PERANAN KREDIT USAHA RAKYAT KECIL TERHADAP KEGIATAN USAHA MASYARAKAT DI KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK

  S K R I P S I

NGESTI NUSTANI PERANAN KREDIT USAHA RAKYAT KECIL TERHADAP KEGIATAN USAHA MASYARAKAT DI KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK

  FAKULTAS EKONOMI UNI VERSI TAS AI RLANGGA 1 9 8 7 PERANAN KREDIT USAHA RAKYAT KECIL TERHADAP KEGIATAN USAHA MASYARAKAT DI KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK

  ' t f t i

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memperlengkapi Syarat - eyarat dalam

  Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan oleh

  Ngesti Nustani No. Pokok : 0/+81110/f7

  M 1 L I K PERPUSTAKAAN “ BNIVERSITAS M R LAN QGA'

  S U H a H A V A

  FAKULTAS EKONOIJI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1987

  Surabaya, Disetujui dan diterima baik oleh :

  Dosen Pembimbing..: Ke^tua Jurusan : ( Drs. Ec« Sih Hadi Purnomo r*A Drs. Ec» Soepra.iitno )

  Surabaya, ..... ....... ....... • Disetujui 4aii siap untuk diujikan.

  Dosen Pembimbing : ( Drs. Ec. Sih Hadi Purnomo HA )

  DAFTAR ISI Kata Pengantar .......................... i Daftar

  16 6.4* Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............... ..........

  33 3.1. Latar Belakang .................

  3. KURK Merupakan Bantuan Permodalan Bagi Rakyat Kecil Khususnya yang Tinggal di- Desa ....................... *.......

  2 5

  2. Masyarakat Desa dan Fasilitas Kredit Mu­ rah .............................. ..

  23

  23 1.2. Macam-macam Kredit .............

  18 1.1. Unsur-unsur Kredit,..............

  18 1. Arti Pentingnya Kredit ..............

  16 II Kredit Usaha Rakyat Kecil Sebagai Bantuan Permodalan Bagi Rakyat Kecil di Pedesaan

  16 6.3* Ruang Lingkup Anali 6 is .........

  Isi ........................... iii Daftar Tabel ............................ vi

  15 6.2. Hipotesis Kerja ................

  15 6.1. Permasalahan ...................

  6 . Metodologi ..........................

  14

  13 5* Sistematika Skripsi ..................

  12 4. Tujuan Penyusunan ...................

  11 3. Alasan Pemilihan Judul ..............

  1 2. Penjelasan Judul ....................

  1 1. Pandangan Umum ......................

  Bab : I Pendahuluan ............................

  33 Halaman iii

  Bab : ......

  . Halaman 3.2, Keanggotaan dan Organisasi .......

  36 3.3. Modal KURK ............ '.........

  37 3 . Mekanisme Pelayanan .............

  38 III Pelaksanaan dan Perkembangan KURK di Kecamat an Panggul Kabupa.ten Trenggalek .........

  42 1. Kondisi Umum Kec. Panggul ............

  42

  1.1. Letak Geografis ................. ^ 2 1.2* Luas Wilayah, Keadaan Alam dan Jum - lah Penduduk ............. ......

  42 2. Keadaan Perekonomian .................

  45 3. Pelaksanaan dan Perkembangan K U R K ......

  47

  3.1. Peranan Jumlah Nasabah KURK Kecamat­ an Terhadap Nasabah KURK Kabupaten Trenggalek ......................

  55

  3.2. Peranan Nilai KURK Kec, Panggul Ter­ hadap Nilai KURK Kabupaten Trengga - lek ............................

  56 IV Analisis Peranan KURK Terhadap Kegiatan Usa­ ha Rakyat di Kecamatan Panggul ..........

  57 1* Analisis Masalah ..................... ...... 57

  2. Keadaan Responden .................... ...... 59

  2.1. Usia Responden .................. ...... 59

  2.2. Tingkat Pendidikan Formal Responden,

  60

  2.3. Lapangan Pekerjaan Responden ..... ...... 61 . Dampak KURK terhadap Kegiatan Usaha ....

  2.4., Permod'alan ......................

  62

  2.5. Kesempatan Kerja dan Pendapatan iv

  Bab : Halaman V Keeirapulan dan Saran ..................

  69 1. Kesirapulan .........................

  69 2. Saran ...............................

  70 Daftar Pustaka v

  1. Keadaan.Peduduk Kecamatan Panggul Diperinci Menurut Jenis Pekerjaan Untuk Tahun 1984 *.

  60 9* Distribusi Prosentase" Tingkat Pendidikan Responden di Kec*.Panggul ..............

  66 DAFTAR TABEL

  13. Status Pekerja Pada Usaha Responden ..... && 14# Pengaruh KURK Terhadap Pendapatan Responden setelah menerima KURK ..................

  6 k

  12. Distribusi prosentase Jumlah. Responden Menu rut Sumber Kredit Selain KURK di Kec Panggul

  ,

  6 3

  11. Distribusi Prosentase Nilai Pinjaman Respon den yang’ Disetujui .................... 7

  62

  10. Distribusi Prosentase Lapangan Pekerjaan Responden di Kec. Panggul . .............

  61

  den di Kee, Panggul.................... '•

  44

  8 * Distribusi Prosentase Kelompok Umur Respon­

  56

  7. Peranan Nilai KURK Kec, Panggul Terhadap Nilai KURK Kab. Trenggalek .............

  55

  54 6. Prosentase Peranan Jumlah Nasabah KURK Kec. Panggul Terhadap Jumlah Nasabah KURK .Kab* Trenggalek .............................

  5. Laporan Pertcmggung-jawaban Pengelolaan KURK Kec, Panggul per 31 Maret 1986 .....

  51

  4. Perkembangan Nilai Pinjaman KURK Kecamatan Panggul Tahun 1983-1985 ................

  50

  46 3* Perkembangan Jumlah Nasabah KURK Kecamatan Panggul Tahun 1983*1985 ................

  2. Perkembangan Unit Usaha Industri Kecil dan Kerajinan di Kec. Panggul Tahun 1983-1985 •

  Tabel Kalaman vi

  KATA PENGANTAR Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rakhmat Kya, sehingga se- selesai skripsi ini yang berjudul :

  "Peranan Kredit Usaha Rakyat Kecil Terhadap Kegiatan Usaha Masyarakat di Kecamatan Panggul11.

  Skripsi ini penulis susun untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat dalam memperoleh gelar Sarjana \Ekononi Universitas Airlangga, Surabaya.

  Bahan-bahan penyusunan penuli6 peroleh melalui hasil belajar selama kuliah dan hasil penelitian di Kecamatan - Panggul serta bimbingan dari para dosen, sehingga tanpa bantuan pihak-pihak lain skripsi ini tidaklah akam terwujud.

  Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati pada kesem;- patan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan peng?- . hargan yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Bapak Drs. Sih Hadipoernomo MA, sebagai Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu- nya dan mengorbankan tenaganya untuk membimbing serta memberi petunjuk dan saran-saran yang ber- guna dalam penyusunan skripsi ini.

  2. Bapak Ketua Bappeda Kabupaten Trenggalek beserta etaf yang telah dengan memberikan kesempatan se£ ta fasilitas-fasilitas selama penulis mengadakan penelitian* i

  Ft', t i c '»

  3. Bapak Camat Panggul beserta seluruh karyawannya yang telah dengan senang hati membantu eepenuh- nya eelama penulis mengadalan penelitian.

  4. Bapak, Ibu, Kakak-kakak dan Adik yang memberikan dorongan baik moril maupun materiil yang amat berarti hingga akhir tersusunnya skripsi ini.

  3* Rekan-rekan di Fakultas Ekonomi Univefrfcitas

  Airlangga Surabaya yang telah sudi membantu dan memberikan masukan-masukan yang Bangat berguna - bagi penulis hingga terselesainya skripsi ini*

  Semoga Tuhan Yang Maha Eea melimpahkan karunia dan rakhmat-Nya serta membalae kebaikan ini.

  Akhirnya kritik dan saran penulis harapkan dari se­ mua pihak agar skrip

  6 i ini bermanfaat bagi siapapun yang

  membutuhkannya• Penulis ii

  DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................ i Daftar lei ............................ iii

  6.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................ ..

  33 3.1. Latar Belakang .................

  3. KURK Merupakan Bantuan Permodalan Bagi Rakyat Kecil Khususnya yang Tinggal di- Desa ...............................

  25

  2. Masyarakat Desa dan Fasilitas Kredit Mu­ rah ...................... .........

  23

  23 1.2. Macam-macam Kredit .............

  18 1.1. Unsur-ansur..Kredit,..............

  18 1. Arti Pentingnya Kredit .............. .

  16 II Kredit Usaha Rakyat Kecil Sebagai Bantuan Perm£>dalan Bagi Rakyat Kecil di Pedesaan ..

  16

  Daftar Tabel ............................ vi Bab : I Pendahuluan ............................

  16 6.3. Ruang Lingkup Analisis .........

  15 6.2. Hipotesis Kerja ................ .

  13 6*1* Perma.salahan ...................

  14 ' 6 . Metodologi ..........................

  13 5* Sistematika Skripsi ........

  12 4. Tujuan Penyusunan ...................

  11 3. Alasan Pemilihan Judul ..............

  1 2. Penjelasan Judul ....................

  1 1. Pandangan Umum ......................

  33 Halaman iii

  Bab : ......

  6 abah KURK Kabupaten

  3. Dampak KURK terhadap Kegiatan Usaha .... ...... 62 3*1. Permodalan ...................... ...... 63

  2.2. Tingkat Pendidikan Formal Responden....... 59 2*3. Lapangan Pekerjaan Responden ..... ...... 60

  2.1. Usia Responden .................. ...... 59

  2. Keadaan Responden .................... ...... 59 .

  IV Analisis Peranan KURK Terhadap Kegiatan Usa­ ha Rakyat di Kecamatan Panggul ................. 57 1* Analisis Masalah ..................... ...... 57

  ................... ........ ...... 56

  3.2. Peranan Nilai KURK Kec. Panggul Ter­ hadap Nilai KURK Kabupaten Trengga - lek

  Trenggalek ...................... ...... 55

  3.1. Peranan Jumlah Nasabah KURK Kecamat­ an Terhadap Na

  Halaman

  3. Pelaksanaan dan Perkembangan K U R K ...... ...... 47

  2. Keadaan Perekonomian .........■ ........ ...... 45

  1.2. Luas Wilayah, Keadaan Alam dan Jum - lah Penduduk .................... ...... 42

  1.1. Letak Geografis ................ ....... 42

  1. Kondisi Umura Kec. Panggul ................... 42

  III Pelakfianaan dan Perkembangan KURK di Kecamat an Panggul Kabupaten Trenggalek .......... ...... 42

  3.4. Mekanisme Pelayanan .................... 38

  3.3. Modal KURK ...................... ...... 37

  3.2. Keanggotaan dan Organisasi ....... ...... 36

  3*2. Kesempatan Kerja dan Pendapatan ... 6 6 iv

  Bab : Halaman V Kesimpulan dan Saran ....... ‘..........

  70 1* Kesimpulan .........................

  70 2, Saran ...............................

  71 Daftar Pustaka vi

  BAB I PENDAHULUAN 1* Pandangan Umum

  Dalam Repelita IV disebutkan bahwa usaha dan ke­ giatan pembangunan daerah yang telah dilaksanakan selama Pelita III akan dilanjutkan dan semakin ditingkatkan.

  Salah satu aspek pembangunan daerah yang terus ditingkat kan terutama melalui prakarsa dan swadaya masyarakat dan juga melalui pemanfaatan secara maksimal dana-dana bagi pembangunan pedesaan

  Berdaaarkan sensus penduduk 1980, lebih dari 75 % dari penduduk Indonesia berdiam di pedesaan* Oleh karena itu pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahtera- an masyarakat sangatlah tepat bila pembangunan yang di- maksud diarahkan secara langsung kepada masyarakat pede­ saan,

  Bila dibandingkan dengan masyarakat di daerah per kotaan maka tingkat kehidupan masyarakat yang ada di pe­ desaan relatif lebih rendah dan apabila dilihat dari as­ pek keadilan sosial, pembangunan yang bertujuan mening­ katkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan perlu menda- patkan perhatian dan prioritas yang tinggi.

  Pembangunan daerah pedesaan pada prinsipnya di­ arahkan pada pembangunan ekonomi.

  1

  2 Pemilihan prioritas tersebut dengan harapan apabila per- ekonomian rakyat atau masyarakat pedesaan bisa ditingka£ kan akan berpengaruh terhadap perekonomian negara secara menyeluruh. Kalau perekonomian negara baik dan meningkat maka secara tidak langsung akan mempengaruhi perolehan dana untuk pembangunan.

  Pembangunan ekonomi mempunyai arti pengolahan ke- kuatan-kekuatan ekonomi potensiil menjadi kekuatan ekono mi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi serta melalui penambahan kemampuan berorganisasi dan ma- najemen.*

  Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi diperlukan dana investasi yang cukup besar dan diharapkan berasal dari kemampuan dan kesanggupan masyarakat Indonesia un­ tuk membiayainya. Bantuan yang diperoleh dari luar nege- ri dapat digunakan sebagai pelengkap.

  Terdapat tiga sumber dana-dana investasi yang di­ perlukan, yaitu dari pihak pemerintah berupa tabungan p£ merintah, kemudian tabungan masyarakat atau swasta dan dana dari luar negeri berupa bantuan pinjaman*

  ^Republik Indonesia, Paris Garis Besar Haluan Ne­ gara. Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya, 1983, halaman 23.

  3 Tetapi dalam hal ini tabungan masyarakat atau swasta di­ harapkan mampu memegang peranan dalam pembangunan ekono­ mi ini. Hal inilah yang-masih sulit dipenuhi, mengingat masyarakat Indonesia banyak hidup di daerah pedesaan de­ ngan penghasilan yang minim bahkan kadang-kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,

  Sebagian beaar potensi sumber daya alam terdapat di daerah pedesaan yang berupa lahan pertanian baik beru pa penghasil bahan pangan maupun industri, kemudian beru pa sumber air hutan dan tenaga kerja serta tambang* Dengan demikian penggalian' sumber-sumber itu mau tidak mau memerlukan adanya pembangunan.

  Namun demikian jika disimak, masalah kemiskinan pedesaan masih merupakan salah satu topik yang tidak da- Dat dipisahkan dari masalah pembangunan ekonomi pedesaan terlebih di negara-negara sedang berkembang yang sebagi­ an besar penduduknya hidup di daerah pedesaan dengan per tanian sebagai basis ekonominya.

  Berdasarkan penelitian para ahli di Jawa, SumateraTi mur, jelaslah pada umumnya desa di Indonesia berada dalam keadaan yang cukup parah dan memerlukan jalan keluar yang tepat dan tidak dapat ditunda lagi Penduduk desa atau terutama petani yang tinggal di de sa di pulau Jawa kebanyakan berada pada taraf kemis­ kinan. *

  p

  B.N. Marbun, Proses Pembangunan Desa Menyongsong Tahun 2000, Erlangga, Jakarta, 1977# halaman 18.

  4 Disamping begitu banyak kemajuan yang dapat dirasakan bersama, ternyata sebagian besar masyarakat pedesaan ki- ta perjuangan hidupnya masih begitu berat.

  Kemiskinan dapat ditimbulkan karena kurangnya pe- nguasaan akan faktor-faktor produksi misalnya modal, ta­ nah, tenaga kerja dan skill. Masyarakat pedesaan pada umumnya hanya mempunyai tanah yang sempit dan sedikit mo dal atau bahkan tidak mempunyai apa-apa, sehingga penda­ patan yang diperolehnya sangat tergantung pada tenaganya yang diharapkan dapat bekerja dengan baik.

  "Kasus di pulau Jawa memperlihatkan banyak petani yang mempunyai tanah garapan kurang dari satu hektar, bahkan banyak pula yang tidak punya dan bermata pen- caharian sebagai buruh tani’1.

  Sempitnya tanah garapan atau tidak mempunyainya memungkinkan aekali tidak dapat diperolehnya pendapatan yang layak, sehingga mendorong mereka untuk mencari tam- bahan oendapatan. Seperti yang dikatakan seorang ahli ekonomi pertanian Prof. Dr. Ir. Moeljadi Banoewidjojo :

  Dari daratan seluas 190-200 juta Ha, baru sekitar 15 juta Ha saja, atau 7 % yang dipergunakan untuk usaha tani. Sedangkan di daerah-daerah yang padat penduduknya, seperti di Jawa banyak tanah pertanian

  ^Umar Juoro, Masalah Terdepan Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia. Penerbit Alumni Bandung, 1985, hal. 89*

  5 yang subur justru disita untuk lain-lain keperluan seperti untuk industri dan bangunan-bangunan baik oleh pemerintah maupun oleh awasta. Akibatnya adalah luas usaha tani rata-rata, kian ha- ri kian berkurang. Dan bukannya itu saja, kalau dahu lu semua petani mempunyai cukup tanah garapan, maka kian hari kecuali kian menyempit luas tanah garapan- nya itu, akhirnya sebagian petani menjadi tidak lagi memiliki tanah garapan, Kini di daerah pedesaan di

  Jawa, sudah lebih banyak buruh tani, daripada petani pemilik/penggarap tanah, Dalam pada itu, luas tanah garapan rata-rata petani sendiri sudah sedemikian - sempitnya, sehingga sudah tidak memungkinkan lagi un tuk memberikan penghasilan yang layak dan terpaksa mencari tambahan pendapatan, baik sebagai buruh tani, pedagang kecil, pengrajin, tukang maupun yang lain- nya. Dengan penghasilan yang rendah itu maka permo - dalan petani sangat lemah.4

  Kalau ditelusuri lebih lanjut kemiskinan merupa­ kan masalah yang rumit dimana di dalamnya banyak faktor yang saling berpengaruh satu dengan lainnya, Misalnya, suatu keluarga miskin tidak akan mampu memberikan makan- an yang cukup bergizi bagi keluarganya, sehingga akan mempengaruhi tingkat atau kondisi kesehatannya,

  Mereka yang kurang sehat tidak bisa bekerja dengan kapa- sitas penuh dan akibatnya pendapatan yang diperolehnya akanrberbeda dengan mereka yang sehat,

  Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah un tuk membantu mengurangi kemiskinan misalnya dengan membe ri fasilitas kredit bagi masyarakat pedesaan, Pemberian fasilitas tersebut akan sangat membantu mereka dalam us^a

  ^Moeljadi Banoewidjajo, Pembangunan Pertanian, Bi- na Ilmu, Surabaya, 1979, halaman 1 - 2 .

  6 hanya memperoleh tambahan pendapatan.

  Banyak cara yang dilakukan masyarakat pedesaan un tuk memperoleh uang jika keadaan mendesak sekali. Bagi petani kaya yang mempunyai tanah garapan luas tidak ada + masalah jika sewaktu-waktu sangat membutuhkan uang bah­ kan mereka memberi pinjaman juga kepada mereka yang mem­ butuhkan terutama petani kecil. Petani kaya tersebut da­ pat dikatakan sebagai sumber kredit tidak resmi atau in­ formal.

  Ada banyak sumber kredit formal atau resmi yang menyediakan dana untuk dipinjamkan kepada masyarakat ter utama masyarakat pedesaan, misalnya BRI (Bank Rakyat In­ donesia), Pegadaian, Koperasi. Tetapi tidak banyak masya cakat pedesaan yang dapat menikmatinya karena tidak meme nuhi syarat yang telah ditentukan oleh masing-masing sum ber kredit.

  Rendahnya jumlah peminjam dari sumber kredit for­ mal dapat menunjukkan rendahnya keterlibatan masyarakat pedesaan dalam perkreditan formal, tetapi dapat juga me­ nunjukkan kurangnya peranan sumber kredit atau lembaga kredit formal.

  Perkreditan desa merupakan masalah yang tidak mu- dah untuk dilaksanakan karena adanya perbedaan kepenting an dan tujuan kredit antara masyarakat pedesaan yang ter ikat dengan adat kebiasaannya dengan sumber atau lembaga 4

  7 kreditnya. Perbedaan inilah yang harus disesuaikan agar kedua belah pihak tidak saling dirugikan.

  Masalah perkreditan desa melibatkan dua kelompok ke- pentingan yaitu, petani atau masyarakat pedesaan di satu pihak sehagai debitor, dan lembaga kredit di la in pihak sebagai kreditor. Kedua kelompok ini tentu- nya berbeda dalam kepentingan dan tujuannya terhadap kredit sehingga dapat menimbulkan konflik pandangan antara lembaga perkreditan pemerintah dengan masyara kat pedesaan.5

  Masyarakat pedesaan menghendaki kredit bisa diper oleh dengan mudah, murah dan cepat tanpa harus melalui prosedur yang rumit dan tidak disukai sedang lembaga kre dit formal lebih dituntut patuh dan menerapkan peraturan dan persyaratan ketat layaknya prinsip perbankan.

  Kelemahan pada perkreditan formal di pedesaan mam pu dimanfaatkan oleh lembaga atau sumber kredit informal.

  Mereka memberikan pinjaman dengan peraturan yang lebih luwes. Hal ini telah diadakan penelitian oleh Ace Parta- direja bersama staf Departemen Anthropologi Universitas

  Gajah Mada dan Universitas Pajajaran selama satu bulan di 16 desa di pulau Jawa.

  J

  Terdapat berbagai sumber kredit di daerah pedesaan sumber-sumber yang tidak resmi umumnya dapat diper- oleh dengan mudah, cepat dan tepat. Tanpa persyarat­ an administratif dan surat-surat dimana para petani

  ^Faisal Kasryno, Prospek Pembangunan Ekonomi Pede saan Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Edisi I, Jakarta, 1984, halaman 302, dikutip dari Yusuf M Colter, Masalah Perkreditan Dalam Pembangunan Pertanian. 4

  8 tidak biasa dan tidak menyenanginya. Memang terdapat berbagai sumber kredit/oembiayaan resmi di daerah pe desaan dan diantaranya yang terpenting adalah Bank

  Rakyat Indonesia (BRI) sumber kredit yang lain ada­ lah Badan Kredit Kecamatan (BKK), Badan Kredit Deaa (BKD), Lumbung Desa atau Lumbung Paceklik.®

  Kutipan di atas memberi gambaran bahwa kelebihan dari sumber kredit tidak resmi adalah dalam hal pelayanan ke- pada peminjam juga peraturan yang lebih luwes.

  Timbulnya kredit-kredit seperti Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Candak Kulak (KCK) juga Kredit Mini dan Midi karena ada- nya kesadaran pemerintah untuk membuat kebijaksanaan-ke- bijaksanaan konkrit dalam rangka menolong penduduk atau masyarakat miskin pedesaan, yang masih banyak terlibat hutang dan berbagai macam kredit tidak resmi misalnya i jon.

  Akan tetapi semua jenis kredit tersebut belum se- muanya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata, Mereka itu petani kecil terutama buruh ta ni kemudian nelayan, peternak, pengrajin dan pedagang ke cil yang masih belum terjangkau oleh fasilitas kredit tersebut.

  M 1 L I K P EKP t i T AK AAN U N i VE U M T AS AI R L AN O O A' s u r a b a y a

  Faried Wijaya dan Soetatwo Hadiwigeno, (penyun - ting), Untaian Ekonomi Moneter dan Perbankan, Cetakan Ke Dua. Balai Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1981, halaman 304.

  9 Masalahnya bukan hanya terletak pada lembaga kreditnya saja, tetapi juga tergantung pada kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan.

  Pengalaman ini mendorong pemerintah mengambil langkah-langkah kebijaksanaan secara bertahap misalnya dengan memperbaiki dan menemukan sistem baru untuk me- nyempurnakan lembaga kredit atau sumber kredit resmi*

  Dengan demikian diharapkan dapat membantu masyarakat pe­ desaan meningkatkan produksinya serta memperluas usaha- nya di sektor pertanian maupun di luar sektor pertanian.

  Propinsi Daerah Tingkat I, Jawa Timur dalam usaha- nya untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada lembaga kredit resmi mencoba melaksanakan program kredit pedesaan. Melalui dana Program Pengembangan Wilayah ma- syarakat pedesaan dapat memperolehnya dengan mudah. Ada- pun kredit tersebut dinamakan Kredit Usaha Rakyat Kecil atau lebih dikenal dengan KURK,

  Sesuai dengan namanya KURK bergerak di bidang per kreditan. Dengan adanya kredit ini diharapkan dapat mem- beri kesempatan bagi masyarakat miskin pedesaan mengem- bangkan usahanya atau memulai usaha guna peningkatan ta- raf hidup, KURK ini juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai usaha antara lain di bidang pertanian, kerajin- an dan perdagangan kecil serta peternakan.

  Kredit Usaha Rakyat Kecil pada mulanya dilaksana-

  10 kan saat dimulainya pelaksanaan Program Pengembangan Wi- layah yaitu di Madura pada tahun 1979/1980. Dan ternyata

  KURK ini berkembang dengan pesat terlihat selama lima ta hun berlangsung jumlah jangkauan lokasi meliputi 4 Kabu- paten 27 Kecamatan dan 376 Desa.

  Melihat kenyataan seperti itu dapat disiropulkan bahwa KURK mempunyai kelebihan dari kredit-kredit yang lainnya misalnya KIK, KMKP dan KCK. Adapun ciri khusus yang membedakannya adalah- daerah jangkauan, dimana jang­ kauan KURK adalah setiap desa yang ada dan kemudian kre­ dit ini juga tidak memerlukan suatu jaminan apapun dari calon nasabahnya.

  KURK ini merupakan lembaga yang khusus bergerak di bidang perkreditan dan merupakan lembaga perekonomian desa atau kelurahan, sehingga status pemilikan KURK bu- kan menjadi milik nemerintah baik pusat atau daerah apa-‘ lagi sebuah Bank tertentu, tetapi milik rakyat desa atau kelurahan yang bersangkutan.

  KURK ini dir8ncang dengan pola LKMD sebagai pelak sana sehari-hari mengingat jangkauan kredit ini sampai ke pelosok pedesaan kemudian bimbingan teknisnya diper- oleh dari Bank Pembangunan Daerah melalui petugas keca­ matan sedangkan pembinaan usaha nasabah dikoordinir oleh KUD setempat.

  Dari ureian tersebut nampaknya kehadiran KURK di

  11 tengah rakyat kecil sangat menolong paling tidak dapat sedikit demi sedikit dapait melepaskan diri dari lilitan hutang para pelepas uang dalam memperoleh modal, dan ju­ ga dapat membantu mereka yang membutuhkan tetapi tidak terjangkau oleh kredit resmi yang lain misalnya KCK dsb.

  Walaupun fasilitas kredit sangat diperlukan ada suatu hal yang harus diperhatikan terutama dalam hal ini apa yang disebut dengan kredit murah yaitu, kredit ini harus dianggap tidak lebih hanya sebagai penguat bukan- lah sebagai penopang berdirinya suatu usaha dan juga ja- ngan dianggap sebagai pinjaman cuma-cuma dari pemerintah.

  Untuk itu diperlukan juga suatu konsep yang ma- tang untuk membuat dan melaksanakan kredit bagi rakyat kecil terutama di pedesaan baik dalam tatacara pengelola an dana serta kelembagaannya. Disamping itu diperlukan juga suatu tolok ukur keberhasilan program itu sendiri.

  2. Pen.ielasan Judul

  11 Sesuai dengan skripsi yang berjudul s Peranan

  Kredit Usaha Rakyat Kecil Terhadap Kegiatan Usaha Masya­ rakat di Kecamatan Panggul ", dapat dijelaskan sebagai berikut :

  Yang dimaksud dengan "peranan" dalam hal ini ada­ lah sumbangan, sedangkan "pengembangan usaha" maksudnya ialah bahwa semua kegiatan yang dilakukan diarahkan un-

  12 tuk meningkatkan usahanya hingga berkembang dengan baik yang pada akhirnya nanti dapat meningkatkan pendapatan - nya,

  Secara keseluruhan judul skripsi ini dapat dije- laskan sebagai berikut : dalam rangka membantu masyara­ kat pedesaan terutama rakyat kecil pedesaan dalam memper baiki kehidupannya, maka KURK diharapkan dapat berperan dalam pengembangan usaha mereka melalui pemberian kredit murah dan selain itu ikut membantu mengurangi keterlibat an rakyat kecil dari lilitan hutang para pelepas uang.

  3« Alasan Pemilihan Judul Berbagai macam atau jenis kredit telah diberikan untuk membantu pengusaha dalam meningkatkan kegiatan usa hanya. Tetapi semua jenis kredit itu (misalnya, KIK,KMKP, Kredit Mini, Kredit Midi, KCK) tidak dapat dijangkau oleh rakyat kecil misalnya pedagang kecil, petani kecil, buruh tani, pengrajin kecil karena ketidak mampuan mere­ ka dalam memenuhi persyaratan untuk memperolehnya. Hal ini akan terasa sekali bagi rakyat kecil terutama yang tinggal di pedesaan yang juga membutuhkan fasilitas kre­ dit.

  KURK adalah kredit versi Jawa Timur bagi rakyat kecil, terutama yang tinggal di desa-desa.

  Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu dari kabupaten M I L T * kabupaten di Jawa Timur yang melaksanakan program KURK ini.

  Atas dasar pemikiran tersebut penulis memilih ju- dul : PERANAN KURK TERHADAP KEGIATAN USAHA MASYARAKAT DI KECAMATAN PANGGUL, KABUPATEN TRENGGALEK,

  4. Tu.juan Penyusunan Tujuan penyusunan skripsi ini adalah :

  a. Agar pembaca dapat memperoleh gambaran tentang Kredit Usaha Rakyat Kecil di Kabupaten Trenggg lek khususnya yang ada di Kecamatan Panggul - yaitu suatu wilayah yang letaknya paling ujung selatan dari kota Kabupaten. b* Kemberikan gambaran tentang tanggapan masyara­ kat terhadap pelaksanaan program KURK dan sam- pai seberapa jauh sumbangannya dalam rangka membantu permodalan rakyat kecil dalam hal ini pedagang kecil, petani kecil, pengrajin kecil dan pengusaha berskala kecil lainnya dalam me- ngembangkan usahanya. Dengan demikian hasilnya dapat dijadikan sebagai pedoman atau bahan per timbangan untuk melangkah lebih jauh lagi.

  Sehubungan dengan hal ini diharapkan adanya sumbangan pe mikiran tentang langkah-langkah perbaikan ape yang harus dilakukan untuk pelaksanaan program KURK selanjutnya

  14 khususnya di Kecamatan Panggul.

  5. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi disusun untuk memudahkan da­ lam membahas materi skripsi :

  Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini ditulis tentang pandangan umum kredit khususnya kredit bagi rakyat kecil di pe desaan, alasan pemilihan judul, tujuan penyusun an dan sistematika skripsi serta metodologi yang terdiri dari, Permasalahan, Hipotesis Ker- ja, Scope Analisa juga Pengumpulan dan Pengolah an Data.

  Bab II. Bab ini menguraikan tentang arti pentingnya kre dit dan juga fasilitas kredit murah bagi rakyat kecil terutama rakyat kecil pedesaan serta dije i laskan tentang keberadaan program Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK) berikut peraturan pelaksana annya.

  Bab III. Keadaan Kecamatan Panggul akan diuraikan dalam

  bab ini kemudian juga dijelaskan dan diuraikan secara rinci pelaksanaan KURK di kecamatan ini. Keadaan responden, besarnya pinjaman, besarnya angsuran yang harus dipenuhi serta pengaruh

  15 KURK terhadap responden khususnya terhadap ke- giatan usaha respondent Bab IV. Bab ini membahas dan menganalisa sampai sebera- pa jauh peranan KURK terhadap Kegiatan usaha - serta dijelaskan pula kelemahan-kelemahan yang dapat menghambat kelancaran pelaksanaan KURK se hingga program kredit ini dapat tercapainya tu- juan.

  • Bab V. Kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi akan ditulis di bab ini dengan bertitik tolak dari uraian dan data yang telah disajikan dari bab satu sampai bab empat.

  6. Metodologi

  Bagian ini terdiri dari permasalahan, hipotesis kerja, ruang lingkup analisis serta pengumpulan dan pen£ dlahan data.

  (j.l. Permasalahan.

  Seiring dengan meningkatnya usaha-usaha kearah pembangunan meningkat pula kebutuhan baik kebutuhan akan barang produksi atau konsumsi. Sehubungan dengan itu me- riingkat pula permintaan kredit/dana. Fasilitas kredit yang selama ini telah diberikan pemerintah kurang dapat dijangkau rakyat kecil terutama yang tinggal di daerah

  16 pedesaan.

  6.2. Hipotesis Kerja.

  Pemberian fasilitas kredit murah bagi rakyat ke­ cil di pedesaan akan memberikan pengaruh, atau dengan ka ta lain terdapat pengaruh dari KURK yang diberikan pada rakyat kecil (pedagang kecil, buruh tani, pengrajin ke­ cil) terhadaD usahanya meningkatkan pendapatannya, penye rapan tenaga kerja, bagi penerima KURK tersebut.

  6.3. Ruang Lingkup Analisa.

  Obyek penelitian ini hanya terbatas pada usaha- usaha untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh KURK terhadap kegiatan usaha para nasabahnya yang memanfaat- kan fasilitas KURK.

  6.4. Prosedur Pengolahan dan Pengumpulan Data.

  • Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan.

  Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder diperoleh dari kajian kepustakaan, laporan-laporan dari ins tansi yang berwenang, Statistik, serta bahan bacaan lain yang mempunyai kaitan dengan ma- salah yang akan dibahas.

  17 b* Studi Lapangan.

  Untuk memperoleh data primer dilakukan de­ ngan mengadakan wawancara dengan nasabah ser ta mengadakan pengamatan langsung pada res­ pondent

  • Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka data tersebut dima sukkan dalam tabel (dilakukan editing dan tabu- lasi) dan hasilnya akan dianalisis secara des- kriptif dalam bentuk uraian-uraian.

  BAB II KREDIT USAHA RAKYAT KECIL SEBAGAI BANTUAN MODAL BAGI RAKYAT KECIL DI DAERAH PEDESAAN 1* Arti Pentingnya Kredit

  Pada umumnya pembangunan nasional di banyak nega- ra aedang berkembang ditekankan pada pembangunan ekonomi.

  Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tersebut dapat mendukung atau mendorong terjadinya suatu perubahan-peru bahan dan pembaharuan dalam kehidupan masyarakatnya. Dengan demikian akan dicapai tujuannya untuk mendapatkan kesejahteraan dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang me- ningkat.

  Pembangunan ekonomi adalah usaha menambah peralatan modal dan skill agar satu sama lainnya membawa penda patan per kapita yang lebih besar dan produktivitas per kapita yang lebih besar . 1

  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijaksanaan pem­ bangunan ekonomi selalu ditujukan untuk memoertinggi ke- aejahteraan masyarakatnya.

  Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi tersebut maka pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan Sumitro Djojohadiku

  3 umo, Ekonomi Pembangunan. Pe-

  rgantar Ilmu Ekonomi, PT Pembangunan Jakarta, 1955f laman 39*

  18

  19 bimbingan terhadap dunia usaha serta menciptakan iklim yang sehat pula bagi dunia usaha.

  Ikut campur tangannya pemerintah dalam hal ini mengingat bahwa tidak semua kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kehidupannya dapat dipenuhi oleh sektor swasta, terutama kebutuhan infrastruktur yang meliputi semua prasarana termasuk prasarana produksi dan distribu sinya.

  Untuk meningkatkan dunia usaha di dalam perekono- :nian dibutuhkan modal yang tidsk sedikit. Kalau modal yang dimiliki sendiri tidak mencukupi maka terpaksa dica

  :rilah suatu bantuan permodalan dan biasanya berupa pin- jaman atau kredit. Pinjaman ini tidak saja dilakukan oleh sektor oemerintah saja tetapi juga oleh perusahaan iatau sektor rumah tangga.

  Secara makro kredit merupakan suatu alat atau sa- rana yang digunakan untuk mencaDai suatu perkembangan s^ perti yang diinginkan.

  Credit is an important tool in fostering development But, unless the recipient groups have profitable op­ portunities in which to invest, unless the programs are well designed and administered and unless great effort is made to hold down the rate of deliquency credit programs will fail to meet one or more of the criteria of success.* p

  World Bank, Agriculture Credit. August, 1974# ha laman 18.

  20 Kredit berasal dari bahasa Yunani yang berarti ke percayaan. Dengan demikian bila seseorang memperoleh kre dit maka orang tersebut memoeroleh suatu kepercayaan da­ ri pihak lain,

  Kebijaksanaan perkreditan yang merupakan kebijak- sanaan moneter adalah salah satu sarana untuk menunjang peningkatan program ekonomi dan pembangunan sesuai de­ ngan yang disebutkan dalam Trilogi Pembangunan yang ter- diri dari, meningkatkan pendapatan atau produksi, stabi- litas harga dan pemerataan pendapatan.

  Undang-undang No. 14 Tahun 1967 (UU Pokok Perbankan) me-

  1

  nyebutkan bahwa : Kredit adalah oenyediaan uang atau tagihan - tagihan yang daoat disamakan dengan itu berdasarkan persetu- juan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak neminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jum- lah bunga yang ditentukan.^

  Berdasarkan pengertian kredit tersebut dapat di- simpulkan bahwa kredit dapat diartikan suatu pemberian uang dengan suatu kepercayaan bahwa akan dikembalikan s^

  ;

  

5 udah atau dalam jangka waktu tertentu disertai imbalan

berupa bunga yang sudah disepakati bersama.

  ^Faried Wijaya dan Soetatwo Hadiwigeno (penyun- 1;ing), Untaian Ekonomi Moneter dan Perbankan. Cetakan Ke I)ua, Balai Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1981, halaman 419.

  21 Dalam perekonomian perdagangan dan keuangan fung- si kredit secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang.

  Para usahawan selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Keinginan terse- but akan dineroleh melalui peningkatan produk- si, melalui rehabilitasi dan juga melalui usa­ ha baru. Modal yang diperlukan untuk itu semua. bisa diperoleh dari lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank. Jadi pada dasarnya dengan adanya kredit dapat diperoleh suatu usaha ‘pe­ ningkatan produktivitas secara menyeluruh dan disamping itu dana yang ada di bank tidaklan diam tetapi disalurkan untuk suatu usaha.

  b. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu ba­ rang.

  Melalui bantuan fasilitas kredit, maka seorang pengusaha atau orodusen akan dapat memproduksi barang jadi dari bahan yang setengah jadi mau­ pun bahan mentah dengan melalui suatu proses produksi* Juga dengan kredit seseorang dapat membeli barang dan memindahkan barang dari tem pat yang kegunaannya kurang ke tempat yang le­ bih bermanfaat terhadap barang itu.

  c. Kredit menimbulkan kegairahan masyarakat untuk

  22 melakuken usaha, Kegiatan usaha akan meningkat sesuai dengan peningkatan kebutuhan. Tetaoi kegiatan usaha misalnya produksi tidak selalu diimbangi de­ ngan neningkatan kemampuan terutama kemampuan permodalan. Karena itu pula maka pengusaha akan selalu berhubungan dengan pihak lembaga keuangan untuk mendapatkan pinjaman.

  d. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pen dapatan nasional.

  Keuntungan yang meningkat akibat adanya nening

  I katan usaha secara kumulatif akan dikembangkan lagi yang maksudnya akan dikembalikan lagi da­ lam struktur permodalan. Dengan pendapatan yang terus meningkat diharapkan juga dapat me- rangsang pendapatan atau penerimaan pemerintah dari Dajak, selain itu kredit yang disalurkan akan dapat merangsang juga kegiatan eksport se hingga juga dapat memberikan tambahan devisa negara.

  Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi dengan perkataan kredit. Banyak keluar- ga sudah biasa dengan utang piutang, karena pendapatan yang tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya apa- lagi kalau ada kebutuhan yang mendesak.

  23 1.1. Unsur-unsur Kredit.

  Berdasarkan pengertian kredit yang telah ada maka kredit dapat dikatakan memrcunyai ciri-ciri antara lain : a, Adanya tenggang waktu antara prestasi dan kon- tra prestasi, maksudnya ialah pengembalian ser ta imbalannya diterima pada saat yang tidak bersamaan dengan pemberian uang atau barang - yang dipinjamkan. b* Adanya unsur memberi kepercayaan, yang mana si pemberi pinjaman percaya bahwa hutang itu akan dibayar kembali.

  c. Adanya suatu resiko dimana resiko itu akan ter jadi kalau pihak yang diberi kepercayaan itu tidak menepati janjinya.

  d. Adanya keharusan memberi balas jasa atas apa yang dipinjamnya.

  1,2* Macam-macam Kredit* Pembedaan kredit sesuai dengan pengertiannya, di« bagi berdasarkan s a. Sifat Penggunaan*

  Ada dua sifat penggunaan :

  • Kredit Produktif Kredit ini digunakan untuk keperluan produk- si dalam arti luas misalnya untuk peningkat-

  m i l i k

  pbrpv^takaan

  24 an produksinya, pemasaran atau perdagangan.

  • Kredit Konsumtif Kredit ini pada umumnya digunakan untuk ke- perluan konsumsi atau memenuhi kebutuhan se- lain berproduksi.

  b. Keperluan Kreditnya.

  • Kredit produksi diperlukan untuk meningkat­ kan produksi baik untuk meningkatkan mutunya ataupun meningkatkan jumlahnya,
  • Kredit Perdagangan Sesuai dengan namanya kredit ini • digunakan untuk keoerluan perdagangan barang maupun jji sa.
  • Kredit Investasi Kredit ini diberikan kepada para pengusaha untuk berinvestasi misalnya penambahan fasi- litas-fasilitas yang ada hubungannya dengan usahanya.

  c. Jangka Waktu Kredit.

  Pembedaan kredit menurut jangka waktunya di In donesia disesuaikan dengan pengertian menurut peraturan Bank Indonesia, yaitu sebagai beri- kut :

  • Kredit jangka panjang yaitu kredit yang ber- jangka waktu melebihi tiga tahun

  25

  • Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu satu sampai tiga tahun
  • Kredit jangka waktu pendek, jangkanya tidak lebih dari satu tahun.

  2. Masyarakat Pedesaan dan Fasilitas Kredit Murah Desa mempunyai arti yang amat penting terutama ba gi bangsa Indonesia sebab bagian terbesar dari penduduk- nya bertempat tinggal dan mencari nafkah di pedesaan* Dengan demikian dapat dikatakan bahwa desa merupakan sum ber tenaga kerja dan selain itu juga merupakan temDat penghasil bahan-bahan industri serta produk-produk perta nian.

  Di satu pihak desa mempunyai arti yang penting ba gi negara dan bangsa tetapi di lain pihak penduduknya be lum sepenuhnya memanfaatkan potensi-potensi yang ada ka­ rena keterbatasan-keterbatasan kemampuan di berbagai sek tor sehingga mereka hidup dalam kemiskinan.

  Oleh karena itu tantangan yang dihadapi dalam pem bangunan pedesaan oada umumnya adalah rendahnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan pedesaan sebagaimana tercer min dari kekurangan gizi dan pangan, kesehatan yang ku- rang memadai serta pendidikan dan ketrampilan yang ren- dah*

  Dengan kondisi yang seperti tersebut di atas, su- dah barang tentu mereka (masyarakat pedesaan yang terdi- ri dari petani kecil, buruh tani, pedagang kecil, pengra- jin) akan mencari tambahan pendapatan melalui peningkat- an usaha atau mencari usaha lain yang semuanya itu memer lukan modal, sedangkan modal d ’peroleh dengan jalan me- minjam. Tetapi kredit atau pinjaman itu justru akan mem- perberat apabila dipinjam dari lembaga kredit tidak res­ mi atau informal.

  Berdasarkan penelitian Faried Wijaya selama

  6 bu-

  lan di daerah pedesaan di Jawa dan diteliti sebanyak 12 desa sampel, ternyata terdapat berbagai sumber kredit di pedesaan, yang pada dasarnya dapat dibagi dalam dua (

  2 )

  golongan yaitu sumber kredit resmi dan sumber kredit ti­ dak resmi.

  B&

  Lembaga-lembaga kredit pedesaan yang resmi adalah dan Kredit Kecamatan (BKK), Lumbung Desa, Koperasi Kredit, Badan Kredit Desa (BKD), Pegadaian dan Bank

  Rakyat Indonesia (BRI), sedang sumber kredit pedesa­ an yang tidak resmi adalah pelepas uang perseorangan dan pengijon.4

  Kelebihan-kelebihan yang ada pada kredit tidak resmi menyebabkan banyak masyarakat pedesaan yang terpe- rangkap.

  "Persyaratan yang dituntut kreditor perseorangan itu memang mudah. Pelayanannya juga cepat, dan uang yang ^Ibid, halaman 3 0 4 .

  27 dibutuhkan bisa segera diterima tanpa prosedur ber- belit-belit " . 5

  Kelebihan itulah yang sering melupakan bagi si pe minjam akan tingginya tingkat bunga serta kesanggupan un tuk dapat membayar kembali. Sehingga pendapatan yang ren dah tadi dibuat menekan lagi karena keterlibatannya da­ lam hutang yang semakin menumouk dari sumber kredit yang tidak resmi,

  Tingginya tingkat bunga yang ditentukan oleh sum­ ber kredit tidak resmi akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh masyarakat pedesaan (dalam hal ini pemin- jam) yang umumnya usahanya berskala kecil. Kecilnya kre­ dit yang digunakan sebagai modal usaha sedangkan bunga yang harus dibayar tinggi maka keuntungan yang akan di­ peroleh juga semakin kecil.

  Kredit yang mempunyai arti penting bagi masyara­ kat pedesaan dalam rangka menunjang pembangunan ekonomi pedesaan pada umumnya dan memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat pedesaan khususnya terutama kelompok miskin pedesaan, harus mendapat perhatian.

  Kredit yang murah atau dengan suku bunga yang ren dah adalah faktor yang sangat membantu masyarakat desa ^Edy Suandi Hamid dan Mubyarto (penyunting), Kre­ dit Pedesaan Di Indonesia, Sdisi Pertama, BPFE Yogyakar- karta, Maret 19 8 6 , halaman 4*

  28 dalam memperoleh tambahan pendapatan. Dengan keuntungan yang besar tentunya akan dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan hidupnya dan kalau hal ini berlangsung terus serta berkembang maka diharapkan masyarakat desa akan mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian na sional.

  Oleh karena itu peranan pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan terutama dalam penyediaan dananya, dan juga suku bunga serta model atau macam kredit yang se- suai bagi masyarakat pedesaan khususnya kelompok miskin pedesaan,

  Sektor swasta dalam hal ini kurang berminat, apa- lagi dengan tingkat bunga rendah, Ada berbagai alasan yang memungkinkan sektor swasta enggan melaksanakan pem- berian kredit murah tersebut :

  Pertama, kredit murah kurang menguntungkan baginya meng- ingat bahwa pihak swasta selalu menjalankan usahanya de­ ngan tujuan mencari keuntungan. Kedua, adanya resiko yang cukup besar apabila peminjam tidak dapat mengembalikan, begitu juga biaya yang harus dikeluarkan juga besar antara lain untuk menggaji tenaga pelaksana atau karyawan yang banyak.

  Pemerintah harus bersaing dengan para pelepas uang dan pengijon dalam hal pelayanan, peraturan pinjam­ an serta penyediaan dana yang cukup, agar masyarakat pe-