MAKALAH PENERAPAN ICT MICROSOFT OFFICE P

MAKALAH
PENERAPAN ICT (MICROSOFT OFFICE POWER POINT) TERHADAP MATERI
POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS VIII
DI SMP MUTIARA 4 BANDUNG
MATA KULIAH

: INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DOSEN

: HARRY DWI PUTRA, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK KE2015 A2
ABDUL ROBI MISBAHUDIN (1551
SOFIE DINIA (15510313)
TITA PUSPITA (1551
YUNI HAJAR (1551

PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SILIWANGI
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah kepada penulis dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Ict (Power
Point) Terhadap Materi Pola Bilangan Pada Siswa Kelas VIII Di Smp Mutiara 4 Bandung”,
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika.
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Harry Dwi Putra, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah inovasi pembelajaran
matematika yang memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah.
2. Ibu Rini Yulia Putri. S.Pd sebagai guru matematika di SMP Mutiara 4 Bandung yang
bersedia diobservasi dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan ICT.
3. Abdul Robi M, Sofie Dinia, Tita Puspita dan Yuni Hajar sebagai observer.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu dan saudara semua dengan pahala

yang berlipat ganda. Amin.
Penulis juga mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari pembaca, demi
perbaikan makalah ini, sehingga dapat memberikan sumbangsih dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika.
Cimahi, 13 November 2017

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................... .
C. TUJUAN ...................................................................................................
D. MANFAAT ...............................................................................................
BAB II.
LANDASAN TEORI


A. NAMA ICT/ ALAT PERAGA… ............................................................
B. NAMA PENDEKATAN/ MODEL PEMBELAJARAN… .....................

C. MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA… ...........

BAB III
PEMBAHASAN

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................................

A. KESIMPULAN

B. SARAN .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................................

.........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kami memilih SMP Mutiara 4 Bandung sebagai objek observasi inovasi pembelajaran
berbasis ICT karena sekolah tersebut telah menggunakan ICT sebagai media pembelajaran
matematika. Di samping masih terdapat kendala untuk menggunakan ICT tersebut namun sekolah ini
kami pandang sebagai tempat yang strategis untuk dilakukannya observasi mengenai penerapan ICT
dalam pembelajaran matematika.
Sekolah yang kami lakukan tindakan observasi menggunakan ICT berupa Microsoft Office
Power Point yang diaplikasikan sebagai inovasi dalam pembelajaran matematika guna menambah
minat dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika.
Dalam observasi ini guru menekankan bahwa alasan penggunaan ICT tersebut diharapkan
mampu menambah minat siswa dalam pembelajaran matematika, serta meningkatkan pemahaman
konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu penggunaan ICT dipandang dapat
menambah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga pembelajaran terkesan
lebih variatif dan menyenangkan.
Selain itu penggunaan ICT mampu memberikan berbagai dampak positif lain terhadap siswa
diantaranya menambah kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan akan timbul
inovasi terbarukan dalam pembelajaran matematika.
Pendekatan yang digunakan guru untuk mendukung pembelajaran matematika berbasis ICT
tersebut adalah Saintific Approach (Pendekatan Saintifik) yang pada dasarnya memang sudah ada

dalam kurikulum 2013. Penggunaan pendekatan saintifik ini diharapkan dapat lebih memacu siswa
untuk menemukan konsep pembelajaran sendiri dan menjadikan siswa lebih dinamis sehingga
pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, dalam pendekatan
saintifik tidak hanya aspek kognitif yang menjadi sasaran pengembangan pembelajaran namun aspek
afektif pun sangat dikembangkan.Aspek afektif
pembelajaran dan keberhasilan siswa.

tersebut sangat diperhitungkan guna menunjang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Microsoft Office Power Point yang dilakukan guru di kelas?
2. Bagaimana dampak penerapan Microsoft Office Power Point terhadap minat belajar
dan pemahaman konsep siswa pada materi pola bilangan?
C. Tujuan
Untuk menelaah tentang:
1. Penerapan Microsoft Office Power Point yang dilakukan guru di kelas.
2. Dampak penerapan Microsoft Office Power Point terhadap minat belajar dan
pemahaman konsep siswa pada materi pola bilangan.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi siswa, penerapan pembelajaran berbasis ICT dengan menggunakan
pendekatan saintifik dapat menjadi sarana untuk membuat siswa memiliki minat
yang tinggi terhadap pembelajaran matematika, melibatkan siswa untuk
berkontribusi secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya, dan sebagai
wahana untuk meningkatkan kemampuan matematisnya. Melalui kegiatan seperti
ini, diharapkan siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi dengan
memperhatikan sikap afektif pada setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru, diharapkan mendapat pengalaman nyata menerapkan pembelajaran
berbasis ICT dengan menggunakan pendekatan saintifik sehingga dapat dijadikan
salah satu alterntif pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan matematis siswa.
3. Bagi observer, merupakan pengalaman yang sangat berharga dan bermanfaat
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran
berbasis ICT di berbagai jenjang pendidikan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Microsoft Office Powerpoint
Seiring perkembangan IPTEK dengan meningkatnya kebutuhan informasi dan
komunikasi, pembelajaran menggunakan ICT di lingkungan sekolah dan kampus sangat

penting. Melalui perangkat komputer dan jaringan internet bermanfaat dalam meningkatkan
produktivitas belajar siswa.
Pembelajaran berbasis ICT dapat berupa penggunaan aplikasi komputer sebagai alat
bantu seperti microsoft office (word, powerpoint, excel) dan aplikasi lainnya. Komputer
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam
memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Siswa dapat melakukan kontrol
terhadap aktivitas belajarnya pada komputer.
Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Office Power Point atau
Microsoft Office PowerPoint adalah “sebuah program komputer untuk presentasi”.Microsoft
Office Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk
menampilkan program multimedia.
Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008) yang menyatakan bahwa program
Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu
menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam
penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk
menyimpan data.
PowerPoint dapat menyimpan presentasi dalam beberapa format, yakni sebagai berikut:
a. PPT (PowerPoint Presentation), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua
versi PowerPoint.
b. PPS (PowerPoint Show), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua versi

PowerPoint.
c. POT (PowerPoint Template), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua
versi PowerPoint.
d. PPTX (PowerPoint Presentation), yang merupakan data dalam bentuk XML dan
hanya tersedia dalam PowerPoint 12.

Sedangkan Abdul Wahab Rosyidi (2009) dalam bukunya menjelaskan bahwa
Microsoft Powerpoint 2007 adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu
aplikasi di bawah Microsoft Office.
Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam
classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang
digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa Microsoft Office Power Point yang digunakan untuk presentasi dalam
classical learning disebut personal presentation. Microsoft Office Power Point pada pola
penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol
pembelajaran terletak pada guru.
Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat digunakan dalam
proses belajar mengajar untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
1. Tahap-tahap Pengembangan Media Power Point

Presentasi adalah sebuah keterampilan yang perlu dikuasai setiap pekerja profesional
saat ini. Bagi guru matematika, presentasi dengan menggunakan Power point dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dengan media presentasi yang
menarik, guru dapat mengkomunikasikan dengan baik materinya. Adapun hal yang perlu
dilakukan dan diperhatikan untuk membuat media presentasi dengan Power Point yang
efektif, sebagai berikut:
1)

Persiapan
 Tentukan topik materi yang akan dipresentasikan
 Persempit topik materi menjadi beberapa pemikiran utama. buatlah kerangka
utama materi yang akan dipresentasikan.
 Buat story board agar lebih tersusun.

2)

Tahapan dan Tips Singkat Bekerja dengan Power Point
 Bukalah program Power Point di komputer anda
 Mulailah dengan New file
 Pilih silde design yang diinginkan

 Membuat background tertentu untuk membuat slide agar menarik.
 Inputlah judul utama materi presentasi yang akan disampaikan pada slide pertama.
 Inputlah sub judul materi di slide kedua (bila dipandang perlu cantumkan kembali
judul utamanya

 Selanjutnya, inputlah point-point pokok materi setiap sub secara berurut pada
slide-slide berikutnya.
 Membuat atau memanfaatkan gambar sederhana dengan menggunakan fasilitas
shapes dan clip art yang telah tersedia pada menu insert.
 Melalui menu insert, anda dapat pula mengimput berbagai macam ilustrasi (chart,
picture, sound, movie). Untuk dapat mengimput picture, sound, movie anda harus
lebih dahulu menyiapkan file-nya di dalam komputer yang anda gunakan.
 Tampilan Template / background hendaknya sederhana, kontras dengan objek
(teks, gambar, dll), dan konsisten.
 Jenis huruf (font) yang digunakan hendaknya tidak berkaki (san serif) seperti
Arial, Tahoma, Cilibri, dan semacamnya. Hindari menggunakan huruf berkaki
(serif) seperti Times New Roman, Century, Courier, atau jenis huruf rumit seperti
Forte, Algerian, Freestyle Script, dan semacamnya . Jenis huruf hendaknya
konsisten.
 Hindari menggunakan huruf terlalu kecil. Besar huruf yang disarankan minimal 18

pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28 pt untuk sub judul, 22 pt sub sub judul, dst).
 Bila menggunakan Bullet hendaknya tidak lebih dari 6 buah dalam satu slide.
 Warna yang digunakan hendaknya serasi dengan tetap memperhatikan asas
kontras.

Berikan

penonjolan

warna

pada

bagian

yang

dipentingkan.

Hindarimenggunakan lebih dari tiga macam warna.
 Gunakan Visualisai (gambar, animasi, audio, grafik, video, dll) untuk
memperjelaskan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
 Hindari menggunakan lebih dari 25 kata dalam satu slide.
 Buatlah power point dengan menggunakan pop up agar lebih menarik.
3)

Teknik Presentasi
 Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu, misalnya dengan
guyonan yang relevan, atau ambil perhatian mereka dengan bahasa tubuh atau
peristiwa yang dramatik.
 Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam memberikan presentasi.
 Lakukan kontak mata dengan pendengar.
 Presentasikan topik kamu dengan menggunakan suara yang ramah/akrab, tapi beri
variasi sebagai penekanan pada beberapa kata.

 Gunakan kata/kalimat transisi yang memberitahukan pendengar bahwa kamu akan
menuju ke pemikiran yang lain.
 Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan mereka.
 Ambil

kesimpulan

sesuai

dengan

pemikiran/argumentasi

yang

sudah

dipresentasikan.
 Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan pada: isi presentasi (ideide berhubungan yang mungkin belum disentuh)
2.Desain tampilan pengembangan media pembelajaran berbasis Berbasis Power Point
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi berbagai kriteria. Beberapa kriteria
diantaranya adalah menarik dan benar-benar mampu membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaranya.
Dalam media pembelajaran berbasis multimedia, visualisasi pesan, informasi, atau
konsep yang ingin disampaikan kepada siswa merupakan bagian yang sangat penting.
Penataan elemen-elamen visual harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti,
terang/dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga mampu menyampaikan pesan
yang diinginkan oleh penggunanya. Dalam proses penataan ini harus diperhatikan prinsipprinsip desain tertentu, antara lain :
a. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan mengacu pada banyaknya elemen yang terkadung dalam
suatu visual. Elemen yang lebih sedikit memudahkan bisa menagkap dan memahami pesan
yang disajikan secara visual. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi
ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami. Demikian pula
banyaknya taks untuk menyertai bahan visual harus di batasi (misalnya antar 15 sampai 20
kata).
b. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elamen visual
yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling
terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan bentuk yang
utuh, menyatu yang dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
c. Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang
ingin disjikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsure yang akan menjadi pusat

perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna atau
ruang penekanan dapat diberikan kepada unsure terpenting.
d. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang
memberikan persepsi keseimbangn menskipun tidak seluruhnya sumetris.
Unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan menurut Miarso antara
lain :
1. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian.
Oleh karna itu, pemilihan bentuk sebagai unsure visual dalam penyajian pesan, informasi atau
isi pelajaran perlu diperhatikan.
2. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsure-unsur sehingga dapat menuntun
perhatian sisiwa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
3. Warna
Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan dan penekanan, atau untuk
membangun keterpaduan. Disamping itu, warna dapat mempertinggi tingkat realistic (nyata)
obyek atau situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan dan
menciptakan respon emotional tertentu. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan
ketika menggunakan warna yaitu :
a. Banyaknya warna yang dipergunakan untuk penyajian visual maksimum 5 corak
b. Warna yang terang dan kuat digunakan untuk menarik perhatian.
c. Warna-warna panas seperti merah, oranye dan kuning digunakan untuk mengenali
aksi, seperti kebutuhan untuk memberikan respon.
d. Warma kalem (cool colors) seperti hijau, biru, dam violet digunakan untuk
menunjukkan keadaan tetap (status quo) atau latar belakang informasi.
e. Perubahan warna (sebagaimana penambahan intesitas warna) digunakan untuk
menunjukkan perubahan progresif dalm nnilai atau tahapan-tahapan sekuen.
Tabel di bawah ini memparkan tentang pilihan warna kombinasi yang baik dan yang
buruk untuk visual dalam kaitanya dengan latar belakang.

Tabel 1
Pilihan warna Kombinasi
Best Color
Lines, texs, design areas
1
Yellow, white black
2
Red, blue, black
3
Red, blue, red
4
Black, blue, red
5
White, yellow, chan
6
Blue, black, red
7
White, yellow
8
Blue, black, red
(sumber: Tommy Suprapto, 2004)
No

Background
Red
Orange
Yellow
Green
blue
Cyan
Black
White

Wort colour
Lines, texs, design areas
Magenta, cyan, blue, green
Yellow, white
White, chan
Cyan, magenta, yellow
green,black
Green, yellow, white
Blue, red, magenta
Yellow, cyan

Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon
pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah
dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa
pemrograman.
Presentasi

memiliki

beberapa

tujuan.

Tujuan

presentasi

akan

sangat

menentukan bagaimana kita akan melakukan dan mendesain presentasi. Tujuan presentasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menginformasikan: Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepadaorang
lain. Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secaradetail dan jelas
(clear) sehingga orang dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah presepsi
terhadap informasi yang diberikan tersebut.
2. Meyakinkan: Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusunsecara
logis sehingga menyakinkan orang atas suatu topik tertentu. Kondradiksidan
ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis akan mengurangikeyakinan
orang atas presentasi yang diberikan.
3. Menginspirasi: Presentasi yang berusaha untuk membangkitkan inspirasi orang.
4. Menghibur: Presentasi yang berusahan untuk memberi kesenangan pada orang
melalui informasi yang diberikan.
Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat digunakan dalam
proses belajar mengajar untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
3.Hal-hal yang perlu di optimalkan dalam pengembangan media Power Point
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan presentasi dengan
menggunakan Microsoft Power Point diantaranya:

a. Jangan terlalu banyak tulisan yang ditampilkan
b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c. Seimbangkan antara gambar dan animasi dengan bahan ajar yang ingin disampaikan.
d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
Dalam memanfaatkan Microsoft Power Point sebagai media belajar ada beberapa tips
singkat yang dapat menjadi acuan sehingga proses belajar menjadi lebih menarik dan
memberi kesan elegan dan professional bagi pendidik :
a. Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan slide
master, sehingga layout, font, bulleting, dan animasi pergantian slide menjadi
konsisten hingga akhir presentasi.
b. Batasi jumlah baris dalam setiap slide. Jumlah baris dalam slide yang terlalu banyak
menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu penuh, sehingga teks menjadi kecil-kecil.
Akibat yang lebih parah, siswa tidak akan dapat mencerna informasi dalam slide
tersebut. Sampaikan poin-poin pokok dalam setiap slide, kemudian gurulah yang harus
mengembangkan ketika melakukan presentasi.
c. Pergunakan warna teks dan latar belakang yang kontras sehingga dapat dibaca dengan
baik oleh siswa.
d. Hindari penggunaan animasi dan sound effect yang berlebihan. Animasi dengan
diiringi sound effect yang berlebihan justru menyebabkan siswa menjadi tidak dapat
berkonsentrasi dengan pelajaran, tapi justru menjadi lebih tertarik dan terpaku dengan
animasi yang dihadirkan atau sounds yang diperdengarkan.
e. Pertimbangkan untuk membuat tombol-tombol yang langsung menghantarkan pada
slide tertentu, sehingga bisa melompat maju ataupun mundur tanpa harus melewati
silde demi slide (manfaatkan hyperlink).
f. Satu gambar memberikan puluhan kali lipat informasi, oleh karena itu sedapat
mungkin disajikan secara grafis, misalnya tabel, skema, dll.
g. Jika terlalu sering teks saja yang ditampilkan, berikan gambar-gambar ilustrasi yang
sesuai untuk membumbui presentasi.
4.

Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Powerpoint
Microsoft Power point di dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa kelebihan

diantaranya :
1. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baikanimasi
teks maupun animasi gambar atau foto.

2. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentangbahan ajaryang
tersaji.
3. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
4. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yangsedangdisajikan.
5. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secaraberulang-ulang
6. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket/Flashdisk),
sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.
Di samping itu, Microsoft Power point memiliki beberapa Kekurangan diantaranya :
1. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
2. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka parapendidik
harusdirepotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PCtersebut.
3. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), makakemungkinan besar
siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitanmelihat sajian bahan ajar yang
ditayangkan di PC tersebut.
4. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untukmengoperasikan program ini,
agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.

B. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pendekatan sainifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang “ditemukan”.
2. Karakteristik Saintifik
1. Berpusat pada siswa.
2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip.

3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4. Mengembangkan karakter siswa.
3. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
4. Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:


untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.



untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.



terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan.



diperolehnya hasil belajar yang tinggi.



untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis
artikel ilmiah



Untuk mengembangkan karakter siswa.

5. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan Saintifik


pembelajaran berpusat pada siswa



pembelajaran membentuk students’ self concept



pembelajaran terhindar dari verbalisme



pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip



pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa



pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru



memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi



adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa
dalam struktur kognitifnya.


6. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Observin
g

(meng
amati)

Questioni
ng
(menanya
)

Associati
ng
(menalar
)

Experime
n-ting
(mencob
a)

Networki
ng
(membent
uk
Jejaring)

Secara Umum Langkah Pendekatan Saintifik


melakukan pengamatan atas suatu fenomenon



mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah berkaitan dengan fenomenon yang
diamati



menalar untuk mengajukan hipotesis



merancang percobaan untuk mengumpulkan data



mengumpulkan data dengan berbagai teknik



menganalisis data untuk pengujian hipotesis



menarik kesimpulan tentang kebenaran hipotesis



mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh



memvalidasi kesimpulan yang telah ditarik untuk menghindari terjadinya kesalahan
konsep.
Langkah Pendekatan Saintifik
(PERMENDIKBUD 81A)

Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Mengamati
Kegiatan belajar:
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Kompetensi yang dikembangkan:
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Menanya
Kegiatan belajar:
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Kompetensi yang dikembangkan:
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan Informasi

Kegiatan belajar


melakukan eksperimen



membaca sumber lain selain buku teks



mengamati objek/ kejadian/



aktivitas



wawancara dengan nara sumber

Kompetensi yang dikembangkan:
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasi/menalar
Kegiatan belajar:


mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.



Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan

Kompetensi yang dikembangkan:
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar:
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya
Kompetensi yang dikembangkan:
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu


kegiatan pendahuluan,



kegiatan inti,



kegiatan penutup.

Kegiatan Pendahuluan


Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang
efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.



Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada
bersemangat dan gembira (mengucapkan salam),



mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada
yang tidak hadir.

Kegiatan Inti


Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan
kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.



Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum
atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan
yang diberikan di muka.
Kegiatan Penutup



Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok.



Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh
siswa.



Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa. Validasi dapat dilakukan
dengan mengindentifikasi kebenaran konsep, hukum atau prinsip yang telah
dikonstruk oleh siswa.

7. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik
Kelebihan pendekatan saintifik yaitu :


Siswa harus aktif dan kreatif, tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum
terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar
tidak ketinggalan materi pembelajar.



Penilaian di dapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat
dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap
dan lain lain.
Kekurangan pendekatan saintifik yaitu :



Guru jarang menjelaskan. Guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum
terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar
matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membaca saja.

C. Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa
 Minat Belajar
Hamalik (2001) berpendapat bahwa minat (motivasi) adalah perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Tanpa adanya tujuan, orang tidak akan berminat (motivasi) untuk berbuat sesuatu.
Seorang siswa melakukan kegiatan belajar selalu mempunyai tujuan mengapa ia melakukan
kegiatan belajar tersebut.

Oleh karena itu, minat (motivasi) merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar.
Adanya minat (motivasi) diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap
kegiatan. Hamalik (2001) yang menyatakan bahwa belajar tanpa adanya minat (motivasi)
kiranya sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Hal ini juga didukung oleh
pendapat Dalyono (1997) yang menyatakan bahwa kuat lemahnya minat (motivasi) seseorang
turut mempengaruhi keberhasilan.
Oleh karena itu dalam kegiatan belajar, minat (motivasi) dalam belajar perlu
diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa
depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita senantiasa
memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan
akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak
tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tandatanda minat belajar. Menurut M. Alisuf Sabri (1995) minat belajar adalah kecenderungan
untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat belajar ini
erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat belajar itu terjadi
karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat belajar kepada sesuatu berarti ia
sikapnya senang kepada sesuatu.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat belajar akan
timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan untuk merasa tertarik
pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat
aktif didalamnya. Perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek yang
menarik.
1. Unsur-Unsur Minat Belajar
a.

Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan

berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi Suryabrata (1989)
perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang
dilakukan. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya
pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk

menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang
diajarkannya.
b.

Perasaan
Perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya

berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak
dalam berbagai taraf (Suryabrata, 1989).
Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap
semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui
perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian
yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya
negatif maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang
diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat
dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat
dalam belajar.
c.

Motif
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk
melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 1986). Seseorang
melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai
dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi
psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi
untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
2.

Fungsi Minat dalam Belajar
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan

seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah
putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia
akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi
minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut.

a.

Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada
olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak
yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa
mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang
hujan.
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh
guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan
jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka
dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena
minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil
sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud
maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan
dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi
yang akan dibawa sampai mati (Abdul Wahid).
Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan dalam
melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan
mencegah gangguan perhatian dari luar (The Liang Gie, 2004). Oleh karena itu minat
mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik
minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga
menambah kegiatan belajar.
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai
kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan
tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya
menerima pelajaran. mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun
karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam
belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong
ia untuk terus belajar.
3.Aspek-aspek Minat Belajar

Minat belajar yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan
melalui proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian . penilaian
tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat belajar seseorang.
Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar itulah yang
kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan
seseorang terhadap objek yang dihadapinya. Hurlock (1990) mengatakan .minat belajar
merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar. Lebih jauh ia mengemukakan bahwa
minat belajar memiliki dua aspek yaitu:
a. Aspek Kognitif. Aspek ini didasarkan pada konsep yang dikembangkan seseorang
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat belajar. Konsep yang membangun
aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.
b. Aspek Afektif. Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan
dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat
belajar. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam meminatkan tindakan
seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat belajar terhadap mata pelajaran yang dimiliki
seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan
penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses
penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat belajar adalah positif maka akan
menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat belajar.
4.Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang
dapat memberikan petunjuk/keterangan (Depdikbud, 1991: 329). Kaitannya dengan minat
belajar siswa maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk
ke arah minat belajar. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar belajar yang
tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah.
 Perasaan Senang, Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran Sains misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan
dengan Sains. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang
tersebut.

 Perhatian dalam Belajar, Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat
belajar. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,
pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu.
Seseorang yang memiliki minat belajar pada objek tertentu maka dengan sendirinya
dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat
belajar terhadap pelajaran matematika, maka ia berusaha untuk memperhatikan
penjelasan dari gurunya.
 Pemahaman Konsep Matemaika Siswa
Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran,
karena dengan memahami konsep siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam setiap
materi pelajaran. Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep.
Menurut Sardiman (2010), pemahaman (Understanding) dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran. Pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang
merefleksikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten
dalam berbagai ilmu pengetahuan, sedangkan suatu konsep menurut Oemar Hamalik (2008)
adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Jadi pemahaman
konsep adalah menguasai sesuatu dengan pikiran yang mengandung kelas atau kategori
stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.
Pemahaman konsep merupakan dasar utama dalam pembelajaran matematika. Herman
(2005) menyatakan bahwa belajar matematika itu memerlukan pemahaman terhadap konsepkonsep, konsep-konsep ini akan melahirkan teorema atau rumus. Agar konsep-konsep dan
teorema teorema dapat diaplikasikan ke situasi yang lain, perlu adanya keterampilan
menggunakan konsep-konsep dan teorema-teorema tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran
matematika harus ditekankan ke arah pemahaman konsep.
Suatu konsep yang dikuasai siswa semakin baik apabila disertai dengan
pengaplikasian. Effandi (2007) menyatakan tahap pemahaman suatu konsep matematika yang
abstrak akan dapat ditingkatkan dengan mewujudkan konsep tersebut dalam amalan
pengajaran.

Siswa

dikatakan

telah

memahami

konsep

apabila

ia

telah

mampu

mengabstraksikan sifat yang sama, yang merupakan ciri khas dari konsep yang dipelajari, dan
telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep tersebut.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa kemampuan pemahaman konsep
matematika menginginkan siswa mampu memanfaatkan atau mengaplikasikan apa yang telah
dipahaminya ke dalam kegiatan belajar. Jika siswa telah memiliki pemahaman yang baik,

maka siswa tersebut siap memberi jawaban yang pasti atas pernyataan-pernyataan atau
masalah-masalah dalam belajar.
1. Indikator Pemahaman Konsep
Indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman konsep menurut BNSP antara lain:
1. Menyatakan ulang setiap konsep.
2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).
3. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep
Keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Ngalim Purwanto (2007) mengungkapkan bahwa berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung
pada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang
termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan
latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor
sosial ini antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
alat-alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia
serta motivasi sosial. Selain faktor tersebut, pemahaman konsep dipengaruhi oleh
psikologis siswa. Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi matematika yang
dipelajari karena tidak adanya usaha yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan guru. Siswa lebih mengharapkan kepada penyelesaian dari
guru, hal ini memperlihatkan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah.
3. Tingkat Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibanding tipe belajar
pengetahuan. Nana Sudjana (2009) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam
tiga kategori, yaitu: Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip.
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian dengan

yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok. Tingkat ketiga merupakan tingkat
pemahaman ekstrapolasi.
Menurut W. Gulo (2008) kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam pemahaman
suatu konsep mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut:
1. Translasi, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain
tanpa perubahan makna. Simbol berupa kata-kata (verbal) diubah menjadi gambar
atau bagan atau grafik.
2. Interpretasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam
simbol, baik simbol verbal maupun yang nonverbal. Dalam kemampuan ini, seseorang
dapat menginterpretasikan sesuatu konsep atau prinsip jika ia dapat menjelaskan
secara rinci makna atau konsep atau prinsip, atau dapat membandingkan,
membedakan, atau mempertentangkan dengan sesuatu yang lain.
3. Ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau
kelanjutan dari suatu temuan. Kalau kepada siswa misalnya dihadapi rangkaian
bilangan 2, 3, 5, 7, 11, maka dengan kemampuan ekstrapolasi mampu menyatakan
bilangan pada urutan ke-6, ke-7 dan seterusnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka tingkatan pemahaman konsep mulai dari yang
terendah sampai yang tertinggi dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: Tingkat
pertama adalah mengartikan sebuah konsep kedalam bentuk simbol. Tingkat kedua adalah
menjelaskan makna atau konsep yang terdapat dalam simbol dan menghubungkannya dengan
kejadian berikutnya. Tingkat ketiga adalah kemampuan melihat arah atau kelanjutan dari
suatu kejadian tersebut.