Rancang Bangun E learning Berbasis Smart
Rancang Bangun E-learning Berbasis Smartphone
Untuk Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar Siswa
di SMA Hang Tuah 1 Jakarta
Makalah
Tugas Mata Kuliah Manajemen Bisnis ICT
Dosen : DR. Ir. Iwan Krisnadi, MBA
Disusun oleh :
Adji Pramudyo (55415110006)
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
MAGISTER MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
OKTOBER 2015
Rancang Bangun E-learning Berbasis Smartphone
Untuk Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar Siswa
di SMA Hang Tuah 1 Jakarta
1. Abstrak.
Kurikulum 2013 lebih mengedepankan dan menuntut peserta didik
untuk lebih berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan,
kecakapan, dan sikap belajar yang dimiliki dengan mengeksplorasi
semua sumber belajar yang ada. Internet dihadirkan sebagai sumber
belajar yang bervariasi dan lengkap. Namun akses internet dengan
komputer membuat sekolah harus menyediakan perangkat komputer
dan ruangannya. Hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Sedangkan akses internet dengan smartphone cukup menggunakan
smartphone milik peserta didik.
Belajar dengan sumber belajar yang unlimited dan tersedia secara
realtime dan mobile dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar
siswa, terlebih bila materi pembelajaran disediakan dan dirancang
sesuai kebutuhan sendiri oleh guru-guru yang terlibat dalam proses
tersebut.
Dalam tesis ini di rancang e-learning berbasis smartphone berupa
layanan khusus pembelajaran tertentu untuk keperluan pembelajaran
tanpa
komputer
(PC)
dan
diharapkan
dengan
perancangan
pembelajaran tersebut peningkatan sikap dan prestasi belajar peserta
didik dapat dicapai.
Kata Kunci : E-Learning, Berbasis Smartphone.
2. Pendahuluan.
Kurikulum yang digunakan pada pendidikan sekolah menengah atas
(SMA) saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan
perubahan dari kurikulum sebelumnya yang seharusnya mampu
meningkatkan sikap dan prestasi belajar siswa. Kurikulum 2013 lebih
mengedepankan dan menuntut peserta didik untuk lebih berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan sikap belajar
yang dimiliki dengan mengeksplorasi semua sumber belajar yang ada.
Guru tidak lagi menjadi sumber belajar utama bagi peserta didik, ia kini
lebih pada menjadi fasilitator dan motivator bagi peserta didik agar
menemukan kembali semangat dan rasa ingin tahu yang dimilikinya
sehingga peserta didik akan mengeksplorasi semua sumber belajar
yang ada di sekitarnya.
Internet dihadirkan sebagai sumber belajar yang bervariasi dan
lengkap. Namun akses internet dengan komputer (pc) membuat
sekolah
harus
menyediakan
perangkat
komputer,
infra
struktur
jaringan, sambungan internet, dan ruangannya. Hal ini membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Sedangkan akses internet dengan smartphone
cukup menggunakan smartphone milik peserta didik.
Untuk itu di rancang e-learning berbasis smartphone agar peserta didik
dapat
mengakses
internet
untuk
keperluan
pembelajaran
tanpa
komputer (pc). Diharapkan dengan perancangan pembelajaran dan
penilaian berbasis smartphone ini peningkatan sikap dan prestasi
belajar peserta didik dapat dicapai.
Beberapa penilitian dilakukan lebih awal bagaimana menciptakan
lingkungan pembelajaran berbasis smartphone antara lain bagaimana
membangun aplikasi nya [1], bagiamana model yang dipakai untuk
menguji sikap dan bprestasi elajar siswa [2] atau penerapannya pada
siswa di daerah pedesaan [3]. Alat atau aplikasi yang lebih fokus pada
sasaran juga dapat dikembangkan [4] dan perlu pula diujikan pada para
siswa [5].
3. Permasalahan
3.1.
Kurikulum
2013
menuntun
siswa
untuk
dapat
aktif
mengeksplorasi sumber belajar melalui internet. Sedangkan
akses internet menggunakan komputer pribadi (PC) memiliki
keterbatasan peralatan, waktu, dan tempat. Di SMA Hang Tuah 1
Jakarta hanya ada 2 laboratorium komputer dengan 60 unit
komputer, sedangkan jumlah siswa adalah 594 sisa.
3.2.
Belajar dengan internet seharusnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Apakah pendekatan sistem pembelajaran berbasis
Smartphone dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar siswa
sesuai yang diinginkan kurikulum ?
4. Teori Penalaran
4.1.
Model Pembelajaran Kolaborasi
Pembelajaran kolaborasi (Colaboration Learning) merupakan model
pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori
belajar. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu moel
pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untu mencapai tujuan yang sama.
Pendekatan kolaborasi bertujuan agar siswa dapat membangun
pengetahuannya melalui dialog, saling membagi informasi sesama
siswa dan guru sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan
mental pada tingkat tinggi. Model ini digunakan pada setiap mata
pelajaran terutama yang mungkin berkembang sharing of information
di antara siswa.
Belajar kolaborasi digambarkan sebagai suatu model pengajaran yang
mana para siswa bekerja sama dalam kelompok –kelompok kecil untuk
mencapai tujuan yang sama. Hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan belajar kolaboratif, para siswa bekerja sama menyelesaikan
masalah yang sama, dan bukan secara individual menyelesaikan
bagian-bagian yang terpisah dari masalah tersebut. Dengan demikian,
selama
berkolaborasi
para
siswa
bekerja
sama
membangun
pemahaman dan konsep yang sama menyelesaikan setiap bagian dari
masalah atau tugas tersebut.
Sebagai mediator guru menjalani tiga peran, yaitu berfungsi sebagai
fasilitator, model dan pelatih. Sebagai fasilitator guru menciptakan
lingkungan
dan
kreativitas
yang
kaya
guna
membantu
siswa
membangun pengetahuannya. Dalam rangka menjalankan peran ini,
ada
tiga
hal
pula
yang
harus
dikerjakan.
Pertama,
mengatur
lingkungan fisik, termasuk pengaturan tata letak perabot dalam
ruangan serta persediaan berbagai sumber daya dan peralatan yang
dapat membantu proses belajar mengajar siswa. Kedua, menyediakan
lingkungan social yang mendukung proses belajar siswa, seperti
mengelompokkan
siswa
secara
heterogen
dan
mengajak
siswa
mengembangkan struktur social yang mendorong munculnya perilaku
yang sesuai untuk berkolaborasi antar siswa, ketiga, guru memberikan
tugas memancing munculnya interaksi antarsiswa dengan lingkungan
fisik maupun social di sekitarnya. Dalam hal ini, guru harus mampu
memotivasi anak.
Peran sebagai model dapat diwujudkan dengan cara membagi pikiran
tentang suatu hal (thinking aloud) atau menunjukkan pada siswa
tentang
bagaimana
melakukan
sesuatu
secara
bertahap
(demonstrasi) . Di samping itu menunjukkan pada siswa bagaimana
cara berpikir sewaktu melalui situasi kelompok yang sulit dan melalui
masalah komunikasi adalah sama pentingnya dengan mencontohkan
bagaimana cara membuat perencanaan, memonitor penyelesaian
tugas dan mengukur apa yang sudah dipelajari.
Peran
guru
sebagai
pelatih
mempunyai
prinsip
utama
yaitu
menyediakan bantuan secukupnya pada saat siswa membutuhkan
sehingga siswa tetap memagang tanggung jawab atas proses belajar
mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan memberikan petunjuk dam
umpan balik, mengarahkan kembali usaha siswa serta membantu
mereka menggunakan strategi tertentu.
Salah
satu
pembelajaran
ciri
penting
kolaboratif
dari
kelas
adalah
yang
siswa
menerapkan
tidak
model
dikotak-kotakan
berdasarkan kemampuannya, minatnya, ataupun karakteristik dan
mengurangi kesempatan siswa untu belajar bersama siswa lain.
Dengan demikian, semua siswa dapat belajar dari siswa dan tidak ada
siswa yang tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan
dan menghargai masukan yang diberikan orang lain.
Untuk
kolaborasi
dalam
sebuah
mata
pelajaran,
seorang
guru
memberikan tugas secara kelompok dengan tujuan yang sama. Setiap
siswa
dalam
kelompok
saling
berkolaborasi
dengan
membagi
pengalaman. Dari pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing
kelompok, disimpulkan secara bersama. Dalam hal in guru berperan
sebagai pembimbing dan membagi tugas supaya diskusi kelompok
bisa berjalan dengan baik dengan yang direncanakan
Dalam kelas yang menggunakan model pembelajaran kolaboratif,
situasi yang terjadi adalah pengetahuan yang terbagi antara guru dan
siswa. Dengan kata lailn, baik guru maupun siswa dipandang sebagai
sumber informas. Situasi ini jelas berbeda dengan situasi yang
umumnya terjadi dalam kelas tradisional. Dalam kelas tradisional guru
dipandang sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan
yang mengalir satu arah dari guru ke murid atau semua pembelajaran
berpusat pada guru.
Untuk mencapai tujuan yang efektif, seorang guru perlu menciptakan
berbagai cara mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran sehingga
dapat berjalan efektif.
4.2.
Internet Sebagai Sumber Pembelajaran
Perkembangan teknologi internet sangat pesat dan merambah ke
seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai Negara,
institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya
untuk pembelajaran.
Pembelajaran melalui internet dapat diberikan dalam beberapa format,
diantaranya adalah:
Electronic
mail
(delivery
of
course
materials,
sending
in
assignments, getting and giving feedback, electronic discussion
group).
Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group
Downloading of course materials or tutorials
Interactive tutorials on the Web
Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object
Oriented) system or Internet Relay Chat.
Internet merupakan suatu bentuk perkembangan teknologi yang
sedang berkembang pesat saat ini. Banyak hal positif yang bisa
dilakukan dengan internet, misalnya pencarian informasi tak terbatas,
fasilitas chat dan email untuk berkomunikasi dan bertukar informasi di
seluruh dunia. Namun tidak menutup kemungkinan juga adanya halhal negatif yang mengiringinya seperti pornografi, penipuan kartu
kredit.
5. Metodologi.
Penelitian dilakukan di :
Tempat : SMA Hang Tuah 1 Jakarta
Waktu : Desember 2015 sampai dengan September 2016
Sasaran: Siswa Kelas 11
Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan
sistem e-learning berbasis smartphone di SMA Hang Tuah 1 Jakarta ini,
dilakukan langkah-langkah :
5.1.
Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan meliputi:
a. Aplikasi Moodle
b. Menggunakan Layanan Web Service Moodle
c. Web Service
d. Sistem Operasi Android
e. Rekayasa Perangkat Lunak, a.l :
1) Pengujian dan Analisis Unit
2) Pengujian dan Analisis Integrasi
3) Pengujian dan Analisis Validasi
4) Pengujian dan Analisis Compabilitas
5.2.
Analisa Sistem
Dalam
analisis
sistem,
dilakukan
penyebaran
angket
dan
wawancara dengan para siswa kelas 11 dan para guru yang akan
diminta bantuan untuk menyediakan content mata pelajaran.
Dari
analisis
sistem
ini
dapat
diketahui
kebutuhannya.
Rancangan angket meliputi pertanyaan tentang kebutuhan akses
internet yang mobile dan angket untuk mengukur sikap dan
prestasi belajar setelah menggunakan aplikasi yang dibuat. Data
yang diperoleh kemudian digunakan untuk tahap selanjutnya,
yaitu perancangan sistem.
5.3.
Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan sistem ini dilakukan perancangan yang
meliputi: Perancangan website induk, aplikasi smartphone yang
dilengkapi dengan menu-menu pilihan; rancangan tampilan
sistem e-learning, dan rancangan modul pembelajaran.
5.4.
Pembangunan Sistem
Setelah
dilakukan
perancangan,
maka
dilanjutkan
dengan
pembangunan sistem. Di sini hasil rancangan direalisasi menjadi
sistem yang sesungguhnya, yaitu berupa website induk, sistem
e-learning, dan modul-modul pembelajaran. Dalam hal ini sistem
e-learning menggunakan software Moodle yang merupakan open
source software. Sedangkan, untuk mengisi materi pelajaran,
dibuat modul-modul mata pelajaran untuk siswa kelas 11,
meliputi mata pelajaran Prakarya, Biologi, Geografi, Bahasa
Indonesia, dan Bimbingan Konseling.
5.5.
Pengujian Sistem
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang berhasil
dibuat, untuk memastikan sistem dapat berjalan dengan baik.
Pengujian dilakukan terhadap homepage yang dibuat, sistem elearning, sistem keamanan, dan modul-modul pembelajaran.
Termasuk diambil data hasil pengujian terhadap siswa yang
mengukur sikap dan prestasi belajar.
5.6.
Implementasi Sistem
Selanjutnya tahapan terakhir adalah implementasi sistem. Dalam
implementasi
sistem
ini,
dilakukan
kegiatan
mulai
dari
pemesanan domain name bagi website yang telah dibuat;
hosting atau penempatan website di suatu server; dan instalasi
sistem serta mengunggah modul-modul pembelajaran.
6. Rancangan (Design) Riset.
6.1.
Membangun learning system antara lain website induk, aplikasi
smartphone, dan modul-modul pembelajaran. Dalam hal ini
sistem e-learning menggunakan software Moodle.
6.2.
Merancang aktivitas pembelajaran bergerak untuk mengukur
sikap dan prestasi belajar siswa. Dua kelompok siswa di tugaskan
menyelesaikan
suatu
tugas
beberapa
mata
pelajaran
a.l.
Prakarya, Biologi, Geografi, Bahasa Indonesia, dan Bimbingan
Konseling. Kelompok pertama hanya mengandalkan guru dan
buku, sedangkan kelompok kedua hanya mengandalkan elearning berbasis smartphone. Setelah itu dilakukan tes untuk
mendapatkan perbandingan.
7. Hipotesa
7.1.
Sistem pembelajaran menggunakan smartphone dapat hadir
sebagai pengganti dan solusi akses internet yang murah dari
berbasis pc ke smartphone.
7.2.
Aplikasi e-learning dengan konten khusus berbasis smartphone
dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar.
8. Hasil yang Diharapkan.
8.1.
Membangun
sistem
pembelajaran
e-learning
berbasis
smartphone.
8.2.
Meningkatkan sikap dan prestasi belajar dengan pendekatan
pembelajaran e-learning berbasis smartphone
9. Daftar Pustaka
1. Arga Suwastika Primawan Putra, “Rancang Bangun E-learning
Berbasis Moodle Menggunakan Aplikasi Mobile Android”, 2010
2. Gwo-Jen Hwang, “A formative assessment-based mobile learning
approach to improving the learning attitudes and achievements of
students”, 2010
3. Anandha Gopalan, “Smartphone Based E-learning”, 2010
4. K. Henke, “Mobile Assessment Tools”, 2014
5. Wooje Cho, “Students' evaluation of learning management systems
in
the
personal
computer
and
smartphone
computing
environments”, 2014
10.
N
o
1
2
3
4
5
6
11.
N
o
1
2
3
4
5
6
7
Personil Pelaksana Penelitian (Peneliti dan Teknisi).
Nama
Mata Pelajaran
Tugas
Adji Pramudyo, S.Kom
Yulianto
Riana, S.Pd
Seno Budhi Ajar, M.Pd
Hermawati, S.Pd
Tukeng Mulyanti, S.Pd
Prakarya
Lab. Multimedia
Biologi
Geografi
Bahasa Indonesia
Bimbingan Konseling
Peneliti
Teknisi
Pembuat Content
Pembuat Content
Pembuat Content
Pembuat Content
Ket
1 bulan selesai
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Studi Literatur
Analisis Kebutuhan
Perancangan System
Implementasi
Pengujian dan Analisa Hasil
Pengambilan Kesimpulan dan
Saran
Penulisan Laporan
Bulan ke
1
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
1
2
1
3
1
4
1
5
Untuk Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar Siswa
di SMA Hang Tuah 1 Jakarta
Makalah
Tugas Mata Kuliah Manajemen Bisnis ICT
Dosen : DR. Ir. Iwan Krisnadi, MBA
Disusun oleh :
Adji Pramudyo (55415110006)
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
MAGISTER MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
OKTOBER 2015
Rancang Bangun E-learning Berbasis Smartphone
Untuk Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar Siswa
di SMA Hang Tuah 1 Jakarta
1. Abstrak.
Kurikulum 2013 lebih mengedepankan dan menuntut peserta didik
untuk lebih berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan,
kecakapan, dan sikap belajar yang dimiliki dengan mengeksplorasi
semua sumber belajar yang ada. Internet dihadirkan sebagai sumber
belajar yang bervariasi dan lengkap. Namun akses internet dengan
komputer membuat sekolah harus menyediakan perangkat komputer
dan ruangannya. Hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Sedangkan akses internet dengan smartphone cukup menggunakan
smartphone milik peserta didik.
Belajar dengan sumber belajar yang unlimited dan tersedia secara
realtime dan mobile dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar
siswa, terlebih bila materi pembelajaran disediakan dan dirancang
sesuai kebutuhan sendiri oleh guru-guru yang terlibat dalam proses
tersebut.
Dalam tesis ini di rancang e-learning berbasis smartphone berupa
layanan khusus pembelajaran tertentu untuk keperluan pembelajaran
tanpa
komputer
(PC)
dan
diharapkan
dengan
perancangan
pembelajaran tersebut peningkatan sikap dan prestasi belajar peserta
didik dapat dicapai.
Kata Kunci : E-Learning, Berbasis Smartphone.
2. Pendahuluan.
Kurikulum yang digunakan pada pendidikan sekolah menengah atas
(SMA) saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan
perubahan dari kurikulum sebelumnya yang seharusnya mampu
meningkatkan sikap dan prestasi belajar siswa. Kurikulum 2013 lebih
mengedepankan dan menuntut peserta didik untuk lebih berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan sikap belajar
yang dimiliki dengan mengeksplorasi semua sumber belajar yang ada.
Guru tidak lagi menjadi sumber belajar utama bagi peserta didik, ia kini
lebih pada menjadi fasilitator dan motivator bagi peserta didik agar
menemukan kembali semangat dan rasa ingin tahu yang dimilikinya
sehingga peserta didik akan mengeksplorasi semua sumber belajar
yang ada di sekitarnya.
Internet dihadirkan sebagai sumber belajar yang bervariasi dan
lengkap. Namun akses internet dengan komputer (pc) membuat
sekolah
harus
menyediakan
perangkat
komputer,
infra
struktur
jaringan, sambungan internet, dan ruangannya. Hal ini membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Sedangkan akses internet dengan smartphone
cukup menggunakan smartphone milik peserta didik.
Untuk itu di rancang e-learning berbasis smartphone agar peserta didik
dapat
mengakses
internet
untuk
keperluan
pembelajaran
tanpa
komputer (pc). Diharapkan dengan perancangan pembelajaran dan
penilaian berbasis smartphone ini peningkatan sikap dan prestasi
belajar peserta didik dapat dicapai.
Beberapa penilitian dilakukan lebih awal bagaimana menciptakan
lingkungan pembelajaran berbasis smartphone antara lain bagaimana
membangun aplikasi nya [1], bagiamana model yang dipakai untuk
menguji sikap dan bprestasi elajar siswa [2] atau penerapannya pada
siswa di daerah pedesaan [3]. Alat atau aplikasi yang lebih fokus pada
sasaran juga dapat dikembangkan [4] dan perlu pula diujikan pada para
siswa [5].
3. Permasalahan
3.1.
Kurikulum
2013
menuntun
siswa
untuk
dapat
aktif
mengeksplorasi sumber belajar melalui internet. Sedangkan
akses internet menggunakan komputer pribadi (PC) memiliki
keterbatasan peralatan, waktu, dan tempat. Di SMA Hang Tuah 1
Jakarta hanya ada 2 laboratorium komputer dengan 60 unit
komputer, sedangkan jumlah siswa adalah 594 sisa.
3.2.
Belajar dengan internet seharusnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Apakah pendekatan sistem pembelajaran berbasis
Smartphone dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar siswa
sesuai yang diinginkan kurikulum ?
4. Teori Penalaran
4.1.
Model Pembelajaran Kolaborasi
Pembelajaran kolaborasi (Colaboration Learning) merupakan model
pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori
belajar. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu moel
pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untu mencapai tujuan yang sama.
Pendekatan kolaborasi bertujuan agar siswa dapat membangun
pengetahuannya melalui dialog, saling membagi informasi sesama
siswa dan guru sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan
mental pada tingkat tinggi. Model ini digunakan pada setiap mata
pelajaran terutama yang mungkin berkembang sharing of information
di antara siswa.
Belajar kolaborasi digambarkan sebagai suatu model pengajaran yang
mana para siswa bekerja sama dalam kelompok –kelompok kecil untuk
mencapai tujuan yang sama. Hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan belajar kolaboratif, para siswa bekerja sama menyelesaikan
masalah yang sama, dan bukan secara individual menyelesaikan
bagian-bagian yang terpisah dari masalah tersebut. Dengan demikian,
selama
berkolaborasi
para
siswa
bekerja
sama
membangun
pemahaman dan konsep yang sama menyelesaikan setiap bagian dari
masalah atau tugas tersebut.
Sebagai mediator guru menjalani tiga peran, yaitu berfungsi sebagai
fasilitator, model dan pelatih. Sebagai fasilitator guru menciptakan
lingkungan
dan
kreativitas
yang
kaya
guna
membantu
siswa
membangun pengetahuannya. Dalam rangka menjalankan peran ini,
ada
tiga
hal
pula
yang
harus
dikerjakan.
Pertama,
mengatur
lingkungan fisik, termasuk pengaturan tata letak perabot dalam
ruangan serta persediaan berbagai sumber daya dan peralatan yang
dapat membantu proses belajar mengajar siswa. Kedua, menyediakan
lingkungan social yang mendukung proses belajar siswa, seperti
mengelompokkan
siswa
secara
heterogen
dan
mengajak
siswa
mengembangkan struktur social yang mendorong munculnya perilaku
yang sesuai untuk berkolaborasi antar siswa, ketiga, guru memberikan
tugas memancing munculnya interaksi antarsiswa dengan lingkungan
fisik maupun social di sekitarnya. Dalam hal ini, guru harus mampu
memotivasi anak.
Peran sebagai model dapat diwujudkan dengan cara membagi pikiran
tentang suatu hal (thinking aloud) atau menunjukkan pada siswa
tentang
bagaimana
melakukan
sesuatu
secara
bertahap
(demonstrasi) . Di samping itu menunjukkan pada siswa bagaimana
cara berpikir sewaktu melalui situasi kelompok yang sulit dan melalui
masalah komunikasi adalah sama pentingnya dengan mencontohkan
bagaimana cara membuat perencanaan, memonitor penyelesaian
tugas dan mengukur apa yang sudah dipelajari.
Peran
guru
sebagai
pelatih
mempunyai
prinsip
utama
yaitu
menyediakan bantuan secukupnya pada saat siswa membutuhkan
sehingga siswa tetap memagang tanggung jawab atas proses belajar
mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan memberikan petunjuk dam
umpan balik, mengarahkan kembali usaha siswa serta membantu
mereka menggunakan strategi tertentu.
Salah
satu
pembelajaran
ciri
penting
kolaboratif
dari
kelas
adalah
yang
siswa
menerapkan
tidak
model
dikotak-kotakan
berdasarkan kemampuannya, minatnya, ataupun karakteristik dan
mengurangi kesempatan siswa untu belajar bersama siswa lain.
Dengan demikian, semua siswa dapat belajar dari siswa dan tidak ada
siswa yang tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan
dan menghargai masukan yang diberikan orang lain.
Untuk
kolaborasi
dalam
sebuah
mata
pelajaran,
seorang
guru
memberikan tugas secara kelompok dengan tujuan yang sama. Setiap
siswa
dalam
kelompok
saling
berkolaborasi
dengan
membagi
pengalaman. Dari pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing
kelompok, disimpulkan secara bersama. Dalam hal in guru berperan
sebagai pembimbing dan membagi tugas supaya diskusi kelompok
bisa berjalan dengan baik dengan yang direncanakan
Dalam kelas yang menggunakan model pembelajaran kolaboratif,
situasi yang terjadi adalah pengetahuan yang terbagi antara guru dan
siswa. Dengan kata lailn, baik guru maupun siswa dipandang sebagai
sumber informas. Situasi ini jelas berbeda dengan situasi yang
umumnya terjadi dalam kelas tradisional. Dalam kelas tradisional guru
dipandang sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan
yang mengalir satu arah dari guru ke murid atau semua pembelajaran
berpusat pada guru.
Untuk mencapai tujuan yang efektif, seorang guru perlu menciptakan
berbagai cara mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran sehingga
dapat berjalan efektif.
4.2.
Internet Sebagai Sumber Pembelajaran
Perkembangan teknologi internet sangat pesat dan merambah ke
seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai Negara,
institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya
untuk pembelajaran.
Pembelajaran melalui internet dapat diberikan dalam beberapa format,
diantaranya adalah:
Electronic
(delivery
of
course
materials,
sending
in
assignments, getting and giving feedback, electronic discussion
group).
Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group
Downloading of course materials or tutorials
Interactive tutorials on the Web
Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object
Oriented) system or Internet Relay Chat.
Internet merupakan suatu bentuk perkembangan teknologi yang
sedang berkembang pesat saat ini. Banyak hal positif yang bisa
dilakukan dengan internet, misalnya pencarian informasi tak terbatas,
fasilitas chat dan email untuk berkomunikasi dan bertukar informasi di
seluruh dunia. Namun tidak menutup kemungkinan juga adanya halhal negatif yang mengiringinya seperti pornografi, penipuan kartu
kredit.
5. Metodologi.
Penelitian dilakukan di :
Tempat : SMA Hang Tuah 1 Jakarta
Waktu : Desember 2015 sampai dengan September 2016
Sasaran: Siswa Kelas 11
Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan
sistem e-learning berbasis smartphone di SMA Hang Tuah 1 Jakarta ini,
dilakukan langkah-langkah :
5.1.
Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan meliputi:
a. Aplikasi Moodle
b. Menggunakan Layanan Web Service Moodle
c. Web Service
d. Sistem Operasi Android
e. Rekayasa Perangkat Lunak, a.l :
1) Pengujian dan Analisis Unit
2) Pengujian dan Analisis Integrasi
3) Pengujian dan Analisis Validasi
4) Pengujian dan Analisis Compabilitas
5.2.
Analisa Sistem
Dalam
analisis
sistem,
dilakukan
penyebaran
angket
dan
wawancara dengan para siswa kelas 11 dan para guru yang akan
diminta bantuan untuk menyediakan content mata pelajaran.
Dari
analisis
sistem
ini
dapat
diketahui
kebutuhannya.
Rancangan angket meliputi pertanyaan tentang kebutuhan akses
internet yang mobile dan angket untuk mengukur sikap dan
prestasi belajar setelah menggunakan aplikasi yang dibuat. Data
yang diperoleh kemudian digunakan untuk tahap selanjutnya,
yaitu perancangan sistem.
5.3.
Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan sistem ini dilakukan perancangan yang
meliputi: Perancangan website induk, aplikasi smartphone yang
dilengkapi dengan menu-menu pilihan; rancangan tampilan
sistem e-learning, dan rancangan modul pembelajaran.
5.4.
Pembangunan Sistem
Setelah
dilakukan
perancangan,
maka
dilanjutkan
dengan
pembangunan sistem. Di sini hasil rancangan direalisasi menjadi
sistem yang sesungguhnya, yaitu berupa website induk, sistem
e-learning, dan modul-modul pembelajaran. Dalam hal ini sistem
e-learning menggunakan software Moodle yang merupakan open
source software. Sedangkan, untuk mengisi materi pelajaran,
dibuat modul-modul mata pelajaran untuk siswa kelas 11,
meliputi mata pelajaran Prakarya, Biologi, Geografi, Bahasa
Indonesia, dan Bimbingan Konseling.
5.5.
Pengujian Sistem
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang berhasil
dibuat, untuk memastikan sistem dapat berjalan dengan baik.
Pengujian dilakukan terhadap homepage yang dibuat, sistem elearning, sistem keamanan, dan modul-modul pembelajaran.
Termasuk diambil data hasil pengujian terhadap siswa yang
mengukur sikap dan prestasi belajar.
5.6.
Implementasi Sistem
Selanjutnya tahapan terakhir adalah implementasi sistem. Dalam
implementasi
sistem
ini,
dilakukan
kegiatan
mulai
dari
pemesanan domain name bagi website yang telah dibuat;
hosting atau penempatan website di suatu server; dan instalasi
sistem serta mengunggah modul-modul pembelajaran.
6. Rancangan (Design) Riset.
6.1.
Membangun learning system antara lain website induk, aplikasi
smartphone, dan modul-modul pembelajaran. Dalam hal ini
sistem e-learning menggunakan software Moodle.
6.2.
Merancang aktivitas pembelajaran bergerak untuk mengukur
sikap dan prestasi belajar siswa. Dua kelompok siswa di tugaskan
menyelesaikan
suatu
tugas
beberapa
mata
pelajaran
a.l.
Prakarya, Biologi, Geografi, Bahasa Indonesia, dan Bimbingan
Konseling. Kelompok pertama hanya mengandalkan guru dan
buku, sedangkan kelompok kedua hanya mengandalkan elearning berbasis smartphone. Setelah itu dilakukan tes untuk
mendapatkan perbandingan.
7. Hipotesa
7.1.
Sistem pembelajaran menggunakan smartphone dapat hadir
sebagai pengganti dan solusi akses internet yang murah dari
berbasis pc ke smartphone.
7.2.
Aplikasi e-learning dengan konten khusus berbasis smartphone
dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar.
8. Hasil yang Diharapkan.
8.1.
Membangun
sistem
pembelajaran
e-learning
berbasis
smartphone.
8.2.
Meningkatkan sikap dan prestasi belajar dengan pendekatan
pembelajaran e-learning berbasis smartphone
9. Daftar Pustaka
1. Arga Suwastika Primawan Putra, “Rancang Bangun E-learning
Berbasis Moodle Menggunakan Aplikasi Mobile Android”, 2010
2. Gwo-Jen Hwang, “A formative assessment-based mobile learning
approach to improving the learning attitudes and achievements of
students”, 2010
3. Anandha Gopalan, “Smartphone Based E-learning”, 2010
4. K. Henke, “Mobile Assessment Tools”, 2014
5. Wooje Cho, “Students' evaluation of learning management systems
in
the
personal
computer
and
smartphone
computing
environments”, 2014
10.
N
o
1
2
3
4
5
6
11.
N
o
1
2
3
4
5
6
7
Personil Pelaksana Penelitian (Peneliti dan Teknisi).
Nama
Mata Pelajaran
Tugas
Adji Pramudyo, S.Kom
Yulianto
Riana, S.Pd
Seno Budhi Ajar, M.Pd
Hermawati, S.Pd
Tukeng Mulyanti, S.Pd
Prakarya
Lab. Multimedia
Biologi
Geografi
Bahasa Indonesia
Bimbingan Konseling
Peneliti
Teknisi
Pembuat Content
Pembuat Content
Pembuat Content
Pembuat Content
Ket
1 bulan selesai
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Studi Literatur
Analisis Kebutuhan
Perancangan System
Implementasi
Pengujian dan Analisa Hasil
Pengambilan Kesimpulan dan
Saran
Penulisan Laporan
Bulan ke
1
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
1
2
1
3
1
4
1
5