Chapter II Perkembangan Suku Banjar Di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

BAB II
GAMBARAN UMUM DESA JARING HALUS

2.1 Kondisi Alam dan Geografis Wilayah
Desa

Jaring

Halus

merupakan

desapesisir yang terletak di Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat. Perjalanan ke Desa Jaring Halus dari pusat Kota Medan memakan waktu
sekitar 4 jam. Dari Medan wilayah yang dilalui secara berturut-turut untuk mencapai desa ini
adalah Pinang Baris-Binjai-Stabat-Secanggang-Batang Buluh- Jaring Halus.Dari Medan sampai
Batang Buluh masih bisa menggunakan alat transportasi darat seperti mobil, sepeda motor, dan
lain-lain.Namun jika telah sampai di Batang Buluh untuk mencapai Desa Jaring Halus hanya bisa
dilalui dengan menggunakan transportasi laut seperti boat.Perjalanan dengan boat ini memakan
waktu ± 1/5 jam. Sebagai desa yang terletak di tengah-tengah perairan (pulau), lokasi ini terkesan

terisolir karena akses menuju lokasi tersebut sangat susah, dari Batang Buluh kita harus rela
menunggu pemberangkatan boat.
Setelah memasuki Desa Jaring Halus kita akan berhadapan dengan lokasi desa dengan rumah
penduduk yang modelnya seperti rumah panggung (kebanyakan), sarana yang menghubungkan
antara rumah yang satu dengan rumah yang lain yaitu titi-titi yang terbuat dari kayu yang cukup
kuat, walaupun ada jalan tanah tapi hanya sedikit. Sebagai wilayah perairan, penduduk di Desa
Jaring Halus pada umumnya bermata pencarian sebagai nelayan. Pada umumnya mereka masih
dikenal sebagai nelayan dengan alat tangkap tradisional seperti jaring selapis, ambai, cicang
rebung dan lain-lain. Penduduk Desa Jaring Halus umumnya berasal dari etnik Melayu dan
sebagian kecil berasal dari etnik lain seperti Banjar, Jawa, dan Minang (sedikit).

Berdasarkan letak astronominya, Desa Jaring Halus terletak pada 3051’30’’ – 3059’45’’
LU dan 98030’ – 98042’ BT dengan ketinggian lebih kurang 1 m dpl. Sebuah desa pesisir yang
merupakan bagian dari kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat ini berbatasan dengan Selat
Malaka di sebelah Utara dan Timur, sebelah Selatan dengan Desa Selotong, dan sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Tapal Kuda. Desa ini memiliki luas 2.554 ha.

Jaring Halus merupakan sebuah desa yang terletak di pinggir lautan lepas (dikelilingi oleh
lautan). Desa ini merupakan desa pesisir yang penduduknya mayoritas adalah Melayu dan
sebagian kecil adalah suku Banjar. Untuk mencapai desa ini transportasi yang digunakan adalah

kapal boat dari Secanggang. Menurut cerita masyarakat setempat, dulunya desa ini merupakan
sebuah tempat di mana masyarakat Melayu di desa ini berasal dari negeri Malaysia yang
disebabkan oleh suatu hal mereka bertransmigrasi ke desa ini. Dan dulunya desa ini masih
kosong sama sekali dan lama kelamaan berkembang akibat perubahan zaman. Dulunya oleh
orang Malaysia di sebut jari halus, tetapi kemudian akibat para pendatang yang tinggal dan
menetap di desa tersebut seperti Banjar, Jawa, Melayu, dan Banten akhirnya berubah nama
menjadi Desa Jaring Halus.

Dari segi ini yang mempengaruhi pendapatan para nelayan adalah akibat dari datangnya
angin tenggara.Angin tenggara berdampak buruk bagi para nelayan yang sedang melaut
dikarenakan ombak ribut dan bergemuruh.Dikarenakan angin ribut yang sangat mengganggu
terhadap hasil tangkapan, maka nelayan hanya bekerja di laut selama satu jam saja. Dampak dari
tiupan angin tenggara menimbulkan rasa mual dan bias menyebabkan kapal nelayan mengalami
keretakan.Desa Jaring Halus yang dikelilingi laut lepas ini adalah sebuah desa nelayan karena
hampir secara keseluruhan bermata pencarian sebagai nelayan.Dan untuk sebagian lagi

berprofesi sebagai guru, buruh industri & bangunan, serta pengusaha seperti tauke.Sumber daya
lautmerupakan

penghasilan


terbesar

terhadap

kehidupan

masyarakat.Sehingga

mereka

mengelolanya dan berusaha menjaga laut agar tetap terjaga ekosistemnya.Nelayan Jaring Halus
juga memanfaatkan laut dengan membuat keramba dan ambe.
Adanya hutan bakau juga mempengaruhi hasil tangkapan karena akar-akar pohon bakau
tersebut merupakan tempat bertelurnya ikan-ikan dan berfungsi sebagai tempat untuk ikan-ikan
kecil yang belum bisa lepas di laut luas.

2.2 Latar Belakang Historis Desa Jaring Halus
Jaring Halus merupakan sebuah desa yang terletak di pinggir lautan lepas (dikelilingi oleh
lautan).Desa ini merupakan desa pesisir yang penduduknya mayoritas adalah Melayu dan

sebagian kecil adalah suku Banjar.Untuk mencapai desa ini transportasi yang digunakan adalah
kapal boat dari Secanggang.Menurut cerita masyarakat setempat, dulunya desa ini merupakan
sebuah tempat di mana masyarakat Melayu di desa ini berasal dari negeri Malaysia yang
disebabkan oleh suatu hal mereka bertransmigrasi ke desa ini. Dan dulunya desa ini masih
kosong sama sekali dan lama kelamaan berkembang akibat perubahan zaman. Dulunya oleh
orang Malaysia di sebut jari halus, tetapi kemudian akibat para pendatang yang tinggal dan
menetap di desa tersebut seperti Banjar, Jawa, Melayu, dan Banten akhirnya berubah nama
menjadi Desa Jaring Halus.
Alkisah tentang nama Jaring Halus berasal dari nama sejenis rumput yang tumbuh di
sekitar pantai kampung ini. Konon pada waktu itu rumput tersebut banyak tumbuh
disini.Masyarakat disini menyebutnya rumput “jari halus”.Oleh karena rerumputan itu

merupakan ciri khas wilayah kampung ini maka mereka pada waktu itu menamai kampung ini
sebagai Kampung Beting Jari Alus.Mereka ini adalah komunitas perantau yang datang dari
wilayah negara tetangga Kedah, Malaysia yang menetap di kawasan Beting Jari Alus sejak tahun
1917.
Suku melayu dari Malaysia menggunakan perahu tongkang menyebrangi Selat Malaka.
Kemudian mereka tiba di sebuah tempat yang bernama Pulau Seremban, Pangkalan Berandan –
Langkat.Dari tempat ini mereka terus bergerak mencari sebuah tempat yang sesuai dan nyaman.
Setidaknya ada lima lokasi yang telah mereka jelajahi selama kurun waktu 17 tahun, yang

kesemuanya berada di wilayah pesisir pantai timur Langkat. Setelah itu mereka menemukan
kawasan

beting (pantai) dimana

menurut

pertimbangan

mereka tempat

itu

sangat

strategis.Kawasan tersebut adalah Desa Jaring Halus yang dulu namanya Kampung Beting Djari
Halus.Selama setahun disitu jumlah mereka bertambah menjadi 15 KK, karena adanya
perpindahan penduduk lokal ke Jaring Halus.

2.3 Sistem Mata Pencaharian Penduduk Desa Jaring Halus

Desa Jaring Halus yang dikelilingi laut lepas ini adalah sebuah desa nelayan karena hampir
secara keseluruhan bermata pencarian sebagai nelayan.Dan untuk sebagian lagi berprofesi
sebagai guru, buruh industri & bangunan, serta pengusaha seperti tauke.Sumber daya
lautmerupakan

penghasilan

terbesar

terhadap

kehidupan

masyarakat.Sehingga

mereka

mengelolanya dan berusaha menjaga laut agar tetap terjaga ekosistemnya.Nelayan Jaring Halus
juga memanfaatkan laut dengan membuat keramba dan ambe.
Adanya hutan bakau juga mempengaruhi hasil tangkapan karena akar-akar pohon bakau

tersebut merupakan tempat bertelurnya ikan-ikan dan berfungsi sebagai tempat untuk ikan-ikan

kecil yang belum bisa lepas di laut luas.Di awal tahun 2000-an, pernah terjadi masalah terhadap
keberadaan hutan bakau.Pada mulanya pemerintah memang mengizinkan warga Desa Jaring
Halus untuk memanfaatkan pohon bakau guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
jumlah yang terbatas dan tidak berlebihan.
Tahun 2002, HPH (Hak Pengusahaan Hutan) atas izin pemerintah juga melakukan
penebangan terhadap hutan bakau.Penebangan tersebut digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan arang.Memang riset membuktikan bahwa kayu bakau lebih bagus untuk dijadikan
arang dari pada kayu sawit yang sering digunakan selama ini.Dan untuk selanjutnya dibangunlah
sebuah PT (Perseroan Terbatas) yang mengolah kayu bakau tersebut.Pemerintah pun
mengizinkan HPH untuk menebang hutan bakau dengan jumlah tak terbatas dengan imbasnya
pemerintah juga memperoleh sebagian dari hasil keuntungan penjualan arang bakau tersebut.
Dalam waktu satu tahun terakhir ini, pernah datang suatu LSM ke Desa Jaring Halus dan
kemudian memperoleh informasi dari masyarakat setempat tentang masalah hutan bakau
tersebut.Oleh LSM tersebut kemudian dicanangkan suatu program guna melakukan penanaman
kembali bibit hutan bakau di Jaring Halus.Akan tetapi hingga sekarang ini, program yang bersifat
menbangun tersebut belum dilaksanakan juga. Karena Jaring Halus adalah daerah pantai maka
mata pencarian seperti petani sawah, ladang ataupun tanaman-tanaman tropis sangat jarang
terdapat di desa ini

Hasil tangkapan ikan di desa ini cukup beragam diantaranya yang paling banyak ditangkap
adalah ikan cecah rebung (cerbung) dan jenis lainnya adalah udang, tongkol, gembung, kepiting,
pare, ketam, dan lain-lain.Dalam sistem bagi hasil, nelayan kecil di Jaring Halus mengenal
“patron-klien” yaitu sistem majikan dan bawahan.Dikarenakan nelayan kecil memakai
pekarangan milik tauke, maka penjualan dan pembelian hasil tangkapan diberikan kepada

tauke.Sistem penjualan dan pembelian tersebut merupakan tradisi lisan/keharusan yang tidak
tertulis yang harus dituruti oleh nelayan.
Pembagian hasil pun tidak sebanding yaitu 1 : 3. Pembagian hasil ditentukan berdasarkan
beban tanggungan seperti kebutuhan bahan bakar, peralatan, serta makan nelayan di laut.Dan
hasil penjualan tersebut dibebankan tauke pada harga pembelian.