PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN makalah (2)

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sekaligus menjadi awal dari perkembangan
dunia industri, menyebabkan ilmu tentang manajemen juga mengalami perkembangan. Dalam
perkembangannya ilmu menejemen memiliki tiga jenis aliran pemikiran yaitu :

1.

Aliran Klasik : a. Manajemen Ilmiah.

b. Teori Organisasi Klasik.

2. Aliran Hubungan Manusiawi ( Neoklasik ).

3. Aliran Manajemen Modern : a. Perilaku Organisasi.

b. Aliran Kuantitatif.

Selain jenis-jenis aliran pemikiran, pada bab tiga ini juga akan dibahas dua pendekatan yang
digunakan untuk mengintegrasikan tiga jenis aliran yang ada yaitu :


4.

Pendekatan Sistem.

5.

Pendekatan Kontingen ( Contingency Approach ).

1.a. Manajemen Ilmiah

Dalam aliran ini banyak tokoh yang memberikan kontribusinya dalam mengembangkan ilmu
manajemen seperti, Frederick W. Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington
Emerson.

Frederick W. Taylor ( 1856-1915 ) merupakan tokoh pertama yang mengembangkan
manajemen ilmiah, karena karyanya tersebut Taylor disebut sebagai “ Bapak Manajemen “. Taylor
mengemukakan dua pengertian dari manajemen ilmiah, yang pertama adalah, manajemen ilmiah
merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah
organisasi. Sedangkan arti yang kedua adalah, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanismemekanisme atau teknik-teknik ( a bag of tricks ) untuk meningkatkat efisiensi kerja organisasi.


Dalam bukunya yang berjudul Scientific Management Taylor memberikan prinsip-prinsip
dasar untuk mengembangkan teknik-tekniknya untuk mendapatkan efisiensi dalam bekerja, keempat
prinsip itu adalah :

1. Metoda Ilmiah adalah metoda yang paling baik untuk menentukan pekerjaan yang dapat
dikerjakan.

2. Seleksi ilmiah untuk para karyawan, agar karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas
sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.

3.

Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.

4.

Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Dalam melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, Taylor juga mengembangkan teknik-teknik yang akan
digunakan antara lain : studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah per-potong


diferensial, prinsip pengecuaian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standarisasi
pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.

Frank dan Lilian Gilbreth ( 1868-124 dan 1878-1972 ), merupakan pasangan suami-istri yang ikut
berkontribusi dalam manajemen ilmiah. Frank adalah pelopor dari pengembangan studi gerak dan
waktu, Frank sangat tertarik untuk menemukan “ cara terbaik pengerjaan suatu tugas “ . Sedangkan
Lilian dalam bukunya Phsycology of Management berpendapat bahwa tujuan akhir dari manajemen
ilmiah adalah : membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.

Henry L. Gantt ( 1861-1919 ) memberikan kontribusinya yang terbesar dalam bentuk enggunaan
metoda grafik yang dikenal sebagai “ Gantt Chart “ yang digunakan untuk perencanaa, koordinasi,
dan pengawasan produksi.

Harrington Emerson ( 1853-1931 ) menemukan pemborosan dan ketidak-efisiennan merupakan
masalah yang terdapat di dalam sistem industri. Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsipprinsip efisiensi yang sangat terkenal yaitu :

1.

Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.


2.

Kegiatan yang dilakukan masuk akal.

3.

Adanya staf yang cakap.

4.

Disiplin.

5.

Balas jasa yang adil.

6.

Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem indormasi dan akuntansi.


7.

Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.

8.

Adanya standar-standar dan skedul-skeul – metoda dan waktu setiap kegiatan.

9.

Kondisi yang distandardisasi.

10. Operasi yang distandardisasi.

11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.

12. Balas jasa efisiensi-rencana insentif.

1.b. Teori Organisasi Klasik


Henry Fayol ( 1841-1925 ) dalam bukunya Administration Industrielle et Generale ( Administrasi
Industri dan Umum ) mengemukakan teori dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi
pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori administrasinya Fayol memerinci
manajemen menjadi lima unsur yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, dan pengawasan ( Fungsionalisme Fayol) .

Selain itu Fayol juga membagi operasi-operasi perusahaan kedalam enam bagian antara lain :

1.

Teknik – produksi dan manufakturing produk.

2.

Komersial – pembelian bahan baku dan penjualan produk.

3.

Keuangan ( finansial ) – perolehan dan pengunaan modal.


4.

Keamanan – perlindungan karyawan dan kekayaan.

5.

Akuntansi – pelaporan dan pencatatan biaya.

6.

Manajerial.

Fayol juga menyebutkan empat belas prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut :

1.

Pembagian kerja.

2.


Wewenang.

3.

Disiplin.

4.

Kesatuan perintah.

5.

Meletakkan kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum.

6.

Balas jasa.

7.


Sentralisasi.

8.

Rantai skalar.

9.

Order.

10. Keadilan

11. Stabilitas staf organisasi.

12. Inisiatif.

13. Esprit de corps ( semangat korps ).

James D. Mooney adalah seorang eksekutif General Motor, dia mendefinisikan organisasi sebagai

kelompok, dua orang atau lebih yang bergabung untuk tujuan tertentu. Selain itu Mooney juga
merancang empat kaidah dasar dalam organisasi yaitu, Koordinasi, Prinsip Skalar, Prinsip Fungsional,
dan Prisip Staf.

Mary Parker Follet ( 1868-1933 ) adalah seorang ahli pengetahuan sosial yang pertama kali
menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan pemerintahan. Follet percaya bahwa konflik
dapat dibuat kosntruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat
mencari jalan pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka. Follet berpendapat
bahwa pola organisasi yang ideal adalah dimana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi
yang terkendali dengan para karyawan.

Chaster I. Barnard ( 1886-1961 ), presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey dalam bukunya
The Functions of the Executive memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada
tujuan. Sedangkan fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Barnard juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan
akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk
menuruti atasan. Selain itu Barnard juga pelopor dalam penggunaan “ pendekatan sistem “” untuk
pengelolaan organisasi.


2. Aliran Hubungan Manusiawi

Aliran hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau neoklasik ) muncul karena ketidakpuasan bahwa
yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan
sosiologi dan psikologi.

Hugo munsterberg ( 1863-1916 ) adalah pencetus psikologi industri, Hugo sering disebut “ Bapak
Psikologi Industri ”. dalam bukunya Physchology and Industrial Efficiency, dia mengemukakan bahwa
untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :

1.

Penemuan best possible person.

2.

Penciptaan best possible work.

3.

Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.

Sebagai tambahan Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya
terhadap organisasi.

Elton Mayo ( 1880-1949 ), dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson
mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam berbagai macam situasi kerja di pabrik
Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mereka membagi
karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh
kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga
naik. Ketika kondisi penerangan diturunkan hanya sebatas sinar matahari, ternyata produktivitasnya
tetap naik.

Untuk menjawab pertanyaan mengapa pada percobaan pertama produktivitas tetap meningkat,
Mayo, Fritz, dan Dickson melakukan percobaan kembali, mereka menempatkan dua kelompok yang
berbeda di dua ruangan yang berbeda kondisinya. Dalam percobaan ini, Mayo merubah variabelvariabel di kedua ruangan tersebut, seperti upah dinaikkan, hari kerja, eriode istirahat dan jam
makan siang, sekali lagi keluaran di kedua ruangan ternyata sama-sama meningkat. Mereka
menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang komplek telah memengaruhi peningkatan
produktivitas. Hubungan manusiawi antara anggota kelompok dengat pengawas lebih penting dalam
menetukan produktivitas daripada perubahan kondisi kerja diatas.

3. Aliran Manajemen Modern

Dalam perkembangan aliran manajemen modern ada dua jalur yang berbeda yaitu, jalur
pengembangan dari hubungan manusiawi ( perilaku organisasi ) dan jalur manajemen ilmiah ( aliran
kuantitatif )

3.a. Perilaku Organisasi

Tokoh-tokoh yang memberikan pandangannya dalam perilaku organisasi seperti, Abraham Maslow,
Daouglas McGregor, Frederick Herzberg dkk. menyimpulkan sebagai berikut :

1.

Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat.

2.

Manajemen harus sistematik.

3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.

4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.

Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset pelaku adalah :

1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan
organisasi.

2.

Manajer masa kini harus diberi pelatihan dan pemahaman konsep-konsep manajemen.

3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk
memuaskan seluruh kebutuhan mereka.

4.

Komitmen dapat dikempangkan melalui pertisipasi dan keterlibatan para karyawan.

5.

Perkerjaan setiap karyawan harus disusun.

6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian
positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.

3.b. Aliran Kuantitatif

Aliran kuantitatif digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen
aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program

pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya.
Langkah-langkah pendekatan aliran kuantitatif adalah sebagai berikut :

1.

Perumusan masalah.

2.

Penyusunan suatu model sistematis.

3.

Mendapatkan penyelesaian dari model.

4.

Pengujuian model dan hasil didapatkan dari model.

5.

Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.

6.

Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

4.

Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu
kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai suatu prinsip
fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala
sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.

Dalam penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tertutup dan sistem
terbuka. Pendekatan sistem tertutup biasanya digunakan oleh para teoritisi klasik , mereka
memusatkan pada hubungan-hubungan dan kosistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsipprinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.

Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan dasar
analisa konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta sifatnya sintesis dan integratif. Sistem
terbuka pada hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran.

5.

Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi ( contingency approach ) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan
peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam
situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik
mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu
pencapaian tujuan manajemen. Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara
teori dan praktek.

Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu :
lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara
keduanya. Pemahaman terhadap hubungan-hubungan kontingensi memberikan berbagai pedoman
bagi praktek menajemen yang efektif.

Setelah dibicarakan ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada lima kemungkinan arah
perkembangan teori manajemen selanjutntya di masa mendatang, yaitu :

1.

Dominan : salah satu aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.

2.

Divergence : setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.

3. Convergence : aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka
cenderung kabur.

4.

Sintesa : masing-masing aliran berintegrasi.

5.

Proliferation : ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.

Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam bukunya Management Analysis : Concept and Cases,
membedakan enam aliran teori manajemen, yaitu :

1.

Aliran Akuntansi Manajerial.

2.

Aliran Ekonomi Manajerial.

3.

Aliran Thesis Organisasi.

4.

Aliran Hubungan Manusiawi dan Perilaku Manusia.

5.

Aliran Kuantitatif ( Matematika dan Statistika ).

6.

Aliran Teknik Industri.

Tetapi bagaimanapun juga pendekatan-pendekatan baru tersebut tampak belum menjadi suatu
aliran baru, hanya lebih merupakan pembicaraan khusus dari serangkaian masalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan
pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam rneneliti,
menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.

IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W. Taylor
melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah
konsep teori efisiensi dan efektivitas.

Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang
merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.

2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.

3. Adanya kegiatan/proses/usaha

4. Adanya tujuan

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan
melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat
modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.

Pada kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang
diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas
yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai
pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan
secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu
sebagai berikut :
“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan,
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan “seni”.
Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau
ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk rnelakukan pekerjaan.
Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan
kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan
dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada tiga aliran
pemikiran manajemen yaitu :

a. Aliran klasik

b. Aliran hubungan manusiawi

c. Aliran manajemen moder

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahkan sebagai berikut:
1.Bagaimana prinsip teori manajemen aliran klasik?
2.Bagaimana prinsip teori aliran hubungan manusiawi?
3.Bagaimana prinsip aliran manajemen modern?
4.Bagaimana perkembangan teori manajemen?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik

Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para
pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu
di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain,
Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.

1. Robert Owen (1771 -1858)

Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau
6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan
itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini.

Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya,
Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak,
mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko
untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki
lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan,
sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal
Manajemen Modem”. Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya,
investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi
kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian
kerja dan bersaing juga secara terbuka.

2. Charles Babbage (1792 -1871)

Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi
pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan
produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja
berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan
dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage merupakan
penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut “rnesin penambah dan pengurang
(Difference Machine)”, Prinsip-prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad
kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu
sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern, sehingga beliau sering
dinamakan Bapak Komputer”.

Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the Economy Of Machinery and
Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan
perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas,
bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage
sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian
keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian
keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau
menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan
mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka
berikan dalam peningkatkan produktivitas.

3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)

Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas.
Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang
menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan
turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :

1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.

2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.

3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.

4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.

Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan
manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah:
1.Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2.Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3.Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4.Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5.Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat
kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.

Buku-buku Taylor yang terkenal adalah “Shop management (1930)”, Principles Of Scientific
Management (1911)”, dan “Testimory Before Special House Comittee (1912)”. Dan pada tahun 1947,
ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul “Scientific Management.

4. HenryL Gant (1861 -1919)

Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para
mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan “Gant Chart”.

Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajernen dan
para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat
penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang
sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen.

Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya
waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan
terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut.
1.5.

Henry Fayol (1841 -1925)

Henry Fayol mengarang buku “General and Industrial management”. Pada tahun 1916, dengan
sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja,
disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau
menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol
berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena
adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.

Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata
kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami
prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan
operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
1.Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.
2.Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual
hasil produksi.
3.Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan
menggunakan modal.
4.Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang
kekayaan perusahaan.
5.Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta
berbagai data statistik.
6.Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi: 1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah
yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya. 2) Pengorganisasian dan (organizing),
dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana. 3)
Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas
pekerjaan mereka. 4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan
kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya. 5) Pengendalian
(Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan
sebagaimana mestinya.
7.B.

Aliran Hubungan Manusiawi

Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah
sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang
mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja.
Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena
sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia,
melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu:

1.1.

Hugo Munsterberg (1863 -1916)

Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuantujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya “Psychology and
Indutrial Efficiency”, ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas: a. Menempatkan
seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya. b.
Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan
produktivitas. c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat
dalam mendorong karyawan.
1.2.

William Ouchi (1981)

William Ouchi, dalam bukunya “theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challen ge
(1981)”, memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas
perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.
Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut
perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.

Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan
pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun hubungan antara pribadi
dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil
dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep
yang lebih mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh
dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi. Walaupun demikian
aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar
sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar
memilih nasehat ilmuwan yang mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam
perusahaan.

C. Aliran Manajemen Modern

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan
Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta
lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di
Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Tema” dan setelah perang
dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan “OR Tim” ini antara
lain di bidang transportasi dan komunikasi.

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu
Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah
yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknikteknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting,
seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi
pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.

Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia.
Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat
menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep
dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif
sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

D. Perkembangan Teori Manajemen

Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang terus.
Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam
meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen. Demikian pula aliran klasik
yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh
menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.

Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses
perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk
terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi
yaitu:
1.Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran
masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2.Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa
memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3.Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran
nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya
tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.

4.Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti
yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
5.Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori
manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.

Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi
sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana perusahaanperusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena
keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan
pengetahuan baru, service, system, produk.

Adanya inovasi yang terus menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi
dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan,
diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.