Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Bentuk dengan Gerak Benda Melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Inpres Maranatha

  

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Bentuk dengan

Gerak Benda Melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Inpres

Maranatha

  

Siana

  Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

  

ABSTRAK

  Siana, 2015. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Bentuk dengan Gerak Benda melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Inpres Maranatha Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Muhammad Ali, Pembimbing (II) Yusuf Kendek Palui.

  Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi hubungan bentuk dengan gerak benda melalui metode eksperimen di kelas III SD Inpres Maranatha. Metode penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu meliputi 4 tahap : (i) perencanaan, (ii) pelaksanaan tindakan, (iii) observasi, dan (iv) refleksi. Penggunaan model ini dikarenakan alur yang digunakan cukup sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan 2 yaitu 34,72% kriteria kurang, observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 diperoleh persentase rata-rata 41,67% kriteria kurang, rata-rata daya serap individu siswa kelas III SD Inpres Maranatha 45,92%, dan ketuntasan belajar 17,86%. Observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 2 yaitu 88,89% kriteria baik. Siklus II pertemuan 2 meningkat 93,33% kriteria baik, hasil belajar rata-rata eksperimen yang diperoleh pada siklus II yakni 80,87% tuntas belajar siswa dengan presentase 92,86% dari 28 siswa. Penggunaan metode eksperimen pada materi hubungan bentuk dengan gerak benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Inpres Maranatha.

  Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Eksperimen

I. PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan evaluasi. Untuk itu, evaluasi dilakukan atas komponen-komponen dan proses kerjanya sehingga apabila terjadi kegagalan dalam mencapai tujuan maka dapat ditelusuri komponen dan proses yang menjadi sumber kegagalan (Purwanto, 2013).

  Siswa adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah siswa dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-laki dan ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.

  Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan (Syaiful B. Djamarah. 1997).

  Kondisi yang dialami siswa dari segi faktor kurangnya minat dan motivasi dari anak. Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu tidak terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Sebab kesulitan belajarnya disebabkan karena tidak adanya minat atau oleh sebab yang lain.

  Informasi guru mata pelajaran IPA bahwa hasil belajar siswa di kelas III SD Inpres Maranatha khususnya materi hubungan bentuk dengan gerak benda masih rendah, dimana persentase kemampuan individu di bawah 60% dan ketuntasan belajar tidak mencapai ketuntasan yang ditetapkan sekolah yaitu 85%. Hal tersebut berarti kegiatan pembelajaran belum tuntas dan tidak tercapai tujuan yang diinginkan yaitu secara klasikal 60%. Dengan kata lain hasil belajar IPA siswa kelas III SD Inpres Maranatha rendah.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah: “apakah dengan melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi hubungan bentuk dengan gerak benda di kelas III SD Inpres Maranatha”?

  Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi hubungan bentuk dengan gerak benda melalui metode eksperimen di kelas III SD Inpres Maranatha.

II. METODE PENELITIAN

  Desan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Depdiknas, 2004) yaitu meliputi 4 tahap : (i) perencanaan, (ii) pelaksanaan tindakan, (iii) observasi, dan (iv) refleksi. Penggunaan model ini dikarenakan alur yang digunakan cukup sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1.

  Keterangan : = Pratindakan 1 = Rencana siklus 1

  2 = Pelaksanaan siklus 1 3 = Observasi siklus 1 4 = Refleksi siklus 1 5 = Rencana siklus 2 6 = Pelaksanaan siklus 1 7 = Observasi 2 8 = Refleksi siklus 2 a = Siklus 1 b = Siklus 2

Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc. Taggart

  Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Maranatha dengan subyek penelitian adalah siswa kelas III dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki, dan 15 siswa perempuan yang mengikuti mata pelajaran IPA tahun pelajaran 2014-2015.

  Secara umum kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu Siklus I dan Siklus

  II. Pelaksanaka tindakan dilakukan dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dilakukan kegiatan belajar dan pertemuan kedua dilakukan ter hasil belajar.

  Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari guru mata pelajaran IPA kelas III SD Inpres Maranatha Tahun Pelajaran 2014-2015. Jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada siswa dan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan terhadap data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui lembar observasi yang dilakukan terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, aktivitas siswa dan kinerja kelompok.

  1. Observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengukur kemampuan guru dalam menerapkan skenario pembelajaran yang telah direncanaan.

  2. Observasi aktivitas siswa bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

  3. Afektivitas siswa bertujuan untuk mengukur sikap siswa dalam mengikuti pelajaran.

  4. Kinerja kelompok bertujuan untuk mengukur keterampilan siswa secara berkelompok.

  Data kuantitatif dikumpulkan melalui cara pemberian tes, pemberian tes ini terdiri dari tes awal dan tes akhir.

  1. Tes awal yaitu tes yang dilakukan untuk dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pembentukan kelompok belajar yang heterogen.

  2. Tes akhir yaitu tes yang diberikan setiap akhir tindakan (pada akhir tindakan siklus I dan siklus II) dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi.

  Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data kualitatif yaitu hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang merupakan alat ukur yang digunakan untuk penilaian berupa lembar observasi yang diisi oleh observer pada proses pembelajaran. Adapun aspek yang diamati terdiri dari tiga tahap yaitu tahap awal, inti dan penutup. Seperti yang tercantum dalam lembar observasi aktivitas guru. Setiap item penilaian akan diberikan skor 1 (kurang), 2 (sedang), 3 (baik) dan 4 (sangat baik).

  Selanjutnya dihitung persentase rata-rata dengan menggunakan persamaan :

  Jumlah Skor Presentase nilai rata-rata (NR) = x 100% (Depdiknas, 2004). Skor Maksimal

  Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: 90% > NR < 100% : Sangat Baik 80% > NR < 90% : Baik 70% > NR < 80% : Cukup 60% > NR < 70% : Kurang 0% > NR < 60% : Sangat Kurang

  Selain menggunakan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam data kualitatif juga digunakan lembar penilaian afektif siswa dan penilaian kelompok.

1. Penilaian Afektif Siswa

  Penilaian afektif siswa menunjukkan aspek-aspek yang dinilai untuk tiap siswa, yang diamati dalam kegiatan belajar mengajar. Tabel Penilaian Afektif Siswa

  No Aspek yang Diamati Nilai

  1 Kerajinan/Kehadiran

  4

  2 Perhatian mengikuti pelajaran

  4

  3 Keaktifan dalam KBM

  4

  4 Kerapian

  4 Jumlah Nilai 16 2.

  Penilaian Kelompok Penilaian kelompok menunjukkan aspek-aspek yang dinilai untuk masing- masing kelompok yang diamati dalam kegiatan belajar mengajar.

  Tabel Penilaian Kelompok No Aspek yang Diamati Nilai

  1 Keseriusan saat berdiskusi sesama anggota

  4 kelompok

  2 Saling menghargai

  4

  3 Kerjasama

  4 Jumlah Nilai

  12 Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa dengan menentukan presentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

  1. Daya Serap Individu

  Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut : DSI =

  X Y

  x 100% Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu minimal.

  2. Ketuntasan Belajar Klasikal

  Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut : KBK =

  ∑ N ∑ S

  x 100% Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 85% siswa telah tuntas secara individual.

  3. Daya Serap Klasikal

  Analisa data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut: DSK =

  ∑ P ∑ I

  x 100% Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 60% siswa telah tuntas secara individual.

  Indikator Kinerja

  Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini apabila persentase daya serap individual memperoleh nilai minimal 60% dan ketuntasan mencapai 85% (Depdiknas, 2004).

  Indikator kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru serta penelitian afektif siswa dan penilaian kelompok yang dilaksanakan dua siklus. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika aktivitas siswa dan aktivitas guru serta penilaian afektif siswa dan penilaian kelompok siswa telah berada dalam kategori sangat baik (90% > NR < 100%).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan 2 yaitu 34,72% kriteria kurang, observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 diperoleh persentase rata-rata 41,67% kriteria kurang, rata-rata daya serap individu siswa kelas III SD Inpres Maranatha 45,92%, dan ketuntasan belajar 17,86%. Observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 2 yaitu 88,89% kriteria baik. Siklus II pertemuan 2 meningkat 93,33% kriteria baik, hasil belajar rata-rata eksperimen yang diperoleh pada siklus II yakni 80,87% tuntas belajar siswa dengan presentase 92,86% dari 28 siswa. Penggunaan metode eksperimen pada materi hubungan bentuk dengan gerak benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Inpres Maranatha.

  Pada awal kegiatan belajar siswa tampak bersemangat dan antusias walaupun masih bingung cara menggunakan metode eksperimen. Setelah peneliti menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran dan menggunakan metode eksperimen, siswa memahami dan pembelajaran IPA menyenangkan bagi siswa.

  Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat menciptakan kondisi belajar siswa menjadi lebih aktif. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran baik dalam menjawab pertanyaan, maupun mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, yang mana siswa selalu menunjukkan antusias yang tinggi dalam menerima pelajaran.

  Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi merupakan langkah yang tepat. dengan metode ini siswa menjadi lebih mandiri dan paham, karena pembelajaran menjadi lebih konkret dan realistis.

  Hasil observasi dan serangkaian pembelajaran tindakan dapat terlihat kemajuannya yaitu pada siklus 2. Ini dapat dilihat saat kegiatan belajar mengajar, yaitu :

  1. Guru berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I.

  2. Suasana belajar siswa lebih interaktif, siswa terlihat antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

  3. Interaktif yang terjadi multi arah, tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga antara siswa dengan siswa.

  4. Kemampuan guru dalam menggunakan metode eksperimen telah maksimal.

  5. Guru telah berusaha agar siswa yang kurang pandai, berani bertanya dan mengeluarkan pendapat.

  Berdasarkan pelaksanaan kegiatan eksperimen tindakan siklus I ternyata menunjukkan bahwa sebagai siswa masih kurang aktif dan masih terlihat bingung dalam kegiatan ini. Oleh karena itu siklus I penelitian belum mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 80%.

  Hasil kegiatan eksperimen pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan, dimana aktivitas belajar mengajar antara guru dan siswa belum memperoleh hasil yang baik, begitulah hasil tes kegiatan eksperimen, dengan demikian peneliti melakukan tindakan siklus II yang diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal.

  Berdasarkan hasil observasi dan hasil eksperimen tindakan siklus 2 sebagai berikut :

  1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana tindakan yang telah dirancang.

  2. Penggunaan metode eksperimen dalam menyajikan materi pembelajaran tentang hubungan bentuk dengan gerak benda mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi.

  3. Selama kegiatan pembelajaran, siswa mengikuti secara aktif dan bersemangat. Hal ini dapat dilihat pada saat diskusi kelompok Peningkatan hasil belajar dengan melakukan eksperimen tersebut dikarenakan guru mampu memberikan bimbingan belajar menggunakan metode eksperimen dan guru mampu mengarahkan siswa dalam menyimpulkan hasil eksperimen.

  Peningkatan ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan sesuai dengan prinsip belajar tuntas. Oleh karena itu, peneliti merasa tidak perlu untuk melakukan lagi penelitian ke siklus berikutnya. Penelitian hanya dapat dilakukan dalam dua siklus saja, karena penelitian ini dianggap telah berhasil dan perlu dipertahankan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III SD Inpres Maranatha. Hal ini ditunjukan pada hasil belajar siklus II diperoleh tuntas belajar secara klasikal 92,86% dari 28 orang siswa dan rata-rata daya serap idividu 80,87%. Aktivitas guru meningkat 88,89% kriteria baik dan aktivitas siswa 93,33% kriteria baik.

  Saran

  Berdasarkan hasil pembahasan dari hasil penelitian penggunaan metode eksperimen, peneliti memberikan saran diantaranya :

1. Guru mata pelajaran IPA dapat menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar IPA sehingga kegiatan belajar mengajar dapat lebih optimal.

  2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keaktifan metode eksperimen sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan mengidentifikasikan aktivitas mental siswa, dengan memodifikasi desain atau rancangan penelitian, sehingga diperoleh perubahan yang lebih baik.

DAFTAR RUJUKAN

  Departemen Pendidikan Nasional (2004). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Revisi 1 April 2004), Jakarta: Depdiknas. Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Syaiful B. Djamarah. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Materi Benda dan Sifatnya

7 51 199

Perbandingan Metode Eksperimen Inkuiri dengan Eksperimen Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Siswa pada Materi Pokok Sistem Pernapasan

3 15 48

Perbandingan Metode Eksperimen Inkuiri dengan Eksperimen Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Siswa pada Materi Pokok Sistem Pernapasan

0 8 40

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Wujud Benda Siswa Kelas V SDN 2 Mundar Kecamatan Labuan Amas Selatan

0 0 6

Penerapan Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA Materi Ciri-ciri Mahluk Hidup Kelas III SDN Semalang Kecmatan Kopang Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 17

170 Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Model Pembelajaran Make A-Match pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 2 Samarinda

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 27

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Pemberian Tugas Individu di SD Inpres 2 Ogotumubu

0 0 19

Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajar IPS di Kelas IV SD Inpres Dongkas

0 0 10