PROFIL PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN GAYA KOGNITIF | Afifah | JP2M (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) 1 SM

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

PROFIL PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP
BERDASARKAN GAYA KOGNITIF
Dian Septi Nur Afifah
STKIP PGRI Tulungagung
email: [email protected]

Abstrak: Penelitian bertujuan mendeskripisikan profil pengajuan masalah siswa
berdasarkan gaya kognitif Field Independent (FI) dan field dependent (FD ). Subjek
penelitian adalah 1 siswa yang bergaya kogntif FI dan 1 siswa yang bergaya kognitif
FD. Hasil analisis adalah: Profil pengajuan masalah oleh subjek FI: semua respon
merupakan soal matematika yang bersumber dari informasi verbal; semua soal dapat
terpecahkan, sudah ada soal dengan tingkat kesulitan tinggi, namun umumnya soal
dengan tingkat kesulitan sedang; beragam; umumnya memuat data baru. Ditinjau
dari segi sintaksis: kualitas soal tergolong ketegori tinggi. Ditinjau dari segi
semantik: kualitas soal tergolong ketegori tinggi. Profil pengajuan masalah oleh

subjek FD: ada respon yang merupakan pertanyaan non-matematika, dan respon
lainnya adalah soal matematika yang bersumber dari informasi verbal; ada soal yang
tidak dapat terpecahkan, sudah ada soal dengan tingkat kesulitan tinggi; kurang
beragam; umumnya tidak memuat data baru. Ditinjau dari segi sintaksis: kualitas
soal tergolong ketegori tinggi. Ditinjau dari segi semantik: kualitas soal tergolong
kategori sedang.
Kata Kunci: gaya kognitif, field independent-field dependent, pemecahan matematika.

siswa. Selain itu, dalam pembelajaran

PENDAHULUAN
Salah satu cara yang mungkin bisa

guru

juga

harus

memperhatian


memperbaiki

karakterisitik dan potensi tiap-tiap siswa

pembelajaran di dalam kelas adalah

di kelasnya. Jika cara yang disampaikan

mengoptimalkan peran guru dalam proses

guru tidak sesuai dengan karakterisitik

pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan

dan potensi yang dimiliki siswa, maka

jika guru dapat mengelola pembelajaran

akan menyebabkan siswa tidak bisa


di kelas dengan baik, serta tugasnya

menyerap

sebagai

di-

pembelajaran yang dilaksanakan oleh

laksanakan dalam pembelajaran, salah

guru secara maksimal, Sehingga siswa

satunya

cenderung

diupayakan


untuk

fasilitator

dalam

benar-benar

membangun

dan

pelajaran

dan

malas

mengembangkan pengetahuan siswa. Jadi


pembelajaran,

pembelajaran dalam kelas tidak hanya

berdampak negatif

sekedar transfer ilmu dari guru kepada

akademik siswa.

mengikuti

memperhatikan

yang

selanjutnya

terhadap prestasi


Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

100

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

Salah satu potensi yang dimiliki
siswa

yang

dikembangkan
pengajuan

perlu

dikaji


adalah

masalah

dan

kemampuan
siswa,

karena

ISSN
2460-7800

pengajuan masalah yang bagus, baik
dilihat

dari

kuantitas


segi

kualitas

hubungan

respons,

semantik

dan

sintaksis. Dengan demikian pengajuan

kemampuan pengajuan masalah tidak

masalah

dan


pemecahan

masalah

hanya melatih penalaran siswa tetapi juga

sangatlah berkaitan, keduanya saling

berpengaruh positif terhadap kemampuan

memberikan pengaruh positif.

siswa dalam memecahkan masalah. Hal

Pegatahuan tentang kemampuan

ini ditunjukkan oleh hasil penelitian

pengajuan masalah siswa adalah penting,


Hirashima, dkk (dalam Woolf, 2008:

karena dapat memprediksi kemampuan

687)

siswa dalam memecahkan masalah, hal

bahwa

menggunakan

pembelajaran
pendekatan

dengan
pengajuan

ini


sebagaimana

telah

diungkapkan

masalah menimbulkan dampak positif

Kilpatrick (dalam Rahman, 2010) bahwa

terhadap

secara

kemampuan

pemecahan

teori

kualitas

masalah

yang

masalah. Selanjutnya hasil penelitian

diajukan oleh siswa merupakan variabel

Tuğrul, dkk (2010) menyatakan bahwa

bebas untuk memprediksi seberapa baik

“there was a significant relation between

siswa dapat memecahkan masalah.
Kemudian salah satu karakteristik

problem posing and problem solving
skills. Furthermore, it was established

siswa

that there was a parallelism between the

dipertimbangkan

number of problem posed and success in

adalah gaya kognitif siswa, karena jika

solving”.

Kutipan

ini

dikaji

dan

dalam

pembelajaran

penyampaian

pesan/informasi

tidak

memperhatikan

signifikan antara keterampilan pengajuan

gaya

masing-masing

masalah dan pemecahan masalah. Lebih

tentunya proses pembelajaran tidak akan

dari itu, telah terbukti ada kesejajaran

mencapai hasil yang maksimal. Karena

antara banyaknya masalah yang diajukan

akan berbeda cara siswa dalam merespon

dan

pembelajaran yang disajikan guru.

menyatakan

bahwa

keberhasilan

ada

dalam

hubungan

pemecahan

pada

perlu

saat

problem

guru

yang

kognitif

siswa

penelitian

Dalam mengajukan suatu masalah,

Silver & Cai (dalam Rahman: 2010)

maka ada informasi yang diterima, yang

menginformasikan bahwa siswa yang

selanjutnya

kemampuan

masalahnya

digunakan

kemampuan

permasalahan. Dengan demikian, seorang

masalah.

tinggi

Kemudian

hasil

pemecahan

mempunyai

diproses,
untuk

disimpan,

dan

mengajukan

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

101

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

individu dalam mengajukan masalah

(FI). Field Dependent (FD) adalah suatu

akan dipengaruhi oleh gaya kognitifnya,

gaya kognitif yang dimiliki siswa dengan

Karena gaya kognitif sendiri adalah

menerima

kecenderungan

dalam

Sedangkan Field Independent (FI) adalah

menyusun

gaya kognitif yang dimiliki siswa yang

kembali

cenderung menyatakan sesuatu secara

menerima,
informasi

individu

mengolah
serta

informasi

dan

menyajikan

tersebut

berdasarkan

lebih

global.

analitik.
Setiap siswa FI dan FD mempunyai

pengalaman-pengalaman yang dimiliki.
Penelitian ini mengkaji salah satu

sesuatu

kelebihan

dan

kekurangan

dalam

dari potensi dan karakteristik siswa, yaitu

bidangnya. Ditinjau dari gaya kognitif,

potensi pengajuan masalah siswa dan

siswa dimungkinkan ada kecenderungan

karakteristik
penelitian

ini

memberikan

kognitif.

Hasil

pemahaman dalam memecahkan masalah

dimungkinkan

dapat

matematika.

gaya

informasi

kepada

guru

Penelitian

sebelumnya,

Meizun (2009) tentang proses berpikir

tentang gambaran pengajuan masalah

siswa

matemtika

gaya

masalah matematika ditinjau dari gaya

menjadi

kognitif menyatakan bahwa terdapat

pertimbangan bagi guru dalam mengelola

perbedaan kecenderungan proses berpikir

dan merancang pembelajaran matematika

dilihat dari perbedaan gaya kognitif.

kognitif,

siswa
yang

berdasarkan
selanjutnya

dengan

memperhatikan

siswa

tersebut.

karakteristik

SMP

dalam

menyelesaikan

Atas dasar yang telah diungkapkan

(2007)

di atas, maka penulis tertarik untuk

menyatakan bahwa setiap orang memiliki

mengkaji lebih dalam tentang profil

cara-cara khusus dalam bertindak, yang

pengajuan masalah matematika siswa FI

dinyatakan

dan siswa FD.

melalui

Ardana

aktivitas-aktivitas

perseptual dan intelektual yang dikenal

seseorang

kognitif

matematika,

pengajuan

masalah atau yang lebih umum dikenal

dengan gaya kognitif.
Gaya

Dalam

cara

dengan problem posing bisa diartikan

menyimpan

sebagai perumusan soal matematika.

merupakan

memproses,

maupun menggunakan informasi untuk

Siswono (2002)

menanggapi suatu tugas atau berbagai

pengajuan masalah/soal merupakan salah

jenis

satu bentuk komunikasi siswa dalam

lingkungannya.

Gaya

kognitif

dibedakan menjadi dua yaitu Field

pembelajaran

Dependent (FD) dan Field Independent

pendidikan

mengatakan bahwa

matematika.
mendefinisikan

Para

ahli

pengajuan

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

102

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

masalah matematika secara beragam.

Berdasarkan beberapa pernyataan

Berikut beberapa pengertian pengajuan

dan pengertian di atas, dalam penelitian

masalah matematika menurut para ahli

ini yang dimaksud dengan pengajuan

yang dikutip dari Rahman (2010):

masalah

1.

Shukkwan mengartikan pengajuan

berdasarkan informasi yang diberikan.

masalah matematika sebagai perumusan

Dalam hal ini siswa diarahkan untuk

ulang serangkaian masalah matematika

membuat

dari informasi yang diberikan.

dilakukan untuk mengetahui profilnya

2.

dalam mengajukan masalah (soal).

Dillon mendefinisikan pengajuan

adalah

finding, yaitu suatu proses berpikir yang

dalam

menghasilkan

pengajuan

matematika

sendiri.

mendefinisikan
masalah,

para

mengemukakan sebagai berikut:

diberikan untuk diselesaikan.

1.

Silver

memberikan

pengertian

Hal

ini

bentuk-bentuk

dari suatu situasi/informasi tertentu yang

3.

soal

Beberapa para ahli juga berbeda

masalah matematika sebagai problem

pertanyaan

soalnya

perumusan

ahli

Silver dan Cai (1996) menjelaskan

bahwa

pengajuan

masalah

dapat

pengajuan masalah matematika sebagai

dikembangkan dalam tiga bentuk sebagai

suatu usaha mengajukan masalah baru

berikut:

dari suatu informasi atau pegalaman yang

a.

telah dimiliki oleh siswa.

pengajuan masalah berdasarkan soal yang

4.

Stoyanova

mendefinisikan

&

Elerton

pengajuan

masalah

posing,

Pre-solution

yaitu

belum diselesaikan atau dari situasi yang
diadakan.

Hal

ini

dilakukan

untuk

matematika sebagai suatu proses, atas

mengecek pemahaman siswa terhadap

dasar pengalaman matematika, siswa

suatu

mengkonstruksi penafsiran pribadi dari

pendidik bisa memprediksi sejauh mana

situasi konkret dan merumuskan sebagai

siswa memahami sebuah konsep atau

masalah matematika yang bermakna

sejauh mana keinginan siswa untuk

5.

mengetahui

Gonzales

pengajuan

memandang
masalah

bahwa

metematika

konsep

menjadi

matematika,

suatu

masukan

konsep,
bagi

sehingga

sehingga

guru

untuk

merupakan tindak lanjut dari kegiatan

memberikan apa yang dibutuhkan siswa.

pemecahan masalah matematika, yaitu

b.

ketika

pengajuan

hasil

pemecahan

masalah

Within-solution

masalah

posing,

yaitu

dikembangkan

matematika tersebut mengundang untuk

dengan merumuskan ulang soal yang

diajukan pertanyaan yang baru.

sedang diselesaikan. Hal ini bertujuan

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

103

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

untuk melatih siswa dalam memantapkan

respons berupa pertanyaan matematika

pemahaman

terhadap

terbagi

matematika

atau

suatu

konsep

pemecahan

soal

matematika yang telah dipelajarinya.
c.

posing,

Post-solution

kepada

lima

bagian,

yaitu

berdasarkan: a) keberagaman materi yang
terkait dengan soal yang diajukan, b)

yaitu

kecenderungan

informasi

yang

yang

pengajuan masalah yang dikembangkan

digunakan, c) dapat atau tidaknya soal

dengan momodifikasi tujuan atau kondisi

dipecahkan, d) tingkat kesulitan soal, dan

masalah yang telah diselesaikan. Soal

e) benar atau tidaknya jawaban yang

yang diharapkan adalah soal-soal yang

diberikan.

berbeda

dengan

soal

yang

baru

Menurut

Siswono

14),

pengajuan

soal

dipecahkan, sehingga muncul konsep

dalam

baru atau penyelesaian yang baru, Hal ini

matematika, diperlukan kriteria-kriteria

bertujuan

atau

sebagai berikut, yaitu: a) dapat tidaknya

menambah pemahaman siswa terhadap

soal dipecahkan, b) kaitan soal dengan

konsep matematika tertentu.

materi yang diajukan, c) jawaban atas

untuk

Dalam

meningkatkan

penelitian

ini

menganalisis

(1994:

bentuk

soal yang dipecahkan, d) struktus bahasa

pengajuan masalah yang dipakai adalah

kalimat soal, dan e) tingkat kesulitan

Pre-solution posing, dalam hal ini siswa

soal.

diberikan suatu informasi, yang berisi

Pada penelitan ini, jenis respons

situasi dalam bentuk cerita, didalamnya

berupa soal matematika diklasifikasikan

terdapat gambar dan bilangan-bilangan.

kepada lima kategori dan empat di

Secara umum dapat dikatakan bahwa

antaranya mengacu pada klasifikasi yang

informasi yang diberikan berupa data

diungkapkan oleh Siswono dan Muiz.

verbal dan visual. Tujuannya adalah

Adapun kelima klasifikasi dan kriterianya

untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya

sebagai berikut:

pertanyaan yang diajukan siswa, yang

a.

selanjutnya dianalisis untuk diungkapkan
profilnya.
Pada

dengan soal yang diajukan
1)

penelitan

ini,

klasifikasi

Keberagaman materi yang terkait

Beragam, yaitu apabila soal-soal

yang diajukan memuat lebih dari empat

bentuk pengajuan masalah berdasarkan

konsep matematika yang berbeda.

tiga jenis respons, yaitu: (1) pernyataan,

2)

(2)

yang diajukan hanya memuat tiga atau

soal

non-matematika,

(3)

soal

matematika. Menurut Muiz (2008), jenis

Kurang beragam, apabila soal-soal

empat konsep matematika yang berbeda.

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

104

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

3)

dapat

Tidak beragam, apabila soal-soal

b.

Kecenderungan

1)

informasi

dalam

tiga

Tingkat

kesulitan

soal

rendah

mudah,

apabila

(mudah)

yang
Soal

digunakan

diklasifikasikan

kategori, yaitu:

yang diajukan hanya terkait dengan satu
atau dua konsep matematika saja.

ISSN
2460-7800

dikategorikan

Dalam penelitian ini informasi yang

jawaban dari soal yang diajukan, dapat

diberikan dikategorikan dalam bentuk

diperoleh

verbal

informasi yang diberikan, tanpa ada

dan

visual.

Adapun

secara

langsung

kecenderungan informasi yang digunakan

pengolahan data sebelumnya.

siswa, dapat ditinjau dari perbandingan

2)

banyaknya

Soal

bentuk

informasi

yang

dalam

Tingkat kesulitan soal sedang
dikategorikan

sedang,

apabila

digunakan siswa dari informasi yang

jawaban dari soal yang diajukan, dapat

diberikan.

diperoleh

Siswa

cenderung

secara

langsung

dengan

menggunakan informasi dalam bentuk

mengolah data yang sudah ada dari

visual apabila perbandingan informasi

informasi yang diberikan, atau jawaban

dalam bentuk visual yang digunakan

dapat diperoleh langsung dengan satu

dalam mengajukan masalah lebih besar

kali pengelohan data.

daripada informasi dalam bentuk verbal.

3)

Dan begitu pula sebaliknya.

Soal dikategorikan sulit, apabila jawaban

c.

Dapat

atau

tidaknya

soal

Tingkat kesulitan soal tinggi (sulit)

dari soal yang diajukan, tidak dapat
diperoleh

dipecahkan

secara

langsung

dengan

Suatu soal yang diajukan dikatakan dapat

mengolah data yang sudah ada. Artinya,

dipecahkan, apabila memenuhi kriteria

dibutuhkan atau perlu dicari informasi

sebagai berikut: rumusan soal dinyatakan

baru sebelum

dengan jelas dan tegas serta data-data

diajukan, atau dibutuhkan minimal dua

yang diperlukan untuk menjawab soal

kali pengelohan data untuk memperoleh

tersebut

jawaban dari soal yang diajukan

dapat

diperoleh

dengan

menjawab soal

yang

Setiap individu mempunyai ciri

mengolah informasi yang diberikan. Soal
yang diajukan dikatakan tidak dapat

khas

dipecahkan, apabila kriteria tersebut tidak

individu berbeda satu dengan yang

terpenuhi.

lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan

d.

oleh beberapa faktor dan salah satunya

Tingkat kesulitan soal

Pada penelitian ini, tingkat kesulitan soal

adalah

sendiri-sendiri,

gaya

sehingga

kognitif.

Coop

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

setiap

dalam

105

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

akan sulit melepaskan diri

Mallala (2003) mengemukakan bahwa

Dependent

istilah gaya kognitif mengacu pada

dari keadaan yang mengacaukannya.

kekonsistenan pola yang ditampilkan

Dalam hal pelajaran anak didik dengan

seseorang

tipe ini akan lebih mudah mempelajari

situasi

dalam
juga

intelektual

merespon

mengacu
dan

menyelesaikan

berbagai

pendekatan

strategi

masalah.

dalam

Sedangkan

sejarah, ilmu pengetahuan.
2.

Seseorang yang masuk dalam Field
akan

Independent

menerima

sesuatu

menurut Kogan (dalam Ardana, 2007)

secara

gaya kognitif dapat didefinisikan sebagai

keseluruhan yang utuh. Kemampuan

variasi individu dalam cara memandang,

tersebut akan tampak sangat kuat jika

mengingat

dan

yang diamati merupakan objek yang

tersendiri

dalam

menyimpan,

berpikir
hal

atau

cara

memahami,

menstransformasi

dan

sebagian-sebagian

terstruktur.

Orang

dari

yang

cenderung

Independent

Field

sulit

menggunakan informasi. Dari beberapa

memecahkan masalah sosial. Karena

pendapat di atas, maka dalam penelitian

objek sosial merupakan objek yang rumit

ini gaya kognitif adalah cara khas

dan kurang terstruktur. Selain itu orang

seseorang dalam memproses, menyimpan

dengan tipe ini tidak mudah dipengaruhi

maupun menggunakan informasi untuk

oleh lingkungan. Dalam hal pelajaran,

menanggapi suatu tugas atau menanggapi

anak didik dengan tipe Field Independent

berbagai jenis situasi lingkungannya.

akan lebih mudah memecahkan soal-soal

Witkin membedakan gaya menjadi

yang kompleks, dan mudah mempelajari

dua tipe yaitu Field Independent dan

ilmu pengetahuan alam dan matematika.

Field Dependent. Sedangkan ciri-ciri dari

(Ardana, 2007).
Berdasarkan pendapat di atas, maka

setiap tipe tersebut adalah:
1.

Seseorang yang masuk dalam Field

Dependent

sebagaimana

akan

menerima

bentuk

suatu

keseluruhan.

didefinisikan

gaya

kognitif

Field

adalah gaya kognitif yang

Dependent

dimiliki

oleh

siswa

Kemampuan tersebut akan tampak sangat

menyatakan

kuat jika yang diamati merupakan objek

menyeluruh (global). Sedangkan gaya

yang kurang terstruktur. Orang Field

kognitif Field Independent adalah gaya

Dependent

dalam

cenderung tidak kesulitan

memecahkan

masalah

sosial.

Selain itu orang dengan tipe Field

kognitif

suatu

cenderung

yang

masalah

dimiliki

oleh

secara

siswa

cenderung menyatakan suatu masalah
secara analitik.

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

106

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

Penggolongan individu ke dalam
salah

satu

gaya

kognitif

Mulai

dilakukan

dengan memberikan suatu tes perceptual.

Penetapan kelas untuk memilih
subjek penelitian

Witkin (1977) menyatakan bahwa The
Pemberian tes GEFT

Embedded

Figures

merupakan

tes

(EFT)

Test

yang

menggunakan

Menganalisis hasil tes GEFT

gambar. Rujukan kerangka luar yang
disubstitusikan
rumit,

yang

berupa

gambar

yang

menyembunyikan

suatu

Skor hasil tes
≤ ��%

Ya

Tidak

FI

FD

gambar sederhana.

Tidak
Apakah setiap kelompok
terisi?

METODE

Ya

Jenis penelitian ini adalah deskriptif
dengan

menggunakan

Pilih masing-masing 1
Subjek dari setiap
kelompok

pendekatan

kualitatif. Pengumpulan data dengan tes
tertulis dan wawancara. Subjek penelitian

Selesai

ini berjumlah 2 orang yang diambil dari
siswa keals VIII-C SMP Lab Unesa
Surabaya, yaitu 1 siswa yang bergaya

Diagram 3.1: Alur pemilihan Subjek Penelitian

HASIL PENELITIAN

kogntif FI dan 1 siswa yang bergaya
kognitif FD. Untuk menguji kredibelitas
data

(kepercayaan

penelitian),

terhadap

peneliti

data

melakukan

triangulasi.

Dalam

penelitian

triangulasi

yang

dipakai

adalah

triangulasi

waktu.

Berikut

diagram

pemilihan subjek penelitian,

ini,

Berdasarkan hasil analisis data
pengajuan masalah, semua respon yang
diajukan subjek FI merupakan soal
matematika, tidak ada respon berupa
pernyataan
matematika.

dan

pertanyaan

non-

Sedangkan respon yang

diajukan subjek FD ada yang merupakan
pertanyaan non-matematika, dan selainya
adalah respon berupa soal matematika.
Berikut akan diuraikan profil pengajuan
masalah berdasarkan respon berupa soal
matematika.

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

107

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

Adapun

keberagaman

keberagaman

konsep dalam masalah yang diajukan
a.

ISSN
2460-7800

PEMBAHASAN
1.

Subjek FI

Kecenderungan

Informasi

yang

Digunakan

Berdasarkan analisis maka keberagaman
konsep yang terkait dengan masalah yang
diajukan subjek FI beragam, karena telah
memuat 5 konsep matematika yang
berbeda. dapat ditunjukkan pada Tabel 1
berikut.

Berdasarkan analisis pada pembahasan
sebelumnya,

maka

kecenderugan

informasi yang digunakan subjek FI
dalam

mengajukan

masalah

bahwa

masalah yang diajukan oleh subjek FI
pada umumnya berasal dari informasi

Tabel 1. Rekapitulasi Pengajuan Masalah
Subjek FI Berdasarkan Konsep
Matematika

verbal. Kecenderugan informasi yang
digunakan subjek FD dalam mengajukan
dapat disimpulkan bahwa masalah yang

Konsep

Aljabar

b.

Aritmatika
Perbandingan
Persamaan linier
Statistik
Untung-rugi

Subjek FI
11
11
0
2
1

Geometri

1

Jumlah soal

16

diajukan oleh subjek pada umumnya
berasal dari informasi verbal.
2.

Dapat

Tidaknya

Dipecahkan
Berdasarkan analisis pada pembahasan
sebelumnya,

Subjek FD

Keberagaman konsep yang terkait dengan
masalah yang diajukan subjek FD pada
umumnya berasal dari informasi verbal.
Dapat ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.

Masalah

maka

dapat

tidaknya

masalah yang diajukan Subjek FI bahwa
semua masalah yang diajukan oleh kedua
subjek

GK-R

dapat

terpecahkan.

Sedangkan dapat tidaknya masalah yang
diajukan subjek FD dapat disimpulkan

Tabel 2. Rekapitulasi Pengajuan Masalah
Subjek FD Berdasarkan Konsep
Matematika

bahwa, ada 1 masalah yang diajukan
tidak

dapat

terpecahkan,

dan

yang

lainnya adalah masalah yang dapat

Aljabar

Konsep

Subjek FD

Operasi Bilangan

7

terpecahkan.

Perbandingan
Persamaan linier
Statistik
Untung-rugi
Geometri

15
0
4
0
0

3.

Tingkat Kesulitan Soal

Jumlah soal

26

siswa FI dapat disimpulkan bahwa sudah

Berdasarkan analisis, maka tingkat
kesulitan dari masalah yang diajukan

ada soal

yang diajukan merupakan

masalah dengan tingkat kesulitan tinggi,
Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

108

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

namun pada umumnya masalah yang

dari masalah yang diajukan adalah tinggi,

diajukan merupakan masalah dengan

karena sudah memuat pertanyaan dengan

tingkat

Sedangkan

proposisi pengandaian. Bahkan mayoritas

tingkat kesulitan dari masalah yang

masalah yang diajukan mengandung

diajukan siswa FD dapat disimpulkan

proposisi pengandaian.

bahwa sudah ada soal yang diajukan yang

6. Hubungan Semantik

kesulitan sedang.

Dari

merupakan soal dengan tingkat kesulitan

hasil

analisis

semantik

tinggi. Jika dirincikan, pada umumnya

masalah yang diajukan menunjukkan

masalah

merupakan

bahwa masalah yang diajukan siswa FI

masalah dengan tingkat kesulitan sedang.

didominasi oleh soal yang memuat dua

4.

hubungan

yang

diajukan

Memuat Data Baru atau Tidak

semantik,

sebagian

Berdasarkan analisis pada pembahasan

mamuat

sebelumnya, maka memuat atau tidaknya

mengubah dan membandingkan. Namun

data baru dari masalah yang diajukan

jika

siswa FI dapat disimpulkan bahwa soal

semantiknya, masalah yang diajukan

yang diajukan sudah memuat data baru.

merupakan

Sedangkan memuat atau tidaknya data

kualitas semantik tinggi, karena sudah

baru dari masalah yang diajukan dari

ada pertanyaan yang memuat 3 hubungan

subjek FD dapat disimpulkan bahwa soal

semantik.

yang diajukan sudah memuat data baru.

semantik masalah yang diajukan siswa

Namun

FD

pada

umumnya

soal

yang

hubungan

besar

ditinjau

dari

segi

masalah

kualitas

dengan

Sedangkan

menunjukkan

menyatakan

hasil

tingkat

analisis

bahwa

kualitas

diajukan merupakan soal yang tidak

semantik masalah yang diajukan adalah

memuat data baru.

sedang, karena masalah yang diajuakan

5.

Hubungan Sintaksis

hanya memuat satu dan dua hubungan

Berdasarkan masalah yang diajukan

semantik. Belum ada masalah yang

menunjukkan bahwa soal yang diajukan

memuat

subjek FI didominasi oleh proposisi

semantik.

penugasan.

Namun

secara

tiga

atau

lebih

hubungan

sintaksis

kualitas soal yang diajukan adalah tinggi,

KESIMPULAN

karena sudah ada soal yang mengandung

Dari

hasil

penelitian

Sedangkan

dijelaskan,

maka

dapat

siswa

beberapa hal sebagai berikut:

proposisi
masalah

pengandaian.
yang

diajukan

FD

menunjukkan bahwa kualiatas semantik

1.

yang

dirangkum

Profil pengajuan masalah yang

diajukan oleh FI: semua respon yang
Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

109

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

ISSN
2460-7800

diajukan FI merupakan soal matematika,

Jika ditinjau dari segi semantik: kualitas

soal-soal matematika yang diajukan pada

soal yang diajukan FD tergolong ke

umumnya

informasi

dalam ketegori sedang karena hanya

verbal; semua soal yang diajukan dapat

mengandung satu atau dua hubungan

terpecahkan, sudah ada soal dengan

semantik saja.

bersumber

dari

tingkat kesulitan tinggi, namun pada
umumnya soal yang diajukan merupakan
soal dengan tingkat kesulitan sedang;
beragam; serta pada umumnya memuat
data baru. Jika ditinjau dari segi sintaksis:
kualitas soal yang diajukan FI tergolong
ke dalam ketegori tinggi, karena sudah
ada soal yang menggunakan proposisi
pengandaian. Jika ditinjau dari segi
semantik: kualitas soal yang diajukan FI
tergolong ke dalam ketegori tinggi karena
sudah ada soal yang mengandung 3
hubungan semantik.
2.

Profil pengajuan masalah yang

diajukan oleh subjek impulsif: ada respon
yang diajukan FD yang merupakan
pertanyaan non-matematika, dan respon
lainnya adalah soal matematika. Soalsoal yang diajukan pada umumnya
bersumber dari informasi verbal; ada soal
yang tidak dapat terpecahkan, sudah ada
soal dengan tingkat kesulitan tinggi;
kurang beragam; serta pada umumnya
tidak memuat data baru. Jika ditinjau dari
segi sintaksis: kualitas soal yang diajukan
FD tergolong ke dalam ketegori tinggi,
karena

sudah

menggunakan

ada

proposisi

soal

yang

pengandaian.

DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I Made. 2007. Pengembangan
Model
Pembelajaran
Matematika
Berwawasan
Konstruktivis Yang Berorientasi
Pada Gaya Kognitif Dan
Budaya
Siswa .
Surabaya.
Disertasi PPS Unesa.
Mallala, Syamsuddin. 2003. Pengaruh
Gaya Kognitif Dan Berpikir
Logis Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas II
SMU Di Kota Samarinda. Tesis:
Unesa.
Meizun, Dewi. 2009. Proses Berpikir
Siswa
SMP
Dalam
Menyelesaikan
Masalah
Matematika Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Field Dependent Dan
Field Independent . Surabaya.
Tesis PPS Unesa.
Muiz, A. 2008. “Profil Pengajuan
Masalah Siswa Berdasarkan
Kemampuan Matematika dan
Gender”. Tesis . PPs UNESA
Surabaya.
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Rahman, A. 2010. “Profil Pengajuan
Masalah
Matematika
Berdasarkan Gaya Kognitif
Siswa”. Disertasi. PPs UNESA
Surabaya.
Siswono, T.Y.E,. 1999. Analisis Hasil
Tugas Pengajuan Soal oleh
Siswa Madrasah Tsnanawiyah
Negeri
Rungkut
Surabaya .
Makalah komprehensif. PPs
Unesa Surabaya

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

110

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M)
Vol. 1 No. 1 September 2015

Siswono,
T.Y.E,.
1999.
Metode
Pembelajaran Tugas Pengajuan
Soal (problem posing) dalam
Pembelajaran
Matematika
Pokok Bahasan Perbandingan
di
MTs
Negeri
Rungkut
Surabaya. Tesis. PPs Unesa
Surabaya
Siswono, T.Y.E,. 2002. Jurnal Nasional
“MATEMATIKA,
Jurnal
Matematika
atau
Pembelajarannya ”, Tahun VIII.
ISSN: 0852-7792, Universitas
Negeri
Malang Konferensi
Nasional Matematika XI, 22-25
Juli 2002.
Tuğrul, K. 2010. The Relation between
The Problem Posing and
Problem Solving Skills of
Prospective
Elementary
Mathematics Teachers. Procedia

ISSN
2460-7800

- Social and Behavioral Sciences
Volume 2, Issue 2, Pages 15771583.
Woolf, P.B 2008. Intelligent Tutoring
Systems:
9th
International
Conference,
ITS
2008:
Montreal. Canada
Wikipedia
(online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sint
aksis,
diakses
tanggal
2
Desember 2011
Witkin, H., & Goodenough, D. 1981.
Cognitive styles: Essence and
origins. New York: International
Universities Press.
Witkin, H.,& Moore, C. 1978. Cognitive
style and the teaching-learning
process. Paper Presented at the
annual meeting the American
Education Research Association,
Chicago.

Dian Septi Nur Afifah: Profil Pengajuan Masalah Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Kognitif

111

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24