Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terha

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL GURU TERHADAP MINAT
BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA KRISTEN ELIM MAKASSAR

SKRIPSI
Diajukanuntuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan
Stratum Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Kristen Protestan
Pada Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

Oleh
TRIFANNY ROSALIA SITOLONG
NPM: 11022111

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY
MAKASSAR
2016

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat

Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

Abstrak
Trifanny Rosalia Sitolong. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” (Dibimbing oleh Ev.
Elisabet Ronda, MA)
Tujuan penulisan skripsi ini adalah yaitu untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual guru terhadap minat belajar peserta didik di SMA Kristen Elim
Makassar. Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama , minat belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan presetasi belajar peserta didik. Karena itu guru
memunyai peranan dalam membangun atau pun meningkatkan minat belajar
peserta didik. Minat belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor dan
salah satunya adalah kecerdasan spiritual guru. Kedua , adanya pengaruh yang
signifikan antara kecerdasan spiritual guru terhadap minat belajar peserta didik.
Guru yang cerdas secara spiritual akan membangun atau pun membangkitkan
minat belajar pada peserta didik, karena guru akan membawa peserta didik untuk
memaknai setiap proses pembelajaran yang ia ikuti. Ketiga, oleh karena
kecerdasan spiritual guru juga merupakan salah satu factor yang memengaruhi

minat belajar peserta didik, maka guru-guru perlu memerhatikan kecerdasan
spiritualnya, dengan berupaya untuk meningkatkan spiritualitasnya.
Kata Kunci: Pengaruh, Kecerdasan Spiritual, Guru, Minat Belajar, Peserta Didik

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Manusia

adalah

makhluk

yang


berkembang

dan

mengalami

pertumbuhan, oleh karena itu manusia membutuhkan pendidikan yang baik untuk
menjadi pribadi yang utuh.Pendidikan merupakan hal yang mendasar dalam
kehidupan manusia. Pendapat Lawrence yang dikutip oleh Daniel Nuhamara
mendefinisikan pendidikan sebagai “suatu usaha yang sadar, sistematis, dan
berkesinambungan

dengan

tujuan

untuk

mewariskan,


memotivasi

baik

pengetahuan, perbuatan, nilai dan norma keterampilan dan kreativitas atau
kepekaan – kepekaan, maupun hasil apapun dari usaha tersebut.”1Dapat dilihat
bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah perubahan secara holistik suatu
individu.
Tujuan pendidikan nasional dari bangsa Indonesia sendiri tertuang dalam
UUD 1945, yang merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak
mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan

1

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 16.

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.


masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab.2Upaya untuk mencapai tujuan
pendidikan ini tentunya tidak terlepas dari peranan guru sebagai pendidik.
Khususnya guru-guru di sekolah Kristen yang memegang peranan
penting dalam mewujudkan pendidikan yang berorientasi pada Amanat Agung
Yesus Kristus (Matius 28:18-20).Tentunya ini merupakan tanggung jawab yang
berat, karena itu guru harus bergantung penuh pada kuasa Roh Kudus.Menurut
Sidjabat dalam bukunya Menjadi Guru Profesional mengemukakan bahwa
“seorang guru sebagai pendidik pokok-pokok iman Kristen sangat perlu
bergantung pada kuasa, urapan, dan kehadiran Roh Kudus. Sebab hanya Dia yang
mampu membuka mata hati orang dalam memahami kebenaran (Ef.
3:1,17,18).”3Dengan kata lain guru harus memiliki kecerdasan spiritual yang
dapat memengaruhi kehidupan peserta didik.
Menurut Zulfan dan Sri dalam bukunya Psikologi Keperawatan
mengemukakan bahwa:
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam
memahami dirinya sendiri dan lingkungan di mana ia berada. Dengan
demikian, ia akan berpikir holistik dan bertindak secara baik dan utuh,
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya bahkan secara kreatif dapat
menciptakan nilai-nilai baru. Ia bisa menilai bermanfaat atau tidaknya suatu

tindakan yang dilakukannya, dapat membedakan baik dan buruk dan selalu
berusaha menjadi yang terbaik serta bisa mentransendensikan dirinya.
Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, karena kecerdasan spiritual
merupakan puncak kecerdasan.Kecerdasan spiritual bertumpu pada bagian

2
3

Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: Kencana, 2011), 90-100.
B. S. Sidjabat, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Kalam Hidup, 1994), 37.

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

dalam diri yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar
atau disebut dengan God Spot (Titik Ketuhanan).4
Sebagaimana yang dikemukakan di atas, ini berarti bahwa untuk
mencapai kecerdasan spiritual, diperlukan bimbingan dari Tuhan.Jadi dapat

dikatakan bahwa seorang guru Kristen mutlak membangun relasi dengan
Allah.Menurut

Sidjabat

dalam

bukunya

Mengajar

Secara

Profesionalmengemukakan:

sikap penting yang harus dikembangkan oleh guru Kristen ialah pengenalan
jati dirinya sebagai orang Kristen. Orang Kristen adalah orang yang
memberikan dirinya secara penuh kepada Yesus Kristus” (bdk. Kis. 11:26).
Menurut ajaran Alkitab, seorang Kristen berarti percaya dan menyambut
sepenuhnya kedudukan dan peran Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat, dan

sebagai Raja atas totalitas kehidupannya. Pengenalan yang bertambah baik
tentang pribadi Yesus akan memungkinkan guru untuk makin berubah
dalam aspek kepribadian, yang ukurannya ialah menyerupai Kristus yang
lemah lembut dan rendah hati serta penuh belas kasihan. Rasul Yohanes
menuliskan ‘Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib
hidup sama seperti Kristus telah hidup’(1 Yoh. 2:6).5
Terkait dengan hal di atas juga akan memberikan kontribusi yang besar
dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang berorientasi pada penggenapan
Amanat Agung Tuhan Yesus (Mat. 28:18-20) di dalam proses mengajar. Hal ini
menunjukkan bahwa betapa pentingnya kecerdasan spiritual bagi para guru. Akan
tetapi, di era modernisasi ini banyak guru-guru Kristen yang kurang dalam hal
kecerdasan spiritual, seperti guru kurang dalam menerapkan nilai-nilai Kristiani
yang dianutnya, mengajar tanpa visi yang jelas, dan mengabaikan kehidupan

4

Zulfan Saam dan Sri Wahyuni, Psikologi Keperawatan (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2012), 166.
5
B. S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional (Bandung: Kalam Hidup, 2009), 72-73.


Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

kerohaniannya. Alan E. Nelson menyatakan bahwa,“orang-orang yang tidak
menunjukkan sifat-sifat Yesus meskipun telah menghadiri kebaktian di gereja
selama beberapa dekade menunjukkan rendahnya kecerdasan spiritual mereka.”6
Rendahnya kecerdasan spiritual guru ini akan berdampak kepada minat
belajar peserta didik. Melihat bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan
yang dapat memfungsikan EQ dan IQ secara optimal, guru yang memiliki EQ
yang tinggi akan memotivasi siswa dalam belajar, motivasi ini akan menimbulkan
minat belajar terhadap siswa. Jadi meningkatnya kecerdasan spiritual guru akan
mengoptimalkan kecerdasan emosionalnya yang diikuti oleh meningkatnya minat
belajar peserta didik. Begitupun sebaliknya, rendahnya kecerdasan spiritual guru
membuat kecerdasan emosional tidak optimal yang akan memengaruhi minat
belajar peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya suatu hubungan yang
signifikan antara kecerdasan spiritual guru terhadap minat belajar peserta didik.
Minat merupakan salah satu faktor yang penting di dalam belajar, karena
akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki minat, akan

tertarik untuk belajar tanpa adanya suatu paksaan. Dengan adanya minat, siswa
akan belajar sebaik-baiknya dengan rasa senang, penuh perhatian dan antusiasme.
Minat belajar akan membantu siswa untuk memahami pelajaran dengan lebih
mudah. Dengan demikian, minat merupakan unsur yang penting dalam proses
pembelajaran.

6

Alan E. Nelson, Kecerdasan Spiritual(Yogyakarta: ANDI, 2011), 6.

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

Di sisi lain para siswa-siswi SMA saat ini kurang berminat dalam belajar,
kemungkinan masalahnya ada pada guru. Banyak faktor yang dapat memengaruhi
minat belajar siswa, diantaranya kemampuan keterampilan mengajar guru yang
rendah, rendahnya kompetensi personal, ataupun kompetensi profesional serta
kecerdasan spiritual padaguru.Dalam karya ilmiah ini penulis khusus membahas
mengenai kecerdasan spiritualguru yang dapat memengaruhi minat belajar peserta

didik.
SMA Kristen Elim Makassar adalah salah satu sekolah Kristen yang para
pendidik

dan

peserta

didiknya

mayoritasberagama

Kristen.Salah

satu

permasalahan yang ada di sekolah ini adalah adanya sebagian siswayang kurang
antusias dalam mengukuti pembelajaran yang diterapkan. Kurangnya minat
belajar dari para siswa yang ada di SMA Kristen Elim, tentu akan berdampak bagi
para peserta didik salah satu diantaranya adalah menurunnya prestasi belajar
peserta didik. Karena itu sangat perlu untuk membangun minat belajar peserta
didik.
Dari latar belakang di atas, maka penulis ingin mengkaji permasalahan
tersebut di dalam karya ilmiah yang berjudul PENGARUH KECERDASAN
SPIRITUAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI
SMA KRISTEN ELIM MAKASSAR.

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

Pokok Masalah

Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah, yaitu
sejauh mana pengaruh kecerdasan spiritual guru terhadap minat belajar peserta
didik di SMA Kristen Elim Makassar.
Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini, yaitu untuk
mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual guru terhadap minat belajar peserta
didik di SMA Kristen Elim Makassar.
Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini, yaitu:
Pertama , dapat menjadi acuan dalam mengembangkan spiritualitas guru

Kristen dalam meningkatkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran,
sehingga pelaksanaan pendidikan di sekolah berjalan lebih efektif dan efisien.
Kedua , menjadi bekal penulis di dalampelayanan yang Tuhan percayakan

suatu kelak nanti.
Ketiga , merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Stratum

Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray Makassar.

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

Metode Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini,penulis mengadakan penelitian
menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
Pertama , kajian pustaka dalam hal ini penulis mengumpulkan data

dengan membaca buku-buku, jurnal, dan internet yang berhubungan dengan
masalah pengaruh kecerdasan spiritual guru terhadap minat belajar peserta didik.
Kedua , dengan menggunakan kuesioner (angket) tertutup kepada siswa

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kecerdasan spiritual guru terhadap minat
belajar peserta didik.
Ketiga , wawancara kepada guru untuk menguatkan data angket yang

diperoleh dan kepada kepala sekolah untuk mengenal lokasi penelitian, yaitu
SMA Kristen Elim Makassar.
Batasan Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis membatasi pembahasan pada
pengaruh kecerdasan spiritual guru terhadap minat belajar peserta didik di SMA
yaitu yang berusia 15-17 tahun di SMA Kristen Elim Makassar.
Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan atau pembahasan terhadap topik dalam
karya ilmiah ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan sebagai berikut:

Sitolong, Trifanny Rosalia. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual Guru Terhadap Minat
Belajar Peserta Didik Di SMA Kristen Elim Makassar.” Skripsi, S.Pdk, Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2016.

Bab pertama , merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas: latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metodologi penelitian, batasan penulisan, dan sistimatika penulisan.
Bab kedua, membahas tentang tinjauan pustaka yang berupa uraian

singkat mengenai pengertian kecerdasan spiritual, manfaat kecerdasan spiritual,
indikator kecerdasan spiritual guru, pengertian minat belajar, pentingnya minat
belajar, karakteristik peserta didik yang memiliki minat belajar usia SMA, faktorfaktor yang memengaruhi timbulnya minat belajar peserta didik usia SMA, gaya
belajar anak SMA usia 15-17 tahun, hubungan antara kecerdasan spiritual guru
dengan minat belajar peserta didik.
Bab ketiga, membahas mengenai metodologi penelitian, meliputi:

gambaran umum lokasi survey, jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab keempat,merupakan analisis hasil penelitian dan pembahasan data

mengenai pengaruh kecerdasan spiritual guru terhadap minat belajar peserta didik
di SMA Kisten Elim Makassar.
Bab kelima, merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dan

saran.