan bank dalam mendapatkan return yang tinggi semakin baik.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: (1) DPK, CAR, NPL, dan LDR secara simultan memiliki pengaruh terhadap jumlah pemberian kredit. Artinya bahwa peningkatan atau penurunan dari semua variabel bebas akan mempengaruhi jumlah pemberian kredit bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. (2) Dana pihak ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jumlah pemberian kredit bank umum. Artinya bahwa setiap kenaikan jumlah dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh bank umum maka akan semakin meningkat pula jumlah kredit yang dapat diberikan dan disalurkan oleh bank umum kepada masyarakat. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, semakin tinggi jumlah dana pihak ketiga menunjukkan semakin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. (3) Capital adequacy ratio (CAR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jumlah pemberian kredit oleh bank umum. Artinya dengan peningkatan jumlah pemberian kredit maka akan semakin tinggi juga resiko yang dimiliki oleh bank, maka dari itu bank memerlukan dana yang cukup untuk menanggulangi resiko tersebut. Dengan CAR yang tinggi hal ini membuktikan bahwa sebagian besar bank umum dapat membiayai aktivitas kegiatannya yang mengandung resiko seperti pemberian kredit dengan modal yang dimiliki oleh bank. (4) Non

  (NPL) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah

  performing loan

  pemberian kredit bank umum. Meskipun NPL menunjukkan nilai yang cukup tinggi namun kenaikan NPL tidak mengakibatkan menurunnya kredit begitu juga sebaliknya. Sebab CAR bank umum yang cukup tinggi dan jauh dari batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sehingga CAR tersebut masih dapat membantu mengcover risiko kredit yang diakibatkan oleh kredit bermasalah. (5) Loan to deposit

  

ratio (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jumlah pemberian kredit

  bank umum. Dengan peningkatan LDR, maka jumlah pemberian kredit bank umum juga akan semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bank memiliki tingkat likuiditas yang baik.

  SARAN

  Berdasarkan kesimpulan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan antara lain: 1) Bagi manajemen agar mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahan dengan lebih memaksimalkan lagi dalam menghimpun dana pihak ketiga dan memanfaatkan sumber daya finansial (modal) yang dimiliki melalui pemberian kredit, meminimalisir tingkat kredit bermasalah dengan meningkatkan kinerja manajemen perkreditan sehingga likuiditas bank dalam keadaan baik dan dapat mendatangkan

  

return yang maksimal 2) Dukungan dari masyarakat yang mempercayakan dananya

  pada pihak bank dan peran pemerintah sangat diperlukan, sebab kredit mampu membantu perkembangan kegiatan usaha dan kesejahteraan masyarakat yang akan memajukan perekonomian negara.

DAFTAR PUSTAKA

  Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Perbankan Konvensional dan Syariah. Penerbit Mitra Wacana Media. Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Laporan Keuangan Tahunan Perbankan yang telah dipublikasikan di website resmi

  Bursa Efek Indonesia Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

  Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan Pemecahannya . Andi, Yogyakarta. Surat Edaran Bank Indonesia, tanggal 25 Februari 1999. SEBI No.09/PJ.42/1999 Tentang Penggolongan Kredit. Surat Edaran Bank Indonesia, tanggal 31 Mei 2004. SEBI /No.6/23/DPNP. Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Surat Edaran Bank Indonesia, tanggal 5 Januari 2011. SEBI/No.13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Dokumen yang terkait

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA CV SAYAP MEDIA

0 0 15

PENGARUH AUDIT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUMNAS REGIONAL VI SURABAYA (Study Kasus : Perumnas Regional VI Surabaya)

0 0 19

ANALISIS SUPPLY CHAIN FINANCE (SCF) TERHADAP

0 1 11

ANALISA HARGA POKOK PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN PENDAPATAN LABA (STUDI KASUS RUMAH MAKAN CEPAT SAJI KFC STORE PONDOK TJANDRA SURABAYA)

0 0 13

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA KOPERASI SERBA USAHA SEKAR ARUM SEJAHTERA MALANG

0 0 12

PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015

0 1 15

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB ORDER COSTING GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PERCETAKAN BONSAERAH DI SURABAYA)

0 0 11

ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO

0 0 14

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN, PERHITUNGAN DAN SISTEM PELAPORAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEMILIK UMKM DI KOTA SURABAYA” (PADA PEMILIK UMKM YANG TERDAFTAR DI KECAMATAN LAKARSANTRI, KOTA SURABAYA) Benedictus Dwi Cahyo Dharmawan, Syaf

0 0 14

TAX PLANNING SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA WAJIB PAJAK BADAN (STUDI KASUS PADA PT VARIA USAHA BETON)

0 1 13