BAB I V pdf 1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah

Timut-Tengah merupakan kawasan yang sejak lama menjadi kawasan terpenting di dunia. Hal ini dikarenakan posisi geografis kawasan tersebut yang memiliki arti strategis dimana letaknya berada pada pertemuan benua Eropa, Asia dan Afrika, negara-negara yang berada pada kawasan Timur-Tengah secara umum kondisi sosial politiknya terhubung satu sama lain. Kawasan Timur-Tengah memang selalu menarik perhatian bagi masyarakat Indonesia. Pergolakan yang tidak henti-hentinya makin menjadi perhatian sekaligus keprihatinan bangsa Indonesia. Salah satu faktor penyebab tingginya perhatian pada kawasan itu, adalah adanya kedekatan emosional (keagamaan) antara bangsa Indonesia dan Negara-negara di Timur-Tengah. Selain itu, masyarakat Indonesia umumnya mempunyai cukup pengetahuan mengenai kawasan Timur-Tengah.

Di samping itu, di kawasan Timur- Tengah ada semacam “muatan sakral”, yaitu dengan adanya kota-kota suci seperti Mekkah, Madinah, yang tetap di Arab Saudi Yerussalem (Al,Quds), Karbala, Qom. Setiap tahun, puluhan ribu warga Indonesia menunaikan ibadah haji di Arab Saudi, salah satu negara yang secara ekonomis paling berpengaruh pada kawasan Timur-Tengah. Umat islam pun setiap hari menunaikan ibadah shalat lima waktu menghadap K a’bah yang terletak di Mekkah. Kesemuanya itu membuat makin lengkap, dan menjadikan kawasan Timur-Tengah menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

Pada akhir tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan Timur-Tengah mengalami pergolakan politik berupa Revolusi, yang bertujuan untuk menumbangkan penguasa otoriter di negara-negara kawasan Timur-Tengah, yang dimulai dari Tunisia menyusul Mesir, Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan negara-negara yang berada di Timur-Tengah. Namun, baru tiga pemimpin negara yang harus meninggalkan jabatannya, yakni mantan Presiden Tunisia Zine Abidin Ben Ali, mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, dan mantan Presiden Libya Moammar Khadafi. Sedangkan pemimpin negara lainnya belum dipastikan, karena negaranya masih bergejolak menuntut pengunduran diri para pemimpin di negara-negara Timur-Tengah.

Peristiwa yang memicu terjadinya revolusi dimulai dari kasus “aksi bakar diri ” seorang pemuda bernama Muhamed Bouazizi di Tunisia sebagai bentuk ekspresi keputususaan yang tidak menemukan jalan keluar atas kondisi ekonomi yang dihadapinya, perlakuan kasar dari pihak keamanan negaraya berupa perlakuan pembakaran terhadap lapak jualannya, sejak aksi bakar diri tersebut, menjadi pemicu demonstrasi yang mengarah pada tuntutan pengunduran diri Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali. rakyat Tunisia sudah tidak percaya lagi kepada pemerintahnya, Korupsi dinilai telah menodai nilai perjuangan rakyat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Imbasnya adalah pengangguran merata pengangguran dan tingginya biaya hidup turut mengobarkan rakyat Tunisia untuk bangkit dari keterpurukan akibat tidak adanya perhatian dari pemerintah yang berkuasa.

Sejak peristiwa tersebut, terjadi aksi demonstrasi menuntut pengunduran diri Presiden Tunisia, aksi tersebut dilakukan oleh masyarakat Tunisia yang sudah bosan dan jenuh terhadap kondisi di negaranya, setelah beberapa hari melakukan aksi demonstrasi, kekuasaan Presiden, akhirnya lepas pada tanggal 14 februari

2011. 1 Setelah mengundurkan diri Zein Al-Abidin Ben Ali langsung melarikan diri ke negara lain untuk mencari perlindungan.

Kesuksesan rakyat Tunisia menumbangkan rezim penguasa Ben Ali, mengilhami rakyat Mesir, untuk melakukan hal yang sama, mengingat rakyat Mesir memiliki persoalan yang sama, yakni kemiskinan dan pengangguran yang merajalela, serta sifat kekuasaan otoriter Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama tiga puluh tahun lebih. penyebab revolusi di Mesir dikarenakan seorang warga Mesir membuat laman web di situs jejaring sosial tentang keadaan negaranya, sejak itu warga tersebut menjadi korban dari kebrutalan rezim Mubarak yang disiksa sejumlah polisi berpakaian sipil di suatu warung internet di

Kota Alexandria. 2

Secara demikian demonstrasi di Mesir terispirasi oleh revolusi yang sukses di Tunisia, dimana ribuan orang mulai “turun” ke jalan untuk memprotes kemiskinan, pengangguran yang merajalela, korupsi pemerintah dan pemerintahan otoriter dari Presiden Hosni Mubarak, yang telah lama memerintah negara tersebut. Revolusi di Mesir merupakan kumpulan kekecewaan publik yang selama puluhan tahun dikekang oleh rezim Hosni Mubarak, kumpulan kekecewaan ini

2 . Tamburaka Ariadi . 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru. Hal 34 . Ibid Hal.75 2 . Tamburaka Ariadi . 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru. Hal 34 . Ibid Hal.75

diri sebagai Presiden pada tanggal 11 Februari 2011. 3

Mengacu pada hukum sebab-akibat, Revolusi di kawasan Timur-Tengah bukan tanpa sebab, dikarenakan suatu peristiwa yang dimulai dari suatu alasan untuk melakukannya. demikian pula rakyat yang melakukan revolusi memilih alasan untuk menumbangkan penguasa mereka yang dinilai korup, otoriter, dan menyebabkan termajinalkannya kehidupan rakyat baik di bidang politik, sosial, dan ekonomi. Apa yang dilakukan oleh rakyat di wilayah merepresentasikan gerakan people power sebagai strategi untuk mendorong perubahan sosial politik dan terciptanya demokrasi.

Apa yang terjadi di Mesir dan Tunusia tentang revolusi, tentu saja membawa kosekuensi-kosekuensi baik masalah internal negara masing-masing, maupun yang berkaitan dengan urusan hubungan luar negerinya. Begitu pun sebaliknya, bagi negara-negara lain yang memiliki hubungan dengan kedua negara tersebut, mengalami kosekuensi, berupa peninjauan kembali atau memformat ulang bentuk-bentuk hubungan bilateralnya dengan kedua negara tersebut. Indonesia sebagai salah satu negara yang telah lama menjalin hubungan bilateral dengan kedua negara tersebut, termaksud terkena imbas dari peristiwa revolusi yang terjadi di Tunisia dan Mesir yang akan berakibat pada terganggunya kepentingan nasional Indonesia. secara demikian, Indonesia harus dengan cermat

3 .Tamburaka Apriadi. 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru. Hal 97 3 .Tamburaka Apriadi. 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru. Hal 97

Sebagai mana kita ketahui Politik luar negeri suatu negara adalah merupakan suatu perangkat formula yang berisikan nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional. Suatu komitmen yang pada dasarnya untuk mencapai tujuan, baik dalam konteks dalam negeri maupun luar negeri, serta sekaligus untuk menentukan keterlibatan suatu negara di dalam isu-isu

internasional atau lingkungan sekitar. 4

Politik luar negeri Indonesia yang menganut prinsip bebas-aktif telah diamanatkan untuk menempatkan diri sebagai pihak yang berhak menentukan sikap dan tujuannya sendiri, dan bukannya sebagai obyek dalam pergaulan internasional. Pada tataran Timur-Tengah, kawasan tersebut masih menjadi wilayah yang penting Indonesia dan memiliki makna istimewa tersendiri. Dari pandangan Indonesia, wilayah Timur-Tengah, dapat dilihat dari berbagai sudut dan kepentingan. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia tentu memiliki hubungan emosional yang erat dengan kawasan tersebut, mengingat Timur-Tengah merupakan wilayah tempat kelahiran dan pusat spiritual agama Yahudi, Kristian dan terutama Islam.

4 . Anak Agung Banyu Perwita.op.cit 47

Hubungan Indonesia dengan negara-negara Arab di Timur-Tengah, sudah lama terjalin. Secara makro Indonesia melihatnya sejak masuknya Islam ke Indonesia. Hubungan itu juga dilakukan melalui pertemuan-pertemuan resmi dengan keikutsertaan organisasi-organisasi Islam di Indonesia dalam kongres- kongres Islam. Dalam rangka menjajaki dan menggalang dukungan bagi upaya peningkatan peran Indonesia dalam proses perdamaian di Timur-Tengah, Indonesia juga telah secara aktif terlibat dalam memecahkan isu-isu konflik di negara-negara Timur-Tengah, seperti Palestina, Irak, dan Lebanon. Untuk mendukung formulasi kebijakan peningkatan peran Indonesia dalam proses perdamaian Timur-Tengah, khususnya dalam penyelesaian konflik Arab-Israel, dan untuk mendukung program pembangunan kapasitas Palestina sebagai negara yang menuju kemerdekaan.

Melihat hubungan yang dijalin oleh negara-negara Timur-Tengah kepada Indonesia atau sebaliknya, maka akan mendapati hubungan solidaritas yang didasari atas rasa persaudaraan (ukhwah Islamiyah). Upaya diplomasi Indonesia di kawasan Timur-Tengah, yang difokuskan pada dua target utama, yakni peningkatan hubungan kerja sama bilateral Indonesia dengan negara-negara di kawasan Timur-Tengah, khususnya dalam bidang ekonomi dan maksimalisasi

peran serta Indonesia dalam proses perdamaian Timur-Tengah. 5 Dalam pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif Indonesia yang diabadikan kepada kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang. Indonesia dapat dan harus meningkatkan

6.. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kebijakan+politik+luar+negeri+Indonesia+t erhadap+timur-tengah. Di akses pada tanggal 20.12.2011 Jam 20.00 6.. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kebijakan+politik+luar+negeri+Indonesia+t erhadap+timur-tengah. Di akses pada tanggal 20.12.2011 Jam 20.00

Hubungan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Mesir telah berlangsung cukup lama, Untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang, kedua negara telah menyepakati pembentukan forum Konsultasi Bilateral di tingkat Pejabat Senior Kementerian Luar Negeri masing-masing sejak tahun 2001 dengan ditandatanganinya MoU on Consultation. Pertemuan Konsultasi Bilateral telah dilaksanakan sebanyak empat kali, dua kali di Indonesia, (di Bali, 19 –20 Juli 2004 dan di Jakarta, 14 Agustus 2006) dan dua kali di Mesir (di Cairo, 9 –10 Mei 2005 dan 29 Oktober 2008). Melalui forum tersebut, kedua negara membahas berbagai isu hubungan dan kerjasama bilateral serta melakukan pertukaran pandangan

tentang berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama. 6

Selain Mesir, Indonesia juga melakukan Hubungan kerjasama Bilateral dengan Tunisia, Hubungan kerjasama dengan tunisia ini telah lama terjalin begitu erat antara lain:

Di bidang politik, Hubungan bilateral di bidang politik antara RI dan Tunisia telah terjalin baik bahkan sejak sebelum kemerdekaan Tunisia. Indonesia pertama kali membuka Kedutaan Besarnya di Tunis pada tahun 1960, yang

6 . http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=43 &P=Bilateral&l=id di akses pada tanggal 25.3.2012 jam.10.15 6 . http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=43 &P=Bilateral&l=id di akses pada tanggal 25.3.2012 jam.10.15

tahun 2009 menjadi US$ 10,7 juta pada tahun 2010. 7

Dari berbagai pemaparan diatas, oleh karena itu sangat menarik untuk dikaji “Reformulasi kebijakan politik luar negeri Indonesia dengan kawasan Timur- Tengah pasca revolusi, studi kasus Mesir”.

7 . http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=209 &P=Bilateral&l=id di akses pada tanggal 25.3.2012 Jam.10.00

B.Batasan dan rumusan masalah

Begitu luasnya penulisan yang akan diteliti antara Tunisia dan Mesir, maka penulis hanya membatasi pada Reformulasi kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap kawasan Timur-Tengah pasca Revolusi, Studi kasus Mesir.

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan dua hal yang perlu dikaji lebih lanjut yakni sebagai berikut:

A. Apa yang melatarbelakangi Reformulasi kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia?

B. Mengapa Reformulasi itu dilakukan?

C.Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan apa yang melatarbelakangi Reformulasi kebijakan politik luar negeri Indonesia

b. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengapa Reformulasi tersebut dilakukan

2. Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan studi Hubungan Internasional di masa mendatang serta dapat menjadi bahan kajian para penstudi Hubungan Internasional serta pemerhati masalah-masalah internasional.

b. Sebagai bahan bagi penentu kebijakan dalam pemerintahan Republik Indonesia khususnya kementerian luar negeri sebagai pelaku kebijakan politik luar negeri Indonesia

c. Diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap pengembangan studi ilmu hubungan internasional, utamanya bagi peminat masalah hubungan internasional

D.Kerangka konseptual

Politik luar negeri merupakan kepanjangan tangan dari politik dalam negeri, kebijakan politik luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya. Politik luar negeri suatu negara merupakan pedoman atau penuntun dalam berinteraksi dengan negara lain dalam arena internasional, politik luar negeri merupakan kumpulan kebijakan luar negeri yang mengatur hubungan luar negeri suatu negara.

Tanpa politik luar negeri suatu negara dalam menjalankan hubungan luar negeri akan mengalami kesimpang-siuran karena tidak ada tujuan. Politik luar negeri suatu negara tidak dapat dilepaskan dari aspirasi yang berkembang di dalam negeri negara tersebut, demikian juga dengan politik luar negeri Indonesia tak dapat dilepaskan dari falsafah dan ideologi Pancasila maupun UUD 1945 sebagai sumber hukum yang berlaku di negara Indonesia, Sejak kemerdekaan 17

Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945 telah dijadikan landasan utama bagi

pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. 8

politik luar negeri adalah kumpulan kebijaksanaan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negerinya. Ia merupakan bagian dari kebijaksanaan nasional semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi kepada tujuan-tujuan yang sedang dihadapi, lazim disebut kepentingan nasional. Pada hakikatnya ia merupakan suatu pola sikap atau respon terhadap lingkungan ekologisnya. Respon tersebut mempunyai latar belakang yang berinteraksi dengan persepsi pengalaman, kekayaan alam serta kebudayaan yang biasanya dimanifestasikan sebagai falsafah bangsa dan

diakomodasikan dalam konstitusi. 9

Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan

nasional spesifik, yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. 10 setiap entitas negara yang berdaulat memiliki kebijakan yang mengatur

hubungannya dengan dunia internasional, begitu pula Indonesia, kebijakan tersebut merupakan bagian dari politik luar negeri yang merupakan pencerminan dari kepentingan nasionalnya.

Kebijakan politik luar negeri merupakan alat bagi Indonesia untuk membangun sinergitas peranan dalam lingkup regional ataupun global, kebijakan yang dibuat pun tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan Indonesia, sebagai salah satu aktor dalam sistem internasional. Menurut Holsti, Lingkup kebijakan luar negeri meliputi semua tindakan serta aktifitas negara terhadap lingkungan

8 . Riza Sihbudi. 1997. Indonesia Timur-Tengah Masalah Dan Prospek. Jakarta:Gema Insani Press, Hal.59

9 Teuku May Rudy. Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional. Bandung:. Penerbit Angkasa. Hal 100

10 .Anak Agung Banyu Perwita, op.cit 49 10 .Anak Agung Banyu Perwita, op.cit 49

tersebut. 11

Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti dari kata formulasi adalah perumusan, Reformulasi membahas tentang bagaimana merumuskan atau menyusun, atau pun memperbaharui misi serta strategi yang tepat. Konsep Reformulasi digunakan oleh setiap pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan pada lembaga atau organisasi maupun negara. Pada tataran negara, konsep Reformulasi identik dengan aktor yang terlibat dalam pengambilan yang mengarah pada keputusan yang berlaku secara internal dan eksternal. Secara eksternal, konsep ini digunakan untuk melihat bagaimana perumusan kembali kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap kawasan lain khususnya Mesir pasca revolusi, yang akan menjadi kajian dalam penulisan ini.

Dewasa ini kehidupan setiap bangsa semakin terkait dengan perkembangan keadaan dibagian-bagian lain di dunia. Tidak ada satu negara pun di dunia yang mampu memecahkan masalah pokoknya dalam alam isolasi terlepas dari bagian dunia lainnya. Selain itu akibat kebijaksanaan dari satu negara terkadang menentukan kebijaksanaan negara lainnya.

11 . KJ.Holsti,1992.Politik Internasional:suatu kerangka analisis. Bandung: Bina Cipta. Hal 21

Negara dalam mengejar tujuan yang erat berkaitan dengan kepentingan nasionalnya tidak jarang terjadi perbedaan-perbedaan bahkan kadang-kadang bahkan terjadi bentrokan-bentrokan kepentingan. Meurut K.J.Holsti, kebijakan luar negeri secara umum menganalisis tindakan suatu negara terhadap lingkungan dan kondisi ekternal yang biasanya bersifat domestik. Bentuk-bentuk output kebijakan luar negeri yaitu tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan berupa kebijakan, sikap atau tindakan negara lain.

Kebijakan luar negeri memiliki dua komponen yang mencerminkan kepentingan yang lebih luas, yaitu orientasi dan peran nasional. Hal ini kadang- kadang menggambarkan secara garis besar, kadang secara samar dan kadang secara rinci bagaimana suatu negara dan pemerintahnya pada umumnya akan menghubungkan diri mereka sendiri sebelum satu jangka waktu dengan dunia luar. Mereka mencerminkan sikap-sikap dan kebutuhan nasional yang utama dan juga kondisi ekternal.

E.Metode penelitian

1.Tipe penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan fakta-fakta tentang kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap Mesir pasca revolusi.

2.Jenis data

Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data-data yang berasal dari telaah pustaka dari berbagai literatur yang menyangkut permasalahan yang akan penulis teliti.seperti Buku-buku, Jurnal, Koran, Majalah dan situs Internet.

3.Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah telaah pustaka (library research), yaitu pengumpulan data dengan menelaah sejumlah literatur baik berupa buku-buku, jurnal, dokumen, surat kabar, makalah dan artikel yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan kemudian menganalisanya.

Adapun tempat penelitian yang dikunjungi :

A1. Kedutaan besar Republik Mesir

A.2. Kementerian luar negeri RI

A.3. Perpustakaan Nasional RI

A.4. Perpustakaan wilayah Makassar

A.5. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin

4.Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif, dimana permasalahan di negara Mesir mengalami Revolusi dan untuk itu juga melihat bagaimana Indonesia mereformulasi kebijakan politik luar negeri Indonesia. dan mengaitkan antara masalah yang satu dengan yang lain dan ditarik sebuah kesimpulan.

5 .Teknik penulisan

Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deduktif, dimana penulis terlebih dahulu akan menggambarkan secara umum, yakni kondisi konstalasi Politik di Timur-Tengah dan sampai masalah internal negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep tentang Kebijakan Politik Luar Negeri

Politik luar negeri merupakan suatu perangkat formula, nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional. Politil luar negeri terdiri dari dua komponen dasar yaitu politik (policy) dan luar negeri, politik (policy) merupakan seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak, atau seperangkat aksi yang bertujuan untuk mencapai sasaran yang

telah ditetapkan sebelumnya. 12

Politik suatu negara merupakan pedoman atau penuntun dalam berinteraki dengan negara lain dalam arena sistem internasional, politik luar negeri merupakan kumpulan kebijakan luar negeri yang mengatur hubungan luar negeri suatu negara. Kebijakan Politik Luar negeri merupakan kumpulan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negerinya. Hal tersebut merupakan bagian dari kebijakan nasional yang semata-mata dimaksudkan untuk tujuan-tujuan yang biasanya telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu.

Kebijakan Politik luar negeri sangat ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai oleh negara tersebut sesuai dengan kepentingan nasionalnya. Tujuan- tujuan yang dimaksud adalah tujuan politik, keamanan, dan ekonomi. Kepentingan nasional itu ditentukan oleh para penentu kebijakan politik luar negeri sebagai hasil dari proses politik.

12 . Anak Agung Banyu Perwita.op.cit 47, 48

Kebijakan luar negeri suatu negara di pengaruhi oleh faktor luar negeri dan

faktor dalam negeri ialah : 13

a. Faktor Luar negeri

Faktor luar negeri, misalnya akibat globalisasi. Dengan globalisasi seakan dunia ini sangat kecil dan begitu dekat. Maksudnya dunia ini seperti tidak ada batasnya. Hubungan satu negara dengan negara lainnya sangat mudah dan cepat. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi seperti sekarang ini. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara lain dengan mudah diketahui oleh negara lain.

b. Faktor Dalam Negeri

Faktor dalam negeri juga akan mempengaruhi kebijakan politik luar negeri suatu negara. Misalnya sering terjadinya pergantian pemimpin pemerintahan. Setiap pemimpin pemerintahan mempunyai kebijakan sendiri terhadap politik luar negeri.

Politik luar negeri sebagai sekumpulan komitmen dan rencana bertindak mengacu pada strategi (strategies), keputusan-keputusan (decisions), atau kebijaksanaan-kebijaksanaan (policies), yang memuat tujuan-tujuan khusus ( specific goals) dan sarana-sarana (means) untuk mencapainya; dan dianggap sebagai tindakan yang memadai dalam menghadapi peluang dan hambatan dari

13 .http://www.scribd.com/doc/68254972/Peranan-Politik-Luar-Negeri-RI-Dalam- Percaturan-Internasional-6 di akses pada tanggal 19.2.2012 Jam. 20.00 13 .http://www.scribd.com/doc/68254972/Peranan-Politik-Luar-Negeri-RI-Dalam- Percaturan-Internasional-6 di akses pada tanggal 19.2.2012 Jam. 20.00

Kebijakan politik luar negeri suatu negara, dapat dipengaruhi oleh faktor- faktor internal dan eksternal suatu negara, secara umum, faktor-faktor internal antara lain faktor historis, geografis, demografis, sistem politik, cara-cara pandang aktor politik (pemberi pengaruh, pembuat dan penentu kebijakan), terhadap sistem internasional, serta kepentingan dan peran yang diinginkan oleh negara didalam sisem internasional. Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara antara lain ialah lingkungan regional dan internasional, termaksud dalam hal ini konstalasi politik, ekonomi dan keamanan internasional.

Serta kebijakan negara atau sekelompok negara lain terhadap negara tersebut. 15

Kebijakan politik luar negeri yang bersifat umum terjadi atas serangkaian keputusan yang diekspresikan melalui pernyataan-pernyataan kebijakan dan tindakan-tindakan langsung. Sedangkan keputusan luar negeri yang bersifat administratif dibuat oleh anggota-anggota birokrasi pemerintah yang bertugas melaksanakan hubungan luar negeri negaranya.

Kebijakan politik luar negeri juga merupakan strategi atau rencana tindakan yang di bentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan di kendalikan

14 .Teuku May Rudy. Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional. Bandung: Penerbit Angkasa. Hal. 108

15 .http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=konsep%20kebijakan%20politik%20luar% 20negeri&source=web&cd=23&ved=0CCgQFjACOBQ&url=http%3A%2F%2Felib.pdii.lipi.go.id

%2Fkatalog%2Findex.php%2Fsearchkatalog%2FdownloadDatabyId%2F1673%2F1674.pdf&ei=_ qEXT87MKbCfmQXAtZXQAw&usg=AFQjCNGnkRxFQqhiB3CV98dOSr6UhKTNYg&cad=rja di akses pada tanggal 19,1,2012 Jam 14.00 %2Fkatalog%2Findex.php%2Fsearchkatalog%2FdownloadDatabyId%2F1673%2F1674.pdf&ei=_ qEXT87MKbCfmQXAtZXQAw&usg=AFQjCNGnkRxFQqhiB3CV98dOSr6UhKTNYg&cad=rja di akses pada tanggal 19,1,2012 Jam 14.00

Politik luar negeri mencakup proses dinamis dari penerapan pemaknaan kepentingan nasional yang relatif tetap terhadap faktor situsional yang sangat fluktuatif di lingkungan internasional dengan maksud untuk mengembangkan suatu cara tindakan yang diikuti oleh upaya untuk mencapai pelaksanaan

diplomasi sesuai dengan panduan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. 16 Politik luar negeri juga menganalisis tindakan negara terhadap lingkungan ekternal serta berbagai kondisi domestik yang menopang formulasi tindakan; perhatiannya pada tujuan negara, variabel yang mempengaruhi pilihan, dan teknik yang dipergunakan untuk mencapainya.

Kebijakan politik luar negeri memiliki tiga konsep untuk menjelaskan suatu negara dengan kejadian dan situasi diluar negaranya, yaitu: 17

Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi ( as a cluster of orientation ) politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan menjadi pedoman pembuat keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi, yang terdiri dari sikap, persepsi, dan nilai-nilai yang dijabarkan dari pengalaman sejarah dan keadaan strategis yang menentukan posisi negara dalam politik internasional.

16 . C. Plano jack.Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Putra Abardin. Bandung. Hal. 5 17

. http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.00

Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak (as a set of commitmens to palan for action). Dalam hal ini kebijakan luar negeri berupa rencana dan komitmen konkret yang dikembangkan oleh para pembuat keputusan untuk membina dan mempertahankan situasi lingkungan ekternal yang konsisten dengan orientasi kebijakan luar negeri. Rencana tindakan ini termaksud tujuan yang spesifik serta alat atau cara untuk mencapainya yang dianggap cukup memadai untuk menjawab peluang dan tantangan dari luar negeri. Rencana tindakan ini merupakan terjemahan dari orientasi umum dan reaksi terhadap keadaan yang konkret (immediate context).

Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behavior) . Pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada pada tingkat yang lebih empiris, yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi di lingkungan ekternal. Langkah-langkah tersebut dilakukan berdasarkan orientasi umum yang dianut

serta dikembangkan berdasarkan komitmen dan sasaran yang lebih spesifik. 18

Sumber-sumber utama yang menjadi input dalam perumusan kebijakan

politik luar negeri yaitu 19 :

Sumber sistemik merupakan sumber yang berasal dari lingkungan eksternal suatu negara, sumber ini menjelaskan struktur hubungan antar negara- negara besar, pola-pola aliansi yang terbentuk negara-negara dan fungsi situsional

18 .Anak Agung Banyu Perwita, 2006, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Hal 53

19 .http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.00 19 .http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.00

Struktur sosial mencakup sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara atau seberapa besar konflik dan harmoni internal dalam masyarakat, opini publik dapat menjadi faktor dimana penstudi dapat melihat perubahan sentimen masyarakat terhadap dunia luar. Sumber pemerintahan, merupakan sumber internal yang menjelaskan tentang pertanggung jawaban politik dan struktur dalam pemerintahan, pertanggung jawaban seperti pemilihan umum, kompetensi partai dan kemampuan dimana pembuat keputusan dapat secara fleksibel merespon situasi ekternal, sementara dari struktur kepemimpinan dari kelompok dan invidu yang terdapat dalam pemerintahan. Sumber ideosintratik merupakan sumber internal yang melihat nilai-nilai pengalaman, bakat serta kebribadian elit politik yang mempengaruhi persepsi, kalkulasi, dan perilaku mereka terhadap kebijakan luar negeri.

Dalam membahas politik luar negeri, terdapat tiga determinan penting yang tidak terpisahkan satu sama lain, yaitu; kepentingan nasional (nasional Dalam membahas politik luar negeri, terdapat tiga determinan penting yang tidak terpisahkan satu sama lain, yaitu; kepentingan nasional (nasional

melingkupinya dengan segala dinamikanya. 20

Determinan yang pertama adalah kepentingan nasional, pelaksanaan politik luar negeri merupakan salah satu upaya pemenuhan tercapainya kepentingan nasional, maka segala langkah-langkah yang diambil dalam rangka kebijaksanaan luar negerinya tidak lepas dari apa yang menjadi kepentingan nasionalnya.

Hal ini sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh Cris Brown 21

Politik luar negeri dapat dipahami sebagai cara untuk mengartikulasikan Dan memperjuangkan kepentingan nasional terhadap dunia luar kebijakan

politik luar negeri merupakan upaya pemenuhan kepentingan nasional dalam ruang lingkup internasional.

Setiap strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara didalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. Tindakan negara dalam politik luar negeri senantiasa bertujuan untuk mencapai sasaran yang dianggapnya sebagai kepentingan nasional, suatu sasaran mungkin meminta perubahan dalam situasi atau menghendaki dipertahankannya hubungan-hubungan baik yang sedang berlangsung. Karena itu penting adanya perumusan suatu sasaran secara konkret

20 . http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.20

21 .Ganewaty Wuryandar dkk. 2008. Politik luar Negeri Indonesia Di Tengah Pusaran Politik Domestik.Pustaka pelajar . Yogyakarta. Hal 14 21 .Ganewaty Wuryandar dkk. 2008. Politik luar Negeri Indonesia Di Tengah Pusaran Politik Domestik.Pustaka pelajar . Yogyakarta. Hal 14

Suatu sasaran bersumber dari penerapan kepentingan nasioanal pada situasi umum, dimana kebijakan sedang dibuat. Penetapan tujuan yang berakar pada faktor-faktor tetap dari lingkungan keputusan, akan memberi bantuan material dalam peningkatan kekuatan dinamik yang akan membentuk sasaran khusus yang dipilih. Dengan demikian, dalam situasi kebijakan, hubungan kepentingan nasional, tujuan yang ditetapkan dan sasaran yang dipilih pada umumnya merupakan fungsi ananlisis dari kurun waktu yang berbeda. Kepentingan nasional mempunyai sifat abadi, sehingga negara akan selalu terlibat dalam permasalahannya atau selama sistem politiknya tetap berdiri. Suatu tujuan ditentukan dalam kurun waktu maksimal yang dapat diharapkan secara analitik. Selama bentuk situasinya masih konstan, tujuan yang diterapkan akan terus berlaku, tetapi bila terjadi perubahan drastis, maka diperlukanlah pilihan tujuan

yang baru yang lebih sesuai dengan sifat masalahnya. 23

Tujuan dari kebijakan politik luar negeri merupakan fungsi dari proses dimana tujuan negara disusun, Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang dilihat berdasarkan masa lalu dan aspirasi untuk masa yang akan datang, Tujuan kebijakan politik luar negeri sendiri dibedakan atas tujuan jangka panjang, jangka

dan teori. Penerbit Erlangga:Jakarta.Hal.7 23 . Dahlan Nasution.1991.op.cit hal. 8

22 . Dahlan Nasution.1991.Politik

Internasional

konsep konsep

Kondisi internasional yang dinamis mengharuskan suatu negara yang ingin memenuhi kepentingan nasionalnya diluar batas-batas teritorialnya untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan internasionalnya dengan asumsi bahwa lingkungan internasional umumnya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi suatu negara ketimbang sebaliknya, dalam hal ini keberhasilan sautu politik luar negeri akan sangat bergantung pada bagaimana suatu negara melihat dan membaca suatu kondisi internasional, kemudian menyesuaikan dengan kebijakan politik luar negerinya.

Determinan kedua yang berhubungan dengan politik luar negeri dan politik internasional adalah kekuatan nasional. Kekuatan nasional adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu negara yang bersifat aktual maupun yang tersimpan. Kekauatan aktual adalah kekuatan nyata yang dimiliki oleh suatu negara yang dapat dimunculkan pada saat-saat tertentu.

Determinan yang ketiga adalah kondisi internasional dengan sifatnya yang dinamis. Suatu negara dalam menuangkan kepentingan nasionalnya dalam kebijakan politik luar negeri harus mampu melihat dan menyesuaikan dengan kondisi domestik, regional maupun kondisi global yang melingkupinya, hal ini penting karena dinamika sistem internasional selalu mengalami perubahan setiap waktu disebabkan interaksi yang terus menerus antara negara di dunia.

untuk analisis. Penerbit Erlangga:Jakarta.Hal. 145-147

24 . K.J.Holsti.1983.Politik

internasional

kerangka

Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai keadaan dan kondisi di masa depan suatu negara dimana pemerintah melalui para perumus kebijaksanaan nasional mampu meluaskan pengaruhnya kepada negara-negara

lain dengan mengubah atau mempertahankan tindakan negara lain. 25 Ditinjau dari sifatnya, tujuan politik luar negeri dapat bersifat konkret dan abstrak, sedangkan dilihat dari waktunya, tujuan politik luar negeri dapat bertahan lama dalam suatu periode waktu tertentu dan dapat pula bersifat sementara, berubah sesuai dengan

kondisi waktu tertentu. 26

Proses konversi yang terjadi dalam perumusan politik luar negeri suatu negara akan mengacu pada pemaknaan situasi, baik yang berlangsung dalam lingkungan ektenal maupun internal dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan sarana dan kapabilitas yang dimiliknya. Politik luar negeri dari suatu negara merupakan iringan kebijaksanaan disertai rentetan tindakan yang rumit tetapi dinamis, yang ditempuh oleh negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain atau sebagai kegiatan dalam organisasi-organisasi regional dan internasional, politik luar negeri bukanlah hanya merupakan jumlah dari kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang luar negeri. Tiap-tiap pemerintah negara mempunyai semacam hubungan dengan pemerintah dari negara-negara lain, dan pemerintah menetapkan suatu pola cara kerjasama. Dengan menentukan tindakan- tindakan yang perlu diambil atau tidak perlu diambil terhadap pemerintahan lain.

25 .Anak Agung Banyu Perwita.op.cit.Hal 51 26 .http://www.docstoc.com op.cit di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.30

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang disusun dan keputusan-keputusan yang diambil dalam bidang politik luar negeri ditentukan oleh manusia dan manusia itu didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu dan pandangan hidupnya. Oleh karena itu politik luar negeri sangat bergantung dari ideologi bangsa dan untuk mengetahui strategi atau sasaran jangka panjang dari politik luar negeri suatu

negara. 27 Dalam hubungan internasional dan politik luar negeri, faktor-faktor memainkan peranan sebagai unsur dari kekuatan negara dan dapat berbentuk baik

secara spiritual maupun material.

B.Konsep Reformulasi

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa arti kata Reformulasi ialah merumuskan atau menyusun dalam bentuk yang tepat. Dalam penjabaran maksud dari kata Reformulasi ialah merumuskan, menyusun, dan

mengekspresikan. 28 Formulasi merupakan turunan dari formula, yang berarti untuk mengembangkan rencana, metoda resep, dalam hal ini untuk meringankan

suatu kebutuhan untuk tindakan dalam suatu masalah. 29 Ini merupakan suatu permulaan dari kebijakan. Pengembangan fase aktifitas dan tidak ada metoda yang

pasti dalam menjalankan. Formulasi adalah istilah yang lebih menyeluruh; ini termaksud perencanaan dan usaha kurang sistemis untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadap masalah umum.

27 . Yusuf Sufri.1989. Hubungan Internasional Dan Politik Luar Negeri, Pustaka Sinar harapan. Jakarta. Hal. 114 28

. http://artikata.com/arti-327347-formulasi.html di akses pada tanggal 21.2.2012 Jam. 13.00 29 . Ismail Nawawi.2009.Public Policy.PMN.Surabaya.Hal.107

Secara ringkas formulasi digunakan untuk menyatukan perencanaan yang rasional dan apa yang dapat diartikan sebagai bereaksi subyektif. Untuk menampikan pedoman untuk memperluas lingkup dari formulasi sebagai aktifitas kebijakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Tidak ada kebetulan antara formulasi dengan institusi tertentu.

2. Formulasi dan reformulasi dapat terjadi setelah jangka waktu yang lama setelah meninggalkan dukungan yang cukup untuk satu pun

usaha. 30

Formulasi kebijakan memberikan perhatian yang sangat dalam pada sifat- sifat (perumusan) permasalahan kebijakan politik luar negeri. Karena (perumusan) permasalahan kebijakan politik luar negeri merupakan fundamen dasar dalam merumuskan kebijakan politik luar negeri sehingga arahnya menjadi benar, tepat dan sesuai. Perumusan kebijakan dapat dipandang sebagai kegiatan yang dikemudian hari kelak akan menentukan masa depan suatu kebijakan politik luar negeri apakah lebih baik atau sebaliknya. Karenanya, perumusan kebijakan tidak dapat dianggap sebagai sebuah kegiatan yang main-main.

Kebijakan politik luar negeri yang merupakan pencerminan kepentingan nasional yang ditujukan ke luar negeri secara elementer dianggap sebagai unit kajian dan unit analisa, menurut Warsito dicirikan sebagai berikut :

30 . Ibid.Hal.108 30 . Ibid.Hal.108

b. Aspek dari isu politik luar negeri adalah kepentingan nasional dan kekuatan nasional pada masing-masing permasalahan yang terjadi berdasarkan persepsi negara-negara yang bersangkutan.

c. Untuk memperjelas eksistensi aspek ekternal maka perlu dijelaskan pihak luar bisa berarti negara-negara lain atau organisasi nasional ataupun internasional diluar jangkauan sistem negara bangsa.

Dalam kaitan politik luar negeri, perkembangan dan bahkan perubahan baik yang terjadi di lingkungan internasional dan internal suatu negara merupakan faktor-faktor signifikan yang perlu diperhatikan oleh para pengambil keputusan. Perubahan-perubahan fundamnetal yang terjadi dalam hubungan internasional beberapa waktu terakhir ini, seperti berakhirnya perang dingin secara faktual telah memaksa aktor-aktor negara bangsa untuk mengubah agenda politik luar negeri suatu negara. Dalam hal perumusan kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap Mesir diharapkan dapat membuka peluang dan meningkatkan kerjasama hubungan Bilateral kedua negara yang sempat tergamggu saat Mesir mengalami Revolusi pada tahun 2011.

BAB III Gambaran umum tentang kebijakan politik luar negeri Indonesia dan

Revolusi Timur-Tengah

A.Kebijakan politik luar negeri Indonesia

Setiap entitas negara yang berdaulat memiliki kebijakan yang mengatur hubungannya dengan dunia internasional, begitu pula Indonesia, kebijakan tersebut merupakan bagian dari politik luar negeri yang merupakan pencerminan dari kepentingan nasionalnya. Sejak deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat serta negara yang aktif telah ikut berkiprah dalam arena politik internasionalnya. Politik luar negeri Indonesia yang pada awal abad 21 ini telah melewati usia lebih dari enam puluh tahun, gelombang pasang surut perjuangan para pionir Indonesia di bidang diplomasi dan politik luar negeri Indonesia telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan mereka di forum internasional untuk membela kepentingan nasional Indonesia. Sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan oleh pembukaan UUD 1945. Pasang surut politik luar negeri Indonesia yang dinamis ini seiring dengan perubahan dan perkembangan kehidupan politik dalam negeri Indonesia dan konstlasi politik internasional.

Kebijakan politik yang diorentasikan diluar batas teritorial sebuah negara yang lazim disebut politik luar negeri suatu negara merupakan perpaduan antar kepentingan nasional, tujuan nasional, kedudukan atau konfigurasi geopolitik dan sejarah nasionalnya, dipengaruhi oleh faktor domestik (internal) dan faktor internasional (ekternal). Dengan kata lain politik luar negeri merupakan upaya Kebijakan politik yang diorentasikan diluar batas teritorial sebuah negara yang lazim disebut politik luar negeri suatu negara merupakan perpaduan antar kepentingan nasional, tujuan nasional, kedudukan atau konfigurasi geopolitik dan sejarah nasionalnya, dipengaruhi oleh faktor domestik (internal) dan faktor internasional (ekternal). Dengan kata lain politik luar negeri merupakan upaya

Dengan berkiprah di kancah internasional, suatu negara diharapkan mampu mengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan dalam negeri, lebih penting lagi politik luar negeri diarahkan pada upaya untuk mengaitkan strategi dan kebijakan pembangunan nasional dengan langkah yang ditempuh ditingkat internasional. Oleh karena itu dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri diperlukan semacam dasar dan landasan kebijakan politik luar negeri, tidak terkecuali Indonesia.

1.Dasar kebijakan politik luar negeri Indonesia

Politik luar negeri suatu negara merupakan hasil perpaduan dari sejumlah faktor, baik yang bersifat obyektif maupun subyektif, yaitu kepentingan nasional, tujuan nasional bangsa, kedudukan atau konfigurasi geopolitik dan sejarah nasionalnya, Bagi negara-negara yang baru merdeka, proses pertumbuhan dalam mencapai kemerdekaan nasionalnya juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh. Posisi geografis Indonesia yang strategis, antara dua benua dan dua samudera, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, susunan demografis, sistem sosial politik mempengaruhi sikap cara pandang Indonesia dalam memposisikan diri di dunia internasional. Politik luar negeri Indonesia dijiwai pula oleh pengalaman perjuangan mencapai kemerdekaan nasional, serta perjuangan dalam memberi wujud dan mengisi kemerdekaan.

Kebijakan luar negeri suatu negara akan berjalan sesuai dengan perkembangan internasional dan domestik, begitu pula yang terjadi pada kebijakan luar negeri Indonesia, kebijakan luar negeri Indonesia sangat di pengaruhi oleh konstalasi politik di dalam negeri. Dalam rezim pemerintahan yang pernah berkuasa di Indonesia, nampak jelas pada pola kebijakan yang diambil pada masing-masing pemerintahannya yang dipengaruhi oleh politik dunia serta juga disesuaikan dengan kondisi politik dan ekonomi di dalam

negeri. 31

Sebagai negara berdaulat, Indonesia telah menggariskan suatu landasan bagi politik luar negeri Indonesia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 dan pancasila, dalam bingkai kenegaraan, pemerintah merupakan pemeran utama dalam menjalankan politik luar negeri Indonesia, Pembukaan UUD 1945 secara tegas menggariskan kewajiban bagi pemerintah. Landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea pertama dan Alinea keempat, serta pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13

Ciri utama atau landasan pokok politik luar negeri ini tersimpul dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945 yang berbunyi : Sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Nilai-nilai tersebut mencerminkan hak asasi manusia yang paling

31 .Teuku Rezasyah. 2008. Politik luar negeri Indonesia antara idealisme dan praktik. Humaniora:Bandung. Hal. 22 31 .Teuku Rezasyah. 2008. Politik luar negeri Indonesia antara idealisme dan praktik. Humaniora:Bandung. Hal. 22

abadi dan keadilan sosial. 32 Dalam Undang-undang dasar 1945 pasal 11 Presiden dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat menyatakan perang, membuat

perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain. Dan dalam Undang-dasar 1945 pasal 13. Ayat 1 ialah Presiden mengangkat duta dan konsul, Ayat 2 ialah Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Dan Ayat 3 ialah Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. 33

Dalam perkembangan dasar kebijakan politik luar negeri Indonesia ditetapkan dalam ketetapan MPR No.IV/MPR/1999 tentang GBHN. Di dalam GBHN di gariskan bahwa sasaran penyelenggaraan hubungan luar negeri

Indonesia adalah “perwujudan politik luar negeri yang berdaulat bermatabat, bebas dan pro-aktif bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan

global” 34 .

32 .Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. 2003 .Buku putih politik luar negeri Indonesia. Kementerian luar negeri. Jakarta Hal . 9-10

33 .http://www.crayonpedia.org/mw/Landasan_Politik_Luar_Negeri_6.2 di akses pada tanggal 19.2.2012 Jam. 22.00

34 . Athiqah Nur Alami.”Landasan dan prinsip politik luar negeri Indonesia”, Ganewaty Wuryandari(ed). 2008. Politik luar negeri Indonesia di tengah pusaran politik domestik. pustaka

pelajar. Yogyakarta. Hal. 26-27

Pancasila dan UUD 1945 khusus pembukaannya merupakan landasan idiil dan konstitusional politik luar negeri Indonesia. Politik bebas aktif yang diabadikan kepada kepentingan nasional, terutama kepentingan pembangunan di segala bidang, merupakan prinsip dasarnya, sedangkan tujuan pokoknya pada intinya dapat dirumusakan sebagai upaya untuk menegakkan kemerdekaan, perdamaian serta keadilan di dunia melalui pembangunan bangsa-bangsa, pembinaan persahabatan dan kerjasama bilateral, regional dan internasional

atas dasar persamaan derajat, kepentingan dan kemanfaatan bersama. 35

Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV Arah Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan hal-hal sebagai berikut: 36

1. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitik beratkan p

2. ada solidaritas antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat.

3. Dalam melakukan perjanjian dan kerjasama internasional yang menyangkut kepentingan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilan rakyat.

35 .Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. Op.cit.Hal . 10

36 .http://www.ideelok.com/politik/politik-luar-negeri-bebas-aktif-republik-indonesia diakses pada tanggal 7.2.2012 Jam 21.00

4. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional.

5. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi regional maupun internasional dalam rangka stabilitas, kerjasama dan pembangunan kawasan.