Perancangan Aplikasi Communication Board Berbasis Android Tablet Sebagai Media Pembelajaran dan Komunikasi Bagi Anak Tuna Rungu

  Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2933-2943 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Perancangan Aplikasi Communication Board Berbasis Android Tablet

Sebagai Media Pembelajaran dan Komunikasi Bagi Anak Tuna Rungu

1 2 3 Dhoni Indras Setyawan , Herman Tolle , Agi Putra Kharisma

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: dhoniindras5@gmail.com, emang@ub.ac.id, agi@ub.ac.id

  

Abstrak

  Bahasa Isyarat dipergunakan dalam kehidupan berkomunikasi sehari-hari sesama penderita tuna rungu dan tuna wicara. Salah satu kesulitan adalah bagaimana kaum tunarungu dapat menginformasikan bahasa isyarat yang digunakan dan dapat dipahami oleh orang yang bisa mendengar sehingga penderita tuna rungu dapat berkomunikasi, berinteraksi, bergaul, berteman, dan terjadi dialog dalam pergaulan sehari-hari. Prototype Aplikasi

  “PankoTuli” yang dirancang untuk dapat membantu mengurangi kesulitan yang dihadapi kaum tuna rungu dan tuna wicara. Prototype Aplikasi “PankoTuli” ini menyediakan metode Pembelajaran dan Komunikasi Bahasa Isyarat Indonesia bagi kaum tuna rungu dan tuna wicara dengan cepat dan praktis karena menggunakan sarana Aplikasi berbasis Android pada perangkat smartphone. Aplikasi ini telah dilakukan pengujian Fungsional dengan setiap kasus ujinya telah diuji dan berjalan dengan semestinya, dengan hasil dinyatakan semuanya valid. Dari pengujian

  Usability diperoleh hasil yang memuaskan karena analisis aplikasi

  “PankoTuli” dengan mencapai rata- rata skor sebesar 68,32 %.

  

Kata kunci: Usability, Disabilitas, User Centered Design, Communication Board, Pengujian Black Box, JustMind

Abstract

  

Sign language is used in the daily lives of people with hearing and speech impaired. One of the

difficulties is how the deaf can inform the sign language used and can be understood by people who can

hear so deaf people can communicate, interact, socialize, make friends, and dialogue occurs in everyday

social. Prototype Application "PankoTuli" designed to help reduce the difficulties faced by the deaf and

mute. Prototype Application "PankoTuli" this provides a method of Learning and Communications

Indonesian Sign Language for the deaf and speech impaired quickly and practical for using the means

of Android-based applications on smartphone devices. Applications Functional testing has been done

with each of the test cases have been tested and properly, with the result declared all valid. Usability

testing results obtained from satisfactory for the analysis of the application "PankoTuli" to achieve an

average score of 68,32%.

  

Keywords: Usability, Disability, User Centered Design, Communication Board, Black Box Testing, JustinMind

  yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, 1. tangan dan berbagai gerak untuk melambangkan

   PENDAHULUAN

  kosa kata bahasa Indonesia. Tatanan sistematis Bahasa merupakan alat penghubung dalam tersebut mencakup segi kemudahan dan berkomunikasi. Bahasa isyarat yang ada di dunia ketepatan pengungkapan makna isyarat yang bermacam-macam salah satunya adalah Bahasa akurat dan konsisten mewakili tata bahasa Isyarat Amerika, Bahasa Isyarat Korea, Bahasa Indonesia dengan satu kata dasar atau imbuhan.

  Isyarat Indonesia dan lainnya. Bahasa isyarat Penyandang tuna rungu adalah sekelompok merupakan salah satu masalah individu dalam orang yang menggunakan komunikasi bahasa berkomunikasi sesama penyandang tunarungu isyarat yang biasanya mengkombinasikan dan tunawicara atau antara orang yang dapat bentuk tangan, gerak tangan, lengan, dan tubuh, mendengar (oral) dengan penyandang tunarungu serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan dan tunawicara tersebut dalam masyarakat yang pikiran mereka. Sedangkan tuna wicara lebih luas. Bentuk bahasa isyarat adalah tatanan merupakan individu yang mengalami kesulitan

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

2933 dalam berbicara, Disebabkan tidak berfungsinya alat-alat pengucap mereka. ( Marsaja: 1996).

  Dewasa ini bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi hanya mencakup dalam kecakapan yang umum. Masyarakat banyak kurang memahami communication board bahasa isyarat secara terperinci, Mungkin dikarenakan begitu banyak Sistem Isyarat Bahasa Isyarat (SIBI) dan buku yang berukuran besar dan tebal yang sulit dibawa kemana-mana. Dan juga, mereka yang tunarungu kadang tidak disekolahkan oleh orangtua mereka. Pihak pengajar di Sekolah Luar Biasa kadang dan hampir selalu tidak mau menggunakan Bahasa Isyarat dikarenakan supaya mereka yang tuna rungu dapat terbiasa dengan ujaran bibir (oral) yang dapat mudah dikenali. Namun, apa yang dilakukan oleh pihak pengajar tersebut malah membuat mereka yang tunarungu memahami karena ujaran yang kurang jelas dapat mengaburkan makna dan apa yang disampaikan oleh pihak yang berbicara kadang diterima lain oleh mereka yang tunarungu. (Ursula: 1979). Walaupun Perkembangan teknologi informasi semakin pesat yang merambah ke berbagai bidang mulai dari bidang pendidikan, bidang bisnis, bidang kesehatan dan lain sebagainya. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dapat meringankan pekerjaan seseorang dalam mengakses dan memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat mengharuskan kita untuk mengikuti perkembangan tersebut, Terutama dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Teknologi informasi tersebut adalah media yang membantu dalam mempelajari bahasa isyarat secara umum yang dipahami sebagai media berkomunikasi pada umumnya dimengerti secara oral (berbicara) dan dalam bentuk tulisan. Teknologi yang sedang berkembang saat ini salah satunya adalah Sistem Operasi Android pada perangkat smartphone. Sistem Android itu sendiri merupakan sistem operasi berbasis Linux yang digunakan untuk mengelola sumber daya perangkat keras, baik ponsel, smartphone dan juga PC tablet. Saat ini mulai banyak yang memanfaatkan Android untuk melengkapi gaya hidup serta kebutuhan orang-orang yang suka terhadap perkembangan teknologi. ( Marsaja: 1996). Perangkat Tablet bukan lagi suatu barang yang mewah. Sistem Operasi yang ditawarkan pada perangkat tablet masa kini sudah cukup canggih dengan bermacam-macam Rancangan Aplikasi di dalamnya. Hampir setiap orang memiliki perangkat tablet, Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik mereka yang tunarungu maupun mereka yang mendengar. ( Adam:

  1988). Berdasarkan uraian tersebut muncul

  sebuah gagasan dari Penulis untuk memanfaatkan tablet untuk pembuatan Rancangan Aplikasi communication board bahasa isyarat untuk tunarungu dan tunawicara menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia berbasis android. Tujuannya adalah untuk meningkatkan bahasa isyarat yang lebih baik bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Rancangan Aplikasi yang akan penulis rancang sekiranya dapat membantu mereka yang penyandang tunarungu maupun tunawicara dan mereka yang dapat mendengar dan bicara. Rancangan yang penulis buat akan dikategorikan kedalam dua jenis menu utama: Pembelajaran

  dan Komunikasi. Rancangan Aplikasi yang

  berbasis android ini akan dapat membantu semua masyarakat termasuk tunarungu dapat menerima informasi dari usia anak-anak hingga sudah dewasa. Adapaun kategori yang akan dirancang berupa: Abjad Jari, Angka dalam bentuk isyarat, Kosa Kata dalam bentuk isyarat, Kata Tanya dalam bentuk isyarat, Percakapan dalam bentuk isyarat dan SPOK dalam bentuk suara. Jika Rancangan Aplikasi ini semakin dikenal dikalangan umum, Maka akan memudahkan mereka yang mengajar di Sekolah Luar Biasa dan yang penyandang tunarungu atau tunawicara untuk memiliki Tingkat Pengetahuan yang sama dengan yang lain, Seperti orang yang bisa mendengar dan bicara lainnya.

  2. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

  Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan kepustakan terhadapan penelitian sebelumnya dan teori-teori pembuatan perangkat lunak diantaranya tentang kajian pustakan, aplikasi communication board, desain, sistem bahasa isyarat berbasis android.

  2.1. Penelitian Terkait

  Tuna rungu bila dilihat dari harfiah berasal dari dua kata yaitu tuna yang berarti kurang dan rungu yang berarti dengar. Istilah tunarungu mengacu pada pengertian kurang atau tidak dapat mendengar informasi dari bunyi. Pada umumnya masyarakat Indonesia menyebut penyandang tuna rungu dengan sebutan tuli, bisu, dungu, dan budeg. Dewasa ini masyarakat lebih memperhalus istilah di atas menjadi tuna rungu.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kebutuhan bahan ajar bagi anak tunarungu, menghasilkan bahan ajar pop-up yang layak digunakan pada mata pelajaran IPA untuk anak tunarungu kelas IV SDLB B di Yogyakarta dan mengetahui hasil validasi kelayakan oleh ahli serta mengetahui respon siswa dari hasil uji coba. Pendekatan dalam penelitian pengembangan ini menggunakan model Sugiyono mengadaptasi model penelitian pengembangan dari Borg and Gall. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut, (1) Analisis kebutuhan bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak tunarungu kelas IV. (2) Dihasilkan bahan ajar popup IPA yang layak dengan pokok bahasan struktur bagian tumbuhan dan fungsinya untuk anak tunarungu kelas IV SDLB B. (3) Hasil validasi oleh dua ahli media memperoleh skor rata-rata 3,59 kategori layak, dan hasil validasi oleh dua ahli materi memperoleh skor rata-rata 3,81 kategori layak. (4) Respon siswa terhadap bahan ajar berdasarkan hasil uji coba kepada siswa yaitu pada uji coba produk memperoleh skor rata-rata 1 kategori layak. Dan uji coba pemakaian memperoleh skor rata-rata 0,98 kategori layak. Hasil keseluruhan uji coba bahan ajar popup adalah layak.

  Bahasa Isyarat adalah bahsa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Kaum tuna rungu adalah kelompok utama yang meggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk tangan orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspersi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.

  Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British Sign Language).

  Untuk Indonesia, ada dua sistem isyarat yang berikut, bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

  2.3. Pengertian Anak Tuna Rungu Pengertian anak tuna rungu merupakan

  anak yang mempunyai gangguan pada pendengarannya sehingga tidak dapat mendengar bunyi dengan sempurna atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali, tetapi dipercayai bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak bisa mendengar sama sekali. Walaupun sangat sedikit, masih ada sisa-sisa pendengaran yang masih bisa dioptimalkan pada anak tuna rungu tersebut. Berkenaan dengan tuna rungu, terutama tentang pengertian tuna rungu terdapat beberapa pengertian sesuai dengan pandangan dan kepentingan masing- masing. Menurut Andreas Dwidjosumarto (dalam Sutjihati Somantri, 1996: 74) mengemukakan bahwa: seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tuna rungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tuli (tuna rungu) atau kurang dengar (hard of hearing). Tuli adalah anak yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah anak yang indera pendengarannya mengalami kerusakan, tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids). Istilah tunarungu diambil dari kata

  “tuna” dan “rungu”, tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila tunarungu total, mereka termasuk anak yang rajin belajar di kelas, tetapi kalau disuruh mengucapkan kata dengan artikulasi yang tepat dan jelas anak tersebut selalu berkata

2.2. Bahasa Isyarat

  “aku tidak bisa bicara, karena aku tidak bisa mendengar suara”. Anak tersebut merasa minder untuk mengucapkan sesuatu kata, merasa tidak mampu mengucapkan kata-kata dengan tepat dan jelas.

  2.4. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

  Sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) yang dibakukan merupakan salah satu media yang membantu komunikasi sesama kaum tunarungu di dalam masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tatanan yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. Di dalam upaya pembakuan tersebut dipertimbangkan bebrapa tolak ukur yang mencakup segi kemudahan, keindahan, dan ketepatan pengungkapan makna atau struktur kata disamping beberapa segi yang lain. (Kamus SIBI, 2002). Secara terperinci tolak ukur itu sebagai berikut:

  1. Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten mewakili sintaksis bahasa Indonesia yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan tujuan utama suatu sistem yang mengalihkan bahasa masyarakat umum ke dalam isyarat. Upaya ini berbeda dengan bahasa yang biasa berkembang di antara kaum tunarungu secara alami dan sampai sekarang belum diteliti dan memiliki tata kata dan aturan yang berbeda dengan bahasa Indonesia.

  2. Sistem isyarat yang disusun harus mewakili satu kata dasar atau imbuhan tanpa penutup kemungkinan adanya beberpa perkecualian bagi dikembangkannya isyarat yang mewakili satu makna. Misalnya untuk kata gabung yang sudah demikian padu maknanya sehingga tidak bisa diwakili dua isyarat. Kata-kata yang mempunyai arti ganda memerlukan pertimbangan berdasar tiga prinsip yaitu ada / tidak persamaan arti, ejaan dan ucapan serta tema yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bila dua dari tiga prinsip itu sama dan hanya satu tema untuk kata tersebut dalam KBBI, isyarat yang sama harus digunakan. Jika prinsip ini tidak diikuti maka jumlah dalam isyarat ini terlalu besar sehingga akan membingungkan penyandang tunarungu, khususnya ketika membaca menulis.

  3. Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasi sosial, budaya, dan ekologi bahasa Indonesia. Pemilihan isyarat perlu menghindari adanya kemungkinan konotasi yang kurang etis di dalam komponen isyarat di daerah tertentu di Indonesia.

  4. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan kejiwaan siswa.

  5. Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah ada dan banyak digunakan oleh kaum tuna rungu Indonesia dan harus dikembangkan melalui konsultasi dengan wakil-wakil dari masyarakat.

  6. Sistem isyarat harus mudah dipelajari dan dipelajari oleh siswa, guru, orang tua murid, dan masyarakat.

  7. Isyarat yang dirancang harus memiliki kelayakan dalam wujud dan maknanya.

  Artinya wujud isyarat harus secara visual memiliki unsur pembeda makna yang jelas, tetapi sederhana, indah dan menarik gerakannya. Makna isyarat harus menunjukkan sifat yang luwes (memiliki kemungkinan untu dikembangkan), jelas dan mantap (tidak berubah-ubah artinya).

  8. Isyarat yang dipakai harus dapat dibaca pada jarak yang sedekat mungkin dengan mulut pengisyarat dan dengan kecepatan yang mendekati tempo berbicara yang wajar dalam upaya merealisasikan tujuan konsep komunikasi total yaitu kesereragaman dalam berisyarat dan berbicra sewaktu berkomunikasi.

  9. Sistem isyarat harus dituangkan dalam kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang efisien dengan deskripsi dan gambar yang akurat.

  2.5. Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)

  Informasi dapat diterima oleh manusia melalui lima indera yaitu, indera penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan. Seseorang dapat menggunakan kelima indera tersebut dalam menerima dan memberikan informasi. Namun, hal ini akan berbeda bagi seseorang yang memiliki kekurangan secara fisik dalam menerima dan memberikan informasi. Salah satu contoh kaum yang kesulitan dalam menerima dan memberikan informasi dari kelima indera tersebut adalah kaum tuna rungu dan tuna wicara (kaum difabel) yang hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Tidak hanya kesulitan dalam berkomunikasi, kaum difabel juga kesulitan dalam mendapatkan media pembelajaran tentang bahasa isyarat dan bahasa indonesia. Bahasa yang digunakan oleh kaum difabel di Indonesia ada dua jenis bahasa isyarat, yaitu Sistem Isyarat Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) memperjuangkan bisindo untuk jadi bahasa isyarat nasional. Oleh karena itu perlu dibangun sebuah media pembelajaran bahasa isyarat bisindo untuk kaum normal maupun disabilitas agar kaum disabilitas mengerti pola bahasa indonesia dan kaum normal mengerti pola bisindo.

  2.6. Commuication Board (Papan Komunikasi) Commuication board adalah tampilan menu

  Metode yang digunakan dalam perancanagan perangkat lunak adalah metode

  Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan teori-teori yang akan dijadikan acuan dalam pengembangan

   Studi Literatur

  Gambar 3. Diagram Metodologi Penelitian 3.2.

  dari metode yang digunakan dalam penelitian ini:

  prototyping . Gambar 3 merupakan diagram alir

  Langkah-langkah yang di tempuh dalam penelitian sangat agar alur pemikiran akan lebih terarah sehingga tujuan dari penelitian tidak menyimpang serta memudahlan dalam proses analisis dan penarikan kesimpulan penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model

  3. METODOLOGI 3.1. Metodologi Penelitian

  Gambar 2. Proses User Centered Design

  pembelajaran bahasa isyarat. Metode ini merupakan metode yang menetapkan user sebagai pusat dari perancangan sistem.

  User Centered Desigin ( UCD) yang

  2.8. User Centered Design

  utama yang merupakan tampilan bersisikan menu-menu yang ada pada aplikasi. Dengan hanya terdapat tombol menu yang merupakan fitur dalam aplikasi, maka desain dibuat

  5. Hingga tahun 2012, android telah berkembang dengan pesat. Dalam kurun waktu 3 tahun Android telah diprduksi dalam versi, dan versi terakhir yang diproduksi disebut sebagai Android versi 4.1 atau Android.

  4. Semenjak kehadirannya pada 9 maret 2009, Android telah hadir dengan versi 1.1 yaitu sistem operasi yang sudah dilengkapi dengan pembaruan estetis pada apalikasinya. Seperti jam, video search, pengiriman pesan dengan gmail, dan pemberitahuan email.

  3. Telepon pertama yang memakai system operasi Android adalah HTC dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujungh tahun 2009 diperkirakan di dunia ini paling sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler yang menggunakan android.

  para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh berbagai piranti bergerak.

  platform yang berbuka (Open Source) bagi

  2. Secara umum Sistem Android adalah

  Pengertian Android adalah sistem operasi berbasis linux yang dipergunakan sebagai pengelola sumber daya perangkat keras, baik untuk posel, smartphone dan juga PC tablet.

  2.7. Android 1.

  Gambar 1. Desain Papan Komunikasi (Communication Board)

  penggunaan. Menu di buat menggunakan bahasa isyarat berbasis android agar pengguna tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi bahasa isyarat Indonesia berbasis android. Pada Gambar 1 dibawah ini merupakan contoh desain communication board yang dibuat.

  communication board agar mudah dalam

  “Pelajar Bahasa Isyarat

  Communication Board

  ”. Teori yang dipelajari adalah:

  Isyarat Malang) memiliki keterampilan dan cara pengajaran yang baik untuk membantu mereka yang tuna rungu. Di suatu kegiatan hari Kamis dan Minggu di daerah Jl. Raya Sulfat ada mereka yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kami mendapat informasi dan langsung menuju kesana untuk melihat cara mereka mengajar. Kami mengikuti kegiatan mereka selama kurang lebih 2 jam. Sewaktu kami mengikuti kegiatan tersebut ada beberapa catatan yang kami buat disana. Pertama adalah mengajar menggunakan metode visual. Kedua, menggunakan Bahasa Isyarat yang sederhana dan alami sehingga memudahkan tuna rungu belajar.

1. Kajian Pustaka 2.

  Android 8.

  Di Kota Malang dan beberapa wilayah lain di Indonesia memiliki beberapa komunitas dan sekolah-sekolah yang bertujuan untuk membantu dan membimbing anak-anak tunarungu. Salah satunya di Kota Malang ada komunitas KBI Malang (Komunitas Bahasa

  1. Fokus pada pengguna Perancangan harus berhubungan langsung dengan pengguna sesungguhnya atau tuna

  Pengujian sistem merupakan hal terpenting dalam pembuatan pelajar bahasa isyarat dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) tersebut. Pengujian yang dilakukan berdasakan implementasi bertujuan untuk melihat keberhasilan gambar isyarat dan desain isyarat pelajar bahasa isyarat Indonesia dan juga untuk menemukan kesalahan atau kekurangan pada pelajar bahasa isyarat yang diuji. Pengujian yang dilakukan adalah bug testing dan fun testing. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pelajar bahasa isyarat yang dibuat sesuai kriteria dan sesuai perancangan sebelumnya.

  3.7. Perancangan User Center Design

  Implementasi pembuatan pelajar bahasa isyarat dilakukan dengan mengacu kepada perancangan pelajar bahasa isyarat serta pembuatan aset dan desain. Implementasi yang dilakukan adalah Implementasi arti, implementasi music, dan implementasi prosedur program.

  3.6. Analisis Kebutuhan

  Dari wawancara dan observasi yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa tuna rungu membutuhkan Rancangan Aplikasi untuk membantu mereka bisa memahami. Dan kami berpikir bahwa visual dan isyarat akan sangat membantu mereka yang tuna rungu. Selain itu, untuk membantu mereka yang bisa mendengar (bukan tuna rungu) kami juga bermaksud membuat Rancangan Aplikasi yang bisa mengkomunikasikan antara mereka yang bisa mendengar dan yang tuna rungu, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik.

  Bahasa isyarat 3. Pengertian Anak Tuna rungu 4. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) 5. Bahasa isyarat Indonesia 6.

  3.5. Observasi

   User Centered Design 9.

  “Apakah kamu belajar kosa-kata bisa mengerti? Apakah Guru mengajar di Sekolah dapat dipahami? Apakah membaca suatu kalimat panjang kamu bisa memahami?” Dan sewaktu kami mengajukan beberapa pertanyaan tadi, dia menjawab bahwa tidak mudah memahami suatu kalimat, terlebih lagi Guru menerangkan menggunakan Lisan (oral) sehingga kami sulit memahami. Jika menggunakan gambar dan bahasa isyarat akan lebih mudah dipahami.

   Communication board 7.

  3.4. Wawancara

  “metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data pen elitiannya”. Cara yang dimaksud adalah wawancara dan observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

  ”. Suharsimi Arikunto (2002: 136), berpendapat bahwa

  Burhan Bungin (ed) (2003: 42), menjelaskan metode pengumpulan data adalah “dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable

   Pengumpulan Data

  Skenario pembelajaran 3.3.

  Di suatu komunitas isyarat di Malang terdapat beberapa orang yang tergabung di komunitas tersebut, salah satu nya di Kota Malang adalah KBI Malang (Komunitas Bahasa Isyarat Malang). Di dalam komunitas tersebut ada tuna rungu yang masih Sekolah Luar Biasa dan ada yang bekerja. Kami mewawancari salah satu tuna rungu yang masih sekolah dasar kelas empat. Saya bertanya kepada dia, rungu.

  2. Pemenuhan Pengguna mempunyai hak untuk mendapatkan sistem dapat bekerja persis seperti yang dijanjikan untuk communication board .

  “PankoTuli.4.

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

  Pengguna mempunyai hak untuk dapat berkomunikasi dengan penyedian teknologi dan menerima pemikiran dan tanggapan yang membantu mereka anak pembelajaran bahasa isyarat communication board.

  Bab ini membahas mengenai analisis kebutuhan dan perancangan aplikasi yang berisi tahapan perencanaan secara teknik dari aplikasi

  Perancangan umum sistem merupakan tahap awal dari perancangan perangkat lunak. Perancangan umum sistem digunakan sebagai representasi arsitektur sistem yang dibuat secara

  4.2. Gambar Umum Sistem

  Di dalam Rancangan Aplikasi ini terdapat kategori, yaitu dalam menerjemahkan suatu benda atau barang menggunakan bahasa isyarat. Bagi seseorang yang bisa mendengar akan lebih mudah belajar dan berkomunikasi dengan orang atau anak-anak yang tidak bisa berbicara (tunarungu) yang ini merupakan cara yang cepat dan tepat untuk belajar bahasa isyarat dengan belajar menggunakan perangkat Tablet.

  Pengumpulan Data pada aplikasi “PankoTuli” berbasis android dapat melihat menu yang berisi suara, video, gambar menggunakan bahasa isyarat bagi kaum tunarungu sehingga dalam pembelajaran dapat dipahami dengan mudah.

   Pengumpulan Data

  Gambar 4. Diagram Perancangan Aplikasi 4.1.

  sistem ‘Bahasa Isyarat Android’. Perancangan yang dilakukan terdiri dari tiga tahap: analisis kebutuhan dan perancangan umum sistem, proses analisis kebutuhan, dan perancangan perangkat lunak secara spesifik.

  communication board dengan menggunakan

  4. Assistance

  5. Batasan Pengguna mempunyai hak untuk mengetahui batasan kemampuan sistem.

  3. Instruksi Pengguna mempunyai hak untuk menggunakan instruksi secara mudah (pembelajaran communication board tuna rungu bahasa isyarat) untuk memahami dan menggunakan sistem.

  Rancangan Aplikasi ini baik digunakan untuk mereka yang tunarungu atau tunawicara, selain itu, baik juga untuk mereka yang dapat mendengar dan bicara. Rancangan Aplikasi “PankoTuli” telah diuji menggunakan black box atau fungsional dan secara usability, dari pengujian tersebut Rancangan Aplikasi diperoleh hasil yang memuaskan. Adapun beberapa kekurangan yang juga ada selama pembuatan rancangan secara umum agar lebih mudah untuk dipahami. mempelajar SIBI secara mandiri pada Adapun perancangan umum sistem dari aplikasi perangkat bergerak berbasis android.

  3.10. Kesimpulan

  Beberapa faktor yang menyebabkan pengujian tidak dikenali dengan benar, diantaranya adalah adanya beberapa frase kata untuk isyarat statis hampir sama meliputi kata aku hampir sama dengan isyarat kata rajin, Isyarat kata ibu hampir sama dengan isyarat kata perempuan.

  3.9. Pengujian Prototype

  “PankoTuli” menggunakan perangkat lunak JustinMind yang telah diinstal ke dalam komputer atau laptop. Dari perangkat lunak tersebut, penulis dapat membuat beberapa Rancangan Aplikasi Pembelajaran dan Komunikasi berbasis Android.

  Pembuatan Prototype dari Rancangan Aplikasi

  3.8. Pembuatan Prototype

  “PankoTuli”, maka penulis membuat gagasan atau saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan fungsional dan usability dari Rancangan Aplikasi

  communication board dengan menggunakan b.

  Perancangan Umum Aplikasi seorang peraga dari tunarungu dalam Tahapan ini merupakan representasi design menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia arisitektur sistem yang akan dibangun berbasis ditunjukkan pada Gambar 5 secara umum. Gambaran umum aplikasi merupakan tahapan awal dari perancangan sistem. Berikut gambaran umum aplikasi yang akan dijelaskan pada Gambar 6

  Gambar 5. Arsitektur Perancangan Umum Sistem

  Aplikasi communication board untuk akan Gambar 6. Gambaran Umum Aplikasi menampilkan bahasa isyarat yang dapat membantu orang awam untuk berkomunikasi 4.4.

   Profil Pengguna (User)

  dalam bahasa isyarat dan juga sebagai media Profil pengguna adalah mereka yang tidak pembelajaran. dapat berbahasa isyarat dan sangat sulit

  Aplikasi communication board dengan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

  Masalah yang dihadapi dari pengguna akan berbasis Android merupakan suatu aplikasi yang dapat dibantu menggunakan apliaksi android dikembangkan untuk menjembatani komunikasi

  communicaton board yang mana di dalam

  antara tuna rungu dengan orang awam. Aplikasi aplikasi terdapat bahasa isyarat dalam bentuk yang diberi nama

  “PankoTuli” yang berarti teks dan video bahasa isyarat. Profil pengguna papan komunikasi tuli ini nantinya akan dibuat yang mengalami kesulitan sesuai dengan Tabel 1 menggunakan bahasa Isyarat Indonesia berbasis persona sampai Tabel 4 persona. Android.

  Di dalam aplikasi ini terdapat kategori,

  Tabel 1. Persona Tuna Rungu

  yaitu dalam menerjemahkan suatu benda atau

  Nama : Sandi Leonardo

  barang menggunakan bahasa isyarat. Bagi

  Alamat : Rt.012 Rw. 009 Kec

  seseorang yang bisa mendengar akan lebih

  Karangrejo Kel : Karanrejo

  mudah belajar dan berkomunikasi dengan orang

  Kab : Magetan

  atau anak-anak yang tidak bisa berbicara

  Lahir Tinggal : Magetan, 13

  (tunarungu) yang ini merupakan cara yang cepat

  Agustus 1996

  dan tepat untuk belajar bahasa isyarat dengan

  Umur : 20

  belajar menggunakan perangkat Tablet

  Kelas : SMALB Communication Board Android . Sekolah tempat : Saya sangat sulit belajar 4.3.

   Gambaran Umum Aplikasi menggunakan kalimat- SLB Dharma Wanita kalimat dengan benar. Guru Jiwan

  • – Madiun

  Pembahasan gambaran umum aplikasi

  mengajar kurang jelas. Anak- Jl. Sumbermoro No. 3 communication board pembelajaran bahasa anak tuna rungu fokus Kwangsen , Madiun ,

  isyarat Indonesia berbasis android terdiri dari

  kepada ketrampilan seperti Jawa Timur 63161

  tiga bagian, yaitu deskripsi umum aplikasi, menjahit, membuat tas,

  pangkas rambut, tetapi

  perancangan umum aplikasi dan lingkungan

  bukan pelajaran akademik di aplikasi. Sekolah.

  a.

  Deskripsi Aplikasi Aplikasi communication board berbasisi android tablet sebagai media pembelajaran dan komunikasi bagi anak tuna rungu untuk

  Tabel 2. Persona Tuna Rungu berkomunikasi dengan mereka.

  Nama : Tambul ulum Alamat : Klagen serut rt.

  4.5. Skenario Lahir Tinggal : 26 Mei 1993

  Karena selama ini media pembelajaran

  Umur : 25

  yang ada kurang efektif untuk kebutuhan dan

  Kelas : SMALB

  karakteristik anak

  • –anak tuna rungu. Oleh karena itu dibutuhan media pembelajaran yang mempunyai fungsi sebagai alat peraga pengajaran, menarik dan mudah untuk dipelajari,

  Sekolah tempat : Saya sulit belajar Bahasa

  efektif untuk pembelajaran anak-anak tuna

  Indonesia dan Matematika SLB Dharma Wanita

  rungu, dan mempunyai isi yang bermanfaat bagi

  karena guru mengajar kurang Jiwan

  • – Madiun

  anak-anak tuna rungu. Dari aplikasi

  jelas, kadang menggunakan Jl. Sumbermoro No. 3 “PankoTuli”. suara saja dan bukan bahasa Kwangsen , Madiun , isyarat, sehingga membuat Jawa Timur 63161 keterangan yang saya terima 4.6.

   Skenario Pembelajaran mengalami kesulitan.

  Data yang kami terima setelah kami melakukan wawancara dan observasi dan

  Tabel 3. Persona Guru

  mendengar langsung dari teman tunarungu dan

  Nama : Dra Sri Mulyani

  pihak pengajar mengalami kesulitan dalam

  Alamat : -

  Belajar Bahasa Isyarat. Oleh karena itu, dari data

  Lahir tinggal : 17 Agustrus 1969 personalia diatas kami mendapati adanya

  kesulitan dalam mengingat Abjad Jari dan Kosa

  Umur :

  kata Isyarat dan Angka dari komentar mereka,

  Berkerja : Guru SLB

  maka kami memikirkan adanya solusi yang dapat kami rancang dalam membuat aplikasi yang bisa membantu mereka. Kami merancang adanya 3 fitur utama yang dapat membantu

  Sekolah tempat : Saya sebagai guru di SLB susah

  mengatasi masalah yang dihadapi mereka, SLB B dan mengalami kesulitan /C DHARMA seperti Menu Abjad, Menu Kosa Kata dan Menu WANITA KOTA dalam mengajar anak-anak

  Angka. Aplikasi yang kami buat ini sekiranya MADIUN tuna rungu, mereka diajar dapat membantu mereka dalam mengingat dan

  tetapi kurang paham dan harus JL.KRESNO NO.10 diulang, bahkan anak-anak belajar dengan cepat dan mudah. Dari Kota: Madiun - Jawa sering malas belajar di Sekolah.

  keterangan yang kami buat kepada mereka dapat

  timur

  respon yang positif dan kami telah merancang Metode Pembelajaran Bahasa Isyarat Indonesia

  Tabel 4. Persona Wiraswasta berbasis Android.

  Nama : Handoyo Alamat : Jl. Brigjen Katamso

  4.7. Skenario Komunikasi 88, Kediri

  Data yang kami terima setelah kami

  Lahir tinggal : 12 juli 1978

  melakukan wawancara dan observasi dan

  Umur : 39 tahun

  mendengar langsung dari teman tunarungu dan

  Berkerja : wiraswasta

  pihak pengajar mengalami kesulitan dalam berkomunikasi berbahasa isyarat. Oleh karena itu, dari data personalia diatas kami mendapati

  Sekolah tempat : SLB Saya sering berjumpa

  adanya kesulitan dalam berkomunikasi antara

  kota kediri , SD dan dengan tunarungu dan

  tunarungu dan mereka yang mendengar. Maka

  SMP senang belajar bahasa

  kami memikirkan adanya solusi yang dapat kami

  isyarat tetapi tuna rungu

  rancang dalam membuat aplikasi yang bisa

  kadang memiliki bahasa yang lain dan mereka membantu mereka. Kami merancang adanya 3 menggunakan isyarat

  fitur utama yang dapat membantu mengatasi

  tangan dengan cepat, itu

  masalah yang dihadapi mereka, seperti Menu

  yang membuat saya sulit

  Kata Tanya, Menu Percakapan Sehari-hari dan Menu SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan). Aplikasi yang kami buat ini sekiranya dapat membantu mereka dalam mengingat dan berkomunikasi dengan cepat dan mudah sesuai dengan kategori yang telah kami buat. Dari keterangan yang kami buat kepada mereka dapat respon yang positif dan kami telah merancang Metode Komunikasi Bahasa Isyarat Indonesia berbasis Android.

5. IMPLEMENTASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN 5.1. Batasan-Batasan Implementasi

  Dalam implementasi Rancangan Aplikasi

   KESIMPULAN

  Haryanto, Agus, Belajar Android Pengenalan Database Android bersama Agus Haryanto,

  5. Rancangan Aplikasi “PankoTuli” ini memiliki tingkat kemudahan serta membantu mengingat dalam penggunaannya karena dari data rancangan analisis pengujian usability pada Kategori Komunikasi memiliki rata-rata 68.32 % sehingga dapat disimpulkan bahwa rancangan aplikasi ini adalah memuaskan.

  4. Rancangan Aplikasi “PankoTuli” ini memiliki tingkat kemudahan dalam penggunaannya karena dari data rancangan analisis pengujian usability pada Kategori Pembelajaran memiliki rata-rata 68.32 %.

  Bean.

  3. Rancangan Aplikasi “PankoTuli” berhasil diimplementasikan dengan menggunakan perangkat smartphone berbasis andorid dengan sistem andorid versi 4.2.2 Jelly

  2. Berdasarkan rancangan aplikasi “PankoTuli” ini telah dibuat dengan baik suatu design dengan kategori kosa kata, abjad dalam bahasa isyarat dan angka dalam bahasa isyarat pada Menu Pembelajaran serta kategori Kata Tanya, Percakapan Sehari-hari dan SPOK pada Menu Komunikasi.

  Berdasarakan rancangan aplikasi “PankoTuli” ini telah berhasil dibuat karena melalui proses User Center Design, penulis mendapatkan semua informasi dan kendala sehingga terbentuklah rancangan Aplikasi Pembelajaran dan Komunikasi Bahasa Isyarat berbasis Android.

  Berdasarkan hasil dari analisis perancangan, implementasi dan pengujian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Gambar 7. Pembuatan Halaman Utama PankoTuli dengan JustinMind 6.

  communication board berbasis android tablet

  muncul gambar seperti dibawah ini:

  JustinMind pada halaman utama dan akan

  bergerak. Rancangan Aplikasi ini dapat menghasilkan desain yang elegan dan interaksi yang baik. Fitur lain termasuk sinkronisasi dengan Photoshop, integrasi dengan alat-alat pengujian pengguna dan layanan, gesture ponsel, transisi, dukungan untuk logika kondisional dan alur kerja tim. JustinMind memiliki fitur lengkap yang akan membutuhkan komitmen waktu jika Anda ingin mendapatkan hasil maksimal dari itu. Pada Gambar 7 adalah Screenflow Prototype

  prototype dari Rancangan Aplikasi perangkat

  Aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat

   Pengembangan Prototype (JustinMind) adalah sebuah Rancangan

  Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) 5.2.

  Rancangan Aplikasi dirancang untuk Sistem Isyarat Bahasa Indonesia pada tablet Android 2. Design pada gambar yang user bisa belajar membaca huruf dengan cara melihat video dan gambar 3. Rancangan Aplikasi media pembelajaran ini hanya diperuntukan kepada siswa penderita tuna rungu 4. Rancangan Aplikasi ini dapat digunakan untuk membantu siswa penderita tunarungu dalam proses pembelajaran berkomunikasi 5. Hanya menangani bahasa isyarat Sistem

  sebagai media pembelajaran dan komunikasi bagi anak tuna rungu terdapat batasan-batasan sebagai berikut: 1.

DAFTAR PUSTAKA

  http://agusharyanto.net/wordpress/?p=317, 2012

  Safaat, Nazruddin, Pemprograman aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC berbasis Android, Informatika, Bandung, 2011.

  Siregar, Ivan Michael dkk, Mengembangkan Aplikasi Enterprise Berbasis Android, Gave Media, Yogyakarta, 2010.

  Chapman, Cameron, 30 Mei 2012. Review :

  Justinmind prototype - faster simpler

  prototyping!, http:www.webdesignerdepot.com, diakses pada tanggal 11 Januari 2015 pukul 10.00 WIB.

  Analysis Interaktivitas pada Teks Suara Surabaya.net. Jurnal Ilmiah Scriptura ISSN 1978-385X Vol. 1 No.2 Juli 2007.

  Wijayanto, C.P. (2009). Membangun Aplikasi Pelatihan Bahasa Isyarat Berbasis Komputer Pada Orang Tunarungu.

  Hallahan, P.D. dan Kauffman, M.J. (1991).

  Exceptional Children (Introduction to Special Education), Fifth Edition. University of Virgina: Prentice-Hall International, Inc.