LAPORAN JOB TRAINING TIARA DESYANTI RAHA

LAYANAN INFORMASI DI GERAI LAYANAN INFO KERJA (GLIK),
INFORMASI KESEMPATAN KERJA DAN PELESTARIAN DOKUMEN
BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DINAS TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT
LAPORAN JOB TRAINING

DISUSUN OLEH:
TIARA DESYANTI RAHARJA
210210120056

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN 2015

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN JOB TRAINING

1. Judul

: Layanan Informasi Di Gerai Layanan Info


Kerja (GLIK), Informasi Kesempatan Kerja Dan Pelestarian Dokumen Bidang
Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Barat

2. Penulis
a. Nama Lengkap

: Tiara Desyanti Raharja

b. NPM

: 210210120056

c. TTL

: Bandung, 23 Desember 1993

d. Program Studi


: Ilmu Perpustakaan

e. Departemen

: Ilmu Informasi dan Perpustakaan

f. Fakultas

: Ilmu Komunikasi

3. Lokasi Kegiatan
a. Nama Lembaga/Instansi

: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

b. Alamat

: Jl. Jalan Soekarno-Hatta 532 Bandung, 40266

Bandung, Desember 2015

Mengetahui,
Kepala/Ketua Lembaga/Instansi

Pembimbing Lapangan,

i

( Drs. Johny Darma. MM. )

( Daryanto, SE. MM. )

NIP. 19521025 198702 1 002

NIP. 19670810 198908 1 002

Menyetujui,
Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan

Dosen Pembimbing,


( Dr. Pawit M. Yusup, MS. )

(Dr.Hj. Tine Silvana R., Dra.,M.Si)

NIP. 19570808 198503 1 001

NIP. 19580828 198503 2 002

LEMBAR EVALUASI DAN PENILAIAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan oleh :
NPM

: Tiara Desyanti Raharja

Universitas

: Universitas Padjadjaran


Fakultas

: Ilmu Komunikasi

Dept./Prodi.

: Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Lokasi

: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

Waktu

: 15 Juni 2015 – 10 Juli 2015

Berikut ini penilaian yang kami berikan sebagai bentuk evaluasi atas kinerja dan capaian
yang diperoleh mahasiswa tersebut.
No
Item Penilaian

.
1. SIKAP
Disiplin
Ketaatan
Kerajinan
Sopan Santun
Kesungguhan

Skor

ii

Kategori

Nilai

2.

3.


KEMAMPUAN DASAR
Kreatifitas
Kemauan Belajar
Daya Ingat
Inovasi
Komunikasi
INTELEKTUAL
Kemampuan Analisa
Kemampuan Evaluasi
Kemampuan Perumusan
Masalah
Kemampuan Pelaporan

Catatan :
Skor
85 – 100
75 – 84
59 – 74
30 – 58


Kategori
: Sangat Baik
: Baik
: Cukup
: Kurang

Nilai
: A
: B
: C
: D

Bandung, Desember 2015
Pembimbing Lapangan,

( Daryanto, SE. MM. )
NIP. 19670810 198908 1 002

iii


ABSTRAK
Tujuan praktek kerja lapangan sebagai sarana belajar, mengaplikasikan
ilmu, menambah pengalaman mahasiswa tentang keilmuan, sarana mahasiswa
dalam berpartisipsi di dunia kerja sesungguhnya. Bidang Penempatan Tenaga
Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dipilih penulis
sebagai objek untuk melaksanakan praktek kerja lapangan. Ruang lingkup
pengamatan mengenai Layanan Informasi di GLIK (Gerai Layanan Info Kerja),
Alur Penyebaran Informasi Kesempatan kerja, dan pelestarian dokumen di bidang
penempatan tenaga. Metode pengamatan yaitu partisipasi, bimbingan, studi
literatur. Layanan informasi yang diberikan oleh Disnakertrans secara gratis
kepada masyarakat pencari kerja diantaranya: Info Kerja Dalam dan Luar Negeri,
Fasilitas dan Konsultasi Perantaraan Kerja, Bursa Kerja Online (Kabupaten/Kota,
Provinsi dan Antar Negara), Bimbingan Jabatan/Karir, Analisis Jabatan, Layanan
Konseling Ketenagakerjaan, Mediasi Perselisihan Hubungan Industrial, Jaminan
Sosial, Pemutusan Hubungan Kerja , Gaji/upah, Pelatihan dalam dan luar negeri.
Perolehan informasi kesempatan kerja cukup mudah dapat langsung datang ke
Gerai Layanan Info Kerja. Informasi yang diperoleh bisa dengan bertanya
langsung kepada receptionis yang ada di GLIK (Gerai Layanan Info Kerja) atau
juga dapat diperoleh secara online melalui website infokerja.depnakertrans.go.id
(dalam negeri) serta jobsinfo.bnp2tki.go.id. selain itu juga , penyebaran informasi

lowongan kerja/ informasi kesempatan kerja dilakukan dengan mengadakan bursa
pasar kerja (job fair ). Pelestarian dokumen yang ada di Bidang Penempatan
Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dilakukan masing-masing,
sesuai dokumen masing-masing.
Kata Kunci : layanan informasi, penempatan, dinas tenaga kerja dan transmigrasi,
gerai layanan info kerja, informasi kesempatan kerja, pelestarian dokumen

iii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur selalu terlimpah kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan
rahmat, inayah, dan kekuatan kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini yang berjudul “LAYANAN
INFORMASI DI GERAI LAYANAN INFO KERJA (GLIK), INFORMASI
KESEMPATAN KERJA DAN PELESTARIAN DOKUMEN BIDANG
PENEMPATAN TENAGA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT”
Penyusunan laporan ini tidak luput dari bantuan pihak-pihak yang telah

berkontribusi baik moril maupun materil kepada penyusun. Penghargaan yang
setinggi-tinginya tidak lupa kami haturkan kepada yang terhormat,
1. Ibu Dr.Hj. Tine Silvana R., Dra.,M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah membekali penyusun dengan ilmunya.
2. Pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat
3. Bapak Daryanto Selaku Pembimbing Lapangan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
4. Bapak dan Ibu di Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat yang telah membimbing dan
membantu dalam kegiatan program kerja lapangan
5. Orang tua tercinta yang telah memberikan limpahan kasih sayang,
perhatian, kepercayaan dan dukungan sepenuhnya baik moril maupun
materil kepada penyusun. Semoga Allah membalasnya dengan surga yang
dijanjikan-Nya kelak di yaumil akhir.
6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan tugas ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dalam penyajian laporan ini kami menyadari akan adanya kekurangan
yang terdapat didalamnya, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya kontruktif sangat
diharapkan oleh penyusun. Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Allahu yahudzu biaidina ila maa khoiron lil islami wal muslimin
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, Juli 2015

Penyusun

iv

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN JOB TRAINING......................................i
LEMBAR EVALUASI DAN PENILAIAN ...........................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR BAGAN.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENGAMATAN..................................24
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN..................................33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................49
LAMPIRAN...........................................................................................................52

DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Barat http://disnakertrans.jabarprov.go.id/struktur_organisasi..............................26
Bagan 2 Proses Layanan Antar Kerja di Gerai Layanan Info Kerja......................43

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.................24
Gambar 2 Gerai Layanan Info Kerja (GLIK) di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Barat..........................................................................39
Gambar 3 Contoh Pelayanan info kerja di GLIK..................................................41

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengantar Ijin Jobtraining.........................................................52
Lampiran 2 Surat Kesediaan Lembaga..................................................................53
Lampiran 3 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan......................................................54
Lampiran 4 Dokumentasi.......................................................................................57
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup Mahasiswa......................................................63

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan
yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan
praktek dalam skala kecil. Agar dapat memahami dan memecahkan setiap
permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan
kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instansi/lembaga yang relevan dengan
program pendidikan yang diikuti. Sehingga, setelah lepas dari ikatan akademik di
perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa/mahasiswi bisa memanfaatkan
ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa
pelatihan kerja untuk menerapkannya di dunia kerja yang sebenarnya.
Salah satu program yang dapat ditempuh untuk dapat mewujudkan hal
tersebut diatas adalah dengan melaksanakan praktek kerja lapangan (Job
Training). Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti
semua aktivitas di lokasi kerja. Kegiatan praktek kerja lapangan (Job Training) ini
merupakan salah satu bentuk kegiatan pelatihan yang dihadapkan langsung pada
praktek kerja sebagai pengaplikasian kemampuan pendidikan yang diperoleh
mahasiswa/mahasiswi baik dari bangku perkuliahan maupun dari kegiatan lain di
luar kuliah. Selain itu, mahasiswa juga dapat menambah pengetahuan,
pengalaman dan wawasan di lapangan mengenai dunia kerja.

1

Praktek kerja lapangan adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh
mahasiswa dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada

2

2

lembaga/instansi yang relevan dengan pendidikan yang diambil mahasiswa dalam
perkuliahan berdasarkan kurikulum dan syarat pembuatan tugas akhir, maka
praktek kerja lapangan ini diadakan. Praktek kerja lapangan ini juga diadakan agar
mahasiswa/mahasiswi mengenal dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu,
mahasiswa/mahasiswi dapat langsung mempraktekan ilmu yang di dapatkan di
perguruan tinggi.
Praktek Kerja Lapangan di lakukan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Barat di Bidang Penempatan. Bidang Penempatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi membawahi Gerai Layanan Info Kerja.
Gerai Layanan Info Kerja ini diharapkan dapat memberikan kemudahan baik bagi
pencari kerja maupun tenaga kerja dalam memperoleh informasi lowongan kerja.
Informasi yang diebrikan pun tidak hanya untuk kesempatan di dalam daerah tapi
secara nasional bahkan luar negeri.
Layanan informasi kerja ini merupakan salah satu bentuk layanan informasi.
Menurut Winkel layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya
memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan.1 Layanan
informasi bertujuan memberikan informasi yang sesuai dan tepat kepada pencari
informasi atau pengguna informasi. Oleh karena itu, penulis hendak menulis
laporan praktek kerja lapangan yang berjudul “LAYANAN INFORMASI DI
GERAI LAYANAN INFO KERJA (GLIK), INFORMASI KESEMPATAN
KERJA

&

PELESTARIAN

DOKUMEN

BIDANG

PENEMPATAN

TENAGA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA BARAT.

1

http://repository.uin-suska.ac.id/2345/3/BAB%20II.pdf

3

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan Praktek Kerja Lapangan meliputi:
1. Mengetahui layanan informasi yang ada di Gerai Layanan Info Kerja
Bidang Penempatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Barat
2. Mengetahui pelestarian dokumen di bidang penempatan tenaga kerja
3. Mengetahui proses alur penyebaran informasi kesempatan kerja
kepada masyarakat jawa barat

1.3 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan
a. Bagi Mahasiswa
1. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu pengetahuan perkuliahan
2. Meningkatkan kemampuan dan sosialisasi lingkungan kerja
3. Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan di lapangan kerja
mengenai dunia kerja khususnya dunia perbankan.
b. Bagi Perguruan Tinggi
1. Sebagai sarana untuk memperoleh informasi mengenai keadaan umum
lembaga informasi pada daerah sekitar melalui penerimaan laporan kegiatan
yang ada pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat
2. Agar terciptanya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
kedua belah pihak, yaitu dapat menempatkan mahasiswa yang potensial untuk
mendapatkan pengalaman di lembaga yang bersangkutan.
c. Bagi Instutusi

4

1. untuk mendapatkan masukan-masukan dari peserta Job Training dalam
memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut
2.

evaluasi kinerja proses sesuai bidang komunikasi, informasi, dan
perpustakaan yang dimiliki oleh mahasiswa.

1.4 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
Berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan oleh Jurusan Ilmu Informasi
dan Perpustakaan, penyusun berharap dapat melaksanakan kegiatan Job Training
selama 200 jam. Namun penyusun menyesuaikan ketentuan yang ada di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (Job Training) dimulai sejak tanggal 15 Juni 2015
sampai 10 Juli 2015. Job Training dilaksanakan setiap hari senin-jumat
menyesuaikan jam kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Barat.
Jam kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada bulan biasa:
Senin-kamis: 07.30-16.00 WIB
Istirahat: 12.00-13.00 WIB
Jumat: 07.30-16.00 WIB
Istirahat: 11.30-13.00 WIB
Jam Kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Bulan Ramadhan:
Senin-Kamis: 07.30-14.30 WIB
Istirahat: 12.00-12.30 WIB
Jumat: 07.30-15.00 WIB
Istirahat: 11.30-12.30 WIB

5

Tempat kegiatan praktek kerja lapangan (Job Training) dilaksanakan di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat Jl. Soekarno Hatta No.
532 Bandung, Jawa Barat, Telp. (022) 7511487, Fax. (022) 7511487, Email:
disnakertrans@jabarprov.go.id, website: disnakertrans.jabarprov.go.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan
Pelayanan

menurut

Moenir

dalam

http://digilib.undip.ac.id/index.php/weblinks/open-educational-resources/38-lain/
artikel/48-manajemen-layanan-informasi-di-perpustakaan

adalah

serangkaian

kegiatan, karena itu merupakan proses. Pelayanan umum diartikan sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan untuk umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintahan di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik
negara/daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan (Lembaga Administrasi Negara, 1998)2
Menurut Kotler dalam Laksana dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/32311/4/Chapter%20II.pdf pelayanan adalah setiap tindakan atau
kegiatan yanga dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Sedangkan

Gronroos

dalam

Tjiptono

dalam

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32311/4/Chapter%20II.pdf
menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses yang terdiri atas serangkaian
aktivitas intangible yang biasa (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi

2

http://digilib.undip.ac.id/index.php/weblinks/open-educational-resources/38-lain/
artikel/48-manajemen-layanan-informasi-di-perpustakaan

6

7

antara pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber daya, fisik atau barang, dan
sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.
Sementara itu, menurut Lovelock, Petterson & Walker dalam Tjiptono
dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32311/4/Chapter%20II.pdf
mengemukakan perspektif pelayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap bisnis
jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama: (1)
operasai jasa; dan (2) penyampaian jasa.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pelayanan merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu
diberikan kepada orang lain, dalam hal ini, kebutuhan pelanggan tersebut dapat
terpenuhi sesuai dengan harapan atau keinginan pelanggan dengan tingkat
persepsi mereka. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya pelayanan
yaitu:
a. Adanya rasa cinta dan kasih sayang.
Cinta dan kasih sayang membuat manusia bersedia mengorbankan apa yang ada
padanya sesuai kemampuaanya, diwujudkan menjadi layanan dan pengorbanan
dalam batas ajaran agama, norma, sopan santun, dan kesusilaan yang hidup dalam
masyarakat.
b. Adanya keyakinan untuk saling tolong menolong sesamanya.
Rasa tolong menolong merupakan gerak naluri yang sudah melekat pada manusia.
Apa yang dilakukan oleh seseorang untuk orang lain karena diminta oleh orang
yang membutuhkan pertolongan hakikatnya adalah pelayanan, disamping ada
unsur pengorbanan, namun kata pelayanan tidak pernah digunakan dalam
hubungan ini.

8

c. Adanya keyakinan bahwa berbuat baik kepada orang lain adalah salah satu
bentuk amal.
Inisiatif berbuat baik timbul dari orang yang bukan berkepentingan untuk
membantu orang yang membutuhkan bantuan, proses ini disebut pelayanan.3
2.2 Informasi
Menurut McLeod dalam Yakub, informasi (information) adalah data yang
di olah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Informasi juga disebut data yang diproses atau data yang memiliki arti. Informasi
merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakan.4 Menurut Eastabrook dalam Yusup,
Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa
putusan-putusan yang dibuat seseorang.5 Arlene G. Taylor dalam Rohanda
menyatakan bahwa informasi dapat dipandang sebagai komoditas (barang) atau
benda yang dapat diperjualbelikan dan ditukar. Audrey Fenner dalam Rohanda
menyatakan informasi adalah aset (kekayaan) dalam bentuk data yang telah diolah
atau dikemas dalam berbagai media, seperti apa yang disebut sumber informasi
(information resources).6
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi,
sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem
yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh. Keadaan dari sistem
dalam hubungannya dengan keberakhirannya disebut dengan istilah entropy.
Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entropy tersebut
3
4

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32311/4/Chapter%20II.pdf

Yakub.2012.Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Yusup, Pawit M.2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan.Jakarta: Bumi Aksara
6
Rohanda.2013.”Landasan Ilmiah Ilmu Informasi Perpustakaan dalam Perspektif Ilmu
Komunikasi”.Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan.No 1Vol.1 , Juni 2013: 9-20
5

9

yang disebut dengan negative entropy atau negentropy. Apakah sebenarnya
informasi itu, sehingga sangat penting artinya bagi suatu sistem? Informasi dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadiankejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari
bentuk tunggal atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu
yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang
terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya
penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai
piutang dagang. Kesatuan nyata (fact) adalah berupa suatu obyek nyata seperti
tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Misalnya informasi
“menabrak” merupakan informasi yang kurang jelas. Informasi ini hanya
menerangkan suatu kejadian saja, yaitu menabrak. Kesatuan nyata, yaitu apa yang
ditabrak, oleh siapa, dengan apa dan dimana tidak dijelaskan oleh informasi
tersebut. Supaya informasi menjadi lebih berguna dan lebih mempunyai arti bagi
penerimanya, seharusnya berbunya : “Ali mengendarai mobil dan menabrak tiang
listrik di jalan kaliurang kilometer 5”

Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat berceritera
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf-huruf

10

atau alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar
dan sebagainya. Di dalam kegiatan suatu perusahaan, misalnya dari hasil transaksi
penjualan oleh sejumlah salesman, dihasilkan sejumlah faktur-faktur yang
merupakan data dari penjualan tersebut masih belum dapat berceritera banyak
kepada manejemen. Untuk keperluan pengambilan keputusan, maka faktur-faktur
tersebut perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu informasi. Beraneka ragam
informasi dapat dihasilkan darinya, misalnya :
 Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap salesman, berguna bagi
manajemen untukmenetapkan besarnya komisi dan bonus.
 Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap daerah, berguna bagi
manajemen untuk pelaksanaan promosi dan pengiklanan.
 Informasi berupa laporan penjualan tiap-tiap jenis barang, berguna bagi
manajemen untuk mengevaluasi barang yang tidak atau kurang laku
terjual.
 Dan lain sebagainya.
Telah disinggung bahwa data yang diolah untuk menghasilkan informasi
menggunakan suatu model proses yang tertentu. Misalnya data temperatur
ruangan yang didapat adalah dalam satuan derajad fahrenheit dan data ini masih
dalam bentuk yang kurang berarti bagi penerimanya yang terbiasa dengan satuan
derajad celcius. Supaya dapat lebih berarti dan berguna dalam bentuk informasi,
maka perlu diolah dengan melalui suatu model tertentu. Dalam hal ini
dipergunakan model matematis yang berupa rumus konversi dari suatu derajad
fahrenheit menjadi satuan derajad celcius.

11

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian
menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,
yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah
data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat
suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch
disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau ada yang menyebutnya
dengan istilah siklus pengolahan data (data processing cycles).

Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi
harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan.
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa
meyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau
merusak informasi tersebut.
Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena
informasi merupakan landasan di dalam

pengambilan keputusan. Bila

pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi
tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk
mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

12

Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Misalnya informasi mengenai sebab musabab kerusakan mesin produksi kepada
akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan
kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok
produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi
relevan untuk akuntan.
Nilai Informasi
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk
mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses pegambilan keputusan tentang
sesuatu keadaan. Masalahnya adalah berapa harus dibayar oleh perusahaan untuk
mendapatkan informasi tersebut. Apakah informasi yang didapat sepadan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya? Misalnya suatu perusahaan
minyak membeli hak pengeboran sebesar 10 juta dollar US dan yakin bahwa
investasi tersebut akan sangat bernilai jika pemilikan tersebut mengandung paling
sedikit 5 juta barrel minyak mentah. Sedang perusahaan belum mengetahui
seberapa banyak minyak mentah yang dikandung di dalam pemilikan tersebut.
Ketidakyakinan ini dapat dikurangi dengan mendapatkan informasi tambahan
yang berkualitas. Misalnya dengan mengadakan alat pengukur seismic shot atau
meminta pendapat dari ahli geologi minyak. Untuk maksud mendapatkan
informasi tersebut sepadan atau lebih besar atau lebih efektif dan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan informasi tersebut, maka dikatakan informasi
tersebut bernilai.

13

Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam
suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga
tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi
pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya. Karena
sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu
nilai usang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai investasi
biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness, atau cost-benefit.7

Menurut Sutarman, Nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu:
1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.
2. Untuk mendapatkan pengalaman.
3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam
pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa
lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai
yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat
kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi
tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitasnya.

7

http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2008/08/sim.pdf

14

Menurut Gordon B. Davis nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan
antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal
menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang
dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam memperoleh
Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara
mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika
sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya
Informasi

mempunyai

nilai

yang

lebih

sempurna

apabila

mempunyai

lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap
menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian
yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan
mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak
sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk
pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu

15

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat
pengambilan keputusan.
6. Kejelasan (clarity)
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan
informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas/ keluwesannya
Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.
Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat
pengambilan keputusan.
8. Dapat dibuktikan
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan
kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang
diolah.
9. Tidak ada prasangka
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan
prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur
Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat
mencapai nilai yang sempurna.
Jenis Informasi
Informasi dapat dikelompokkan menajdi dua jenis, yaitu informasi lisan
dan informasi terekam. Informasi terekam dibedakan menjadi informasi tidak

16

ilmiah dan informasi ilmiah. Informasi ilmiah adalah rekaman informasi yang
dirancang secara khusus atau yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
(pengembangan) dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Informasi ilmiah dalam
dunia perpustakaan dibedakan menjadi informasi primer, sekunder, dan tersier.
Informasi primer adalah yang diterbitkan pertama kali dari penerbit atau dari
sumbernya secara lengkap dan asli, misalnya tulisan dalam majalah, surat kabar,
monografi, kertas kerja, laporan hasil penelitian laporan hasil seminar, buku teks,
buku pedoman, tesis, dan disertasi. Informasi sekunder adalah segala jenis
keterangan atau tulisan yang dapat digunakan untuk membuka informasi primer.
Contohnya ialah buku dan majalah sari atau abstrak, buku dan majalah indeks,
kartu katalog, file bibliografi, terjemahan, dan lain-lain. Informasi tersier, yaitu
keterangan atau tulisan pada sumber tertentu yang dapat digunakan untuk
mengetahui atau menelusuri jenis informasi sekunder. Contoh jenis informasi
tersier adalah yang dimuat dalam katalog bahan referensi dan katalog indeks suatu
bidang ilmu tertentu.8

2.3 Layanan Informasi
a. Pengertian Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan yang ada dalam
bimbingan dan konseling yang mempunyai peranan yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan konseling karena layanan ini memberikan informasi yang
diperlukan oleh klien atau siswa yang membutuhkannya. Ada beberapa pendapat
para ahli dalam pengertian layanan informasi yaitu: Menurut Winkel layanan
8

Yusup, Pawit M.1988.Pedoman Mencari Sumber Informasi.Bandung: Remadja Karya

17

informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan
individu akan informasi yang mereka perlukan. Menurut Tohirin layanan
informasi bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan
serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan
anak muda.
Selanjutnya menurut Zainal Aqib layanan informasi merupakan layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah
layanan bimbingan dan konseling yang memberikan bekal informasi kepada siswa
yang membutuhkannya supaya siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya.
Layanan Penyebaran Informasi Mutakhir
Layanan ini atau yang sering dikenal dengan istilah "Jasa Kesiagaan
Informasi" (Current Awareness Service) adalah suatu bentuk layanan yang
memungkinkan pengguna mengikuti perkembangan informasi terbaru yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang ilmu masing-masing secara teratur.9
b. Tujuan Layanan Informasi
Layanan informasi ini mempunyai tujuan untuk dikuasainya informasi
tertentu oleh peserta layanan yang akan membantu menyelesaikan masalah.
Sedangkan menurut Tohirin, Tujuan layanan informasi adalah agar individu
mengetahui, menguasai, informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk
9

Arlinah I. R.2001. “Layanan Jasa Informasi Perpustakaan”. Diakses 10 Juli
2015. http://pcucamel.petra.ac.id/downloadfle.phppidd=8

18

keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan
informasi adalah untuk pemecahan masalah, mencegah timbulnya masalah,
mengembangkan dan memelihara potensi yang ada dan untuk memungkinkan
peserta yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya.
Selain itu tujuan layanan informasi adalah memungkinkan individu
mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif, positif,
dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan
yang

berguna

sesuai

dengan

keputusan

yang

diambil

dan

akhirnya

mengaktualisasikan diri.

c. Komponen layanan informasi
Dalam layanann informasi terlibat tiga komponen pokok, yaitu konselor,
peserta, dan informasi yang menjadi isi layanan.
1) Konselor ( guru pembimbing)
Konselor, ahli dalam pelayanan konseling adalah penyelengara layanan informasi.
Konselor menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi layanan, mengenal
dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan informasi, dan menggunakan
cara-cara yang efektif untuk melaksanakan layanan.
2) Peserta
Peserta layanan informasi dapat berasal dari berbagai kalangan, siswa
sekolah, mahasiswa, anggota organisasi pemuda dan sosial-politik, karyawan
instansi dan dunia usaha/ industri, serta anggota-anggota masyarakat lainnya baik
secara perorangan maupun kelompok. Layanan informasi di sekolah pesertanya
adalah peserta didik. peserta didik, menurut undang-undang republik indonesia

19

tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis
tertentu.
3) Informasi
Jenis, luas dan kedalaman informasi yang menjadi isi layanann informasi
sangat bervariasi. Lebih rinci berbagai informasi dapat digolongkan ke dalam :
a) Informasi perkembangan diri
b) Informasi hubungan antar-pribadi, sosial, nilai dan moral
c) Informasi pendidikan, kegiatan belajar, dan keilmuan teknologi
d) Informasi pekerjaan dan ekonomi
e) Informasi sosial-budaya, politik, dan kewarganegaraan
f) Informasi kehidupan berkeluarga
g) Informasi kehidupan beragama
d. Isi Layanan Informasi
Dalam layanan informasi banyak sekali jenis-jenis informasi yang menjadi
isi layanan ini bervariasi. Demikian juga keluasan dan kedalamannya. Hal itu
tergantung kepada kebutuhan para peserta layanan (tergantung kebutuhan siswa).
Informasi yang menjadi isi layanan harus mencakup seluruh bidang pelayanan
bimbingan dan konseling yaitu bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan

belajar,

bimbingan

karir,

bimbingan

kehidupan

berkeluarga,

bimbingan kehidupan beragama.

e. Asas –Asas Layanan Informasi
Layanan informasi pada umumnya merupakan kegiatan yang di ikuti oleh

20

sejumlah peserta dalam suatu forum terbuka. Dalam hal ini layanan informasi
perlu memiliki beberapa asas-asas diantaranya:
1) Asas Kegiatan
Bimbingan dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan
kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2) Asas Kesukarelaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua
belah pihak.
3) Asas Keterbukaan
Bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah
mau menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru
pembimbing bersedia membantunya.
4) Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh
disampaikan kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta
didik kepada guru pembimbing.

f. Teknik Layanan Informasi
Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka
oleh pembimbing atau konselor kepada seluruh siswa disekolah. Kegiatan
Layanan informasi dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik dan media yang
bervariasi serta fleksibel dapat digunakan melalui format klasikal dan format
kelompok. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk layanan informasi yaitu
ceramah, tanya jawab, diskusi, melalui media, acara khusus dan nara sumber.10
10

http://repository.uin-suska.ac.id/2345/3/BAB%20II.pdf

21

2.4 Pelestarian Dokumen
Preservasi atau pelestarian menurut Sulistyo-Basuki mencakup semua
aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk di dalamnya
kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik
menyimpannya. Menurut Sulistyo-Basuki tujuan dari pelestarian bahan pustaka
dan arsip adalah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dan arsip
dengan alih bentuk menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya
selengkap mungkin untuk dapat digunakan secara optimal.11
Menurut Ninis Agustini Damayani dalam materi perkuliahan preservasi
media dan informasi, pelestarian atau preservasi mencakup unsur-unsur
pengelolaan dan keuangan, termasuk cara penyimpanan dan alat-alat bantunya
taraf tenaga kerja yang diperlukan, kebijaksanaan, teknik dan metode yang
diterapkan untuk melestarikan koleksi pustaka dan arsip serta informasi yang
dikandungnya.12 Nelly Ballofet dalam Ni putu mendeskripsikan preservasi adalah
kegiatan yang mencakup pemeliharaan fisik dokumen dan informasi yang
terkandung didalamnya. Yang meliputi penyusunan kembali, penempatan ulang,
dan penggunaan dari wadah atau tempat pelindung yang bertujuan untuk
memperluas akses untuk informasi yang mungkin bisa hilang karena halaman
yang hilang, atau karena dokumen yang rusak.

11

12

Sulistyo-Basuki.1991.Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Damayani, Ninis Agustini.2007. Pelestarian Arsip. Jurusan Ilmu Informasi &Perpustakaan,
Fakultas Ilmu Komunikasi, UNPAD Disampaikan pada: Pelatihan Kearsipan-Kopertis
Wilayah

IV

Jawa

Barat

dan

Banten,

21

http://sufi36ipa4.files.wordpress.com/2009/12/pelestarian-arsip2.ppt

Maret

2007.

22

Menurut IFLA dalam Ni putu, preservasi adalah kegiatan yang meliputi
pertimbangan manajerial dan finansial mengenai tempat penyimpanan dan
akomodasi, tingkat kepegawaian, kebijakan, teknis dan metode yang terlibat di
dalam kegiatan preservasi perpustakaan dan arsip dan informasi yang terkandung
di dalamnya.13 Pelestarian (Preservation), mencakup unsur-unsur pengelolaan dan
keuangan termasuk cara menyimpan dan alat-alat bantunya, tingkat dan
kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan, kebijaksanaan, teknik dan metode yang
diterapkan untuk melestarikan bahan-bahan pustaka dan arsip serta informasi yang
dikandungnya .14
Pengertian Preservasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu
dalam Mulia, 2013) adalah suatu proses kerja melestarikan sesuatu. 15 Menurut
Dureau dan Clements dalam Febriyanti Bifakhlina, tujuan kebijaksanaan
pelestarian dirumuskan sebagai berikut:
a) melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan
pada media lain,
b) melestarikan bentuk fisik bahan pustaka dan arsip sehingga dapat
digunakan dalam bentuk seutuh mungkin.16

13

14

15

16

Widhiandari, Ni Putu Wahyu Candra. 2012. Preservasi Naskah Lontar di Perpustakaan
Universitas Indonesia. (Skripsi). Depok: fakultas ilmu pengetahuan budaya, program studi
ilmu http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312695-S%2043159-Preservasi%20%20naskahfull%20text.pdf
Darmono.2007.Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja.Jakarta: Grasindo
Mulia, Yelia.2013.Kegiatan Preservasi Preventif Arsip Rekaman Suara di Yayasan Tikar
Media Budaya Nusantara (Skripsi), Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas
Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
Bifakhlina, Febriyanti.2014.Kegiatan Preservasi Arsip Non Book di Arsip Nasional
Republik Indonesia. (Skripsi), Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran

23

Feilden dalam Sedana,dkk menyatakan preservasi sangatlah penting
dilakukan pada bahan pustaka atau naskah kuno mengingat preservation memiliki
hubungan yang kuat untuk penanganan pada benda budaya. Adapun kerusakan
terhadap benda budaya tersebut adalah karena udara, lembab, faktor kimia,
serangga, mikroorganisme yang harus dilakukan pencegahan serta mampu
menghentikan agar terhindar dari kerusakan. Menurut Durean dan Clement dalam
Sedana,dkk menyebutkan bahwa preservasi bahan pustaka ini menyangkit usaha
bersifat preventif, kuratif dan juga mempermasalahkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pelestarian bahan pustaka tersebut.17

17

Sedana, I Nyoman, dkk.2013.”Preservasi Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus Mengenai
Preservasi Preventif dan Kuratif Manuskrip Lontar sebagai Warisan Budaya di Kabupaten
Klungkung Bali)”.Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan.No.1 Vol.1 Juni 2013: 91-105

24

BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENGAMATAN
3.1 Sejarah Singkat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Barat

Gambar 1 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

Salah satu perwujudan dari pelaksanaan Otonomi Daerah sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah
Otonom, maka telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000 tanggal
12 Desember 2000 tentangDinas Daerah Propinsi Jawa Barat, salah satu
diantaranya telah terbentuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Barat yang merupakan penggabungan dari 3 (tiga) instansi yaitu eks Dinas Tenaga
Kerja, Kanwil Departemen Tenaga Kerja dan Kanwil Departemen Transmigrasi
Provinsi Jawa Barat. Setelah terbentuk Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi
Provinsi Jawa Barat sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 15
Tahun 2000, ditetapkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
24

25

Jawa Barat merupakan instansi teknis yang melaksanakan sebagaian urusan
pemerintahan dan pembangunan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,
serta untuk melaksanakan fungsinyatelah di susun Struktur Organisasi danTata
Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat. Selanjutnya
dengan berdasarkan Peraturan DaerahNomor 15 Tahun 2000, maka dalam upaya
meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dinas telah diatur Keputusan
Gubernur Jawa Barat Nomor 55 Tahun 2001 tanggal 4 Desember 2001 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.18

3.1.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Barat

Visi: Terwujudnya Tenaga Kerja dan Transmigran yang maju dan sejahtera
Misi:
1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
2. Meningkatkan fasilitasi penempatan dan perluasan kesempatan kerja
3. Meningkatkan

pembinaan

hubungan

industrial

dan

pengawasan

ketenagakerjaan
4. Meningkatkan fasilitasi ketransmigrasian dan kemandirian transmigran
5. Meningkatkan profesionalisme sumber daya aparatur dan kualitas
pelayanan publik

18

http://disnakertrans.jabarprov.go.id/pages/id/2

26

3.2 Struktur Organisasi

Bagan 1 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat
http://disnakertrans.jabarprov.go.id/struktur_organisasi

3.3 Kegiatan Lembaga
Kegiatan yang dilakukan oleh Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat disesuai dengan TUPOKSI
(Tugas Pokok dan Fungsi), yaitu:
Bidang Penempatan Tenaga Kerja

27

1. Bidang Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi
penempatan tenaga kerja.
2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bidang Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis penempatan
tenaga kerja;
2. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi penempatan tenaga
kerja;
3. Penyelenggaraan fasilitasi penempatan tenaga kerja.
3. Rincian Tugas Bidang Penempatan Tenaga Kerja :
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Penempatan
Tenaga Kerja;
2. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan
pedoman dan supervisi penempatan tenaga kerja;
3. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi pengembangan
pasar kerja;
4. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi perluasan
kesempatan kerja;
5. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyaluran tenaga
kerja;
6. Menyelenggarakan fasilitasi penempatan tenaga kerja;
7. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penempatan
tenaga kerja;

28

8. Menyelenggarakan koordinasi dengan badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanana
kegiatan di Kabupaten/Kota;
9. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
10. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang
Penempatan Tenaga Kerja;
11. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
12. Menyelenggarakan tugas lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.
4. Bidang Penempatan Tenaga Kerja membawahkan :
1. Seksi Pengembangan Pasar Kerja;
2. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja;
3. Seksi Penyaluran Tenaga Kerja.19
Bidang Penempatan Tenaga Kerja, membawahkan:
1) Seksi Pengembangan Pasar Kerja mempunyai tugas:
a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pengembangan Pasar
Kerja;
b. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan sistem dan pedoman
pembinaan informasi persediaan dan kebutuhan tenaga kerja;
c. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman pembinaan
informasi pasar kerja;

19

http://disnakertrans.jabarprov.go.id/tupoksi#sthash.8cYWmhFG.dpuf

29

d. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan sistem dan pedoman
pembinaan bursa kerja di lembaga pendidikan formal dan lembaga
pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja swasta;
e. Melaksanakan penyiapan pengumpulan, pengolahan data jabatan,
penyajian dan penyebarluasan informasi jabatan;
f. Melaksanakan penyiapan sistem, metode dan teknik penggunaan analisis
jabatan ketenagakerjaan;
g. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman penyuluhan
jabatan dan bimbingan jabatan;
h. Melaksankan bimbingan analisis jabatan dan penyuluhan jabatan;
i. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan sarana penyuluhan dan
bimbingan jabatan;
j. Melaksanakan penyuluhan jabatan pada instansi pemerintah, BUMD dan
perusahaan-perusahaan swasta, pencari kerja dan calon pencari kerja;
k. Melaksanakan bursa pasar kerja (job market fair)
l. Melaksanakan pemberian saran pertimbangan kepada swasta dalam
penyelenggaraan pameran bursa kerja (job fair) berskala Provinsi;
m. Melaksanakan

penyusunan

bahan

telaahan

staf

sebagai

bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;
n. Melaksanakan pembinaan analisis jabatan, penyuluhan dan bimbingan
jabatan ke instansi-instansi pemerintah di Daerah maupun perusahaan,
lembaga pendidikan formal dan lembaga pelatihan kerja;
o. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi Seksi Pengembangan Pasar Kerja;
p. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

30

q. Melaksanakan tugas lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.
2) Seksi Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas
a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Perluasan Kesempatan
Kerja;
b. Melaksanakan pembinaan dan pengaturan perluasan lapangan kerja
dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja mandiri profesional di
pedesaan dan perkotaan;
c. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap tenaga kerja
mandiri;
d. Melaksanakan bimbingan dan bantuan kepada masyarakat, instansi
pemerintah atau lembaga swasta yang akan atau sedang melaksanakan
usaha mandiri;
e. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman bimbingan
panduan dan peningkatan kemampuan tenaga kerja mandiri SLTA dan
Sarjana;
f. Melaksanakan penyiapan bahan kerjasama instansi pemerintah
maupun swasta untuk pengembangan/ percontohan usaha mandiri;
g. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan sistem dan perangkat
lunak beserta bahan pembinaan terapan teknologi tepat guna;
h. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan sistem serta pembinaan
perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja perkotaan dan
pedesaan;
i. Melaksanakan penyusunan laporan kegiatan pembinaan, pelatihan dan
penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja secara berkala;

31

j. Melaksanakan penyusunan bahan saran pertimbangan teknis perijinan
tenaga kerja sukarela luar negeri, TKS Indonesia yang akan beroperasi
di Kabupaten/ Kota;
k. Melaksanakan

pembinaan,

pengendalian

dan

pengawasan

pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela skala Provinsi;
l. Melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, evaluasi dan
monitoring pelaksanaan program usaha mandiri dan sektor infromal
serta program padat karya di Provinsi;
m. Melaksanakan penyusunan bahan telahaan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
n. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Perluasan
Kesempatan Kerja;
o. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
p. Melaksanakan tugas lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.
3) Seksi Penyaluran Tenaga Kerja mempunyai tugas:
a. Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Penyaluran Tenaga
Kerja;
b. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan sistem dan bahan
pedoman pembinaan tenaga kerja;
c. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan bahan pedoman
pembinaan tenaga kerja;
d. Melaksanakan penyusunan bahan pedoman perijinan Tenaga Kerja
Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP)

32

e. Melaksanan penyusunan bahan pembinaan terhadap pelaksanaan
penempatan tenaga kerja Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja
Daerah (AKAD), dan Anta