EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture

  

Sebuah terjemahan bagian dari berbagai purana oleh

Krishna-dvaipayana Vyasa, inkarnasi kesusastraan Tuhan

  

“Ada lima buah perahu untuk menyelamatkan orang-orang yang sedang tenggelam di lautan du-

nia material, yaitu: 1. Sri Visnu, 2. Bhagavad-gita, 3. Srimati Tulasi-devi, 4. Lembu, 5. Ekadasi "

(Sabda Sri Krishna kepada Garuda di dalam Garuda Purana)

"Di antara tumbuh-tumbuhan, Tulasi yang suci itulah yang paling Aku Sayangi, di antara nama-

nama bulan, bulan Kartika yang paling Aku Sayangi, diantara tempat-tempat suci, tempat-Ku

Dvaraka yang tercinta, dan di antara semua hari-hari, Ekadasi-lah yang paling Aku sayangi".

(Padma Purana, Uttara Khanda 112.3)

"Ketika seseorang berpuasa, segala dosa-dosa yang tidak berimbang dinetralisasi, api pencer-

naannya bertambah, dan badan serta pikirannya dinormalisasi. Sebagai tambahan, dia merasakan

badannya ringan, nafsu makan baik, merasakan haus yang sehat, buang kotoran teratur dan pen-

cernaannya teratur, demikian juga kekuatan, energinya yang mapan" (Ayur-veda: Astanga hrdayam

1.3)

"Yang berikut ini adalah manfaat-manfaat dari puasa-puasa: Kejernihan dan kesehatan dari se-

genap organ-organ tubuh berjalan dengan lancar. Buang hajat besar teratur, merasakan keringa-

nan badan. Memiliki nafsu makan yang baik, merasakan lapar dan dahaga pada waktu yang tera-

tur, badan terasa rileks dan terhindar dari ketegangan, ketidakceriaan, dan bebas dari perasaan

murung" (Ayurveda : Sutrasthanam 14.17).

"Aku berpuasa untuk mengendalikan jiwa dan ragaku. Hal ini itu memberikan aku kekuatan dan

tekad yang ampuh untuk mencapai tujuanku". (M.K. Gandhi)

  Buku yang telah diterbitkan :

  7. Sri-sri Nitai Gaurancanda Ashram, Jln. Gempol, Banyuning Singaraja. Telp. 0361-22750 8. Pasraman Nagar Sankirtan Mandir, Jl. Pudak, Br. tembles Desa Penyaringan Jembrana HP.

  13. Krishna Balaram Ashram : Malang atau situs : www.krishna.com, www.krishna-bali.com, www.iskcon.com e-mail : anantavijaya@yahoo.com, sugita_sri@yahoo.com,

  4. Website : http://iskconsurabaya.wordpress.com/

  

2. Perumahan Wisma Lidah Kulon Blok B No.62 A, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Indonesia,

3. 081703637209 (rasa sindhu das), 082188676798 (syama bandhu das), 085232071823 (srivatsa

krsna das), 08175270775 (sandya avatara das)

  1.

  

11. Narayana Smrti Ashram.Jl. Sudharsanacakra No.3 Depok, Maguwoharjo Kab.Sleman Yogyakar-

ta... tlp. 085742371129

  Vaikuntha Vegetarian jl yudistira 11 karang jasi Mataram,

  

10. Harinam Sankirtan Center Jln Visnu no 2 Cakranegara Mataram, 081916004932, 087865479713.

  9. Sri Sri Nitai Gauracandra Ashram Jln Raya Banyu Urip Gg. Bhaktivedanta 108 Dusun Gumesa Uta- ra, Gerung Lobar-Lombok. Telp. 081916004932, 085737698034

  081339670422

  

6. Kiskenda Krishnaloka Ashram, Lingkungan Br. Wani, Desa Gadungan, Selemadeg Timur, Taba-

nan. Telp. 08124602212

  1. Cerita-cerita Veda

  

5. Sri-Sri Radha-Kunjavihari Ashram, Br. Celuk, Desa Paksebali, Depan Lapangan Tembak, Klung-

kung . Telp. 08123656901

  

4. Sri-Sri Radha-Madhava Ashram, Jl. Raya Siangan, Desa Siangan, Gianyar. Telp: 08283681779

  3. Sri-Sri Nitai-Gaurangga Ashram, Banjar Sayan, Baleran, Desa Werdi Buana, Mengwi. Telp: (0361) 7445629.

  

2. Sri-Sri Radha-Rasesvara Ashram, Jln. Tanah Putih, Gg. Tanah Ayu, Blumbungan, Sibang Gede,

Abiansemal, Badung. Telp: (0361) 228391, 081236788708

  

1. Sri Sri Jagannath-Gaurangga Ashram, Jln. Tukad Balian No. 108 Sidakarya - Denpasar. Telp:

(0361) 7424193.08123807300

  6. Tulasi Devi

Pembaca yang tertarik dalam mata pelajaran dari buku ini dapat berkorespondensi ke Pasraman-

pasraman ISKCON (HARE KRISHNA) terdekat yang ada di Indonesia khususnya di Bali se-

perti tersebut di bawah ini :

  5. Ekadasi hari Tuhan Sri Hari

  4. Kisah Rohani Sri Jagannatha

  3. Lila-lila Rohani Sri Caitanya Mahaprabhu

  2. Cerita – Cerita Rohani

  Denpasar, Putrada Ekadasi, 5 Januari 2011 Alihbahasa dan disajikan kembali dari terjemahan awal oleh Srinidhi dasa

  

Kepada guru spiritual hamba yang tercinta,

Yang Paling Berkarunia A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada

yang begitu mengagumkan mempresentasikan Sri Isopanisad, karena dengan membaca buku tersebut,

yang menjadikan saya terinspirasi untuk mendedikasikan hidup saya kepada

  

Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna.

  Bab Nama Veda dari Ekadasi Nama Vaisnava* Bulan Veda Bulan Vaisnava Bulan Barat Hal. No

  17

  Dec.- Jan. Dec. - Jan. Jan. - Feb. Jan. - Feb. Feb. - Mar. Feb. - Mar. Mar. - Apr. Mar.- Apr. Apr.- Mei Apr.- Mei Mei - Jun. Mei - Jun. Jun.- July Jun.- July July- Aug. July - Aug. Aug.- Sept. Aug.- Sept. Sept. - Oct. Sept. - Oct. Oct.- Nov. Oct. - Nov.

  Dec. Nov. - Dec.

  Kesava Narayana Narayana Madhava Madhava Govinda Govinda Visnu Visnu Madhusudana Madhusudana Trivikrama Trivikrama Vamana Vamana Purusottama Purusottama Hresikesa Hresikesa Padmanabha Padmanabha Damodara Damodara Nov. -

  Margasirsa- Krishna Margasirsa-sukla Pausa-Krishna Pausa-sukla Magha-Krishna Magha-sukla Phalguna- Krishna Phalguna-sukla Caitra-Krishna Caitra-sukla Vaisakha- Krishna Vaisakha-sukla Jyestha-Krishna Jyestha-sukla Asadha-Krishna Asadha-sukla Sravana-Krishna Sravana-sukla Bhadrapada- Krishna Bhadrapada- sukla Asvina-Krishna Asvina-sukla Kartika-Krishna Kartika-sukla Kesava

  Utpanna Ekadasi Moksada Ekadasi Saphala Ekadasi Putrada Ekadasi Trisprsa Ekadasi Bhaimi Ekadasi Vijaya Ekadasi Amalaki Ekadasi Papavimocani Ekadasi Da- manakaropani Ekadasi Varuthini Ekadasi Mohini Ekadasi Apara Ekadasi Pandava-nirjala Ekadasi Yogini Ekadasi Devasayani Ekadasi Kamika Ekadasi Pavitraropani Ekadasi Annada Ekadasi Parsva Ekadasi Indira Ekadasi Pasaiikusa Ekadasi Rama Ekadasi Devotthani Ekadasi Visuddha Ekadasi Suddha Ekadasi

  26 Utpanna Ekadasi Moksada Ekadasi Saphala Ekadasi Putrada Ekadasi Sat-tila Ekadasi Jaya Ekadasi Vijaya Ekadasi Amalaki Ekadasi Papamocani Ekadasi Kamada Ekadasi Varuthini Ekadasi Mohini Ekadasi Apara Ekadasi Nirjala Ekadasi Yogini Ekadasi Padma Ekadasi Kamika Ekadasi Putrada Ekadasi Aja Ekadasi Parivartini Ekadasi Indira Ekadasi Papankusa Ekadasi Rama Ekadasi Haribodhini Ekadasi Padmini Ekadasi Parama Ekadasi

  25

  24

  23

  22

  21

  20

  19

  18

  16

  1

  15

  14

  13

  12

  11

  10

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  Nama-nama Ekadasi diambil dari Kalender Vaisnava tahun 1986 Masyarakat Kesadaran Krishna Internasional (ISKCON). Jikalau ada Ekadasi yang tidak bisa di temukan, mo- hon menghitung bulan Vaisnava atau bulan Masehi yang sesuai dengan posisi bab yang tepat.

DAFTAR ISI

  Pedoman pengucapan Sansekerta (tidak disajikan) Kata Pengantar Prakata Guru Spiritual yang sempurna Pendahuluan Doa 1/ Utpanna Ekadasi 2/ Moksada Ekadasi 3/ Saphala Ekadasi 4/ Putrada Ekadasi 5/ Sat-tila Ekadasi 6/ Jaya Ekadasi 7/ Vijaya Ekadasi 8/ Amalaki Ekadasi 9/ Papamocani Ekadasi 10/ Kamada Ekadasi 11/ Varuthini Ekadasi 12/ Mohini Ekadasi 13/ Apara Ekadasi 14/ Nirjala Ekadasi 15/ Yogini Ekadasi 16/ Padma Ekadasi 17/ Kamika Ekadasi 18/ Putrada Ekadasi 19/ Aja Ekadasi 20/ Parivartini Ekadasi 21/ Indira Ekadasi 22/ Papankusa Ekadasi 23/ Rama Ekadasi 24/ Haribodhini Ekadasi 25/ Padmini Ekadasi 26/ Parama Ekadasi Riwayat Penulis (tidak disajikan) Daftar Kata Indeks Umum (tidak disajikan)

  Srila Prabhupada suatu hari berkata bahwa kepustakaan suci Veda yang sangat ce- merlang itu menyuguhkan bermacam-macam jalan bagi golongan-golongan manusia yang berbeda-beda dengan demikian kita menemukan 18 Purana, yaitu: 6 bagi mereka yang memiliki sifat sattvam, 6 yang termasuk golongan rajas, 6 bagi mereka yang termasuk ta-

  

mas. Sebagai tambahan kita juga mendapatkan Upanisad-Upanisad, Vedanta-sutra, Itihasa-

itihasa yang agung seperti Mahabharata dan Ramayana dan banyak lagi macam kepustakaan

  Veda yang lain.

  Semua buku-buku Veda ini mempunyai tujuan yang satu, seperti yang telah dinya- takan di dalam Bhagavad-gita (15-15): vedaisca sarvair aham eva vedyah “dari seluruh Veda Aku (Sri Krishna) yang seharusnya diketahui." Dengan demikian pustaka suci Veda diperun- tukkan bagi semua umat manusia, di dalam tingkatan kerohanian apapun atau di dalam zaman apapun mereka hidup, dan dalam kesibukan mereka berada dan kemajuan apapun yang mereka capai di dalam mencari kesempurnaan, semua itu akan berkulminasi pada cinta yang murni terhadap Tuhan, kesadaran Krishna.

  Buku yang mengagumkan ini tentang hari-hari Ekadasi, diterjemahkan demikian baiknya oleh Penulis, dengan penuh daya tarik di dalam mengungkapkan isi pustaka suci Veda dengan cara dinamis. Yang paling penting, buku ini memiliki otoritas dan autentik, karena terjemahannya menganut standar kepustakaan suci Veda seperti Bhavisya Purana,

  

Brahmanda Purana, dan Skanda Purana dan sebagian besar terdiri dari atas percakapan Sri

Krishna sendiri dengan bhakta-Nya yang agung, Maharaja Yudhistira.

  Selanjutnya kami menandai, bahwa karunia yang diperoleh dengan menjalankan Ekadasi secara tepat akan menarik perhatian di kalangan penganut-penganut kerohanian. Jadi, misalnya orang-orang yang sudah berkeluarga akan tertarik dengan hadiah yang me- rupakan putra-putra yang baik, kesejahteraan rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan bagi mereka yang memiliki keterikatan-keterikatan akan dimotivasi oleh kesempatan akan merasakan cinta terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dengan cepat.

  Tentu saja kemuliaan Ekadasi yang sebenarnya adalah semua golongan umat ma- nusia bisa mencapai kemajuan ke arah tujuannya dengan cepat ialah kesadaran Krishna dengan mentaati hari yang suci ini secara benar. Sri Caitanya Mahaprabhu sendiri dengan ketat sekali menjalankan hari-hari Ekadasi ini, dan beliau meminta agar semua pengikut- pengikut Beliau melakukan hal yang sama. Dengan membaca buku ini secara tekun dan mantap tidak sangsi lagi mereka akan dapat memajukan pengertian mereka tentang hari Ekadasi dan penerapannya yang sangat penting ini.

  Penulisnya, menyuguhkan contoh-contoh yang ideal menyangkut hal tersebut dengan cara menjalankan Ekadasi dengan ketat, dan beliau sendiri memberikan kita se- mua suatu penerangan yang penting mengenai kepustakaan kesadaran Krishna.

  Hridayananda das Goswami GBC

  Masyarakat Kesadaran Krishna Internasional (ISCKON)

PRAKATA

  Publikasi dari Bhaktivedanta Institute sesuai dengan kesimpulan ilmiah dan teologi dari pengetahuan kuno yang ditulis sebagai Veda. Wujud Veda adalah basis dari suatu pe- radaban dan budaya yang memberikan kepentingan yang tertinggi untuk mengangkat sang roh dari cengkeraman keduniawian. Demikianlah budaya Veda mengajarkan seorang untuk mengadopsi suatu kedisiplinan, gaya hidup kesadaran Tuhan sehingga sang roh itu bisa mengalami pengalaman kebahagiaan yang tak terbatas dengan mengembangkan ke- sadaran ketuhanan yang penuh, atau kesadaran Krishna.

  Dalam garis perguruan kesadaran Krishna, berpuasa pada kurun waktu yang tetap adalah sangat direkomendasikan untuk keduanya; kemajuan secara fisik dan secara spiri- tual. Sains tentang pengetahuan nutrisi mengatakan bahwa periode berpuasa memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi badan dengan memberikan organ pencernaan suatu masa rehat dan membiarkan untuk pembersihan secara internal. Dengan begitu badan kemudian berfungsi secara lebih efektif. Bahkan akan lebih penting bagi bhakta Krishna, bagaimanapun, manfaat spiritual akan diperoleh dengan berpuasa pada hari-hari bertuah tertentu, secara ketat mengikuti aturan dan peraturan. Maka bhakta kesadaran Krishna bergembira berpuasa dua kali sebulan, pada hari kesebelas dari bulan purnama dan bulan mati. Seperti yang dijelaskan dalam buku ini, seorang yang berpuasa pada hari ini, yang dinamakan Ekadasi, mencapai tidak hanya manfaat secara fisik tapi mendapatkan manfaat yang mahahebat secara spiritual sepenuhnya.

  Bhaktivedanta Institute secara luar biasa menyambut buku yang indah ini—

  

Ekadasi, hari dari Tuhan Sri Hari—oleh Penulis, anggota dari Bhaktivedanta Institute. Pe-

  nulis adalah sarjana bahasa Sansekerta dan telah secara ekstensif berpengalaman dalam mempraktekkan dalam pelayanan bhakti dari masa kanak-kanak. Beliau dengan bersusah payah mengalihbahasakan bab ini dari berbagai Purana untuk kemajuan kita. Kami berha- rap bahwa buku ini akan menginspirasikan beberapa pencari kebajikan tentang Kebena- ran Mutlak, Sri Krishna, untuk secara serius mulai melaksanakan Ekadasi.

  Bhaktisvarupa Damodara Swami Direktur Internasional

  Bhaktivedanta Institute

Guru Spiritual Yang Sempurna

  Yang mulia penuh karunia A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada muncul di sua- tu keluarga dari bhakta kesadaran Krishna pada tahun 1896 di Calcutta, India. Dari masa kanak-kanak beliau menunjukkan tanda-tanda seorang bhakta Tuhan, sibuk dalam kirtana dan bermain kesadaran Krishna di sekolah. Ayahnya, Gour Mohan De, memberinya lati- han spiritual yang sungguh-sungguh.

  Srila Prabhupada pertama kali bertemu dengan guru kerohaniannya, Srila Bhakti- siddhanta Sarasvati Gosvami (1874 – 1937), di Calcutta pada tahun 1922. Srila Bhakti- siddhanta Sarasvati, bagian dari garis perguruan Brahma-Madhva Gaudiya, adalah seorang yang agung dan sarjana dari filosofi kesadaran Krishna dan pendiri enam puluh empat

  

Gaudiya Maths di India. Pada pertemuan pertama mereka, Srila Prabhupada menerima in-

struksi yang menginspirasi nya untuk membawa tentang suatu revolusi spiritual di dunia.

  Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati berkata, “anda adalah seorang pemuda yang terdidik. Ke- napa kamu tidak mengajarkan pesan Tuhan Caitanya Mahaprabhu ke seluruh dunia?” wa- laupun pengikut dari Veda dan memuja Sri Krishna, Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, sejak masa yang lampau , pengetahuan filosofi mereka dan literatur transcen- dental masih tetap tidak dikenal di luar India. Dengan mengikuti guru Kerohaniannya, Srila Prabhupada menjadi suatu penghubung keseluruhan yang penting dalam transmisi dari menyebarkan pengajaran yang asli oleh Tuhan Krishna sendiri.

  Pada tahun 1944 Srila Prabhupada menerbitkan Back to Godhead, sebuah majalah berbahasa Inggris yang menguraikan secara terinci pengetahuan transendental dari kesa- daran Krishna. Menggunakan uang miliknya dan bekerja dengan tanpa asisten, dia menu- lis, mengedit, mengoreksi cetakan percobaan, percetakan dan distribusi majalah itu ke se- luruh India utara.

  Selama tahun-tahun berlalu, Srila Prabhupada bermimpi beberapa kali bahwa Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati mengatakan kepadanya untuk meninggalkan kehidupan beru- mah tangga dan mengambil tingkatan hidup spiritual tertinggi, tingkat pelepasan sannyasa.

  Ketika Srila Prabhupada bermimpi kembali di Vrindavana, tempat suci yang sangat dicin- tai Sri Krishna, beliau memutuskan untuk mengambil tantangan itu.

  Pada September tahun 1959 Srila Prabhupada mengambil sumpah pelepasan ika- tan dari sarjana terkenal Srila Kesava Maharaja di Mathura dan diberikan nama A.C. Bhaktivedanta Swami, sebagai seorang sannyasi, Srila Prabhupada berada dalam suatu po- sisi yang ideal untuk memenuhi perintah dari guru kerohaniannya, tapi dia memerlukan buku-buku dan bantuan finansial untuk berkunjung ke Amerika.

  Tergantung sepenuhnya pada karunia Tuhan Krishna, Srila Prabhupada mulai sua- tu proyek sastra yang monumental—memproduksi suatu elaborasi secara beranotasi ter- jemahan bahasa Inggris dari Srimad-Bhagavatam karya Srila Krishna Dvaipayana Vyasa, in- karnasi sastra Tuhan. Srimad-Bhagavatam suatu eksiklopedia kitab suci, yang sering disebut sebagai “buah matang dari literatur Veda: karena bhagavatam menguraikan secara ekslusif Tuhan itu personalitas dan lila transendental-Nya. Srila Prabhupada berjuang sendirian, menulis dan mengedit pekerjaan yang luar biasa dan mengumpulkan uang untuk mence- tak tiga volume pertama. Setelah sepenuhnya volume pertama lengkap, beliau memper- kenalkan satu cetakan kepada Perdana Menteri India, Lal Bahadur Shastri, yang meng- hargai karya kesarjanaan dari Srila Prabhupada.

  Pada tahun 1965 akhirnya jelas jalan bagi Srila Prabhupada untuk berlayar dari per- jalanan beliau yang bersejarah ke Barat. Kapal Uap Scindia memberikan beliau tumpan- gan gratis pada kapal kargo Jaladuta, dan pada bulan Agustus 1965 Srila Prabhupada me- ninggalkan India dengan karyanya Srimad-Bhagavatam, sepasang karatala ( cenceng), dan empat puluh rupee mata uang India ( kira-kira tujuh dolar).

  Empat puluh hari perjalanan terbukti penuh kesulitan. Beberapa hari di laut, kapal

  

Jaladuta terempas badai yang keras, dan Srila Prabhupada menderita tidak hanya mabuk

  laut tapi juga mengalami dua kali serangan jantung. Untuk dua malam berturut-turut se- rangan itu datang, dan pada usia enam puluh sembilan beliau mengetahui hal itu akan be- rakibat fatal. Pada malam hari yang ketiga, beliau bermimpi bahwa Tuhan Sri Krishna Sendiri menghimbau beliau dan memberikan perlindungan sepenuhnya. Serangan itu ti- dak berulang.

  Ketika pada akhirnya kapal Jaladuta berlabuh di pelabuhan Boston pada 17 Sep- tember 1965, Srila Prabhupada menulis, “Tuhan Sri Krishna tercinta ku, Anda begitu berkarunia terhadap roh yang tidak ada artinya ini, tapi saya tidak tahu bagaimana menga- pa Anda membawa saya ke sini. Sekarang Anda bisa melakukan apapun yang Anda suka dengan diriku……bagaimana saya akan membuat orang Barat mengerti pesan kesadaran Krishna? Saya sangat tidak beruntung, tidak berkualifikasi, dan sangat jatuh, saya memo- hon berkah karunia Mu sehingga saya bisa meyakinkan mereka, seperti saya tanpa daya melakukan untuk diri saya.”

  Kemudian, dengan buku-buku beliau dan sedikit uang, Srila Prabhupada memasu- ki dunia metropolis yang luas, New York City. Memasuki musim dingin pada tahun 1965

  • 1966 beliau berjuang dalam iklim yang dingin, menjual beberapa buku dari Srimad-

  

Bhagavatam kepada orang - orang yang ingin tahu. Meskipun berada dalam kesulitan, be-

  liau melanjutkan menulis. Pada akhirnya beliau pindah ke Manhattan Lower East Side, menyewa sebuah apartment dan toko di 26 Second Avenue.

  Tersebar berita dikalangan pemuda pencari kebenaran spiritual bahwa seorang

  

swami dari India telah datang dengan “suatu metode yoga spiritual yang khusus” penguca-

  pan maha-mantra Hare Krishna pada bulan Juli 1966 Srila Prabhupada secara resmi mem- bentuk International Society for Krishna Consciousness (ISCKON) dengan beberapa murid. Se- gera setelah itu beliau mengajak murid-murid pertamanya dekat Washington Square Park untuk pengucapan Hare Krishna pertama mereka pada publik. Toko beliau yang kecil te- lah mulai menarik perhatian di Lower East Side. Meskipun beliau menerapkan aturan yang ketat—tidak makan daging, hubungan suami istri yang tidak mengikuti aturan, mabuk- mabukan, atau berjudi—beliau dengan segera menarik sedikit pengikut tapi berdedikasi.

  Dalam sebulan Srila Prabhupada telah membuka center di San Francisco, Mon- treal, Boston, Los Angeles, dan Buffalo. Beliau mendirikan komunitas pertanian New Vrindavana di Virginia Barat dan mengenakan kepada Barat sistem pendidikan gurukula Veda. Srila Prabhupada juga menginspirasi pembangunan beberapa pusat budaya inter- nasional di India, seperti Sri Chaitanya-chandrodaya Mandir di Bengal Barat, Krishna- Balaram Temple dan wisma tamu di Vrindavana, dan sebuah temple yang luas dan pusat pendidikan di Bombay. Sebelum Srila Prabhupada meninggalkan dunia ini pada tahun 1977, beliau melihat gerakan kesadaran Krishna-nya menyebar ke seluruh dunia, dengan pusat di pusat kota Amerika, Eropa, Afrika, Asia dan Australia.

  Walaupun secara rutin mengunjungi—beliau membuat tidak kurang dari empat belas tour dunia dalam dua belas tahun—Srila Prabhupada tidak pernah berhenti menulis mengenai pengetahuan kesadaran Krishna. Lebih dari delapan puluh volume dari buku- buku beliau yang telah dipublikasikan dalam lebih tiga puluh bahasa, dan lebih dari 150 juta eksemplar dari literatur itu yang telah didistribusikan di seluruh dunia. Buku-buku ini termasuk adalah Bhagavad-gita Menurut Aslinya (1968), Ajaran Tuhan Sri Caitanya (1970),

  

Ajaran Abadi Upadesamrta (1970) tujuh belas volume Sri Caitanya-caritamrta (1973-75) dan tiga puluh volume dari Srimad-Bhagavatam (1962-77). Dimanapun Srila Prabhupada ting- gal, beliau mengalihbahasakan literatur Veda dan mengasuh murid-murid dan gerakannya.

  Srila Prabhupada menyelesaikan prestasi yang tidak bisa dipahami ini di antara usia enam puluh sembilan dan delapan puluh satu melalui usaha personal yang sangat luar bi- asa dan keyakinan yang tak tergoyahkan kepada Krishna, Tuhan Yang Maha Esa. Anya sedikit prestasi transendental yang beliau raih di ungkapkan di sini. Biografi beliau yang lengkap, ditulis oleh Satsvarupa dasa Goswami, telah tersedia. Diberi judul Srila Prabhu- pada-lilamrta.

  Sangat jelas bahwa Srila Prabhupada bukan seorang spiritualis biasa; lebih daripada itu, beliau adalah orang suci yang agung terpilih dan dikuasakan oleh Sri Krishna untuk membawa orang – orang di dunia ke dalam kerajaan Tuhan dengan mengangkat mereka ke dalam proses yang murni dari kesadaran Krishna. Kontribusi Srila Prabhupada yang sangat signifikan dalam hal ini adalah buku-buku karya beliau, yang mendapatkan peng- hormatan tertinggi oleh komunitas akademis untuk otoritas, kedalaman dan kemurnian karyanya. Sungguh, mereka menjadikan sebagai standar buku acuan di banyak perguruan tinggi. Bhaktivedanta Book Trust, didirikan pada tahun 1972 yang mempublikasikan karya beliau, menjadi penerbit terbesar di dunia dalam bidang religi dan filosofi India. Buku-buku karya Srila Prabhupada bisa memberikan manfaat kepada seluruh umat ma- nusia, untuk kata-kata dari guru spiritual yang sempurna ini bisa menyelamatkan setiap orang dari dunia yang bersifat munafik dan penuh penderitaan dan menunjukkannya jalan pulang kembali kepada Tuhan.

  

PENDAHULUAN

"Jika seseorang berpuasa pada hari Ekadasi, Aku akan membakar sampai hangus segala do-

sa-dosanya dan mengkaruniakan kepadanya sesuatu tempat di kediaman-Ku............. Sebenarnya

  

Ekadasi adalah hari yang sangat mulia dan memberi manfaat atau hikmah untuk melebur segala ma-

cam dosa apapun, dan hari Ekadasi itu muncul demi untuk memberikan keuntungan kepada setiap

orang (Sri Krishna kepada Arjuna. Bab I)

  Seperti yang disabdakan oleh Sri Krishna Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa, di dalam Bhagavad-gita (15.7), mahluk hidup itu yang selalu berjuang di dunia material ini adalah merupakan bunga api rohani bagian dari Diri Beliau Sendiri, sebagai roh utama yang utuh. Sebagaimana halnya fungsi dari bagian-bagian badan itu secara alamiah adalah untuk melayani keseluruhan badan itu, fungsi alamiah makhluk hidup untuk melayani Sri Krishna. Tetapi fungsinya mi telah ditutupi oleh kegelapan, sebab mahluk hidup ini ber- sentuhan dengan alam material. Yang seharusnya dia melayani Sri Krishna, malahan dia sendiri mengidentifikasikan dirinya dengan badan dan pikirannya dan mencoba mengua- sai segenap energi material dari Sri Krishna. Kecemaran yang diakibatkan ini dikenal se- bagai ego palsu atau identifikasi yang palsu paisa terhadap materi. Hal inilah yang menye- babkan sumber dari penderitaan bagi atma. Tetapi sama halnya dengan air yang tercemar bisa disaring dan disuling dan dengan demikian air itu akan menjadi murni, seperti kea- daannya semula, Begitulah mahluk hidup tersebut yang tercemar oleh ego palsu bisa dis- ucikan dengan proses kerohanian kesadaran Krishna. Salah satu dari pada bagian yang penting dalam proses ini adalah melakukan puasa pada hari Ekadasi.

  Ekadasi adalah hari pertapaan yang secara teratur dilakukan oleh mereka yang menganut Sanatana Dharma, atau kesadaran Krishna. Eka berarti "satu' dan dasi adalah bentuk feminim dari kata dasa, yang berarti "sepuluh". Dengan demikian Ekadasi berarti hari yang kesebelas yang mencakup baik menuju bulan mati maupun purnama dalam dua minggu pada tiap-tiap bulan. Pada hari-hari yang khusus ini para hari Ekadasi itu sehingga setiap orang bisa meningkatkan kerohaniaannya. Mereka yang berlindung menyerahkan diri kepada Sri Krishna, para bhakta Sri Krishna melakukan puasa ini untuk mendapatkan karunia dari Beliau. Mereka menjadi bebas dari cengkeraman maya, dan kembali pulang ke tempat tinggal Tuhan Yang Maha Esa untuk melayani Sri Krishna selamanya. Sebaliknya orang-orang yang bodoh, mengambil "manfaat dari kesempatan yang suci untuk meraih keuntungan material yang juga dianugerahkan oleh Sri Krishna. Tetapi bahkan orang ma- terialistik pun secara tidak sengaja mendapatkan pembebasan dengan cara melakukan pu- asa Ekadasi secara berkesinambungan. Begitulah besarnya kekuatan hari Ekadasi.

  Namun untuk mendapatkan manfaat puasa Ekadasi secara penuh maka para pela- ku harus mengikuti syarat-syarat dan peraturan-peraturan yang ada pada buku ini. Jika se- gala persyaratan itu dilakukan dengan tepat maka melaksanakan puasa ini mengangkat roh-roh yang jatuh tempat asalnya, yang merupakan kedudukan dasar yaitu mengadakan pelayanan bhakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu Ekadasi disebut yang terbaik di antara segala situasi apapun. Setiap orang digugah perasaannya untuk me- nikmati buah yang mengagumkan dari pelaksanaan puasa Ekadasi.

  Pada hari puasa itu seorang hendaklah menghindari pekerjaan fisik yang melelah- kan, jika mungkin, hanya melakukan aktivitas – aktivitas yang ada hubungannya dengan pelayanan bhakti terhadap Sri Krishna, Tuhan Yang Maha Esa. Sepucuk surat dari Srila Prabhupada kepada Yadurani-devi dasi, tertanggal 9 Juli 1971, mengukuhkan pernyataan ini. "Mengapa hanya 25 kali putaran berjapa?" "Beliau menulis" Kamu hendaklah berjapa sebanyak mungkin. Ekadasi yang sebenarnya berarti, berpuasa dan berjapa dan tidak me- lakukan pekerjaan lain. Apabila seseorang melaksanakan puasa, berjapa itu terasa jauh le- bih mudah. Dengan demikian pada hari Ekadasi pekerjaan-pekerjaan lain dapat ditang- guhkan sedemikian rupa, asalkan tidak ada pekerjaan yang sangat mendesak untuk dila- kukan.

  Pentingnya Ekadasi dijelaskan dalam Caitanya-caritamrta (Adi-lila, 15.9-10), dalam percakapan antara Sri Caitanya dengan ibu Beliau, Saci-devi: "Pada suatu hari Sri Caitanya Mahaprabhu bersimpuh di kaki ibu Beliau dan mohon kepadanya untuk memberikan Be- liau sesuatu sebagai hadiah. Lalu ibuNya menjawab "Anakku sayang, aku akan memberi- kan kepadaMu apapun yang kamu minta. Lalu Beliau bersabda, "Ibu-Ku Sayang, mohon janganlah makan biji-bijian pada waktu hari Ekadasi". Dalam penjelasan Srila Prabhupada menulis. "Dari sejak Beliau masih kanak-kanak, Sri Caitanya Mahaprabhu telah memper- kenalkan sistem pelaksanaan puasa pada hari Ekadasi. Di dalam Bhakti Sandarbha, oleh Srila Jiva Gosvami, ada suatu kutipan dari Skanda Purana, yang intinya menyatakan bahwa seseorang yang makan biji-biji pada hari Ekadasi, menjadi pembunuh ibunya, ayahnya, saudaranya dan guru kerohaniannya, dan bahkan jika seandainya dia bisa naik ke planet

  

Vaikuntha dia akan jatuh. Pada hari Ekadasi segala sesuatunya dimasak untuk Sri Vishnu

  termasuk memasak nasi sehari-harinya dan dal, tetapi telah disepakati, bahwa seorang

  

Vaisnava pun tidak makan Vishnu-prasadam, pada hari Ekadasi. Dinyatakan bahwa seo-

  rang Vaisnava tidak boleh menerima makanan apapun yang tidak dipersembahkan terle- bih dahulu kepada Vishnu. Tetapi khusus pada hari Ekadasi seorang Vaisnava bahkan menyentuhpun tidak boleh Maha-prasadam yang telah dipersembahkan kepada Sri Vishnu, meskipun prasadam semacam itu bisa dimakan untuk keesokan harinya. Orang dilarang dengan keras sekali untuk menerima makanan apapun yang terbuat dari biji-bijian pada hari Ekadasi, walaupun dipersembahkan terlebih dahulu kepada Sri Vishnu.

  Baik cara pengobatan Barat maupun Ayur-veda kedua-duanya menganjurkan ber- puasa untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan. Sesungguhnya ahli biologi modern dan resi zaman dahulu sepakat mengatakan bahwa, berpuasa itu bisa mening- katkan kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu wajarlah untuk dimengerti bahwa ber- puasa pada EKADASI menghindarkan dan menyembuhkan banyak penyakit. Srila Prab- hupada menyatakan di dalam Srimad-Bhagavatam (1.17.33 penjelasan).

  Suatu negara yang menginginkan untuk memberantas korupsi yang merajalela bisa memperkenalkan prinsip-prinsip agama dengan cara sebagai berikut: 1. Wajibkanlah me- reka puasa selama 2 hari dalam 1 bulan jika mungkin bisa lebih (untuk pertapaan). Di- pandang dari sudut ekonomi 2 hari puasa dalam satu bulan seperti itu, Negara akan bisa menghemat berton-ton makanan dan sistem itu juga akan berakibat sangat menguntung- kan bagi kesehatan para warga negaranya.”

  Dalam buku ini para pembaca akan menemukan, bahwa beberapa orang yang me- lakukan puasa Ekadasi mendapat planet-planet surga. Tujuan ini janganlah disalah- mengertikan sebagai tujuan terpenting dari puasa Ekadasi. Banyak tokoh-tokoh disebut dalam buku ini melakukan puasa Ekadasi secara kebetulan, mereka dengan sendirinya ti- dak' mengikutinya, syarat-syarat dan peraturan apapun dan malahan mereka benar-benar memang tidak tekun. Mereka tidak tahu, bahwa mereka sedang melakukan puasa Ekadasi, dan hati mereka masih dipenuhi oleh keinginan-keinginan material. Tetapi para bhakta kesadaran Krishna yang melakukannya tanpa motivasi keinginan material hanya melaksa- nakannya karena bhakti yang tiada taranya terhadap Tuhan. Dan yang selalu melaksana- kan puasa Ekadasi berdasarkan pikiran atau tekad tersebut dengan sendirinya akan men- capai Goloka Vrindavana, tempat tinggal Sri Krishna, Tuhan Yang Maha Esa. Puasa Ekadasi benar-benar merupakan pertolongan yang besar bagi seseorang yang sedang me- rintis jalan kembali ke tempat tinggal Tuhan Yang Maha Kuasa.

  

Bagaimana Caranya Melaksanakan Hari Ekadasi

  Pada umumnya kata puasa berarti sepenuhnya tidak makan maupun minum, tetapi air acamana dan caranamrta boleh diminum hanya 3 tetes jika seseorang merasa tidak sang- gup melaksanakan puasa seperti ini maka dia bisa makan makanan non grain (tanpa biji- bijian) hanya sekali di sore hari. Makanan seperti ini disebut nakta, atau makan malam yang terdiri dari umbi-umbian, seperti ketela pohon, keladi, kacang tanah (kacang tanah termasuk umbi-umbian), wortel, dan sebagainya, buah-buahan, air, makanan yang dibuat dari susu, gula, sayur-sayuran, kecuali jamur. Dia hendaklah berusaha untuk tidak makan dan minum lebih dari satu kali pada waktu hari Ekadasi. Sebagai yang disabdakan oleh Sri Krishna kepada Arjuna dalam bab I buku ini, hikmah secara utuh bisa didapat oleh seseo- rang yang melakukan puasa sepenuhnya pada hari puasa Ekadasi, sedangkan orang-orang yang makan atau minum hanya satu kali akan memperoleh setengah dari hikmah itu. Ten- tu saja bagi setiap bhakta dalam kesadaran Krishna, mengajarkan nama suci Tuhan adalah tugas yang paling penting, dan jika dengan berpuasa penuh itu mengganggu tugasnya, maka puasa itu bisa tidak dilaksanakan. Tetapi jika seorang bhakta dapat mengikuti pera- turan-peraturan puasa penuh itu dan masih bisa melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, sebaiknyalah dia melakukan puasa itu.

  Dalam keadaan apapun seseorang harus dengan tegas menghindari makanan yang terdiri atas biji-bijian pada waktu hari Ekadasi. Seseorang seharusnya juga menghindari tidur di siang hari, tidak boleh berhubungan seks, tidak boleh makan sirih, tidak boleh menyentuh yang sedang menstruasi (datang bulan) tidak boleh menyentuh candala (pema- kan daging anjing), tidak boleh menyentuh orang yang sedang mabuk, tidak boleh men- cukur rambut, tidak boleh makan dengan alat-alat yang terbuat dari logam, jika seseorang terpaksa makan pada hari Ekadasi itu, dia juga harus menghindari makanan seperti beri- kut (di samping biji-bijian dan kacang-kacangan), bayam, madu, terong, makan dirumah orang lain, dan garam laut (jenis garam lain seperti garam yang berasal dari karang diizin- kan). Hanya mereka yang sakit sajalah boleh minum obat-obatan pada hari yang suci ini.

  Meskipun dewasa ini kalender Veda dimulai dengan bulan Caitra (Maret-April), zaman dahulu tahun baru itu mulai pada bulan Margasirsa, (Nopember-Desember). Ini adalah bulan yang sangat suci. Seperti yang disabdakan Sri Krishna di dalam Bhagavad-gita (10-35) masanam marga-sirso ham: “Di antara semua nama-nama bulan Aku adalah Marga- sirsa”. Jadi seseorang yang baru mulai melaksanakan puasa Ekadasi, biasanya mengawali pada bulan ini. Terdapat dua Ekadasi setiap bulan, menjelang bulan mati dan menjelang bulan purnama. Kedua-duanya memiliki kekuatan yang sama ampuhnya bagi perkemban- gan spiritual.

  Untuk memulai puasa, seorang bhakta pertama-tama harus memiliki tekad yang kuat, agar tekun melaksanakan tekadnya itu. Kemudian dia hendaklah mencari seorang bhakta brahmana dari Tuhan Yang Maha Esa dan langsung belajar darinya tentang proses pelaksanaan puasa. Ekadasi yang suci ini. Jika dia tidak bisa melaksanakan puasa itu seca- ra utuh, disebabkan oleh karena sakit atau umur tua dia harus mencari resi yang agung dan berdana punia kepadanya pada hari Ekadasi ini. Namun bagi seorang Vaisnava pera- turan untuk memberikan dana punia pada hari Ekadasi itu berarti, bahwa pada hari terse- but dia harus membuat usaha ekstra untuk mengembangkan kesadaran Krishna, yang merupakan harta yang termahal. Inilah dana punia yang sebenarnya. Penerapan penting lainnya pada Ekadasi ialah mendengar dan membaca Ekadasi yang bersangkutan. Sri Krishna sendiri dengan tegas menganjurkan penerapan ini karena hal itu sangat meno- long bagi seseorang untuk mendapatkan hasil atau pahala dari puasa tersebut.

  Jika karena suatu hal seorang tidak disengaja lupa melaksanakan Ekadasi pada hari yang ditetapkan, dia bisa melakukan puasa keesokan harinya, Dvadasi, dan kemudian membuka puasanya pada Trayodasi, sehari setelah itu, seperti dinyatakan dalam kitab suci Veda,

  ekadasi vipluta ced dvadasi paratah sthita upasya dvadasim tatra yadicched paramam padam

  “Jika seseorang yang dengan bertekad bulat menginginkan untuk mencapai tempat tinggal Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna lupa melaksanakan Ekadasi, dia harus melaksanakannya pada hari Dvadasi sebab Ekadasi masih tetap berlaku bersam- bung ke hari berikutnya.

  Selama Ekadasi yang jatuh menjelang bulan purnama, seorang bhakta hendaknya bermeditasi pada 12 nama suci Vishnu dengan berjapa mantra om kesavaya namah dan mantra yang lain yang biasa diucapkan oleh bhakta Tuhan secara sistematis pada waktu mereka memasang tilaka di beberapa bagian tubuhnya. Selama Ekadasi yang jatuh pada hari menjelang bulan mati. Bhakta hendaknya bermeditasi pada 16 nama Suci Vishnu dari kelipatan 4 ekspansi Beliau dan perbanyakan-perbanyakan Beliau yang lain. Seorang bhakta sebaiknya berjapa om sankarsanaya namah, om govindaya namah, dan sebagainya (Mo- hon lihat dalam Caitanya-caritamrta, Madhya-lila 20.195-97)

  Selama setiap Ekadasi, seseorang hendaknya secara berkesinambungan bermeditasi kepada Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, serta memuja segenap ekspansi- ekspansi Beliau. Dia boleh juga bermeditasi kepada 8 jenis wujud Arca Beliau. Di dalam Srimad-Bhagavatam (11.27.12) Sri Krishna bersabda kepada Uddhava.

  saili daru-mayi lauhi lepya lekhya ca saikati mano-mayi mani-mayi pratimasta-vidha smrta

  “Delapan wujud Arca Tuhan Yang Maha Kuasa muncul sebagai batu, kayu, logam, luki- san, pasir, pikiran, dan batu-batu permata" Jika Ekadasi secara perbintangan dikombinasikan dengan Dasami (hari yang ke-10) menjelang bulan mati atau purnama). Orang itu tidak diharuskan untuk puasa, tetapi jika hari dikombinasikan dengan Dvadasi hari ke-12 menjelang bulan mati atau purnama) hari itu disebut Ekadasi atau Mahadvadasi dan kemudian pada hari itu hendaklah melaksana- kan puasa penuh. Dalam peradaban Veda, Mahadvadasi ini masih dikatakan Ekadasi. Setelah melaksanakan puasa dengan tekun pada hari Ekadasi, dengan mengikuti persyara- tan dan peraturan, dia hendaklah membuka puasanya 2 jam sesudah matahari terbit pada hari Dvadasi.

  Menurut kepustakaan suci, setiap orang yang berumur lebih dari lima tahun, hen- daklah sudah melakukan puasa Ekadasi. Juga para acarya menganjurkan anggota dari catur warna di masyarakat, agar melaksanakan Ekadasi dengan tekun dan ketat untuk mencapai tempat suci Sri Krishna, Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun ada terdapat instruksi- instruksi berikut ini untuk wanita-wanita yang sudah menikah.

  

patvo jivati ya nari upasya vrtam acaret

ayusam harate bhartur narakam caiva gacchati

  "Seorang Wanita yang suaminya masih ada hendaknya minta ijin kepadanya untuk mela- kukan puasa. Jika dia tidak minta izin untuk itu dia akan mengurangi umur suaminya dan mengirimkannya ke neraka" oleh karena itu seorang wanita yang telah bersuami harus minta izin kepada suaminya sebelum melaksanakan puasa Ekadasi.

  Pada keesokan harinya dia hendaklah berserah diri kepada Arca Tuhan Yang Maha kuasa. Sri Krishna atau Sri Rama dan mengucapkan mantra purusa-sukta, dimulai dengan

  

sloka yang kata-kata awalnya adalah sahasra sirsa purusah. Dia hendaklah bersujud dan ber-

  meditasi pada Kaki Padma-Nya sambil mengucapkan om damodaraya namah. Kemudian berkonsentrasi pada pinggul-Nya sambil mengucapkan mantra om madhavaya namah, ke- mudian berkonsentrasi pada bagian pribadi-Nya sambil mengucapkan om kamapataya na-

  

mah kemudian pada pinggang-Nya sambil mengucapkan om vamanaya namah, pada pusar-

  Nya dengan mengucapkan om padmanabaya namah, lalu pada perut-Nya, sambil mengu- capkan om visvamurtaye namah, lalu pada jantung-Nya sambil mengucapkan om jnanagamyaye

  

namah, pada tenggorokan-Nya, sambil mengucapkan om srikanthaya namah, pada tangan-

  Nya sambil mengucapkan om sahasrabahave namah, pada dahi Beliau, sambil mengucapkan

  

om urugayai namah, pada hidung-Nya, sambil mengucapkan om narakesvaraya namah, pada

  rambut-Nya, sambil mengucapkan om sarvakamadaya namah, dan pada kepala-Nya, dengan mantra om sahasrasirsaya namah.

  Dengan cara ini bhakta itu juga berkonsentrasi pada wujud yang begitu menarik dan cemerlang dari Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, dan berse- rah diri kepada Beliau. Dia hendaknya juga berjapa nama suci—Hare Krishna; Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare / Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare—sambil memainkan alat-alat musik yang beraneka ragam, dan dia juga berjapa di dalam hati memakai japa mala dengan khusuk dan penuh cinta kasih. Jika mungkin, seha- rusnya dia tetap terjaga sepanjang malam sambil memuji nama Beliau dengan cara seperti tersebut di atas.

  Seorang penyembah yang taat mengikuti perintah-perintah guru kerohaniaannya dan melaksanakan puasa pada hari Ekadasi—dengan puasa penuh dan mengangungkan nama suci-Nya, sepanjang hari, siang dan malam dalam suasana bhakti—dan pastinya menjadi sepenuhnya terserap dalam kesadaran Krishna yang murni.

  Pada hari Dvadasi, bhakta hendaknya pertama-tama membersihkan sekujur tu- buhnya dengan mandi dan hatinya dengan berjapa maha-mantra dalam hati. Kemudian dia hendaknya memasak makanan yang enak-enak untuk memuaskan Beliau dan memper- sembahkannya dengan penuh cinta-bhakti dan diiringi dengan doa yang tulus kehadapan- Nya. Setelah membagikan maha-prasadam itu kepada bhakta yang lain dan kepada para brahmana. Dia bisa berbuka puasanya dan bergembira dalam melayani prasadam itu.

  

Sekelumit Tentang Buku Ini

  Buku ini dimaksudkan untuk melengkapi buku-buku Srila Prabhupada. Buku ini terdiri atas terjemahan dari berbagai Purana yang telah di seleksi, yang ditulis oleh Srila Vyasadeva, avatara kesusastraan dari Tuhan Yang Maha Esa, Sri Suta Gosvami mewe- jangkannya kepada 88.000 resi-resi yang berkumpul di hutan Naimisaranya. Resi Saunaka, ketua semua para resi itu menanyakan kepada Srila Suta Gosvami, bagaimana seseorang terbebas dari semua reaksi-reaksi dosa kalau seseorang tidak bebas dari semua reaksi do- sanya, dia tidak akan dapat melakukan pelayanan bhakti yang murni, sebagaimana yang disabdakan oleh Sri Krishna sendiri dalam Bhagavad-gita (7.28): yesam tv anta-gatam papam

  

jananam punya karmanam……bhajante mam drdha vratah. "Orang-orang yang telah melaku-

  kan hal-hal yang baik (suba-karma) dalam kehidupannya yang terdahulu dan yang semua aktivitas dosanya telah dikikis seluruhnya akan sibuk melayani-Ku dengan penuh bhakti"

  Untuk menjawab Resi Saunaka, Resi Suta Gosvami menceritakan berbagai keja- dian yang bersejarah yang berisi percakapan-percakapan yang pernah dilakukan pada za- man dahulu kala. Orang-orang mungkin mengira, bahwa aturan-aturan yang ketat untuk melakukan puasa Ekadasi yang diberikan dalam ceritera-ceritera itu berasal dari Karma Kanda dari Pustaka Suci Veda, tetapi semua peraturan-peraturan ini dimaksudkan untuk menolong para bhakta yang tekun untuk mencapai penyucian yang agung. Kalau tidak ceritera-ceritera ini murni sejarah, tidak mungkin Sri Krishna, Arjuna, Yudhisthira, Dewa Brahma, Narada-Muni, Resi Suta Gosvami, Resi Saunaka, akan menghamburkan waktu yang sangat berharga itu untuk menceriterakan fakta-fakta yang sangat mengesankan ini. Sri Dvaipayana Vyasa, avatara kesusastraan dari Tuhan, tidak mungkin mau menulis se- mua itu serta memasukkan ke dalam purana-purana yang diperuntukkan bagi mereka- mereka yang bersifat kebaikan, oleh karena itu seseorang yang menekuni jalan spiritual harus mengikuti perintah-perintah ini secara lengkap dan sepenuh hati. Semua perintah- perintah ini dimaksudkan demi meningkatkan spiritualitas kita. Seluruh proses dari kesa- daran Krishna sebagaimana yang diajarkan oleh Sri Caitanya Mahaprabhu berdasarkan

  

Vairagya-vidya. "Pengetahuan dan pengendalian diri" pelaksanaan puasa Ekadasi yang ke-

  tat itu adalah suatu kegiatan yang wajib, dan pengendalian diri terbukti bisa meningkatkan kesucian dan cinta-bhakti seorang bhakta terhadap Sri Krishna. Sebagai yang telah ditulis oleh Srila Prabhupada dalam buku beliau Ajaran Abadi Upadesamrta (hal 63). "Di dalam

  

Brahma-vaivarta Purana dinyatakan, bahwa seseorang yang melakukan puasa pada hari

  Ekadasi terbebas dari segala macam reaksi dosa dan dapat maju dalam kehidupan yang saleh. Dasar dari prinsip-prinsip ini tidaklah hanya sekedar puasa, tetapi untuk mening- katkan keimanan dan cinta kasih seseorang kepada Sri Govinda, atau Sri Krishna Alasan yang sebenarnya untuk melakukan puasa pada hari Ekadasi ialah untuk mengurangi kein- ginan badaniah itu dan untuk menyibukkan diri (memakai waktu kita) di dalam pelayanan bhakti terhadap yang lain. Hal yang terbaik dilakukan pada waktu hari-hari puasa, ialah mengingat dan mengenang lila Sri Govinda dan mengucapkan nama suci Beliau secara terus-menerus?."