Sistem sosial yang paling merugikan

Masalah Sosial Sebagai Hambatan Peningkatan Kesejahteraan
(Kasus Penyalahgunaan Obat) dan Upaya Pemecahannya

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Intensitas dan Kompleksitas Masalah
Dalam hal penggunaan obat sehari-hari, terdapat istilah penyalahgunaan obat (drug

abuse) dan penggunasalahan obat (drug misuse). Istilah penyalahgunaan obat merujuk pada
keadaan di mana obat digunakan secara berlebihan tanpa tujuan medis atau indikasi tertentu.
Sedangkan, istilah pengguna-salahan obat adalah merujuk pada penggunaan obat secara tidak
tepat, yang biasanya disebabkan karena pengguna memang tidak tahu bagaimana penggunaan
obat yang benar. Pada tulisan ini hanya akan dikaji mengenai penyalahgunaan obat (drug abuse)
saja.
Penyalahgunaan obat terjadi secara luas di berbagai belahan dunia. Obat yang
disalahgunakan bukan saja semacam cocain, atau heroin, namun juga obat-obat yang biasa
diresepkan. Penyalahgunaan obat ini terkait erat dengan masalah toleransi, adiksi atau ketagihan,
yang selanjutnya bisa berkembang menjadi ketergantungan obat (drug dependence). Pengguna
umumnya sadar bahwa mereka melakukan kesalahan, namun mereka sudah tidak dapat
menghindarkan diri lagi.

Di Amerika, penyalahgunaan obat-obat yang diresepkan meningkat cukup tajam dalam
dua dekade terakhir, dan hanya sedikit di bawah mariyuana, suatu senyawa yang paling banyak
disalahgunakan di sana. Data dari sebuah lembaga farmasi di sana menyatakan bahwa sedikitnya
50 juta orang Amerika pernah menggunakan sedikitnya satu jenis obat psikotropika, dan 7 juta
orang yang berusia di atas 12 tahun menggunakan obat-obat ini bukan untuk tujuan medis. Hal
ini diduga tidak akan berbeda jauh dengan di Indonesia, di mana penyalahgunaan obat-obat
psikotropika dan obat-obat lainnya meningkat dengan tajam.
Obat-obat yang sering disalahgunakan
Ada tiga golongan obat yang paling sering disalah-gunakan, yaitu :
-

golongan analgesik opiat/narkotik, contohnya adalah codein, oxycodon, morfin

-

golongan depressan sistem saraf pusat untuk mengatasi kecemasan dan gangguan tidur,

contohnya barbiturat (luminal) dan golongan benzodiazepin (diazepam/valium, klordiazepoksid,
klonazepam, alprazolam, dll)
-


golongan stimulan sistem saraf pusat, contohnya dekstroamfetamin, amfetamin, dll.

Obat-obat ini bekerja pada sistem saraf, dan umumnya menyebabkan ketergantungan atau
kecanduan. Selain itu, ada pula golongan obat lain yang digunakan dengan memanfaatkan efek
sampingnya, bukan berdasarkan indikasi yang resmi dituliskan. Beberapa contoh diantaranya
adalah :


Penggunaan

misoprostol,

suatu

analog

prostaglandin

untuk


mencegah

tukak

peptik/gangguan lambung, sering dipakai untuk menggugurkan kandungan karena
bersifat memicu kontraksi rahim.


Penggunaan Profilas (ketotifen), suatu anti histamin yang diindikasikan untuk profilaksis
asma, sering diresepkan untuk meningkatkan nafsu makan anak-anak



Penggunaan Somadryl untuk “obat kuat” bagi wanita pekerja seks komersial untuk
mendukung pekerjaannya. Obat ini berisi carisoprodol, suatu muscle relaxant, yang
digunakan untuk melemaskan ketegangan otot. Laporan menarik ini datang dari Denpasar
dari seorang sejawat. Menurut informasi, dokter kerap meresepkan Somadryl, dan yang
menebusnya di apotek adalah “germo”nya, dan ditujukan untuk para PSK agar lebih kuat
“bekerja”




1.2

Dll.

Latar Belakang Masalah
1.2.1 Penyebab seseorang melakukan penyalahgunaan obat

Ada tiga kemungkinan seorang memulai penyalahgunaan obat.
1. Seseorang awalnya memang sakit, misalnya nyeri kronis, kecemasan, insomnia, dll, yang
memang membutuhkan obat, dan mereka mendapatkan obat secara legal dengan resep
dokter. Namun selanjutnya, obat-obat tersebut menyebabkan toleransi, di mana pasien

memerlukan dosis yang semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sama.
Merekapun kemudian akan meningkatkan penggunaannya, mungkin tanpa berkonsultasi
dengan dokter. Selanjutnya, mereka akan mengalami gejala putus obat jika pengobatan
dihentikan, mereka akan menjadi kecanduan atau ketergantungan terhadap obat tersebut,
sehingga mereka berusaha untuk memperoleh obat-obat tersebut dengan segala cara.

2. Seseorang memulai penyalahgunaan obat memang untuk tujuan rekreasional. Artinya,
sejak awal penggunaan obat memang tanpa tujuan medis yang jelas, hanya untuk
memperoleh efek-efek menyenangkan yang mungkin dapat diperoleh dari obat tersebut.
Kejadian ini umumnya erat kaitannya dengan penyalahgunaan substance yang lain,
termasuk yang bukan obat diresepkan, seperti kokain, heroin, ecstassy, alkohol, dll.
3. Seseorang menyalahgunakan obat dengan memanfaatkan efek samping seperti yang telah
disebutkan di atas. Bisa jadi penggunanya sendiri tidak tahu, hanya mengikuti saja apa
yang diresepkan dokter. Obatnya bukan obat-obat yang dapat menyebabkan toleransi dan
ketagihan. Penggunaannya juga mungkin tidak dalam jangka waktu lama yang
menyebabkan ketergantungan.

1.2.2 Penyebab Penyalahgunaan Narkotika
Kenyataan menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkotika tidak saja terbatas pada kaum
remaja tetapi juga orang-orang dewasa dan lanjut usia.
Seorang psykhiater terkenal Dr. Graham Blaine, menyebutkan bahwa terdapat banyak alasan /
latar belakang pengguna narkotik yang dapat menjadi kebiasaan yang menonjol ialah :
a. Dikalangan remaja


Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan – tindakan berbahaya

seperti : ngebut, berkelahi, bergaul dengan wanita dsb.



Untuk menentang atau melawan suatu otoritas (orang tua / guru).



Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan sex menyimpang.



Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman – pengalaman
emosional.



Untuk berusaha agar menemukan arti dari hidup di dunia ini.




Untuk mengisi kekosongan dan perasaan bosan karena karena tidak mempunyai aktifitas
yang cukup dan positif.



Untuk menghilangkan ras frustasi dn kegelisahan yang disebabkan adanya problematika
kehidupan yang tidak kunjung dapat teratasi.



Untuk mengikuti kemauan teman dan memupuk rasa solidaritas

sesama kawan, Karena didorong rasa ingin tahu lalu melakukannya secara iseng
(tindakan petualangan).
b.Di kalangan orang dewasa
1.Penyakit Kronis
Pengidap penyakit atau gangguan jasmaniah yang kronis sehingga membutuhkan obat-obatan
yang dapat untuk sementara menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang dideritanya.
2. Kebiasaan

Selain hal di atas, tidak sedikit orang dewasa yang mengkonsumsi obat bius karena suatu
kebiasaan (habitual). Mula-mula mungkin karena sakit. Tetapi setelah penyakitnya sembuh, ia
tetap mengkonsumsi obat dengan alasan agar penyakitnya tidak kambuh lagi atau ia merasa tidak
enak badan jika pemakaian obat itu dihentikan.
3.Frustasi
Orang yang merasa tidak sangup mengatasi problem berat yang sedang dialami dapat terjerumus
pada pilihan membius diri dengan bahan narkotik sebagai pelarian.
4. Doping dikalangan olah ragawan
Terdapat usaha untuk meningkatkan prestasi di kalangan olahragawan dengan cara menrangsang
perkembangan otot dengan mempergunakan obat-obatan stimulants.

3.1

Rumusan Masalah

-

Apa faktor penyebab kasus penyalahgunaan obat ?

-


Bagaimana upaya penanggulangan narkoba ?

-

Mengapa narkoba masih menjadi masalah berkelanjutan di Indonesia?

-

Bagaimana penanganan masalah berbasis

masyarakat (kasus

penyalahgunaan

obat)?
-

Apa saja organisasi yang terlibat dalam penanganan narkoba ?


-

Bentuk kerjasama dan jaringan seperti apa untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba

?
-

Bagaimana wujud optimalisasi kontribusi dalam pelayanan sosial (kasus penyalahgunaan

obat )?
3.2

Batasan Masalah
Dari sekian ulasan masalah yang telah penulis uraikan dalam rumusan masalah bahwa

masalah penyalahgunaan obat masih menjadi masalah berkelanjutan di Indonesia. Penulis akan
membatasi masalah yang berkaitan dengan judul makalah yaitu “Masalah Narkoba”
3.3

Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk melatih keterampilan, kecermatan, ketelitian dan

kerja sama kita dalam memecahkan suatu masalah sosial yaitu penyalahgunaan obat yang
berkaitan dengan ilmu sosiologi politik dan guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
mata kuliah sosiologi politik yaitu Bapak Muhammad Burhan Amin. Selain itu, penulisan ini
juga bertujuan untuk melatih softskill kita dalam memperhatikan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat. Makalah ini juga dapat memberikan manfaat, yaitu untuk menambah pengetahuan
kita mengenai ilmu sosiologi politik khususnya tentang masalah sosial (kasus penyalahgunaan
obat), sehingga kita dapat mengetahui mengapa penyalahgunaan obat, seperti narkoba bisa
menjadi masalah sosial umumnya di Indonesia.
3.4

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu dengan browsing di internet.
3.5

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan mengkaji masalah
penyalahgunaan obat di Indonesia dengan segala kompleksitasnya dengan berbagai pendekatan.

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia di instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta

7 158 123

Status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika siswa si MI Lanatusshibyan 01 Waru Jaya Parung bogor

7 133 76

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Sistem Informasi Penjualan, Pembelian Dan Persediaan Barang Pada Toko Sejati Bandung

19 106 156

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Sistem Informasi Absensi Karyawan Di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung

38 158 129