SERBA-SERBI ISLAMIC HOMESCHOOLING Ida Nur’aini Noviyanti

SERBA-SERBI ISLAMIC HOMESCHOOLING

Ida Nur’aini Noviyanti

Sekolah atau belajar?

Agama memerintahkan untuk “IQRO” dan THOLABUL ILMI.

Homeschooling (HS)

• Anti mainstream • Memilih seperti ikan salmon, bukan ikan bandeng • Tiap individu adalah unik • Manusia tidak bisa diperlakukan seperti pabrik untuk

diproduksi secara masal

Persiapan sebelum melakukan HS

• Mental orangtua • Mental anak • Ilmu parenting, termasuk di dalamnya pola asuh

Cek QS. Al Ahzab 35

• Aqidah yg selamat • Ibadah yang benar • Akhlak mulia • Tubuh yang sehat • Intelektual yg cerdas • Kemauan yg kuat • Manajemen waktu yang baik • Teratur dalam setiap urusan • Kemampuan finansial dan set • Rahmatan lil alamin

Hal-hal yang perlu disiapkan dalam memulai HS

• Ilmu tentang HS • Kurikulum • Pola hidup atau jadwal kegiatan sesuai dengan kondisi

rumah dan lingkungan. Termasuk di dalamnya manajemen atau perencanaan yang rapi dan fasilitas

• Dukungan keluarga

Kurikulum yang perlu disiapkan

• Wajib : Al Quran, Hadis, Akhlak, shiroh, berhitung,

menulis, presentasi • Khas kegiatan/pembelajaran sesuai dengan passion

anak yang terlihat di usia 7-8 th. • Dasar-dasar sains • Hidup bermasyarakat • Berdagang • Penelitian (kualitatif dan kuantitatif)

Faktor kegagalan HS

• Ortu. • Mood. • Kurang pro aktif. • Komitmen ortu-anak. • Monoton • Anak dibiarkan tanpa pendampingan (jika ortu bekerja,

minimal salah satu ada di rumah).

Hal yang perlu digarisbawahi dalam menjalankan HS

• Teladan, penting anak melihat ortu bergerak • Melibatkan anak dalam tantangan hidup keseharian • Mengenali fase peka belajarnya. Ketika anak senang

lanjutkan dan ketika anak jenuh hentikan. • Awali dengan mengajar alquran sedini mungkin.

Kurangi media multimedia , perbanyak menghafal dan mendengarkan alquran. Berikan memori sebanyak- banyaknya tentang alquran

• Niatkan kuat, jalnkan maksimal, kesampingkan segala penilaian manusia. Pasrahkan hasilnya pada Allah.

Prinsip penting pelaku HS

• Luruskan niat (bukan agar anak cepat lulus kuliah) • Tidak membandingkan kesuksesan anak dengan pelaku

HS lain. • Proses bukan hasil (pembentukan karakter)

Tujuan memilih HS

• Akidah Islam yang kuat (pilihlah rujukan yang shohih

akidahnya) • Akhlaqul karimah • Kemampuan bertahan hidup

*CONTOH PELAKSANAAN HOMESCHOOLING* RINCIAN ALOKASI WAKTU DALAM SEHARI (DIBUAT ANAK DISKUSI DENGAN ORTU)

• Tidur : 7 jam • Makan : 1 jam (untuk 3 kali makan) • Shalat : 1 jam (untuk 7 kali shalat) • Baca : 2 jam • Belajar : 2 jam • Agama : 3 jam • Main dan Bermasyarakat : 3 jam • Membantu Ortu : 2 jam • Olahraga : 1 jam • Menulis/presentasi : 1 jam • Bebas/me time : 1 jam

RINCIAN JADWAL SETIAP HARI

04.00-05.30 Tahajud, Agama (setor hafalan), Subuh, Sharing 05.30-06.30 Olahraga, mandi 06.30-07.30 Bantu Ortu, Dhuha, Makan 07.30-08.30 Baca 08.30-09.30 Main 09.30-10.30 Belajar 10.30-11.30 Main 11.30-12.30 Dhuhur, Makan, Sharing 12.30-13.30 Agama (Tilawah) 13.30-14.30 Belajar 14.30-16.00 Istirahat/Tidur Siang 30-45 menit, Mandi,

Ashar, Agama (Kajian Hadis dan Adab) 16.00-17.00 Main 17.00-18.00 Maghrib, Makan, Bantu Ortu 18.00-19.00 Baca 19.00-20.00 Isya, Buat Tulisan/Presentasi, Sharing 20.00-21.00 Me Time 21.00-21.30 Persiapan Tidur (ganti baju, gosok gigi,

dongeng, doa)

ANAK DENGAN MINAT DI DESAIN DAN DAGANG (USIA DI ATAS 12 TAHUN)

CITA-CITA: PENGUSAHA, DESAINER Senin: Eng, Math, Desain Selasa: Eng, Desain Rabu : Eng, Dagang Kamis : TS (Tracer Study), Dagang Jumat : Bahasa Mandarin, Desain, Musik Sabtu : Dagang, Bahasa Arab Ahad : Bahasa Mandarin, Desain Subject : Scince, Social, dll masuk ke jam membaca Subject : Bahasa masuk ke jam menulis/presentasi Sebulan sekali : Nyantrik selama seminggu

** ANAK DENGAN MINAT SCIENCE DAN MATH (USIA 9 TAHUN)

CITA-CITA: PROFESOR MATH/SCIENCE DAN PENELITI Senin : Eng, Math, Musik Selasa : Eng, Math Rabu : Eng, Science Kamis : TS (Tracer Study), Dagang Jumat : Bahasa Mandarin, Science Sabtu : Bahasa Arab, Math Ahad : Bahasa Mandarin, TS (Tracer Study) Subject : Menggambar/Kreatifitas, Social, dll masuk ke jam membaca

Subject : Bahasa masuk ke jam menulis/presentasi

Kurikulum Anak Usia Dini

Mengikuti saat anak bermain. Misal dari main air anak belajar banyak hal mulai dari bahasa,

matematika, sains, dll.

Sejatinya istilah homeschooling (HS) itu untuk anak usia sekolah, yakni mulai usia 6-7 tahun.

Homeschooling itu...

• Bukan mendatangkan guru sekolah ke rumah • Bukan mencari sekolah payung dengan akreditasi bagus • Tidak ada libur dan tidak ada masuk sekolah (tiap hari

semangat belajar) • Tidak ada ranking

APA BEDA HE, HS, FLEXI SCHOOL,UNCHOOLING DAN DE SCHOOLING?

• HS: Pilihan kebutuhan belajar bagi anak • FLEXI SCHOOL : Memindahkan sekolah formal ke

rumah, disebut dengan HS berbayar • UNSCHOOLING : Tidak pernah sekolah sejak usia

sekolah • DE SCHOOLING : Pernah sekolah dan berhenti

sekolah

SEJARAH ISTILAH HE DAN HS

Home Education (HE): * Istilah pendidikan berbasis keluarga yg muncul di Inggris Home Schooling (HS): * Istilah pendidikan berbasis keluarga yg muncul di Amerika

JENIS HS

• HS tunggal/mandiri:

Dilakukan ortu tanpa bergabung dengan komunitas • HS majemuk:

Dilakukan dengan bergabung di komunitas belajar

KOMUNITAS BELAJAR

Contoh: Komunitas HSMN wilayah Depok dan Semarang mengadakan

playdate/kopdar dengan melakukan beragam aktivitas dengan pengajarnya adalah member grup ataupun mengundang narasumber eksternal.

Bisa gratis atau berbayar. Misal kegiatan panahan, berkuda, berenang, menulis, dll. Jika berkelompok bisa lebih ringan biayanya.

HSMN wilayah memfasilitasi pendirian PRAMUKA dan SEKOLAH PAYUNG  ada legalitas di bawah Yayasan Dewi Sartika

HSMN wilayah memiliki kepengurusan.

BAGAIMANA DENGAN NYANTRIK (MAGANG)?

• Untuk anak di atas usia 12 tahun • Sesuai dengan minat anak, menawarkan ke anak mau

milih kemana, perusahaan atau personal • Anak tidak dibayar dan kita tidak membayar

perusahaan • Waktunya dari pagi sampai siang atau siang sampai

sore, tidak seharian • Periodenya bisa seminggu sampai sebulan

• Pilihan tempat magang bisa dengan mengajukan lamaran dengan memberikan portofolio atau mencari

teman/kerabat yang kenal

Legalitas Homeschooling

Home schooling di Indonesia adalah legal. Legalitas tersebut dilandasai perundang-undangan sebagai berikut;

* Undang-Undang Dasar 1945, * Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, terutama pada Pasal 27 ayat 1 dan 2 mengenai kegiatan belajar informal, * Undang-Undang No. 32 Tahun 2003 tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah, * Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, * Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, * Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah, * Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 132/U/2004 tentang Paket C, * Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 013 1/U/1991 tentang Paket A dan Paket B, * Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi Pendidikan Kesetaraan. Dalam sistem pendidikan nasional kita, penyelenggaraan homeschooling didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No.20/2003), Pasal 1 ayat 1:

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Dalam Pasal 27 disebutkan bahwa “ (1) kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga

dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mendiri, dan (2) hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan

formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujuan sesuai dengan standar nasional pendidikan.”

Salah satu prinsip dalam sistem pendidikan nasional yang bermanfaat bagi keluarga homeschooling adalah penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka (pasal 4).

Sistem ini memungkinkan mobilitas/perpindahan dari satu jalur kejalur lain; baik jalur informal, non formal maupun formal.

Jika keluarga homeschooling (pendidikan informal) ingin beralih ke sekolah (pendidikan formal), secara prinsip UU No. 20/2003 menjamin hak untuk berpindah jalur.

Bahkan secara eksplisit UU 20/2003 pasal 12 ayat 1 butir e, menyatakan bahwa: “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak berpindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara”.

Dasar pendidikan di tangan orang tua dalam Islam :

Penjelasan: Shahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan

dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda:

“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya.

Seorang Amir (pemimpin negara) adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya.

Seorang lelaki/suami adalah pemimpin bagi keluarga nya dan ia akan ditanya tentang mereka.

Wanita/istri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka.

Budak seseorang adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut.

Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya.”

(HR. Al-Bukhari no. 5200, 7138 dan Muslim no. 4701 dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma).

Hadits di atas memberikan faidah kepada kita bahwa setiap orang tua (bapak dan ibu) berkewajiban untuk memelihara dan mengurus anak-anaknya.

Adapun pengurusan anak meliputi pemberian sandang, papan (tempat tinggal) dan pangan (makanan). Namun yang tidak kalah penting dari ketiga hal tersebut adalah pemberian pendidikan kepada mereka.

Masih banyak orang tua yang meremehkan pendidikan anak- anaknya, mereka mengira bahwa tanggung jawab mereka telah mereka tunaikan apabila mereka telah memberikan sandang, papan, pangan dan menyekolahkan mereka.

Mereka lupa bahwa pendidikan agama adalah salah satu kewajiban yang harus mereka tunaikan bagi anak-anak mereka. Karena mendapatkan pendidikan agama adalah hak setiap anak.

** Dipertegas oleh Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: ”Barang siapa yang meremehkan pendidikan anak dengan tidak

memberikan sesuatu yang bermanfaat baginya, dan membiarkannya sia-sia, maka dia telah berbuat keburukan yang sangat buruk kepada anaknya.

Dan kebanyakan rusaknya anak datang dari sisi bapaknya, karena mereka melalaikan anak-anaknya, tidak mengajari mereka kewajiban-kewajiban dan sunah-sunah agama.

Lalu mereka pun menyia-nyiakan anak-anak mereka di waktu kecil, sehingga mereka tidak bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan tidak bisa pula memberi manfaat terhadap orang tuanya di masa tua.”

(Tuhfatul Maudud bi Ahkaamil Maulud). (Sumber:Diterjemahkan dengan ringkasan dari artkel di

http://www.freemoslem.com/showthread.php?t=1404, oleh Abu Yusuf Sujono)

**

Jika diringkas, maka ada banyak alasan orang memilih melakukan homeschooling, diantaranya :

* Ketidaksesuaian/ketidak cocokan orang tua dengan pendidikan yang didapatkan anaknya di sekolah, misalnya : cara mengajar, adanya konflik dengan guru/sekolah, anak mengalami bully.

* Kesibukan orangtua/pekerjaan orang tua yang tidak memungkinkan anak mendapatkan/mengikuti pendidikan di sekolah sebagaimana mestinya. contoh : orangtuanya diplomat yang setiap 2 tahun selalu pindah tempat kerja.

* Ingin mendidik anak secara langsung, tidak melalui sekolah.

Pilihan Kurikulum HS

* Bisa menggunakan kurikulum Nasional 2013 dari Diknas dengan mengambil panduan materi dan soal di buku sekolah elektronik. (Googling dg keyword BSE/buku sekolah elektronik)

* Bisa menggunakan Cambridge * Bisa menggunakan ACT * Bisa membuat kurikulum sendiri. Pilihan kurikulum tersebut, tergantung daripada visi dan cita-

cita yang ingin dicapai oleh anak.

Sosialisasi HomeSchooling?

Bedakan sosialisasi dengan bergerombol

Ijazah HomeSchooling

Untuk mendapatkan ijasah, anak yang mengikuti homeschooling bisa mengikuti ujian persamaan (di Indonesia ada Paket A, B, dan C), yang disebut dengan Ujian Nasional Paket Kesetaraan (UNPK) dengan 2 cara, yakni:

* Mendaftar di komunitas HS yang ada di kota, biayanya Rp 650.000 (untuk di Bandung)

* Melalui PKBM dengan biaya Rp 1.500.000,- (untuk UNPK Paket A, biasanya Paket B dan C ada kenaikan). UNPK dapat * Melalui PKBM dengan biaya Rp 1.500.000,- (untuk UNPK Paket A, biasanya Paket B dan C ada kenaikan). UNPK dapat

karena sudah banyak terjadi orang tua yang mendaftarkan anaknya untuk mengikuti UNPK tidak terdaftar di Diknas.

Jika melalui komunitas HS, maka akan diberi format rapor yang harus diisi oleh orangtua (disini orang tua harus jujur dalam mengisi), panduan orang tua mengisi rapor berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran bersama anak.

Jika melalui PKBM, orang tua tahu beres, karena rapor diisi oleh PKBM.

Serba-serbi UNPK

Ujian berlangsung dalam 2 periode yakni Mei bersamaan dengan pelaksanaan UN di sekolah formal, pendaftaran mulai bulan Oktober tahun berkutnya.

Periode kedua bulan September, pendaftaran bulan Februari.

Minimal usia anak mengikuti UNPK Paket A usia 11 tahun dan Paket berikutnya yakni 2 tahun setelahnya.

Paket B usia 13 tahun dan Paket C 15 tahun. Namun karena persyaratan minimal usia mengikuti UNPK

paket C adalah 16 tahun maka orang tua diminta menyertakan hasil tes IQ yang hasilnya lebih dari 130. (jika mengikuti ujian paket C pada usia 15 tahun)

Persiapan untuk mengikuti UNPK bisa googling buku sekolah elektronik atau soal-soal tahun sebelumnya yang dapat dibeli di toko buku.

Jika melalui PKBM, biasanya PKBM memfasilitasi tutorial selama 3 bulan menjelang usia, namun pada kenyataannya tutorial hanya diberikan untuk Paket C.

Hasil ujian akan keluar paling cepat 3 bulan setelah ujian. Apabila tidak lulus UNPK, boleh mengulang setelah 6 bulan

pengumuman hasil ujian. Semua universitas menerima UNPK. *

Kuliah ke luar negri

Adapun jika ingin melanjutkan ke luar negeri, maka yg mesti diperhatikan adalah mengecek persyaratan yg diminta melalui web universitas yg akan dipilih.

(1)Jika menerima ijazah Cambridge..

Pastikan persyaratannya hanya O level ataukah memerlukan A level. (Cambridge IGCSE --International General Certificate of Secondary Education-- ada 10 level)

Ujian Cambridge dapat diikuti di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia yang tercantum tulisan Cambridge International Certificate, biasanya di sekolah internasional.

Biaya per subjek 1,3 juta rupiah. Untuk ujian, anak dapat mengambil subjek tertentu saja tergantung permintaan kampus yg diterima tidak harus semua subjek yang ditawarkan Cambridge.

Untuk ujian O Level minimal 3-5 subjek yang umum diambil adalah English, Math dan satu subjek sesuai dengan minat anak.

* Sedangkan jika ujian A Level minimal 5-7 subjek yakni Math,

English, Second Language biasanya Bahasa Ibu (Bahasa Indonesia/Melayu), Subjek pilihan anak, Humanity/Social missal Geography atau History.

Sedangkan untuk latihan soal-soal dapat didownload silahkan googling extreme paper, kode S untuk Sylabus dan QP untuk Question paper (contoh soal).

Kabarnya sekolah di Jepang sdh ada yg menerima sertifikat Cambridge dengan syarat A Level.

Persiapan Cambridge dapat dilakukan sendiri secara gratis karena ada panduan dan cara mengerjakan soalnya. Jadi perlu diketahui secara pasti universitas yg dipilih itu hanya meminta O Level saja atau sampai A Level.

A Level ini lebih berat daripada GAC (Global Assessment Certificate) di poin C krn A level ini sangat akademis.

(2)Jika harus melalui foundation..

Masuk ke foundation selama 1 tahun seperti Univ Monash dan univ lainnya di Australia, Jepang dan Jerman.

(3)Jika universitasnya mitra GAC

Jika anak lebih senang dengan skill dan projek maka sebaiknya ketika umur 16 tahun ambil Global Assessment Certificate (GAC) yg infonya dapat diakses di www.actinternationalservices.com .

Anak selama 1 tahun belajar subjek yg dibutuhkan untuk dapat masuk ke universitas yg menjadi mitra GAC. Biaya di Indonesia selama 1 tahun 55 juta rupiah, belum termasuk ujian

3 level selama 1 tahun. Ujian per level biaya 150 US$ dan ada remedial 2 kali, jika

tidak lulus dan tidak mempengaruhi nilai projek, hanya mempengaruhi nilai akhir.

Syarat mengikuti GAC ini adalah lulus tes masuk berupa tes English atau memiliki sertifikat O Level.

Disarankan untuk memiliki sertifikat English O Level dari Cambridge daripada TOEFL/IELTS/TOEIC yg masa berlakunya hanya 2 tahun dan biayanya lebih mahal daripada O Level. English.

O Level 1,3 juta rupiah sedangkan TOEFL/IELTS/TOEIC Internasional sekitar 2-2,5 juta rupiah.

Jika lulus dari GAC dengan skor bagus bisa langsung mendapatkan beasiswa dari kampus penerima.

Jika memilih jalur ini, sebaiknya anak memiliki portofolio projek yg dilakukannya sejak kecil dan dinarasikan dalam bahasa Inggris. Jangan lupa ajari anak presentasi dengan bahasa Inggris jika milih poin ini.

(4) Ataukah kampus mensyaratkan untuk memiliki sertifikat GRE, GMAT dan SAT.

(5)Langkah ini tidak umum dilakukan, namun tidak salahnya dicoba jika anak merasa percaya diri dengan portofolio yang dimiliki, caranya adalah mengirim surat disertai portofolio ke pimpinan universitas yang ada di luar negeri mengenai jurusan yang menjadi minat anak untuk belajar, katakan di surat bahwa dengan belajar di kampus tersebut nantinya setelah lulus akan membuat karya yang membanggakan almamater.

** Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pemilihan pendidikan formal menyesuaikan dengan keinginan dan kemampuan anak. Orang tua pun mesti bersiap diri, jika akhirnya anak HS ini memilih untuk tidak mempunyai ijazah selama hidupnya karena memilih menjadi praktisi dan entrepreneur.

JIKA DARI SEKOLAH FORMAL KE HS DAN SEKOLAH FORMAL LAGI KASUS BERHENTI SEKOLAH DI KELAS 1-6 SD ATAU 1-

3 SMP/SMA

• Jika anak berhenti di kelas 3 SD, maka ketika usia 11 tahun anak bisa ikut ujian paket A. Kemudian bisa lanjut ke SMP formal kelas 1

• Jika anak berhenti di kelas 1 SMP, maka ketika usia 14 tahun bisa ikut ujian paket B, kemudian bisa lanjut ke

SMA kelas 1. *

PILIHAN HS

• Ujian paket (UNPK) • Ikut UN dengan sekolah payung (agar anak mendapat

NISN –nomor induk siswa nasional--  SEMI HS) • Ijazah Cambridge/Goethe • GAC dengan portofolio • Magang sama ahlinya, pilihan untuk anak yang tidak

mau punya ijazah seumur hidupnya tapi bisa eksis. • Foundation setahun untuk yang mau kuliah di luar negri • Sertifikasi • Kirim lamaran langsung ke Rektor untuk kuliah dengan

menunjukan portofolio (INI JALUR SUPER NEKAT  ISTILAH SAYA ALIAS ANTI MAINSTREAM YANG EXTREM , ADA YG BERHASIL, HANYA BERLAKU DI KAMPUS LUAR NEGERI)

• Anak bisa memilih lebih dari 1 pilihan

FAQ: BAGAIMANA JIKA KEDUA ORTU BEKERJA ?

• Luangkan waktu setelah pulang kerja, minimal 3 jam

tiap hari tanpa sambilan (fokus ke anak) • Sebaiknya hanya salah satu yang bekerja • Jangan sampai anak HS menjadi tidak terarah.

JANGAN PILIH HS JIKA :

• Ortu tidak siap • Hanya untuk mengikuti trend • Anak malas sekolah • Anak bermasalah • Khawatir dengan bully dan pornografi • Ortu belum memberikan pilihan sekolah (berkunjung ke

sekolah yang akan dipilih dengan melakukan trial) atau belajar di rumah bersama ortu.

HS adalah pilihan sistem pendidikan untuk anak kita, ibarat lauk pauk dalam makan.

HS bukan persoalan keimanan sehingga bukanlah menjadi “murtad” jika tadinya sekolah kemudian tidak sekolah dan sebaliknya.

Apapun pilihannya, bekali anak dengan akidah Islam yang lurus, akhlak mulia dan kemampuan bertahan hidup.***

Praktek Homeschooling Anak Usia Dini dan Usia Sekolah Dasar (pra baligh)

Kiki Barkiah, ST

Memahami Homeschooling: Model Pembelajaran Berbasis Keluarga Homeschooling Usia Dini dan Sekolah Dasar

Kiki Barkiah, ST Ibu dari 5 homeschooler yang masih terus belajar tentang

homeschooling *

FAQ:

“Saya ingin menjalankan homeschooling, harus mulai dari mana? Bagaimana kurikulumnya?”

Jawaban Saya:

Mulai dari mengumpulkan sekian alasan mengapa kita memilih homeschooling

Kenapa?

Karena homeschooling itu BERAT!

Lalu kurikulumnya?

Tergantung… Tergantung kita ingin mengantar anak-anak kita kemana

Apakah target kita…

● Agar lulus Kejar Paket A, B, C? ● Agar dapat pekerjaan yang bagus? ● Agar dapat menantu pinter dan kaya? ● Agar bisa membuka usaha sendiri? ● Agar bisa masuk surga?

Karenanya..

● Kurikulum kita..... ● Pelajaran kita.... ● Metode kita.....

Disesuaikan dengan

● Cita-cita keluarga kita ● Kemampuan keluarga kita ● Dana keluarga kita

Pertanyaan yang Harus Dijawab

Untuk Apa Anak Kita Belajar?

Bagi Keluarga Kami

Belajar --> kebahagiaan di Dunia dan Akhirat Kalau dunia saja..... merugi...... Kalau akhirat saja..... tidak beruntung..... Kalau hanya selamat belum tentu bahagia Kalau sudah bahagia dunia akhirat insya Allah sudah selamat Dan ternyata menjadi Bahagia itu butuh Ilmu

Kembali ke Pertanyaan: Kurikulum yang Seperti Apa?

Kurikulum utamanya... Ilmu Apa Saja yang dapat memberikan:

1. Peningkatan kapasitas intelektual → Semakin mengenal kebesaran Allah → Semakin cinta

kepada Allah Dengan kata lain: Jika tidak membuat kita semakin cinta

dengan Allah malah sebaliknya? Tinggalkan sajaaaaa!

2. Tambahan pengetahuan yang membuat kita semakin merasa

kerdil dihadapan Allah

→ Semakin tunduk dan khusuk dalam beribadah kepada Allah Dengan kata lain: Jika membuat kita tambah sombong? Tinggalkan sajaaaaa!

3. Tambahan ilmu yang menumbuhkan kepekaan diri terhadap sebuah masalah

→ Memunculkan kecerdasan sosial untuk mengambil sebuah peran kekhalifahan

Dengan kata lain: Bukan sekedar wawasan/wacana → Ilmunya harus bisa diterapkan untuk memecahkan masalah!

4. Tambahan informasi yang berbuah keluhuran moral → Bertambah derajat kita di sisi Allah. Dengan kata lain: Perbanyak pula wawasan yang menjadikan kita semakin baik

akhlaknya, semakin suci jiwanya

5. Tambahan pengetahuan yang meningkatkan kualitas kinerja dalam profesi

→ Keberkahan mengalir dalam setiap pekerjaan yang → Keberkahan mengalir dalam setiap pekerjaan yang

bidang kita

6. Proses pembelajaran yang mampu memicu perubahan dalam diri kita

→ Meningkatkan semangat untuk melakukan perubahan sosial. Dengan kata lain: Menjadi Agent of Change

7. Tambahan bekal kehidupan yang membuat kita dapat hidup lebih bermartabat dalam sebuah peradaban

→ Bersemangat membangun peradaban yang bersendikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

Dengan kata lain: Ilmu yang bisa meningkatkan kualitas kehidupan manusia **

Kurikulum Tambahannya…

Ilmu apa saja yang menjadi syarat kelulusan untuk masuk sebuah lembaga yang menjadi sarana meraih kebahagiaan dunia akhirat

Metode Belajarnya Seperti Apa?

Apa saja! Yang penting dapat menuntun mereka menjadi....

1. Seorang manusia pembelajar yang berpikir kritis

2. Mampu mengatasi masalah secara mandiri

3. Dapat bekerja secara efektif dalam tim

4. Dapat berkomunikasi secara jelas, serta memiliki pengaruh dalam berkomunikasi

5. Memiliki kemampuan untuk memilih informasi serta menilai kualitas informasi

6. Dengan informasi dan berbagai sarana yang ada murid mampu menggabungkan pengetahuan dan melakukan analisa.

Output dari setiap proses belajar yang kita harapkan seperti apa?

● Setiap murid dapat menghasilkan sesuatu yang original ● Mengikuti setiap petunjuk dalam proses belajar secara

seksama namun mampu melakukan improvisasi. ● Pada akhirnya mereka mampu menciptakan sesuatu yang

praktis, relevan dan bermakna bagi ilmu pengetahuan.

Output besar apa yang ingin kita capai dengan berpayah-payah homeschooling???

Melahirkan Generasi…

Sholih, muslih, hafizh, dan produktif melakukan amal yang bermanfaat

Generasi yang…

● berkomitmen dalam akidah dan ideologi Islam ● berkomitmen dalam syariah ● berkomitmen dlm berakhlak yg sesuai dg nilai-nilai Islam ● Mampu melakukan islah pada dirinya dan orang lain ● Mampu melakukan islah pada lingkungan dan alam sekitar ● Mampu melakukan islah pada dunia islam ● Mengenal potensi dan mampu memilih peran dlm peradaban ● Mengoptimalkan peran kekhalifahan yang di emban untuk

memajukan peradaban

Generasi yang Cerdas yaitu yang memiliki...

1. Kemampuan menyimpan informasi dalam memori

2. Kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan, dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual

3. Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan

4. Kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya

5. kemampuan untuk memecahkan masalah

6. kemampuan untuk menciptakan hal baru

7. kemampuan untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru

**

Cerdas yang hakiki

Dalam sebuah hadist disebutkan Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata,

“Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tibatiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya,

‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’.

Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab,

‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’

(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah)

Apa yang orang tua lakukan?

Orang tua sibuk menjejalkan berbagai pengetahuan kognitif pada anak sejak usia dini.

Bagi anak usia dini banyak hal yang lebih penting daripada pengetahuan kognitif.

Sikap hidup yg penting dibangun di awal tahun usianya

1. Anak dapat menunjukkan semangat dan rasa ingin tahu sebagai seorang pembelajar

2. Anak memiliki daya tahan dalam mengerjakan tugas sampai tuntas dan bersedia mencari bantuan ketika menghadapi masalah

3. Anak bersikap menyenangkan dan kooperatif dalam kegiatan belajar.

4. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan satu atau lebih anak-anak

5. Anak dapat berinteraksi dengan mudah dengan orang dewasa yang dikenal

6. Anak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok

7. Anak dapat bermain dengan orang lain dengan cara yang baik

8. Anak bersedia bergiliran dan berbagi mainan

9. Anak dapat membersihkan dan merapihkan lingkungan setelah menggunakannya

10. Anak dapat mencari bantuan orang dewasa bila diperlukan untuk menyelesaikan konflik

11. Anak dapat menggunakan kata-kata dan cara yang baik untuk menyelesaikan konflik

12. Anak dapat mendengarkan dengan pemahaman terhadap arahahan, perintah dan percakapan

13. Anak khususnya usia pra sekolah dapat mengikuti satu sampai dua petunjuk

14. Anak dapat berbicara dengan cukup jelas untuk dipahami tanpa harus memberikan petunjuk kontekstual

15. Anak dapat bercerita berkaitan pengalaman disertai dengan pemahaman tentang urutan peristiwa

16. Anak memiliki minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan membaca

17. Anak mendengarkan dengan antusias saat dibacakan buku

18. Anak dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat dari cerita

19. Anak dapat menunjukan urutaan cerita melalui gambar secara logis

20. Anak dapat bermain peran dengan benda-benda

21. anak dapat mengambil peran dalam permainan berpura- pura

Bagaimana Dengan Membaca?

Membaca simbolik? Bisa Ditunda! “iqro!” Membaca, mengkaji, mendalami ilmu, menggali hikmah,

mengambil pelajaran. Sejak dini! Sumber ilmu itu buku, maka yang penting bagaimana Anak Cinta Buku…. Anak Cinta Ilmu….

Hal yg jauh lebih penting dr mengajarkan skill membaca:

1. Proses menamkan kecintaan kepada buku dan ilmu

2. Melatih kemampuan anak dalam memahami isi bacaan.

3. Memperluas kosakata melalui kegiatan membaca

4. Memperluas wawasan melalui kegiatan membaca

Apa yang perlu kita lakukan di awal tahun usia mereka agar menghasilkan anak-anak pembelajar yang cerdas?

1. Perbanyak menyusui secara langsung tanpa bantuan botol

2. Perbanyak diskusi tentang lingkungan sekitar

3. Perbanyak melibatkan mereka dalam pekerjaan seharihari

4. Perbanyak melatih mereka melakukan keperluan dirinya sendiri dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi

5. Perbanyak kegiatan membaca buku bersama mereka dan mendiskusikan isi bacaan

6. Perbanyak olahraga bersama mereka

7. Perbanyak melakukan kegiatan bermain aktif

8. Perbanyak cinta dan kasih sayang

9. Perbanyak membaca alquran sejak dalam kandungan

10. Perbanyak doa dan sedekah, insya Allah

Tempat Belajar Itu, Begitu Dekat!

Kegiatan Alami

1. Bicara

2. Mendengar Bunyi

7. Melakukan Proyek

Tips Berbicara Pada Bayi dan Balita

- kegiatan berbicara bukan berarti kita terus berbicara sementara anak mendengarkan. Pastikan anak memiliki banyak kesempatan untuk berbicara kepada kita.

- respon setiap kata yang disampaikan seorang anak meski belum fasih pengucapannya dengan memperluas pembicaraan.

- perkuat perbendaharaan kata bayi kita dengan menyebutnya berulang-ulang dan mengembangkannya pada kalimat

- jika kita menggunakan dua bahasa di dalam rumah, bicara pada bayi dengan bahasa yang paling kita kuasai. Hal ini akan memberi kesempatan bagi kita untuk menjelaskan sesuatu secara lebih fasih.

Tips Membaca Bersama Bayi Dan Balita

- Jadikan buku sebagai investasi masa depan keluarga - Jadikan kegiatan membaca menjadi kegiatan harian keluarga - Buatkan area khusus membaca yang nyaman - Berikan bayi buku dengan bahan yang tidak mudah rusak

sehingga ia bisa melihat-lihat sendiri. - Sebelum membaca, ajak anak menerka isi bacaan dari gambar

sampulnya. - Bacakan ia cerita bergambar dari buku dengan menunjukkan

gambarnya. - Bacakan buku yang sama secara berulang untuk membangun

kosakata mereka dalam berbahasa. - Sesekali bacakan ia cerita yang lebih panjang tanpa buku

bergambar. - Kita juga dapat merekam proses membacakan cerita kepada bergambar. - Kita juga dapat merekam proses membacakan cerita kepada

-Ketika bayi kita beranjak menjadi balita, kita mulai dapat bertanya tentang isi sebuah cerita serta membangun diskusi sederhana.

- Gunakan buku untuk mengenalkan kosakata yang tidak umum digunakan dalam pembicaraan sehari-hari

- Kita juga dapat mengenalkan alfabet dengan cara membunyikannya. Kita dapat membunyikan huruf-huruf awal pada sebuah kata

Tips Menulis

- Orang tua tidak perlu memaksa anak-anak untuk melakukan kegiatan menulis atau menggambar.

- Orang tua dapat menyediakan fasilitas yang mendukung dan menawarkan berbagai pilihan kegiatan positif termasuk menggambar.

- Untuk tahap awal anak-anak baru sekedar belajar memegang alat tulis dan mencoret abstrak. Coretan dan gambar adalah kegiatan pra menulis yang bermanfaat kedepannya. Apresiasi setiap goresan yang mereka buat dengan membahas cerita dibalik gambar yang mereka buat.

- Tulislah keterangan cerita mereka didalam gambar yang mereka buat agar mereka memahami bahwa ada hubungan antara bahasa yang diucapkan dengan yang dituliskan.

- Kegiatan pra menulis juga dapat dilakukan tanpa perlu menunggu mereka mampu memegang alat tulis. Kita bisa melatih motorik halus mereka dengan memberikan bahan finger paint, biarkan anak mencorat-coret dan menggambar abstrak dengan jari mereka. Pengenalan alfabet juga bisa dilakukan dengan menggerakan jari kita diatas pasir pantai, tanah, atau menulis di langit.

Tips Bermain

- Berikan mereka waktu yang cukup untuk bermain. Terkadang permainan terbaik bagi anak adalah permainan yang tidak terstruktur saat mereka dapat menggunakan imaginasi mereka dan membuat cerita terhadap permainan yang mereka lakukan.

- Ajak anak berdiskusi tentang cerita dibalik permainananya, tanpa perlu banyak mengarahkan perminan mereka kecuali bila benar-benar dibutuhkan, misal karena alasan keamanan.

- Sediakan sebanyak-banyaknya pilihan permainan yang bisa ia mainkan. Berikan ia kebebasan memilih mainan dan bagaimana cara ia ingin memainkannya. Lalu kembangkan permainan mereka menjadi sarana pengetahuan yang lebih bermakna dengan mengkaitkannya dengan materi pelajaran dalam kurikulum seperti sains dan matematika.

- Ajak mereka bermain drama terhadap cerita yang sedang dibahas, baik cerita karangan mereka atau pengembangan dari kegiatan membaca buku

**

Bagaimana mengajarkan Islam di awal-awal tahun usia mereka?

Mengajarkan Islam

1. Membangun lingkungan yang memberi pengalaman religius bagi anak

2. Memberikan teladan pengamalan agama dan kedekatan kepada Allah didalam rumah

3. Mengkaitkan sekian banyak pengalaman dan kejadian dengan nilai-nilai Ilahiah dan memperdalam pengenalan mereka akan sifat-sifat Allah

4. Membaca buku cerita yang bernuansa islam sesuai dengan tahapan usianya

5. Membaca kisah nabi yang disajikan dalam buku yang dirancang sesuai dengan tahapan usianya

6. Memperdengarkan ayat-ayat Al-quran dan mengenalkan bahwa Al-quran memuat pesan Allah kepada manusa. Misalnya ketika kita ingin memberi nasihat kepada anak kita, katakanlah "Kata Allah di dalam Al-quran........"

Apa saja yang harus diperhatikan dalam memilih materi dan metode penyampaian dalam homeschooling?

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Tahapan belajar anak

2. Kecerdasan majemuk yang dimiliki

3. Temperamen dan kepribadian anak

4. Gaya belajar anak

Tahapan Belajar Anak

Trivium

1. Grammar Stage (usia 0-11)

2. Logic Stage (11-14)

3. Rhetoric Stage

8 Kecerdasan Majemuk ● kecerdasan logika

● kecerdasan tubuh (kinestetis) ● kecerdasan relasi (interpersonal) ● kecerdasan imaji (spasial) ● kecerdasaan musik ● kecerdasan diri (intrapersonal) ● kecerdasan bahasa ● kecerdasan alam.

Gaya Belajar Anak

Visual

- Saya Melihat Saya Belajar!

Audio

- Saya Mendengar Saya Belajar!

Kinestetik

- Saya Melakukan Saya Belajar! ***

Praktek Homeschooling Anak Usia Baligh

Yuria Pratiwhi Cleopatra

Memahami Homeschooling: Model Pembelajaran Berbasis Keluarga Homeschooling Anak Usia Baligh

Yuria Pratiwhi Cleopatra *

Remaja?

• Baligh sebagai batas mukallaf • No excuse

Visi misi keluarga

• Di bahas dalam rapat keluarga • Latar belakang • Potensi • Kompetensi • Resource

Alternatif pendidikan

• Sekolah formal • Pesantren

• Boarding school • Sekolah swasta • Sekolah kejuruan • Homeschooling

Homeschool’s stakeholder

• Ayah • Ibu • Anak • Khadimat • Lingkungan sekitar yang terlibat

Homeschooling

• Membentuk pribadi muslim unggulan • Bukan pelarian • Bukan trend • Tujuan : menyiapkan mujahid terbaik dalam

membangun peradaban Islam

Implementasi

• Pembuatan program sesuai visi misi keluarga • Komitmen dari seluruh stakeholder homeschooling • Konsisten • Mujahadah dalam mensukseskan program yang telah

dibuat

Profil

Ida Nur'aini Noviyanti

Founder komunitas Homeschooling Muslim Nusantara (HSMN). Sedang menyelesaikan studi post doctoral sambil menjalankan homeschooling dengan 3 anak. Per Oktober 2015 hijrah ke Taiwan.

Visi dan misi dalam menjalankan Homeschooling: Masuk surga bareng sekeluarga dan bahagia dunia

akhirat.

Kiki Barkiah

Ibu Rumah Tangga, menjalankan homeschooling dengan 5 anak. Ketua Yayasan Al-Kindi Batam (Komunitas Homeschooling dan Rumah Tahfidz), CEO CV MASTAKKA GLOBAL INFORMA. Visi dan misi dalam menjalankan Homeschooling: Melahirkan generasi sholih, muslih, hafidz yang produktif berkarya agar kelak dapat menjadi dinasti keluarga yang memiliki kedudukan istimewa di surga.

Yuria Pratiwhi Cleopatra

Lebih dikenal dengan panggilan Teh Patra, ibu dari 4 anak homeschooling. Aktivitas membina sekolah tahfizh Beranda Qur’an, Manajer Rumah Keluarga Indonesia, Ketua ITBMotherhood, Trainer dan konsultan keluarga dan keuangan keluarga Islami. Visi dan misi dalam menjalankan Homeschooling: Mempersiapkan mujahid terbaik untuk kejayaan Islam