Budaya asing terhadap budaya in (7)

Budaya Sumatera Utara
Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera,Indonesia
Provinsi ini dihuni oleh banyak suku bangsa yang tergolong dari Melayu Tua dan Melayu
Muda. Penduduk asli provinsi ini terdiri dari Suku Melayu, Suku Batak, Suku Nias, dan
Suku Aceh. Daerah pesisir Sumatera Utara, yaitu timur dan barat pada umumnya didiami
oleh Suku Melayu dan Suku Mandailing yang hampir seluruhnya beragama ISLAM.
Sementara di daerah pegunungan banyak terdapat Suku Batak yang sebagian besarnya
beragama KRISTEN. Selain itu juga ada Suku Nias di kepulauan sebelah barat. Kaum
pendatang yang turut menjadi penduduk provinsi ini didominasi oleh Suku Jawa. Suku
lainnya adalah Suku Tionghoa dan beberapa minoritas lain.
Sumatera Utara yang kaya dengan budaya adat istiadat dan keindahan alamnya.
Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam antara lain :
Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak
Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah,
jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing.
Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara.
Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar
etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan
memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya
Sumatera Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini

tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis yaitu :
Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu),
legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner. Batak Karo yang
terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buahbuahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat
budaya yang masih tradisional. Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan
sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid
yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Batak Angkola yang terkenal dengan kultur
budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak
(salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus pasar global.Batak Pakpak
Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung
ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang
khusus.
Etnis Simalungun memiliki peninggalan sejarah berupa Rumah Bolon atau yang dikenal
dengan Museum Lingga/Rumah Bolon yang pada tempat itu masih terdapat berbagai
peninggalan sejarah dan etnis Simalungun juga memiliki adat istiadat dan budaya yang
tersendiri. Etnis NIASmemiliki daerah yang kaya dengan wisata alam yang sangat
menakjubkan yang telah memiliki nilai jual hingga ke mancanegara, daerah ini juga
memiliki kekayaan situs megalitik dan daerah ini masih tergolong daerah yang orisinal
yang belum terlindas dengan kemajuan zaman karena didaerah ini masih banyak

peninggalan megalitik seperti kampung batu, nilai budaya yang tradisional dan banyak lagi
yang sangat bernilai tinggi, dan menurut cerita masyarakat setempat, daerah tersebut
sudah direncanakan untuk dijadikan salah satu zona situs megalitik yang dilindungi
dunia. Etnis Sibolga Pesisir ini juga memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang
khusus yang juga memiliki nilai sejarah yang sangat berharga.
Dari semua etnis tersebut maka dapatlah dikatakan bahwa Sumatera Utara memiliki
kekayaan budaya dan etnis juga sejarah yang patut untuk diperhitungkan dan dijaga

kelestariannya demi mengangkat martabat bangsa Indonesia di bidang Kebudayaan dan
Pariwisata.
“Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa adat istiadat dari orang Sumatera Utara
kasar-kasar”. Menurut saya banyak orang yang menganggap orang sumatera kasar-kasar
dikarnakan dari tutur bahasa yang agak sedikit keras. Sebenernya bahasa tersebut sudah
menjadi tradisi dari orang sumatera,karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau
tradisi yg telah diturunkan dari generasi ke generasi.dan tidak akan bisa dirubah,karena
kebiasaan itu sudah lahir dari jaman nenek moyang kita.
SENI dan BUDAYA yang terdapat di SUMATERA UTARA
-Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang
diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat

serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
-Tarian




seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian
sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat
yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu.
Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil
mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira.
Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin
termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah,
parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor
nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh
kekhususan.
-Kerajinan
tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini
adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan

dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan
kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih,
dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang
dari variasi kehidupan.
Bermacam-macam penganut agama yang ada di Sumatera Utara
Agama utama di Sumatra Utara adalah:
ISLAM: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku
Batak Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
KRISTEN: (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba,
Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias



HINDU: terutama dipeluk oleh keturunan India di perkotaan



BUDDHA: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan




KONGHUCU : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan



PARMALIM: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi



ANIMMISE: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan
kepercayaan sejenisnya.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138