Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Penelitian tindakan ini dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri Bandungan

  01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Siswa kelas III mempunyai jumlah 39 siswa. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

  4.2 Kondisi Awal (Prasilkus)

  Sebelum dilaksanakan siklus I dan siklus II dalam penelitian perlu dilakukan kegiatan prasiklus. Prasiklus dilaksanakan dengan tujuan untuk lebih dahulu mengetahui sejauh mana kemampuan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang dilakukan. Dalam observasi kegiatan prasiklus dilakukan pada siswa kelas

  III di SD Negeri Bandungan 01 di nyatakan hasil belajar IPA masih belum mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Hal tersebut dikarenakan masih banyak siswa kelas III di SD Negeri Bandungan 01 hasil belajarnya mempunyai nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Sehingga dapat dikatakan banyak diantara siswa kelas III yang masih belum tuntas. Dengan demikian nilai hasil belajar pra siklus dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Pada Prasiklus No. Interval Nilai Banyak Siswa Presentase (%)

  1. 35-44

  3

  8.1 2. 45-54

  5

  13.6 3. 55-64

  6

  16.2 4.. 65-74

  7

  18.9 5. 75-84

  16

  43.2 Jumlah 37 100

Gambar 4.1 Nilai Hasil Belajar IPA Prasiklus

  Dari nilai hasil belajar IPA prasiklus yang telah dilakukan, ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

  Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri

Bandungan 01 Pada Prasiklus

  

No. Nilai Pra Siklus Keterangan

Banyak Siswa (%)

  1.

  75

  16

  43.25 Tuntas 2.

  75

  21

  56.75 Tidak Tuntas Jumlah 37 100

  Nilai tertinggi

  80 Nilai terendah

  40 Rata-rata

  64.45 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada kondisi awal adalah 64.45. Dari data distribusi frekuensi diatas masih banyak siswa yang nilainya masih dibawah KKM yaitu 75. Dari data diatas siswa yang hasil belajar IPA yang dikatakan tuntas adalah sebanyak 16 siswa sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 21 siswa. Hasil data pra siklus apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Untuk mengetahui presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat sebelum dilakukan tindakan dengan jumlah siswa 37, siswa yang tuntan sebesar 43.25 % dan siswa yang tidak tuntas sebesar 56,75 %. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dalam Gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus

4.3 Pelaksanaan Siklus I

  Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang ada pada bab III yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

  picture and picture pada mata pelajaran IPA. Sesuai dengan rencana pembelajaran sebelumnya, siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

  Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dengan materi pembelajaran Energi dan Penggunaannya. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 4.2 mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari. Harapan dilaksanakan siklus I ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture

  and picture .

  4.3.1 Perencanaan Tindakan Penelitian Siklus I

  Dalam perencanan tindakan siklus I ini peneliti melakukan perencanaan dengan melakukan persiapan dengan cara mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, media, alat dan bahan pembelajaran, instrumen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

  4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus I

  a. Pertemuan I Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Maret 2015 melalui beberapa kegiatan berikut:

  1. Kegiatan Awal Kegiatan awal siklus I ini diawali dengan guru mengucapkan salam kepada siswa, berdoa bersama dan dilanjutkan untuk presensi kehadiran siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini. Sebelum pembelajaran dimulai lebih lanjut guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan melakukan pertanyaan yang nantinya mengarah pada materi energi dan penggunaannya.

  “ Pernahkah kalian melakukan olahraga atau melakukan kerja bakti? Apa yang kalian rasakan pada tubuh kalian setelah melakukan olahraga atau melakukan kerja bakt i? “

  Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan juga menyampaiakan kompetensi dasar yang akan dicapai pada pertemuan ini.

  2. Kegiatan Inti

  Guru menjelaskan pada siswa mengenai pengertian energi, ciri-ciri energi dan macam-macam bentuk energi dengan menggunakan media gambar. Setelah itu guru membentuk kelompok untuk siswa berdiskusi dan juga dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

  picture and picture . Setiap kelompok mendapat lembar kerja siswa

  dan diminta untuk mengerjakan lembar kerja siswa dengan cara mencocokan dan memasangkan gambar tersedia. Setelah selesai setiap kelompok diminta untuk mempesentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok lain menanggapi pesertasi dari kelompok yang melakukan presentasi.

  3. Kegiatan Akhir Kegiatan akhir dari pembelajaran pertemua pertama adalah guru bersam-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang masih belum jelas untuk dimengerti siswa. Setelah itu guru mengadakan refeksi tentang materi yang telah dilakukan.

  b. Pertemuan II Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2 April 2015 melalui beberapa kegiatan berikut:

  1. Kegiatan Awal Kegiatan awal siklus II ini diawali dengan guru mengucapkan salam kepada siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini. Sebelum pembelajaran dimulai lebih lanjut guru bertanya kepada siswa mengeni materi pembelajaran pertemuan sebelumnya. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan melakukan bertanya:

  “Apakah kalian pernah melihat ibu saat menjemur baju? Mengapa bisa menjadi kering?”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan juga menyampaiakan kompetensi dasar yang akan dicapai pada pertemuan ini.

  2. Kegiatan Inti Guru menjelaskan pada siswa mengenai pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari, perubahan bentuk energi, dan manfaat energi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan media gambar. Setelah itu guru membentuk kelompok untuk siswa berdiskusi dengan jumlah anggota kelompok 4-5 anak. Setiap kelompok mendapat lembar kerja siswa dan diminta untuk mengerjakan lembar kerja siswa dengan cara mencocokan dan memasangkan gambar tersedia. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Setelah selesai setiap kelompok diminta untuk mempesentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok lain menanggapi pesertasi dari kelompok yang melakukan presentasi.

  3. Kegiatan Akhir Kegiatan akhir dari pembelajaran pertemua kedua adalah guru bersam- sama dengan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang masih belum jelas untuk dimengerti siswa. Setelah itu guru mengadakan refeksi tentang materi yang telah dilakukan. Kemudian pada akhir pertemuan ini guru memberikan tes tertulis kepada siswa.

4.3.3 Pengamatan/ Obsesrvasi Tindakan Penelitian Siklus I

  Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran secara langsung dengan mengamati rangkaian pelaksanaan pempelajaran. Pengamatan pada pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dengan meminta bantuan akhir dengan mengisi lembar pengamatan yang telan disediakan. Pengamatan dilakukan untuk mengamati tingkah laku, sikap dan respon siswa selama proses pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture

  

and picture . Sehingga dari hasil lembar pengamatan tersebut dapat

diketahui kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran.

  Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berlangsung dengan baik meskipun masih ada hambatan dalam melaksanakan pembelajaran. Hambatan tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran guru yang terlalu cepat, kurangnya perhatian siswa untuk dalam memperhatikan penjelasan guru. Disaat melakukan kerja kelompok masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan masih ada yang senang untuk berjalan-jalan. Pengalokasian waktu yang kurang optimal. Siswa dalam kelompok masih ada kurang berani untuk memberi tanggapan kepada kelompok lain.

  Pada pembelajaran pertemuan kedua respon siswa sudah lebih baik dalam memperhatikan penjelasan guru.Namun dalam menjelaskan materi pembelajaran guru terlalu terburu-buru. Sikap siswa dalam pembelajaran sudah cukub baik namun dalam memberi tanggapan siswa masih belum berani untuk menanggapi.

  Hasil Belajar IPA Siklus I Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan

  

01 Pada Siklus I

No. Interval Nilai Banyak Siswa Presentase (%)

  1. 55-64

  4

  10.8 2. 65-74

  9

  24.3 3. 75-84

  21

  56.8 4. 85-94

  3

  8.1 Jumlah 37 100

  Gambar 4.4

Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I

  Dari hasil penelitian siklus I diperoleh hasil analisis dari pelaksanaan tes formatif yang telah dilakukan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri

Bandungan 01 Pada Siklus I

  No. Nilai Siklus I Keterangan Banyak Siswa (%) 1.

  24

  64.86 Tuntas

  75 2.

  75

  13

  35.14 Tidak Tuntas Jumlah 37 100

  Nilai tertinggi

  85 Nilai terendah

  55 Rata-rata

  73.7 Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas III pada siklus I adalah sebesar 73,7. Terdapat peningkatan yang lebih meningkat jika dilihat dari rata-rata nilai pra siklus yaitu 64.45. Dalam hasil belajar siklus I dengan jumlah 37 siswa yang tuntas adalah 24 siswa dan yang masih belum tuntas adalah 13 siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus I mencapai nilai 85 dan nilai terendah adalah 55. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM lebih banyak sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan pembelajaran. Hasil tes pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Gambar 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

  Untuk mengetahui presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I, dapat dilihat dari presentase ketuntasan hasil belajar siswa dengan jumlah siswa 37, siswa yang tuntan sebesar 64.86 % dan siswa yang tidak tuntas sebesar 35.14 %. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dalam Gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

4.3.4 Refleksi dan Tindak Lanjut Tindakan Penelitian Siklus I

  Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut yaitu guru harus lebih optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar, guru juga tidak perlu tergesa-gesa dalam menyampaikan materi ajar, dan alokasi pembelajaran tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan. Sehingga pertemuan selanjutnya guru harus lebih baik lagi dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

4.4 Pelaksanaan Siklus II

  Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang ada pada bab III yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

  picture and picture pada mata pelajaran IPA. Pelaksanaan siklus II ini

  dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Dalam pelaksanaan siklus II ini masih menggunakan materi pembelajaran Energi dan Penggunaannya. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 4.3 mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya. Harapan dilaksanakan siklus II ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture .

4.4.1 Perencanaan Tindakan Penelitian Siklus II

  Dalam perencanaa tindakan siklus II ini peneliti melihat kekurangan dan kelebihan dalam rencana pembelajaran siklus I. Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran siklus I peneliti mulai melakukan perbaikan dalam melakukan perencanaan dengan melakukan persiapan dengan cara mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, media, alat dan bahan pembelajaran, instrumen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus II

  a. Pertemuan I Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 April 2015 melalui beberapa kegiatan berikut:

1. Kegiatan Awal

  Kegiatan awal siklus II ini diawali dengan guru mengucapkan salam kepada siswa, berdoa bersama dan dilanjutkan untuk presensi kehadiran siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini. Sebelum pembelajaran dimulai lebih lanjut guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan melakukan pertanyaan yang nantinya mengarah pada materi energi dan penggunaannya.

  “Apa yang kalian pelajari kemarin? Apa saja macam-macam energi? Siapa yang kalau hari minggu suka jalan-jalan? Jalan-jalannya pagi, siang, sore atau malam? Kalau jalan-jalan siang hari panas tidak? Mengapa bisa panas?

  Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan juga menyampaiakan kompetensi dasar yang akan dicapai pada pertemuan ini.

2. Kegiatan Inti

  Guru menjelaskan pada peserta didik mengenai pengertian sumber energi, macam-macam sumber energi dan tujuan menggunakan sumber energi dengan menggunakan media gambar. Setelah itu guru membentuk kelompok untuk siswa berdiskusi dan juga dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja siswa dan diminta untuk mengerjakan lembar kerja siswa dengan cara mencocokan dan memasangkan gambar tersedia. Setelah selesai setiap kelompok diminta untuk mempesentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok lain menanggapi pesertasi dari kelompok yang melakukan presentasi.

4. Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir dari pembelajaran pertemua pertama adalah guru bersam-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang masih belum jelas untuk dimengerti siswa. Setelah itu guru mengadakan refeksi tentang materi yang telah dilakukan.

  b. Pertemuan II Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 April 2015 melalui beberapa kegiatan berikut:

1. Kegiatan Awal

  Kegiatan awal siklus II ini diawali dengan guru mengucapkan salam kepada siswa dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini. Sebelum pembelajaran dimulai lebih lanjut guru bertanya kepada siswa mengenai materi pembelajaran pertemuan sebelumnya. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan melakukan bertanya:

  “Apa yang kalian pelajari kemarin? Apa saja macam-macam energi dan contohnya? Apakah lampu itu hasus setiap saat menyala? Mengapa kalau siang lampu harus dimatikan?”

  Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan juga menyampaiakan kompetensi dasar yang akan dicapai pada pertemuan ini.

4. Kegiatan Inti

  Guru menjelaskan pada siswa mengenai bagaimana cara menghemat energi dan manfaat hemat energi dalam kehidupan sehari-hari dengan untuk siswa berdiskusi dengan jumlah anggota kelompok 4-5 anak. Setiap kelompok mendapat lembar kerja siswa dan diminta untuk mengerjakan lembar kerja siswa dengan cara mencocokan dan memasangkan gambar tersedia. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Setelah selesai setiap kelompok diminta untuk mempesentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok lain menanggapi pesertasi dari kelompok yang melakukan presentasi.

5. Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir dari pembelajaran pertemua kedua adalah guru bersam-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang masih belum jelas untuk dimengerti siswa. Setelah itu guru mengadakan refleksi tentang materi yang telah dilakukan. Kemudian pada akhir pertemuan ini guru memberikan tes tertulis kepada siswa.

4.4.3 Pengamatan/ Obsesrvasi Tindakan Penelitian Siklus II

  Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran secara langsung dengan mengamati rangkaian pelaksanaan pempelajaran. Pengamatan pada pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dengan meminta bantuan guru kelas III untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir dengan mengisi lembar pengamatan yang telan disediakan. Pengamatan dilakukan untuk mengamati tingkah laku, sikap dan respon siswa selama proses pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Sehingga dari hasil lembar pengamatan tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran.

  Pada pembelajaran siklus II ini guru sudah dapat mengatur alokasi menyampaikan pembelajaran, siswa sudah mulai lebih memperhatikan penjelasan dari guru dan guru juga sudah mulai menegur siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran. Dalam melaksanakan membelajaran berkelompok siswa sudah mulai berani untuk memberi tanggapan kepada kelompok lain.

  Hasil Belajar IPA Siklus II Tabel 4.5

Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01

Pada Siklus II

  

No. Interval Nilai Banyak Siswa Presentase (%)

  1. 65-74

  4

  10.2 2. 75-84

  16

  41.0 3. 85-94

  14

  35.9 4. 95-100

  5

  12.9 Jumlah 39 100

Gambar 4.7 Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II Dari hasil penelitian siklus II diperoleh hasil analisis dari pelangsanaan tes formatif (evaluasi) yang telah dilakukan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa kelas III SD Negeri

Bandungan 01 Pada Siklus II

  

No. Nilai Siklus II Keterangan

Banyak Siswa (%)

  1.

  75

  35

  89.74 Tuntas 2.

  4

  10.26 Tidak Tuntas

  75 Jumlah 39 100 Nilai tertinggi

  95 Nilai terendah

  65 Rata-rata

  81.4 Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas III pada siklus II adalah sebesar 81,4. Terdapat pengingkatan yang lebih meningkat jika dilihat dari perbandingan rata-rata nilai siklus I yaitu73,7. Dalam hasil belajar siklus II dengan jumlah 39 siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa dan yang masih tidak tuntas adalah 4 siswa. Nilai tertinggi diperoleh peserta didik pada siklus II mencapai nilai 95 dan nilai terendah adalah

  55. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM lebih banyak sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan pembelajaran. Hasil tes pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Gambar 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

  Untuk mengetahui presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II, dapat dilihat dari presentase ketuntasan hasil belajar siswa dengan jumlah siswa 39, siswa yang tuntan sebesar 89.74 % dan siswa yang tidak tuntas sebesar 10.26 %. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dalam Gamabar 4.9 berikut ini:

  Gambar 4.9

4.4.4 Refleksi dan tindak Lanjut Tindakan Penelitian Siklus II

  Pada pertemuan I dan II guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes formatif pada siklus II pada pertemuan kedua. Dari jumlah siswa kelas III berjumlah 39 siswa. Dari data tes formatif yang diberikan kepada siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa dan yang masih belum tuntas adalah 15 siswa karena masih mendapat nilai dibawah KKM. Diketahui selama pembelajaran berlangsung dari pertemuan I dan II pembelajaran berlangsung dengan baik dan siswa aktif untuk mendengarkan penjelasan guru sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut: pembelajaran berlangsung dengan dengan lancar. Siswa lebih aktif dan sudah lebih memperhatikan pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal.

  Pada pembelajaran siklus II ini sudah dapat dikatakan bahwa pembelajaran berhasil yaitu ditunjukan dengan meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu mencapai 89.74% dikatakan tuntas. Rata- rata nilai siklus II adalah 81,4. Dari hasil rata-rata nilai siswa dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata sudah dapat dikatakan tuntas karena melebihi nilai KKM yang ditentukan adalah 75 dan juga melebihi indikator keberhasilan peserta didik yang mencapai 80%. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus II berhasil.

4.5 Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan di kelas III SD Negeri bandungan 01 dari siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and

  picture . Peningkatan tersebut merupakan peningkatan pada materi belajar Energi

  dan Penggunaannya pada standar kompetensi 4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

  

Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

Belajar Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

  Tuntas

  16

  43.25

  24

  64.86

  35

  89.74 Tidak Tuntas

  21

  56.75

  13

  35.14

  4

  10.26 Jumlah 37 100 37 100 39 100 Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPA pada pra siklus 21 siswa dinyatakan tidak tuntas dan 16 siswa dinyatakan tuntas, siklus I 13 siswa tidak tuntas dan 24 siswa tuntas, siklus II 4 siswa tidak tuntas dan 35 siswa tuntas. Hal ini dapat dilihat dengan gambar perbandingan ketuntasan hasil belajar dibawah ini:

Gambar 4.10 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA

  Untuk mengetahui presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7. Dari tabel 4.7 dapat dilihat presentase ketuntasan pada pra siklus sebelum dilakukan tindakan sebesar 43.25 %, pada siklus I presentase ketuntasan meningkat menjadi 64,86 % dan siklus II presentase ketuntasan meningkat menjadi 89.74 %. Berdasarkan tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dijabarkan dalam

Gambar 4.11 berikut ini:Gambar 4.11 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

  Penelitian hasil belajar IPA ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01. Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01.

  Dengan menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe picture and

  picture dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa sehingga menyebabkan

  siswa lebih cepat menangkap materi pelajaran dengan bantuan gambar, meningkatkan motivasi belajar karena membelajaran dengan cara berkelompok sehingga siswa saling berinteraksi dan bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menggelompokkan gambar. Dengan model pembelajarn kooperatif tipe

  picture and picture juga dapat menumbuhkan minat, perhatian dan semangat karena pembelajaran yang menarik dengan siswa yang lebih aktif, siswa mampu berfikir logis untuk menggelompokan gambar, dan siswa belajar untuk lebih percaya diri dalam mempresentasikan hasil menggelompokan gambar.

  Peningkatan hasil belajar dapat terlihat dari nilai kondisi awal dengan rata- rata nilai 64.45 dengan skor nilai maksimal 80 dan skor terendah 40. Kemudian terjadi peningkatan setelah melalui tindakan pembelajaran pada rata-rata nilai siklus I yaitu 73.7 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 55. Hasil peningkatan siklus I mengalami peningkatan dengan tingkat keberhasilan 64.8 % dengan jumlah siswa 24 dari keseluruhan siswa sebanyak 39, masih ada siswa yang masih belum tuntas dengan presentase 35,13%. Dalam tindakan pada siklus I ini masih belum memenuhi target indicator keberhasilan yaitu 80%. Maka dari itu penelitian ini perlu dilakukan tindakan siklus II untuk mencapai target indikator keberhasilan yang ingin dicapai. Pada pelaksanaan siklus I ini terdapat kekurangan dalam melaksanakan pembelajaran yaitu guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar dan juga alokasi pembelajaran melebihi batas waktu yang sudah ditentukan sehingga pembelajaran selanjutnya harus lebih ditingkatkan sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal dan efektif.

  Pada tindakan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini kekurangan pada pembelajaran siklus I sudah mulai teratasi dengan guru sudah mulai menegur siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran, pengalokasian waktu yang sudah teratasi, siswa yang sudah berani untuk memberikan tanggapan dan menanggapi kelompok lain. Pada tindakan siklus II dapat dikatakan berhasil karena pada siklus II ini terjadi peningkatan tingkat keberhasilan yang mencapai target indicator keberhasilan yaitu 80 %. Peningkatan ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan yang mencapai 89,74% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 35 dari 39 siswa. Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 4 siswa. Peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai siklus II yaitu 81,4 dengan skor nilai tertinggi 95 dan skor nilai terendah 65.

  Dalam pelaksanaan pada siklus II ini terdapat 4 siswa yang masih belum mencapai KKM. Peneliti melakukan observasi terhadap siswa yang belum mencapai KKM. Setelah melakukan observasi terhadap ke 4 siswa yang masih belum tuntas peneliti melihat dan bertanya kepada guru kelas mengenai ke 4 siswa yang masih belum tuntas dalam pembelajaran. Dari ke 4 siswa tersebut 2 diantaranya ternyata merupakan siswa yang kurang memperhatikan pelajaran dan sibuk dengan diri sendiri dan tidak bisa diam dikelas sehingga selama menggikuti pembelajaran mereka dalam kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II mendapat nilai dibawah KKM. Setelah diselidiki ternyata mereka anak yang pernah tidak naik kelas dan tetap tinggal di kelas III. Peneliti merasa bahwa mungkin mereka berdua mendapat nilai dibawah KKM karena mereka merasa sudah paham akan materi yang guru jelaskan sehingga mereka merasa tidak perlu memperhatikan pembelajaran. Dan setelah peneliti bertanya kepada guru kelas bagaimana prilaku mereka dalam keseharian di kelas, ternyata guru kelas juga mengatakan bahwa memang mereka anak yang kurang memperhatikan pembelajaran, sulit diatur, dan tidak bisa diam. Bahkan orang tua mereka juga kurang memperhatikan pendidikan mereka disekolah. Sehingga guru perlu lebih memberikan perhatian kepada mereka dan juga lebih tegas kepada mereka. Guru juga harus mencoba mendatangkan orang tua siswa tersebut untuk membahasan mengenai prilaku mereka disekolah dan juga hasil belajar siswa tersebut sehingga orang tua siswa dapat lebih memperhatikan pendidikan anak mereka karena pendidikan anak tidak hanya didapat dari sekolah namun juga keluarga dan lingkungan.

  Setelah mengamati siswa yang ke 3, peneliti melihat bahwa siswa yang ke 3 selama mengikuti pembelajaran tersebut jika diperhatikan pendiam dan memperhatikan penjelasan guru, namun dilihat dari hasil belajar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II siswa tersebut mendapat nilai dibawah KKM. Setelah II anak tersebut memang pendiam juga pemalu dan pernah peneliti bertanya anak tersebut cuma diam saja dan jika ditanya guru menjawab saja dengan suara pelan. Setelah peneliti bertanya kepada guru kelas bagaimana prilaku siswa tersebut dalam keseharian di kelas, memang peserta didik tersebut memang anak yang pendiam dan jika ingin mengajarkan kepada siswa tersebut memang harus pelan- pelan di rumah juga seperti itu orang tua anak tersebut juga mengajarkan pada anak tersebut dengan perlahan sehingga anak tersebut nantinya paham walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama dari siswa yang lain. Dalam mengatasi persoalan siswa tersebut memang guru dan orang tua harus lebih memberikan perhatian, semangat, dan dorongan untuk anak tersebut pasti bisa seperti anak yang lain dan agar tidak merasa terkucilkan dikelas.

  Pada siswa yang ke 4 peneliti melihat dalam hasil belajar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II siswa tersebut mendapat nilai semua dibawah KKM. Memang jika dilihat pada saat pembelajaran anak tersebut memang juga kurang memperhatikan pembelajaran dan lebih senang berbicara dengan teman sebangkunya, sehingga membuat nilai anak tersebut dibawah KKM. Peneliti juga bertanya kepada guru kelas apakah anak tersebut dikelas kesehariannya seperti itu, ternyata anak tersebut merupakan anak pindahan dan baru masuk di sekolah ini pada kelas III. Sehingga anak tersebut masih belum mampu mengikuti pembelajaran ini. Peneliti merasa guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa tersebut dan menemukan permasalah yang membuat anak tersebut mendapat nilai dibawah KKM dan bisa mendatangkan orang tua siswa mungkin ada permasalahan keluarga sehingga siswa mendapat nilai dibawah KKM.

  Dari 39 siswa kelas III di SD Negeri Bandungan 01 4 siswa diantaranya masih mendapat nilai dibawah KKM yaitu, 75. Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model pembelajaran yang diharapakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun pada siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 masih ada 4 siswa yang masih belum tuntas dalam pembelajaran. Peneliti sudah berusaha meningkatkan namun siswanya sendiri masih sulit untuk mengikuti pembelajaran.

  Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model pembelajaran untuk melatih berfikir cepat, logis, dan keberanian dalam memasangkan, mencocokan dan jugan menggelompokan gambar, meningkatkan motivasi belajar, menumbuhkan minat, perhatian dan melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.

  Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model pembelajaran yang cocok digunakan untuk anak yang tidak bisa diam akan lebih menyukai pembelajaran ini karena pembelajaran ini tidak monoton dan tidak membuat siswa bosan.

  Secara keseluruhan penelitian ini dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif IPA siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 dari tindakan yang dilakukan melalui siklus I dan siklus II.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Energi Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 89

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupaten Boyolali Se

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1

0 1 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar S

0 1 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupa

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 71

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang S

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

0 0 21