Evaluasi Penerapan ERP pada Sistem Infor

Evaluasi Penerapan ERP pada Sistem Informasi
Penjualan Properti berdasarkan ISO 9126
Nurizal Dwi Priandani, Indra Ekaristio P., Yonas Asmara, Afrizal Aditya, Indra Dwi Cahyana,
Jesicha Dwi Ayu M., Sri Ayna Nasythaa, Heny Herawati, Rezza Hary Dwi S., Yannuar Permana
Teknik Informatika/Ilmu Komputer, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, PTIIK
Universitas Brawijaya
Malang, Indonesia
Email: rizalsenggek@gmail.com
Abstract—Evaluation process of an ERP system can be done
with various evaluation modeling. In each modeling, the
characteristics of an ERP system will be analyzed. In this paper,
the models that will be highlighted is the use of ISO 9126 in the
evaluation process of ERP systems on Property Sales Information
System, in which the six defined characteristics are functionality,
reliability, usability, efficiency, portability, and maintainability.
Keywords—evaluation, ISO 9126, ERP system, integration,
characteristics

I.
PENDAHULUAN
Bisnis properti di Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai

bisnis yang cukup diminati. Karena banyaknya peminat
terhadap bisnis ini, perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bisnis ini dituntut untuk bisa menciptakan suatu manajemen
yang baik dan terorganisir demi menarik perhatian pelanggan.
Namun, dalam bisnis ini ada banyak sekali komponen atau
hal-hal yang harus diolah, mulai dari data properti, data
pembeli, data penjual, data transaksi, dan data-data lainnya.
Oleh karena itu dibutuhkan sistem Enterprise Resource
Planning (ERP) untuk mengatasi permasalahan ini. Sistem
ERP dapat menggabungkan sistem pada setiap divisi
fungsional perusahaan ke dalam suatu sistem tunggal agar
tercapai suatu operasi yang terintegrasi dan transparan dalam
menjalankan proses bisnis secara realtime. Sistem ERP
memfasilitasi arus informasi dari berbagai fungsi yang
berbeda di perusahaan, sehingga proses bisnis yang ada dan
informasi yang diberikan pun saling berhubungan dan dapat
meminimalkan kesalahan. Pada bisnis penjualan properti ada
beberapa modul yang harus saling terintegrasi, antara lain
modul Customer Relationship Management (CRM), modul
pengelolaan data properti, modul KPR, modul accounting,

serta modul komunikasi penjual dan pembeli. Dan sistem
ERP-lah yang mampu mengintegrasikan kelima modul ini,
sehingga bisa meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja
operasional perusahaan.
Sama halnya dengan sistem-sistem yang lain, juga
diperlukan suatu evaluasi terhadap sistem ERP ini. Salah satu
model evaluasi yang bisa digunakan adalah model ISO 9126.
Model ISO 9126 melakukan evaluasi berdasarkan
karakteristik kualitas yang umum. Evaluasi ini bertujuan untuk
menguji atau menganalisa seberapa baik kualitas penerapan

ERP pada sistem penjualan properti dengan modul-modul
yang telah disebutkan sebelumnya. Ada enam karakteristik
sistem yang dievaluasi, yakni functionality, reliability,
usability, efficiency, portability, dan maintainability dan
masing-masing karakteristik ini mempunyai beberapa subkarakteristik. Hasil dari evaluasi terhadap penerapan ERP pada
sistem penjualan properti ini bisa memberikan suatu informasi
penting kepada pengguna sistem atau pelaku bisnis. Apabila
berdasarkan evaluasi diperoleh hasil yang kurang memuaskan,
maka bisa dilakukan perbaikan terhadap sistem.

II.

DASAR TEORI

A. Pengertian Properti
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian
properti adalah harta berupa tanah dan bangunan serta sarana
dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari tanah dan/atau bangunan yang dimasudkan. Singkatnya,
definisi dari properti adalah tanah milik dan bangunan [3].
B. Pengertian Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu [2].
C. Pengertian Informasi
Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya [2].
D. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan
K. Roscoe Davis sebagai berikut :

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak
luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan [4].

E. Pengertian Sistem Informasi Penjualan
Menurut Kolter (1999:100), Sistem Informasi Penjualan
merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan orang,
peralatan dan prosedur yang memadukan antara pekerjaan
mesin (komputer) dan manusia yang menyajikan keakuratan
informasi bagi para pemakai dalam membuat keputusan untuk
memecahkan masalah di dalam perusahaan [5].
F.

Model Evaluasi ERP ISO 9126

Model ISO 9126 memberikan karakteristik kualitas yang
bersifat umum untuk mengevaluasi kualitas setiap jenis
produk perangkat lunak. Meskipun demikian, ada banyak jenis

produk perangkat lunak yang memiliki karakteristik tersendiri.
Dengan demikian, dalam rangka untuk mengevaluasi kualitas
produk perangkat lunak tersebut, model kualitas perangkat
lunak yang ada harus diubah dan diperluas. Dalam hal ini,
dimulai dari model kualitas yang spesifik, karakteristik dan
sub-karakteristik dari model seperti itu harus disesuaikan
dengan sifat sistem baru yang sedang dievaluasi. Adaptasi
tersebut termasuk menghilangkan beberapa karakteristik,
mendefinisikan yang lain, dan memperkenalkan fitur baru.
Model mutu ISO 9126 memerlukan analisis karakteristik
lebih lanjut, sebelum sepenuhnya disesuaikan untuk
mengevaluasi kualitas dari sistem ERP. Standar ISO 9126
mendefinisikan model mutu dengan enam karakteristik
termasuk functionality, reliability, usability, efficiency,
portability, dan maintainability yang selanjutnya dibagi
kedalam dua puluh tujuh sub-karakteristik. Berikut ini
meliputi bagaimana karakteristik dan sub-karakteristik yang
disesuaikan.

lebih tinggi menunjukkan bahwa sistem harus peduli dengan

sumber daya yang digunakan ketika memberikan
fungsionalitas yang diperlukan.
Maintainabilty adalah kemampuan perangkat lunak untuk
dimodifikasi. Maintainabilty terdiri lima sub-karakteristik
termasuk analyzability, changeability, stability, testability, dan
maintainability compliance. Dalam penelitian ini, setiap fitur
atau bagian dari sistem ERP harus dimodifikasi. Serta
mengidentifikasi fitur atau bagian yang akan dimodifikasi,
memodifikasi, mendiagnosis penyebab kegagalan, dan
memvalidasi bahwa sistem ERP yang dimodifikasi seharusnya
tidak memerlukan banyak usaha.
Yang terakhir, portability dari perangkat lunak mengacu
pada kemampuan perangkat lunak untuk ditransfer dari satu
lingkungan ke yang lainnya. Oleh karena itu, sistem ERP di
lembaga pendidikan tinggi harus diterapkan menggunakan
sistem operasi yang berbeda, diterapkan pada organisasi atau
departemen yang berbeda, dan diterapkan menggunakan
berbagai hardware. Serupa dengan karakteristik mutu yang
sebelumnya, portability telah menetapkan sub-karakteristikya
itu adaptability, installability, coexistence, replaceability, dan

portability compliance.
Berdasarkan pernyataan sebelumnya, model kualitas
sistem ERP yang berdasarkan ISO 9126 dapat dilihat pada
Tabel 1. Model ini mencakup karakteristik kualitas dan subkarakteristik.
TABEL I
Karakteristik
Functionality

Functionality telah didefinisikan oleh ISO 2001 sebagai
kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi yang
memenuhi kebutuhan pengguna yang dinyatakan dan tersirat
di bawah kondisi pemakaian tertentu. Dalam rangka untuk
mengevaluasi karakteristik seperti itu, telah dibagi menjadi
lima
sub-karakteristik
yaitu
accuracy,
suitability,
interoperability, security, dan functionality compliance.


Efficiency mengacu pada kemampuan sebuah sistem untuk
memberikan kinerja berhubungan dengan jumlah sumber daya
yang digunakan, di bawah kondisi yang ditentukan. Ini juga
telah dibagi menjadi tiga sub-karakteristik yaitu time behavior,
resource utilization dan efficiency compliance. Mengadaptasi
karakteristik ini untuk sistem ERP di institusi pendidikan yang

Sub-karakteristik
Suitability

Accurateness
Interoperability

Security

Reliability adalah kemampuan perangkat lunak untuk
mempertahankan tingkat kinerja di bawah kondisi yang
ditetapkan untuk jangka waktu yang ditetapkan. Reliability
memiliki empat sub-karakteristik terdiri maturity, fault
tolerance, recoverability, dan reliability compliance.

Usability adalah kemampuan perangkat lunak untuk
dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna,
bila digunakan dalam kondisi tertentu. Usability telah
menetapkan sub-karakteristik termasuk understandability,
learnability, operability, dan attractiveness. Karakteristik ini
digunakan dalam penelitian untuk menyarankan bahwa sistem
ERP harus dipahami, dipelajari, digunakan, dan dieksekusi
pada kondisi tertentu.

MODEL ISO 9126

Functionality
compliance

Reliability

Maturity

Fault tolerance


Recoverability

Deskripsi
Apakah perangkat lunak
sistem ERP dapat melakukan
fungsi yang diperlukan?
Apakah hasil sistem ERP
sesuai yang diharapkan?
Apakah software sistem ERP
dapat beriteraksi dengan
sistem lainnya?
Apakah sistem ERP dapat
mencegah akses yang tidak
diizinkan?
Apakah sistem ERP
memenuhi standar aplikasi
dan peraturan hukum yang
ada?
Apakah kekurangan pada
software sistem ERP dan

hardware dapat dieliminasi
dari waktu ke waktu?
Apakah sistem ERP mampu
mempertahankan level yang
ditetapkan dari performa
dalam kasus error pada
software dan hardware?
Apakah sistem ERP dapat
melanjutkan pekerjaannya
dan memulihkan data yang
error?

Requirements
definition

Usability

Reliability
compliance

Apakah sofware sistem ERP
memenuhi standar reliability
yang ada?

Understandability

Apakah pengguna sistem
ERP dapat menggunakan
sistem dengan mudah?
Apakah sistem ERP dapat
dipelajari dengan mudah?
Apakah sistem ERP dapat
bekerja dengan usaha yang
minimal?
Apakah inteface dari sistem
ERP sesuai atau terlihat baik?
Apakah software sistem ERP
memenuhi standar usability
yang ada?

Learnability
Operability

Attractiveness
Usability
Compliance
Efficiency

Time behavior
Resource
utilization
Efficiency
compliance

Maintainability

Analyzability

Changeability
Stability

Testability

Portability

Adaptability

Installability

Portability
compliance
Replaceability

Apakah sistem ERP memiliki
respon yang cepat?
Apakah sistem ERP dapat
memanfaatkan sumber daya
secara efisien?
Apakah sofware sistem ERP
memenuhi standar efficiency
yang ada?
Apakah diagnosa kesalahan
atau identifikasi bagian yang
dimodifikasi pada sistem
ERP dapat dilakukan dengan
usaha yang minimal?
Apakah sistem ERP dapat
dimodifikasi dengan mudah?
Apakah sistem ERP dapat
melangsungkan fungsinya
setelah terjadi perubahan?
Apakah modifikasi sistem
ERP dapat dengan mudah
divalidasi?
Apakah sistem ERP dapat
dipindahkan dengan mudah
ke lingkungan yang lain?
Apakah software sistem ERP
dapat diinstall dengan
mudah?
Apakah sistem ERP
memenuhi standar portability
yang ada?
Apakah sistem ERP dapat
diganti dengan mudah
dengan sistem yang serupa?

System and
software design
Implementation
and unit testing
Integr ation and
system testing
Operation and
maintenance

Gambar 1 Model Waterfall
Pada tahap analisis dan definisi kebutuhan dilakukan
dengan mengumpulkan kebutuhan yang diperlukan secara
lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang
harus dipenuhi khususnya hal-hal yang berkaitan dalam
penjualan properti. Analisa dan definisi kebutuhan ini meliputi
modul-modul yang diperlukan dalam Sistem Informasi
Penjualan Properti ini seperti modul Customer Relationship
Management (CRM), modul pengelolaan data properti, modul
KPR, modul accounting dan modul komunikasi penjual &
pembeli serta mengintegrasikan antar modul tersebut dalam
satu kesatuan sistem ERP.
Tahap selanjutnya, dilakukan desain sistem dan software
dengan merancang sistem ERP menggunakan notasi Unified
Modelling Languange (UML) berupa class diagram dan use
case. Pada tahap ini juga dilakukan perancangan user
interface yang digunakan untuk pengguna. Selanjutnya
dilakukan implementasi dengan mengimplementasikan hasil
rancangan sebelumnya ke dalam kode-kode program dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan tampilan Jquery.
Setelah diimplementasikan dilakukan pengujian dengan
menggunakan model ISO 9126 dengan beberapa karakteristik
dan sub-karakteristiknya. Pada tahap operasi dan pemeliharaan
akan dilakukan pada tahap selanjutnya dengan tujuan untuk
mengoperasikan program di lingkunganya dan melakukan
pemeliharaan seperti menyesuaian perubahan dengan situasi
sebenarnya sehingga sistem ke depannya dapat bekerja secara
optimal.
A. Definisi Kebutuhan
Pada Sistem Informasi Penjualan Properti ini memiliki
beberapa modul yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
yang ada yaitu


III. IMPLEMENTASI DAN P ENGUJIAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap
pengembangan sistem dengan menggunakan metode waterfall
[5] . Fase pengembangan dimulai dengan analisis dan definisi
kebutuhan, lalu dilanjutkan dengan perancangan sistem dan
software, selanjutnya dilakukan implementasi dan pengujian
unit lalu integrasi dan pengujian sistem serta dilakukan operasi
dan pemeliharaan.

Modul Customer Relationship Management (CRM)
Modul CRM ini merupakan modul yang menangani
aktivitas dalam penjualan properti seperti untuk
memanagemen promosi, mengelola database pengguna
sistem, mengelola database pelanggan dan mengelola
database admin. Selain itu, di modul CRM ini
pelanggan maupun calon pelanggan dapat juga
mengirimkan keluhan terhadap sistem ini dan
selanjutnya dari pihak SIPP akan memberikan solusi
sebagai tindak lanjut keluhan/komplain dari user.
Selain itu, pada CRM ini juga diberikan reward

kepada user SIPP yang aktif dalam melakukan
penjualan properti.


Modul Pengelolaan Data Properti
Modul pengelolaan data properti ini meliputi
pengelolaan data properti yang dimiliki oleh penjual
rumah sehingga penjual dapat mengelola data
propertinya baik menambah, memperbarui maupun
menghapus data properti yang dimilikinya.



Modul KPR
Modul KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah ini
merupakan modul yang menampilkan langkah-langkah
yang dilakukan untuk memperoleh KPR serta pada
sistem ini dilengkapi dengan simulasi perhitungan KPR
yang menampilkan perhitungan KPR. Selain itu, di
sistem ini juga menampilkan info bunga pada bank
yang digunakan dalam proses KPR saat ini.



dan reward, serta laporan pemasukan dari fee yang
diberikan oleh Bank, iklan produk yang akan di jual
maupun iklan-iklan untuk produk lain. Selain itu, juga
terdapat laporan keungan yang menampilkan semua
pemasukan
dan
pengeluaran
dalam
proses,
pemeliharaan, dan pengembangan Sistem Informasi
Penjualan Properti.

Modul Accounting
Modul Accounting ini merupakan modul untuk
menampilkan laporan pengeluaran dari dana yang di
butuhkan untuk memelihara sistem, gaji tiap karyawan,



Modul Komunikasi Penjual & Pembeli
Modul ini berisi tentang bagaimana proses penjual
yang menjual properti dan pembeli yang akan membeli
properti sehingga di modul ini akan terlihat proses
tawar menawar sampai dengan proses persetujuan
antara kedua belah pihak. Modul ini di gunakan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik agar penjual dan
pembeli dapat berkomunikasi dengan baik

B. Perancangan Sistem dan Software
Pada perancangan sistem ini terdiri dari beberapa user
yaitu Penjual Rumah, Pembeli Rumah, Karyawan, Admin,
Bank, dan Accountant seperti yang direpresentasikan pada use
case pada gambar 2.

Gambar 2 Use Case Sistem Informasi Penjualan Properti

C. Implementasi dan Unit Testing
Implementasi dari sistem ERP ini menggunakan sebuah sistem
yang terintegrasi dan berbasis web. Setelah itu, dilakukan
pengujian pada unit testing dengan menguji source code yang
telah dibuat apakah berkerja sebagaimana mestinya sehingga
diharapkan hasil yang optimal dengan meminimalkan
kesalahan yang terjadi. Pengujian dilakukan pada saat modulmodul belum saling terintegrasi sehingga dapat lebih
mengetahui bug atau error ketika dilakukan pengujian
menggunakan White Box Testing. Karakteristik model mutu
SO 9126 yang termasuk dalam pengujian White Box yaitu
efficiency dan maintainability.

Fault tolerance
Recoverability

Usability

Learnability
Operability
Attractiveness

TABEL II PENGUJIAN WHITE BOX PADA MODEL ISO 9126
Kar.

Sub-Kar.

efficiency

Time
behavior
Resource
utilization

maintainability

Efficiency
compliance
Analyzability
Changeabilit
y
Stability
Testability

Deskripsi
Menguji respon
SIPP
mengacu pada kecepatan
dalam menampilkan hasil
dari inputan
Menguji ketersediaan data
atau
database
dengan
menjalankan
fitur-fitur
pada tiap modul yang
belum terintegrasi
Menguji alternasi dari
SIPP
Menguji kode program
pada event, procedure, dan
function
Menguji rancangan dan
kebutuhan sistem
Menguji integrasi pada tiap
modul
Menguji keselurah sistem

Metod.Eva
luasi
White Box

Reliability
compliance
Understandability

Portability

Usability
Compliance
Adaptability

Installability
White Box

Portability
compliance
Replaceability

White Box
White Box
White Box
White Box
White Box

TABEL III PENGUJIAN BLACK BOX PADA MODEL ISO 9126
Kar.
Functionality

Sub-Kar.
Suitability

Accurateness
Interoperability
Security
Functionality
compliance
Reliability

Maturity

Deskripsi
Menguji kelengkapan
SIPP dengan melihat
inputan
dan
hasil
output
Menguji sinkronisasi
antara inputan dan
outputan
Menguji integrasi pada
tiap modul
Menguji Log In User
maupun Log In admin
pada SIPP
Menguji
standard
fungsionalitas
pada
SIPP
Menguji
frekuensi
kesalahan pada SIPP

Metod.Ev
aluasi
Black Box

Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box

Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box

Black Box
Black Box
Black Box

E. Operasi dan Pemeliharaan
Setelah dilakukan integrasi pada tiap modul serta
penyeselesaian masalah yang ada dalam tiap modul maka
dilakukan pemeliharaan sistem. Pemeliharaan sistem SIPP
dapat dilakukan dengan cara melakukan maintenance setiap
minggu sekali, update data serta penyelesaian Bug, dan
backup data.
IV.

D. Integrasi dan System Testing
Setelah dilakukan integrasi antara beberapa modul yang
saling terkait dilakukan pengujian menggunakan Black Box
dan evaluasi dengan menggunakan ISO 9126. Karakteristik
model mutu ISO 9126 yang termasuk dalam pengujian Black
Box yaitu Functionality, Reliability, Usability, dan Portability

Menguji
estimasi
waktu kinerja pada
SIPP
Menguji sistem backup
dan restore pada SIPP
Menguji
standard
kahandalan pada SIPP
Menguji
User
Interface pada SIPP
Menguji
User
Interface pada SIPP
Menguji
kebtuhan
hardware
maupun
software
Menguji
fitur-fitur
dalam SIPP
Menguji
kebutuhan
user
Menguji SIPP pada
berbagai
browser
maupun
perangkat
lunak lainnya
Menguji SIPP pada
berbagai OS
Menguji
standard
portabilitas pada SIPP
Menguji
kesamaan
SIPP dengan sistem
yang lain

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Functionality
1) Suitability
Dari analisa kecocokan antara sistem ERP yang ada yaitu
Sistem Informasi Penjualan
Properti (SIPP) dengan
kebutuhan yang diperlukan, sistem ini telah bisa memenuhi
fungsinya sebagai sarana untuk penjualan properti dalam
beberapa fitur seperti pada modul Customer Relationship
Management (CRM), modul pengelolaan data properti, modul
KPR, modul accounting dan modul komunikasi penjual &
pembeli.
2) Accurateness
Disebabkan adanya beberapa fitur yang belum berfungsi
dengan baik, hal tersebut membuat Sistem Informasi
Penjualan Properti belum bisa menjadi sistem ERP yang
diharapkan. Meskipun secara keseluruhan integrasi antar
modul sudah dapat dijalankan, namun masih ada beberapa
fungsi fitur yang belum bisa bekerja dengan baik.
3) Interoperability
Sistem ERP Penjualan Properti ini belum dapat
berinteraksi dengan sistem lain. Namun jika dilihat interaksi
antar modul hal itu sudah bisa berjalan.

4) Security
Dari segi keamanan hak akses, digunakan enkripsi MD5
yang membuat password inputan dari user bisa dienkripsi
menjadi susunan karakter huruf dan angka sehingga hal ini
bisa menjaga aplikasi SIPP ini dari akses yang tidak diizinkan.
5) Functionality Compliance
Secara umum SIPP sudah memenuhi aplikasi standar dari
suatu sistem ERP yaitu antar modul dapat terintegrasi satu
sama lain tanpa melakukan login berkali-kali, cukup satu kali
login sehingga admin dapat mengakses atau mengelola data
pada masing-masing modul tersebut.
B. Reliability
1) Maturity
Pada dasarnya sistem ERP ini dapat mengalami perbaikan
dari waktu ke waktu sehingga bisa memperbaiki kesalahan
dan kekurangan yang terjadi untuk meminimalkan kesalahan
sistem dalam bekerja.
2) Fault Tolerance
Dari analisa yang ada terkait sistem ini belum mampu
memperbaiki kesalahan apabila terjadi kerusakan pada
hardware maupun software.
3) Recoverability
Jika terjadi kesalahan, SIPP masih belum secara optimal
dapat melanjutkan pekerjaan sebelumnya.
4) Reliability Complience
Sistem Penjualan Properti ini dari segi integrasi modul
dalam sistem belum memenuhi standar kehandalan suatu
sistem ERP, sehingga masih diperlukan pembenahan pada
beberapa fungsi agar dapat berjalan seperti yang diharapkan
sepenuhnya.
C. Usability
1) Understandability
Dari segi penggunaan, SIPP sangat user friendly sebab tata
letak dari menu-menu dan juga tombol-tombol penting tertata
dengan rapi dan dinamis sehingga user dapat dengan mudah
untuk mengoperasikan atau untuk menggunakan sistem ERP
ini. Selain itu, user interface yang menarik membuat user
lebih mudah untuk paham dalam menggunakan SIPP.
2) Learnability
Dengan desain yang user friendly membuat Sistem
Informasi Penjualan Properti (SIPP) ini dapat dipelajari
dengan mudah sehingga user dapat menggunakannya dengan
mudah pula.
3) Operability
SIPP berbasiskan website sehingga untuk jalannya sitem
tersebut tidak terlalu membutuhkan sumber daya yang terlalu
besar, hal itu juga dipengaruhi dengan koneksi internet apakah
koneksinya cepat atau lambat.
4) Attractiveness
User Interface dari sistem ERP ini sudah bagus,
mengandung perpaduan warna yang sangat attractive dan juga

dengan gambar-gambar yang menarik sehingga bisa membuat
user merasa nyaman dalam menggunakan SIPP.
5) Usability Compliance
Dengan user interface yang menarik serta penggunaannya
yang user friendly bisa dikatakan sistem ERP SIPP ini
memenuhi standar bagi pengguna yang akan menggunakan
sistem ini.
D. Efficiency
1) Time Behavior
Dari analisa sistem berdasarkan kecepatan sistem dalam
merespon setiap perubahan yang ada dalam sistem dan
perubahan yang ditetapkan oleh user sendiri menunjukkan jika
sistem dapat merespon dengan cukup baik, setiap hal yang
berubah dalam sistem dapat langsung dirasakan oleh user
dengan cukup cepat, hal ini dikarenakan sistem ERP yang
dibangun menggunakan konsep jquery.
2) Resource Utilization
Dari analisa sistem berdasarkan tingkat penggunaan
sumber daya, maka dapat disimpulkan jika sistem dapat
bekerja dengan baik dalam penggunaan sumber daya yang
ada. Hal ini dapat dilihat dari semua data yang diperlukan
dalam proses kerja sistem dapat dipanggil dengan baik.
3) Efficiency Compliance
Jika tingkat efisiensi sistem dihitung berdasarkan Time
Behavior dan Resource Utilization, maka dapat dikatakan
bahwa sistem yang dibangun telah memenuhi standar efisiensi
yang ditentukan.
E. Maintainability
1) Analyzability
Berdasarkan sistem yang telah dibangun dapat dianalisa
bahwa sistem ini belum cukup mudah untuk diketahui jika
terdapat kesalahan dalam proses pembangunan sistem
sehingga diperlukan usaha yang lebih dalam melakukan
modifikasi sistem ERP ini.
2) Changeability
Berdasarkan sistem yang telah dibangun dapat dianalisa
bahwa sistem ini mudah untuk dimodifikasi apabila dilakukan
dengan usaha yang maksimal karena sistem ini telah
menyediakan modul untuk menambah fitur tambahan.
3) Stability
Dari analisa sistem yang telah dilakukan, dapat dikatakan
bahwa fungsi–fungsi dalam sistem dapat bekerja secara
optimal jika salah satu fungsi mengalami modifikasi. Karena
sistem telah dibuat dengan mudah sehingga jika terjadi
perubahan di salah satu fungsi maka fungsi yang lain di dalam
sistem masih dapat bekerja dengan baik.
4) Testability
Dari analisa sistem yang telah dilakukan, dapat dikatakan
jika sistem yang dibangun dan telah dimodifikasi dapat
divalidasi secara baik, hal ini dikarenakan sistem telah
dibangun sehingga dapat dengan mudah dimodifikasi.

F. Portability
1) Adaptability
Sistem ERP yang telah dibangun ini dapat dipindahpindahkan ke berbagai lingkungan yang berbeda, karena
sistem yang dibangun berbasiskan web, jadi tidak akan ada
kendala jika dijalankan di berbagai platform yang berbeda.
2) Installability
Sistem ERP yang dibangun dapat digunakan oleh user
secara langsung karena mudah dalam melakukan
penginstallan.
3) Portability compliance
Jika tingkat portability sistem ditentukan berdasarkan
Adaptibility, Installability, dan Replaceability, maka dapat
dikatakan jika sistem yang dibangun telah memenuhi
standarisasi tingkat portability.
4) Replaceability
Sistem ERP yang dibangun dapat diganti dengan mudah
oleh sistem lain yang memiliki tingkat kesamaan yang tidak
jauh berbeda, hal ini dikarenakan ada beberapa fungsi yang
sama persis antara sistem yang dibangun dengan sistem ERP
yang lain.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diterangkan
sebelumnya, maka poin-poin di atas dapat direpresentasikan
dalam bentuk Tabel IV yang menyatakan tentang tingkat
keberhasilan sistem yang dibangun berdasarkan kriteriakriteria yang ada dalam Model Evaluasi Sistem ERP ISO
9126.
TABEL IV PENGUJIAN SIPP DENGAN MODEL ISO 9126

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Sub-karakteristik
Suitability
Accurateness
Interoperability
Security
Functionality compliance
Maturity
Fault tolerance
Recoverability
Reliability compliance
Understandability
Learnability
Operability
Attractiveness
Usability Compliance
Time behavior
Resource utilization
Efficiency compliance
Analyzability
Changeability
Stability
Testability
Adaptability
Installability
Portability compliance
Replaceability

Iya
V

Tidak
V
V

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

Iya
Tidak : 6

: 19

Artinya bahwa Sistem Informasi Penjualan Properti (SIPP)
berdasarkan Metode Evaluasi ERP ISO 9126 persentasenya
sebagai berikut :
(Sub-karakteristik yang Iya /Total Sub-karakteristik) x 100%
Sehingga (19 / 25) x 100% = 76%
V.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian dan analisa aplikasi, maka
diperoleh simpulan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

5.

6.

Secara fungsional, SIPP sudah memenuhi kriteria untuk
menjadi sebuah sistem ERP meskipun ada beberapa
modul yang belum terintegrasi.
Dari segi keandalan, SIPP masih memerlukan
pembenahan di beberapa fungsi.
Dari segi kegunaan, SIPP sangat user friendly, cepat
karena berbasis website, dan attractive sehingga mudah
untuk dipelajari.
Secara efisiensi, SIPP berjalan dengan Time Behavior
dan Resource Utilization yang baik, sehingga tidak
memakan waktu yang lama untuk respon dan tidak berat
untuk proses.
Untuk pemeliharaan, SIPP belum mudah diketahui jika
terjadi kesalahan dalam proses pembangunan akan tetapi
mudah untuk dilakukan modifikasi karena telah
disediakan fitur tambahan dalam sistem.
Berdasarkan
Adaptibility,
Installability,
dan
Replaceability, maka dapat dikatakan jika sistem yang
dibangun telah memenuhi standarisasi tingkat portability.

B. Saran
Adapun berbagai saran untuk melengkapi kesimpulan yang
diambil adalah sebagai berikut :
1.
2.

SIPP ini masih jauh dari sempurna untuk itu perlu
dilakukan modifikasi-modifikasi demi kesempurnaan
sistem dan kemudahan pemakai.
Perawatan juga perlu dilakukan agar sistem ini dapat
digunakan semaksimal mungkin serta perlu dilakukan
evaluasi terhadap sistem sehingga dapat dilakukan
penyesuaian terhadap sistem.
DAFTAR RUJUKAN

V
V
V
V
V
V
V
V

Dari tabel di atas didapatkan bahwa sub-karakteristik :

[1]

[2]

[3]
[4]

Thamer A. Alrawashdeh, Mohammad Muhairat dan Ahmad Althunib
“Evaluating the Quality of Software in ERP Systems Using the ISO 9126
Model,” International Journal of Ambient Systems and Applications
(IJASA) Vol.1, No.1, March 2013
Jogiyanto HM, “Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori Dan Praktik Aplikasi Bisnis,” Yogyakarta, Andi Offset,
2003, hal 2 dan 8.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
2001.
Robert A.Leitch dan K. Roscoe Davis, “Accounting Information
System,” New Jersey: Prentice-Hall, 1983, hal 6.

[5]

Sommerville I. 2001. Software Engineering. Ed ke-6. England, AddisonWesley.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22