PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS KEHILANGAN BARANG KIRIMAN (STUDI KASUS JALUR NUGRAHA EKAKURIR KOTA PALU) Rizky Ihkwan Sahlan Armin Kasim Abstrak - PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS KEHILANGAN BARANG KIRIMAN (STUDI KASUS JALUR NUGRAHA EKA

  

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS KEHILANGAN

BARANG KIRIMAN (STUDI KASUS JALUR NUGRAHA EKAKURIR KOTA PALU)

Rizky Ihkwan

Sahlan

  

Armin Kasim

Abstrak

  Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang modern kebutuhan hidup manusia

sangatlah banyak.Baik itu kebutuhan pokok maupun kebutuhan tambahan. Salah satu kebutuhan

tambahan adalah tentang kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Jasa Jalur Nugraha

Ekakurir atau yang sering dikenal dengan sebutan JNE merupakan salah satu jasa pengiriman

barang.Banyak peristiwa hukum yang berkaitan dengan jasa pengiriman barang.Khususnya

yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap konsumen atas kehilangan barang kiriman

tersebut.Kenyataan yang ditemukan sering kali klaim yang diajukan oleh pengirim kurang

ditanggapi oleh pihak perusahaan pengiriman sehingga menimbulkan sengketa.Hal ini

mendorong penulis untuk membahas tentang perlindungan hukum terhadap konsumen atas

kehilangan barang kiriman. Di dalam penelitian ini digunakan rumusan masalah yaitu

bagaimanakah bentuk perlindungan hukun bagi konsumen pengguna jasa PT. JNE kota Palu

apabila terjadi kehilangan barang kiriman.

  Untuk menjawab pokok permasalahan tersebut di atas yang merupakan penelitian

lapangan (field research) dan kepustakaan (library), maka penulis menggunakan metode

penelitian empiris yaitu menggunakan data perimer dan data sekunder, data primer yang di

peroleh secara langsung dari penelitian lapangan, dengan menggunakan tekhnik wawancara

dengan pihak-pihak terkait menyangkut perlindungan hukum terhadap konsumen atas

kehilangan barang kiriman PT. JNE di Kota Palu, Selain data primer yang digunakan,

penelitian ini juga menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan-bahan

kepustakaan. Untuk itu, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari studi

kepustakaan terkait dengan bahan-bahan hukum yang digunakan. Data sekunder yang dimaksud

dalam penelitian ini yaitu Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan maslah dalam

penelitian ini, buku-buku hukum terkait dengan hukum perlindungan konsumen hasil penelitian,

artikel dan karya ilmiah yang berhubungan dengan penelitian ini.Peraturan Perundang-

undangan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

  Kata kunci: Konsumen, Barang kiriman, Perlindungan Hukum, JNE

I. PENDAHULUAN Kemajuan pesat dalam bidang ilmu

  pengetahuan dan teknologi menjadi salah

A. LATAR BELAKANG

  satu ciri modernisasi yang senantiasa kehidupan manusia terutama dalam bidang penyediaan pelayanan yang berhubungan dengan data, informasi serta barang dan/atau jasa. Perkembangan informasi dan teknologi dalam bidang penyediaan jasa menuntut tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat modern saat ini, terutama kebutuhan akan kecepatan pelayanan, pengiriman maupun penerimaan layanan jasa, informasi, serta barang, dan/atau dokumen. Sejak dahulu, masyarakat sudah mengenal pentingnya pemenuhan akan kebutuhan pertukaran dan pengiriman informasi serta barang dan/atau dokumen.

  Manusia menggunakan burung merpati sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan komunikasi, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pertukaran barang dari satu tempat ke tempat lainnya, masyarakat jaman dahulu menggunakan jalur laut seperti kapal ataupun jalur darat seperti berjalan kaki atau menggunakan kereta.Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia.Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan globalisasi di segala bidang yang diiringi pula oleh tingginya tingkat mobilitas penduduk, lalu lintas uang dan barang dalam arus perdagangan serta semakin pesatnya pertarungan bisnis.

  1 Dari sisi lain beban tugas pemerintah

  semakin berat karena semakin tingginya tuntutan peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu kebutuhan hidup yang tak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling mengirim barang dari tempat yang jauh membuat jasa ini menjadi sangat penting. Banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang baik perusahaan negeri maupun perusahaan swasta seperti PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang berkantor pusat di alamat Jl. Tomang Raya No. 11 jakarta Barat. Seiring dengan berkembangnya bisnis jasa pengiriman barang, PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) juga semakin berkembang, ditandai dengan banyaknya cabang dan agen-agen PT.JNE yang tersebar diseluruh Indonesia, salah satunya berada di kota Palu yang berkantor pusat di Jl. Moh. Hatta No. 45. PT.JNE menyediakan berbagai macam fasilitas dan pelayanan bagi masyarakat. Pengguna jasa PT. JNE (yang selanjutnya disebut sebagai konsumen) berhak untuk memilih paket-

  1 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/533/jbptunikomp paket yang telah disediakan oleh PT.JNE kota Palu.

  Untuk memilih paket-paket tersebut JNE melayani kiriman paket dan dokumen pekah waktu tujuan dalam negeri melalui lebih dari 1.500 titik layanan ekslusif dari penjemputan hingga pengantaran yang tersebar diseluruh Indonesia. Memanfaatkan moda transportasi tercepat yang tersedia, melayani beragam jenis layanan sesuai kebutuhan pelanggan di antaranya sebagai berikut:

  1. Diplomat Bagi kiriman peka waktu yang menuntut pengamanan optimal, JNE menyediakan petugas khusus yg selalu siap mengantarkan sendiri dengan moda transportasi tercepat.Layanan yang dikenal dengan sebutan “DIPLOMAT” ini memungkinkan pengawasan ketat dari petugas kami mulai saat penjemputan dilokasi pengirim hingga serah terima dilokasi penerima. Biaya pengiriman disesuaikan dengan transportasi dan biaya- biaya lain yang menyertai proses pengiriman.

  2. Layanan super speed Pelanggan yang memiliki kiriman diluar jadwal rutin dan rute tetap JNE dapat memanfaatkan layanan “SUPER SPEED (SS)” Layanan ini menggunakan moda transportasi udara direct fight atau darat langsung ke tujuan, sepanjang jadwal penerbangan tersedia. Target waktu penyampaian kiriman dengan layanan SS adalah dalam waktu kurun waktu 24 jam sejak saat penjemputan ditempat pengirim, tiba dihari yang sama (syarat dan ketentuan berlaku) dengan biaya kirim Rp. 84.000,-/kg pertama dan Rp. 8.400,-/kg berikutnya.

  3. Yakin esok sampai JNE mengantisipasi kebutuhan dengan target pengantaran ditujuan pada keesokan harinya dengan menawarkan layanan premium pengantaran dalam waktusatu hari yang disebut yakin esok sampai atau YES. Dan sebagai bentuk tanggung jawab atas kualitas layanan ini, JNE memberikan jaminan uang kembali (biaya kirim) apabila kiriman tidak terantar pada keesokan harinya, layanan paket ini 1 hari sampai dengan biaya kirim Rp 15.000,- /kg.

  4. Layanan regular Memahami gaya hidup masyarakat modern yang dinamis dan pentimgnya nilai- nilai efektif dan efisiensi, JNE melalui layanan regular menawarkan layanan pengantaran cepat, aman dan handal sampai kepelosok Indonesia. Jaringan JNE yang luas dan layanan yang profesional telah terbukti menjadi dukungan yang tepat bagi dunia usaha dalam pendistribusian produk dan meningkatkan daya saing. Perlu diketahui banhwa ongkos kirimnya adalah Rp. 14.000,-/kg dengan durasi 3-5 hari.

  5. Ongkos kirim ekonomis Khusus kiriman dengan ukuran besar atau berat, JNE menawarkan layanan ongkos kirim Ekonomis atau OKE layanan dengan harga ekonomis ini memanfaatkan moda transportasi Cargo udara dan angkutan darat, menghubungkan kota-kota besar, ibu kota propinsi sampai ke kabupaten dengan biaya kirim Rp 7.000,-/kg dan durasi 2-3 hari.

  Dalam era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat saat ini, transaksi bisnis dan perdagangan juga menuntut kualitas pengantaran yang cepat. Kecepatan dalam pengantaran tidak hanya diperlukan, akan tetapi telah merupakan suatu keharusan. Melalui Divisi Intracity, JNE menawarkan jasa kurir dengan satu kualitas layanan yakni pengantaran pada hari yang sama. Layanan

  intracity JNE tersedia disetiap kota besar

  baru ini merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat kota modern. Sistem pengelolaan pengiriman dengan konsep ini menuntut kedisiplinan tinggi yang hanya dapat diberikan petugas JNE yang telah terlatih dan didukung sistem pengendalian kualitas yang berlapis.

  2 Faktor kurangnya ketelitian pihak

  PT. JNE dalam pengiriman barang yang mengakibatkan barang menjadi hilang, kecelakaan pada saat petugas mengirimkan barang sehingga menyebabkan barang/dokumen menjadi hilang atau terlambat, lupa mencantumkan kode pada barang yang menyebabkan salah alamat dalam pengantaran dan menyebabkan barang menjadi terlambat datang dan masih banyak alasan lainyang menyebabkan barang menjadi terlambat atau hilang dalam pengantaran. Masalah yang sering terjadi pada PT. JNE Kota Palu adalah keterlambatan pengiriman yang tidak sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Ada berbagai macam alasan yang menyebabkan keterlambatan tersebut, alasan yang paling sering digunakan oleh pihak PT. JNE Kota Palu adalah dikarenakan overload (jumlah barang yang 2

  http//www.pasarsemarang.com/artikel/3443- variasi-servis-pengiriman-paket-jne-apasih-reg-yes- dikirim terlalu banyak dan harus menunggu untuk dikirim sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan) Keterlambatan tersebut menyebabkan konsumen merasa dirugikan karena pihak penanggung jawab dari PT. JNE Kota Palu tidak memberi informasi atas keterlambatan yang terjadi.

  Keterlambatan yang tidak disertai dengan pemberitahuan atau pengumuman dari pihak PT. JNE Kota Palu kepada para konsumen telah melanggar Pasal 7 Undang- undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut sebagai UUPK) yang menyebabkan kerugian pada konsumen. Pada umumnya PT.JNE Kota Palu hanya berlindung dibalik penerapan klausula baku, yang telah ditandatangani oleh kedua pihak yakni pihak PT.JNE Kota Palu dan pihak konsumen, yang terdapat dalam bukti resi pengiriman. Dalam hal ini menyebabkan konsumen berada pada posisi yang lemah dan tidak memiliki kesempatan untuk menerima atau menolak perjanjian karena faktor kebutuhan.

  Perlindungan konsumen merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat.Dalam kegiatan bisnis yang sehat terdapat perlindungan hukum antar konsumen dengan produsen. Tidak adanya perlindungan yang seimbang menyebabkan konsumen berada pada posisi yang lemah. Hal itu tentu saja akan merugikan konsumen. Kerugian-kerugian yang di alami oleh konsumen tersebut dapat timbul sebagai akibat dari adanya hubungan hukum perjanjian antara produsen dengan konsumen, maupun akibat dari adanya perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh produsen.

  Perlindungan konsumen merupakan suatau hal yang baru dalam dunia peraturan perundang-undangan di Indonesia.Meskipun “Dengungan” mengenai perlunya peraturan perundang-perundangan yang komprehensip bagi konsumen tersebut sudah digaungkan sejak lama.Praktik monopoli dan tidak adanya perlindungan konsumen telah meletakkan posisi konsumen dalam tingkat yang terendah dalam menghadapi para pelaku usaha.Tidak adanya alternative yang dapat diambil oleh konsumen telah menjadi suatu “rahasia umum” dalam dunia industri Indonesia.

  3 Ketidak berdayaan konsumen dalam

  menghadapi pelaku usaha ini jelas sangat merugikan masyarakat. Pada umumnya para pelaku usaha berlindung dibalik Standar

  Conract atau Perjanjian Baku yang telah 3 Gunawan, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta, ditanda tangani oleh kedua belah pihak (antara pelaku usaha dan konsumen), ataupun melalui berbagai informasi “semu” yang diberikan pelaku usaha kepada konsumen.

  antara para pihak tidak selamanya dapat berjalan mulus dalam arti masing-masing pihak puas, karena kadang-kadang pihak penerima tidak menerima barang atau jasa sesuai dengan harapannya.Apabila pembeli, yang dalam hal ini konsumen, tidak menerima barang atau jasa sesuai dengan yang diperjanjikan, maka produsen telah melakukan wanprestasi, sehingga konsumen mengalami kerugian.

  Wanprestasi salah satu pihak dalam perjanjian merupakan kelalaian untuk memenuhi syarat yang tercantum dalam perjanjian. Hal ini disebabkan karena persayaratan-persyaratan tersebut telah dituangkan ke dalam suatu perjanjian baku. Perjanjian yang demikian sudah lazim dipergunakan dalam memegang peranan penting dalam hukum bisnis yang pada umumnya dilandasi oleh nilai-nilai yang berorientasi pada efisiensi.

  Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan peningkatan upaya untuk melindunginya, sehingga hak-hak konsumen dapat ditegakkan. Namun sebaliknya, perlu diperhatikan bahwa dalam memberikan perlindungan kepada konsumen, tidak boleh justru mematikian usaha produsen, karena keberadaan produsen merupakan suatu esensial dalam perekonomian negara. Oleh karena itu, ketentuan yang memberikan perlindungan kepada konsumen juga harus diimbangi dengan ketentuan yang memberikan perlindungan kepada produsen, sehingga perlindungan konsumen tidak justru membalik kedudukan konsumen dari kedudukan yang lemah menjadi lebih kuat, dan sebaliknya produsen yang menjadi lemah.Disamping itu, untuk melindungi diri dari kerugian akibat danya tuntutan dari konsumen, produsen juga dapat mengasuransikan tanggung gugatnya terhadap konsumen tersebut.

4 Perjanjian-perjanjian yang dilakukan

  Upaya terpenting dalam memberikan perlindungan kepada konsumen adalah melalui peraturan perundang-undangan, sehingga perlu melengkapi ketentuan perundang-undangan bidang perlindungan konsumen yang sudah ada. Hal ini perlu dilakukan dengan pertimbangan yang undang-undang negara lain yang dianggap berhasil dalam memberikan perlindungan kepada konsumen, karena keberhasilan undang-undang di negara lain belum tentu mencapai keberhasilan yang sama di Indonesia.

5 Berdasarkan latar belakang yang

  telah dijelaskan di atas, penting kiranya untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen PT.JNE Kota Palu, maka penulis melakukan penelitian terkait perlindungan hukum terhadap konsumen jasa pengiriman barang dalam bentuk proposal skripsi yang berjudul : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS KEHILANGAN BARANG KIRIMAN ( Studi kasus Jalur Nugraha Ekakurir Kota Palu).

  Berdasarkan latar belakang masalah yang ada penulis tertarik untuk meneliti masalah yaitu : Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasa PT JNE kota Palu apabila terjadi kehilangan barang kiriman.? 5 Ahmadi Miru, Prinsip-prinsip perlindungan hukum

  bagi konsumen di Indonesia, PT. RAJAGRAFINDO

  II. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa PT. JNE

  Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan peningkatan upaya untuk melindunginya.Sehingga hak-haknya dapat ditegakkan.Keseimbangan perlindungan hukum antara konsumen dan produsen.

  Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.

  6 Istilah konsumen barasal dari ahli bahasa

  dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

  consument /konsument (Belanda). Pengertian

B.RUMUSAN MASALAH

  dari consumer atau consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harafiah arti kata dari consumer adalah (lawan dari produsen) setiap orang yang menggunakan barang. Tujuan penggunaan barang atau jasa nanti menentukan termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut. Begitu pula kamus Bahasa Inggris-

  6 Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung jawab produk, Panta Rei, Jakarta, 2005, Indonesia member arti kata consumer pihak JNE akan menyarankan konsumen

  7

  sebagai pemakai atau konsumen. atau pengirim untuk mengasuransikannya. Untuk pengiriman Rumusan pengertian perlindungan barang yang diasuransikan, penggantian konsumen yang terdapat dalam pasal 1 kerugian barang dibayar penuh sesuai angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun dengan besarnya nominal barang yang 1999 tentang Perlindungan Konsumen tertera atau dicantumkan dalam polis (selanjutnya disebut dengan Undang- asuransi atau penggantian kerugian Undang Perlindungan Konsumen/UUPK) dibayar dengan barang yang sama. Premi tersebut cukup memadai. Kalimat yang asuransi dibayar sendiri oleh pengirim menyatakan “segala upaya yang menjamin ketika barang yang bernilai tinggi adanya kepastian hukum”, diharapkan tersebut setuju untuk diasuransikan dan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan

  9 dikirim melalui jasa JNE.

  sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan Jika dicermati, syarat standar

  8

  perlindungan konsumen. pengiriman JNE tidak banyak memberikan perlindungan hukum bagi Berdasarkan hasil wawancara konsumen JNE kota Palu. Dimana

  Bapak Aryadi Firdaus, sebagai Human pemberian informasi dan penjelasan Capital/HRD JNE kantor cabang jln. mengenai bentuk perlindungan atau

  Moh. Hatta kota Palu menerangkan bentuk tanggungjawaban pihak JNE bahwa perlindungan hukum bagi dalam hal terjadi kehilangan barang konsumen ialah pihak JNE bertanggung kiriman, tidak diatur dalam pasal-pasal jawab untuk kerugian dengan didalam surat perjanjian tersebut. penggantian maksimum 10 (sepuluh)

  Disamping itu, dalam setiap resi kali biaya pengiriman. Jika barang yang pengiriman yang diserahkan kepada masuk dalam kategori bernilai tinggi, konsumen juga tidak dapat standar 7 kontrak yang memuat hal-hal yang

  Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm. 22 8

  berkaitan dengan hak jaminan

  Ahamadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum

  keselamatan barang dan jasa bagi

  Perlindungan Konsumen, PT. Rajawali pers, Jakarta, 2014, hal. 1 pengguna jasa JNE kota Palu. Hal ini mempermasalahkan kenyamanan membuat konsumen tidak mengetahui dalam menggunakan jasa JNE yaitu dan paham akan hak-haknya, sehingga diantaranya sering terjadinya menjadikan konsumen tidak bisa berbuat keterlambatan dengan alasan banyak terhadap kerugian yang untuk barang yang mereka

  overload

  dideritanya sebagai akibat pemanfaatan kirim atau terima sehingga bagi jasa pengiriman dalam hal terjadi mereka yang memiliki online shop, kehilangan barang kiriman. Apabila hal ini sangat merugikan karena konsumen mengetahui tentang tingkat sering mendapat keluhan dari para

  10 mutu dan pelayanan JNE kota Palu maka konsumennya.

  setiknya konsumen akan mengerti b.

  Hak untuk memilih barang dan/atau standar mutu pelayanan JNE kota Palu jasa serta mendapatkan barang dan dapat mengajukan keluhannya dan/atau jasa tersebut sesuai dengan kepada pihak JNE. nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

  Perlu diketahui, Indonesia Masih dengan narasumber memiliki pengaturan tentang hak-hak yang sama, menurut Sdri. Devita, konsumen yang di ataur dalam pasal 4 jaminan untuk kondisi dari barang

  Undang-undang perlindungan yang tidak diperoleh. Setiap paket konsumen, yaitu: kiriman barang baik yang dia a. kirimkan kepada konsumen maupun

  Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam yang dia terima dari produsennya mengkomsumsi barang dan/atau diluar kota palu sering mengalami jasa; cacat atau perubahan fisik

  Berdasarkan hasil wawancara diantaranya kardus atau dos dengan konsumen yaitu sdri. Devita, paketannya saat yang dia terima Sdri. Samsia, Sdri. Della, hak berupa sudah mengalami kerusakan sekitar jaminan dalam hal keamanan barang

  40% yang mengakibatkan isi dari yang dikirim melalui jasa JNE, paketan tersebut juga mengalami sudah diperoleh walaupun belum kerusakan dan tentu mengakibatkan secara maksimal. mereka lebih isi dari paketan tersebut sudah tidak bisa dijual lagi. Namun Sdri. Devita pernah mengajukan complain tersebut kepada pihak JNE mengenai barang yang telah diterima yang mengalami kerusakan namun pihak JNE hanya mengganti kerugian dengan 10 (sepuluh) kali lipat ongkos kirim saja, sedangkan barang tersebut bernilai sekitar Rp. 1.200.000 yang berarti tidak sesuai dengan penggantian kerugian barang yang diterimanya. Tetapi pihak JNE telah menyarankan untuk mengasuransikannya sebelum paket barang dikirimkan namun Sdri.Devita tidak menggubris hal tersebut karena dengan alasan waktu yang lama untuk mengurusnya.

  11 c.

  Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

  Setiap narasumber yang diwawancarai sekitar 5 orang pada tanggal 18 April 2017, semuanya menjawab hal yang sama tentang informasi atas jaminan barang dan jasa yang mereka percayakan pengirimannya kepada pihak JNE. Hal ini dibuktikan, tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui bentuk ganti rugi dan perlindungan dari pihak JNE atas setiap kerugian yang mereka peroleh.Bahkan diantara mereka hanya memilih untukdiam saja apabila mengalami hal seperti kerusakan paket karena tidak paham haknya sebagai konsumen.

  d.

  Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

  Untuk jaminan hak yang satu ini, berdasarkan wawancara dengan narasumber yaitu Sdr. Kamil yang pernah menyampaikan keluhannya atas kualitas pelayanan jasa dari pihak JNE, pihak JNE yang dihubungi melalui customer servicenya, hanya memberikan penjelasan tentang bentuk ganti rugi yang biasa yang dia dapatkan tanpa memberitahukan bagaimana caranya memperoleh ganti rugi tersebut. Bahkan dalam kasus yang dialaminya paket kirimannya yang berupa Handphone, mengalami kerusakan fisik sehingga saat digunakan sudah tidak berfungsi secara maksimal.Saat menyampaikan kerugiannya pada pihak JNE, prosesnya seperti ditarik ulur dan memakan waktu yang lumayan lama.

  12 e.

  Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

  Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, hak para pengguna jasa untuk memperoleh perlindungan jika terjadi kerusakan, kehilangan, atau keterlambatan paket barang menurut analisa saya sendiri belum diberikan secara maksimal dan melalui proses yang panjang bagi konsumen.

  f.

  Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

  Untuk hak konsumen pada poin ini, ada salah satu konsumen JNE yaitu Sdri.Samsia menyatakan bahwa pelayanan dari pihak JNE tidak benar dan jujur, karena dari barang yang telah dikirimkan biasanya tidak sampai di alamat yang seharusnya di antar langsung ke alamat tersebut. Dari pihak JNE menyatakan bahwa barang tersebut sudah di antar oleh kurir kami tetapi saat pengantaran barang, dengan alas an pemilik barang tidak ada dirumah maka barang yang dibawah oleh kurir dikembalikan lagi kekantor, maka pemilik barang tersebut yang harus mengabilnya sendiri di kantor.

  13 g.

  Hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

  Pemberian kompensasi ataupun ganti rugi atas kerugian konsumen memang diberikan oleh pihak JNE. Hanya saja, ketidakterbukaan dan tidak adanya penjelasan tertulis akan tanggung jawab pihak JNE membuat konsumen tidak mengetahui dan tidak paham akan hak mereka sehingga banyak diantara para konsumen yang merasa dirugikan tidak berbuat banyak untuk memperoleh hak tersebut. Selain itu, proses yang lama membuat konsumen lebih memilih untuk menempuh jalur damai dan tidak memperkarakan kerugian yang dialaminya. Pembuatan UUPK sudah mengerti dengan resiko yang akan dihadapi konsumen seperti diatas. Dengan tingkat pendidikan dan wawasan yang kurang, pemberian informasi mengenai barang dan/atau jasa tidak bisa hanya sebatas hak konsumen. Untuk melindungi konsumen, Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah mengatur tentang kewajiban pelaku usaha yang berkaitan dengan ganti rugi yang tidak termuat didalam surat perjanjian keagenan JNE. Pada

  pasal 7 huruf (1) UUPK berbunyi: Pelaku usaha berkewajiban untuk “Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan”.

  Dalam hal keterlambatan, kerusakan, atau kehilangan barang kiriman pihak JNE sendiri masih terus mencari solusi yang tepat karena terjadinya keterlambatan, kerusakan, atau kehilangan tidak sepenuhnya merupakan tanggungjawab JNE kota Palu. Keterlambatan dikarenakan faktor transit yang cukup lama. Dalam hal kerusakan dokumen atau barang tersebut maka perlu diperhatikan dari cara pengirim membungkus secara benar dan rapi terutama untuk benda- benda yang mudah pecah. Untuk hal kerusakan, jika kerusakan berasal dari buruknya cara pengirim membungkus paket, maka pihak JNE tidak bertanggungjawab dan apabila ada klaim dari penerima, maka barang dikembalikan kepada pengirim. Apabila paket rusak saat didaerah transit, maka yang bertanggung jawab adalah pihak JNE didaerah transitnya barang kiriman tersebut.Adapun dalam hal kehilangan, pihak yang bertanggungjawab tergantung letak dimana barang tersebut dalam peroses pengiriman.Jika hilang didaerah transit merupakan tanggungjawab pihak JNE daerah transit, namun jika barang hilang dalam perjalanan dari daerah transit ke penerima, maka beban tanggungjawab dibebankan kepada kedua pihak yaitu pihak JNE transit dan pihak JNE penerima.

  Konsumen merupakan salah satu pelaku kegiatan perekonomian dalam suatu negara.Konsumen merupakan individu/kelompok orang yang mengkomsumsi suatu barang atau jasa yang disediakan oleh produsen.Konsumen sebagai sebagai pemakai barang atau jasa memerlukan suatu perlindungan hukum yang jelas dalam mendapatkan kepuasan serta kelayakan dalam mengkomsumsi barang atau jasa.Perlindungan konsumen menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, pasal 1 butir 1 adalah “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.Dalam hal ini maka dalam segala pemakaian peroduk atau jasa oleh konsumen, konsumen berhak mendapatkan suatu kepastian hukum.

  Perlindungan bagi konsumen banyak macamnya, seperti perlindungan kesehatan dan keselamatan konsumen hak atas kenyamanan, hak dilayani dengan baik oleh produsen maupun pasar, hak untuk mendapatkan barang atau jasa yang layak dan lain sebagainya. Banyaknya hak dalam perlindungan konsumen disebabkan oleh faktor bahwa konsumen adalah pelaku ekonomi yang penting, karena tanpa adanya konsumen dalam produksi barang atau jasa, maka suatu perekonomian tidak akan berjalan.

  III.PENUTUP A. Kesimpulan

  Hasil Penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh pihak JNE hanya melandaskan klausul baku yang hanya menguntungkan pihak pelaku usaha saja. Penggantian kerugian hanya sejumlah 10 kali biaya pengiriman. Namun bila barang yang akan dikirim masuk dalam kategori bernilai tinggi, penggantian kerugian barang dibayar penuh sesuai dengan besarnya nominal barang yang tertera/dicamtumkan dalam polis asuransi atau penggantian kerugian dibayar dengan barang yang sama. Premi asuransi dibayar sendiri oleh pengirim. Apabila perusahaan dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah, maka ia dapat dibebaskan dari tuntutan penggantian kerugian.

  B. Saran

  Di dalam hubungan kontraktual setidaknya masing-masing pihak mempunyai itikat baik. Para pihak memberikan informasi yang jelas, terperinci, dan jujur, sehingga dengan informasi yang diberikan masing- masing pihak, akan meminimalisir adanya sengketa apabila terjadi kerugian. Selain itu para pihak mengikuti peraturan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.JNE selaku pihak pelaku usaha diharapkan lebih responsif atas komplain kehilangan barang dari konsumen.Sehingga menyelesaikan sengketa konsumen dapat segera diselesaikan dengan baik.Akan lebih baik apabila ada fasilitas semacam Customer Service yang menangani khusus masalah komplain dan klaim asuransi atas kehilangan barang, demi pelayanan yang lebih baik lagi.

  DAFTAR PUSTAKA A. Buku

  Gunawan, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama), 2001

  Ahamadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), 2013

  Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk, (Jakarta: Panta Rei), 2005

  Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Sinar Grafika), 2014 Ahamadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT.

  Rajawali Pers), 2014 B.

   Internet

   http//www.pasarsemarang.com/artikel/3443-variasi-servis-pengiriman-paket-jne- apasih-reg-yes-reg-bedanya/

C. Undang-Undang

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PRODUK PASTA GIGI YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA (DIETHYLENE GLYCOL)

0 5 16

TANGGUNG JAWAB PT. TIKI JNE DALAM PENGIRIMAN BARANG TERHADAP KONSUMENNYA (Studi pada PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR Cab. Bandar Lampung)

2 31 69

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PERUMAHAN ATAS PENERBITAN BROSUR PEMASARAN OLEH PERUSAHAAN PENGEMBANG PERUMAHAN (DEVELOPER)

3 23 53

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG

7 55 60

View of PENCARIAN LOKASI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) TERDEKAT MENGGUNAKAN HAVERSINE FORMULA (STUDI KASUS KOTA SAMARINDA)

0 1 5

PENGARUH BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALITY PELANGGAN JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) SLAMET RIYADI SOLO TAHUN 2014

0 0 18

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP KERUGIAN ATAS PENGGUNAAN BARANG YANG MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI ( DITINJAU DARI UU PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KUH PERDATA) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dalam Memenuhi Syarat –

0 0 9

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN ITIKAD BURUK DARI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 560 KPDT.SUS2012)

0 2 10

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA MILIK ASING YANG BELUM DIDAFTARKAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 189 KPdt.Sus-HKI (H.C)2013)

1 0 14

PENEGAKAN HUKUM PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ORANG ASING DI KOTA PALU (STUDI KASUS DI IMIGRASI KLAS I PALU) LIANORA SINAGA JUBAIR SYACHDIN Abstrak - PENEGAKAN HUKUM PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ORANG ASING DI KOTA PALU (STUDI KASUS DI IMIGRASI KLAS I PALU)

0 0 15