Perencanaan Arsitektur Enterprise Untuk meningkatkan
Perencanaan Arsitektur Enterprise Untuk
Mendukung Strategi Pengembangan Sistem
Informasi (Studi Kasus: PT. ABC)
Paramita Mayadewi
Manajemen Informatika,Politeknik Telkom
Kawasan Pendidikan Telkom Jl. Telekomunikasi, Bandung
[email protected]
Abstract — PT. ABC has business scope in mobile
telecommunication networks, by running the business in
engineering
service,
the
development
of
mobile
telecommunication networks and mobile telecommunication
operator market. In running their business, PT. ABC required
to work effectively according to their duties and function and
also efficient in use of time and human resources. This time,
the utilization and management of information technology on
PT. ABC is not refer to the use of integrated and
comprehensive IS/IT. Because of that problem, PT. ABC need
a strategic planning of information system which expected to
support the achievement of target and the organization
purpose. EAP methodology is used in PT. ABC information
system planning. This choice is based on the requirement of
PT. ABC against to its information system development plan,
so PT. ABC need to has a blue print that can be intended to
provide the adequate level of detail in applying the idea to
develop the system and make it real. EAP application done by
the help of value shop of analytical models and several
analytical approached from BSP and other modeling tools. The
conclusion from this research is to earn the results of
information system architecture planning.
Keywords— EAP, Information Systems Planning
I. PENDAHULUAN
PT. ABC memiliki lingkup bisnis dalam bidang jaringan
telekomunikasi seluler, dengan menjalankan usaha di bidang
jasa rekayasa dan pembangunan jaringan telekomunikasi
seluler serta memiliki pasar operator telekomunikasi seluler.
Sehubungan dengan tujuan untuk menjadi mitra terpercaya
(trusted partner) di bidang penyedia jasa profesional dan
solusi total yang fokus pada Infocom System & Technology
Integration (ISTI), dalam menjalankan peran tersebut, PT.
ABCdituntut untuk bekerja secara efektif sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya, serta efisien dalam hal
penggunaan waktu dan sumberdaya manusia.
Saat ini, pemanfaatan dan pengelolaan teknologi
informasi pada PT. ABC belum mengacu pada suatu
rencana pemanfaatan IS/IT yang terpadu dan menyeluruh.
Karena hal tersebutlah, maka diperlukan suatu strategi
perencanaan sistem informasi yang diharapkan dapat
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
Strategi perancanaan sistem informasi dilakukan dengan
membangun usulan portfolio aplikasi serta rencana
implememtasi pengembangan sistem informasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Arsitektur Informasi
Arsitektur Informasi adalah sebuah representasi grafis
dari perencanaan sumber daya data untuk kebutuhan bisnis.
Arsitektur informasi juga merupakan sebuah “cetak biru”
(blueprint), di mana sistem informasi saat ini (current
information system) dan yang akan datang (future
information system) dikembangkan dan sistem operasional
sehari-hari dijalankan [1].
Dapat dikatakan bahwa arsitektur informasi memberikan
struktur bagi pemilihan dan pengambilan keputusan
terhadap teknologi dan produk yang perlu disediakan dan
sekaligus berguna untuk pengelolaan sistem informasi
terintegrasi yang responsif terhadap permintaan kebutuhan
bisnis.
Dengan demikian arsitektur informasi dapat pula
dikatakan sebagai sebuah sistem yang memperhatikan data
dan dukungabn dari proses bisnis yang telah didefinisikan
serta digunakan. Sehingga ketika suatu organisasi akan
mendefinisikan kebutuhan terhadap penggunaan keperluan
informasi yang akan digunakan untuk menjalankan roda
organisasinya, maka terlebih dahulu harus memperhatikan
pendefinisian terhadap data, proses bisnis, dan sistem
aplikasinya.
B. Enterprise Architecure Planning (EAP)
EAP merupakan proses untuk mendefinisikan arsitektur
untuk penggunaan informasi dalam mendukung bisnis dan
rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut [2].
Definisi tersebut berisi tiga kata kunci, Kata kunci
pertama berarti “mendefinisikan”. Ini berrarti bahwa EAP
dilakukan untuk mendefinisikan sistem arsitektur bukan
untuk mendesain sistem. Kata kunci kedua dalam definisi
tersebut adalah “arsitektur”. Kata arsitektur terdiri dari tiga
arsitektur berbeda yang didefinisikan, yaitu arsitektur data,
arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Kata kunci
ketiga adalah “perencanaan”. Arsitektur mendefinisikan apa
yang diperlukan dan rencana mendefinisikan kapan hal
tersebut akan diimplementasikan.
Metodologi EAP terdiri dari tujuh komponen utama.
Ketujuh komponen tersebut dikelompokkan dalam 4 layer,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
utama metodologi BSP adalah bagaimana sistem informasi
menjadi terstruktur, terintegrasi dan diimplementasikan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tahap pembangunan arsitektur informasi dengan
menggunakan metodologi BSP digambarkan pada Gambar 3.
Step 1
Step 2
Define the business
objective
Step 3
Define the data
classes
Define the business
processes
Step 4
Define the
information
architecture
Gambar 3. Pendekatan Perencanaan Sistem Informasi [1]
Gambar 1. Komponen EAP [2]
Komponen dari metodologi EAP, meliputi proses
pendefinisian dua baris teratas dari kerangka kerja
(framework) Zachman, yaitu ballpark view dan owner’s
view (Gambar 2). Hasil EAP adalah cetak biru (blueprints)
untuk data, aplikasi dan teknologi untuk keseluruhan
enterrpise yang akan digunakan pada proses perancangan
dan implementasi selanjutnya.
D. Analisis Value Shop
Analisis Value Shop yang pertama kali dikemukakan
oleh Stabell dan Fjeldstad pada tahun 1998 [3], merupakan
bentuk pengembangan dari analisis rantai nilai (value chain
analysis) yang pertama kali diusulkan oleh Michael Porter
pada tahun 1985.
Analisis Value Shop digunakan untuk mendeskripsikan
cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang menciptakan
nilai dengan mengerahkan sumber daya untuk menciptakan
solusi terhadap permasalahan customer, atau peluang pasar.
Value Shop memiliki aktivitas utama (primary activities)
dan aktivitas pendukung (secondary activities), seperti yang
terlihat pada Gambar 4.
Gambar 2. Pendekatan EAP dalam Zachman Framework [2]
C. Business System Planning (BSP)
Business System Planning (BSP) merupakan suatu
metodologi atau pendekatan terstruktur. BSP merupakan
metodologi untuk menggambarkan sistem informasi dengan
arsitektur informasi. BSP menguraikan perencanaanperencanaan strategi, pengendalian dan produk yang
dihasilkan menjadi proses-proses bisnis. Dari hasil
penurunan ini kemudian dirancang arsitektur informasi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa fokus
Gambar 4. Diagram Value Shop [3]
Dalam Value Shop, logika relationship antar aktivitas
merupakan suatu siklus yang akan berulang dalam
memecahkan permasalahan bagi kepuasan customer.
Kumpulan aktivitas yang berulang di tangkap melalui
rancangan circular dalam kategori aktivitas utama (primary
activities), dimana evaluasi postexecution dapat kembali
menjadi aktivitas penemuan masalah (problem-finding) dari
siklus pemecahan masalah yang baru.
E. Portofolio Aplikasi (Applications Portfolio)
Portofolio aplikasi merupakan sebuah model perkiraan
kebutuhan sistem aplikasi yang didasarkan pada kebutuhan
bisnis disertai dengan definisi apa dan bagaimana sistem
aplikasi tersebut memberikan kontribusinya terhadap usahausaha pencapaian tujuan bisnis organisasi.
Gambar 5, merupakan diagram matriks portofolio
aplikasi yang terdiri dari empat kuadran, yaitu: strategic,
key operational, support dan high potential [4]. Keempat
kuadran perkiraan kebutuhan aplikasi ini, didasarkan kepada
kontribusinya terhadap bisnis organisasi.
Gambar 5. Matriks portofolio aplikasi [4]
F. Kerangka Pengerjaan Perencanaan Arsitektur Informasi
Gambar 6, merupakan tahapan kerangka kerja yang
dilakukan dalam proses perencanaan arsitektur informasi.
Perumusan Masalah &
Tujuan
Studi Pustaka
Analisis Kondisi
Enterprise Saat Ini
Perencanaan
Arsitektur
Inisiasi EAP dilakukan dengan menetapkan tujuan, yaitu
untuk menghasilkan suatu perencanaan sistem informasi
atau arsitektur enterprise bagi PT. ABC. Karena PT. ABC
belum memiliki strategi IS yang formal, maka arah
pemanfaatan hasil arsitektur informasi, ditetapkan menurut
misi IS yang diuraikan oleh Spewak (1992) sebagai berikut
[5]:
1. Menyediakan akses yang efektif atas data dalam
format yang berguna pada saat dan lokasi yang
dibutuhkan
2. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan kebutuhan bisnis (felksibel) serta mudah
dan efisien dalam pemeliharaannya
3. Mengelola data sehingga memiliki integritas,
konsistensi dan kesesuaian dengan informasi yang
diperlukan organisasi
4. Mengintegrasikan data dan aplikasi ke seluruh
organisasi, dengan tujuan agar data dan aplikasi
tersebut dapat digunakan oleh seluruh pihak yang
terkait
5. Memiliki aspek pembiayaan yang efektif yang jelas
dan terukur.
B. Pemodelan Bisnis
Dalam melakukan pemodelan bisnis, dilakukan
identifikasi dari entitas-entitas bisnis yang ada dalam tiaptiap area fungsi PT. ABC. Entitas bisnis yang dimaksudkan
disini bukanlah suatu unit organisasi, melainkan
sekelompok fungsi/aktivitas bisnis yang menghasilkan
produk, jasa dan/atau informasi serta menggunakan sumber
daya.
Identifikasi dan definisi fungsi bisnis PT. ABC yang
digambarkan dalam bentuk value shop analysis, dapat
dilihat pada gambar 7.
Inisiasi
Perencanaan
Pemodelan Bisnis
Analisis Sistem &
Teknologi Saat ini
Arsitektur Data
Arsitektur Aplikasi
Arsitektur
Teknologi
Rencana Migrasi &
Implementasi
Gambar 6. Kerangka Pengerjaan Perencanaan Arsitektur Informasi
III. STUDI KASUS
A. Inisiasi EAP
Gambar 7. Diagram Value Shop PT. ABC
Hasil analisis value shop tersebut kemudian
diidentifikasi dan didekomposisi dengan menggunakan Four
Stage Life Cycle dari BSP. Untuk fungsi Problem-finding
and acquisition, diidentifikasi entitas bisnis penjualan dan
pemasaran.
Entitas ini menangani aktvitas-aktivitas yang berkaitan
dengan usaha-usaha penjulan dan pemasaran produk SBU
JTS. Pada entitas tersebut kemudian ditinjau fungsi untuk
menetapkan kebutuhan (kolom Requirement), yaitu
“Perencanaan Pemasaran”, kemudian dilanjutkan dengan
menetapkan fungsi untuk membangun atau mendapatkan
sumber daya yang akan digunakan (kolom Acquisition),
yaitu “Identifikasi Kebutuhan Konsumen, Penyusunan
Strategi Pengembangan Pasar, Penyusunan Proposal Bisnis,
dan Pelaksanaan Promosi”, lalu fungsi untuk memperoleh,
memodifikasi atau mengelola dukungan sumber daya
(kolom Stewardship), yaitu “Pembuatan Kontrak Proyek”.
Sebagai kelengkapan siklus, diidentifikasi aktivitas yang
mengakhiri tanggung jawab bagi suatu produk/layanan
(kolom Retirement), yaitu “Pelaporan Perolehan Kontrak
Jual dan Analisis Segmentasi Pasar”. Pola yang sama juga
ditetapkan untuk entitas bisnis lainnya.
Berdasarkan hasil identifikasi dekomposisi proses bisnis
yang telah dilakukan, terdapat 62 proses bisnis yang
dilakukan PT. ABC.
C. Sistem dan Teknologi Saat Ini
Aktualitas sistem dan teknologi merupakan bagian
penting dari analisis kondisi saat ini. Deliverables dari tahap
ini adalah Katalog Sumberdaya Informasi (information
resource katalog-IRC). IRC bukan merupakan kamus data
yang mendokumentasikan file, elemen data dan record, dan
juga bukan merupakan inventaris peralatan dari semua item
yang digunakan dalam pemrosesan.
Lingkup dokumen IRC PT. ABC yang dibangun
mencakup sistem aplikasi, data dan platform teknologi dari
fungsi utama PT. ABC dengan fungsi pendukungnya yaitu
logistik dan keuangan.
Gambar 8, merupakan preparasi koleksi data PT. ABC.
Terdapat beberapa data yang sudah terintegrasi, namun
masih banyak data lainnya yang masih bersifat manual
dalam bentuk arsip data.
Gambar 8. Preparasi Koleksi Data PT. ABC
Dalam IRC, setiap aplikasi didokumentasikan dalam
suatu kartu yang mendeskripsikan aplikasi yang ada saat ini.
Identifikasi dilakukan melalui wawancara serta studi
dokumentasi bisnis PT. ABC, yang memberikan
dokumentasi atas 5 aplikasi fungsi bisnis yang dijalankan
PT. ABC.
Dari dokumentasi yang diberikan terdapat 3 aplikasi yang
dibangun dengan menggunakan Oracle Tools Developer
2000 V. 6.0 for Windows, sedangkan 1 aplikasi berbasiskan
piranti perangkat lunak spreadsheet dan 1 aplikasi lainnya
berbasiskan piranti lunak Microsoft Project.
Sistem aplikasi yang dikembangkan bertujuan untuk
mendukung fungsi bisnis. Untuk menggambarkan pemetaan
IRC pada lingkungan organisasi dapat digunakan matriks
aplikasi terhadap fungsi bisnis.
Berdasarkan hasil pemetaan dukungan aplikasi terhadap
fungsi bisnis, diketahui jumlah fungsi detil yang telah
didukung oleh aplikasi adalah sebanyak 33 fungsi (terdapat
2 fungsi bisnis yang didukung 2 aplikasi) dari 62 fungsi
detil yang ada.
Dalam penggunaannya, setiap aplikasi dijalankan di atas
suatu landasan teknologi tertentu. Identifikasi, pendefinisian
dan dokumentasi terhadap landasan teknologi yang
digunakan merupakan bagian penting dari IRC. Pemetaan
IRC aplikasi terhadap platform teknologi yang dipetakan
merupakan sisi teknologi yang digunakan/mendukung
kepada aplikasi saja. Dari matriks aplikasi terhadap platform
teknologi, dapat dikatakan bahwa hampir semua aplikasi
menggunakan platform teknologi yang sama, sehingga
terkesan terdapat beberapa perangkat lunak yang tersedia
tidak digunakan secara optimal.
IV. PERENCANAAN ARSITEKTUR
A. Arsitektur Data
Arsitektur data merupakan arsitektur yang pertama kali
didefinisikan dari tiga arsitektur yang ada, karena kualitas
data merupakan produk dasar bagi fungsi sistem informasi.
Setiap proses bisnis harus memiliki entitas data yang
dibuat, dikelola ataupun digunakan. Sebaliknya, setiap
entitas data harus merujuk pada suatu fungsi bisnis.
Berdasarkan hal tersebut maka entitas yang akan
didefinisikan adalah entitas bisnis dan berdasarkan entitas
bisnis tersebut akan didefinisikan entitas data, sesuai dengan
fungsi bisnis yang telah diidentifikasi dengan analisis value
shop yang telah dilakukan sebelumnya.
Untuk menggambarkan hubungan antar entitas, maka
penggambaran
konseptual
relasinya
akan
dapat
digambarkan dengan menggunakan schema diagram. Hal
ini menggambarkan bahwa selain arsitektur enterprise
didorong oleh data, pengembangan suatu aplikasi pada
dasarnya didorong oleh hubungan ketergantungan antara
satu data dengan yang lainnya. Satu entitas data dapat
terlibat dalam beberapa area fungsi.
peningkatan minimal terhadap sistem lama). Setiap dampak
dijelaskan dengan uraian singkat sehingga menghasilkan
analisis dampak seperti pada gambar 10.
Terdapat 15 aplikasi yang telah diidentifikasi. Setiap
aplikasi yang didefinisikan dalam arsitektur aplikasi,
memiliki peran bagi organisasi yang kemudian dapat
dipetakan dalam analisis portofolio aplikasi yang terdiri dari
4 kuadran, yaitu Strategic, High Potential, Support dan Key
Operational. Hasil dari pengelompokan aplikasi-aplikasi
yang ada pada arsitektur aplikasi, dapat dilihat dalam
gambar 11.
Gambar 9. Sebagian Schema Diagram Arsitektur Data
B. Arsitektur Aplikasi dan Portofolio Aplikasi
Hasil dokumentasi IRC dapat digunakan untuk
memetakan aplikasi-aplikasi yang ada saat ini ke dalam
rancangan arsitektur data. Aplikasi-aplikasi yang ada saat
ini belum sepenuhnya mendukung aktivitas bisnis yang
dilakukan PT. ABC, terutama dalam aktivitas utama yang
dilakukan, yaitu dalam jasa rekayasa dan pembangunan
jaringan telekomunikasi seluler. Dari hasil analisa, hanya
aplikasi keuangan yang mendukung fungsi keuangan
sepenuhnya dan mengelola berbagai data dan memiliki
kesatuan basis data serta terintegrasi.
Gambar 11. Portofolio Aplikasi PT. ABC
Dalam portofolio aplikasi, apabila aplikasi strategis
dikembangkan lebih lanjut, maka aplikasi tersebut dapat
menjadi aplikasi operasional kunci (key operational),
sedangkan aplikasi berpotensi tinggi (high potential), jika
mendapatkan justifikasi lebih lanjut dapat didefinisikan
menjadi aplikasi strategis.
C. Arsitektur Teknologi
Lokasi bisnis PT. ABC terpusat pada satu tempat.
Adapun penempatan dan aplikasi yang akan dimanfaatkan
sesuai dengan prinsip platform teknologi, yaitu
menggunakan konsep client-server. Aplikasi dan data
ditempatkan pada satu lokasi dan dapat diakses oleh seluruh
pemakai.
Konfigurasi platform teknologi secara konseptual
meliputi pembangunan konseptual arsitektur jaringan dan
konseptual arsitektur sistem bisnis.
Penggambaran konseptual jaringan meliputi perangkat
penyimpanan dan fasilitas komunikasi (gambar 12).
Gambar 10. Dampak Aplikasi Terhadap Aplikasi Saat Ini
Dampak usulan aplikasi terhadap aplikasi-aplikasi yang
ada saat ini dapat dinyatakan dengan: Partially Replaced
(penggantian sebagian dengan melakukan modifikasi
terhadap sistem lama), Completely Replaced (penggantian
secara keseluruhan), dan Retained (dipertahankan dengan
Gambar 12. Arsitektur Jaringan PT. ABC
Konseptual arsitektur sistem bisnis merupakan arsitektur
teknologi yang digunakan untuk menerapkan dan menata
aplikasi serta basis data yang digunakan (gambar 13).
DB
Penjualan&
Pemasaran Engineering
DB Proyek
DB
Layanan
DB
Logistik
Gambar 14. Urutan Implementasi
DB Keuangan
1.
Database
Operational
Information
Update
Mail
Operational
Information
Inquiry
Utama
Operational
Report
Review
2.
Application
Ad Hoc
Information
Review
Business Rule
Inquiry Update
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
Gambar 13. Arsitektur Bisnis PT. ABC
[4]
[5]
D. Rencana Implementasi
Urutan penerapan aplikasi dan penilaian dampak terhadap
aplikasi yang telah ada disajikan dalam gambar 14.
V. KESIMPULAN
Aplikasi-aplikasi yang ada pada PT. ABC saat ini
adalah aplikasi-aplikasi yang mendukung aktivitas
pendukung. Aplikasi yang mendukung aktivitas
bisnis utama belum sepenuhnya tersedia.
Dalam menentukan urutan aplikasi, prinsip aplikasi
yang disarankan dalam EAP, yaitu data driven perlu
untuk dipatuhi bahwa aplikasi yang membuat data
harus diimplementasi lebih dulu daripada aplikasi
yang menggunakan data.
IBM, Business System Planning, Information System Planning
Guide, International Business Machines Corporation, 1981.
Spewak Steven H., Enterprise Architecure Planning: Developing a
Blueprint for Data, Application, and Technology, John Wiley &
Sons, Inc, 1992.
Stabell, Charles. B., Fjeldstad, Oystein D., Configuring Value for
Competitive Advantage: On Chains, Shops, and Networks, Strategic
Management Journal, Vol. 19, 413 – 437 (1998)
Ward, Jhon and Peppard, Joe, Strategic Planning for Information
System, John Wiley & Sons, Inc., 2002
Software Productivity Consortium NFP, Inc., Software Productivity.
http://www.software.org/pub/architecure/fwhome.asp, 2005.
Mendukung Strategi Pengembangan Sistem
Informasi (Studi Kasus: PT. ABC)
Paramita Mayadewi
Manajemen Informatika,Politeknik Telkom
Kawasan Pendidikan Telkom Jl. Telekomunikasi, Bandung
[email protected]
Abstract — PT. ABC has business scope in mobile
telecommunication networks, by running the business in
engineering
service,
the
development
of
mobile
telecommunication networks and mobile telecommunication
operator market. In running their business, PT. ABC required
to work effectively according to their duties and function and
also efficient in use of time and human resources. This time,
the utilization and management of information technology on
PT. ABC is not refer to the use of integrated and
comprehensive IS/IT. Because of that problem, PT. ABC need
a strategic planning of information system which expected to
support the achievement of target and the organization
purpose. EAP methodology is used in PT. ABC information
system planning. This choice is based on the requirement of
PT. ABC against to its information system development plan,
so PT. ABC need to has a blue print that can be intended to
provide the adequate level of detail in applying the idea to
develop the system and make it real. EAP application done by
the help of value shop of analytical models and several
analytical approached from BSP and other modeling tools. The
conclusion from this research is to earn the results of
information system architecture planning.
Keywords— EAP, Information Systems Planning
I. PENDAHULUAN
PT. ABC memiliki lingkup bisnis dalam bidang jaringan
telekomunikasi seluler, dengan menjalankan usaha di bidang
jasa rekayasa dan pembangunan jaringan telekomunikasi
seluler serta memiliki pasar operator telekomunikasi seluler.
Sehubungan dengan tujuan untuk menjadi mitra terpercaya
(trusted partner) di bidang penyedia jasa profesional dan
solusi total yang fokus pada Infocom System & Technology
Integration (ISTI), dalam menjalankan peran tersebut, PT.
ABCdituntut untuk bekerja secara efektif sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya, serta efisien dalam hal
penggunaan waktu dan sumberdaya manusia.
Saat ini, pemanfaatan dan pengelolaan teknologi
informasi pada PT. ABC belum mengacu pada suatu
rencana pemanfaatan IS/IT yang terpadu dan menyeluruh.
Karena hal tersebutlah, maka diperlukan suatu strategi
perencanaan sistem informasi yang diharapkan dapat
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
Strategi perancanaan sistem informasi dilakukan dengan
membangun usulan portfolio aplikasi serta rencana
implememtasi pengembangan sistem informasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Arsitektur Informasi
Arsitektur Informasi adalah sebuah representasi grafis
dari perencanaan sumber daya data untuk kebutuhan bisnis.
Arsitektur informasi juga merupakan sebuah “cetak biru”
(blueprint), di mana sistem informasi saat ini (current
information system) dan yang akan datang (future
information system) dikembangkan dan sistem operasional
sehari-hari dijalankan [1].
Dapat dikatakan bahwa arsitektur informasi memberikan
struktur bagi pemilihan dan pengambilan keputusan
terhadap teknologi dan produk yang perlu disediakan dan
sekaligus berguna untuk pengelolaan sistem informasi
terintegrasi yang responsif terhadap permintaan kebutuhan
bisnis.
Dengan demikian arsitektur informasi dapat pula
dikatakan sebagai sebuah sistem yang memperhatikan data
dan dukungabn dari proses bisnis yang telah didefinisikan
serta digunakan. Sehingga ketika suatu organisasi akan
mendefinisikan kebutuhan terhadap penggunaan keperluan
informasi yang akan digunakan untuk menjalankan roda
organisasinya, maka terlebih dahulu harus memperhatikan
pendefinisian terhadap data, proses bisnis, dan sistem
aplikasinya.
B. Enterprise Architecure Planning (EAP)
EAP merupakan proses untuk mendefinisikan arsitektur
untuk penggunaan informasi dalam mendukung bisnis dan
rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut [2].
Definisi tersebut berisi tiga kata kunci, Kata kunci
pertama berarti “mendefinisikan”. Ini berrarti bahwa EAP
dilakukan untuk mendefinisikan sistem arsitektur bukan
untuk mendesain sistem. Kata kunci kedua dalam definisi
tersebut adalah “arsitektur”. Kata arsitektur terdiri dari tiga
arsitektur berbeda yang didefinisikan, yaitu arsitektur data,
arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Kata kunci
ketiga adalah “perencanaan”. Arsitektur mendefinisikan apa
yang diperlukan dan rencana mendefinisikan kapan hal
tersebut akan diimplementasikan.
Metodologi EAP terdiri dari tujuh komponen utama.
Ketujuh komponen tersebut dikelompokkan dalam 4 layer,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
utama metodologi BSP adalah bagaimana sistem informasi
menjadi terstruktur, terintegrasi dan diimplementasikan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tahap pembangunan arsitektur informasi dengan
menggunakan metodologi BSP digambarkan pada Gambar 3.
Step 1
Step 2
Define the business
objective
Step 3
Define the data
classes
Define the business
processes
Step 4
Define the
information
architecture
Gambar 3. Pendekatan Perencanaan Sistem Informasi [1]
Gambar 1. Komponen EAP [2]
Komponen dari metodologi EAP, meliputi proses
pendefinisian dua baris teratas dari kerangka kerja
(framework) Zachman, yaitu ballpark view dan owner’s
view (Gambar 2). Hasil EAP adalah cetak biru (blueprints)
untuk data, aplikasi dan teknologi untuk keseluruhan
enterrpise yang akan digunakan pada proses perancangan
dan implementasi selanjutnya.
D. Analisis Value Shop
Analisis Value Shop yang pertama kali dikemukakan
oleh Stabell dan Fjeldstad pada tahun 1998 [3], merupakan
bentuk pengembangan dari analisis rantai nilai (value chain
analysis) yang pertama kali diusulkan oleh Michael Porter
pada tahun 1985.
Analisis Value Shop digunakan untuk mendeskripsikan
cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang menciptakan
nilai dengan mengerahkan sumber daya untuk menciptakan
solusi terhadap permasalahan customer, atau peluang pasar.
Value Shop memiliki aktivitas utama (primary activities)
dan aktivitas pendukung (secondary activities), seperti yang
terlihat pada Gambar 4.
Gambar 2. Pendekatan EAP dalam Zachman Framework [2]
C. Business System Planning (BSP)
Business System Planning (BSP) merupakan suatu
metodologi atau pendekatan terstruktur. BSP merupakan
metodologi untuk menggambarkan sistem informasi dengan
arsitektur informasi. BSP menguraikan perencanaanperencanaan strategi, pengendalian dan produk yang
dihasilkan menjadi proses-proses bisnis. Dari hasil
penurunan ini kemudian dirancang arsitektur informasi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa fokus
Gambar 4. Diagram Value Shop [3]
Dalam Value Shop, logika relationship antar aktivitas
merupakan suatu siklus yang akan berulang dalam
memecahkan permasalahan bagi kepuasan customer.
Kumpulan aktivitas yang berulang di tangkap melalui
rancangan circular dalam kategori aktivitas utama (primary
activities), dimana evaluasi postexecution dapat kembali
menjadi aktivitas penemuan masalah (problem-finding) dari
siklus pemecahan masalah yang baru.
E. Portofolio Aplikasi (Applications Portfolio)
Portofolio aplikasi merupakan sebuah model perkiraan
kebutuhan sistem aplikasi yang didasarkan pada kebutuhan
bisnis disertai dengan definisi apa dan bagaimana sistem
aplikasi tersebut memberikan kontribusinya terhadap usahausaha pencapaian tujuan bisnis organisasi.
Gambar 5, merupakan diagram matriks portofolio
aplikasi yang terdiri dari empat kuadran, yaitu: strategic,
key operational, support dan high potential [4]. Keempat
kuadran perkiraan kebutuhan aplikasi ini, didasarkan kepada
kontribusinya terhadap bisnis organisasi.
Gambar 5. Matriks portofolio aplikasi [4]
F. Kerangka Pengerjaan Perencanaan Arsitektur Informasi
Gambar 6, merupakan tahapan kerangka kerja yang
dilakukan dalam proses perencanaan arsitektur informasi.
Perumusan Masalah &
Tujuan
Studi Pustaka
Analisis Kondisi
Enterprise Saat Ini
Perencanaan
Arsitektur
Inisiasi EAP dilakukan dengan menetapkan tujuan, yaitu
untuk menghasilkan suatu perencanaan sistem informasi
atau arsitektur enterprise bagi PT. ABC. Karena PT. ABC
belum memiliki strategi IS yang formal, maka arah
pemanfaatan hasil arsitektur informasi, ditetapkan menurut
misi IS yang diuraikan oleh Spewak (1992) sebagai berikut
[5]:
1. Menyediakan akses yang efektif atas data dalam
format yang berguna pada saat dan lokasi yang
dibutuhkan
2. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan kebutuhan bisnis (felksibel) serta mudah
dan efisien dalam pemeliharaannya
3. Mengelola data sehingga memiliki integritas,
konsistensi dan kesesuaian dengan informasi yang
diperlukan organisasi
4. Mengintegrasikan data dan aplikasi ke seluruh
organisasi, dengan tujuan agar data dan aplikasi
tersebut dapat digunakan oleh seluruh pihak yang
terkait
5. Memiliki aspek pembiayaan yang efektif yang jelas
dan terukur.
B. Pemodelan Bisnis
Dalam melakukan pemodelan bisnis, dilakukan
identifikasi dari entitas-entitas bisnis yang ada dalam tiaptiap area fungsi PT. ABC. Entitas bisnis yang dimaksudkan
disini bukanlah suatu unit organisasi, melainkan
sekelompok fungsi/aktivitas bisnis yang menghasilkan
produk, jasa dan/atau informasi serta menggunakan sumber
daya.
Identifikasi dan definisi fungsi bisnis PT. ABC yang
digambarkan dalam bentuk value shop analysis, dapat
dilihat pada gambar 7.
Inisiasi
Perencanaan
Pemodelan Bisnis
Analisis Sistem &
Teknologi Saat ini
Arsitektur Data
Arsitektur Aplikasi
Arsitektur
Teknologi
Rencana Migrasi &
Implementasi
Gambar 6. Kerangka Pengerjaan Perencanaan Arsitektur Informasi
III. STUDI KASUS
A. Inisiasi EAP
Gambar 7. Diagram Value Shop PT. ABC
Hasil analisis value shop tersebut kemudian
diidentifikasi dan didekomposisi dengan menggunakan Four
Stage Life Cycle dari BSP. Untuk fungsi Problem-finding
and acquisition, diidentifikasi entitas bisnis penjualan dan
pemasaran.
Entitas ini menangani aktvitas-aktivitas yang berkaitan
dengan usaha-usaha penjulan dan pemasaran produk SBU
JTS. Pada entitas tersebut kemudian ditinjau fungsi untuk
menetapkan kebutuhan (kolom Requirement), yaitu
“Perencanaan Pemasaran”, kemudian dilanjutkan dengan
menetapkan fungsi untuk membangun atau mendapatkan
sumber daya yang akan digunakan (kolom Acquisition),
yaitu “Identifikasi Kebutuhan Konsumen, Penyusunan
Strategi Pengembangan Pasar, Penyusunan Proposal Bisnis,
dan Pelaksanaan Promosi”, lalu fungsi untuk memperoleh,
memodifikasi atau mengelola dukungan sumber daya
(kolom Stewardship), yaitu “Pembuatan Kontrak Proyek”.
Sebagai kelengkapan siklus, diidentifikasi aktivitas yang
mengakhiri tanggung jawab bagi suatu produk/layanan
(kolom Retirement), yaitu “Pelaporan Perolehan Kontrak
Jual dan Analisis Segmentasi Pasar”. Pola yang sama juga
ditetapkan untuk entitas bisnis lainnya.
Berdasarkan hasil identifikasi dekomposisi proses bisnis
yang telah dilakukan, terdapat 62 proses bisnis yang
dilakukan PT. ABC.
C. Sistem dan Teknologi Saat Ini
Aktualitas sistem dan teknologi merupakan bagian
penting dari analisis kondisi saat ini. Deliverables dari tahap
ini adalah Katalog Sumberdaya Informasi (information
resource katalog-IRC). IRC bukan merupakan kamus data
yang mendokumentasikan file, elemen data dan record, dan
juga bukan merupakan inventaris peralatan dari semua item
yang digunakan dalam pemrosesan.
Lingkup dokumen IRC PT. ABC yang dibangun
mencakup sistem aplikasi, data dan platform teknologi dari
fungsi utama PT. ABC dengan fungsi pendukungnya yaitu
logistik dan keuangan.
Gambar 8, merupakan preparasi koleksi data PT. ABC.
Terdapat beberapa data yang sudah terintegrasi, namun
masih banyak data lainnya yang masih bersifat manual
dalam bentuk arsip data.
Gambar 8. Preparasi Koleksi Data PT. ABC
Dalam IRC, setiap aplikasi didokumentasikan dalam
suatu kartu yang mendeskripsikan aplikasi yang ada saat ini.
Identifikasi dilakukan melalui wawancara serta studi
dokumentasi bisnis PT. ABC, yang memberikan
dokumentasi atas 5 aplikasi fungsi bisnis yang dijalankan
PT. ABC.
Dari dokumentasi yang diberikan terdapat 3 aplikasi yang
dibangun dengan menggunakan Oracle Tools Developer
2000 V. 6.0 for Windows, sedangkan 1 aplikasi berbasiskan
piranti perangkat lunak spreadsheet dan 1 aplikasi lainnya
berbasiskan piranti lunak Microsoft Project.
Sistem aplikasi yang dikembangkan bertujuan untuk
mendukung fungsi bisnis. Untuk menggambarkan pemetaan
IRC pada lingkungan organisasi dapat digunakan matriks
aplikasi terhadap fungsi bisnis.
Berdasarkan hasil pemetaan dukungan aplikasi terhadap
fungsi bisnis, diketahui jumlah fungsi detil yang telah
didukung oleh aplikasi adalah sebanyak 33 fungsi (terdapat
2 fungsi bisnis yang didukung 2 aplikasi) dari 62 fungsi
detil yang ada.
Dalam penggunaannya, setiap aplikasi dijalankan di atas
suatu landasan teknologi tertentu. Identifikasi, pendefinisian
dan dokumentasi terhadap landasan teknologi yang
digunakan merupakan bagian penting dari IRC. Pemetaan
IRC aplikasi terhadap platform teknologi yang dipetakan
merupakan sisi teknologi yang digunakan/mendukung
kepada aplikasi saja. Dari matriks aplikasi terhadap platform
teknologi, dapat dikatakan bahwa hampir semua aplikasi
menggunakan platform teknologi yang sama, sehingga
terkesan terdapat beberapa perangkat lunak yang tersedia
tidak digunakan secara optimal.
IV. PERENCANAAN ARSITEKTUR
A. Arsitektur Data
Arsitektur data merupakan arsitektur yang pertama kali
didefinisikan dari tiga arsitektur yang ada, karena kualitas
data merupakan produk dasar bagi fungsi sistem informasi.
Setiap proses bisnis harus memiliki entitas data yang
dibuat, dikelola ataupun digunakan. Sebaliknya, setiap
entitas data harus merujuk pada suatu fungsi bisnis.
Berdasarkan hal tersebut maka entitas yang akan
didefinisikan adalah entitas bisnis dan berdasarkan entitas
bisnis tersebut akan didefinisikan entitas data, sesuai dengan
fungsi bisnis yang telah diidentifikasi dengan analisis value
shop yang telah dilakukan sebelumnya.
Untuk menggambarkan hubungan antar entitas, maka
penggambaran
konseptual
relasinya
akan
dapat
digambarkan dengan menggunakan schema diagram. Hal
ini menggambarkan bahwa selain arsitektur enterprise
didorong oleh data, pengembangan suatu aplikasi pada
dasarnya didorong oleh hubungan ketergantungan antara
satu data dengan yang lainnya. Satu entitas data dapat
terlibat dalam beberapa area fungsi.
peningkatan minimal terhadap sistem lama). Setiap dampak
dijelaskan dengan uraian singkat sehingga menghasilkan
analisis dampak seperti pada gambar 10.
Terdapat 15 aplikasi yang telah diidentifikasi. Setiap
aplikasi yang didefinisikan dalam arsitektur aplikasi,
memiliki peran bagi organisasi yang kemudian dapat
dipetakan dalam analisis portofolio aplikasi yang terdiri dari
4 kuadran, yaitu Strategic, High Potential, Support dan Key
Operational. Hasil dari pengelompokan aplikasi-aplikasi
yang ada pada arsitektur aplikasi, dapat dilihat dalam
gambar 11.
Gambar 9. Sebagian Schema Diagram Arsitektur Data
B. Arsitektur Aplikasi dan Portofolio Aplikasi
Hasil dokumentasi IRC dapat digunakan untuk
memetakan aplikasi-aplikasi yang ada saat ini ke dalam
rancangan arsitektur data. Aplikasi-aplikasi yang ada saat
ini belum sepenuhnya mendukung aktivitas bisnis yang
dilakukan PT. ABC, terutama dalam aktivitas utama yang
dilakukan, yaitu dalam jasa rekayasa dan pembangunan
jaringan telekomunikasi seluler. Dari hasil analisa, hanya
aplikasi keuangan yang mendukung fungsi keuangan
sepenuhnya dan mengelola berbagai data dan memiliki
kesatuan basis data serta terintegrasi.
Gambar 11. Portofolio Aplikasi PT. ABC
Dalam portofolio aplikasi, apabila aplikasi strategis
dikembangkan lebih lanjut, maka aplikasi tersebut dapat
menjadi aplikasi operasional kunci (key operational),
sedangkan aplikasi berpotensi tinggi (high potential), jika
mendapatkan justifikasi lebih lanjut dapat didefinisikan
menjadi aplikasi strategis.
C. Arsitektur Teknologi
Lokasi bisnis PT. ABC terpusat pada satu tempat.
Adapun penempatan dan aplikasi yang akan dimanfaatkan
sesuai dengan prinsip platform teknologi, yaitu
menggunakan konsep client-server. Aplikasi dan data
ditempatkan pada satu lokasi dan dapat diakses oleh seluruh
pemakai.
Konfigurasi platform teknologi secara konseptual
meliputi pembangunan konseptual arsitektur jaringan dan
konseptual arsitektur sistem bisnis.
Penggambaran konseptual jaringan meliputi perangkat
penyimpanan dan fasilitas komunikasi (gambar 12).
Gambar 10. Dampak Aplikasi Terhadap Aplikasi Saat Ini
Dampak usulan aplikasi terhadap aplikasi-aplikasi yang
ada saat ini dapat dinyatakan dengan: Partially Replaced
(penggantian sebagian dengan melakukan modifikasi
terhadap sistem lama), Completely Replaced (penggantian
secara keseluruhan), dan Retained (dipertahankan dengan
Gambar 12. Arsitektur Jaringan PT. ABC
Konseptual arsitektur sistem bisnis merupakan arsitektur
teknologi yang digunakan untuk menerapkan dan menata
aplikasi serta basis data yang digunakan (gambar 13).
DB
Penjualan&
Pemasaran Engineering
DB Proyek
DB
Layanan
DB
Logistik
Gambar 14. Urutan Implementasi
DB Keuangan
1.
Database
Operational
Information
Update
Operational
Information
Inquiry
Utama
Operational
Report
Review
2.
Application
Ad Hoc
Information
Review
Business Rule
Inquiry Update
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
Gambar 13. Arsitektur Bisnis PT. ABC
[4]
[5]
D. Rencana Implementasi
Urutan penerapan aplikasi dan penilaian dampak terhadap
aplikasi yang telah ada disajikan dalam gambar 14.
V. KESIMPULAN
Aplikasi-aplikasi yang ada pada PT. ABC saat ini
adalah aplikasi-aplikasi yang mendukung aktivitas
pendukung. Aplikasi yang mendukung aktivitas
bisnis utama belum sepenuhnya tersedia.
Dalam menentukan urutan aplikasi, prinsip aplikasi
yang disarankan dalam EAP, yaitu data driven perlu
untuk dipatuhi bahwa aplikasi yang membuat data
harus diimplementasi lebih dulu daripada aplikasi
yang menggunakan data.
IBM, Business System Planning, Information System Planning
Guide, International Business Machines Corporation, 1981.
Spewak Steven H., Enterprise Architecure Planning: Developing a
Blueprint for Data, Application, and Technology, John Wiley &
Sons, Inc, 1992.
Stabell, Charles. B., Fjeldstad, Oystein D., Configuring Value for
Competitive Advantage: On Chains, Shops, and Networks, Strategic
Management Journal, Vol. 19, 413 – 437 (1998)
Ward, Jhon and Peppard, Joe, Strategic Planning for Information
System, John Wiley & Sons, Inc., 2002
Software Productivity Consortium NFP, Inc., Software Productivity.
http://www.software.org/pub/architecure/fwhome.asp, 2005.