PENGERTIAN TABUNGAN DAN INVESTASI dan

Peranan Investasi dan Penanaman Modal Dalam Negeri
Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah negara, bahkan bisa
dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk menjelaskan bahwa suatu negara itu
mampu secara finansial atau sejahtera. Keberhasilan tidak akan terlihat tanpa adanya hasil
riil berupa pertumbuhan dari sesuatu yang dibangun oleh pemerintah di bidang ekonomi ,
begitu juga tanpa pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Pada kondisi ini, pertumbuhan ditandai dengan masuknya dana
kedalam sistem ekonomi suatu negara.
Begitu juga dengan pengalaman Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini sesudah
terjadinya masa krisis ekonomi pada tahun 1998. Kondisi tersebut bukan hanya merusak
sistem ekonomi yang terbangun selama dekade sebelumnya tetapi juga aspek lain seperti
politik, hukum, dan pemerintahan. Kita dihadapkan pada banyak pilihan yang sebenarnya
tidak mengijinkan kita memilih atas kehendak dan keinginan sendiri. Kondisi ini
menandakan bahwa posisi tawar kita tidak menguntungkan baik secara internal maupun
eksternal. Secara sederhana, Indonesia memerlukan dan dan dukungan finansial yang besar
untuk bisa membangun kembali apa yang sudah hancur dan mempertahankan yang masih
ada.
Sejumlah pemikiran untuk perbaikan pun sudah digulirkan, sampai akhirnya pemerintah
mengambil pilihan untuk memberikan sebagian hak dan wewenang tersebut kepada lembagalembaga finansial internasional dan sejumlah negara lain. Sebenarnya apa yang dibutuhkan?
Sederhana, Indonesia memerlukan ‘dana baru’ dalam bentuk investasi . Mengapa harus
investasi? Karena secara perhitungan ekonomi saat itu Indonesia tidak mempunyai‘saving’

atau tabungan untuk meredam gejolak ekonomi saat itu. Oleh karena itu, salah satu cara
yang ditempuh adalah dengan bantuan lembaga finansial internasional dan mengundang
sejumlah investor untuk mulai menanamkan modalnya di Indonesia.
Lantas, bila sejumlah dana sudah bisa ditarik masuk ke dalam dan kepercayaan terhadap
kondisi ekonomi Indonesia sudah pulih, apakah hal itu sudah menjadi bukti bahwa kita
sudah berada pada level yang aman? atau apakah status sebagai negara miskin/terbelakang
sudah lepas dari kita? ternyata tidak demikian, karena sejumlah konsep mengatakan bahwa
kesejahteraan sebuah negara tidak bisa hanya diukur dengan jumlah dana yang terserap,
peningkatan GDP, atau kurs mata uang yang menguat, tetapi perubahan kehidupan
masyarakatnya. Hal ini pun tidak bisa dinafikan.
Begitu pentingnya peran dan dukungan dari investasi terhadap kelanjutan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat disadari betul oleh pemerintah. Sebab sejumlah
proyek infrastruktur membutuhkan dukungan dana yang besar, bukan hanya infrastruktur
ekonomi tetapi juga infrastruktur bidang sosial dan kehidupan masyarakat. Peran serta dan

dukungan non materiil pun dibutuhkan, di semua level pemerintahan pusat dan daerah, serta
di semua level masyarakat kota dan pedesaan.
Permasalahan yang muncul kemudian adalah perubahan dan perbaikan tidak hanya bisa
digantungkan pada besarnya dana yang masuk tetapi juga kesiapan/kualitas internal. Peran
pemerintah baik pusat maupun daerah sangat penting, ‘nilai jual’ daerah terhadap investor

sangat ditentukan oleh kondisi daerah dan nasional. Kondisi yang dimaksud adalah kualitas
SDM pemerintah, manajemen pelayanan, kualitas masyarakat, fasilitas dan kemudahan yang
diberikan, serta stabilitas politik dan penegakan hukum. Sinkronisasi arah dan kehendak dari
pemerintah pusat dan daerah pun mutlak diperlukan. Daerah dengan wewenang dan
keinginannya pun tidak bisa dikesampingkan begitu saja, sebaliknya peran pemerintah pusat
pun sebagai koordinasi sentral pun perlu ditegaskan kembali.
Berdasarkan hal-hal diatas perlu kiranya untuk menyimak kembali kondisi kebijakan
investasi yang dijalankan oleh pemerintah selama ini, berkaitan dengan tujuan perbaikan dan
perubahan perekonomian Indonesia beserta sejumlah permasalahan yang mengikutinya.
Peranan Penanaman Modal Asing
Peran modal asing dalam perekonomian atau pertumbuhan ekonomi sampai saat ini masih
diperdebatkan, baik mengenai intensitas maupun arahnya. Menurut Michael F. Todaro (1994)
terdapat dua kelompok pandangan mengenai modal asing. Pertama, kelompok yang
mendukung modal asing, mereka memandang modal asing sebagai pengisi kesenjangan
antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah, keterampilan manajerial, serta
untuk mencapai tingkat pertumbuhan. Kedua, kelompok yang menentang modal asing dengan
perusahaan multi nasionalnya, berpendapat bahwa modal asing cenderung menurunkan
tingkat tabungan dan investasi domestik.
Selama Pembangunan Jangka Panjang I (PJPT I), utang luar negeri berperan sebagai dana
tambahan untuk mempercepat laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia.

Selama periode tersebut, pembayaran kembali kewajiban yang terkait dengan utang luar
negeri belum diaggap beban bagi perekonomian nasional karena sebagian besar kewajiban
pembayaran utang masih terdiri dari pembayaran bunga pinjaman saja. Sejak 1990, cicilan
pokok pinjaman sudah mulai harus dibayar, tapi tabungan domestik masih belum memadai,
akibatnya total kewajiban menjadi lebih besar dari pinjaman baru. Dengan kata lain, sejak
saat itu sudah terjadi transfer negatif modal neto (net negatif resources transfer). Transfer
negatif modal neto tersebut dibiayai dari hasil pengetatan konsumsi dalam negeri dan
pengetatan pengeluaran pemerintah sehingga kemampuan keuangan pemerintah untuk
membiayai pembangunan prasarana dan investasi sosial menjadi semakin terbatas (Arryman,
1999).
Sebagaimana halnya dengan utang luar negeri, penanaman modal asing (PMA) dan investasi
portofolio merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi nasional. Penanaman modal asing, baik penanaman modal langsung maupun
investasi portofolio diarahkan untuk menggantikan peranan dari utang luar negeri sebagai
sumber pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan perekonomian nasional. Peran
penanaman modal asing dirasa semakin penting melihat kenyataan bahwa jumlah utang luar
negeri Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada masa orde baru, modal asing khususnya utang luar negeri, secara faktual ditempatkan
sebagai sumber tambahan. Kenyataan inilah yang menyebabkan bahaya tersembunyi, yang

secara inhern melekat pada pola pembangunan yang didorong modal asing. Apabila posisi
ketergantungan semakin besar, semakin besar pula resiko terkait yang harus dihadapi oleh
sistem ekonomi global dalam bentuk ketergantungan terhadap modal asing, khususnya utang
luar negeri (Rachbini, 1995).

Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk biasanya berjangka panjang dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai kompensasi secara profesional
atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung. Keputusan investasi
dapat dilakukan individu, dari investasi tersebut yang dapat berupa capital gain/loss dan
yield. Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan
yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai
kekayaan yang dimiliki.

Peranan modal dalam meningkatkan PNB (Pendapatan Nasional Bruto)
penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan penanam modal yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
Penanaman modal berperan sebagai sarana investasi yang melibatkan seluruh potensi
masyarakat, baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri dengan cara
berinvestasi/penanaman modal dalam negeri dan modal itu dapat berupa modal sendiri

ataupun modal bersama.
Selain itu, penanaman modal juga berperan sebagai sarana untuk mengukur pembangunan
suatu Negara dan juga pendapatan nasional bruto. Pendapatan nasional dapat diartikan
sebagai suatu angka atau nilai yang menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran, ataupun
pendapatan yang dihasilkan dari semua pelaku atau sektor ekonomi dari suatu Negara dalam
kurun waktu tertentu.
Pendapatan nasional sering digunakan sebagai indikator ekonomi dalam hal menentukan laju
tingkat perkembangan atau pertumbuhan perekonomian, mengukur keberhasilan suatu
Negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya, serta membandingkan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, penanaman modal tersebut sangat berperan penting dalam meningkatkan
PNB karena semakin besar investasi yang dilakukan di suatu Negara maka tingkat PNB
Negara tersebut juga akan semakin baik yang menggambarkan semakin baik pula tingkat
kesehatan ekonomi suatu negara.

Penanaman Modal Dalam Negeri
Peranan modal dalam negeri sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Melihat
perekonomian Indonesia masih rendah akibat krisis yang melanda membuat pemerintah
terdorong untuk mencari sumber-sumber pembiayaan pembangunan baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar negeri. Kedudukan penanaman modal dalam negeri yang terpenting

adalah pendapatan nasional karena dapat memanfaatkan kekayaan yang dimiliki oleh pihak
Negara.

Fungsi serta kedududukannya juga sangat penting karena merupakan asset Negara untuk
meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan Negara. Fungsinya adalah untuk pengumpulan,
pengelolaan, perencanaan dan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal.
Perkembangan modal dalam negeri belum berkembang padahal kekayaan alam yang dimiliki
begitu melimpah tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal, dengan memanfaaatkan
kekayaan alam pemerintah dapat melakukan suatu bidang usaha atau semacamnya yang dapat
meningkatkan pendapatan nasional dengan cara penggabungan faktor-faktor produksi.
Namun sayangnya, pada kenyataannya pemerintah lebih banyak menggunakan modal asing.
Penanaman modal dalam negeri memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang, hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal Investasi
mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan bahan
mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain itu tabungan dan
investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di negara keterbelakangan teknologi.
Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal Investasi yang membawa serta
keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik-tekink
produksi maju, pembaharuan produk dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja
setempat pada keahlian baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan

ekonomi Negara terbelakang.

Penanaman Modal Asing
Modal asing merupakan salah satu sumber yang menjadi sasaran pemerintah untuk
membantu proses pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan juga merupakan kekayaan devisa
Negara. Modal asing juga sebagai pengisi kesenjangan antara persediaan tabungan devisa,
penerimaan pemerintah, keterampilan manajerial serta untuk mencapai pertumbuhan.

Isu Penanaman Modal Asing
Gugatan atas keberadaan Freeport di Papua tak sepenuhnya mencerminkan keinginan
menyelesaikan ganjalan “ekonomi politik” secara wajar. Di negeri ini, banyak orang
menggugat eksistensi Freeport yang dianggap merugikan Indonesia, tapi umumnya mereka
tak banyak peduli pada dampak riilnya bagi warga Papua. Freeport sendiri juga telah
mengklaim telah menambah royalti kepada Pemerintah, tapi di sisi lain mayoritas rakyat
Papua tetap miskin dan terkebelakang.
Seharusnya gugatan terkait isu dominasi asing dalam perekonomian Indonesia tak semata
didasarkan pada klaim konstitusionalitas, tapi harus sungguh berorientasi pada kepentingan
riil masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Ketika eksploitasi SDA berlangsung tanpa
kendali, seperti di Papua, komunitas lokallah yang kelak paling merasakan dampak buruknya
untuk jangka menengah dan panjang.

Dalam jangka pendek, sebagian kecil warga lokal mungkin dilibatkan dalam pekerjaan
eksploitasi SDA di daerahnya, tapi dalam jangka menengah dan panjang, komunitas lokal dan
keturunannya jelas akan menderita, karena tanah ulayat mereka telah rusak dan kekayaan di
dalamnya telah dikuras habis para pemodal yang ditopang kekuasaan politik.

Pengaruh Investasi & Tabungan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

A. Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi disebuah negara adalah masalah perekonomian jangka panjang.
Selain itu pertumbuhan ekonomi disuatu negara, juga bisa dijadikan alat ukur untuk melihat
atau mengukur atau menganalisa tingkat perkembangan perekonomian dinegara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi disuatu negara bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bagi negara –
negara maju, mereka bisa mengandalkan hasil produksi barang dan jasa mereka, tapi tidak
menutup kemungkinan pula adanya pinjaman yang mereka lakukan serta adanya investasi.
Tapi bagi negara – negara yang sedang berkembang tentu saja akan sulit atau bisa dikatakan
tidak mudah jika harus mengandalkan faktor produksi barang dan jasa, maka dari itu faktor –
faktor lain sangat menentukan, seperti halnya pinjaman dan investasi.
Menurut Sadono Sukirno ( 2004 ) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi
yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang
dicapai suatu negara /daerah. Dan menurut metode pengeluaran dalam penghitungan

pendapatan nasional, salah satu jenis agregatnya adalah pengeluaran investasi.
Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis memilih judul “ Pengaruh Investasi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi ”. Dimana dalam penulisan ini penulis membahas tentang pengertian
investasi hingga contoh atau implementasi suatu investasi yang bisa mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Pengertian Investasi
Menurut beberapa tokoh ekonomi seperti unariyah (2003:4): “Investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Sedangkan
” Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu rencana
untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil
untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Dan menurut Boediono Investasi
adalah pengeluaran oleh sektor produsen untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah
stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
investasi itu adalah sebuah keputusan untuk menunda konsumsi sumber daya atau bagian
penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah /menciptakan nilai hidup
(penghasilan dan atau kekayaan) dimasa mendatang.

Dan perlu diperhatikan bahwa menurut “sadono sukirno (2000) kegiatan investasi
memungkinkan suatu masyarakat terus – menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kehidupan
rakyat”. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi yaitu Investasi
merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan
meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional dan kesempatan kerja, Pertambahan
barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi dan Investasi
selalu diikuti oleh perkembangan teknologi
Bentuk – Bentuk Investasi
Sebenarnya untuk investasi dapat berbentuk macam – macam. Seperti yang tadi sudah
disinggung bahwa pengertian investasi itu sendiri adalah sebuah keputusan intuk menunda
konsumsi demi meningkatkan kemampuan sumber daya. Maka ada tiga jenis pengeluaran
investasi yaitu Investasi tetap bisnis yaitu mencakup peralatan dan struktur yang dibeli
perusahaan untuk proses produksi, Investasi Residentsial yaitu investasi yang mencakup
rumah baru yang dibeli untuk tempat tinggal atau disewakan dan yang terakhir adalah
Investasi Persediaan yaitu mencakup barang – barang perusahaan yang disimpan digudang.
investasi dapat dilakukan dengan cara yang bermacam – macam . Contohnya adalah seperti
berbentuk tabungan, emas, saham, obligasi dll
Harga emas yang terus menaik dan hampir tidak pernah menurun, membuat emas bisa
dijadikan alat untuk investasi. Dimana menurut data yang didapat melalui situs hargaemas.com, harga emas batangan satu gramnya mencapai Rp 570.000.
Selain emas ada juga investasi menggunakan nilai mata uang melalui salah satu produk
simpanan yang ada dibank yaitu tabungan. Untuk investasi menggunakan nilai mata uang

ada beberapa teori dan perhitungan seperti:
1. Nilai Sekarang
Pv = X/(1+r)2
2. Nilai Masa mendatang
F = A(1+r)t
Selanjutnya tabungan bentuk investasi yang ditawarkan dibank dalam bentuk
simpananada giro, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Kemudian investasi juga dapat
dilakukan dengan cara asuransi.
Selanjutnya bentuk investasi lainnya adalah bisa dalam bentuk efek yaitu saham, saham
preferen dan obligasi. Saham itu sendiri adalah atuan nilai atau pembukuan dalam berbagai

instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Saham
Preferen adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu diatas saham biasa dalam
pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran perusahaan. Serta obligasi
adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pihak organisasi yang berbadan hukum
dan biasanya yang sudah “Go Public” sebagai pihak yang berhutang yang mempunyai nilai
nominal tertentu dan mempunyai kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas
dasar presentase tertentu yang tetap.
Selain itu investasi juga bisa dalam bentuk aktiva tetap seperti tanah, mesin, dsb. Dan
juga masih banyak bentuk – bentuk investasi lainnya.
Dan perlu diprhatikan, dalam praktiknya kriteria investasi minimal ada empat yaitu:
1. Payback Period
Payback Period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat di
kembalikan, atau waktu yang dikembalikan mencapai titik impas (biasanya hal ini
diperuntukan untuk investasi yang tidak memiliki nilai depresiasi yaitu yang biasa terjadi
pada aktiva tetap selain tanah).
2. Benefit/Cost Ratio
B/c ratio ini mengukur mana yang lebih besar, apakah biaya yang dikeluarkan untuk
investasi atau keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut
3. Net Present Value
NPV ini bisa juga diartikan nilai harapan jika seseorang menginvestasikan sumber daya
yang ia miliki.
4. Internal Rate of Return
IRR adalah nilai tingkat pengembalian investasi.

Kesimpulan
Jadi kesimpulanya adalah pertumbuhan ekonomi merupakan suatu alat ukur bagi suatu
bangsa untuk mengukur atau menganalisa tingkat perkembangan perekonomian disuatu
negara. Dan pertumbuhan ekonomi itu dilihat dari besarnya pendapatan nasional dari suatu
negara atau bisa disebut GDP Riil atau GNP Riil. Dan dalam salah satu jenis agregatnya
adalah pengeluaran investasi
Investasi yang berarti sebuah keputusan untuk menunda konsumsi sumber daya atau
bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah /menciptakan nilai hidup

(penghasilan dan atau kekayaan) dimasa mendatang. Dan investasi dibagi dalam tiga jenis
yaitu Investasi tetap Bisnis, Investasi Residentsial dan Investasi Persediaan serta investasi
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya melalui membeli saham dan
obligasi.
Kemudian simplenya jika kita analogikan dari ala pedesaan. Dimana seorang petani yang
menginvestasikan hartanya untuk membeli peralatan untuk menjalankan aktivitasnya sebagai
petani dan bisa menghasilkan pendapatan. Begitu juga tentang cara investasi mempengaruhi
tingkat pertumbuhan nasional. Yaitu dimana ketika suatu negara bisa mengadakan suatu
proyek investasi yang bisa menghasilkan pendapatan maka pertumbuhan ekonomi akan
meningkat lalu perlu diketahui bahwa bila adanya kenaikan tingkat suku bunga bisa
mengakibatkan turunya investasi dan menurunya GDP riil yang ada.
Dan terakhir adalah contohnya yaitu dimana resesi Amerika Serikat yang parah pada
tahun 1982. GDP Riil turun $105 Miliar dari puncaknya dalam kuartal ketiga tahun 1981
menuju pada titik terendahnya pada kuartal keempat tahun 1982. Pengeluaran investasi
selama periode yang sama turun $ 152 Miliar, yang berarti lebih besar dari seluruh penurunan
pengeluaran
B. Pengaruh TabunganTerhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dalam perekonomian suatu Negara,tabungan dan investasi merupakan indicator yang dapat
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi di negara-negara
berkembang termasuk di dalamnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, memiliki dana
yang cukup besar. Tetapi di sisi lain, usaha pengerahan sumber dana dalam negeri untuk
membiayai pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan modal bauik yang
bersumber dari penerimaan pemerintah yaitu ekspor barang dan jasa ke luar negeri, ataupun
penerimaan pemerintah melalui instrument pajak.
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variable makro ekonomi. Dalam
identitas pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran, variable ini lazim
dilambangkan dengan huruf C, ini dari kata consumption. Pengeluaran konsumsi seseorang
adalah bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak
dibelanjakan disebut tabungan, lazim dilambangkan dengan huruf S, inisial dari kata saving.
Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu Negara dijumlahkan,
maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat Negara yang bersangkutan.
Dilain pihak jika tabungan semua orang di suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah
tabungan masyarakat Negara tersebut. Selanjutnya, tabungan masyarakat bersama-sama

dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional. Yang terakhir ini, tabungan
nasional merupakan sumber dana investasi.
Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Secara makroagregat,
pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin
besar pendapatan, semakin besar pula penggeluaran konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu.
Jadi, bila pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama
bertambah. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan
pendapatan disebut hasrat marjinal untuk berkonsumsi ( marginal propensity to consume,
MPC ). Sedangkan nisbah besarnya tambahan tabungan terhadap pendapatan dinamakan
hasrat marjinal untuk menabung ( marginal propensity to save, MPS ). Pada masyarakat yang
kehidupan ekonominya relative belum mapan, biasanya angka MPC mereka relative besar,
sementara angka MPS mereka relative kecil. Artinya, jika mereka memperoleh tambahan
pendapatan, maka sebagian besar tamabhan pendapatan itu akan teralokasikan untuk
konsumsi. Hal sebaliknya berlaku pada masyarakat yang kehidupan ekonominya sudah
relative lebih mapan.
Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsure pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan
dan harga barang yang diperlukan atau dikehendaki. Apabila jumlah pendapatan yang dapat
dibelanjakan oleh seseorang berubah maka jumlah barang yang diminta juga akan berubah.
Demikian pula halnya harga barang yang dikehendaki juga berubah. Secara matematis
pengaruh perubahan harga dan pendapatan bersama-sama terhadap jumlah barang yang
diminta dapat diketahui secara serentak.
Krisis ekonomi Indonesia yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang
kemudian menjadi krisis multidimensi berdampak kondisi Indonesia secara umum tidak
hanya terhadap sector ekonomi saja. Nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sangat tajam,
inflasi yang tinggi, menurunnya kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia,
merupakan beberapa akibat dari krisis ekonomi tersebut. Lambat laun, dengan beberapa kali
perubahan struktur politik dan penerapan kebijakan-kebjakan oleh pemerintah, kondisi
Indonesia menunjukan perubahan yang lebih baik dan kondisi perekonomian yang stabil.
Di indonesia untuk membiayai pembangunan nasional yang mencakup investasi domestic,
sumber dananya dapat besumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar negeri. Namun,
karena terbatasnya jumlah dana serta pinjaman yang diperoleh dari luar negeri, maka
diperlukan tabungan nasional yang lebih tinggi sebagai sumber dana yang utama.
Hollis Chenery dan beberapa penulis lainnya telah mengenalkan pendekatan ‘dua-jurang’
pada pembangunan ekonomi. Dasar pemikirannya, ‘jurang tabungan dan ‘jurang devisa’
merupakan dua kendala yang terpisah dan berdiri sendiri pada pencapaian target tingkat

pertumbuhan di Negara berkembang. Chenery melihat bantuan luar negeri sebagai suatu cara
untuk menutupi kedua jurang tersebut dalam rangka mencapai laju pertumbuhan ekonomi
yang di targetkan. Sumitro menjelaskan bahwa kekurangan didalam perimbangan antara
tabungan nasional dan investasi harus di tutup dengan pemasukan modal dari luar yang
berasal dari tabungan oleh kalangan luar negeri.
Akan tetapi Hutang luar negeri membawa dampak langsung dan dampak total yang negatif
terhadap tabungan domestik. Selain itu penggunn bantuan luar negeritidak efektif dalam
menopang proses pembangunan. Hal ini ditandai denganpengaruhnya tabungan domestik
dengan menjadi substitusi atas tabungan domestic itu sendiri sehingga keberadaaan tabungan
domestik menjadi tidak efektif dalam pembiayaan pembangunan. Utang luar negeri
tampaknya masih akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ekonomi Indonesia untuk
jangka waktu yang lama. Masalah-masalah yang menyebabkan mengelembungnya utang luar
negeri, seperti besarnya utang yang disepakati current account yang terus menjadi defisit
dankebutuhan dana untuk membangun yang besar membuat hutang luar negeri tidak dapat
dihindari. Namun demikian, perlu adanya optimisme untuk mengatasi masalah utang luar
negeri dan dampak negatifnya

Pengertian Tabungan
Tabungan sendiri dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan yang tidak dibelanjakan
atau digunakan untuk konsumsi . Sedangkan tabungan nasional adalah pendapatan total
dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai. Tabungan swasta terdiri atas tabungan,
yaitu tabungan perusahaan ( corporate saving ) dan tabungan rumah tangga (household saving
). Di Negara-negara berkembang, tabungan swasta domestik mempunyai peranan yang besar
dalam mendukung pembentukan modal, dimana utamanya berasal dari tabungan rumah
tangga, selain dari tabungan perusahaan. Tabungan pada umumnya mempunyai peranan lebih
kecil di Negara berkembang ditambah hukum yang lemah sehingga tidak kondusif untuk
dunia usaha
Dengan adanya tabungan memungkinkan terjadinya penanaman modal, dimana penanaman
modal akan memperbesar kapasitas produksi perekonomian. Proses pembentukan modal ini
berjalan melalui tingkatan
1.

kenaikan volume tabungan nyata yang langsung tergantung kepada kemauan dan
kemampuan dan untuk menabung

2.

keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakan dan menyalurkan tabungan

3.

penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal oleh perusahaan

Peran tabungan terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia
Mengikuti kerangka berpikir dari model Harrod – Domar, di dalam suatu ekonomi tertutup
( tanpas sektor luar negeri ) dalam kondisi full employment, dan tanpa mobilitas capital,
tabungan menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, yang mekanismenya lewat
pertumbuhan investasi. Oleh karena itu investasi dapat dikatakan sebagai fungsi dari
tabungan I = f (S) . Semakin tinggi tingkat tabungan yang dapat diciptakan semakin besar
kemampuan Negara untuk melakukan investasi. Selanjutnya, peningkatan investasi
menambah lebih banyak lagi capital dan lewat proses multiplier menghasilkan laju
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita yang lebih tinggi. Dengan rasio
S/Y tetap tidak berubah. Peningkatan endapatan menambah kemampuan masyarakat untuk
menabung dan seterusnya
Namun studi-studi empiris yang ada menunjukan adanya hubungan postif antara tabungan
dan investasi. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan. Pertama peningkatan produktivitas
dan shocks lainnya memberikan efek yang sama terhadap tabungan dan investasi yang
diinginkan. Sekalipundalam kondisi dimana mobilitas capital antar Negara sempurna. Kedua
peningkatan tabungan dosmetik akan membuat dosmetik akan membuat investasi meningkat.
Ketiga melindungi sumber pajak domestic dan neraca pembayaran luar negeri ( Balance Of
Payment = BOP )sehingga mengurangi kemungkinan deficit BOP. Terakhir biaya transaksi
yang tinggi untuk membeli sekuritas dan investasi di luar negeri. Risiko perubahan nilai
tukar, dan keterbatasan informasi antar Negara mengenai investasi membuat tabungan
dosmetik tidak begitu saja lari ke luar negeri untuk maksud investasi.
Hubungan antara pertumbuhan GDP dan tingkat tabungan tidak hanya positif tetapi juga
signifikan. Dengan kemajuan teknologi dan akumulasi SDM( human capital )pertumbuhan
ekonomi secara permanen. Tabungan dan pendapatan mempunyai hubungan dua arah ( casual
link ) : pendapatan meningkat ⇒

tabungan meningkat ⇒ pertumbuhan ekonomi ⇒

pendapatan meningkat
Pengaruh Tabungan Terhadap Pertumbuhan
Model Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah determinan penting dari
persediaan modal pada kondisi steady-state. Dengan kata lain, jika tingkat tabungan tinggi,
maka perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat ouput yang
tinggi, serta sebaliknya. Dasar dari model Solow inilah yang kemudian banyak dikaitkan

dengan kebijakan fiskal. Defisit anggaran yang terjadi terus-menerus dapat mengurangi
tabungan nasional dan menyusutkan kemampuan berinvestasi. Konsekuensi dalam jangka
panjang, yakni rendahnya persediaan modal dan pendapatan nasional.
Dalam kaitannya dengan tingkat pertumbuhan, menurut Solow, tingkat tabungan yang lebih
tinggi hanya akan meningkatkan pertumbuhan untuk sementara sampai perekonomian
mencapai kondisi steady-state baru yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jika perekonomian
mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi, maka hal itu hanya akan mempertahankan
persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi tanpa mempertahankan tingkat
pertumbuhan yang tinggi.
KESIMPULAN
Tabungan dapat didefinisikan sebagai pendapatan tahun yang tidak di belanjakan atau tidak
digunakan untuk konsumsi terdapat beberapa jenis tabungan di antaranya tabungan khusus
dan tabungan umum sedangkan tabungan nasional adalah pendapatan total dalam
perekonomian yang tersisa setelah di pakai. Jenis-jenis tabungan nasional yaitu tabungan
swasta dan tabungan publik. Tabungan swasta adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah
rumah tangga membayar pajak dan konsumsi. Tabungan swasta terdiri atas dua tabungan
yaitu tabungan perusahaan dan tabungan rumah tangga. Tabungan public adalah pendapatan
pajak yang tersisa pada pemerintah setelah di kurangi pengeluaran pemerintah. Dengan
adanya tabungan memungkinkan terjadinya penanaman modal, dimana penanaman modal
akan memperbesar kapasitas produksi ekonomi ( tanpa sector luar negeri ) dalam kondisi full
employmrnt dan tanpa mobilitas capital, tabungan menjadi penting bagi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, yang mekanismeny lewat pertumbuhan investasi.
Pengeluaran konsumsi masyarakat di Indonesia dewasa ini semakin besar tergunakan untuk
keperluan pembentukan modal atau investasi serta ekspor dan impor. Itu menunjukkan bahwa
Indonesia akhir-akhir ini sudah memiliki bekal kemandirian. Bekal kemandirian tersebut
dapat dikonfirmasi melalui tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat sesuai dengan
proporsinya dalam pembentukan permintaan agregat. Apabila penurunan permintaan agregat
menurun dapat menyiratkan dua hal, pertama peran tabungan masyarakat terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Kedua, peran sector-sektor penggunaan lain dalam
membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan modal atau
investasi

dan

sector

ekspor-impor.

Pola konsumsi masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk
keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan

ke dalam dua kelompok besar yaitu, pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk nonmakanan. Pengeluaran masyarakat Indonesia banyak pada makanan. Akan tetapi terdapat
ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk
perkotaan, misalkan dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya. Perbandingan
besar pengeluaran antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan cenderung konstan
tahun demi tahun. Melalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi, terdapat kesenjangan
antara masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan. Pengeluaran konsumsi dapat pula
difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, yang
dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupu npendekatan pengeluaran .Bagian
dari pendapatan yang dapat dibelanjakan tapi tidak dikeluarkan untuk konsumsi merupakan
tabungan masyarakat. Penggabungan antara tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah
dapat membentuk tabungan nasional yang merupakan sumber dana investasi. Untuk
mendapatkan gambaran fungsional tabungan dan konsumsi digunakan suatu fungsi yaitu
fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.

Definisi Tabungan
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu. Selain itu, tabungan juga sering
diartikan sebagai pendapatan suatu masyarakat yang tidak di belanjakan dan hanya disimpan
sebagai cadangan yang digunakan untuk berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Tabungan nasional (national saving) dapat didefinisikan sebagai
pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk
pengeluaran pemerintah dan konsumsi. Dalam suatu negara, investasi
domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan pinjaman dari luar
negeri. Total dana yang tersedia untuk membiayai investasi (I) sama
dengan tabungan nasional (S+(T-G)) ditambah dengan pinjaman dari luar
negeri (X-M). secara matematis dapat dirumuskan :
I = S + (T-G) + (X-M) …………………………..…….……….(1.1)
Namun untuk mengurangi ketergantungan suatu negara terhadap
bantuan dari pihak lain, tabungan nasional diutamakan sebagai sumber

pembiayaan investasi domestik. Secara garis besar, tabungan nasional
diciptakan oleh tiga pelaku, yaitu pemerintah, perusahaan dan rumah
tangga.
Tabungan

pemerintah

merupakan

selisih

antara

realisasi

penerimaan dengan pengeluaran pemerintah. Tabungan perusahaan
merupakan kelebihan pendapatan (laba) yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham yang besarnya dapat diketahui dari neraca perusahaan.
Sedangkan tabungan rumah tangga merupakan bagian dari pendapatan
yang diterima rumah tangga yang tidak dibelanjakanuntuk keperluan
konsumsi. Secara matematis persamaan tabungan dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Jika tabungan swasta adalah S = (Y-T) – C dan
Tabungan pemerintah adalah (T-G), maka
Tabungan nasional = S + (T-G)
= (Y-T) – C +(T-G)
= Y – C - G ………………………….….……..(1.2)
dimana S adalah tabungan swasta
Y adalah pendapatan aggregat
T adalah pendapatan pajak netto
C adalah konsumsi
G adalah pengeluaran pemerintah
Jika T-G bernilai positif, maka pemerintah akan mengalami budget
surplus, dan sektor ini akan ditambahkan pada sektor swasta untuk
menambah sumber pembiayaan investasi. Namun jika T-G bernilai negatif
berarti pemerintah mengalami budget deficit, dan pemerintah harus
meminjam dana dari pihak lain.
• Tujuan Menabung adalah :
1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan
sebagai cadangan hari depan

2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu /
kelompok.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan
Menurut ekonom klasik, seperti Adam Smith, tabungan merupakan
fungsi dari tingkat bunga. Tingkat bunga merupakan pembayaran dari
tidak dilakukannya konsumsi, imbalan dari kesediaan untuk menunggu
dan tidak dilakukannya konsumsi dan pembayaran atas penggunaan
dana. Oleh karena itu, jika tingkat bunga naik, jumlah tabungan juga akan
meningkat. Tingkat bunga ditentukan dari titik keseimbangan antara
tabungan dan investasi.
Alfred Marshall dari kaum neoklasik mengemukakan bahwa terdapat
faktor ekonomi dan non ekonomi yang mempengaruhi tabungan. Diantara
faktor-faktor ekonomi tersebut, dia menekankan pada tingkat bunga,
walaupun mungkin ada keadaan dimana tetap ada tabungan walaupun
tungkat bunga negatif.
Menurut teori ‘Ricardian Equivalence’, peningkatan pada defisit
anggaran pemerintah akan menstimulasi tabungan swasta karena mereka
berekspektasi akan terjadi peningkatan pada kewajiban pajak mereka di
masa yang akan dating. Sebagai hasilnya, mereka akan mengurangi
tingkat konsumsinya dan meningkatkan tabungan. Tetapi teori ‘Ricardian
Equivalence’ tidak dapat digunakan di negara berkembang (Hadjimicheal
et al 1995), karena diperlukan adanya eksistensi pasar modal yang
efisien,

yang

jarang

ditemui

pada

karakteristik

negara-negara

berkembang.
Selain tingkat bunga, pendapatan juga dikatakan sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi tabungan nasional.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh J.M. Keynes dalam teorinya
mengenai kecenderungan untuk mengkonsumsi (propensity to consume)
yang secara eksplisit menghubungkan antara tabungan dan pendapatan.
Keynes menyatakan suatu fungsi konsumsi modern yang didasari oleh
perilaku psikologis modern, yaitu apabila terjadi peningkatan pada
pendapatan riil, peningkatan tersebut tidak digunakan seluruhnya untuk
meningkatlkan konsumsi, tetapi dari sisa pendapatan tersebut juga

digunakan untuk menabung, hal ini dapat dijelaskan dalam persamaan
berikut :
S ≡ Y – C ………………………………………………..……….……..(1.3)
C = Ĉ + cY ; Ĉ > 0 ;0 < c
Dimana : S = saving
Y = income
Ĉ = intercept; tingkat konsumsi ketika pendapatan nol
c = marginal propensity to consume
Jika kedua persamaan (1.3) dan (1.4) atau disebut juga budget
constraint

tersebut

digabungkan,

maka

akan

menjelaskan

fungsi

persamaan tabungan. Fungsi persamaan tabungan sendiri menjelaskan
hubungan

tingkat

tabungan

dan

tingkat

pendapatan.

Dengan

mensubstitusi persamaan konsumsi (1.3) dengan persamaan budget
constraint

(1.4),

maka

kita

akan

mendapatkan

fungsi

persamaan

tabungan :
S ≡ Y – C = Y - Ĉ – cY = - Ĉ + (1-c)Y ………………..……….(1.5)
Dari persamaan (1.5) kita dapat melihat bahwa tabungan memiliki
hubungan positif dengan pendapatan karena marginal propensity to save,
s =1 – c, adalah positif. Dengan kata lain, tabungan meningkat ketika
pendapatan meningkat.
The life-cycle permanent income theory of consumption and saving
(Modigliani,1986) menjelaskan tentang pilihan bagaimana memelihara
standar hidup yang stabil dalam menghadapi perubahan pendapatan
dalam waktu hidup seseorang. Jadi, teori ini menjelaskan hubungan
antara pendapatan sepanjang waktu, konsumsi, dan tabungan. The life
cycle hypothesis melibatkan individu, untuk merencanakan perilaku
konsumsi dan perilaku tabungannya dalam jangka panjang dengan tujuan
mengalokasikan konsumsinya dengan cara terbaik untuk seluruh masa
hidupnya.

Gambar 1.1 Lifetime Income, Consumption, Saving, and Wealth in
the Life-Cycle Model

Keterangan : WR = wealth
YL = annual labor income
C = consumption
WL = working life
NL = number of years of life
Dari

gambar

diatas

dapat

dilihat

bahwa

konsumsi

konstan

sepanjang waktu. Selama masa kerja (WL tahun), individu menabung dan
mengumpulkan aset. Pada akhir masa kerjanya, individu mulai menarik
kembali aset-aset tersebut, tidak menabung (dissaving / negative saving)
pada masa sisa hidupnya (NL – WL) sehingga aset tersebut akan bernilai
nol pada akhir hidupnya.

Teori Moneter Keynes
Keynes dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest and
Money”, 1936 melakukan kritik terhadap teori Klasik. Menurut keynes, mekanisme pasar
tidak secara otomatis menciptakan Full Employment dalam perekonomian. Oleh karena itu
membutuhkan camput tangan pemerintah (investasi yang besar) sebagaimana disampaikan
dalam kumpulan kuliahnya di Oxford University yang diterbikan ahun 1926 dengan judul
”The End of Laissez Faire”, dalam bukunya dinyatakan ;
“I believe that some coordinate act of intelligent judgement is required as to the scale on
which it is desirable that the community as a whole should save, to scale on which these
savings should go abroad in the form of foreign investments, and whether the present
organization ot the investment market distributes savings along the most nationally

productive channels. I do not think that these matter should be left entirely to the chances of
private judgement and privat profits, as they are at present”
A Tract on Monetary Reform merupakan buku Keynes yang menegaskan pentingnya
kebijakan stabilitas harga. Instabilitas harga memiliki dampak yang berbeda terhadap tiga
golongan masyarakat.
1. Investor, dirugikan pada sat terjadi inflasi (kenaikan harga)
2. Pengusaha, dirugikan saat terjadi deflasi
3. Penerima Upah, dirugikan saat terjadi deflasi
Oleh karena itu diperlukan kebijaksanaan tentang Stabilitas Harga oleh pemrintah, karena
stabilisasi tidak dapat dilakukan dalam sistim moneter saat itu (standar emas).
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keynes membantah Klasik dimana S = I dalam keadan full employment. Menurut Keynes,
dalam kenyataan S ≠ I, dan keseimbangan pendapatan dpat tercapai sebelum full
employment.
Contoh Kasus :
Output Perusahaan (FE) Rp. 1.000,- juta (Y) dengan kasus sebagai berikut ;
1. Perusahaan
Menjual 800
2. Konsumen / RT Membeli 800
3. Konsumen / RT Membeli 700

Persediaan 200 Keinginan perusahaan tepat sama
Tabungan 200 dengan keinginan Rumah Tangga
Tabungan 300 Keinginan tidak sama,
bagaimana ?
Terhadap kasus no 3 di atas Klasik dan Keynes memiliki pendapat dan penyelesaian yang
berbeda ;
KLASIK
Keinginan menabung > investasi ð
Output tdk terjual ð harga turun sampai
terjual habis ð Upah turun karena
produksi berkurang dan buruh tidak
beredia menganggur ð Bunga turun
karena S > I ð Tabungan turun &
konsumsi naik ð S = I dalam keadaan FE

KEYNES
Keinginan menabung > investasi ð
Perusahaan mengurangi produksi ð
Output akan turun selama S>I, dan
berhenti saat S=I ð Tercipta
keseimbangan baru dimana Yeq baru <
Yeq lama

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih

aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk
produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau
pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M).
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan
mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan
tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan
mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan
menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan
dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan
dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari
investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

2.2 Jenis – Jenis Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara
lain:
1. Tabungan
Tabungan disini dalam artian menyimpan uang di Bank. Bank akan menyimpan uang kita
dalam periode tertentu sesuai keinginan kita. Kita bebas mengambilnya kapan saja baik itu
secara langsung di teller atau melalui transaksi elektronis. Nilai dalam tabungan kita bisa
cepat habis karena sering diambil untuk keperluan Tabungan merupakan investasi paling
mudah, paling tidak beresiko, namun memiliki keuntungan yang sangat sedikit. Ada resiko,
ada profit. Jika resiko kecil, profit juga kecil. Mungkin malah berkurang karena kita
mendapatkan segudang fasilitas dari Bank yang memudahkan kita dalam mengatur uang
sendiri. Biasanya bunga bank itu sekitar 1% setahun (CMIIW)
2. Deposito
Deposito adalah menyimpan uang di Bank dalam periode tertentu. Uang yang sudah
disimpan dalam bentuk deposito hanya bisa diambil jika sudah jatuh tempo. Jika belum jatuh
tempo diambil, maka akan ada penalti atas kesepakatan yang sudah dilakukan. Investasi jenis
ini juga memiliki profit rendah karena resikonya kecil. Kita tidak perlu action apapun kecuali
setor uang diawal saja. Investasi ini memiliki profit lebih besar daripada tabungan karena kita
diikat oleh periode tertentu. Bunga deposito saat ini sekitar 5% per tahun. Investasi jenis ini
biasanya membutuhkan uang yang tidak besar. Biasanya ada range untuk deposito sekian juta
nanti masuk kategori mana.
3. Reksadana
Reksadana adalah tempat menghimpun dana secara kolektif. Dana yang terkumpul akan
dikelola oleh Manajer Investasi yang akan diinvestasikan pada jenis investasi lainnya. Bila
mendapat keuntungan atau kerugian akan dibagi secara rata untuk para investor. Ini dapat
menjadi pilihan bagi Anda yang baru memulai untuk berinvestasi. Jenis risikonya berbeda,

tergantung jenis risiko yang dipilih. Jenisnya adalah reksadana pasar uang, reksadana
pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Reksadana ini bisa dikatakan jembatan atau latihan untuk melakukan investasi yang riil
karena kita bisa melihat apa saja investasi yang baik. Si manager investasi pasti
mengumumkan mereka investasi apa aja, dimana saja, dan berapa profitnya. Dari situ nanti
kita bisa terbuka pemikirannya untuk melakukan investasi sendiri. Tentu dengan perhitungan
yang matang. Namun kerugian dari reksadana sendiri adalah kita bisa saja kurang puas
dengan pencapaian yang didapat oleh manager investasi. Keuntungan tergantung dari hasil
investasinya dan tentu saja ada biaya yang harus diberikan untuk pengelolanya.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang, merupakan bukti bahwa kita memberikan hutang kepada
perusahaan tertentu atau pemerintah. Pihak yang berhutang akan memberi bunga untuk
jangka waktu tertentu. Jangka waktu pengembalian hutang lebih dari satu tahun. Obligasi
yang paling aman adalah obligasi atau surat utang dari negara.
Obligasi memiliki keuntungan yang lebih besar secara profit. Biasanya lebih besar daripada
deposito. Namun jangka waktu pelunasan obligasi lebih dari 1 tahun. Hal ini akan membuat
kita kurang liquid. Jika ingin mendapatkan uang kita harus menunggu tanggal jatuh tempo.
Selain itu, jika perusahaannya bangkrut, uang kita pastinya tidak akan kembali. Inilah resiko
investasi. Semakin besar investasi, semakin besar profitnya. Saat ini, bunga obligasi rata2
6-9%.
5. Saham
Saham merupakan tawaran perusahaan kepada kita untuk menginvestasikan uang kita kepada
mereka. Dengan itu, kita bisa memiliki bagian dari perusahaan tersebut sesuai dengan
porsinya. Uang yang diberikan akan digunaakan sebagai modal perusahaan tersebut
mengembangkan usahanya. Orang yang membeli saham tersebut akan mendapatkan profit
yang disebut deviden. Saham ini bersifat fluktuatif tergantung pasar saham. Biasanya kalau
perusahaannya sehat dan memiliki pergerakan positif, maka nilai saham akan naik, begitu
juga sebaliknya. Jika kita optimis nilai saham dari perusahaan tertentu itu baik maka
segeralah membeli sahamnya. Jual beli saham dilakukan di perusahaan sekuritas.Profitnya
tidak bisa ditentukan karena tergantung dari performa perusahaan tersebut. Bisa untuk
berlipat-lipat, bisa juga rugi babak belur. Ingat, semakin tinggi resiko, semakin besar
profit.
6. Emas
Saat ini, emas mulai populer dalam melakukan investasi kecil maupun besar. Kenapa emas
populer? Karena nilai emas selalu naik setiap tahunnya. Kebutuhan orang akan emas semakin
besar dan tidak diimbangi dengan produksi yang meningkat. Selain itu emas sangatlah liquid,
artinya bisa diuangkan kapan saja, tinggal ke toko emas atau di gadai. Harga emas saat ini
berkisar di antar 422.000 per gram. Emas ini bervariasi, ada emas berbentuk batangan, coin,
atau perhiasan. Biasanya emas batangan dan coin adalah emas murni yaitu emas dengan
kadar 24 karat, dengan kemurnian 99.999%. Jika emas perhiasan tergantung campuran dan
modelnya. Biasanya lebih murah daripada emas murni dengan berat yang sama.

Berat emas bervariasi mulai dari 1 gr, 5gr, 10 gr, dsb. Ada juga yang 1kg. Karena harga emas
semakin lama semakin naik, maka segeralah beli emas saat ini juga. Jika ingin berinvestasi
yang mudah dan mudah dicairkan. Resiko dari investasi emas ini adalah resiko dicuri orang.
Emas merupakan benda berujud dan tidak ada tanda bukti kepemilikan (hanya sertifikat emas
saja). Jadi jika dicuri orang, maka orang tersebut dengan mudah menjualnya ditoko emas.
Jika ingin mengunci resiko (tidak ingin beresiko dicuri orang) maka simpanlah ditempat
aman atau disimpan di bank (gadai). Tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan. Kenaikan
emas tiap tahun berkisar 30%
7. Properti
Properti disini bisa dikatakan tanah, rumah, ruko, dsb. Setiap lahan yang menjadi hak milik
kita adalah properti entah lahan itu sudah didirikan suatu bangun atau belum. Sifat properti
juga mirip emas yaitu semakin lama semakin naik harganya. Namun perbedaannya adalah
properti tidak se-liquid emas. Properti tidak bisa cepat dijual dengan harga sesuai keinginan.
Bila akan membeli rumah di perumahan yang belum atau masih dibangun, pastikan
pengembang dapat dipercaya dan adanya perjanjian yang jelas, karena ada beberapa kasus,
setelah kita membayar, pembangunan rumah tidak dilanjutkan yang mengakibatkan kerugian.
Kesulitan investasi di bidang properti adalah biaya yang dikeluar sangat besar.

2.3 Pengaruh Investasi Dalam Prekonomian Indonesia
Pemerintah menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru, serta menurunkan tingkat
kemiskinan menjadi sekitar 8-10% pada akhir tahun 2014. target itu bisa tercapai asalkan
setiap tahunnya perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya.
Unt

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2