KESADARAN HUKUM pada peraturan tata

RINA OKTAVIANA DEWI
1815140205
KELAS A PGSD 2014
KONSEP DASAR PKN SD

Berikut ini, pendapat beberapa ahli tentang kesadaran hukum :
1. Prof. Dr. RM. Sudikno Mertokusumo, SH, dalam tulisannya menjelaskan bahwa
terdapat kaitan yang sangat erat antara hukum dan kesadaran hukum.
2. Lemaire menyatakan bahwa salah satu faktor dalam penemuan hukum adalah
kesadaran hukum sementara Krabbe menyatakan lebih jauh lagi bahwa kesadaran
hukum merupakan sumber dari segala sumber hukum.
3. Scholten berpendapat bahwa kesadaran hukum adalah kesadaran yangterdapat pada
setiap manusia tentang apa hukum itu dan apa seharusnya hukum itu. Masih menurut
scholten, bahwa kesadaran hukum merupakan suatu kategori tertentu dari hidup
kejiwaan kita dengan mana kita membedakan antara hukum dan tidak hukum
(onrecht) serta antara yang seharusnya dan yang dilarang untuk dilakukan.
4. Drs. M. Sofyan Lubis, SH dalam tulisannya mengenai kesadaran hukumdan
kepatuhan hukum menyatakan bahwa kepatuhan hukum pada hakikatnya adalah
kesetiaan yang dimiliki seseorang sebagai subyek.
5. Menurut Abdurrahman dalam Nurhidayat (2006 : 8), menyatakan bahwa kesadaran
hukum itu adalah tidak lain dari pada suatu kesadaran yang ada dalam kehidupan

manusia untuk selalu patuh dan taat pada hukum.
6. Menurut Suharso dan Retnoningsih, (1993: 765), kesadaran hukum adalah
a. Nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum yang ada.
b. Pengetahuan bahwa suatu perilaku tertentu diatur oleh hukum.
7. Achmad Sanusi (1997): Dalam batasan pengertian yang luas kesadaran hukum adalah
potensi masyarakat yang harus mem budaya dengan kaidah sehingga mengikat dan
dapat dipaksakan.
Kesadaran hukum merupakan kesadaran nilai-nilai yang terdapat dalam manusia tentang
hukum yang ada. Kesadaran hukum dapat berarti adanya keinsyafan, keadaan seseorang yang
mengerti betul apa itu hukum, fungsi dan peranan hukum bagi dirinya dan masyarakat
sekelilingnya. Kesadaran hukum itu berarti juga kesadaran tentang hukum, kesadaran
bahwahukum merupakan perlindungan kepentingan manusia yang menyadari bahwa manusia
mempunyai banyak kepentingan yang memerlukan perlindungan hukum.
Kesadaran hukum perlu dibedakan dari perasaan hukum. Kalau perasaan hukum itu
merupakan penilaian yang timbul secara serta merta (spontan) maka kesadaran hukum
merupakan penilaian yang secara tidak langsung diterimadengan jalan pemikiran secara
rasional dan berargumentasi. Sering kesadaran hukum itu dirumuskan sebagai resultante dari
perasaan-perasaan hukum di dalam masyarakat. Jadi kesadaran hukum tidak lain merupakan
pandangan-pandangan yang hidup dalam masyarakat tentang apa hukum itu. Pandanganpandangan hidup dalam masyarakat bukanlah semata-mata hanya merupakan produk dari


pertimbangan-pertimbangan menurut akal saja, akan tetapi berkembang di bawah pengaruh
beberapa faktor seperti agama, ekonomi, politik dan lain sebagainya.
Banyak diantara masyarakat yang sesungguhnya telah sadar akan pentingnya hukum dan
menghormati hukum sebagai aturan yang perlu dipatuhi, baik itu karena dorongan insting
maupun secara rasional. Namun secara faktual, kesadaran tersebut tidak diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari atau dalam praktek yang nyata.
Kesadarann hukum yang dimiliki oleh masyarakat tersebut dapat dengan mudah luntur oleh
perilaku oportunis yang memungkinkan seseorang untuk bisa mendapatkan keuntungan yang
lebih besar baik materil maupun immateril jika tidak patuh terhadap hukum. Dalam hal ini
kepentingan seseorang tersebut akan lebih banyak terakomodir dengan tidak patuh terhadap
hukum meskipun harus merugikan atau berpotensi merugikan kepentingan orang banyak.
Ada beberapa halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan perananyang seharusnya dari
golongan sasaran atau penegak hukum, antara lain :
 Keterbatasan kemampuan untuk menempatkan diri dalam peranan pihak lain dengan
siapa dia berinteraksi.
 Tingkat aspirasi yang relative belum tinggi.
 Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan, sehingga sulit sekali
untuk membuat proyeksi.
 Belum ada kebutuhan yang menunda pemuasan suatu kebutuhantertentu, terutama
kebutuhan material.

 Kurangnya daya inovatif yang sebenarnya merupakan pasangan konsevatisme.
Halangan-halangan tersebut dapat diatasi dengan membiasakan diri dengan sikap-sikap,
sebagai berikut :
Sikap yang terbuka terhadap pengalaman dan penemuan baru,
Senantiasa untuk menerima perubahan setelah menilai kekurangan yang ada,
Peka terhadap masalah-masalah yang terjadi disekitarnya,
Senantiasa mempunyai informasi yang selengkap mungkin mengenai pendiriannya,
Orientasi ke masa kini dan masa depan yang sebenarnya merupakan suatu urutan,
Menyadari atas potensi yang ada pada dirinya berpegang pada suatu perencanaan dan
tidak pasrah pada nasib,
 Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam peningkatan kesejahteraan
manusia,
 Menyadari dan menghormati hak, kewajiban, maupun kehormatan diri sendiri dan
pihak lain,
 Berpegang teguh pada keputusan-keputusan yang diambil atas dasar penalaran dan
perhitungan yang mantap.








Kondisi Kesadaran Hukum Masyarakat

Kondisi suatu masyarakat terhadap kesadaran hukum dapat kita kemukakan dalam beberapa
parameter, antara lain: ditinjau dari segi bentuk pelanggaran, segi pelaksanaan hukum, segi
jurnalistik, dan dari segi hukum.
1. Tinjauan bentuk pelanggaran
Bentuk-bentuk pelanggaran yang lagi marak belakangan ini meliputi tindak kriminalitas,
pelanggaran lalu lintas oleh para pengguna motor, pelanggaran HAM, tindak anarkis dan
terorisme, KKN dan penyalahdunaan hak dan wewenang, pemerkosaan dan lain sebagainya.
2. Tinjauan Pelaksanaan Hukum
Pelaksanaan hukum sekarang ini dapat dikatakan tidak ada ketegasan sikap terhadap
pelanggaran-pelanggaran hukum tersebut. Indicator yang dapat dijadikan parameter adalah
banyaknya kasus yang tertunda dan bahkan tidak surut, laporan-laporan dari masyarakat
tentang terjadinya pelanggaran kurang ditanggapi.
Bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelaksanaan hukum hanya berpihak pada
mereka yang secara financial mampu memberikan nilai lebih dan jaminan. Terbukti sekarang
dengan adanya auditisasi pada setiap departemen dan menjaring setiap pejabat terbukti

korupsi.
3. Tinjauan Jurnalistik
Peristiwa-peristiwa pelanggaran maupun pelaksanaan hukum hampir setiap hari dapat dibaca
di media cetak dan elektronik, ataupun diakses melalui internet. Memang harus kita akui
bahwa jurnalistik terkadang mengusung sensasi dalam pemberitaan, karena sensasi menarik
perhatian pembaca dan berita tentang pelanggaran hokum dan peradilan selalu menarik
perhatian.
4. Tinjauan Hukum
Ditinjau dari segi hukum, maka dengan makin banyak pemberitaan tentang pelanggaran
hukum, kejahatan, dan kebathilan berarti kesadaran akan banyak terjadinya “onrecht”. Hal ini
juga memberikan implikasi makin berkurangnya toleransi dalam masyarakat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kesadaran hukum masyarakat sekarang ini menurun, yang
mau tidak mau mengakibatkan merosotnya kewibawaan masyarakat juga.
Menurut Sudikno Mertokusumo, kesadaran hukum yang rendah cenderung pada pelanggaran
hukum, sedangkan makin tinggi kesadaran hukum seseorang makin tinggi ketaatan
hukumnya. Mengingat bahwa hukum adalah perlindungan terhadap kepentingan manusia,
maka menurunnya kesadaran hukum masyarakat disebabkan karena orang tidak melihat atau
menyadari bahwa hukum melindungi kepentingannya, tidak adanya atau kurangnya
pengawasan pada petugas penegak hukum, sistem pendidikan yang kurang menaruh
perhatiannya dalam menanamkan pengertian tentang kesadaran hukum. Soerjono Soekanto,

menambahkan bahwa menurunya kesadaran hukum masyarakat disebabkan juga karena para
pejabat kurang menyadari akan kewajibannya untuk memelihara hukum dan kurangnya
pengertian akan tujuan serta fungsi pembangunan.

Cara-cara Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat

Kita harus menyadari bahwa setelah mengetahui kesadaran hukum masyarakat dewasa ini,
yang menjadi tujuan kita hakikatnya bukanlah semata-mata sekedar meningkatkan kesadaran
hukum masyarakat, tetapi juga membina kesadaran hukum masyarakat. Peningkatan
kesadaran hukum masyarakat pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dalam
bentuk tindakan (action)dan pendidikan (education). Berikut penjelasannya :
1.

Tindakan (action)

Tindakan penyadaran hukum pada masyarakat dapat dilakukan berupa tindakan drastik,
yaitu dengan memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih mangetatkan pengawasan
ketaatan warga negara terhadap undang-undang. Cara ini bersifat isidentil dan kejutan dan
bukan merupakan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat
2.


Pendidikan (education)

Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun nonformal. Hal yang perlu
diperhatikan dan ditanamkan dalam pendidikan formal/nonformal adalah pada pokoknya
tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik, tentang apa hak serta kewajiban seorang
warga negara.
Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilai-nilai kebudayaan. Dan nilainilai kebudayaan dapat dicapai dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah mengetahui
kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran hukum masyarakat usaha pembinaan yang
efektif dan efesien ialah dengan pendidikan.
a. Pendidikan formal
Pendidikan sekolah merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan kesadaran hukum di sekolah harus dilakukan dari tingkat rendah/ TK sampai
jenjang pendidikan tinggi ( perguruan tinggi ).
1. Tingkat TK
Di Taman Kanak-kanak sudah tentu tidak mungkin ditanamkan pengertian-pengertian
abstrak tentang hukum atau disuruh menghafalkan undang-undang. Yang harus
ditanamkan kepada murid Taman Kanak-kanak ialah bagaimana berbuat baik terhadap
teman sekelas atau orang lain, bagaimana mentaati peraturan-peraturan yang dibuat
oleh sekolah. Yang penting dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak ialah

menanamkan pada anak-anak pengertian bahwa setiap orang harus berbuat baik dan
bahwa larangan-larangan tidak boleh dilanggar dan si pelanggar pasti menerima
akibatnya
2. Tingkat SD, SMP, dan SMA
Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan kewajiban warga negara
Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan Undang-undang Dasar, pasal-pasal
yang penting dari KUHP, bagaimana cara memperoleh perlindungan hukum. Perlu
diadakan peraturan-peraturan sekolah. Setiap pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan
juga untuk menanamkan ”sense of justice” pada murid-murid perlu dibentuk suatu
”dewan murid” dengan pengawasan guru yang akan mengadili pelanggar-pelanggar
terhadap peraturan sekolah. Di samping buku pelajaran yang berhubungan dengan
kesadaran hukum perlu diterbitkan juga buku-buku bacaan yang berisi cerita-cerita
yang heroik

Secara periodik perlu diadakan kampanye dalam bentuk pekan (pekan kesadaran
hukum, pekan lalu lintas dan sebagainya) yang diisi dengan perlombaan-perlombaan
(lomba mengarang, lomba membuat motto yang ada hubungannya dengan kesadaran
hukum), pemilihan warga negara teladan terutama dihubungkan dengan ketaatan
mematuhi peraturan-peraturan.
3. Tingkat Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Hukum mempunyi peranan penting dalam hal
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, karena di dalanya menghasilkan orangorang yang memiliki pendidikan hukum yang tinggi.
b.

Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal ditujukan kepada masyarakat luas meliputi segala lapisan dalam
masyarakat. Pedidikan non formal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
penyuluhan hukum, kampanye,dan pameran. Berikut penjelasannya :
1. Penyuluhan Hukum
Penyuluhan hukum adakah kegiatan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat
berupa penyampaian dan penjelasan peraturan hukum kepada masyarakat dalam suasana
informal agar setiap masyarakat mengetahui dan memahami apa yang menjadi hak,
kewajiban dan wewenangnya, sehingga tercipta sikap dan prilaku berdasarkan hukum,
yakni disamping mengetahui, memahami, menghayati sekaligus mematuhi /mentaatinya.
Penyuluhan hukum dapat dilakukan melalui dua cara : pertama, penyuluhan hukum langsung
yaitu kegiatan penyuluhan hukum berhadapan dengan masyarakat yang disuluh, dapat
berdialog dan bersambung rasa misalnya : ceramah, diskusi, temu, simulasi dan sebagainya.
Kedua, penyuluhan hukum tidak langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan
tidak

berhadapan
dengan
masyarakat
yang
disuluh,
melainkan
melalui
media/perantara,seperti : radio, televisi, video, majalah, surat kabar, film,dan lain sebagainya.
Penyuluhan hukum yang tidak langdung dalam bentuk bahan bacaan, terutama ceritera
bergambar atau strip yang bersifat heroik akan sangat membantu dalam meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat. Buku pengangan yang berisi tentang hak dan kewajiban warga
negara Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan \Undang-undang Dasar, pasa-pasal yang
penting dalam KUHP, bagaimana caranya memperoleh perlindungan hukum perlu
diterbitkan.
Penyuluhan hukum bertujuan untuk mencapai kesadaran hukum yang tinggi dalam
masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya sebagai
warga Negara, dalam rangka tegaknya hukum, keadilan, perlindungan terhadap harkat dan
martabat manusia, ketertiban, ketentraman, dan terbentuknya perilaku warga negara yang taat
pada hukum.
2. Kampanye

Kampanye peningkatan kesadaran hukum masyarakat dilakukan secara ajeg yang diisi
dengan kegiatan-kegiatan yang disusun dan direncanakan,seperti : ceramah, berbagai macam
perlombaan, pemilihan warga negara teladan dan lain sebagainya.
3. Pameran

Suatu pameran mempunyai fungsi yang informatif edukatif. Maka tidak dapat disangkal
peranannya yang positif dalam meningkatkan dan membina kesadaran hukum masyarakat.
Dalam pameran hendaknya disediakan buku vademecum, brochure serta leaflets di samping
diperlihatkan film, slide,VCD dan sebagainya yang merupakan visualisasi kesadaran hukum
yang akan memiliki daya tarik masyarakat yang besar. Dan pada akhirnya dalam upaya
mensukseskan peningkatan kesadaran hukum masyarakat masih diperlukan partisipasi dari
para pejabat dan pemimpin-pemimpin.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

FUNGSI DAN KEWENANGAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL (BAPEPAM) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

5 65 215