Bisnis Franchise Bagian dari Industri Kr

Bisnis Franchise Bagian dari Industri Kreatif Berbasis Kewirausahaan
Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi kreatif digerakkan oleh kapitalisasi kreativitas dan
inovasi dalam menghasilkan produk atau jasa dengan kandungan kreatif. Secara umum dapat
dikatakan bahwa ekonomi kreatif adalah sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan
kreasi, produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural,
artistik, estetika, intelektual, dan emosional bagi para pelanggan di pasar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ekonomi kreatif adalah Sesuatu bersumber dari kemampuan berfikir
manusia yang kemudian diolah menjadi sesuatu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
Menurut John Howkins dalam The Creative Economy (2001) menemukan kehadiran
gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari untuk pertama kalinya pada tahun 1996 karya
hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan ekspor sebesar 60,18 miliar dolar
(sekitar 600 triliun rupiah) yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif,
pertanian, dan pesawat. Dia mengusulkan 15 kategori industri yang termasuk dalam ekonomi
kreatif, yaitu sebagai berikut: periklanan, arsitektur, seni rupa, kerajinan atau kriya, desain,
desain fesyen, film, musik, seni pertunjukan, penerbitan, riset dan pengembangan, piranti
lunak, mainan dan permainan, TV dan Radio, dan permainan video.
Sedangkan di Indonesia, menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu terdapat 14
subsektor ekonomi kreatif di Indonesia yaitu fesyen, pertanian, video, film, fotografi,
permainan interaktif, kelompok industri musik, kerajinan, seni pertunjukan, design,
periklanan, televisi dan studio, research dan pengembangan, layanan komputer dan piranti

lunak, arsitektur, kewirausahaan, media dan percetakan dan barang antik yang
dapat menyumbang rata-rata sebesar Rp. 104.638 triliun (6,28%) pada tahun 2002-2006 di
atas rata-rata kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi, bangunan, listrik, gas dan air
bersih sedangkan pada tahun 2009 terdapat 7,6% (ekonomi kreatif) dalam PDB , 7,5% untuk
ekspor, dan termasuk 7 juta tenaga kerja yang dapat diserap dan jumlah ini melebihi
sumbangan sektor listrik, gas dan air bersih. Tiga subsektor yang memberikan kontribusi
paling besar nasional adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan (18%).
Salah satu bidang Ekonomi kreatif yang cukup memberikan kontribusi adalah
kewirausahaan. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku
inovatif

yang

dijadikan

dasar

atau

penggerak


dalam

menghadapi

tantangan

hidup. Banyak buku yang telah mendefinisikan ciri-ciri kewirausahaan dari berbagai aspek,

misalnya gender, produk yang dihasilkan, usia, serta profil psikologis, seperti yang ditulis
oleh Griffin & Ebert (2005) dan Boone (2007), yang dapat diringkas sebagai berikut:
1.

Mempunyai hasrat untuk selalu bertanggung jawab bisnis dan sosial

2.

Komitmen terhadap tugas

3.


Memilih resiko yang moderat

4.

Merahasiakan kemampuan untuk sukses

5.

Cepat melihat peluang

6.

Orientasi ke masa depan

7.

Selalu melihat kembali prestasi masa lalu

8.


Memiliki skill dalam organisasi

9.

Toleransi terhadap ambisi

10.

Fleksibilitas tinggi
Salah satu contoh kewirausahaan yang sedang marak adalah bisnis franchise makanan.
Bisnis franchise tersebut sangat digemari oleh masyarakat karena mulai dari harganya yang
murah dan juga bentuknya yang bervariasi. Jenis-jenis franchise makanan yang saat ini ada di
Indonesia antara lain adalah tahu crispy, jamur crispy, kentang crispy, kentang topan, tahu isi
bakso, ketela crispy, dan masih banyak lagi. Contohnya adalah Ny.Tina Suprihatin, Pemilik
Tiens Anugrah Jaya,yang menekuni usaha jamur crispy dan tahu isi bakso yang dapat
mencapai sekitar omset sebesar Rp. 300 juta tiap bulan.
Dari fakta tersebut dapat kita ketahui bahwa sektor kewirausahaan berpengaruh positif
bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat. Menurut data yang diperoleh
dari BPS (Badan Pusat Statistik), pengaruh menjamurnya bisnis franchise sebagai bagian dari

pengembangan Usaha Kecil Menengah adalah sebagai berikut:

1.

Pertama, Usaha Kecil Menengah menjadi penggerak utama perekonomian nasional dengan
kontribusi 54% kepada PDB dan pertumbuhan rata-rata 12,2% per tahun pada 2025 bisa
diwujudkan.

2.

Kedua, mengurangi tingkat kemiskinan. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), orang
miskin pada 2005 mencapai 16,5% (sekitar 37,1 juta jiwa), sedangkan pada tahun 2007
tingkat kemiskinan turun menjadi 15,9%.

3.

Ketiga, mengurangi tingkat pengangguran. Pada 2005, tingkat pengangguran resmi tercatat
pada titik tertinggi, yakni 10,3%. Sementara itu angka pengangguran terbuka pada Agustus
2007 mencapai 10,01 juta orang.


4.

Keempat Menciptakan lapangan kerja dengan menyerap angkatan kerja secara signifikan,
khususnya diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya yang ada.

5.

Kelima meningkatkan pendapatan masyarakat naik menjadi sekitar 2-5%
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bisnis franchise makanan asli Indonesia
merupakan bentuk dari kegiatan kewirausahaan yang muncul dari ide - ide kreatif. Sektor
bidang kewirausahaan juga sangat berperan penting dalam membangun Perekonomian
Indonesia, Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan juga dapat menunjukkan eksistensi bangsa
dan pengembangan terhadap produk dalam negeri.