Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Materi Benda dan Sifatnya

(1)

( Penelitian Eksperimen Pada SD 14 Pondok Labu Jakarta)

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)

Oleh :

Siti Riana

NIM. 109018300088

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H


(2)

BELAJAR TERHADAP

BELAJAR SISWA KELAS

V

PADA MATERI BENDA DAN SIFATNYA

(Quasi Eksperimen)" disusun oleh Siti Riana,

NIM"

109018300088, Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, November 20i4

Yang Mengesahkan,

na Suwarna. M.Pd NIP. 19780504.200901 I 03


(3)

Pendidikan Guru Madrash Ibtidaiyah. Telali melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Januari 2015

Panita Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda tangan

r!@au.u

Fauzan.It4A

sl

a\\r

NrP. 197607 tL 2007 01 1 013

Sekretaris Jurusan

Asep Ediana Latip. M.Pd

NIP. 1 98 1 0 6232009121003

Penguji 1

Dr. Didi Supriiadi

NrP. 1 95609 12198103 1007

Penguji

II

Sita Ratnaningsih

SV

ulo

I

t

!.1..2_ 2-a

tl

19f

3

ury

v

Mengetahui

Keguruan dan Ihnu Pendidkan if Hidayatullah Jakarta


(4)

Nama

Nim Jurusan

: Siti Riana :109018300088

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (pGMI)

Judul

skripsi

: Pengaruh penggunaan pendekatan Lingkungan

Sebagai Sumber

Belajar Terhadap Hasil

Belajar

siswa Kelas

v

pada

Konsep

Benda Dan Sifatnya

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

t. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang

salah satu persayaratan memperoleh gelar 51

Jakarta.

saya ajukan unuk memenuhi

di UIN

Syarif Hidayatullah

2'

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya

ini

bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku dari UIN syarif Hidayatullah Jakarta

J akarta, 05 Februari 201 4

Siti Riana


(5)

i

(Quasi Eksperimen)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas V pada konsep benda dan sifatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 34 siswa dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 34 siswa. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan metode eksperimen verifikasi, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan dengan metode demonstrasi. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal. Berdasarkan analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% diperoleh hasil thitung > ttabel (9,26 > 2,00). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Pendekatan Lingkungan, hasil belajar siswa


(6)

ii

(quasi experiment)”. Thesis, Learning Assistance Program for Islamic Elementary Schools, Departement of Islamic Education, Fakulty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta The aims of this research is to determine the effect of Method Experiment

Environmental approach Againts Student Result Class V on the concept of Objects and properties. The method of research used quasi experiments. The research was conducted at Elementary school 14 Pondok Labu Jakarta. The sample in this study consisted of two groups: experimental groups totaling 34 students and a control group totaling 34 students too. The experimental group was taught to approach the method experiment, whereas the control group was taught to approach the method convensional. The research instrument used was a test instrument. Based on data analysis using the “t-test” with performed on a 95% confidence level indicates that the learning outcomes of students who were taught science approach to method experimen tvalues > ttable ( 9.26> 2.00). It can

be concluded that there was a significant effect between method exsperiment approach of student learning outcomes.


(7)

iii

rahmat kepada kita semua. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda rasul yaitu Nabi Muhammad SAW yang memberikan tauladan bagi umatnya sehingga selamat di dunia dan akhirat.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Pada Materi Benda dan Sifatnya” ini merupakan salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terealisasikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang tercinta:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Raudhah, M.Pd, selakudosen penasehat akademik program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya.

4. Iwan Permana Suwarna M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya hingga terselesainya penulisan skripsi ini.

5. Dr. Didi Suprijadi dan Dr. Sita Ratnaningsih selaku dosen penguji munaqosah.

6. Sri Kartini,S.Pd selaku kepala sekolah SDN 14 Jakarta yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.


(8)

iv

8. Ayahandaku Madsani dan ibunda Juriah, yang tak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan moril serta materil kepada penulis dalam setiap waktunya.

9. Kakak tersayang, Sri Mulyati dan Indriani, yang telah memberikan do’a dan motivasinya.

10. Teman seperjuanganku dari awal kuliah, Sintara dan Marisa , terima kasih atas kebersamaannya.

11. Seluruh teman-teman PGMI angkatan 2009, semoga kita selalu tetap kompak.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, Februari 2014


(9)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ………. .. ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 5

C. PembatasanMasalah... 5

D. RumusanMasalah ... 6

E. TujuanPenelitian ... 6

F. ManfaatPenelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 7

A. DeskripsiTeoritis ... 7

1. Hakikat Metode Eksperimen ... 7

a. Pengertian Pendekatan Lingkungan ……… 7

b. Pendekatan Lingkungan DalamPembelajaran ……… 8

c. KelebihandanKelemahanPendekatan Lingkungan ……... 14

2. HasilBelajar IPA ... 15

a. Pengertian Hasil Belajar IPA ... 15

b. Jenis-Jenis Hasil Belajar ... 18

c. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA ... 22


(10)

iv

D. Pengajuan Hipotesis ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 35

B. Metode dan Desain Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Variabel Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 37

G. Uji Coba Instrumen ... 39

H. TeknikAnalisis Data ... 45

I. Hipotesis Statistik ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Hasil Analisis ... 54

a. HasilUjiPrasyaratAnalisis ... 54

1) Uji Normalitas ... ... 54

2) Uji Homogenitas ... ... 55

b. HasilUjiHipotesis ... 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

C. KeterbatasanPenelitian ………..59

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60


(11)

(12)

vi

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 38

Tabel 3.3 HasilUjiValiditasInstrumen ... 40

Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ... 42

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 42

Tabel 3.6 KlasifikasiIndeksKesukaranSoal ... 43

Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat KesukaranButirSoal ... 43

Tabel 3.8 KlasifikasiDayaPembeda ... 44

Tabel 3.9 Hasil AnalisisDayaPembedaSoal ... 44

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data HasilPretest danPosttestKelasEksperimendanKelasKotrol ... 50

Tabel 4.2 Hasil Uji NormalitasPretest - Posttest ... 54

Tabel 4.3 Hasil UjiHomogenitasPretest - Posttest ... 55


(13)

vii

PretestBerdasarkanJenjangKognitifPemahamanKonsepSiswa 51

Gambar 4.2 Diagram Persentase Data

PosttestBerdasarkanJenjangKognitifPemahamanKonsepSiswa 52

Gambar 4.3 Diagram

PersentasePretestdanPosttestBerdasarkanJenjangKognitifPemaham anKonsepSiswaKelasEksperimendan


(14)

1

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dapat menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pengajaran bertugas mengarahkan proses pendidikan agar sasaran dari pendidikan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap.1Guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di lingkungan dengan melibatkan peserta didik secara penuh sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, serta dapat melatih kemandirian peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya Penggunaan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran akan mendorong terciptanya suasana belajar yang menyenangkan serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Suatu pembelajaran yang terstruktur akan membuat siswa merasa tertantang secara mental. Hal ini akan membuat siswa melanjutkan usahanya sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan (Fuad Iksan).

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di sekolah dasar.IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam.Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. IPA juga berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik, faktual dan sistematis dalam rangka melatih kemampuan berpikir logis dan sistematis siswa tentang bagaimana cara produk sains ditemukan. Maka dari itu, pembelajaran IPA sangat perlu diajarkan di sekolah dasar agar siswa memiliki sikap logis, kritis

1


(15)

dan sistematis dalam menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep dari IPA itu sendiri.Dengan adanya pelajaran IPA ini diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.2

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tingkat pendidikan dasar dapat dipandang sebagai awal dari upaya formal untuk memberikan bekal kemampuan tentang IPA kepada siswa pada tingkat pendidikan lanjutan. Dengan pendidikan IPA yang berkualitas sehingga siswa berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menghadapi berbagai isu dalam masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi. Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari penerapan pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkunganya.

Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 14 Pagi Pondok Labu sebagian besar guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa tanpa berusaha untuk mengaitkan dengan lingkungan siswa dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dari lingkungan disekitarnya dan pengalamannya dengan pengetahuan yang akan dipelajari siswa di sekolah. Dengan demikian, belajar hanya bersifat hafalan saja dan kurang bermakna. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga dapat membuat pembelajaran lebih bermakna.

Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan, dan jasad renik, makhluk hidup lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama netral atau pasif terhadap manusia, malainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka.

2

Poppy Kamalia Devi, Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk Guru SMP, Modul diakses dari

http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Keterampilan%20Proses %20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdfpada tanggal 01 Februari 2013 pukul 15.34 WIB, hlm. 2


(16)

Penggunaan dan pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah. Banyak hal yang harus dipelajari dalam pemanfaatan dan penggunaan agar dapat berhasil menggunakannya, disamping perlu latihan-latihan penggunaan lingkungan dalam pengajaran. Tentunya penggunaan lingkungan ini harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar apa yang dipelajarinya dapat dipahami dan dimengerti.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan mengggunakan pendekatan lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul : Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhada hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya

B. Identifikasi Masalah

Dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat di peroleh identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Guru kurang menghubungkan konsep IPA dengan lingkungan nyata 2. Kurangnya menggunakan model pembelajaran yang bervariatif sehingga

siswa mudah jenuh dan membosankan

3. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA

4. Masih sering menggunakan metode ceramah dan kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru

5. Masih sedikitnya penggunaan lingkungan sebagai pendekatan dalam pembelajaran IPA

C. Perumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu : “Apakah terdapat pengaruh pendekatan lingkungan sebagai sumber belajarterhadap hasil belajar IPA siswa materi Benda dan Sifatnya?


(17)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada peneliti ini bertujuan untuk memperoleh data emperis dan dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya “Pengaruh pengguanaan pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar IPA siswa materi benda dan sifatnya?

E. Pembatasan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang muncul, dalam hal ini perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu pada :

1. Metode pembelajaran IPA yang membuat siswa aktif adalah dengan menggunakan pendekatan lingkungan

2. Hasil belajar yang akan diukur adalah pada ranah konsep hubungan sifat bahan dengan bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda baik perubahan kognitif dari tingkat mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3).

3. Penelitian ini dilakukan di kelas V pada materi benda dan sifatnya. F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa dapat menguasai konsep konsep lingkungan sehingga dapat diharapkan hasil belajar IPA dapat meningkat.

2. Bagipeneliti, sebagai calon pendidik agar dapat mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar melalui lingkungan sebagai sumber belajar 3. Menambah wawasan khususnya dalam memperbaiki model pembelajaran

4. Bagi pembaca, Memberikan infirmasi tentang pengaruh pembelajaran pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar terhadap hasil belajar IPA


(18)

5 A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat IPA a. Pengertian IPA

IPA merupakan singkatan dari ilmu pengetahuan alam, terjemahan dari Natural Science. Natural artinya alami yang berhubungan dengan alam dan Science berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam.3 Jadi, IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik secara umum terbatas pada gejala alam.

IPA didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami dan dijelaskan melalui proses tertentu melalui observasi, eksperimen dan analisis rasional. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Patta Pandu, IPA merupakan aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam sekelilingnya dan keinginan memahami, mengetahui, dan mengelolanya demi kebutuhannya.4

Sedangkan Usman Samatoa mengemukakan bahwa “IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan observasi dan eksperimen.5

Dari beberapa pengertian di atas, jadi ilmu pengetahuan alam (IPA), science itu pengertiannya dapat di sebut sebagai ilmu

3

Budhi Akbar dan Gufron Amirullah.2010. Bahan Materi IPA PLPG .Jakarta: UHAMKA. Hlm.37

4

Patta Bundu.2006,Penilaian keterampilan sains. Jakarta:Depdiknas. Hlm.10

5


(19)

pengetahuan alam. Ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa alam.

b. Pembelajaran IPA di SD

IPA menurut Usman Samatoa6,pembelajaran IPA disekolah dasar perlu didasari oleh pengalaman untuk membantu siswa pelajar IPA dengan bertujuan membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan yang esensial sebagai warga negara,dengan kemampuan menggunakan alat tertentu, kemampuan mengamati benda sekitarnya.

Pada dasarnya IPA adalah ilmu yang memperlajari cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis, IPA merupakan mata pelajaran yang berguna bagi kehidupan siswa, selain untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, IPA yang dijadikan suatu wahana bagi peserta didik untuk mengetahui dan mempelajari dirinya sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Menurut permen No.22 Tahun 20067“mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik dimulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik memenuhi kebutuhan manusia dengan lingkungan. Dari pernyataan di atas terlihat jelas bahwa pelajaran IPA memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan memerlukan keterampilan kerja siswa dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan itu semua, kurikulum di Indonesia, yang di kenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merumuskan beberapa tujuan penting yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPA SD, yaitu : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan dalam ciptaan-Nya.

6

Usman Samatoa. 2010 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Hlm 3-4

7


(20)

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan keselarasan tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi anatara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperasaan dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkataknya kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagi salah satu cptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasarkan tujuan tersebut tergambar dengan jelas bahwa arah dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan siswa untuk mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki untuk memelihara dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk menilai ketercapaian semua tujuan diatas, dibutuhkan suatu bukti yang menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang telah diajarkan, yang meliputi pengembangan keterampilan untuk menyelidikai alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, serta meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan di muka bumi ini. Bukti tersebut dapat ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar yang dipisahkan menjadi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, hasil belajar adalah bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan IPA adalah bukti pencapaian pemahaman terhadap konsep-konsep


(21)

IPA, yang meliputi pengembangan keterampilan untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, serta meningkatkan kesadaran menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan dimuka bumi.

Dari pengertian di atas, berarti pembelajaran IPA di SD diharapkan dapat membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukanuntuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan disekelilingnya yaitu dengan melibatkan siswa ke dalam kegiatan IPA sejak dini dan akan menghasilkan generasi dewasa yang dapat menghadapi tantangan hidup dalam dunia yang makin kompetitif.

2. Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat di gunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam pencapaian tujuan belajar atau mencapaian komponen tertentu.

Adapun para ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian sumber belajar sebagai berikut :

1. Menurut Yusufhadi Miarso8 adalah segala sesuatu yang meliputi pesan orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun dapat memungkinkan terjadinya belajar.

2. Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mefasilitasi belajar seseorang.

3. Menurut Rohani sumber belajar adalah macam sumber yang ada di luar diri seseorang ( peserta didik) dan yang memungkinkan terjadi proses belajar.

a) Macam- macam sumber belajar

8


(22)

Sumber belajar diliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan. Sumber belajar dapat berbentuk pesan, contohnya cerita rakyat, dongeng, hikayat dan sebagainya, orang seperti. contoh tokoh masyarakat, siswa, ahli, nara sumber, masyarakat dan sebagainya

Sumber belajar yang bersumber dari bahan: seperti buku, film, slide, gambar, arca, komik dan sebagainya

Sumber belajar yang besumber dari alat atau perlengkapan seperti: komputer, radio, televisi, VCD/DVD, camera, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya.

Lingkungan seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, taman, kebun, museum, pasar, toko, kantor dan sebagainya. Sedangkan metode/ teknik seperti, diskusi, pemecahan masalah, simulasi, permainan, nasehat, percakapan biasa, debat dan sebagainya.

b) Manfaat sumber belajar

Menurut Rohan9i menfaat sumber belajar antara lain :

Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan kongkret kepada peserta didik.

1) Dapat menyajikan suatu yang tidak mungkin diadakan secara langsung dan kongkrit

2) Dapat menambah dan meperluas pengalaman dalam kelas 3) Dapat memberika informasi yang akurat dan terbaru

4) Dapat membentu memecahkan masalah pendidikan baik dalam lingkup mikro maupum makro

5) Dapat memberikan informasi positif

6) Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut

9


(23)

c) Fuingsi sumber belajar

1) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik

2) Mengurangi beban dalam menyajikan informasi, sehingga lebih banyak membina dan mengembangkan semangat

3) Mengurangi kontrol guru dan memberika kesempatan siswa untuk berkembang sesuai kemampuannya.

Jadi pada dasarnya sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau sistuasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar siswa belajar secara individual.

a) Pengertian pendekatan lingkungan

Beberapa pendapat mengenai pengertian pendekatan lingkungan adalah sebagai berikut:

a) Karli dan Margaretha, mengatakan bahwa: "Pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan, dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan".

b) Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar ".

c) Nasution, mengatakan bahwa: "Pendekatan lingkungan ialah pendekatan melalui lingkungan siswa, mendasarkan pelajaran atas keadaan tempat sehari-hari siswa seperti: kebun, sawah, hutan, sungai, kampung, industri, alat-alat rumah dan lain sebagainya. Bahan pelajaran disusun atas dasar lingkungan itu".

d) Pendekatan lingkungan atau karyawisata adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata, tidak selalu harus ke tempat yang jauh, dapat dilakukan di alam sekitar sekolah".


(24)

Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis karena murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat dan langsung dapat dirasakan oleh siswa. Dengan demikian baik sekolah yang sudah mempunyai laboratorium lengkap maupun yang sama sekali belum memiliki laboratorium, sama-sama dapat memanfaatkan laboratorium alam sebagai salah satu alternatif proses belajar, terlebih-lebih bagi konteks materi pelajaran Ilmu Pendidikan Alam (Sains).

d. Jenis-jenis Lingkungan untuk Pembelajaran

Berkaitan dengan pendekatan lingkungan ini, UNESCO, Mulyasa10 mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran yaitu :

1) Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.

2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.

3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.

Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara :

10


(25)

1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karyawisata, metode pemberian tugas, dan lai-lain.

2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli.Seperti benda padat, cair dan gas. Bisa juga sumber tiruan seperti model, dan gambar.

Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mendayagunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema dan lingkungannya yang akan didayagunakan hendaknya didiskusikannya dengan peserta didik.

e. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Lingkungan 1) Kelebihan Pendekatan Lingkungan

Manfaat pendekatan lingkungan dalam pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain : a) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah

ada di lingkungan.

b)Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.

c) Memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.

d)Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontektual.

e) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi pelajaran yang diperoleh siswa melalui lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.


(26)

f) Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pendekatan lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

g)Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain)”.

f. Kelemahan pendekatan lingkungan

Disamping ada beberapa kelebihan yang diperoleh dari penggunaan pendekatan lingkungan tersebut, penulis juga memperkirakan beberapa kendala yang perlu dicari solusinya yaitu : a) Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada

kebutuhan siswa padahal dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehingga guru akan kesulitan dalam menentukan materi pelajaran karena tingkat pencapaian siswa tadi tidak sama.

b) Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam proses belajar mengajar.

c) Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya.

d) Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan ini akan terus tertinggal dan sulit mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.


(27)

e) Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan pendekatan lingkungan.

f) Kemampuan yang didapat oleh siswa akan bereda-beda dan tidak merata.

g) Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam pendekatan lingkungan ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan baru di lapangan.

g. Langkah-langkah Menggunakan Pendekatan Lingkungan 1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.

2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik 3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

4) Menghadirkan model sebagai contoh belajar 5) Melakukan refleksi diakhir pertemuan.

6) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Ciri kelas yang menggunakan pendekatan lingkungan :

1) Pengalaman nyata

2) Kerja sama, saling menunjang 3) Gembira, belajar dengan bergairah 4) Pembelajaran terintegrasi

5) Menggunakan berbagai sumber 6) Siswa aktif dan kritis

7) Menyenangkan, tidak membosankan 8) Sharing dengan teman

9) Guru kreatif

Tori belajar yang dapat digunakan untuk mendukung pendekatan lingkungan adalah teori belajar kontiktivisme. teori


(28)

belajar kontruktivisme menggambarkan bahwa siswa membentuk dan membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Teori kontruksivisme menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat diberikan begitu saja dari seseorang kepada orang lain (dari guru kepada siswa), tetapi harus dibangun oleh setiap siswa melalui interprestasi informasi secara terus menerus.

Belajar berdasarkan teori kontruktivisme memiliki pengertian sebagai interaksi antara konsep, masalah, siswa dan berbagai aspek aspek dari lingkungan belajar. Jadi dalam belajar ada saling keterkaitan antara aspek yang satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan masalah atau isu di masyarakat yang ditemukan siswa, guru mengarahkan dengan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri, misalnya dengan pendekatan lingkungan. Dengan cara ini guru telah menerapkan paham kontruktivisme.

Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengkaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan, sebagai contoh untuk memahami lingkungan, dengan mengambil contoh kejadian nyata dilingkungan sekitar, siswa dapat lebih paham dari interaksi tersebut.

Lingkungan merupakan ilmu pengetahuan yang menjadi aspek teori maupun aplikasi dari kehidupan manusia.11 Sehingga erat kaitannya dengan kehidupan manusia(siswa) sehingga siswa dapat lebih memahami apa yang dipelajari dan terjadi dilingkungannya. Dalam proses pembelajaran tidak selalu siswa di ajak ke lingkungan dapat juga guru memberikan informasi yan dikaitkan dengan lingkungan , terutama lingkungan sekitar.

11

Eldon D. Enger. Envirotmental Science : a study of interrelationship (united States The Mc. Graw Hill Companices, 2004) h.5


(29)

Pendekatan lingkungan, yaitu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa dengan melalui lingkungan sebagai sumber belajar, atau dengan kata lain kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian siswa jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya.12Pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran dimana siswa diajak secara langung berhadapan dengan lingkungannya dimana fakta atau gejala alam tersebut berada. Antoni Kola mengemukakan bahwa Pendekatan lingkungan adalah proses pembelajaran yang dpat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang lingkungan dan maalahyang terkait, sehingga dapat mengembangkan keterampilan dan keahlian untuk mengetahui masalah lingkungan, sikap, motivasi, dan komitmen untuk membut keputusan dan tindakan yang bertanggungjawab terhadap masalah yang terjadi di lingkungan.13

Beberapa alasan untuk menggunakan pendekatan lingkungan pada proses pembelajaran di kelas, adalah sebagai berikut14 :

1. Mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung 2. Mudah mencapai sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan 3. Mengenal dan mencintai lingkungan yang pada akhirnya membuat

mengagumi penciptaannya 4. Membuat pelajaran lebih konkrit

5. Penerapan ilmu lebih mudah, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa akan merasakan belajar IPA lebih menarik dan lingkungan sangat penting

12

Prisca Kurniawati, Memilih Se kolah untuk putra/putrid Anda.www.tunasdaud.com. 26 April 2007

13

Antoni Kola, effect ofEnvironmental Education Of African School Childeren’s wasres Disposal Practices. http/:www.allacademic.com/. 2008

14

Jepris, Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, http://www.jepris.wodpress.com/6 janiari 2006


(30)

Pemanfaatan lingkungan sangat penting dalam pembelajaran IPA, karena lingkungan dapat dipandang sebagai sarana belajar atau merupakan objek yang dipelajari anak. Lingkungan sebagai sumber belajar, ada bermacam-macam sumber misalnya: buku, laboratorium, tenaga ahli atau kebun sekitar sekolah. Lingkungan sebagai sarana belajar IPA, lingkungan yang alami menyediakan berbagai bahan-bahan yang tidak perlu membeli, misalnya air, udara, cahaya matahari, tumbuhan, hewan dan sebagainya15

Banyak hal yang dapat dipelajari siswa dari lingkungan yang ada disekitar. Lingkungan dapat meliputi dua aspek yaitu (1) keadaan atau kondisi suatu lingkungan organisme atau kelompok organisme dan (2) kondisi sosial dan budaya dari suatu kelompok individu.16 Dengan demikianapa yang ada dilingkungan baik kondisi lingkungan secara fisik maupun lingkungan sosial budaya yang ada disekitar siswa dpat dijadikan sebagai sumber belajar.

Menurut Semiawan ada empat sumber belajar yang berkenaan langsung dengan lingkungan sebagai berikut.

a. Masyarakat kota atau desa disekelilingnya b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah

c. Bahan sisa yang sudah tidak terpakai yang dapat menimbulkan pemahaman lingkungan

d. Peristiwa alam yang terjadi di manfaatkan cukup menarik perhatian siswa.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat kita lihat bahwa disekitar sekolah terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat lebih mengenal lingkungannya. Pengetahuan

15

Prisca Kurniawati, Memilih sekolah Untuk Putra/Putri Anda, www.tunasdaud.com. 26 april 2007


(31)

siswa akan lebih bermakna, serta siswa lebih aktif dan lebih banyak belajar.

Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan mengajar yang erat kaitannya dengan apa yang diajarkan guru yaitu alam sekitar. Dengan mengunakan pendekatan lingkungan, guru dapat mengajak anak- anak untuk menyadari betapa besarnya kasih sayang Allah pada makhluk-Nya, dan dengan demikian diharapkan merekapun mau menghargai hasil ciptaan itu sebagai tanda syukur mereka kepada Allah.

Pada dasarnya belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dengan interaksi lingkungannya.

h. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan

Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, berkembangnya potensi peserta didik agar menajadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab. Untuk mencapai hal tersebut. proses pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan kecakapan aspek efektif dan psikomotorik. Selanjutnya akan mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual secara berimbang.

Penggunaan sumber belajar sangat efektif untuk menciptakan suatu kegiatan belajar yang produktif. Sumber belajar memiliki peranan lingkungan penting dalam proses belajar mengajar sehingga siswa mudah memahami pelajaran.

Melalui pendekatan lingkungan, para siswa diajak memahami konsep sains dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan demikian diharapkan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya, siswa dapat mencari solusi, mengambil keputusan dan


(32)

melakukan tindakan nyata apabila mereka suatu ketika menghadapi masalah dalam lingkungan mereka sendiri.

Selain itu, pengajaran lingkungan dapat menyatakan penjelasan untuk memperbaiki pembelajaran siswa dikelas yang bertujuan manyatukan antara lingkungan dengan konteks pembelajaran.17

Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara :18

1. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan denga metode karyawisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain

2. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran, sumber tersebut biasa berupa model dan gambar.

Kedua jenis cara tersebut di atas tidak terlepassatu sama lain, karena siswa biasanya sering mengunjungi lingkungan atau membawa benda-benda dan contoh-contoh kedalam kelas.

i. Manfaat pendekatan lingkungan

Hasil dari proses pendidikan dan pembelajaran pada akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa jika apa yang kita peroleh dari pembelajaran dapt diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan.19

Nilai dari suatu lingkungan sebagai sumber belajar bergantung pada kecakapan memanfaatkannya. Setiap sumber belajar harus dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu yaitu:20

17

Lynne Ferguson, Tony Angell dan Margaret Tudor, Better Test Scores Trough Enviromental Education?. http://clearingmagazine.org?.2001

18

Ray Suryo, Pendekatan Discovery, Inquiry dan STS dalam pembelajaran Fisika dalam


(33)

1. Membantu memecahkan masalah

2. Lebih dapat menjelaskan konsep dan prinsip-prinsip IPA

3. Memperbesar kecenderungan anak didik untuk menyelidiki alam sekitar

Selain itu, beberapa keuntungan yang dapat diambil dari upaya pemberdayaan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu:21

a) Memberikan perubahan iklim dan suasana pembelajaran kepada siswa.

b) Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan pratikum terhadap apa yang dipelajari dikelas

c) Memungkinkan siswa belajar mandiri, sehingga mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru

d) Memperluas wawasan tentang berbagai fakta keilmuan yang ditemukan di alam nyata

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:22

a) Alam sekitar merupakan sumber belajar yang sangat mudah di jangkau

b) Objek dan permasalahannya beraneka ragam

c) Dapat memupuk kesadarn dan kecintaan anak terhadap alam sekitar d) Pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna dan sukar dilupakan

e) Anak akan dapat lebih banyak berlatih melakukan observasi dan eksperimen

Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan mengajar yang erat dengan apa yang diajarkan guru yaitu alam sekitar. Dengan menggunakan pendekatan ini, guru dpat mengajak anak-anak untuk menyadari betapa besarnya Kasih Allah pada makhluk-Nya, dan dengan demikian merekapun menghargai hasil ciptaannya itu, dan yang

21

Muh. Hamzah Zaidin , Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, bulletin Pelangi Pendidikan, Vol 3 No.2 Tahun 2000 hal 44-45

22

Wayan Rinda suardika, Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan motivasi siswa pada Pembelajaran IPA kelas V Sd No 1


(34)

paling diharapkan ialah sejak dini mereka mau mancuptakan mengerjakan segala perintah ilahi sebagai tanda syukur pada-Nya.

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dikemas melalui keterampilan proses dapat disajikan dalam proses pembelajaran IPA dan akan menciptakan interaksi yang lebih tinggi karena fisik maupun mental siswa terlibat langsung di lingkungan. Antara guru dan siswa dapat bekerja sama dalam proses belajar, memilih lingkungan sekitar sebagai subyek atau sumber belajar misalnya sawah, sungai, rawa atau hutan. Dampak positif penerapan pendekatan lingkungan yaitu dapat memacu sikap rasa ingin tahu serta partisipasi belajar siswa akan semakin meningkat.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA sangat diperlukan dalam memotivasi siswa belajar IPA.

Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus)

terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Muhibin Syah23 mengatakan bahwa: "Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif'. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar”.

Berdasarkan Maria Habiba, “Berkaitan dengan pentingnya

lingkungan dalam pengajaran, ada suatu asas dalam pengajaran yaitu asas-asas didaktik atau asas-asas mengajar yang disebut dengan asas

23

Syah Muhibin. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam interaksi siswa pembelajaran IPA kelas V hal 42-44


(35)

lingkungan, yaitu suatu asas yang mengaitkan pengajaran dengan lingkungan siswa. Bagi seorang guru, menguasai asas mengajar adalah sangat penting dan merupakan suatu keharusan, karena dengan menguasai asas-asas mengajar ini akan dapat membantu guru dalam meningkatkan dan mengembangkan praktek pengajaran di kelas untuk tercapainya tujuan pengajaran yang diharapkan. Akan tetapi dengan hanya menguasai asas-asas mengajar belum merupakan suatu jaminan bahwa guru dengan sendirinya akan berhasil dalam mengajarnya.

Dalam hal ini Nasution ,mengatakan bahwa: "Menguasai asas-asas didaktik belum merupakan suatu jaminan bahwa seseorang dengan sendirinya akan menjadi guru yang baik. Mengajar itu sangat kompleks dan dipengaruhi oleh macam-macam faktor, antara lain pribadi guru sendiri, suasana kelas, hubungan antar manusia di sekolah, keadaan sosial ekonomi negara, organisasi kurikulum dan sebagainya. Akan tetapi seseorang pasti tidak akan menjadi guru yang baik kalau mengabaikan asas-asas didaktik. Itu sebabnya didaktik perlu dipelajari oleh setiap pengajar ".

Berdasarkan Jurnal Pendidikan oleh Maria Habiba “bahwa untuk menjadi guru yang baik salah satu usahanya ialah dengan menguasai asas-asas didaktik atau asas-asas mengajar, dan salah satu asas itu ialah asas lingkungan. Dalam pelaksanaannya asas lingkungan ini digunakan melalui pendekatan lingkungan di dalam proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran yang telah ditetapkan. Betapa pentingnya penggunaan atau pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran. Namun demikian, dengan berbagai alasan disinyalir masih banyak para guru yang melupakan pentingnya lingkungan ini dalam pengajaran sebagai sumber belajar. Kiranya hal ini merupakan hambatan dalam pembelajaran yang berlangsung di sekolah, karena sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini.


(36)

Hasil penelitian oleh Anggaraini) “Apabila kita memperhatikan pembelajaran yang terjadi di sekolah sebagian besar guru hanya menstransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa tanpa berusaha untuk mengaitkannya dengan lingkungan siswa dan juga tidak berusaha mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan yang akan dipelajari siswa di sekolah. Dengan demikian belajar hanya bersifat hafalan saja dan tidak bermakna. Untuk mengatasi masalah ini salah satu upayanya ialah dengan menggunakan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran, yaitu menggunakan sesuatu yang ada di lingkungan siswa sebagai sumber belajar sehingga dapat membuat pembelajaran lebih bermakna.

Nasution mengemukakan bahwa: “Menggunakan atau memanfaatkan lingkungan dalam pengajaran adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Banyak hal yang harus dipelajari agar dapat berhasil menggunakannya, disamping perlu latihan-latihan penggunaan lingkungan dalam pengajaran. Tentunya penggunaan lingkungan ini harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis karena murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat dan langsung dapat dirasakan oleh siswa. Dengan demikian baik sekolah yang sudah mempunyai laboratorium lengkap maupun yang sama sekali belum memiliki laboratorium, sama-sama dapat memanfaatkan laboratorium alam sebagai salah satu alternatif proses belajar, terlebih-lebih bagi konteks materi pelajaran Ilmu Pendidikan Alam (Sains).


(37)

Sujana, mengemukakan bahwa pengertian sumber belajar dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak, sedangkan secara luas tidak lain adalah data yang biasa digunakan untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sekitar anak-anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang di optimalkan untuk pencapaian proses hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber yang belajar yang tersedia di lingkungan ini tidak terbatas, pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.

Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan pengetahuan anak karena belajar tidak terbatas oleh tempat dan didinding kelas. Selain itu kebenarannya juga akurat sebab anak dapat mengalami secara langsung.

a) Pembelajaran di Luar Kelas

Proses belajar mengajar dalam kelas tidak selamanya efektif tanpa adanya alat peraga sebagai pengalaman pengganti yang dpat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan, tetapi minimnya alat peraga yang tersedia menyebabkan guru perlu menanamkan materi. Sedangkan dilingkungan sekitar cukup potensial dijadikan sebagai sumber belajar sebagai pengalaman langsung yang tidak begitu saja dilupakan oleh siswa. Lingkungan sebagai sumber belajar dikemukankan oleh Semiawan dkk, sebagai berikut : sebenarnya sumber belajar yang terdapat dilingkungan kita, baik disekitar sekolah maupun di luar sekolah sekurang-kurangnya memiliki empat jenisyang sangat bermanfaat, yaitu: a) Masyarakat desa atau kota disekliling sekolah

b) Lingkungan fisik di sekitar sekolah

c) Bahan sisa yang tidak tepakai yang sudah terbuang, yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan namun bermanfat untuk proses belajar mengajar


(38)

d) Peristiwa alam yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang kembali dan tidak melewatkan untuk dicatat di buku atau pikiran siswa

Cukup banyak tersedia sumber dan alat bantu belajar mengajar diluar didinding sekolah kita, bawa sesuatu di lingkungan ke dalam kelas. Bawalah siswa ke lingkungan luar. Biarkan mereka senang belajar dengan lingkungannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sangat baik bagi penanaman materi pembelajaran pada siswa.Hanya saja perlu ditekankan bahwa media yang khusus disediakan yaitu yang berhubungan dengan lingkungan fisik yang berada dilingkungan sekitar mereka.

Sulaiman mengemukakan bahwa, tidak seperti pengalaman dengan kata-kata, pengalaman nyata sangat efektif untuk mendapatkan suatu pengertian, karena pengalaman nyata mengikuti sertakan semua indra dan akal. Pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap yang menyeluruh dari segala segi tentang semua pengalaman itu, ia akan sanggup mengembangkan pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu.

Pengalaman langsung sangat bermanfaat sekali bagi pengajaran yang memerlukan pembuktian di lapangan, tetapi pengalaman langsung ini tidak semua sekolah dapat memanfaatkannya, karena tidak semua sekolah memiliki lingkungan sesuai denga kebutuhan untuk memperkuat materi pelajaran yang disampaikan sehingga sangat beruntung sekolah yang memiliki lingkungan sesuai materi pelajaran.

Dengan demikian jelas bahwa pngajaran di luar kelas banyak keuntungannya dibandingkan dengan pengajaran hanya di dalam kelas, karena lingkungan yang ada di sekitar sekolah dan sekitar tempat tinggal siswa dapat dijadikan media pengajaran yang berguna. Apalagi untuk


(39)

untuk melakukan pengajaran di luar kelas tersebut tanpa atau sedikit biaya yang diperlukan, sehingga tidak memberatkan siswa untuk melakukannya.

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya.

1) Pengertian Hasil Belajar IPA

Usman Samatoa mengemukakan Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural

science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam

atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu-ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.24

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler yang dikutip oleh Usman Samatowa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak haya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yag sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan suatu bangsa banyak sekali tergantung kepada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Suatu teknologi tidak akan

24

Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT.Indeks, 2010), hlm. 3


(40)

berkembang pesat jika tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai. Sedangkan pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA.25

IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif.Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.

Dari pernyataan di atas, terlihat dengan jelas bahwa pelajaran IPA memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir logis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar sangatlah penting diberikan agar peserta didik dapat mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi, dan lingkungan. Dengan IPA pula peserta didik dapat mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan di atas tergambar dengan jelas bahwa arah dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan siswa untuk mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki untuk memelihara dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk menilai ketercapaian semua tujuan tersebut, dibutuhkan suatu bukti yang menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang telah diberikan. Bukti tersebut dapat ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melewati serangkaian kegiatan belajar.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya yakni ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

25


(41)

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.26 Sedangkan pengertian belajar menurut Muhibbin Syah belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.27 Sedangkan menurut Alex Sobur belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.28 Sejalan dengan pendapat Alex, pengertian belajar menurut Iskandarwassid adalah proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan.29 Pengertian belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya terjadi pada aspek dari kepribadian individu. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Jadi hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan individu (manusia) berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.

Sementara itu, menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.30 Hasil belajar menurut Purwanto seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.31 Jadi hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar antara guru dengan siswa yang diakhiri dengan proses evaluasi yang hasilnya itulah merupakan hasil belajar siswa selama menerima pembelajaran.

26

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 44

27

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.15 hlm. 87

28

Alex sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003), hlm. 218

29

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5

30

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 22

31


(42)

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan IPA adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, Hasil belajar IPA adalah bukti pencapaian pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran.

a) Jenis-Jenis Hasil Belajar

Howard kingsley membagi tiga jenis hasil belajar, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.32Dalam bukunya, Muhibbin Syah membagi hasil belajar kedalam tiga ranah sebagai berikut:33

1) Ranah cipta (kognitif), terdiri dari: pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti), sintesis (membuat paduan baru dan utuh).

2) Ranah rasa (afektif), terdiri dari: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan).

3) Ranah karsa (psikomotorik), terdiri dari: keterampilan bergerak dan bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia jenis-jenis hasil belajar yang paling dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan

“Taksonomi Bloom”. Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu

32

Nana Sudjana, loc.cit.

33

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 16 hlm. 148-150


(43)

berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada tiga domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah proses berpikir

(cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affaective domain), ranah keterampilan (psychomotor domain).34

Menurut Bloom ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.35 Domain kognitif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembagannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa.36 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:37

1) Pengetahuan atau ingatan; istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual.

2) Pemahaman; tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya.

3) Aplikasi; penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. 4) Analisis; usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.

5) Sintesis; penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh.

34

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), Cet.11 hlm.

35

Anas Sudijono, op.cit, hlm. 49-50

36

Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 75

37


(44)

6) Evaluasi; pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, materi, dll.

Pada abad ke-21, Anderson dan Kratwohl menganggap bahwa taksonomi kognitif Bloom sudah kurang relevan dengan tuntutan jaman. Anderson dan Kratwohl sepakat untuk membuat sebuah tim untuk merevisi taksonomi kognitif Bloom. Berikut perubahan taksonomi Bloom taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl:38 No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi

1. Pengetahuan Mengingat (remember)

2. Pemahaman Memahami (understand)

3. Penerapan Menerapkan (apply)

4. Analisis Menganalisis (analyze)

5. Sintesis Mengevaluasi (evaluate)

6. Evaluasi Menciptakan (create)

Sehingga taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Kratwohl yakni:39

1) Mengingat (remember); merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.

2) Memahami (understand); berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. 3) Menerapkan (apply); menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan masalah.

4) Menganalisis (analyze); memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari

38

Zulfiani, op.cit, hlm. 66

39

Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, diakses dari

http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun%20&%20Anggarini_Tak sonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Revisi%20Ranah%20Kognitif%20Kerangka%20Landas an%20untuk%20Pembelajaran,%20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf


(45)

keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

5) Mengevaluasi (evaluate); memberikan penilaian berdasarkan criteria dan standar yang sudah ada.

6) Menciptakan (create); meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru.

Sementara itu ranah afektif menurut Anas Sudijono adalah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu:40 1) Menerima atau memperhatikan; kepekaan seseorang dalam menerima

rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

2) Menanggapi; kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

3) Menghargai; memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

4) Mengatur atau mengorganisasikan; merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain. Jadi mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal.

5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai; keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Sedangkan untuk ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

40


(46)

menerima pengalaman belajar tertentu.41 Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:42

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yag berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik secara intelektual, fisik, dan psikologis.

1) Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA

Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes.43Kedua macam bentuk tersebut digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.44Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa

41

ibid, hlm. 57

42

Nana Sudjana, op.cit, hlm. 30-31

43

Sukardi, op.cit, hlm. 11

44


(47)

dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).45Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Sedangkan alat penilaian nontes digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar afektif siswa.46 Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara

(interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau

meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).47Teknik nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup

(affective domain), dan ranah keterampilan psychomotoric domain).

Kedua bentuk alat penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahwa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan teknik non tes

a) Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.

45

Nana Sudjana, op.cit, hlm. 35

46

Sukardi, loc.cit.

47


(48)

Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai berikut:48

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru,dll.

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan kecakapan para siswa, sehingga diketahui berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni seberapa jauh keefektifannnya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3) Menentukan tidak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

4) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Sukardi dalam bukunya evaluasi pendidikan mengatakan evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:49

2) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.

48

Nana Sudjana, op.cit., hlm.3-4

49


(49)

3) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

4) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.

5) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.

6) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.

7) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar yang telah dilakukan.

b.Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan pengalaman tertentu. Oleh karena itu untuk mencapai perubahan, diberikan dalam proses belajar mengajar, Sedangkan hasil belajar IPA dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, oleh karena itu perubahan sebagai hasil proses proses belajar adalah perubahan yang mempengaruhi perubahan tingkag laku.

Untuk mempermudah tercapainya tujuan yang digambarkan dalam bentuk perilaku tersebut, maka hanya melalui kejelasan materi yang disampaikan, kegembiraan, dan kesenangan anak. Diharapkan para siswa dapat aktif dan keatif.

Salah satu usaha untuk mewujudkan kondisi proses belajar sebagaimana yang diharapkan di atas adalah dengan jalan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.

Kemampuan siswa berbeda-beda seperti kemampuan keterampilan, menghafal, memahami dan memecahkan suatu masalah. Dalam pembelajaran IPA mereka mampu memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-ketempilan proses IPA sesuai dengan perkembangan kognitifnya yaitu pada tahap kongkret- oprasional usia 7-11 tahun, baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda atau peristiwa yang


(50)

kongkret. Hal tersebut sesuai dengan kegunaan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu dengan siswa mengamati lingkungan ataupun lingkungan yang dibawa ke kelas yang meliputi biotik, abiotik dan masyarakat, dimana siswa dapat melihat, memegang, dan terlibat langsung dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan akan sangat berdampak terhadap peningkatan hasil pembelajaran, karena sumber belajar tidak hanya pada bahan atau alat- alat yang di gunakan untuk membantu setiap orang belajar. Seperti tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan personal dan sosial peserta didik yang didasarkan kepada pemanfaatan.

4. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Penggunaan Lingkungan Sebagai sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Benda dan Sifatnya.

BAB III


(51)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

ini dilakukan di SDN 14 Pondok Labu Jakarta pada kelas V Semester Ganjil, tahun pelajaran 2013/ 2014 yaitu pada bulan November 2013.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Pada penelitian ini kelompok uji coba (eksperimen) dan kelompok pembanding (kontrol) tidak dipilih secara acak.Kedua kelompok sudah ada sebelumnya.Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pendekatan lingkungan dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang diberikan perlakuan dengan metode konvensionali. Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan

(treatment).

Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control

Group Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok,

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode pendekatan lingkungan, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan metode konvensional. Setelah perlakuan, kedua kelas diberikan posttest.

Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

A T1 X T2

B T1 Y T2

Keterangan:

A : kelas eksperimen B : kelas kontrol


(1)

Lampiran 3.7

Perhitungan Uji Hipotesis

A.

Perhitungan Uji “t”

-

Pretest

Diketahui :

EKSPERIMEN

KONTROL

= 34

= 34

44,59

48,47

(varian)

152,37

(varian)

104,5

Penyelesaian:

=

=

=

=

= 71,28

t

hitung

=

=

=

=

=

=

= -

0,22

Dari hasil perhitungan uji hipotesis di atas, nilai

pretest

kelas eksperimen dan

kelas kontrol pada taraf signifikansi

α = 0,05

diperoleh t

hitung

pretest

sebesar -0,22


(2)

dengan t

tabel

2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil t

hitung

< t

tabel.

Jadi dapat

disimpulkan bahwa H

o

diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.

B.

Perhitungan Uji “t”

-

posttest

Diketahui :

EKSPERIMEN

KONTROL

= 34

= 34

81,29

64,71

(varian)

58,88

(varian)

49,91

penyelesaian:

=

=

=

=

= 7,375

t

hitung

=

=

=

=


(3)

Dari hasil perhitungan uji hipotesis di atas, nilai

posttest

kelas eksperimen dan

kelas kontrol pada taraf signifikansi

α = 0,05

diperoleh t

hitung

posttest

sebesar 9,26

dengan t

tabel

2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil t

hitung

> t

tabel.

Jadi dapat

disimpulkan bahwa H

a

diterima dan dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh


(4)

LEMBAR

UJI REFRENSI

No Nama

Buku

Paraf

(Dosen

Pembimbins)

I Arikunto, Suharsimi "P ro s e dur P e nel iti an Suatu Pendekatan Praktek, Cet.

Ke-l4lakarta: Rineka Cipta, 2010.

D as ar - D as ar Ev aluas i P endi dikon, Jakarta:

Bumi

dksara,2007.

t-t\

2 B asyirud in, U sman. Me t o d o I o g

i

Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat

Pers. 2002.

\(p

J Hernawan,Asep

Herry,

dlck.Belajar

Dan

P embelaj aron SD, Bandung: UPI PRESS

Y,

U

4

Ikhsan,Fuad.Dasar-dasar

Kependidikan,

Jakarta: PT.Rineka Cipta,

200I.

U

k

5

Iskandarwassid

dan

Dadang

Sunendar,

Strategi

Pembelajaran Bahasa,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 201

l.

U

Y

6

Purwanto,

Evaluasi

Hasil

Belajar,

Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.

1ll

Z I

'-Lz

7 Samatowa,Usman.Pembelajaran

IPA

Di

Sekolah Dasar,Jakarta: PT.Indeks, 20 I 0.

,WU

8

Sobur,

Alex.

Psikologi

Umum,

Bandung:

CV.Pustaka Setia, 2003.

\,

I

?

9

Sudijono,Anas.Pengantar

Evaluasi

Pendidikon,

Cet.l

l,Jakarta:

PT.

Raja Grafindo Persada, 2011.

?

U

A

t0

Sudjana,

Metoda

Stotistika,Bandung:

Tarsito, 2005

V

t

4

L

l1

Sudjana,Nana.Penilaian

Hasil

Proses

Belajar

Mengajar,Bandung:

PT.

Remaja Rosdakarya, 2008.

dan

Ibrahim, Penelitian

dan

Penilaiqn


(5)

12 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan

Operasionolnya,

Jakarta:

Bumi

Aksara, 201 1"

?

t3

Supardi,

Aplikasi

Statistika

dalam Penelitian, Jakarta:

Ufuk

Press, 2012.

ul

b.

fi-t4

Syah,Muhibbin.Psikologi

Pendidiknn Dengan Pendekatan

Boru,

Cet. l5Bandung: FT" Remaja Rosdakarya, 2010.

Psikologi Pendidikan Dengan

Pendekatan

Baru,Cet.

Ke-16

Bandung:

PT.

Remaja R.osdakarya,2010.

U

Y

15

Widodo,Ari,

dl<k.Pendidikon

IPA

Di

SD,

Bandung: UPI PRESS, 2007.

h

I6

Yamin,Martinis.Kiat

Membelajarkan Siswa,lakarta: Gaung Persada Press, 2010.

%

U

17 Budhi Akbar dan Gufron Amirullah.2010.

Bahan Materi IP A PLP G .Jakarta:

UHAMKA.

Hlm.37

V

+

18 Patta Bundu.2006,P enilaian keterampilan sains. Jakarta:Depdiknas. Hlm. 1 0

?

U t9 Soemarwot o Otto,l926 Ekolo gi Lingkungan

Hidup dan Pembangunan. Jakarta:

Diambatan 2004.

Hlm

51

U

?

20 Sudjana Djudju, Evaluasi Program

P endidikan Luar Sekolah

wl

21 Arikunto Suharsimi, Dasar Dssar Evaluasi

pendidikon

Ed.2.

cetZ.

Jakarta: Bumi

Aksara,20l3

v

,+,

22 Sanjaya Wina H, Strategi Pembelajaran (

I

4

L

\

Z) Sopiatun Siti, Pengaruh Penggunaan


(6)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia

FORM

(FR)

No. Dokumen

.

FITK-FRIKD{81

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.0l/F.1fl(Mfit.3l343l}Ol3

Lamp.

:-Hal

: Bimbingan Skripsi

Jakarta, 25 Februari 201 3

Kepada Yth.

Iwan Permana Suwarna, M. pd

Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatul lah Jakarta.

As s al amu' al a ikum wr.w b.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara untuk

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

rnenjadi pembimbing ltu

Nama

NIM

Jurusan Semester

Judul Skripsi

PENGARUH PENGGLINAAN LINGKLTNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI BIOTIK

ABIO'|IK

KELAS IV MIN 6

JACAKARSA.

Judr-rl tersebLrt telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2013,

abstraksi/orutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan reJaksional pada judul

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

B_ imbingan skripsi

ini

diharapkan selesai dalam

waktu

6

(enam) bulan, dan

dapat

diperpanjang selar.na 6 (e'am) bulan Lierikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s alamu' alaikurn wr. w b.

i Zakaria,

Siti Riana

1 090 1 8300088

KI - PGMI

VIII (Delapan)

Ed., M. Phil.

1002

K

Iembusan:

l.

Dekan FITK

2.

Mahasiswa ybs