View of Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN Tunjung 3 Kecamatan Burneh-Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Metode Pembelajaran
Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN Tunjung 3 Kecamatan
Burneh-Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017
Syamsuddin
hajiuddin60@gmail.com/SDN Tunjung 3 Burneh-Bangkalan
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar
siswa setelah diterapkannya pembelajaran penemuan terbimbing. (b) Ingin mengetahui
pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran penemuan terbimbing.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi,
dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Tunjung 3 Kecamatan Burneh.
Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sampai siklus III yaitu, siklus I (65,22%), siklus II (78,26%), siklus III (91,30%). Kesimpulan
dari penelitian ini adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN Tunjung 3 Kecamatan Burneh, serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPA.
Kata Kunci: Prestasi belajar IPA, Metode Penemuan Terbimbing

Abstract: The purpose of this study are: (a) Want to know the improvement of
student achievement after the implementation of guided discovery learning. (b) Want

to know the influence of student learning motivation after applied learning guided
discovery. This research uses action research for three rounds. Each round consists of
four stages: design, activity and observation, reflection, and refission. Target of this
research is student of Class V SDN Tunjung 3 Sub Burneh. Data obtained in the form
of formative test results, observation sheet of teaching and learning activities. From
the analyst's result, it is found that the students' learning achievement has improved
from cycle I to cycle III that is, cycle I (65,22%), cycle II (78,26%), cycle III
(91,30%). The conclusion of this research is guided discovery learning method can
have a positive effect on student learning motivation SDN Tunjung 3 Subdistrict
Burneh, and this learning model can be used as one of science learning alternative.
Keywords: IPA learning achievement, Guided Discovery Method

dengan peningkatan mutu pendidikan

Pendahuluan
Perkembangan teknologi tidak akan

IPA, sedangkan selama ini pelajaran IPA

lepas dari perkembangan dalam bidang


dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

IPA. Perkembangan dari bidang IPA

Hal ini dapat dilihat dari Nilai mata

tidak mungkin terjadi bila tidak disertai

pelajaran IPA yang rata-rata masih

162

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 162-172

rendah

bila

dengan


dilakukan oleh guru dengan upaya

Menunjukkan

membangkitkan motivasi belajar siswa,

dibandingkan

pelajaran lainnya.

Ini

misalnya dengan membimbing siswa

masih rendahnya mutu pelajaran IPA.
Untuk itu diperlukan suatu upaya

untuk terlibat langsung dalam kegiatan


mutu

yang melibatkan siswa serta guru yang

pendidikan dan pengajaran salah satunya

berperan sebagai pembimbing untuk

adalah dengan memilih strategi atau cara

menemukan konsep IPA.

dalam

rangka

meningkatkan

Motivasi tidak hanya menjadikan


dalam menyampaikan materi pelajaran
prestasi

siswa terlibat dalam kegiatan akademik,

belajar siswa khususnya pelajaran IPA.

motivasi juga penting dalam menentukan

Misalnya dengan membimbing siswa

seberapa jauh siswa akan belajar dari

untuk bersama-sama terlibat aktif dalam

suatu

proses

mampu


seberapa jauh menyerap informasi yang

membantu siswa berkembang sesuai

disajikan kepada mereka. Siswa yang

dengan taraf intelektualnya akan lebih

termotivasi untuk belajar sesuatu akan

menguatkan pemahaman siswa terhadap

menggunakan proses kognitif yang lebih

konsep-konsep

diajarkan.

tinggi dalam mempelajari materi itu,


Pemahaman ini memerlukan minat dan

sehingga siswa itu akan menyerap dan

motivasi. Tanpa adanya minat menan-

mengendapan materi itu dengan lebih

dakan bahwa siswa tidak mempunyai

baik. Tugas penting guru adalah meren-

motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru

canakan bagaimana guru mendukung

harus memberikan suntikan dalam ben-

motivasi siswa (Nur, 2001: 3). Untuk itu


tuk motivasi sehingga dengan bantuan

sebagai seorang guru disamping mengu-

itu anak didik dapat keluar dari kesulitan

asai materi, juga diharapkan dapat

belajar.

menetapkan dan melaksanakan penya-

agar

diperoleh

peningkatan

pembelajaran


yang

dan

kegiatan

pembelajaran

atau

Berdasarkan pengalaman penulis di

jian materi yang sesuai kemampuan dan

lapangan, kegagalan dalam belajar rata-

kesiapan anak, sehingga menghasilkan

rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang


penguasaan materi yang optimal bagi

tidak memiliki dorongan belajar. Untuk

siswa.

itu dibutuhkan suatu kegiatan yang

163

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA - Syamsuddin

Dari latar belakang di atas maka

mengetahui pengaruh motivasi belajar

penulis dalam penelitian ini mengambil

siswa


judul “Upaya Meningkatkan Prestasi

pembelajaran penemuan terbimbing pada

Belajar IPA Dengan Metode Pembe-

siswa Kelas V SDN

lajaran Penemuan Terbimbing Pada

Kecamatan Burneh Tahun pelajaran

Siswa Kelas V SDN Tunjung 3 Keca-

2016/2017.

matan

Burneh

Tahun

Pelajaran

2016/2017”.

IPA

setelah

diterapkan

didefiniksan

metode

Tunjung 3

sebagai

suatu

kumpulan pengetahuan yang tersusun

Berdasarkan latar belakang di atas,

secara alam. Perkembangan IPA tidak

maka dapat dirumuskan suatu masalah

hanya ditandai dengan adanya fakta,

sebagai

Bagaimanakah

tetapi juga oleh adanya metode ilmiah

belajar

siswa

dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan

dengan diterapkannya metode pembe-

pengamatan ilmiah menekankan pada

lajaran penemuan terbimbing pada siswa

hakikat IPA.

berikut:

peningkatan

1)

prestasi

Kelas V SDN

Tunjung 3 Kecamatan

Secara rinci hakikat IPA menurut

Burneh Tahun pelajaran 2016/2017? 2)

Bridgman (dalam Lestari, 2001:7) adalah

Bagaimanakah

sebagai berikut: 1.) Kualitas; pada

pembelajaran

pengaruh
penemuan

metode
terbimbing

dasarnya

konsep-konsep

IPA

selalu

terhadap motivasi belajar siswa pada

dapat dinyatakan dalam bentuk angka-

siswa Kelas V SDN

Tunjung 3

angka. 2 ) Observasi dan eksperimen;

Kecamatan Burneh Tahun pelajaran

merupakan salah satu cara untuk dapat

2016/2017?

memahami konsep-konsep IPA secara

Sesuai dengan permasalahan di

tepat dan dapat diuji kebenarannya. 3)

atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1)

Ramalan (prediksi); merupakan salah

Ingin mengetahui peningkatan prestasi

satu asumsi penting dalam IPA bahwa

belajar

diterapkannya

misteri alam raya ini dapat dipahami dan

penemuan

memiliki keteraturan. Dengan asumsi

terbimbing pada siswa Kelas V SDN

tersebut lewat pengukuran yang teliti

Tunjung 3 Kecamatan Burneh Tahun

maka berbagai peristiwa alam yang akan

pelajaran

terjadi dapat diprediksikan secara tepat.

metode

siswa

setelah

pembelajaran

2016/2017.

2)

Ingin

164

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 162-172

4) Progresif dan komunikatif; artinya

proses

belajar

akan

mengalami

IPA itu selalu berkembang ke arah yang

perubahan tingkah laku, baik aspek

lebih

dan

penemuan-

pengetahuannya, keterampilannya, mau-

ada

merupakan

pun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak

kelanjutan dari penemuan sebelumnya.

bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti

5) Proses; tahapan-tahapan yang dilalui

menjadi

dan itu dilakukan dengan menggunakan

2000:5).

sempurna

penemuan

yang

mengerti.

(dalam

Usman,

metode ilmiah dalam rangkan menemu-

Mengajar merupakan suatu perbua-

kan suatu kebernaran. 6) Universalitas;

tan yang memerlukan tanggungjawab

kebenaran yang ditemu-kan senantiasa

moral yang cukup berat. Mengajar pada

berlaku secara umum.

prinsipnya membimbing siswa dalam

Penjelasan di atas, dapat disimpulkan

kegiatan suatu usaha mengorganisasi

bahwa hakikat IPA, dimana konsep-

lingkungan dalam hubungannya dengan

konsepnya

anak didik dan bahan pengajaran yang

diperoleh

melalui

proses dengan menggunakan

suatu
metode

menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan

ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah

suatu inti dari proses pendidikan secara

kemudian diperoleh hasil (produk).
Proses

dalam

pengertian

disini

keseluruhan

dengan

guru

sebagai

merupakan interaksi semua komponen

pemegangn peran utama. Proses belajar

atau unsur yang terdapat dalam belajar

mengajar merupakan suatu proses yang

mengajar yang satu sama lainnya saling

mengandung serangkaian perbuatan guru

berhubungan (inter independent) dalam

dan siswa atas dasar hubungan timbal

ikatan untuk mencapai tujuan (Usman,

balik yang berlangsung dalam situasi

2000:5).

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Belajar
perubahan

diartikan sebagai
tingkah

laku

proses

pada

Interaksi atau hubungan timbal balik

diri

antara guru dan siswa itu merupakan

individu berkat adanya interaksi antara

syarat utama bagi berlangsungnya proses

individu dengan lingkungannya. Hal ini

belajar mengajar (Usman, 2000:4).

sesuai dengan yang diutarakan Burton

Sedangkan menurut buku Pedoman

bahwa seseorang setelah mengalami

Guru Pendidikan Agama Islam, proses

165

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA - Syamsuddin

belajar mengajar dapat mengandung dua

simultan terintegratif, dan (4) penelitian

pengertian,

tindakan sosial eksperimental.

yaitu

rentetan

kegiatan

perencanaan oleh guru, pelaksanaan

Keempat bentuk penelitian tindakan

kegiatan sampai evaluasi program tindak

di atas, ada persamaan dan perbedaha-

lanjut (dalam Suryabrata, 1997:18).

nnya.

Dari kedua pendapat tersebut dapat

Menurut

Oja

dan

Smulyan

sebagaimana dikutip oleh Kasbolah,

belajar

(dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri

mengajar IPA meliputi kegiatan yang

dari setiap penelitian tergantung pada:(1)

dilakukan guru mulai dari perencanaan,

tujuan utamanya atau pada tekanannya,

pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi

(2) tingkat kolaborasi antara pelaku

dan

peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses

disimpulkan

bahwa

program

proses

tindak

lanjut

yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk

yang

mencapai

penelitian, dan (4) hubungan antara

tujuan

tertentu

yaitu

digunakan

dalam

melakukan

proyek dengan sekolah.

pengajaran IPA.

Dalam penelitian ini menggunaMetode Penelitian

kan bentuk guru sebagai peneliti, dimana

Penelitian

ini

merupakan

penelitian tindakan (action research),
karena

penelitian

dilakukan

untuk

memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Penelitian ini juga termasuk
penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana

suatu

teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana
hasil yang diinginkan dapat dicapai.

4 macam bentuk penelitian tindakan,
penelitian

tindakan

(3)

penelitian

ini, tujuan utama penelitian tindakan
Kelas

Valah

untuk

meningkatkan

praktik-praktik pembela-jaran di kelas.
Dalam

kegiatan

ini,

guru

terlibat

langsung secara penuh dalam proses
perencanaan, tindakan, observasi, dan

penelitian ini peranannya tidak dominan
dan sangat kecil.

guru

sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif,

penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk

refleksi. Kehadiran pihak lain dalam

Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada

yaitu:(1)

guru sangat berperan sekali dalam proses

tindakan

Penelitian ini

mengacu pada

perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

166

Kemmis

dan

Taggart

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 162-172

Waktu penelitian adalah waktu

(1988:14) menyatakan bahwa model
penelitian tindakan adalah berbentuk

berlangsungnya

spiral. Tahapan penelitian tindakan pada

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian

suatu siklus meliputi perencanaan atau

ini dilaksanakan pada bulan Oktober

pelaksanaan

refleksi.

semester ganjil 2016/2017 dan Subyek

Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan

penelitian adalah siswa-siswi Kelas V

jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa

SDN

sudah cukup.

Tahun

observasi

dan

Sesuai dengan jenis penelitian

penelitian atau

saat

Tunjung 3 Kecamatan Burneh
pelajaran

2016/2017

pokok

bahasan bagian-bagian tumbuhan.

yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pelaksanaan

penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83),
yaitu berbentuk spiral dari siklus yang
satu ke siklus yang berikutnya. Setiap
siklus

meliputi

planning

(rencana),

action (tindakan), observation (pengamatan),

dan

reflection

(refleksi).

Langkah pada siklus berikutnya adalah
perncanaan yang sudah direfisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum

pada tanggal 5 Oktober 2016 di Kelas V
dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun

Tempat penelitian adalah tempat
digunakan

proses

belajar

mengajar

mengacu pada rencana pelajaran yang
telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksaaan belajar mengajar.
Pada

akhir

proses

belajar

mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

permasalahan.

yang

belajar

mengajar untuk siklus I dilaksanakan

masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi

kegiatan

dalam

melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang

keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun
data hasil penelitian pada siklus I.

diinginkan. Penelitian ini bertempat di
SDN

Berdasarkan tabel di atas tampak

Tunjung 3 Kecamatan Burneh

Tahun pelajaran 2016/2017.

bahwa aktivitas guru yang paling domi-

167

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA - Syamsuddin

nan pada siklus I adalah memberi umpan

sudah tuntas belajar. Hasil tersebut

balik dan membimbing dan mengamati

menunjukkan bahwa pada siklus pertama

siswa dalam menemukan konsep yaitu

secara klasikal siswa belum tuntas

masing-masing

15,00%.

belajar, karena siswa yang memperoleh

Aktivitas lain yang persentasenya cukup

nilai ≥ 65 hanya sebesar 65,22% lebih

besar adalah menjelaskan materi yang

kecil dari persentase ketuntasan yang

sulit dan menjelaskan materi yang sulit

dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini

yaitu 13,33%. Sedangkan aktivitas siswa

disebabkan karena siswa masih merasa

yang paling dominan adalah menger-

baru dan belum mengerti apa yang

jakan/ memperhatikan penjelasan guru

dimaksudkan

yaitu

dengan menerapkan metode pembe-

18,33

19,16%.

persentasenya

dan

Aktivitas
cukup

lain

besar

yang
adalah

dan

digunakan

guru

lajaran penemuan terbimbing.
Pelaksanaan

bekerja dengan sesama anggota kelom-

kegiatan

belajar

pok, diskusi antar siswa/antara siswa

mengajar untuk siklus II dilaksanakan

dengan guru, dan membaca buku yaitu

pada tanggal 12 Oktober 2016 di Kelas

masing-masing

V dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam

18,13%,

14,38

dan

hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

11,86%.
Pada siklus I, secara garis besar

Adapun

proses

belajar

mengajar

dengan

mengacu pada rencana pelajaran dengan

metode penemuan terbimbing sudah

memperhatikan revisi pada siklus I,

dilaksanakan dengan baik, walaupun

sehingga kesalahan atau kekurangan

peran guru masih cukup dominan untuk

pada siklus I tidak terulang lagi pada

memberikan

siklus

kegiatan

belajar

mengajar

penjelasan

dan

arahan

II.

Pengamatan

(observasi)

karena model tersebut masih dirasakan

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksa-

baru oleh siswa.

naan belajar mengajar.
Pada

Menerapkan metode pembelaja-

akhir

proses

belajar

ran penemuan terbimbing diperoleh nilai

mengajar siswa diberi tes formatif II

rata-rata prestasi belajar siswa adalah

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

67,82 dan ketuntasan belajar mencapai

keberhasilan siswa selama proses belajar

65,22% atau ada 15 siswa dari 23 siswa

mengajar

168

yang

telah

dilakukan.

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 162-172

Instrumen yang digunakan adalah tes

penjelasan guru, membaca buku, dan

formatif II.

diskusi antar siswa/antara siswa dengan

Aspek-aspek yang diamati pada
kegiatan belajar mengajar (siklus II)

guru yaitu 20,21%, 18,12%, 15,63% dan
14,76%.
Dari tabel di atas diperoleh nilai

yang dilaksanakan oleh guru dengan
menerapkan

strategi

pembelajaran

peningkatan

kemampuan

rata-rata prestasi belajar siswa adalah

berpikir

73,48 dan ketuntasan belajar mencapai

mendapatkan penilaian yang cukup baik

78,26% atau ada 18 siswa dari 23 siswa

dari pengamat. Maksudnya dari seluruh

sudah

penilaian tidak terdapat nilai kurang.

menunjukkan bahwa pada siklus II ini

Namum demikian penilaian tersebut

ketuntasan belajar secara klasikal telah

belum merupakan hasil yang optimal,

mengalami peningkatan sedikit lebih

untuk itu ada beberapa aspek yang perlu

baik dari siklus I. Adanya peningkatan

mendapatkan perhatian untuk penyem-

hasil belajar siswa ini karena setelah

purnaan penerapan pembelajaran selan-

guru menginformasikan bahwa setiap

jutnya. Aspek-aspek tersebut adalah

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes

memotivasi siswa, membimbing siswa

sehingga pada pertemuan berikutnya

merumuskan kesimpulan/ menemukan

siswa lebih termotivasi untuk belajar.

konsep, dan pengelolaan waktu.

Selain itu siswa juga sudah mulai

Berdasarkan tabel di atas tampak
bahwa

aktivitas

dominan

pada

tuntas

belajar.

Hasil

ini

mengerti apa yang dimaksudkan dan

guru

yang

paling

dinginkan guru dengan menerapkan

siklus

II

adalah

metode

menjelaskan materi yang sulit dan

pembelajaran

penemuan

terbimbing.
Pelaksanaan

memberikan umpan balik yaitu masing-

kegiatan

belajar

masing 18,33%, kemudian menyam-

mengajar untuk siklus III dilaksanakan

paikan langkah-langkah strategis yaitu

pada tanggal 19 Oktober 2016 di Kelas

11,67%.

aktivitas

V dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam

siswa yang paling dominan pada siklus

hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

II

Adapun

adalah

anggota

Sedangkan

Bekerja
kelompok,

untuk

dengan

sesama

mendengarkan

proses

belajar

mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan

169

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA - Syamsuddin

memperhatikan revisi pada siklus II,

sehingga siswa lebih mudah dalam

sehingga kesalahan atau kekurangan

memahami materi yang telah diberikan.
Melalui

pada siklus II tidak terulang lagi pada
siklus

III.

Pengamatan

(observasi)

hasil

menunjukkan

peneilitian

bahwa

ini

pembelajaran

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksa-

penemuan terbimbing memiliki dampak

naan belajar mengajar.

positif dalam meningkatkan prestasi
belajar

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

mengajar siswa diberi tes formatif III

semakin mantapnya pemahaman siswa

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

terhadap materi yang disampaikan guru

keberhasilan siswa dalam proses belajar

(ketuntasan belajar meningkat dari sklus

mengajar

dilakukan.

I, II, dan II) yaitu masing-masing

Instrumen yang digunakan adalah tes

65,22%, 78,26%, dan 91,30%. Pada

formatif III.

siklus III ketuntasan belajar siswa secara

Pada

akhir

yang

Berdasarkan

proses

telah

tabel

diatas

diperoleh nilai rata-rata tes formatif

klasikal telah tercapai.

Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh

sebesar 77,39 dan dari 23 siswa yang
telah tuntas sebanyak 21 siswa dan 2

aktivitas

siswa

pembelajaran

belum

mencapai

ketuntasan

Kemampuan

siswa

dalam

penemuan

proses
terbimbing

belajar. Maka secara klasikal ketuntasan

dalam setiap siklus mengalami pening-

belajar yang telah tercapai sebesar

katan.

91,30%

tuntas).

terhadap prestasi belajar siswa yaitu

Hasil pada siklus III ini mengalami

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya

peningkatan lebih baik dari siklus II.

nilai rata-rata siswa pada setiap siklus

Adanya peningkatan hasil belajar pada

yang

siklus III ini dipengaruhi oleh adanya

Aktivitas

peningkatan kemampuan guru dalam

Pembelajaran

(termasuk

kategori

Hal

terus

ini

berdampak

mengalami

Guru

dan

positif

peningkatan.

Siswa

Dalam

penemuan

Berdasarkan analisis data, diperoleh

terbimbing sehingga siswa menjadi lebih

aktivitas siswa dalam proses pembe-

terbiasa dengan pembelajaran seperti ini

lajaran IPA pada pokok bahasan bagian-

menerapkan

pembelajaran

bagian

170

tumbuhan

dengan

metode

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 162-172

pembelajaran

penemuan

terbimbing

yang

ditandai

dengan

peningkatan

yang paling dominan adalah bekerja

ketuntasan belajar siswa dalam setiap

dengan

siklus, yaitu siklus I (65,22%), siklus II

menggunakan

alat/media,

mendengarkan/ memperhatikan penje-

(78,26%),

lasan

antar

Penerapan metode pembelajaran pene-

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi

muan terbimbing mempunyai pengaruh

dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa

positif,

dapat dikategorikan aktif.

motivasi belajar siswa yang ditunjukan

guru,

dan

diskusi

siklus

yaitu

III

dapat

(91,30%).

2)

meningkatkan

guru

dengan rata-rata jawaban siswa yang

selama pembelajaran telah melaksanakan

menyatakan bahwa siswa tertarik dan

langah-langkah pembelajaran penemuan

berminat dengan metode pembelajaran

terbimbing dengan baik. Hal ini terlihat

penemuan terbimbing sehingga mereka

dari aktivitas guru yang muncul di

menjadi termotivasi untuk belajar.

antaranya aktivitas membimbing dan

Daftar Pustaka

Sedangkan

untuk

aktivitas

mengamati siswa dalam mengerjakan
kegiatan

LKS/menemukan

konsep,

menjelaskan/melatih menggunakan alat,
memberi

umpan

balik/evaluasi/tanya

jawab dimana prosentase untuk aktivitas
di atas cukup besar.
Penutup
Dari hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan
serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan

sebagai

berikut:

1)

Pembelajaran dengan penemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar.
Jakarta: Erlangga.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
1994.
Petunjuk
Pelaksanaan
Proses
Belajar
Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi
Belajar
Mengajar.
Jakarta:
Rineksa Cipta.
Djamarah.
Syaiful
Bahri.
2002.
Psikologi
Belajar.
Jakarta:
Rineksa Cipta.
Hamalik,
Oemar.
1994.
Media
Pendidikan. Bandung: Citra Aditya
Bakti.
KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka.

171

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA - Syamsuddin

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988.
The Action Research Planner.
Victoria Dearcin University Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa
untuk
Belajar.
Surabaya.
University Press.
Universitas
Negeri Surabaya.
Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan
Teknis
Evaluasi
Pengajaran.
Bandung. Remaja Rosda Karya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989.
Penelitian
dan
Penilaian
Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana. 1996. Metoda Statistik.
Bandung: Tarsito.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode
Pengajaran Nasional. Bandung:
Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineksa Cipta.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi
Pendidikan, Suatu Pendekatan
Baru.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

172

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45