Chapter II Resistensi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berdagang di Jalan Dr.Mansyur

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Kota Medan
Kota Medan sebagai ibu kota propinsi Sumatera Utara dan merupakan kota
terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan yang merupakan kota
terbesar di daerah Sumatera Utara telah menjadi tumpuan pusat perhatian bukan saja
oleh penduduk Sumatera Utara, melainkan juga menjadi pusat tumpuan harapan
penduduk yang berada di luarnya seperti Aceh, Sumatera Barat. Sehingga Kota
Medan menjadi salah satu kota penting di luar jawa dengan keadaan wilayahnya
sangat strategis. Sebab berada pada berbatasan langsung dengan Selat Malaka di
bagian Utara sehingga relatif dekat dengan kota-kota/ negara maju seperti Pulau
Penang Malaysia dan Singapura. Kalau kita melihat kondisi sumber daya alam yang
melimpah dari sektor pertanian, perikanan dan perkebunan sehingga memungkinkan
dapat berpotensi menjadi pusat perdagangan.
Sedangkan secara geografis kota medan terletak di antara 3° 30' – 3° 43'
Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5- 37,5 meter di
atas permukaan laut dengan luas wilayah sekitar 265, 10 km2.Kota Medan
mempunyai iklim tropis dengan kelembaban udara di wilayah ini rata-rata 82-84%
dan kecapatan angin rata-rata sebesar 1,38 m/sec.


46

Kalau melihat secara keseluruhan kota medan berbatasan dengan Kabupaten
Deli Serdang:
Batas Utara

: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Batas Timur

: Kabupaten Deli Serdang

Batas Barat

: Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan surat keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara
Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7
Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan
Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, dan secara
administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang
mencakup 151 Kelurahan. Kecamatan-keacamatan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
Kecamatan Medan Tuntungan

Kecamatan Medan Johor

Kecamatan Medan Amplas

Kecamatan Medan Denai

Kecamatan Medan Area

Kecamatan Medan Kota

Kecamatan Medan Maimun

Kecamatan Medan Polonia


Kecamatan Medan Baru

Kecamatan Medan Selayang

Kecamatan Medan Sunggal

Kecamatan Medan Helvetia

Kecamatan Medan Petisah

Kecamatan Medan Barat

47

Kecamatan Medan Timur

Kecamatan Medan Perjuangan

Kecamatan Medan Tembung


Kecamatan Medan Deli

Kecamatan Medan Labuhan

Kecamatan Medan Marelan

Kecamatan Medan Belawan

Gambar 1: Peta Lokasi Kecamatan di kota Medan
(Sumber:https://www.google.com/search?q=peta+kota+medan&rlz=
1C1VSNC_enID585ID587&es_sm=122&source=lnms&tbm=isch&s
a=lokasi+kota+medan (diakses pada tanggal 12 maret 2015, pukul
21:32 wib)

48

2.2.

Sejarah Kota Medan


2.2.1. Medan Tanah Deli
Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan
keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai
melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu
adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei
Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.
Medan pada awalnya adalah sebuah perkampungan sebelum menjadi sebuah
kota seperti yang kita lihat sekarang ini yang disebut sebagai Kampung Medan.
Medan pertama kali dibuka oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590 yang merupakan
nenek moyang dari Datuk Hamparan Perak (Dua Belas Kota) dan Datuk Suka Piring,
yaitu dua dari empat kepala suku kesultanan Deli. Letak kampung Medan pada saat
itu berada pada pertemuan antara sungai Babura dan sungai Deli.
Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang)
sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada
waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai
tersebut. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah
pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan
penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun
1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang

spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama

49

Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata
yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli
Klei.
Sejarah kampung Medan pada awalnya diketahui setelah adanya kunjungan
yang dilakukan oleh John Anderson pada tahun 1823. John Anderson merupakan
orang Inggris pertama yang mengunjungi Deli dan menemukan kampung yang
bernama Medan yang memiliki penduduk sekitar 200 orang. Kampung Medan pada
saat itu meliputi wilayah yang bernama Desa Pulo Brayan, Desa Babura dan
kampung Jawa.
Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan
di sana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman
penduduk suku Karo dan Melayu. Dengan kondisi tanahnya yang subur sehingga
menambah daya tarik para penjajah untuk masuk ke tanah Deli.Pada tahun 1863
orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi
primadona Tanah Deli. Semakin lama semakin banyak orang yang berdatangan ke
kampung Medan ini.

Kota Medan dalam perjalanan yang panjang tidak terlepas dari penjajahan
kolonial. Belanda menguasai tanah deli sekitar 78 yaitu pada tahun 1864 sampai
1942. Pada tahun 1858 Netscher diangkat menjadi residen wilayah Riau dan sejak itu
menjadi pembela Sultan Ismail yang pada saat itu berkuasa di kerajaan Siak. Dengan

50

demikian akan semakin mudah bagi Netscher untuk menaklukkan Kesultanan Deli
yang termasuk di dalamnya kampung Medan Putri. 26
Perkembangan kota Medan pada saat itu di pelopori oleh pedagang-pedagang
asing. Nienhuys adalah pedagang tembakau asal Belanda yang mempelopori
pembukaan tembakau Deli. Nienhuys pertama kali berkebun tembakau di tanah Deli
milik Sultan Deli seluas 4.000 bahu di tanjung Spassi dekat Labuhan. Tembakau
yang dihasilkan ternyata memiliki kualitas tinggi sehingga nama Deli sangat
melambung di Eropa pada saat itu.
Pada tahun 1866, Jannsen, P.W. Clemen, Cremer dan Nienhuys mendirikan
de Deli Maatscapij yang merupakan perusahaan tembakau yang bertempat di
Labuhan. Kemudian mereka melakukan ekspansi perkebunan baru di daerah
Martubung, Sunggal (1869), sungai Beras dan Klumpang (1875), sehingga
perusahaan perkebunan pada tahun 1874 sebanyak 22 unit. Kegiatan perdagangan

ternyata semakin luas dan berkembang sehingga Nienhuys yang merupakan pemilik
modal memindahkan kantor perusahaan dari labuhan ke Kampung Medan Putri. Hal
ini menjadikan kampung Medan Putri semakin ramai dan berkembang dengan nama
yang lebih dikenal sebagai kota Medan. 27
Dengan kedudukan Medan Putri sebagai pusat perdagangan semakin
mendorong lokasi ini menjadi pusat pemerintahan.

Pada tanggal 1 maret 1887

26

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kota_Medan ( diakses pada tanggal 21 april 2015,
pukul 14:30 wib)
27
http://www.pemkomedan.go.id/selayang_sejarah.php(diakses pada tanggal 18 Mei 2015,
pukul 11:23 wib)

51

ibukota residen Sumatera Timur dipindahkan dari Bengkalis ke Medan, istana

Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga dipindahkan
ke Medan. Dengan demikian ibukota Deli secara resmi telah pindah ke Medan.
Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya
menjadi gubernemen. Pada tahun 1918 kota Medan resmi menjadi Gementee (kota
praja) dengan walikota Baron Daniel Mackay. Pada saat itu Medan masih masih
terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas,
Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir. Jumlah penduduk kota Medan
pada saat itu sebanyak 43.826 jiwa yang terdiri dari Eropa sebanyak 409 orang,
Indonesia 35.009 orang, Cina 8.269 orang dan Timur Asing lainnya 139 orang.
Pembukaan perkebunan tembakau menjadi cikal bakal pertumbuhan kota
Medan. Kota medan secara historis telah memposisikan diri sebagai pusat
perdagangan (ekspor-impor). Hal ini semakin diperkuat karena kondisi wilayahnya
yang strategis ditambah dengan sumber daya alamnya yang melimpah. Pertumbuhan
kota Medan semakin pesat yang diawali dengan pendirian kampung

dan

dijadikannya kota Medan sebagai pusat perdagangan. Kota Medan kini menjadi salah
satu tujuan migrasi dari berbagai penjuru sehingga mengakibatkan jumlah penduduk
semakin tinggi dari tahun ke tahun.


52

2.2.2. Kampung Medan dan Tembakau Deli
Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama
"Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya
yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh
dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan
jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung
"Medan Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi
pelabuhan transit yang sangat penting.
Semakin lama semakin banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri
Guru Patimpus yang mendirikan kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama
seorang laki-laki dan dinamai si Kolok. Mata pencarian orang di Kampung Medan
yang mereka namai dengan si Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak
lama kemudian lahirlah anak kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai
si Kecik.
2.2.3

Legenda Kota Medan

Menurut legenda di zaman dahulu kala pernah hidup di Kesultanan Deli lama

kira-kira 10 Km dari Kampung Medan yakni di Deli Tua sekarang seorang Putri yang
sangat cantik dan karena kecantikannya diberi nama Putri Hijau. Kecantikan Putri ini
tersohor kemana-mana mulai dari Aceh sampai ke ujung Utara Pulau Jawa. Sultan
Aceh jatuh cinta pada Putri itu dan melamarnya untuk dijadikan permaisurinya.
Lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh saudara kedua laki-laki Putri Hijau. Sultan aceh

53

sangat marah karena penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya.
Maka pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Deli.
Menurut legenda yang tersebut diatas, dengan menggunakan kekuatan gaib
seorang dari saudara Putri hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan seorang lagi
menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga
akhir hayatnya. Kesultanan Deli lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu
dan karena kecewa Putra Mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak
sebagian, bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya
kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km dari Kabanjahe.
2.3. Kondisi Penduduk Kota Medan
Kondisi penduduk yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan,
keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan
penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan saranapendidikan
kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi
masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh
pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya.
Jumlah penduduk kota Medan selalu meningkat dari tahun ke tahun. BPS
mengungkapkan bahwa jumlah penduduk kota Medan dalam hitungan terakhir (2009)
mencapai 2.121.053 jiwa yang tersebar di 21 Kecamatan. Terjadi peningkatan jumlah
penduduk dari 2.083.156 pada tahun 2007 menjadi 2.102.105 jiwa pada tahun 2008
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,91 %. Laju pertumbuhan penduduk

54

tahun 2008 ke tahun 2009 mencapai 0,90 % dengan jumlah penduduk mencapai
2.121.053 jiwa.
Tabel: I
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Di Kota Medan Tahun 2005 – 2009
Kepadatan
Jumlah

Luas Wilayah

Penduduk

(KM²)

Tahun

Penduduk
(Jiwa/KM²)

[1]

[2]

[3]

[4]

2005

2.036.185

265,10

7.681

2006

2.067.288

265,10

7.798

2007

2.083.156

265,10

7.858

2008

2.102.105

265,10

7.929,5

2009

2.121.053

265,10

8.001

Sumber: BPS Kota Medan
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk
kota Medan semakin tinggi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk di kota
bukan hanya disebabkan karena jumlah kelahiran yang tinggi. Migrasi merupakan hal
utama yang perlu mendapat perhatian mengingat kota merupakan tujuan utama arus
urbanisasi.

55

Penduduk yang berkualitas merupakan

modal dasar yang efektif bagi

pembangunan. Namun pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan sangat
sulitnya untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan
merata. Dengan demikian penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak
akan

mudah

untuk

dicapai.

(http://www.pemkomedan.go.id/selayang_kependudukan.phpdiakses pada tanggal 22
September 2014 pada pukul 22:45).
Penduduk yang berkualitas itu dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakatnya.
Kondisi sosial yang dimaksud terbagi atas pendidikan, kesehatan, keamanan,
kemiskinan yang dapat ditekan serta aspek lain termasuk agama, suku/ etnis dan lainlain. selain itu sarana pendidikan, kesehatan dan keamanan merupakan faktor
penunjang utama terhadap pertumbuhan ekonomi. Aspek religius/ agama juga sangat
berpengaruh dimana akan memperbaiki pola pikir dan membentuk kepribadian
masyarakatnya.
Secara umum jenis pekerjaan di kota Medan sangat beragam. Hal ini
didukung karena semakin kompleksnya masyarakat yang tinggal di kota. Kota pada
umumnya sangat terbuka bagi siapa saja yang berani dan mampu bertarung demi
mendapatkan apa yang diinginkan. Begitu pula dengan kota Medan. Dengan
demikian pola-pola mata pencaharian tidak bertumpu pada satu jenis. Pekerjaan di
kota Medan terbagi atas dua jenis, yaitu sektor formal dan informal.

56

Pada dasarnya tidak semua orang mampu bertarung untuk mendapatkan
pekerjaan. Data BPS menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Agustus 2013
sebanyak 118, 19 juta orang, yang terdiri dari 110, 80 juta orang bekerja dan 7, 39
juta orang penganggur. Pengangguran merupakan faktor utama tingginya angka
kemiskinan di kota. Pengangguran yang tinggi akan semakin memperparah
kemiskinan di kota. Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor.
Pengangguran memicu seseorang untuk berusaha melakukan aktivitas-aktivitas
ekonomi sehingga mampu menopang kehidupan. Hal ini semakin diperkuat dengan
kondisi kota yang opened space sehingga memungkinkan seseorang untuk bebas
melakukan aktivitas-aktivitas.
Sejak dibukanya perkebunan-perkebunan oleh orang asing, kota Medan
semakin ramai dan jumlah penduduk semakin meningkat. Kuli-kuli perkebunan
sengaja didatangkan oleh orang asing dari pulau Jawa dan luar negeri seperti
Malaysia dan Singapura. Sejak saat itu penduduk kota Medan semakin kompleks,
yang terdiri dari berbagai suku/ etnis seperti India, Tionghoa, Jawa, Batak, Aceh serta
Karo dan Melayu sebagai suku asli di Kota ini.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan diditetapkannya kota sebagai pusat
perdagangan dan jasa, semakin menambah daya tarik para transmigran dari berbagai
penjuru. Kota Medan kini menjadi salah satu tujuan para pelancong untuk bekerja di
sektor-sektor pemerintahan dan swasta. Di samping itu kota Medan juga menjadi

57

pusat pendidikan di Sumatera Utara. Sehingga dari tahun ke tahun jumlah penduduk
kota Medan kini semakin padat.
Penduduk yang semakin banyak membutuhkan pemukiman yang cukup luas.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan pemukiman
pun semakin tinggi. Lahan di kota semakin menyempit sehingga pemukiman
menyebar hingga ke wilayah rural urban. Selain itu pembangunan fisik seperti jalur
transportasi yang menghubungkan masyarakat juga semakin menyebar. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ruang terbuka hijau dimana kota yang pada awalnya sebagian
besar adalah ruang terbuka hijau kian menyempit. Kawasan rural urban sebagai
wilayah konservasi pun semakin berkurang.
Untuk mencegah terjadinya penumpukan penduduk di satu tempat maka
pemerintah membuat arahan distribusi penduduk yang tersebar di seluruh kecamatan
di kota Medan.

58

Tabel: II
ARAHAN DISTRIBUSI PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber: RTRW Kota Medan Tahun 2011-2030
Arahan penyebaran penduduk ini ditetapkan karena penyebaran penduduk
kota Medan saat ini tidak merata. Penyebaran penduduk terkonsentrasi di kawasan
pusat kota seperti Kecamatan Medan kota, Kecamatan Medan perjuangan,
Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Area, dan Kecamatan Medan
Tembung.

Sejalan dengan kecenderungan perkembangan fisik kota, saat ini

59

perkembangan permukiman mulai mengarah ke Selatan. Perkembangan permukiman
ke arah Selatan perlu dibatasi mengingat kawasan ini merupakan daerah konservasi.
Untuk itu pada masa yang akan datang perkembangan permukiman diharapkan akan
mengarah ke Utara, seperti Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan
Labuhan. 28 Untuk mewujudkan penyebaran penduduk yang demikian maka harus
disertai dengan pola perkembangan dan penggunaan lahan yang sesuai.
Penataan ruang Kota Medan sangat tergantung pada tata ruang kota yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kota Medan. Dalam perjalanan Kota Medan mengalami
perkembangan yang signifikan, dan untuk melihat perubahan yang terjadi dapat
dikemukakan tentang perkembangan kota tersebut. Sejak tahun 1862 ada dua kutub
pertumbuhan, yaitu pelabuhan laut Belawan, dan pusat Kota Medan. Sekarang, yang
berhubungan dengan pasar (pajak) ikan, tetapi saat ini pajak ikan sudah berubah
fungsi menjadi pasar kain dan wilayah perkantoran serta perdagangan kota. Kota
medan menjadi strategis, karena mempunyai beberapa fungsi utama dalam kerangka
konteks regional sebagaimana dikemukankan berikut ini.
a. Sebagai pusat pemerintahan daerah, yaitu pemerintahan Kota Medan dan
Pemerintahan Provinsi Sumatera utara. Sehubungan dengan itu, kantor
perwakilan negara-negara asing (konsulat) berdomisili di Medan.
b. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan masyarakat. Dalam menunjang fungsi tersebut
di Kota Medan terdapat Rumah Sakit Umum Provinsi, Rumah Sakit Umum Pusat,

28

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030

60

Perguruan Tinggi Negeri, stasiun TVRI dan RRI. Fungsi ini ditopang dengan
munculnya fasilitas lainnya yang dikembangkan oleh pihak swasta.
c. Sebagai pusat perkantoran swasta, yaitu sebagai kantor koordinasi walaupun
kegiatannya tersebar diberbagai tempat di Sumatera Utara bahkan di luar
Sumatera Utara.
d. Sebagai pusat perdagangan yang wilayah pengaruhnya mencakup seluruh Provinsi
Sumatera Utara, bahkan juga provinsi tetangga.
e. Sebagai pintu gerbang international untuk penerbangan udara yang sekaligus
menjadi pintu gerbang pariwisata.
Kondisi tersebut mendorong Kota Medan menajadi semakin penting bagi
daerah sekitar. Di mana Kota Medan diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan
terhadap daerah-daerah yang berada di belakangnya dan membatu agar daerah
tersebut dapat berkembang. Ketidak mampuan Kota Medan mendukung pelayanan
daerah lainnya akan berpengaruh terhadap kemajuan Kota Medan. Untuk peranan
Kota Medan terhadap wilayah sekitarnya dengan penyebaran pusat-pusat kegiatan
ekonomi.
Secara umum pola perkembangan atau penggunaan lahan kota Medan lebih
mendekati pada teori lingkaran konsentrik (concentric zone theory) dimana teori
lingkaran konsentrik yang dikembangkan oleh Ernest Burgess (1923), penggunaan
lahan diidentifikasi atas lima zona, yakni:

61

• Kawasan pusat kegiatan usaha/niaga (central business district-CBD) yang
merupakan pusat kegiatan;
• Zona transisi yang mencampurkan penggunaan perdagangan dan jasa dan industri;
• Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah;
• Zona perumahan penduduk berpendapatan sedang; dan
• Zona perumahan penduduk commuter.
Hal ini dapat diyakini karena sejak periode tahun 1970-an terjadi
perkembangan yang hanya memusat di pusat kota saja, kemudian berkembang secara
merata ke luar pusat kota. Aplikasi dari teori ini dituangkan dalam kelompokkelompok pengembangan yang saling terkait. Cluster/ kelompok-kelompok yang
diidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah :
a). Cluster Pusat Kota dengan fungsi utama sebagai : pusat perdagangan dan jasa;
b). Cluster Kawasan Utara dengan fungsi utamanya sebagai: kawasan industri,
pelabuhan, pariwisata dan perikanan; dan
c). Cluster Kawasan Selatan dengan fungsi utamanya sebagai : Ruang Terbuka
Hijau. 29
Untuk mewujudkan kawasan Selatan sebagai wilayah konservasi dan
peruntukan Ruang Terbuka Hijau maka perkembangan pemukiman penduduk
diarahkan ke bagian Utara yakni di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan.
Kedua Kecamatan ini dipilih karena jumlah penduduk yang belum padat.

29

RTRW kota Medan tahun 2011-2030
62

Kepadatan penduduk dan terus meningkat dan kebutuhan akan pemukiman
pun akan semakin meningkat pula. Hal ini menjadi masalah besar bagi ekosistem
kota. Dimana keseimbangan kota yang ditopang dengan kuantitas dan kualitas ruang
terbuka hijau akan semakin berkurang sehingga akan berdampak pada merosotnya
keseimbangan ekologis di kota. Konsekuensi yang dihadapi adalah semakin besarnya
potensi polusi, banjir dan kebisingan di perkotaan.
2.4. Kondisi Perdagangan di Kota Medan
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa Kota Medan menjadi strategis
karena salah satu fungsi utama Kota Medan adalah pusat perdagangan. Kegiatan pada
sektor perdagangan di Kota Medan diantaranya terdiri dari kegiatan di pasar,
plaza/mall, toko, restoran, Pedagang Kaki Lima dan warung. Kegiatan perdagangan
tersebut umumnya tergolong dalam kegiatan pada sektor perdagangan formal maupun
sektor perdagangan informal.
Kegiatan yang termasuk sektor informal bersifat heterogen. Secara umum
sektor informasi di daerah perkotaan dipandang sekedar melakukan peran dalam
kehidupan kota dan terdiri dari beraneka ragam kegiatan usaha yang berkaitan dengan
bidang pelayanan dan jasa pada tingkat bawah, seperti warung kopi, tukang sampah,
pengamen jalanan, penyemir sepatu, Pedagang Kaki Lima, dan pengencer barang.
Kegiatan informal dapat dibedakan menjadi lima sub sektor yaitu perdagangan, jasa,
angkutan, bangunan, dan industri kecil.

63

Adanya dorongan untuk masuk pada sektor informal karena tidak adanya
hubungan kerja kontrak jangka panjang pada sektor informal, sehingga mobilitas
angkatan kerja dalam sektor informal menjadi relatif tinggi. Hal ini merupakan salah
satu faktor utama yang mempermudah tenaga kerja memasuki sektor ini. Jadi,
diharapkan dapat bertindak sebagai suatu kekuatan penyangga antara kesempatan
kerja dan pengangguran. Beberapa pencari kerja yang memperoleh pekerjaan tetap di
sektor formal, bisa bekerja dalam sektor informal sementara atau waktu lama
daripada menganggur sama sekali.
Kegiatan-kegiatan perekonomian sektor informal setidaknya memberikan
pendapatan dan pekerjaan pada para penduduk, betapa sedikit dan tidak tetapnya,
kepada penduduk yang hampir tidak bisa dibayangkan bagaimana mereka bisa
mempertahankan kehidupan subsistensi mereka. Namun tidak mungkin diharapkan
adanya kebijakan yang berorientasi pada kelangsungan kegiatan-kegiatan kecil dan
tidak efisien yang menggunakan teknologi yang tradisional. Peningkat tingkat hidup
penduduk menuntut perluasan sektor formal secepat mungkin. Oleh karena itu, perlu
campur tangan pemerintah untuk membuat suatu kebijakan tentang keberadaan sektor
informal khususnya Pedagang Kaki Lima.
2.5.

Gambaran Umum Kelurahan Padang Bulan
Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru merupakan 1 dari 6 Kelurahan

yang ada di Kecamatan Medan Baru dengan luas wilayah lebih kurang 168 Hektar dan
terbagi dalam 12 Lingkungan dengan batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru,

64

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia,
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru,
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Padang Bulan Selayang 1 Kecamatan
Medan Selayang.

2.5.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Padang Bulan berdasarkan laporan Mutasi Mutandis
sampai dengan Desember 2011 adalah 11.443 jiwa yang terdiri dari :
1. Laki-laki : 5482 Jiwa
2. Perempuan : 5961 Jiwa

Namun kenyataannya karena banyaknya penduduk yang menetap sementara
yang berstatus Mahasiswa/i USU dan perguruan Tinggi lainnya, pegawai/pekerja
yang tinggal mengontrak, sehingga jumlah tersebut relatip dapat berubah karena
tingginya tingkat mobilitas atau perpindahan penduduk di Kelurahan Padang Bulan.
2.5.2 Mata Pencarian
Warga/Penduduk yang tinggal bermukim di Kelurahan Padang Bulan sangat
bervariasi yaitu di BidangPemerintahan (Pegawai Negeri) maupun dibidang Swasta
seperti Pegawai Swasta, wiraswasta buruh dan Pedagang dari usia bekerja.
2.5.3 Tipologi Kelurahan
Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat
dikategorikan sebagai Pemukiman dan Pertokoan kota yang mana dapat dilihat dari
sepanjang jalan Protokol terdapat pemukiman dan pertokoan yang cukup strategis

65

dengan ciri khas terdapat pedagang yang berjualan di pinggir-pinggir jalan yang
dikenal dengan Pedagang Kaki Lima yang berlokasi di JL.Dr.Mansur Kelurahan
Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan tepatnya berada di depan
Universitas Sumatera Utara.
Sebagai Penyelenggara Pemerintahan, Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Medan Baru memiliki Kantor yang terletak di Jalan Jamin Ginting No.540 dipimpin
Lurah Padang Bulan (ALBENA BOANG MANALU.SSTP.MSP) dibantu Sekretaris
Kelurahan 1 Orang, Kepala Seksi Pemerintahan1 Orang, Kepala Seksi Pembangunan 1,
Kepala Seksi Trantib 1 orang dan 1 orang staf serta 12 Kepala Lingkungan.

2.6.

Gambaran Umum Jalan Dr. Mansyur Kota Medan
Jalan Dr.Mansyur, jalan ini dibagi dua arah (dari arah jalan setia budi) sebelah

barat dan Jalan sebelah timur (dari jamin ginting). Jalan Dr.Mansyur di bagi oleh dua
kecamatan, kecamatan medan baru mulai dari simpang kampus sampai sungai
samping rumah makan zam-zam, dan medan selayang samapai simpang setia budi.

66

Gambar 2 : Peta Lokasi Jl. DR. Mansyur Kota Medan
(Sumber:http://www.google.com/search?q=peta+jalan+drmansyur+medan=Rf
CSdfNZ0LFPrHSm0ublXdzhdrDFhtmHhN1ugM,W7ytFpZMQf5qKNPRd7g
FtjO9fQvO0Bd78a (diakses pada tanggal 28 Oktober 2015, pukul 21:33 wib)
2.6.1. Sejarah Jalan Dr.Mansyur Kota Medan
Jika berkeliling kota medan dan melintasi jalan utama yang melintang panjang
di depan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, pastilah anda faham bahwa
nama jalan tersebut dr. Tengku Mansyur atau biasa disebut jalan Dr.Mansyur. Jalan
Dr.Mansyur diambil dari nama dr. Tengku Mansyur.
Dr.Tengku Mansyur adalah salah seorang cendikiawan puak Melayu
Sumatera Timur (kini Sumatera Utara) yang lahir pada tahun 1897 di Asahan. Dia
merupakan putra termuda Sultan Hoesin dari Asahan, dan paman dari raja Asahan.

67

Dia menempuh pendidikan dokternya di Stovia, Batavia. Dr Tengku Mansyur wafat
pada tahun 1955 di Medan, dan dengan jasa-jasanya di bidang kesehatan masyarakat,
namanya dijadikan nama jalan kota Medan layaknya sosok pahlawan.
Awalnya jalan Dr. Mansyur merupakan jalan Universitas Sumatera Utara
(USU) mulai dari simpang kampus sampai pintu 4. Namun dengan terus
meningkatnya volume pengguna jalan maka jalan Dr.Mansyur menjadi jalan Kota
Medan.

2.6.2. Jalan Dr.Mansur Sebagai Salah Satu Wisata Kuliner
Kalau kita melihat jalan Dr Mansyur Secara Umum maka yang ada pada
benak kita adalah banyaknya para pedagang yang berjualan di sepanajang jalan.Maka
tidak heran banyak orang mengatakan jalan Dr. Mansyur merupakan salah satu
tempat wisata kuliner. Jalan Dr Mansyur selain terkenal dengan keberadaan
Universitas Sumatera Utara (USU) juga terkenal sebagai tempat berwisata kuliner di
Medan. Saat ini semakin banyak tempat makan dan nongkrong di jalan Dr. Mansyur
ini. Di sekitar jalan memang banyak terdapat pedagang-pedagang kaki lima, rumah
makan, serta café-café yang cocok buat nongkrong di jalan para kwala muda maupun
tempat ngumpul para komunitas-komunitas yang ada di Medan ini. Ada puluhan café
yang disini bisa kita lihat sebagai pilihan para pengunjung. Di saat sore di depan
kampus USU banyak penjual makanan dipinggir jalan diantaranya Es Durian, Bakso,

68

Somay yang merupakan makanan yang dapat mengoda mahasiswa maupun pengguna
jalan Dr. Mansyur.
Di jalan Dr.Mansyur akan terlihat semakin ramai pada malam harinya karena
banyak para pengunjung yang mampir untuk makan sepulang kerja maupun memang
berencana untuk ngumpul bareng teman-teman di malam hari. Penulis sendiri juga
sudah sering mengunjungi beberapa café bersama teman-teman kuliah maupun teman
satu organisasi.
Semakin banyak tempat makanan atau café di jalan Dr. Mansyur ini membuat
persaingan bisnis para pengelola semakin terbuka lebar, terbukti banyak café yang
bertahan dan banyak café yang tutup karena berkurangnya pelanggan yang tidak tahu
apa sebabnya. Rumah makan atau cafe yang tutup berganti dengan cafe baru tentunya
dengan pengelolah baru. Yang saya lihat dengan demi membuat kafe semakin ramai
pengunjung, para pengelolah menerapkan beberapa cara untuk menarik para
pengunjung, salah satunya membuat live musik di kafe tersebut pada hari-hari
tertentu seperti malam minggu.
2.6.3. Jalan Dr Mansyur Sebagai Salah Satu Tempat Berdagang Pedagang Kaki
Lima (PKL)

Banyaknya penjual paket internet dengan mengunakan mobil yang terus
mengalami peningkatan khususnya di jalan Dr.Mansyur membuat semakin padatnya
pedagang-pedagang kaki lima. Menjual paket internet merupakan salah satu cara

69

untuk meningkatkan perekonomian. Berbagai cara masyarakat memanfaatkan segala
hal untuk meraih penghasilan. Salah satunya adalah berwirausaha menjual kartu
paket internet yang sedang tren di Medan. Hanya dengan modal menggunakan mobil
pribadi, pedagang jenis ini sudah dapat membuka lapaknya di jalanan.

Seperti amatan penulis di Jalan Dr Mansyur, 16 september rabu siang.
Seorang pemuda sekitar berumur 22 tahun membuka lapak dagangan kartu paket
internet yang dapat dipakai untuk paket BB dan Android.

“Selain hemat biaya ga repot karena bisa buka dagangan ini bisa keliling di mana
saja, maka wirausaha ini menjadi peluang dagang buat saya,” ungkap eko, salah
seorang pedagang kartu paket internet, kata eko.

Eko tidak menampik kalau terkadang lapangnya di pinggir jalan memang
menyalahi aturan. Selain membahayakan dirinya juga termasuk nyawa orang lain
apabila terjadi kecelakaan lalu lintas. “Tapi biasa yang jual paket internet ini memang
jualan di pinggir jalan, mau ga mau saya juga terpaksa jualan di pinggir jalan,”
jelasnya eko.

Mengamati sepanjang jalan Dr mansyur hari demi hari penulis lakukan Pak
Basri telah banyak bercerita kepada saya terkai pengalaman-pengalaman beliau, kalau
situasi seperti ini kerap terjadi, disaat Satpol PP hendak melakukan penertiban,
puluhan pedagang tak berani berjualan. Namun demikian, apabila situasi sudah

70

kondusif artinya, Satpol PP telah meninggalkan lokasi mereka secara berlahan
berjualan," ujarnya kepada penulis. Hampir setiap hari di sepanjang Jalan Dr
Mansyur Medan mengalami kemacatan, banyaknya pedagang kaki lima yang menjadi
salah satu penyebabnya. Akibatnya menggangu terhadap pengguna jalan yang
melintas di jalan tersebut.

Pantauan penulis, kemacetan merupakan kejadian rutin yang setiap hari kita
jumpai, sepanjang jalan Dr. Mansyur USU Medan Mulai dari siang hingga sore hari.
Hal ini dikarenakan banyaknya pedagang yang menjajakan dagangannya di lokasi
trotoar jalan. Bukan hanya pedagang minuman dan makanan, kondisi kemacetan di
perparah dengan adanya mobil kaki lima penjual kartu ponsel di sepanjang parkiran
jalan. “Di Jl. Dr. Mansyur ini cukup ramai pembeli, karena kan kita hanya di lokasi
parkir saja, tidak begitu mengganggu,” kata Fahri, pedagang kartu ponsel (paket
internet).

Joni adalah teman saya mahasiswa FEB USU yang sering melintas
mengungkapkan akibat adanya pedagang kaki lima di pinggir jalan sehingga
mengakibatkan menjadi pemicu dari permasalahan kemacetan yang ada. ”Pokoknya
kalau ada yang berjualan semuanya macetlah,” kata Joni, Mahasiswa yang melintas
dilokasi tersebut. Menurut dia, para pedagang sudah biasa mangkal berjualan di
jalan-jalan dr Mansyur persis di sekitar keramaian pintu alternatif masuk ke lokasi
USU tanpa ada tindakan dari pemerintah Kota Medan untuk menertibkan.”Kejadian

71

ini sudah lama cukup lama sekali, dan parahnya lagi mereka berjualan hingga ke bahu
jalan jadi akibatnya akan sering macet,” katanya.

Tambah dia, Dilokasi tersebut, meskipun ada pihak Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) berjaga dan berpatroli dilokasi tersebut, namun pedagang masih
enggan mengosongkan tempat lapak dagangan mereka tersebut. Pihaknya juga tidak
ada tindakan tegas dan terkesan membiarkan tanpa ada pemberian sanksi apapun.
Para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan Kota Medan
mengaku sudah mendapat instruksi untuk tidak sembarangan menjajakan
dagangannya selama satu minggu, uncap pak basri selaku informan penulis. Hal ini
karena tim penilai Adipura sedang berada di Medan. Pengakuan itu disampaikan oleh
beberapa pedagang yang berjualan di depan Universitas Sumatera Utara di Jl Dr
Mansyur, Medan. Namun walaupun demikian dengan alasan ekonomi para pedagang
tetap nekad berjualan.Mereka mengatakan Kepling memberitahu pada 1 Maret lalu
untuk tutup lapak mulai 4 Maret."Sekarang kami jualan saja, kalau ada Satpol PP
angkat barangnya, kalau aman ya letakkan lagi," ujarnya.

72