PHP 10 Recent site activity teeffendi
Perbandingan
Sistem Peradilan Pidana
Indonesia dan Belanda
Persamaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda
Sebelum melihat perbedaan antara sistem peradilan
pidana Indonesia dan Belanda, baiknya untuk mengetahui
persamaan antara sistem peradilan pidana Indonesia dan
Belanda.
1. Pengaturan hukum acara terkodifikasi dalam suatu
kitab undang-undang, yaitu KUHAP dan Wetboek van
Strafvordering;
2. Pengaturan tentang kewenangan masing-masing
lembaga juga diatur di dalam undang-undang
tersendiri, misal di Indonesia dengan UU Kepolisian,
UU Kejaksaan dll, di Belanda terdapat Wet Bijzondere
Opsporingsbevoegdheden (BOB) atau yang juga dikenal
dengan The Special Powers of Investigation Act dll.
Persamaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda (lanjutan)
3. Adanya lembaga penegak hukum seperti
kepolisian, kejaksaan, kehakiman,
pemasyarakatan dan advokat;
4. Adanya pembagian daerah hukum seperti
pengadilan negeri dan kejaksaan negeri;
5. Adanya kesamaan dalam proses penyidikan,
penuntutan, pemeriksaan persidangan,
banding, kasasi dan eksekusi
Perbedaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda
Perbedaan antara sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda dalam pembahasan ini
dilihat dari kriteria kewenangan lembaga penegak
hukumnya dan proses dalam sistem peradilan
pidananya.
Walaupun memiliki lembaga penegak hukum yang
sama, namun dalam kewenangannya memiliki
perbedaan yang cukup besar, termasuk di
dalamnya adalah dalam proses sistem peradilan
pidananya.
Sistem Peradilan Pidana Indonesia
Sistem Peradilan Pidana Belanda
Penyidikan di Belanda
Sebagaimana diatur di dalam Pasal Menurut Pasal 141 Wetboek
van Strafvordering (selanjutnya disebut KUHAP Belanda),
dinyatakan bahwa yang berwenang melakukan penyidikan
(Opsporing) adalah:
1. Penuntut Umum;
2. Polisi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dan c, dan
anggota kedua sebagaimana dimaksudkan dalam UndangUndang Kepolisian Belanda tahun 1993;
3. Kepolisian Militer Kerajaan yang ditunjuk berdasarkan
kerjasama antara Menteri Kehakiman dengan Menteri
Pertahanan;
4. Penyidik dari Lembaga Penyidik Khusus sebagaimana dimaksud
di dalam Pasal 2 Undang-Undang tentang Lembaga Penyidik
Khusus.
Penyidikan di Belanda (lanjutan)
Di dalam proses penyidikan tindak pidana, kepolisian
melakukan koordinasi dengan penuntut umum, atau
lebih tepatnya dapat dikatakan, kepolisian melakukan
penyidikan berdasarkan arahan dari penuntut umum.
Menurut Wet Bijzondere Opsporingsbevoegdheden
(BOB) atau yang juga dikenal dengan The Special
Powers of Investigation Act yang berlaku efektif tanggal
01 Februari 2000, Penuntut Umum adalah lembaga
yang sesuai untuk memimpin penyidikan tindak pidana.
Penuntutan di Belanda
Setelah penuntut umum menerima dokumen mengenai
perkara tindak pidana dari kepolisian, penuntut umum
memiliki beberapa pilihan terhadap perkara tersebut,
antara lain:
• Membebaskan perkara tersebut dengan dalih tidak
beralasan (kekuasaan untuk tidak menuntut/ non
presekusi). Pembebasan perkara tersebut disebut juga
dengan penolakan (sepot) yang dapat dibedakan ke
dalam dua bentuk:
1. Penolakan karena alasan tidak berwenang
(bevoegdheidsspot).
2. Penolakan berdasarkan kebijakan (beleidssepot).
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Apabila tindak pidananya ringan dan juga pada
tindak pidana yang lebih serius dengan kriteriakriteria tertentu, ia dapat mengadakan transaksi
dengan pelaku tindak pidana, dengan catatan pelaku
tindak pidana setuju untuk membayar sejumlah uang
tanpa penghukuman. Ketentuan ini diatur di dalam
Pasal 74 Wetboek van Strafrecht (selanjutnya disebut
dengan KUHPidana Belanda)
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Penuntut Umum dapat membebaskan kasus tersebut setelah
memanggil pelaku tindak pidana dan menegurnya karena
perilakunya tersebut;
• Penuntut Umum dapat menetapkan untuk memberikan
pembebasan bersyarat (voorwardelijksepot) dengan
menggunakan syarat berupa penggantian kerugian kepada
korban, menyerahkan pelaku pada departemen sosial (untuk
dibina) atau pusat rehabilitasi medis atau menempatkannya
untuk masa percobaan/ probasi;
• Penuntut Umum dapat meminta kepada polisi untuk
melengkapi atau menambah informasi mengenai kasus tadi
atau meminta laporan sosial atau kejiwaan dari kepala probasi
atau ahli psikiatri;
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Penuntut Umum dapat mengajukan perkara tersebut
ke hakim komisaris (rechter-commisaris) untuk
mengadakan pemeriksaan pendahuluan sebelum
mengambil keputusan;
• Penuntut Umum dapat menangguhkan
keputusannya untuk menuntut dan tidak hingga
batas waktu penuntutan telah lewat;
• Penuntut Umum dapat mengajukan perkara tersebut
ke pengadilan.
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Penuntut umum juga memiliki kewenangan untuk
meminta hakim komisaris untuk melakukan pemeriksaan
pendahuluan. Pemeriksaan pendahuluan pada dasarnya
hanya dapat dimulai atas permohonan penuntut umum.
Setelah pemeriksaan pendahuluan, penuntut umum
hanya memiliki beberapa pilihan terhadap perkara yang
diajukan kepadanya, yaitu:
1. Tidak melakukan penuntutan lebih lanjut dan menolak
perkara;
2. Melakukan transaksi dengan pelaku tindak pidana
sebagaimana telah diuraikan di atas;
3. Memerintahkan diadakan pemeriksaan pengadilan;
Pemeriksaan Persidangan di
Belanda
persidangan dilakukan dengan hakim tunggal, kecuali
untuk perkara-perkara tertentu yang kompleks dan
rumit. Hakim memainkan peranan yang aktif dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, komunikasi tiga
arah umumnya dilakukan antara hakim, penuntut
umum dan terdakwa/ kuasa hukumnya.
Pemeriksaan Persidangan di
Belanda (lanjutan)
Hakim tunggal diperuntukkan bagi perkara-perkara
antara lain:
• Perkara berkaitan dengan pelaku di bawah umur.
Hakim pengadilan remaja (kinder rechter) dalam
perkara perdata dan pidana, yaitu hakim yang
memeriksa perkara yang menyangkut remaja usia di
bawah 18 tahun;
• Perkara-perkara ringan. Hakim polisi (politie rechter)
memeriksa perkara-perkara dengan tuntutan pidana
maksimum tidak melebihi 6 (enam) bulan penjara.
Pemeriksaan Persidangan di
Belanda (lanjutan)
Hakim tunggal dan majelis diperuntukkan bagi perkaraperkara antara lain:
• Perkara tindak pidana ekonomi. Hakim polisi
ekonomi (economische politierechter) memeriksa
perkara-perkara yang diatur oleh undang-undang
pidana ekonomi;
• Perkara yang berhubungan dengan militer;
• Dan perkara-perkara lain yang lebih serius dan rumit.
Sistem Peradilan Pidana
Indonesia dan Belanda
Persamaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda
Sebelum melihat perbedaan antara sistem peradilan
pidana Indonesia dan Belanda, baiknya untuk mengetahui
persamaan antara sistem peradilan pidana Indonesia dan
Belanda.
1. Pengaturan hukum acara terkodifikasi dalam suatu
kitab undang-undang, yaitu KUHAP dan Wetboek van
Strafvordering;
2. Pengaturan tentang kewenangan masing-masing
lembaga juga diatur di dalam undang-undang
tersendiri, misal di Indonesia dengan UU Kepolisian,
UU Kejaksaan dll, di Belanda terdapat Wet Bijzondere
Opsporingsbevoegdheden (BOB) atau yang juga dikenal
dengan The Special Powers of Investigation Act dll.
Persamaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda (lanjutan)
3. Adanya lembaga penegak hukum seperti
kepolisian, kejaksaan, kehakiman,
pemasyarakatan dan advokat;
4. Adanya pembagian daerah hukum seperti
pengadilan negeri dan kejaksaan negeri;
5. Adanya kesamaan dalam proses penyidikan,
penuntutan, pemeriksaan persidangan,
banding, kasasi dan eksekusi
Perbedaan sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda
Perbedaan antara sistem peradilan pidana
Indonesia dan Belanda dalam pembahasan ini
dilihat dari kriteria kewenangan lembaga penegak
hukumnya dan proses dalam sistem peradilan
pidananya.
Walaupun memiliki lembaga penegak hukum yang
sama, namun dalam kewenangannya memiliki
perbedaan yang cukup besar, termasuk di
dalamnya adalah dalam proses sistem peradilan
pidananya.
Sistem Peradilan Pidana Indonesia
Sistem Peradilan Pidana Belanda
Penyidikan di Belanda
Sebagaimana diatur di dalam Pasal Menurut Pasal 141 Wetboek
van Strafvordering (selanjutnya disebut KUHAP Belanda),
dinyatakan bahwa yang berwenang melakukan penyidikan
(Opsporing) adalah:
1. Penuntut Umum;
2. Polisi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dan c, dan
anggota kedua sebagaimana dimaksudkan dalam UndangUndang Kepolisian Belanda tahun 1993;
3. Kepolisian Militer Kerajaan yang ditunjuk berdasarkan
kerjasama antara Menteri Kehakiman dengan Menteri
Pertahanan;
4. Penyidik dari Lembaga Penyidik Khusus sebagaimana dimaksud
di dalam Pasal 2 Undang-Undang tentang Lembaga Penyidik
Khusus.
Penyidikan di Belanda (lanjutan)
Di dalam proses penyidikan tindak pidana, kepolisian
melakukan koordinasi dengan penuntut umum, atau
lebih tepatnya dapat dikatakan, kepolisian melakukan
penyidikan berdasarkan arahan dari penuntut umum.
Menurut Wet Bijzondere Opsporingsbevoegdheden
(BOB) atau yang juga dikenal dengan The Special
Powers of Investigation Act yang berlaku efektif tanggal
01 Februari 2000, Penuntut Umum adalah lembaga
yang sesuai untuk memimpin penyidikan tindak pidana.
Penuntutan di Belanda
Setelah penuntut umum menerima dokumen mengenai
perkara tindak pidana dari kepolisian, penuntut umum
memiliki beberapa pilihan terhadap perkara tersebut,
antara lain:
• Membebaskan perkara tersebut dengan dalih tidak
beralasan (kekuasaan untuk tidak menuntut/ non
presekusi). Pembebasan perkara tersebut disebut juga
dengan penolakan (sepot) yang dapat dibedakan ke
dalam dua bentuk:
1. Penolakan karena alasan tidak berwenang
(bevoegdheidsspot).
2. Penolakan berdasarkan kebijakan (beleidssepot).
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Apabila tindak pidananya ringan dan juga pada
tindak pidana yang lebih serius dengan kriteriakriteria tertentu, ia dapat mengadakan transaksi
dengan pelaku tindak pidana, dengan catatan pelaku
tindak pidana setuju untuk membayar sejumlah uang
tanpa penghukuman. Ketentuan ini diatur di dalam
Pasal 74 Wetboek van Strafrecht (selanjutnya disebut
dengan KUHPidana Belanda)
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Penuntut Umum dapat membebaskan kasus tersebut setelah
memanggil pelaku tindak pidana dan menegurnya karena
perilakunya tersebut;
• Penuntut Umum dapat menetapkan untuk memberikan
pembebasan bersyarat (voorwardelijksepot) dengan
menggunakan syarat berupa penggantian kerugian kepada
korban, menyerahkan pelaku pada departemen sosial (untuk
dibina) atau pusat rehabilitasi medis atau menempatkannya
untuk masa percobaan/ probasi;
• Penuntut Umum dapat meminta kepada polisi untuk
melengkapi atau menambah informasi mengenai kasus tadi
atau meminta laporan sosial atau kejiwaan dari kepala probasi
atau ahli psikiatri;
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Penuntut Umum dapat mengajukan perkara tersebut
ke hakim komisaris (rechter-commisaris) untuk
mengadakan pemeriksaan pendahuluan sebelum
mengambil keputusan;
• Penuntut Umum dapat menangguhkan
keputusannya untuk menuntut dan tidak hingga
batas waktu penuntutan telah lewat;
• Penuntut Umum dapat mengajukan perkara tersebut
ke pengadilan.
Penuntutan di Belanda (lanjutan)
• Penuntut umum juga memiliki kewenangan untuk
meminta hakim komisaris untuk melakukan pemeriksaan
pendahuluan. Pemeriksaan pendahuluan pada dasarnya
hanya dapat dimulai atas permohonan penuntut umum.
Setelah pemeriksaan pendahuluan, penuntut umum
hanya memiliki beberapa pilihan terhadap perkara yang
diajukan kepadanya, yaitu:
1. Tidak melakukan penuntutan lebih lanjut dan menolak
perkara;
2. Melakukan transaksi dengan pelaku tindak pidana
sebagaimana telah diuraikan di atas;
3. Memerintahkan diadakan pemeriksaan pengadilan;
Pemeriksaan Persidangan di
Belanda
persidangan dilakukan dengan hakim tunggal, kecuali
untuk perkara-perkara tertentu yang kompleks dan
rumit. Hakim memainkan peranan yang aktif dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, komunikasi tiga
arah umumnya dilakukan antara hakim, penuntut
umum dan terdakwa/ kuasa hukumnya.
Pemeriksaan Persidangan di
Belanda (lanjutan)
Hakim tunggal diperuntukkan bagi perkara-perkara
antara lain:
• Perkara berkaitan dengan pelaku di bawah umur.
Hakim pengadilan remaja (kinder rechter) dalam
perkara perdata dan pidana, yaitu hakim yang
memeriksa perkara yang menyangkut remaja usia di
bawah 18 tahun;
• Perkara-perkara ringan. Hakim polisi (politie rechter)
memeriksa perkara-perkara dengan tuntutan pidana
maksimum tidak melebihi 6 (enam) bulan penjara.
Pemeriksaan Persidangan di
Belanda (lanjutan)
Hakim tunggal dan majelis diperuntukkan bagi perkaraperkara antara lain:
• Perkara tindak pidana ekonomi. Hakim polisi
ekonomi (economische politierechter) memeriksa
perkara-perkara yang diatur oleh undang-undang
pidana ekonomi;
• Perkara yang berhubungan dengan militer;
• Dan perkara-perkara lain yang lebih serius dan rumit.